(Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis,
Mojokerto)
SKRIPSI
Oleh :
M
USTOFA MA’A SHOBIRIN
D71213124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan
Program Sarjana (S-1) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh:
MUSTOFA MA’A SHOBIRI
N
NIM: D71213124
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
Mustofa Ma’a Shobirin (NIM: D71213124), 2017. Skripsi dengan judul “Dampak Polusi Industri terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto)”. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah Untuk 1. Mendeskripsikan bagaiman bentuk polusi industri PT. Alu Aksara Pratama, 2. Mendeskripsikan proses pembelajaran PAI di SDN Perning, 3. Mendeskripsikan Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.
Berdasarkan tujuan diatas, maka penulis menggunakan metode observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan SDN Perning dan uji statistik Product Moment untuk mengetahui ada tidaknya Dampak Polusi Industri terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto) tahun ajaran 2016-2017 yang berjumlah 222 siswa.
Adapun sampelnya dari siswa sebanyak 24 siswa yang diambil secara acak atau random
sampling.
Dari analisis tentang Dampak Polusi Industri terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto) bahwa Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama mengeluarkan polusi air dan polusi udara.
Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning sebelum adanya polusi dari industri masih nyaman dan damai. Setelah adanya industri proses pembelajaran juga masih kondusif, tetapi setelah ada pelebaran wilayah industri yang sampai pada lingkungan sekoah mengakibatkan proses pembelajaran kurang kondusif. Bau yang tidak sedap dari polusi industri tersebut menganggu murid yang sedang belajar di kelas.
Antara Polusi Industri PT.Alu Aksara Pratama dan Proses Pembelajaran PAI terdapat pengaruh yang signifikan. Hal ini terbukti dengan hasil analisa data statistik “product moment” sebesar 0, 7133 yang mana jika Harga t hitung tersebut selanjutnya
dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n – 2 =
24 – 2 = 22, maka diperoleh t tabel = 2,056. Ternyata harga t hitung 4,778 lebih besar
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO.... ... v
PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1
B. Rumusan Masalah……… 6
C. Tujuan Penelitian...……….. 6
D. Manfaat Penelitian……… 6
E. Penelitian Terdahulu………... 7
F. Hipotesis Penelitian………. 9
H. Definisi Operasional...………. 10
I. Sistematika Pembahasan………. 13
BAB II : KAJIAN TEORI A. Bentuk Polusi Industri 1. Pengertian Polusi…...……….. 15
2. Sebab Adanya Polusi...………. 16
3. Macam Polusi...……… 18
4. Dampak Pencemaran...……….. 28
5. Polusi PT. Alu Aksara Pratama...……….. 29
B. Proses Pembelajaran PAI 1. Pengertian Proses Pembelajaran………. 31
2. Ciri - ciri Interaksi Proses Pembelajaran ...………. 35
3. Faktor – factor yang mempengaruhi ....………. 38
4. Pendidikan Agama Islam...………. 40
C. Dampak Polusi Terhadap Proses Pembelajaran .……….. 40
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian……… 45
B. Jenis Penelitian...……… 45
C. Variabel Penelitian...……….. 46
D. Rancangan Penelitian.……… 47
F. Instrumen Penelitian...………. 51
G. Teknik Pengumpulan Data....……….. 52
H. Metode Analisa Data………. 54
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian...………. 60
B. Penyajian dan Analisis Data ...……….. 68 BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……… 99
B. Saran...………... 100
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan
komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena
manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam
mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan
lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan
teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang
sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup
berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang
terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat
membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya
semakin berubah dari zaman ke zaman.
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri migas,
pertanian, maupun industri non-migas lainnya, maka semakin meningkat pula tingkat
pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang disebabkan oleh hasil buangan
industri-industri tersebut1.
Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya. Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor, antara lain
oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
1
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan
gunung berapi. Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan
awan panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran akibat
manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan
tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan
gangguan pada mahluk hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera
nampak akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan
berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin
bertambah pula, terutama kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan
perumahan. Bahan-bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari
lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)
memacu proses industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang.
Untuk memenuhi kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi
bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin
berkembangnya industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik
2. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan. Populasi manusia
mengeluarkan limbah juga, seperti limbah rumah tangga yang dapat
mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan
sebagainya) yang dapat meracuni lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak dan mengalami pencemaran.
Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
NO.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau pencemaran air dan
udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam air/udara dan atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara
oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas air/udara turun sampai
ketingkat tertentu yang menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
Pencemaran lingkungan terbagi atas dua jenis, berdasarkan tempat terjadinya,
yaitu pencemaran udara dan pencemaran air. Di Indonesia, kerusakan lingkungan
akibat pencemaran udara dan air sudah sangat kritis. Contohnya pada usaha Industri
di PT. Alu Aksara Pratama, PT. Alu Aksara Pratama adalah Perusahaan Penghasil
Tepung Terigu Rose Brand yang berada di Desa Perning, Kecamatan Jetis,
Kabupaten Mojokerto, Profinsi Jawa timur. Pabrik yang sangat dekat dengan rumah
warga desa perning dan dekat dengan tempat pendidikan SDN Perning tersebut sudah
masih bertahan menghadapi era Pasar bebas. Perusahaan Penghasil Tepung Terigu
Rose Brand ini mengeluarkan polusi yang sampai pada rumah-rumah dan tempat
sarana dan prasarana fasilitas umum seperti mushola-mushola, masjid-masjid, TPQ
dan sekolah. Polusi tersebut berupa bau tak sedap yang kerap menganggu
kenyamanan warga di sekitar perusahaan tersebut. Perusahaan Penghasil Tepung
Terigu Rose Brand seringkali mengeluarkan polusi berupa polusi udara hasil
pembakaran yang sampai meluap di udara, mengeluarkan limbah air yang di buang
melalui sungai. Bau dari polusi tersebut telah sampai pada lingkungan disekitar
Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand tersebut. Seperti di SDN Perning,
Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto ini, tempat belajar bagi anak-anak desa
perning. Sekolah yang dekat dengan jalan raya, pasar dan perusahaan industri.
Sekolah ini yang setiap harinya merasakan dampak dari polusi yang diakibatkan oleh
PT. Alu Aksara Pratama Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain. Setiap
harinya pada saat proses pembelajaran para siswa-siwi merasa terganggu akan adanya
polusi tersebut. Mereka merasakan polusi dari bau menyengat yang di keluarkan oleh
PT. Alu Aksara Pratama Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brand tersebut.
