• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 912012018 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 912012018 BAB III"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III akan memaparkan jenis penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, pengukuran konsep, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan dalam penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Kemudian, menggunakan skala pengukuran kuantitatif dengan jenis non probability sampling dan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental

sampling terhadap responden yang menggunakan Samsung Galaxy Tab.

3.2 Populasi dan Sampel

(2)

indikator, sehingga ukuran sampel yang digunakan yaitu 30 x 5 = 150 responden.

3.3 Pengukuran

Pengujian hipotesis dilakukan pada variabel Intrinsic Perceived Quality, Extrinsic Perceived Quality, Brand Strength, dan Retention of

Satisfaction. Supaya data dapat diolah, maka masing-masing variabel

diturunkan ke dalam indikator-indikator empirik. Pada saat penelitian pendahuluan, jawaban atas pernyataan setiap indikator menggunakan skala Likert dari skala 1 (Sangat Tidak Setuju) sampai dengan skala 7 (Sangat Setuju). Pada saat penelitian aktual dirubah menjadi skala Likert 1 (Sangat Tidak Setuju) sampai dengan skala 5 (Sangat Setuju). Perubahan ini dilakukan karena terdapat responden yang merasa bingung dalam memberikan penilaian jika menggunakan skala 7. Definisi konsep dari setiap variabel beserta indikator setiap variabel ditunjukkan pada tabel 3.1 Pengukuran Konsep.

Tabel 3.1 Pengukuran Konsep Tabel 3.1 Pengukuran Konsep

No Variabel Definisi Dimensi Indikator

1. Intrinsic

Perceived

Quality (X1)

Penilaian

konsumen

terhadap kualitas

produk

berdasarkan

karakteristik fisik

dari produk yang

berfungsi untuk

Sistem operasi Ie1: Memiliki

komunitas

pengembang

Ie2: Dapat dirubah

sesuai kebutuhan

Ie3: Kecepatan

(3)

memengaruhi

konsumen

terhadap brand

(Bernues et al,

2003; Parvin dan

Chowdhury,

2006).

dioperasikan

(Brodkin,2012)

Resolusi layar Ie4: Ukuran tinggi

Ie5: Warna tajam

Ie6: Kontras

tinggi

Kamera Ie7: Tampilan

hasil sama

dengan obyek

Ie8: Ukuran lensa

besar

Ie9: Jumlah

kamera

(4)

2. Extrinsic

Perceived

Quality (X2)

Penilaian konsumen terhadap kualitas yang berhubungan dengan produk tetapi bukan bagian dari

fisiknya yang

berfungsi untuk

memengaruhi

konsumen

terhadap brand

(Bernues et al,

2003; Parvin dan

Chowdhury,

2006).

Harga Ie10: Harga

terjangkau

Ie11: Harga masuk

akal

Ie12: Harga sesuai

kinerja produk

(Kusdyah, 2012;

Harianto, 2006)

Nama brand Ie13: Mudah

diingat

Ie14: Memiliki arti

Ie15: Menarik

(Keller, 2003)

3. Brand

strength (Y1)

Penilaian konsumen terhadap keunggulan brand suatu produk dibandingkan dengan brand

yang lain (Lassar

et al., 1995)

Citra sosial Ie16: Memiliki

kelas tersendiri di

benak konsumen

Ie17 : Secara sosial

bisa diterima

dengan baik

Ie18 : Memiliki

positioning yang

tinggi

(5)

diterima besar

Ie20 : Biaya yang

dikeluarkan layak

untuk manfaat

yang diperoleh

Ie21 : Biaya yang

dikeluarkan terasa

rendah

Trustworthiness Ie22: Perusahaan

dapat dipercaya

Ie23 : Perusahaan

peduli dengan

minat konsumen

Ie24 : Perusahaan

tidak merugikan

konsumen

Attachment

(Lassar et al.,

1995)

Ie25: Semakin

suka terhadap

brand

Ie26 : Memiliki

perasaan pribadi

yang positif

terhadap brand

(6)

berjalannya waktu

merasa nyaman

terhadap brand

4. Retention of

Satisfaction

(Y2)

Perasaan yang

tetap bertahan

dalam individu

konsumen setelah

melakukan

evaluasi subyektif

terhadap brand

yang dipilih di

mana brand

tersebut mencapai

atau melampaui

harapan, sampai

akhirnya

mengalami

perubahan karena

pengaruh situasi

tertentu (Yueli

dan Wenchuan,

2009; Schiffman

dan Kanuk, 2000).

Ie28: Perasaan tetap

senang

Ie29: Tetap share

positive

information

Ie30: Tidak pernah

menyesal

3.4 Teknik Pengumpulan Data

(7)

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu diberikan secara langsung kepada responden, melalui email, atau melalui website. Pembagian kuesioner secara langsung kepada responden dilakukan dengan dua cara. Pertama, kuesioner dititipkan kepada salah satu dealer penjual produk elektronik, untuk dibagikan kepada konsumennya di Supermall Karawaci. Kedua, kuesioner dititipkan ke pihak SMA UPH College untuk dibagikan kepada siswa yang memiliki Samsung Galaxy Tab. Kemudian, pembagian kuesioner melalui website, dilakukan dengan mengirimkan website address ke komunitas Samsung Galaxy Tab di media social Facebook. Sementara itu, untuk pembagian kuesioner melalui email, kuesioner dalam bentuk soft copy langsung dikirimkan ke email address pengguna Samsung Galaxy Tab. Dikarenakan kriteria responden yang dapat menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pengguna sabak Samsung Galaxy Tab, maka calon responden terlebih dahulu harus menjawab pertanyaan yang ada pada halaman paling depan pada kuesioner mengenai apakah calon responden menjadi pengguna Samsung sabak jenis Galaxy Tab atau tidak. Jika calon responden memenuhi kriteria yang dimaksud, maka mereka dapat berpartisipasi dalam penelitian dengan mengisi kuesioner, namun jika tidak memenuhi maka mereka tidak dapat mengisi kuesioner tersebut.

