• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES. Yeremia Tamara Lailatul Amanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES. Yeremia Tamara Lailatul Amanah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

Yeremia Tamara [email protected]

Lailatul Amanah

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

ABSTRACT

This research is carried out to test the influence of assets structure, growth, and profitability to the capital structure of food and beverages companies in Indonesia Stock Exchange from 2010 to 2012. The research samples are 14 food and beverages companies which have been selected by using purposive sampling. The result of the research shows that overall this research regression model has fulfilled classic assumption test which means that this regression model is free from the existence of heteroscedasticity, multicollinearity, and autocorrelation symptoms and the generated data has been normally distributed. The multiple regression analysis shows that assets structure variable has no significant structure to the capital structure, growth variable has significant influence to the capital structure, and profitability has no significant structure to the capital structure.

Keywords: Assets Structure, Growth, Profitability, and Capital Structure. ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh struktur aset, growth, dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010 sampai dengan 2012.Sampel penelitian terdiri dari 14 perusahaan yang dipilih secara purposive sampling dari perusahaanFood and Beverages.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model regresi penelitian ini telah memenuhi uji asumsi klasik secara keseluruhan, yang berarti bahwa model regresi ini bebas dari adanya gejala heteroskedatisitas, multikolinearitas, dan autokorelasi, serta data yang dihasilkan terdistribusikan dengan normal. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, growth berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Kata kunci: Struktur Aset, Growth, Profitabilitas, dan Struktur Modal.

PENDAHULUAN

Sebuah perusahaan selalu membutuhkan modal baik pembukaan bisnis maupun dalam pengembangan bisnisnya. Masalah pendanaan tidak akan lepas dari sebuah perusahaan yang meliputi seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Pemenuhan modal usaha dapat dilakukan dengan pendanaan internal maupun eksternal.Brigham dan Houston (2006:153) menyatakan bahwa perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan modal yang dapat berasal dari utang maupun ekuitas.

Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana mengutamakan sumber dari dalam perusahaan, maka akan mengurangi ketergantungan kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah sedemikian meningkat karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada pilihan lain selain

(2)

menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan baik dari liabilitas maupun dengan mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhan dana.

Brigham dan Houston (2006:5) menyatakan bahwa liabilitas memiliki dua keunggulan penting. Pertama, bunga yang dibayar dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan menurunkan biaya efektif liabilitas tersebut. Kedua, kreditor akan mendapat pengembaliaan dalam jumlah tetap, sehingga pemegang saham tidak harus membagi keuntungan jika bisnis berjalan dengan baik, Namun liabilitas juga memiliki kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio liabilitas, maka perusahaan tersebut akan berisiko, sehingga semakin tinggi pula biaya liabilitas maupun ekuitas. Kedua, jika sebuah perusahaan mengalami masa-masa sulit dan laba operasi tidak cukup untuk menutupi kekurangan tersebut, maka akan terjadi kebangkrutan.

Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer (keuangan) dalam kaitan dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur modal, yaitu suatu keputusan keuangan yang berkaitan dengan komposisi, saham preferen, dan saham biasa yang harus digunakan oleh perusahaan. Tujuan keputusan pendanaan adalah untuk menentukan tingkat struktur modal yang optimal, yaitu tingkat bauran liabilitas dan ekuitas yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan.

Struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial perusahaan. Suatu perusahaan yang mempunyai struktur modal yang tidak baik, dimana mempunyai utang yang sangat besar akan memberikan beban yang berat pada perusahaan yang bersangkutan (Riyanto, 2008:296).

Dalam mengambil kebijakan struktur modal, sebuah perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor agar diperoleh sebuah tingkat struktur modal yang dapat memaksimumnkan nilai perusahaan (Horne dan Wachowicz, 2007:232).Berdasarkan hasil penelitian para ahli terdapat banyak faktor yang mempengaruhi sturktur modal di atas, penulis membatasi penelitian dengan mengambil tiga faktor yaitu struktur aset, growth, dan profitabilitas.

Perusahaan dengan sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aset tetap, akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri sedang liabilitas bersifat sebagai pelengkap. Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang meyatakan bahwa perusahaan menyukai pendanaan internal daripada pendanaan eksternal. Yang berarti bahwa semakin tinggi struktur aset perusahaan maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi, begitu juga sebaliknya.

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan cenderung menjaga dan mempertahankan rasio liabilitas pada level tertentu atau perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa liabilitas. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan manajer dalam menentukan struktur modal perusahaan (Brigham dan Houston, 2006:6).

Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.Salah satu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalan laba operasi atau laba sebelum bunga dan pajak.Profitabilitas juga merupakan masalah yang sangat penting, sebab merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah dapat bekerja secara efisien.Efisiensi baru dapat diketahui dengan membandingkan laba (profitabilitas) yang diperoleh dengan modal yang digunakan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji seberapa besar pengaruh struktur aset, growth, dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan Food and Beverages di Bursa Efek Indonesia. Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi struktur

(3)

modal, dapat membantu perusahaan Food and Beverages di dalam menentukan pemenuhan dana yang seharusnya dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Struktur Modal

Struktur modal menurut Riyanto (2008:22) adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan perimbangan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Struktur modal menjadi masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan.

Struktur modal merupakan bidang keputusan keuangan yang kompleks.Untuk mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan kekayaan pemilik, manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal perusahaan dan memahami hubungannya dengan risiko, pengembalian dan nilai.Keputusan keuangan yang efektif dapat merendahkan biaya modal dengan menghasilkan pengembalian yang lebih tinggi dan meningkatkan nilai perusahaan.

Komponen Struktur Modal

Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen (Sundjaja dan Barlian, 2002:240), yaitu:

a. Modal Pinjaman

Modal pinjaman adalah semua pinjaman jangka panjang yang diperoleh perusahaan. Pemberi dana umumnya meminta pengembalian yang relatif lebih rendah, karena mereka memperoleh risiko yang paling kecil atas segala jenis modal jangka panjang, sebab:

1) Modal pinjaman mempunyai prioritas lebih dahulu bila terjadi tuntutan atas pendapatan/aset yang tersedia untuk pembayaran.

2) Modal pinjaman mempunyai kekuatan hukum atas pembayaran dibanding dengan pemegang saham preferen atau saham biasa.

3) Bunga pinjaman merupakan biaya yang dapat mengurangi pajak, maka biaya modal pinjaman yang sebenarnya secara substansial menjadi lebih rendah.

b. Modal sendiri

Modal sendiri adalah dana jangka panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan (pemegang saham). Tidak seperti modal pinjaman yang harus dibayar pada tanggal tertentu di masa yang akan datang, modal sendiri diharap tetap dalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak terbatas. Ada 2 sumber dasar dari modal sendiri, yaitu: 1) Modal Saham

a) Saham Preferen (preferred stock)

Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang mempunyai keistimewaan tertentu dibanding saham biasa.

b) Saham Biasa

Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang diinvestasi oleh para investor, yang pemegangnya memiliki klaim residual atas laba dan kekayaan perusahaan.

(4)

2) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah bagian dari laba yang tidak dibagikan sebagai dividen. Adanya keuntungan akan memperbesar pos laba ditahan yang artinya meningkatkan jumlah ekuitas.

Tujuan Manajemen Struktur Modal

Warsono (2003:238) menyatakan bahwa perusahaan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan.Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen, sehingga mampu memaksimumkan harga saham perusahaan.

Suatu perusahaan untuk mewujudkan pendanaan yang efisien dalam memenuhi kebutuhan dananya bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang meminimal biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan.

Dengan menggunakan prinsip keamanan, Riyanto (2008:293) menyatakan bahwa dalam mencari struktur modal yang optimal, berdasar pada aturan struktur finansiil konservatif.Dalam aturan struktur finansiil konservatif vertikal, menghendaki agar perusahaan dalam keadaan bagaimanapun jangan mempunyai jumlah liabilitas yang lebih besar daripada jumlah modal sendiri, atau dengan kata lain tingkat liabilitas jangan lebih besar dari 50%, sehingga modal yang dijamin (liabilitas) tidak lebih besar dari modal yang menjadi jaminan (modal sendiri).

Berdasarkan konsep cost of capital maka akan terbentuk struktur modal yang optimal dalam artian struktur modal yang dapat meminimumkan biaya penggunaan modal rata-rata (average cost of capital). Besar kecilnya average cost of capital adalah tergantung pada proporsi masing-masing sumber dana beserta biaya dari masing-masing komponen sumber dana.

Dalam rangka mencapai tujuan manajemen struktur modal tersebut, mekanisme yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan bauran pembelanjaan sehingga dapat meminimumkan biaya modal dan memaksimumkan nilai perusahaan.Oleh karena itu, perlu diusahakan adanya keseimbangan yang optimal antara liabilitas dan modal sendiri. Indikator Struktur Modal

Struktur modal dapat dinyatakan dalam dua indikator (Warsono, 2003:239): a. Rasio Liabilitas.