Polusi tersebut berupa bau yang menyebabkan konsentrasi siswa waktu pembelajaran
sering kali hilang dan terganggu dengan bau tersebut. Sering kali beberapa siswa di
SDN perning tidak masuk sekolah dikarenakan sakit akibat dari polusi PT. Alu
Dalam proses pembelajaran perlu adanya dukungan dari pihak guru maupun
dari pihak sarana prasarana dan juga lingkungan. Para kontruktivis menyampaikan
sejumlah kriteria agar pembelajaran dapat berlangsung secara efektif antara lain:
1. Harus diciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan
2. Belajar yang menarik perhatian siswa (engaged learning) adalah
menyenangkan karena menantang, relevan, mengarah tujuan, serta didukung
dengan metode yang memungkinkan tercapainya keberhasilan.
3. Hampir semua siswa dapat dan akan belajar bila didukung oleh guru dan
lingkungan belajar yang efektif.2
Jika semua itu mendukung maka dalam pencapaian proses pembelajaran bisa
berjalan dengan lancar. Contohnya saja jika guru sudah menyiapkan proses
pembelajaran dengan baik, sarana prasarana sudah mendukung, akan tetapi jika
lingkungan itu tidak mendukung maka tidak bisa berjalan dengan efektif proses
pembelajaran tersebut.
Maka apabila terjadi demikian akan timbul suatu permasalahan atau dugaan
bahwa akibatnya atau efek dari Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama (pabrik
tepung) dapat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Dan untuk
membuktikannya maka diperlukan adanya suatu penelitian, apakah benar Polusi
Industri dari PT. Alu aksara Pratama (pabrik tepung) akan berpengaruh terhadap
proses pembelajaran.
2
Berkaitan dengan hal itu, maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan
mengangkat sebuah judul yaitu : “Dampak Polusi Industri Terhadap Proses
Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN
Perning, Jetis, Mojokerto).”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, selanjutnya dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Bentuk Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama?
2. Bagaimana Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning?
3. Bagaimana Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses
Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto?
C. Tujuan Penelitian
Berawal dari pembahasan tersebut di atas, maka penelitian bertujuan untuk:
1. Mendeskripsikan bagaiman Bentuk polusi industri PT. Alu Aksara Pratama.
2. Mendeskripsikan proses pembelajaran di SDN Perning.
3. Mendeskripsikan Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap
Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.
D. Manfaat Penelitian
a. Memberikan informasi tentang Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara
Pratama terhadap Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis,
Mojokerto.
b. Memberikan kontribusi secara ilmiah mengenai Dampak Polusi Industri
PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses Pembelajaran PAI di SDN
Perning, Jetis, Mojokerto.
2. Manfaat praktis
a. Memberi pengalaman moril dan tambahan khazanah pemikiran baru
tentang Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses
Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto.
b. Bagi sekolah dan institusi pendidikan pada umumnya merupakan
kontribusi tersendiri, atau minimal dapat dijadikan sebagai referensi
tambahan guna mendukung tercapainya proses belajar mengajar yang
lebih baik.
c. Menambah kecintaan alam dan lingkungan belajar.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan untuk mengetahui bangunan keimuan
yang sudah diletakkan oleh orang lain, sehingga penelitian yang digunakan
benar-benar baru dan belum diteliti oleh orang lain.3 Pada dasarnya penelitian
terdahulu sebagai tolak ukur dalam pembuatan penelitian yang baru.
3Rah awa ,Tizar, “Pe buata Proposal Pe elitia ”
Adapun penelitihan terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yakni:
1. College Students’ Perception of Classroom Noise and Its Consequences on
Learning Quality (Persepsi siswa terhadap kegaduhan dikelas dan konsekuensinya pada kualitas pembelajaran). Jurnal ini disusun oleh Emilse
Aparecida Merlin Servilha dan Marina de Almeida Delatti di Brazil. Pada
penelitian ini dijelaskan bahwasannya siswa megidentifikasikan kegaduhan di
dalam kelas sebagai sebuah faktor yang menganggu terhadap proses belajar
mengajar. Siswa merasa tidak bisa mendengarkan dengan jelas pada waktu
proses pembelajaran yang diakibatkan oleh kegaduhan di sekitar sekolah
mereka. Pada penelitian ini mengunakan kuisioner dengan open close question
tentang kemunculan, sumber, tipe, dan penaksiran terhadap kegaduhan serta
pengaruh terhadap pembelajaran dan strategi belajar mengajar.4
2. The Effects of Noise On Children at School : A Review ( Efek Kegaduhan terhadap Anak-anak di Sekolah ). Jurnal ini disusun oleh Bridget M Shield
dan Julie E Dockrell di London. Pada penelitian ini dijelaskan bahwasanya
efek yang ditimbulkan dari kegaduhan menyebabkan siswa tidak bisa
mendengar penjelasan dari guru dengan jelas di kelas. Kegaduhan tersebut
juga menganggu kongnitif siswa delam menyerap proses pembelajaran di
kelas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan survei lapangan.5
4
E.A.M. Servilha dan M. de Almeida, “College Students’ Perception of Classroom Noise and Its
Consequences on Learning Quality”. Scielo analytics. Vol. 19 No.2, Brazil 2014 5
Sedangkan penelitian ini menjelaskan tentang Dampak Polusi Industri
Terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara
Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto) yang focus terhadap bentuk polusi
dan cara pengambilan data Dampak polusi Industri terhadap proses
pembelajaran PAI dengan menggunakan pendekatan observasi, Interview,
angket, dan dokumentasi.
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap persoalan-persoalan penelitian
yang belum benar secara penuh dan kebenarannya itu harus dibuktikan dengan
penelitian.
Adapun hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hipotesis Awal (Hipotesis Nol)
Hipotesis awal merupakan hipotesis yang mengadung peryataan yang
menyangkal dan biasanya ditulis dengan (Ho). Dalam penelitian ini
menyatakan bahwa Tidak Ada Dampak Polusi Industri Terhadap Proses
Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN
Perning, Jetis, Mojokerto).
Hipotesis kerja merupakan hipotesis yang isinya mengandung
pernyataan yang tidak menyangkal dan biasa ditulis dengan (Ha).6 Dalam
penelitian ini hipotesis Alternatif (Ha) yaitu menyatakan Ada Dampak
Polusi Industri Terhadap Proses Pembelajaran PAI (Studi Kasus Polusi PT.
Alu Aksara Pratama di SDN Perning, Jetis, Mojokerto).
G. Ruang Lingkup Pembahasan
Agar mempermudah dalam penelitian ini, maka yang akan dijadikan
obyek dalam penelitian ini akan dibatasi dalam ruang lingkup sebagai berikut:
1. Bentuk Polusi PT. Alu Aksara Pratama, meliputi pengertian polusi, sebab
adanya polusi, macam polusi dan efek yang ditimbulkan dari polusi
2. Mendeskripsikan mengenai Proses Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis,
Mojokerto, meliputi keadaan sebelum adanya industri dan keadaan setelah
adanya industri.
3. Dampak Polusi Industri PT. Alu Aksara Pratama terhadap Proses
Pembelajaran PAI di SDN Perning, Jetis, Mojokerto, Meliputi keadaan siswa
waktu kegiatan pembelajaran dengan adanya polusi yang ada di lingkungan
sekolah siswa.
H. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian atau kurang jelasnya
makna dalam pembahasan, maka perlu adanya penegasan istilah atau definisi
operasional. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut:
6
1. Polusi
a. Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup NO.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau
pencemaran air dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air/udara atau berubahnya
tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses
alam, sehingga kualitas air/udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya.7 Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh
berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang
diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan
manusia. Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi.
Bahan-bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan
panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Pencemaran
akibat manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya.
Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan
bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup
yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya,
dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya.
Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari
meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
b. PT. Alu Aksara Pratama
Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain yang berada di Desa
Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Profinsi Jawatimur.
Pabrik yang sangat dekat dengan rumah warga desa perning dan dekat
dengan tempat pendidikan SDN Perning tersebut sudah berdiri lama dari
tahun 1990 an. Perusahaan ini sudah tergolong pabrik tua yang masih
bertahan menghadapi era Pasar Bebas ini.
2. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran adalah seorang pendidik dan peserta didik
melakukan kegiatan belajar mengajar (transfer of knowledge).
Pembelajaran berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti barang apa
yang dikatakan kepada orang supaya diketahui (dituruti dan sebagaiannya).8
Yakni proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya
tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap organisme
atau pribadi.Yang dimaksud dengan pembelajaran disini adalah proses belajar
mengajar yang terjadi di dalam kelas.
3. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie
yang berarti Pendidikan dan Paedagogie yang berarti pergaulan dengan
8
anak.9 Agama dalam kamus Besar bahasa Indonesia yaitu kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebangkitan dan kewajiban-kewajiban yang bertalian
dengan kepercayaan itu.10 Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW yang berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang
diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT.11
Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan agama islam yaitu suatu usaha
yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak
selesai proses pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi
maupun kehidupan dalam masyarakat.12
I. Sistematika Pembahasan
BAB I : PENDAHULUAN
Sebagai landasan awal munculnya rumusan masalah yang dijabarkan dalam
latar belakang masalah, juga membahas tentang rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, penelitian terdahulu, hipotesis, definisi operasional, dan
sistematika pembahasan.
BAB II : LANDASAN TEORI
9
Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Ciputat: CRSD PRESS, 2007), 15.
10
Anton M. Moeliono, et.al, kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 9.
11
Ibid,. 340.
12
Terdiri dari tinjauan tentang Polusi Industri yang meliputi penegertian polusi,
macam-macam, sebab terjadinya polusi, dan dampak dari polusi. Kemudian
membahas tentang proses pembelajaran PAI.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Berisi tentang lokasi penelitian, jenis penelitan, variabel penelitian, rancangan
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, dan metode analisis data.
BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN
Berisi tentang deskripsi data yaitu tentang gambaran umum obyek penelitian,
meliputi sejarah berdirinya sekolah, letak geografis sekolah, struktur organisasi
sekolah, keadaan guru, siswa, karyawan, sarana dan prasarana sekolah, penyajian
data dan analisis data.
BAB V : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bentuk Polusi Industri
1. Pengertian Polusi
Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan
Hidup NO.02/MENKLH/I/1988 yang dimaksud dengan polusi atau
pencemaran air dan udara adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi atau komponen lain ke dalam air/udara atau berubahnya tatanan
(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas air/udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya.13
Menurut kamus KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia ) pengertian
Polusi adalah Pengotoran (tentang air, udara, dan sebagainya); Pencemaran.
Sedangkan Pengertian Polusi menurut para ahli, polusi adalah masuknya
makhluk hidup, zat, energi, maupun materi ke dalam lingkungan sehingga
menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai dengan
peruntukannya. Secara lengkap, polusi bisa dimaknai dengan perubahan yang
kurang menguntungkan terhadap lingkungan yang disebabkan oleh hasil
aktivitas manusia secara keseluruhan atau sebagaian, melalui pengaruh
langsung atau tidak langsung, dari perubahan dalam susunan kimia-fisikan,
tingkat radiasi, polla energi, dan limbah dari organisme.14
Dari pengertian diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya polusi
adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi atau komponen
lain ke dalam air/udara atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam melalui pengaruh langsung atau tidak
langsung, sehingga kualitas air/udara turun sampai ke tingkat tertentu yang
menyebabkan air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai
dengan peruntukannya.
2. Sebab Adanya Polusi
Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, baik industri
migas, pertanian, maupun industri non-migas lainnya, maka semakin
meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan, udara dan tanah yang
disebabkan oleh hasil buangan industri-industri tersebut. Semakin
meningkatnya kebutuhan manusia maka semakin banyak kebutuhan ekonomi
yang dibutuhkan. Dengan adanya lapangan pekerjaaan berupa industri-industri
yang sangat banyak sekali dibangun di indonesia ini, maka semakin luas juga
peluang usaha dan semakin luas pula polusi yang di hasilkan oleh
industri-industri tersebut. Polusi yang semakin banyak itu di tiap-tiap daerah memang
14 http://dilihatya.com/1088/pengertian-polusi-menurut-para-ahli diakses 09/03/2017 jam
belum sebegitu terasa saat ini, tetapi dua sampai lima tahun kedepan akan
terasa di setiap daerah industri tersebut.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan yang disebabkan
oleh perkembangan industri tersebut perlu dilakukan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan, termasuk
baku mutu air pada sumber air, baku mutu limbah cair, baku mutu limbah cair,
baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi, baku mutu air laut, dan
sebagainya.