Rasio liabilitas merupakan perbandingan antara total liabilitas dengan total aset. Secara matematis dapat diformulakan sebagai berikut:

Rasio Liabilitas = Total Liabilitas Total Aset

Semakin tinggi rasio liabilitas suatu perusahaan yang mengindikasi bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung para pemegang saham semakin tinggi.

b. Rasio Liabilitas-Ekuitas

Rasio liabilitas-ekuitas merupakan perbandingan anatara liabilitas jangka panjang dengan ekuitas. Secara matematis, rasio liabilitas-ekuitas dapat diformulakan sebagai berikut:

(5)

Rasio Liabilitas – Ekuitas = Liabilitas Jangka Panjang Ekuitas

Semakin tinggi rasio liabilitas-ekuitas suatu perusahaan yang mengindikasi bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung para pemegang saham semakin tinggi.

Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976, Horne dan Wachowicz (2007:482) menyatakan bahwa manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen.

Untuk dapat melakukan fungsi dengan baik, manajemen harus diberi insentif dan pengawasan yang memadai.Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen.Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi.

Menurut Horne dan Wachowicz (2007:482), biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham.

Salah satu pendapat dalam teori agensi, siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan pasti merupakan tanggungan pemegang saham.Sebagai misal, pemegang obligasi, mengantisipasi biaya pengawasan, membebankan bunga yang lebih tinggi.Semakin besar peluang timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham.

Hanafi (2008:316) menyatakan bahwa dalam pendekatan ini, struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kepentingan. Sebagai contoh, pemegang saham dengan pemegang liabilitas akan mempunyai konflik kepentingan. Jika liabilitas meningkat, konflik antar keduanya akan semakin meningkat, karena potensi kerugian yang dialami oleh pemegang liabilitas akan semakin meningkat. Dalam situasi tersebut, pemegang liabilitas akan semakin meningkatkan pengawasan (monitoring) terhadap perusahaan. Pengawasan dapat dilakukan dalam bentuk kenaikan tingkat bunga.Struktur modal dengan demikian merupakan kompromi antara kepentingan pemegang saham dengan pemegang liabilitas.

Pemegang saham dengan manajer juga mengalami konflik kepentingan, Jensen (dalam Hanafi, 2008:317) menyatakan bahwa konflik antara pemegang saham dengan manajer erat kaitannya dengan konsep free cash flow.Dalam konteks ini, free cash flow didefinisikan sebagai aliran kas yang tersisa sesudah semua usulan investasi dengan Net Present Value (NPV) positif didanai. Perusahaan tidak mempunyai lagi kesempatan investasi yang menarik, free cash flow sebaiknya dibagi ke pemegang saham dan pemegang saham sendiri dibiarkan untuk menginvestasi kelebihan kas tersebut. Tetapi ada kecenderungan manajer ingin menahan sumber daya (termasuk free cash flow) sehingga mempunyai control atas sumber daya tersebut.

Liabilitas dianggap sebagai cara untuk mengurangi konflik keagenan free cash flow tersebut. Jika perusahaan menggunakan liabilitas, maka manajer akan dipaksa untuk mengeluarkan kas dari perusahaan (untuk membayar bunga). Jika manjer tidak membayar bunga tersebut, manajer dapat mengalami kebangkrutan. Dengan demikian penggunaan liabilitas dapat digunakan sebagai upaya untuk mengatasi konflik keagenan atas free cash flow.

(6)

Trade Off Theory

Pendekatan umum untuk memahami atau menjelaskan pengambilan keputusan terkait dengan struktur modal dikenal sebagai static trade-off theory.Sebutan sesuai dengan esensi dimana nilai sekarang (present value) dari manfaat penghematan pajak (tax shield) yang timbul dari peningkatan penggunaan financial leverage mengalami dilemma trade-off (Scott, 2005:225).

Biaya bunga dapat mengurangi pajak dalam menghitung pajak yang harus dibayar perusahaan. Dalam hal ini, penggunaan liabilitas akan menghasilkan harga pasar total yang lebih tinggi bagi sekuritas perusahaan yang beredar. Ketika laba perusahaan di kenai pajak oleh pemerintah, maka jumlah pembayaran kas kepada kontributor modal akan dipengaruhi oleh bauran pendanaan perusahaan.

Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin tinggi liabilitas, akan semakin tinggi kemungkinan kebangkrutan. Sebagai contoh, semakin tinggi liabilitas, semakin besar bunga yang harus dibayar. Kemungkinan tidak membayar bunga yang tinggi akan semakin besar. Pemberi pinjaman dapat membuat perusahaan menjadi bangkrut jika perusahaan tidak dapat membayar liabilitas.