Baku mutu air pada sumber air adalah batas kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di dalam air, tetapi air tersebut tetap dapat
digunakan sesuai dengan kriterianya. Menurut kegunaannya air pada sumber
air dibedakan menjadi empat golongan, yaitu: (1) golongan A yaitu air yang
dapat digunakan sebagai air minum secara lengsung tanpa harus diolah
terlebih dahulu, (2) golongan B yaitu air yang dapat yang digunakan sebagai
air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga, (3)
golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan
peternakan, dan (4) golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk
keperluan pertanian, dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri
dan listrik tenaga air. Baku Limbah cair adalah batas kadar yang
pencemaran kedalam air pada sumber air, sehingga tidak mengakibatkan
dilampauinya baku mutu air.
Untuk menghindari terjadinya pencemaran udara di lingkungan
ditetapkan baku mutu udara yang dapat dibedakan atas baku mutu udara
ambien dan baku mutu udara emisi. Baku mutu udara ambien adalah batas
kadar yang diperolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di udara,
namun tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk hidup,
tumbuh-tumbuhan dan atau benda. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber
pencemaran ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu
udara ambien.15
3. Macam-macam Polusi
A. Polusi Air
a) Pengertian Polusi Air
Menurut Ardhana (1994), “Pencemaran Air adalah Pencemaran
Limbah Menjadi anaerobik sehingga air sungai busuk dan tidak sehat lagi
bagi pertumbuhan mickroorganisme flora dan fauna air itu, Lingkungan
hidup yang demikian ini sudah rusak dan tidak layak lagi bagi kebutuhan
hidup kita”16 .
15
Fardiaz, Srikandi, Polusi Air & Udara, 15-16.
Menurut Michael (1990), “Pencemaran Air adalah Penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Banyak air
tawar yang tercemar berat oleh sisa-sisa pembuangan kotoran dan cairan
pembuangan limbah rumah tangga ke dalam sungai”17 .
Polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,
bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam tidak pernah terdapat
dalam bentuk murni, tetapi bukan berarti semua air sudah terpolusi.
Sebagai contoh, meskipun didaerah pegunungan atau hutan yang terpencil
dengan udara yang bersih dan bebas dari polusi, air hujan selalu
mengandung bahan terlarut seperti CO2, O2 dan N2, serata
bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa
dari atmosfer. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung
bahan-bahan metal terlarut seperti Na, Mg, Ca, dan Fe. Air yang mengandung
komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air
minum pun bukan merupakan air murni. Meskipun bahan-bahan
tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi
air minum mungkin masih mengandung komponen-komponen terlarut.
Bahkan air murni sebenarnya tidak enak untuk diminum karena beberapa
bahan yang terlarut mungkin memberikan rasa yang spesifik terhadap air
minum.
17 Michael, P, Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, (UI: Jakarta, 1990),
Dari contoh-contoh tersebut di atas, jelas bahwa air yang tidak
terpolusi tidak selalu merupakan air murni, tetapi adalah air yang tidak
mengandung bahan-bahan asing tertentu dalam jumlah melebihi batas
yang ditetapkan sehingga air tersebut dapat digunakan secara normal
untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum (air leding, air
sumur),, mandi (air leding, air sumur), kehidupan hewan air (air sungai,
danau), pengairan dan keperluan industri. Adanya benda-benda asing
yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat digunakan secara normal
disebut polusi. Karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat
bervariasi, maka batasan polusi untuk berbagai jenis air juga berbeda.
Sebagai contoh air kali di pegunungan yang belum terpolusi tidak dapat
digunakan langsung sebagai air minum karena belum memenuhi
persyaratan air minum.
b) Ciri-ciri Polusi Air
Ciri-ciri air yang mengalami polusi sangat bervariasi tergantung
dari air dan polutannya atau komponen yang mengakibatkan
polusi.sebagai contoh air minum yang terpolusi mungkin rasanya akan
berubah meskipun prubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang
menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai, dan danau yang
terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang
laut menunjukkan adanya polusi. Tanda-tanda polusi air yang berbeda ini
disebabkan oleh sumber dan jenis polusi yang berbeda-beda. Untuk
mempermudah pembahsan mengenai berbagai jenis polusi, polusi air
dapat dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat-sifatnya
sebagai berikut:
1) Padatan
2) Bahan bangunan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding
wastes)
3) Mikroorganisme
4) Komponen organik sintetik
5) Nutien tanaman
6) Minyak
7) Senyawa anorganik dan mineral
8) Bahan radioaktif
9) Panas
Pengelompokan tersebut di atas bukan merupakan pengelompokan
yang baku, karena suatu jenis polusi mungkin dapat dimasukkan de dalam
lebih dari satu kelompok. Sebagai contoh, bakteri dapat dimasukkan ke dalam
kelompok mikroorganisme maupun kelompok pedatan karena bakteri
merupakan padatan tersuspensi. Contoh yang lain misalnya logam berat sering
padatan terlarut. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung
padatan terlarut. Suatu limbah atau bahan buangan mungkin mengandung
lebih dari satu macam polusi. Sebagai contoh, sampah organik adalah suatu
barang buangan yang membutuhkan oksigen, tetapi juga mengandung
mikroorganisme dan mungkin nutrien tanaman. Jadi pengelompokan di atas
bersifat untuk memudahkan dalam pembahasan mengenai berbgai jenis
polusi.
c) Sifat-sifat Air Terpolusi
Untuk mengetahui apakah suatu air terpolusi atau tidak, diperlukan
pengujian untuk menentukan sifat-sifat air sehingga dapat diketahui apakah
terjadi penyimpangan dari batasan-batasan polusi air. Sifat-sifat air yang
umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air
misalnya:
1) Nilai pH, keasaman dan alkalinitas
2) Suhu
3) Warna, bau dan rasa
4) Jumlah padatan
5) Nilai BOD/COD
6) Pencemaran mikroorganisme patogen
8) Kandungan logam berat
9) Kandungan bahan radioaktif18
B. Polusi Udara
a) Pengertian Polusi Udara
Pengertian pencemaran udara berdasarkan Undang-Undang Nomor 23
tahun 1997 pasal 1 ayat 12 mengenai Pencemaran Lingkungan yaitu
pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pencemaran
yang berasal dari pabrik,kendaraan bermotor, pembakaran sampah, sisa
pertanian, dan peristiwa alam seperti kebakaran hutan, letusan gunung api
yang mengeluarkan debu, gas, dan awan panas. Menurut Peraturan
Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian. Pencemaran
Udara, pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat,
energi, dari komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,
sehingga mutu udara turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
Sedangkan Pencemaran Udara Menurut para ahli, yaitu:
Menurut Chambers, Pengertian Pencemaran Udara adalah
bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam lingkungan
udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat dideteksi
18
oleh manusia atau yang dapat dihitung dan diukur, serta dapat memberikan
efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material.
Menurut Parker, Pencemaran Udara adalah perubahan atmosfer oleh
karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke dalam atmosfer
tersebut.
Menurut Kumar, Pengertian Pencemaran Udara ialah adanya bahan
polutan di atmosfer yang dalam konsentrasi tertentu akan mengganggu
keseimbangan dinamik atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan
lingkungannya.
Menurut Corman, Pengertian Pencemaran Udara adalah terdapat
bahan kontamina di atmosfer karena perbuatan manusia. Hal ini untuk
membedakan dengan pencemaran udara alamiah dan pencemaran udara di
tempat kerja.19
Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan pengertian dari
pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau
kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah
tertentu, sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung
dan diukur, serta dapat mengganggu keseimbangan dinamik atmosfer dan
mempunyai efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material.
19
H. J. Mukono,. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan Saluran
b) Asal Pencemaran Udara
Asal pencemaran udara dapat diterangkan dengan tiga proses yaitu
atrisi, penguapan dan pembakaran. Dari ketiga proses pencemaran
udara tersebut, pembakaran merupakan proses yang sangat dominan
dalam kemampuannya menimbulkan bahan polutan.
Bahan pencemar udara atau polutan terbagi atas dua bagian, yaitu
polutan primer dan polutan sekunder.
Polutan Primer ialah polutan yang dikeluarkan langsung dari
sumber tertentu dan dapat berupa gas yang terdiri dari senyawa
karbon, senyawa sulfur, senyawa nitrogen dan senyawa halogen.
Polutan Sekunder biasanya terjadi karena reaksi dari dua atau
lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia. Polutan
sekunder ini mempunyai sifat kimia dan sifat fisik yang tidak stabil.
Yang termasuk dalam polutan sekunder ini adalah ozon, peroxy acyl
nitrat dan formaldehid.
c) Penyebab Pencemaran Udara
Faktor Alam :
Pencemaran udara dapat terjadi oleh faktor alam/alami yaitu
aktifitas alam disekitar kita seperti aktifitas gunung berapi yang
mengeluarkan abu dan gas vulkanik, Kebakaran hutan, Dan kegiatan
Faktor Manusia :
Pembakaran ; Semisal pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan
rumah tangga, kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Polutan
yang dihasilkan antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO
dan NO).
Proses Peleburan : Semisal proses peleburan baja, pembuatan soda,
semen, keramik, aspal. Polutan yang dihasilkannya meliputi debu, uap,
dan gas.
Pertambangan dan penggalian : Polutan yang dihasilkan terutama
adalah debu.
Proses pengolahan dan pemanasan : Semisal proses pengolahan
makanan, daging, ikan, dan penyamakan. Polutan yang dihasilkan
meliputi asap, debu, dan bau.
Pembuangan limbah : Baik limbah industri maupun limbah rumah
tangga. Polutannya adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.
Proses kimia : Semisal pada pemurnian minyak bumi, pengolahan
mineral, dan pembuatan keris. Polutan yang dihasilkan umunya berupa
debu, uap dan gas.
Proses pembangunan : Semisal pembangunan gedung-gedung, jalan
Proses percobaan atom atau nuklir : Polutan yang dihasilkan terutama
adalah gas dan debu radioaktif.
d) Zat Pencemar Udara
- Karbon Monoksida
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di
berbagai perkotaan.
- Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru.
- Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua
komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida
(SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida
(SOx).
- Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah
fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2).
- Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan
membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon
(PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas.
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat
menyengat.
- Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan
partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan
mengendap di alveoli.
- Timah
Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap
bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di
bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk
serpihan cat pada dinding rumah
4. Dampak Pencemaran
- Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh
melalui sistem pernafasan.
- Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi
dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis,
nekrosis,bintik hitam.
- Hujan asam
- Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan
N2O di lapisan udara kita
- Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultra violet B dari
matahari.20
5. Polusi PT. Alu Aksara Pratama
PT. Alu Aksara Pratama adalah Perusahaan Penghasil Tepung Terigu
Rose Brain yang berada di KM 39 Jl. Raya Perning, Desa Perning, Kecamatan
Jetis, Kabupaten Mojokerto, Profinsi Jawatimur, 61352, Indonesia. Pabrik
yang berada di lingkungan Desa Perning yang dekat dengan Jalan raya dan
dekat dengan rumah warga desa perning dan juga dekat dengan fasilitas
umum . PT. Alu Aksara Pratama sudah berdiri lama dari tahun 1990 an.
Perusahaan ini sudah tergolong pabrik tua yang masih bertahan menghadapi
era Pasar Bebas ini. Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose Brain ini
terbilang cukup luas dan memiliki karyawan yang banyak. PT. Alu Aksara
Pratama perusahaan yang mengeluarkan polusi yang berpengaruh sampai pada
rumah-rumah dan tempat sarana dan prasarana fasilitas umum seperti
mushola,pondok dan sekolah di sekitar PT. Alu Aksara Pratama. Perusahaan
20
Penghasil Tepung Terigu Rose Brain ini seringkali mengeluarkan polusi
berupa polusi udara dari hasil pembakaran yang meluap melalui cerobong
asap di udara, dan juga PT. Alu Aksara Pratama mengeluarkan limbah air
yang di alirkan melalui sungai yang ada di aliran sungai Desa Perning,
Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Dari kedua polusi tersebut bau polusi
sampai pada lingkungan disekitar Perusahaan Penghasil Tepung Terigu Rose
Brain tersebut. Polusi dari pembuangan limbah tersebut setiap harinya
menganggu aktivitas di sekitar lingkungan PT. Alu Aksara Pratama baik
aktivitas masyarakat sekitar maupun aktivitas pengguna jalan umum.
Pernah ada Demo Besar-besaran yang dilakukan Ratusan warga di Desa
Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto meluruk pabrik tepung, PT.