Gabungan antara biaya kebangkrutan dan biaya keagenan mengindikasi adanya trade off antara penghematan pajak dan liabilitas dengan biaya kebangkrutan. Struktur modal yang optimal akan dapat ditemukan dengan menyeimbangkan antara keuntungan dari penggunaan liabilitas, biaya kebangkrutan, dan biaya keagenan.

Asymmetric Information Theory

Myers dan Majluf (dalam Hanafi, 2008:315) menyatakan bahwa ada asimetri informasi antara manajer dengan pihak luar.Manajer mempunyai informasi yang lebih lengkap mengenai kondisi perusahaan dibanding dengan pihak luar. Pada saat harga saham menunjukkan nilai yang terlalu tinggi (overvalued), manajer akan cenderung mengeluarkan saham. Tentu pihak luar (pasar) tidak ingin ditipu. Karena itu pada saat penerbitan saham baru diumumkan, harga akan jatuh karena pasar menginterpretasi bahwa harga saham sudah overvalued.

Dibanding dengan saham, pengumuman penerbitan liabilitas menurut pengamatan, disertai dengan penurunan harga saham yang relatif lebih kecil.Dilihat dari rerangka asimetri informasi, sekuritas liabilitas mempunyai asimetri informasi yang lebih kecil dibanding dengan saham.Liabilitas mempunyai pendapatan yang bersifat tetap (bunga liabilitas), karena itu ketidakpastian pendapatan liabilitas lebih kecil dibanding ketidakpastian saham.Asimetri informasi dari liabilitas tidak sebesar asimetri untuk saham. Dengan kata lain, biaya asimetri liabilitas lebih kecil dibanding dengan biaya asimetri saham. Dengan demikian model asimetri informasi dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku struktur modal.

Signaling Theory

Menurut Brigham dan Houston (2006:39), isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang proyek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham, termasuk penggunaan liabilitas yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan yang kurang menguntungkan akan cenderung menjual saham.

Ross (dalam Hanafi, 2008:316) menyatakan bahwa struktur modal merupakan signal yang disampaikan manajer ke pasar. Jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan ingin harga saham meningkat, manajer mengkomunikasikan hal

(7)

tersebut kepada investor. Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengatakan secara langsung perusahaan mempunyai prospek yang baik. Tentu saja investor tidak akan percaya begitu saja. Dengan demikian, manajer ingin memberi signal yang lebih dipercaya (credible). Manajer dapat menggunakan liabilitas lebih banyak sebagai signal yang lebih credible.

Jika liabilitas meningkat, maka perusahaan kemungkinan akan bangkrut semakin meningkat. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka manajer akan kehilangan kepercayaan, misal reputasi akan hancur dan tidak bisa dipercaya menjadi manajer lagi. Karena itu perusahaan yang meningkatkan liabilitas dapat dipandang sebagai perusahaan yang yakin dengan prospek perusahaan dimasa mendatang.Karena cukup yakin, manajer perusahaan tersebut berani menggunakan liabilitas yang lebih besar. Investor diharap menangkap signal tersebut, signal bahwa perusahaan mempunyai prospek yang baik. Dengan demikian merupakan tanda atau signal positif.

Pecking Order Theory

Menurut (Brealey et al 2007:32) teori ini berdasarkan asumsi asimetri, manajer tau lebih banyak daripada investor tentang profitabilitas dan prospek perusahaan.Maka investor mungkin tidak dapat menilai sebenarnya dari penerbitan sekuritas baru oleh perusahaan.Mereka terutama enggan membeli saham biasa yang baru diterbitkan, karena mereka khawatir bahwa saham baru itu ternyata dihargai terlalu tinggi.

Kekhawatiran semacam itu dapat menjelaskan mengapa pengumuman penerbitan saham dapat menurunkan harga saham. Jika manjer tau lebih banyak daripada investor luar, mereka akan tergoda mengatur waktu penerbitan saham ketika saham perusahaan mereka dihargai terlalu tinggi.