Alu Aksara Pratama, yang berada di dekat tempat tinggal mereka. Warga
meminta tanggungjawab manajemen atas dampak pembuangan limbah pabrik
itu. "Warga dirugikan karena bau limbah menyengat, bunyi mesin bising, dan
debu asapnya juga mengganggu pernafasan. Kami minta kompensasi," kata
Ponidi, Koordinator warga. Selama ini, kata dia, pabrik dianggap warga telah
berbuat seenaknya. Pabrik tidak memperhatikan keberadaan warga di
sekitarnya. Buktinya, sejak didirikan beberapa tahun lalu, pabrik tidak pernah
memperhatikan keluhan warga. Limbah cair dan asap dibuang bebas tanpa ada
penyaringan. Debu asap terus mengepul bebas keudara. Warga, kata dia, juga
tercemar. "Air tak bisa digunakan untuk memasak, mencuci dan mandi. Yang
jelas kami merasa dirugikan," ujarnya.21
B. Proses Pembelajaran PAI
1. Pengertian Proses Pembelajaran
Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan
Bahasa Depdiknas bahwa, pembelajaran adalah suatu proses, cara menjadikan
orang atau makhluk hidup belajar. Belajar berarti berubahnya tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan karena pengalaman. Pembelajaran berasal
dari kata belajar diberi awalan pe- dan akhiran -an yang mempunyai arti upaya
untuk membelajarkan peserta didik sehingga memperoleh sesuatu dengan
efektif dan efisien.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan , penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di
manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip
dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.
21
Pembelajaran adalah pemberdayaan potensi peserta didik menjadi
kompetensi. Kegiatan pemberdayaan ini tidak dapat berhasil tanpa ada orang
yang membantu. Menurut Dimyati dan Mudjiono pembelajaran adalah
kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah Proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.
Pembelajaran di sini bukan sekedar upaya untuk memberikan pengetahuan
yang beroerientasi pada target penguasan materi (siswa lebih banyak
menghafal dari pada menguasai keahlian) yang diberikan gurunya, akan tetapi
juga memberikan sebuah pedoman hidup yang akan dapat bermanfaat bagi
dirinya dan manusia lainnya, pembelajaran juga memberikan hiburan
(eduatainment) kepada peserta didik agar bisa menjalankan aktivitas
pembelajaran dengan menyenangkan bukan karena keterpakasaan.
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pendapat Ahmad Sabri dalam bukunya
bahwa orang yang sudah melakukan proses bembelajaran diharapkan akan
bisa merasa lebih bahagia, lebih pantas memanfaatkan alam sekitar, menjaga
pembedaan (terdapat perbedaan keadaan antara sebelum dan sesudah
melakukan proses pembelajaran)
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar, yang mana belajar-mengajar dan pembelajaran terjadi secara
bersama-sama. Proses pembelajaran dapat pula terjadi tanpa kehadiran guru
atau tanpa kegiatan mengajar dan belajar secara formal. Akan tetapi proses
pembelajaran dapat dilakukan di manapun dan kapanpun tanpa terikat
formalitas lembaga pendidikan. Sedangkan mengajar atau belajar secara
formal yang dimaksud penulis dalam skripsi ini yaitu meliputi segala hal yang
guru lakukan di kelas atau di luar kelas dalam suatu jam mata pelajaran atau di
luar jam mata pelajaran yang masih ada ikatan dengan peraturan sekolah. Hal
ini diperkuat oleh pernyataan Wijaya Kusumah dalam artikelnya bahwa
Strategi dan pendekatan pembelajaran tidak lagi bertumpu pada guru tetapi
berorientasi pada siswa sebagai subyek (student centered). Guru bukan lagi
satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Tanpa guru, pembelajaran tetap dapat
dilaksanakan karena adanya sumber belajar yang lain
Adapun secara umum pengertian belajar itu sendiri adalah suatu proses
perubahan akibat adanya interaksi antara individu dengan lingkungan.22
Sehingga dapat kita katakana bahwa ciri-ciri belajar adalah suatu perbuatan
yang bisa menghasilkan perubahan untuk menuju kepada suatu yang telah
maju dan perubahan tersebut atas dasar latihan yang disengaja, oleh karena itu
hasil belajar tidak dapat diketemukan hanya secara kebetulan saja.23
Sedangkan pengertian mengajar itu sendiri, sebagaimana diungkapkan
oleh Dr. Nasution adalah suatu usaha pihak guru yakni mengatur lingkungan
sehingga terbentuklah suasana yang sebaik-baiknya bagi anak untuk belajar.24
Dengan demikian yang dimaksud proses belajar mengajar adalah suatu
aspek lingkungan sekolah yang terorganisir untuk menunjang kegiatan guru,
murid guna mencapai suatu tujuan.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Benyamin S. Bloom, bahwa didalam
proses belajar mengajar akan dapat diperoleh kemampuan yang terdiri 3 (tiga)
aspek, yaitu :
a. Aspek Kognitif (pengetahuan) yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan individual mengenai dunia sekitarnya yang meliputi
perkembangan intelektual atau mentalnya.
b. Aspek Afektif (sikap) yaitu aspek yang berhubungan dengan
perkembangan sikap dan perasaan yang akhirnya menuju pada
perkembangan emosional serta moralnya.
c. Aspek Psikomotor (keterampilan) yaitu aspek yang menyangkut
perkembangan ketrampilan yang mengandung unsure motoris.25
23 Dakir, Dasar – dasar Psikologi(Yogjkarta : Pustaka Belajar, 1993), h. 126 24 S. Nasution, Didaktik Azas – azas Mengajar (Bandung : 1982), h. 7
25 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,
Adapun yang penulis maksud dengan proses belajar mengajar
adalah suatu proses kegiatn pembelajaran dimana guru sebagai pihak yang
mengajar dan siswa sebagai pihak yang menerima pelajaran dari gurunya
untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Ciri - ciri Interaksi Proses Pembelajaran
Dalam Kehidupan Sehari - hari, setiap orang pasti mengadakan
hubungan atau interaksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dapat berupa
interaksi yang berlangsung dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
pendidikan dan sebagainya. Salah satu dari interaksi tersebut berupa
interaksi edukatif yang berarti interaksi yang berlangsung dalam ikatan
tujuan pendidikan.26
Interaksi edukatif dapat berlangsung baik di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Interaksi edukatif yang berlangsung secara
khusus dengan ketentuan - ketentuan tertentu di lingkungan sekolah yang
lazim disebut interaksi belajar mengajar. Interaksi belajar mengajar
mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari guru sebagai pihak
yangberinisiatif awal untuk melaksanakan tugas mengajar di satu pihak
dengan siswa yang secara langsung sedang melaksanakan kegiatan
belajar.27
Dengan demikian apa yang dilakukan oleh guru akan mendapatkan
respon dari murid dan dengan demikian pula sebaliknya apa yang
dilakukan oleh murid akan mendapat sambutan dari guru. Atau dengan
kata lain bahwa antara kegiatan guru dan kegiatan murid terjadi suatu
hubungan yang disebut komunikasi interaksi.28
Semua kegiatan tersebut dapat diringkas dalam beberapa ciri interaksi
proses belajar mengajar. Adapun ciri – ciri interaksi belajar mengajar
adalah sebagai berikut :
a. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai
b. Ada bahan yang menjadi isi dari interaksi
c. Ada siswa yang aktif mengalami
d. Ada guru yang melaksanakannya
e. Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan
f. Ada situasi yang subur yang memungkinkan proses belajar
mengajar berlangsung dengan baik
g. Adanya penilaian terhadap hasil interaksi proses belajar mengajar.29
Interaksi belajar menagjar diarahkan supaya aktivitas berada pada
pihak anak didik dan hal ini menjadi kelurusan sebab anak didik
merupakan orientasi dari setiap proses atau langkah dari kegiatan
28 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,
1996), h. 73
29 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustaka setia, 1997), h.
belajar mengajar, peranan guru di sini sebagai pembimbing, yang
dapat mengarahkan siswa dan dapat memberikan motivasi untuk
mencapai hasil yang optimal.
Untuk dapat menghasilkan proses belajar mengajar secara optimal
maka diperlukan adanya prosedur atau metode yang merupakan
langkah – langkah sistematis dalam proses belajar mengajar, prosedur
atau cara ini ada kemungkinan berbeda antara satu proses belajar
mengajar dengan tujuan lain. Jadi prosedur ini menyesuaikan dengan
tujuan yang akan dicapai.
Dalam suatu proses belajar mengajar dibutuhkan situasi yang
dapat mendukung, seperti sarana dan parasarana maupun suasana yang
akrab, demokratis, yang memungkinkan dapat berkembangannya
proses belajar mengajar dan pada akhirnya kegiatan dalam rangka
proses belajar mengajar perlu dilihat hasilnya dengan cara
mengadakan evaluasi. Hal ini perlu dilakukan karena kegiatan belajar
mengajar ini mengalami batas waktu, sehingga keterkaitan pada
waktujuga menjadi tolak ukurkegiatan pendidikan.30
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar adalah kegiatan guru dan siswa untuk mencapai tujuan
tertentu, makin jelas tujuan pembelajaran pendidikan maka makin
mudah pula pemilihan dan penetapan bahan dan metode penyampaian.
Namun ketetapan suatu metode dapat diketahui secara nyata setelah
melihat dari hasil penilaian yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam
proses belajar mengajar, unsur tujuan, bahan metode, dan penilaian
merupakan suatu kebulatan yang tak dapat dipisahkan antara satu
dengan lainnya.31
3. Faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar
Belajar mengajar pada dasar adalah suatu proses. Sebagai suatu proses
sudah tentu harus ada yang diproses (masukan / input) dan hasil dari
pemrosesan / output. Dari sini maka proses belajar mengajar ini dianalisis
dengan pendekatan analisis system. Dengan pendekatan system ini maka
akan dapat terlihat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses
belajar mengajar disekolah.32
Dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat di temui dua subyek
yaitu guru sebagai pengajar dan murid sebagai subyek didik. Dimana dari
keduanya diharapkan terwujud suatu komunikasi yang aktif baik guru
maupun siswa. Sehingga terwujud suatu hubungan dari keduanya yang
akhitrnya dapat membuahkan output yang sesuai dengan tujuan
pendidikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Sardiman AM,
yaitu :
31 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,
1996), h. 76
Hubungan guru dengan siswa atau anak didik didalam proses belajar
mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan bagaimanapun
baiknya bahan pelajaran yang diberikan, bagaimana sempurnanya metode
yang digunakan, namun jika hubungan guru dan siswa merupakan yang t
nidak harmonis maka dapat menciptakan uot put yang tidak diinginkan.33
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya belajar
mengajar, yaitu :
a. Faktor dari dalam
Yaitu kondisi fisik, kondisi panca indera, bakat, minat,
keceerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Siswa yang dalam hal
ini sebagai row put pada dasarnya memiliki karakteristik tertentu, baik
filosofis maupun psikologisnya. Kesemuannya itu dapat
mempengaruhi suatu keberhasilan proses belajar mengajar.
b. Faktor dari luar
Yaitu lingkungan kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan prasarana
serta administrasi. Disamping faktor lingkungan (Inveronment input),
Faktor – faktor yang sengaja dirancang (Instrumental input) yang
terdiri dari kurikulum atau bahan pelajaran, guru yang memberikan
pengajaran, sarana, fasilitas, dan manajemen yang berlaku disekolah
semuanya merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan
dalam pencapaian hasil yang dikehendaki. Karena instrumental input
inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu
terwujud seoptimal mungkin.
4. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie
yang berarti Pendidikan dan Paedagogie yang berarti pergaulan dengan
anak-anak.34
Agama dalam kamus Besar bahasa Indonesia yaitu kepercayaan
kepada Tuhan dengan ajaran kebangkitan dan kewajiban-kewajiban yang
bertalian dengan kepercayaan itu.35
Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW yang
berpedoman pada kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan ke dunia melalui
wahyu Allah SWT.36
Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan agama islam yaitu suatu usaha
yang berupa pengajaran, bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak
selesai proses pendidikannya dapat memahami, menghayati dan mengamalkan
agama Islam serta menjadikannya sebagai jalan kehidupan baik pribadi
maupun kehidupan dalam masyarakat.37
C. Pengaruh Polusi Terhadap Proses Pembelajaran
34
Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Ciputat: CRSD PRESS, 2007), 15. 35
Anton M. Moeliono, et.al, kamus Besar Bahsa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), 9. 36
Ibid,. 340. 37
Berdasarkan Sebastian dan Mauricio polusi udara bisa mempengaruhi
hasil dari pendidikan seperti nilai belajar siswa yang kurang, siswa sering
membolos, siswa tidak bisa konsentrasi selama proses pembelajaran.38
Sebagai tambahan, pengaruh yang diakibatkan polusi juga bisa menyebabkan
proses pembelajaran dikelas terganggu. Menurut mereka:
“Many of the analysis in the economic and medical fields have focused
on the negative effects of pollution on absenteeism, fatigue, brain development and cognitive functioning of children.”