Masalah ini terhindar jika perusahaan dapat mendanai dengan dana internal, yaitu dengan laba yang ditahan dan di investasikan kembali. Tetapi jika diperlukan pendanaan eksternal, jalur resistensi terendah adalah utang bukan ekuitas.Penerbitan utang tampaknya memiliki dampak kecil pada harga saham.Ruang lingkup kesalahan penilaian utang lebih kecil dan karena itu penerbitan utang merupakan tanda yang tidak terlalu mengkhawatirkan investor.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Faktor-faktor yang mempunyai pengaruh terhadap strukur modal perusahaan yaitu (Brigham dan Houston, 2006:42): (1)

Stabilitas penjualan

, (2)

Struktur Aset

, (3) Leverage

Operasi

, (4)

Tingkat Pertumbuhan, (5)Profitabilitas, (6) Pajak, (7) Sikap Manajemen

, (8)

Pengendalian

, (9) Kondisi Pasar, (10)

Sikap pemberi pinjaman dan agen pemberi

peringkat, (11) Kondisi internal perusahaan, (12) Fleksibilitas keuangan.

Struktur

Aset

Menurut Riyanto (2008:298) kebanyakan perusahaan industri sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aset tetap, akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen, yaitu modal sendiri sedang liabilitas bersifat sebagai pelengkap, hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutupi jumlah aset tetap dan aset lain yang bersifat permanen.

Teori pecking order (Brealey et al 2007:32) meyatakan bahwa perusahaan menyukai pendanaan internal (yaitu laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali) daripada pendanaan eksternal. Jika diperlukan pendanaan eksternal, mereka lebih suka menerbitkan utang daripada menerbitkan saham baru.Teori pecking order dimulai dengan

(8)

pengamatan bahwa manajer tahu lebih banyak daripada investor luar tentang nilai dan prospek perusahaan.Maka investor mungkin tidak dapat menilai nilai sebenarnya dari penerbitan saham baru oleh perusahaan.Mereka terutama enggan membeli saham biasa yang baru diterbitkan, karena mereka khawatir bahwa saham baru itu ternyata dihargai terlalu tinggi.

Jadi dapat dikatakan bahwa struktur modal aset mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Jika pengukuran struktur aset didasarkan pada rasio antara total aset tetap terhadap total aset, maka secara teoretis terdapat hubungan yang negatif antara struktur aset dengan struktur modal. Semakin tinggi struktur aset (yang berarti semakin besar jumlah aset tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (yang berarti penggunaan modal asing semakin sedikit) atau struktur modalnya semakin rendah.

Christanti (2006:12) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa perubahan struktur aset berpengaruh negatif terhadap perubahan struktur modal yang dilakukan oleh manajer.

Growth

Perusahaan yang tumbuh dengan cepat harus lebih banyak mengandalkan diri pada modal eksternal.Biaya emisi yang terkait dalam penjualan saham biasa melebihi biaya yang terjadi ketika menjual liabilitas, yang selanjutnya mendorong perusahaan yang tumbuh dengan pesat untuk lebih mengandalkan diri pada liabilitas. Ketika dibutuhkan dana eksternal untuk memenuhi biaya investasi maka menurut hipotesis pecking order theory, perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang terlebih dahulu dibanding menerbitkan sahan baru. Ini dikarenakan semakin tinggi peluang pertumbuhan akan menyebabkan semakin tinggi pula asimetri informasi yang terjadi. Sehingga menurut Myers dan Majluf, perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang untuk menekan asimetri informasi yang dapat terjadi.

Selain itu menurut signaling theory, perusahaan dapat mengkomunikasikan prospek pertumbuhan yang baik bagi perusahaan dimasa depan dengan menggunakan utang. Sebab utang dapat menjadi sinyal positif bagi investor luar, sehingga investor luar dapat yakin dan percaya bahwa prospek dimasa depan akan baik.

Penelitian yang dilakukan Prabansari dan Kusuma (2005:7) menunjukkan bahwa growth berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan.

Profitabilitas

Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

perusahaan.Rasio profitabilitas memperlihatkan pengaruh kombinasi likuiditas, aktivitas,

dan

leverage

operasi terhadap hasil operasi.Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Warsono, 2003:37).

Cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam dan tergantung

pada laba dan aset atau modal mana yang akan diperbandingkan antara satu dengan yang

lainnya. Apakah perbandingan itu antara laba yang berasal dari operasi atau usaha, laba neto

sesudah pajak dengan keseluruhan aset, atau perbandingan antara laba neto sesudah pajak

dengan jumlah modal sendiri.

Brigham dan Houston (2006:43) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan liabilitas yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan internal.