Dari pendapat mereka bisa dikatakan bahwa adanya efek negatif dari
polusi bisa mengakibatkan siswa sering absen atau dengan kata lain
membolos, kelelahan, perkembangan otak dan fungsi kognitif dari siswa yang
terganggu. Dengan adanya efek negatif seperti itu, maka sudah dapat
dipastikan bahwa proses pembelajarn akan terganggu dan akan menyebabkan
siswa mendapatkan nilai rendah disekolah.
Menurut Wang yang dikutip oleh Sebastian dan Mauricio, anak-anak
yang berada dilingkungan sekolah yang berpolusi akan memiliki nilai kognitif
yang rendah dibandingkan anak-anak yang bersekolah di lingkungan yang
bebas polusi.
Dalam suatu proses belajar mengajar dibutuhkan situasi yang dapat
mendukung, seperti sarana dan parasarana maupun suasana yang akrab,
38Sebastian J. Miller dan Mauricio A. Vela, “The effect of air pollution on
educational outcmes:
demokratis, yang memungkinkan dapat berkembangannya proses belajar
mengajar dan pada akhirnya kegiatan dalam rangka proses belajar mengajar
perlu dilihat hasilnya dengan cara mengadakan evaluasi. Hal ini perlu
dilakukan karena kegiatan belajar mengajar ini mengalami batas waktu,
sehingga keterkaitan pada waktu juga menjadi tolak ukur kegiatan pendidikan.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah dapat di temui dua subyek
yaitu guru sebagai pengajar dan murid sebagai subyek didik. Dimana dari
keduanya diharapkan terwujud suatu komunikasi yang aktif baik guru maupun
siswa. Sehingga terwujud suatu hubungan dari keduanya yang akhitrnya dapat
membuahkan output yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikatakan oleh Sardiman AM, yaitu :
Hubungan guru dengan siswa atau anak didik didalam proses belajar
mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan bagaimanapun baiknya
bahan pelajaran yang diberikan, bagaimana sempurnanya metode yang
digunakan, namun jika hubungan guru dan siswa merupakan yang tidak
harmonis maka dapat menciptakan uot put yang tidak diinginkan.39
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya belajar
mengajar, yaitu :
a. Faktor dari dalam
39 Muhaimin, Abdul Ghofir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya : Cipta Media,
Yaitu kondisi fisik, kondisi panca indera, bakat, minat,
keceerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. Siswa yang dalam hal
ini sebagai row put pada dasarnya memiliki karakteristik tertentu, baik
filosofis maupun psikologisnya. Kesemuannya itu dapat
mempengaruhi suatu keberhasilan proses belajar mengajar.
b. Faktor dari luar
Yaitu lingkungan, kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan
prasarana serta administrasi. Disamping faktor lingkungan
(Inveronment input), Faktor – faktor yang sengaja dirancang
(Instrumental input) yang terdiri dari kurikulum atau bahan pelajaran,
guru yang memberikan pengajaran, sarana, fasilitas, dan manajemen
yang berlaku disekolah semuanya merupakan faktor yang sangat
penting dan menentukan dalam pencapaian hasil yang dikehendaki.
Karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses
belajar mengajar itu terwujud seoptimal mungkin.
Dalam proses pembelajaran perlu adanya dukungan dari pihak
guru maupun dari pihak sarana prasarana dan juga lingkungan. Jika
semua itu mendukung maka dalam pencapaian proses pembelajaran
bisa berjalan dengan lancar. Contohnya saja jika guru sudah
mendukung, akan tetapi jika lingkungan itu tidak mendukung maka
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Peneliti memilih lokasi penelitian di SDN Perning yang terletak di Jl.
Raya Perning Desa Perning, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto. Telp.
(0343) 851246. Pemilihan lokasi ini dengan beberapa pertimbangan peneliti,
yakni :
1. Peneliti ingin mengetahui bagaimana Dampak Polusi Industri terhadap Proses
Pembelajaran PAI (Studi kasus Polusi PT. Alu Aksara Pratama di SDN
Perning, Jetis, Mojokerto)
2. Letaknya sangat dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga
memungkinkan untuk melakukan penelitian mendalam dan seksama.
B. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian korelasional kuantitatif, yaitu sebuah penelitian yang menggunakan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan
dari hasilnya yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua
variabel.
Penelitian kuantitatif dituntut untuk menggunakan angka, mulai dari
hasilnya. Demikian juga pemahaman akan kesimpulan penelitian lebih akan
lebih baik apabila juga disertai tabel, grafik, bagan, gambar atau tampilan lain.40
Alasan menggunakan penelitian ini adalah untuk menemukan ada
tidaknya hubungan antara dua variabel. Dalam penelitian ini digunakan teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu: wawancara, dokumentasi, angket dan
observasi.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan
penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai faktor-faktor yang
berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini ada
dua variabel yaitu variabel bebas atau independent variabel (X), yaitu variabel
yang mempengaruhi variabel lain disebut juga variabel prediktor, dan variabel
terikat atau dependent variabel (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi. Sesuai
dengan masalah, penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu Polusi Industri PT.
Alu Aksara Pratama (Pabrik Tepung) sebagai prediktor atau variabel bebas,
kemudian Proses Pembelajaran PAI sebagai kriteria atau variabel terikat (Y).
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Polusi Industri PT. Alu Aksara
Pratama (pabrik Tepung), dengan indikator-indikator sebagai berikut:
a. Mengetahui adanya Polusi
b. Apakah setiap hari terjadi polusi
40
c. Merasa terganggu dengan adanya polusi
d. Dalam kegiatan sehari-hari terkena dampak dari polusi
e. Apakah setiap hari ada yang terkena penyakit akibat polusi
2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Proses Pembelajaran PAI, dengan
indikator sebagai berikut:
Variabel Indikator
Proses
Pembelajaran
PAI
a. Ada reaksi ketika terdapat polusi di kelas.
b.Mendapatkan kenyamanan waktu proses
pembelajaran jika terdapat polusi di dekat sekolah.
c. Polusi tersebut menganggu memahami apa yang di
sampaikan guru.
d.Merasa dirugikan dengan adanya polusi di sekitar
sekolah atau kelas.
e. Apakah Dengan adanya polusi tersebut proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
D. Rancangan Penelitian
Dalam sebuah penelitian, peneliti merancang dan mendesain
penelitiannya secara sistematis sehingga hasil penelitiannya diharapkan mudah