Sari (2013:8) dalam penelitiannya menunjukan bahwa profitabilitas perusahaan mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

(9)

Model Penelitian

Gambar 1 Metode Penelitian

Perumusan Hipotesis

H1:Struktur aset berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H2:Growth berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

H3:Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Struktur Aset

Growth

Profitabilitas

Pecking Order Theory

Signaling Theory

Brigham dan Houston (2006)

Struktur Modal

Semakin tinggi struktur aset

perusahaan maka

penggunaan modal sendiri

akan semakin tinggi, begitu

juga sebaliknya

Perusahaan dapat

mengkomunikasikan prospek

pertumbuhan yang baik bagi

perusahaan dimasa depan

dengan menggunakan liabilitas

Profitabilitas yang tinggi

cenderung tidak menggunakan

liabilitas untuk kebutuhan

dananya melainkan dari dana

internal perusahaan

Keputusan

Pendanaan

Faktor-faktor Yang Menetukan

Keputusan Pendanaan

(10)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah 14 perusahaan food and beverages yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Sampel yang dipilih adalah perusahaan Food and Beverages yang go public diBursa Efek Indonesia (BEI), (2) Sampel yang dipilih adalah perusahaan Food and Beverages dengan laporan keuangan yang disajikan dalam rupiah, (3) Perusahan Food and Beverages yang telah menerbitkan laporan keuangan yang lengkap selama periode penelitian, yaitu periode tahun 2010-2012.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Terikat (SM)

Dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah struktur modal. Struktur modal didefinisi sebagai rasio total liabilitas jangka panjang dengan total ekuitas. Rasio ini menunjukan hubungan antara jumlah liabilitas jangka panjang yang diberikan oleh para kreditur dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. Dalam hal ini, seberapa besar tingkat penggunaan liabilitas jangka panjang dibanding ekuitas dalam memenuhi kebutuhan dana.

Total Liabilitas jangka panjang Struktur Modal = ---

Total Ekuitas Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang diduga secara bebas berpengaruh terhadap variable terikat. Terdapat tiga (3) variabel bebas dalam penelitian ini, yaitu:

a. Struktur Aset (SA)

Struktur aset ini menggambarkan alokasi untuk masing-masing komponen aset, baik aset lancar maupun aset tetap.

Total Aset Tetap

Struktur Aset = --- Total Aset

b. Growth (G)

Pertumbuhan aset adalah potensi pertumbuhan yang di ukur dengan rasio selisih total aset pada tahun t, terhadap total aset t-1 semakin cepat pertumbuhan aset semakin besar kebutuhan dana dimasa akan datang. Semakin mungkin perusahaan menahan pendapatan, bukan membayarkannya sebagai deviden.Indikator untuk faktor ini adalah tingkat pertumbuhan campuran yang diatur tiap tahun dalam total aset.

TAt - TAt-1

G = --- Tat-1

(11)

c. Profitabilitas (P)

Profitabilitas didefinisi sebagai rasio Earning Before Interest and Tax (EBIT) dengan total aset. Rasio ini menunjukkan kemampuan seluruh modal yang ada, baik modal sendiri maupun modal asing untuk menghasilkan laba dengan keseluruhan modal yang digunakan untuk membeli aset.

EBIT

Profitabilitas = --- Total Aset

Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian akan diuji dengan persamaan regresi linear berganda, yaitu : SM = a + b1SA + b2G + b3P + ei Keterangan: SM : Struktur Modal a : Konstanta b1+b2+b3 : Koefisien Regresi SA : Struktur Aset G : Growth P : Profitabilitas

Bila peneliti bermaksud memprediksi bagaimana keadaan variabel dependen, jika dua atau lebih variabel independen sebagai prediksi naik atau turunnya variabel dependen. Jadi analisis berganda akan dilakukan bila variabel bebasnya minimal dua. Selanjutnya dilakukan pengujian hipotesis uji statistik dengan tingkat kepercayaan 0,05.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinearitas. Nilai tolerance semua variabel bebas lebih besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF semuanya kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengindikasikan adanya multikolinieritas.

b. Uji Autokorelasi.Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 1,417.Karena nilai D-W berada diantara -2 < D-W <+2, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut sudah bebas dari masalah autokorelasi.

c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot.Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas pada model regresi.

d. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa dari semua persamaan regresi bentuk ploting hampir, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis

Pengujian ini untuk menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model cocok sebagai penjelas variabel terikat atau dependen:

(12)

Tabel 1

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.186 3 .395 3.977 .015b

Residual 3.776 38 .099

Total 4.962 41

a. Dependent Variable: Struktur Modal

b. Predictors: (Constant), Profitabilitas,Struktur Aset,Growth

Berdasarkan tabel 1, diperoleh nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,015. Nilai probabilitas lebih kecil dari batas nilai signifikan (α = 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen yaitu struktur aset, growth, dan profitabilitas cocok sebagai penjelas variabel dependen yaitu struktur modal.

Koefisien Determinasi

Tabel 2

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .489a .239 .179 .31524

Berdasarkan tabel 2, diperoleh nilai adjusted R square sebesar 0,179. Hal ini mengindikasikan bahwa 17,9 % variabel struktur modal dipengaruhi oleh ketiga variabel bebas struktur aset, growth, dan profitabilitas. Sedangkan sisanya 82,1 % dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar model itu.

Uji t Tabel 3 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

T Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) .334 .143 2.334 .025

Struktur Aset -.383 .333 -.168 -1.150 .257 .938 1.066

Growth .669 .232 .466 2.886 .006 .769 1.300

Profitabilitas -.128 .316 -.063 -.404 .689 .810 1.234

a. Dependent Variable: Struktur Modal

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Struktur Aset, Growth b. Dependent Variable: Struktur Modal

(13)

Dari tabel 3, untuk variabel struktur aset diperoleh nilai t sebesar -1,150 dengan probabilitas signifikansi 0,257. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari batas nilai signifikansi (α= 0,05). Jadi, dapat disimpulkan struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Untuk variabel growth diperoleh nilai t sebesar 2,886 dengan probabilitas signifikansi 0,006. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih kecil dari batas nilai signifikansi (α= 0,05). Jadi, dapat disimpulkan growth berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Untuk variabel profitabilitas diperoleh nilai t sebesar -404 dengan probabilitas signifikansi 0,689. Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi lebih besar dari batas nilai signifikansi (α= 0,05). Jadi, dapat disimpulkan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

Pembahasan Struktur Aset

Hasil regresi menunjukkan struktur aset berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal perusahaan.Hasil ini sesuai dengan penelitian Christanti (2006:12) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa perubahan struktur aset berpengaruh negatif terhadap perubahan struktur modal yang dilakukan oleh manajer. Semakin tinggi struktur aset (yang berarti semakin besar jumlah aset tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (yang berarti penggunaan modal asing semakin sedikit) atau struktur modalnya semakin rendah.

Hasil ini mendukung teori pecking order yang meyatakan bahwa perusahaan menyukai pendanaan internal (yaitu laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali) daripada pendanaan eksternal. Yang berarti bahwa perusahaan Food and Beverages dalam keputusan pendanaannya lebih menggunakan dana yang bersumber dari internal perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi (manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan dibanding pihak luar).

Growth

Hasil regresi menunjukkan growth berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal perusahaan.Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Prabansari dan Kusuma (2005:7) menunjukkan bahwa growth berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan.

Perusahaan yang tumbuh tentu memerlukan investasi baru, baik investasi dalam bentuk aset tetap. Pemenuhan kebutuhan pembiayaan atau dana, biasanya menyangkut pemilihan sumber-sumber pembiayaan yang optimal. Menjalankan aktivitas dan membiayai operasi perusahaan sehari-hari, perusahaan selalu membutuhkan modal.

Modal merupakan investasi perusahaan dalam bentuk uang tunai, surat berharga, piutang, dan persediaan barang yang digunakan untuk menjalankan aktivitasnya perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Untuk mendapat modal tersebut, perusahaan mempunyai 2 alternatif sumber yaitu sumber internal dan sumber eksternal .sumber internal yaitu pemenuhan kebutuhan modal dari dalam perusahaan baik berupa tambahan modal dari pemilik perusahaan maupun dari laba yang dihasilkan oleh perusahaan, ataupun cadangan dana yang semuanya itu merupakan sumber-sumber dana yang terbatas jumlahnya. Sumber eksternal yaitu sumber modal yang berasal dari luar perusahaan atau pinjaman yang sifatnya sementara serta mempunyai beban tetap terhadap penggunaannya.

(14)

Pertumbuhan yang tinggi menuntut pembiayaan yang tinggi yang biasanya sebagian besar berasal dari liabilitas. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan Food and Beverages, semakin besar dana yang dibutuhkan untuk membiayai investasi serta pembiayaan untuk melakukan ekspansi, sehingga selain menggunakan dana internal, perusahaan membutuhkan dana tambahan yang bersumber dari dana eksternal perusahaan. Profitabilitas

Hasil regresi menunjukkan profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sari (2013:8) bahwa profitabilitas berpengaruh negatif hanya saja penelitian sari signifikan sedangkan penelitian yang sekarang tidak signifikan terhadap struktur modal.

Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung tidak menggunakan liabilitas untuk kebutuhan dananya melainkan dari dana internal perusahaan. Brigham dan Houston (2006:43) menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan liabilitas yang relatif kecil. Jadi jika profit yang dihasilkan perusahaan Food and Beverages banyak, maka akan sedikit liabilitas yang dimiliki perusahaan tersebut. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

Pada umumnya profitabilitas merupakan pengukuran dari keseluruhan efektifitas dan kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan menunjukkan efisiensi dan produktivitas perusahaan. Produktivitas mempunyai arti penting dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang dan juga menunjukkan apakah perusahaan mempunyai prospek yang baik dimasa akan datang, semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin.

SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan

Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) variabel struktur aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan struktur aset yang tinggi (yang berarti semakin besar jumlah aset tetap) maka penggunaan modal sendiri akan semakin tinggi (yang berarti penggunaan modal asing semakin sedikit) atau struktur modalnya semakin rendah; (2) variabel growth berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Growth berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan karena terkait dengan proses pembiayaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, akan membutuhkan dana yang semakin besar untuk ekspansi, sehingga perusahaan membutuhkan dana tambahan yang bersumber dari dana eksternal perusahaan; (3) variabel profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan internal perusahaan.

Saran

1. Disarankan untuk penelitian selanjutnya mempertimbangkan variabel- variabel lain selain variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang memungkinkan berpengaruh terhadap struktur modal, karena koefisien determinasi yang dihasilkan hanya 17,9% sedangkan sisanya lebih besar yaitu 82,1%.

(15)

2. Dalam penelitian selanjutnya, diharapkan memperpanjang waktu pengamatan untuk mengetahui konsistensi dari pengaruh variabel-variabel independen tersebut terhadap struktur modal.

3. Dalam penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah jumlah sample agar mendapat hasil yang lebih digeneralisir.

4. Bagi para investor, hendaknya dalam melakukan investasi memperhatikan struktur modal perusahaan, hal ini perlu dipertimbangkan agar investor dalam melakukan investasi dapat menerima return yang diharap.

Keterbatasan

Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah peneliti hanya menggunakan tiga periode tahun pengamatan dan hanya menggunakan tiga variabel independen sehingga tidak diperoleh pengaruh yang kuat dari kedua variabel tersebut terhadap variabel dependennya.

DAFTAR PUSTAKA

Brealey, R. A. et al. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Penerbit Erlangga.

Brigham, E. F and J. F. Houston, 2006. Manajemen Keuangan. Edisi Delapan. Erlangga. Jakarta. Christianti, A. 2006. Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta : Hipotesis Static Trade Off Atau Pecking Order Theory.Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang.

Hanafi, M. 2008. Manajemen Keuangan. BPEF. Yogyakarta.

Horne, J. C. V. dan J. M. Wachowicz. 2007. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Buku Satu. Edisi Indonesia.PT Salemba Empat. Jakarta.

Prabansari, Y. dan H. Kusuma. 2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Publik Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Sinergi 1-15. Riyanto, B. 2008. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. BPFE.Yogyakarta. Sari, D. V. dan A. M. Hariyanto. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran

Perusahaan dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur. Diponegoro Journal of Management

Scott, J. R. 2005. Manajemen Keuangan: Prinsip-prinsip dan Aplikasi. Edisi Kesembilan. PT Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.

Sundjaja, R. S. dan I. Barlian. 2002. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Prenhallindo. Jakarta. Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Ketiga. Bayumedia Publishing.

Malang.

Gambar

Gambar 1  Metode Penelitian  Perumusan Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

menyimpan data koneksi, form login digunakan untuk melakukan login aplikasi melalui database online , form serial digunakan untuk membuka port serial pada form utama

Asuransi “X” memberikan kesempatan yang lebih cepat bagi karyawan yang bergelar S1 untuk dapat mengikuti pendidikan kilat kepemimpinan untuk dipromosikan, namun promosi

Jadi, jelas terlihat bahwa untuk dapat meningkatkan tingkat kepuasan mahasiswa dalam pengalaman belajar klinik, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan faktor

jika anda sedang mengalaminya dan mencari obat wasir atau ambeien yang ampuh untuk mengatasinya mungkin dengan obat ambeien di apotik paling ampuh anjuran dokter berikut

a. Sediaan larutan yang harus diberi label “kocok dahulu” adalah... Sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat luar dapat berbentuk suspensi zat padat

Results of the preliminary interpretation of both images showed that features like fallow, built up and wasteland classes in Hyperion image are clearer than LISS-III and Hyperion

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar yang

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa permainan tradisional “ bentengan ” efektif menurunkan sikap bullying pada remaja di Pondok