3.5 Teknik Analisis

(8)

3.5.1 Uji Validitas

Uji validitas ditujukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang disusun benar-benar akurat sehingga mampu mengukur konsep yang sedang diteliti (Supramono dan Haryanto, 2005). Uji validitas dapat dilakukan dengan menggunakan korelasi pearson, di mana suatu instrumen dikatakan valid jika pada tingkat signifikansi / alpha 5% angka probabilitas yang dihasilkan lebih kecil dari 0.05 (Sarwono, 2009).

3.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ditujukan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika dilakukan penelitian ulang (Supramono dan Haryanto, 2005). Lebih lanjut menurut Supramono dan Haryanto, reliabilitas diuji menggunakan koefisien Cronbach’s alpha di mana semakin tinggi nilai koefisien akan semakin baik dan secara umum instrumen dikatakan baik jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha lebih besar dari 0.60.

3.5.3 Analisis Statistik Deskriptif

(9)

3.5.4 Structural Equation Modelling (SEM)

Structural Equation Modeling (SEM) dioperasikan melalui aplikasi AMOS 18.0.0. Adapun SEM memiliki keunggulan dibandingkan dengan analisis asosiasi lainnya seperti regresi atau path analysis, SEM mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel secara komplek (Wijaya, 2009). Menurut Ferdinand (2002), terdapat tujuh langkah untuk membuat pemodelan yang lengkap, yaitu 1) mengembangkan model berbasis teori, 2) mengembangkan diagram alur untuk menunjukkan keterhubungan kausalitas, 3) mengonversi diagram alur kedalam serangkaian persamaan struktural dan spesifikasi model pengukuran, 4) memilih matriks input dan teknik estimasi atas model yang dibangun, 5) menilai problem identifikasi, 6) mengevaluasi criteria goodness-of-fit, 7) menginterpretasi dan modifikasi model.

3.5.4.1 Mengembangkan Model Berbasis Teori

(10)

3.5.4.2 Mengembangkan Diagram Alur

Hasil model teoritis yang dibangun pada langkah pertama selanjutnya digambarkan dalam diagram alur yang berfungsi untuk mempermudah dalam melihat keterhubungan kausalitas yang diuji. Keterhubungan kausalitas ini selanjutnya akan dikonversi oleh program menjadi persamaan, dan kemudian menjadi estimasi. Dalam pengembangan diagram alur terdapat konstruk atau variabel laten yang digunakan, yaitu konsep-konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup untuk menjelaskan berbagai bentuk keterhubungan. Kemudian, variabel laten tersebut akan diukur dengan variabel-variabel terukur yaitu variabel yang datanya harus dicari melalui penelitian di lapangan. Dalam regresi berganda, tidak ada prediksi yang sepenuhnya sempurna atau dengan kata lain terdapat residual. Oleh karena itu, untuk menangani residual tersebut di dalam SEM digunakan lingkaran kecil dengan label huruf e (error) yang mempunyai anak panah menuju variabel terukur, dan lingkaran kecil dengan label huruf d (disturbance) yang mempunyai anak panah menuju variabel dependen / endogen.

(11)
(12)

X1 : Intrinsic Perceived Quality

Ie1: Memiliki komunitas pengembang Ie2: Dapat dirubah sesuai kebutuhan

Ie3: Memiliki kecepatan tinggi saat dioperasikan Ie4: Ukuran resolusi tinggi

Ie5: Warna tajam Ie6: Kontras tinggi

Ie7: Tampilan hasil sama dengan obyek Ie8: Ukuran lensa besar

Ie9: Jumlah kamera

X2 : Extrinsic Perceived Quality

Ie10: Harga terjangkau Ie11: Harga masuk akal

Ie12: Harga sesuai kinerja produk Ie13: Mudah diingat

Ie14: Memiliki arti Ie15: Menarik

Y1: Brand Strength

Ie16: Memiliki kelas tersendiri di benak konsumen Ie17 : Secara sosial bisa diterima dengan baik Ie18 : Memiliki positioning yang tinggi Ie19: Manfaat yang diterima besar

Ie20 : Biaya yang dikeluarkan layak untuk manfaat yang diperoleh Ie21 : Biaya yang dikeluarkan terasa rendah

Ie22: Perusahaan dapat dipercaya

(13)

Ie24 : Perusahaan tidak merugikan konsumen Ie25: Semakin suka terhadap brand

Ie26 : Memiliki perasaan pribadi yang positif terhadap brand Ie27 : Dengan berjalannya waktu merasa nyaman terhadap brand

Y2: Retention of Satisfaction Ie28: Perasaan tetap senang

Ie29: Tetap share positive information Ie30: Tidak menyesal

3.5.4.3 Mengonversi Diagram Alur ke dalam Persamaan

Langkah berikutnya adalah mengkonversi model yang sudah dibuat ke dalam serangkaian persamaan. Adapun persamaan yang dibangun terdiri dari persamaan-persamaan struktural dan persamaan spesifikasi model pengukuran.

a. Persamaan-persamaan Struktural

Persamaan ini untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk, dimana biasanya disusun dengan pedoman sebagai berikut:

Variabel Endogen = Variabel Eksogen + Variabel Endogen + Error

b. Persamaan Spesifikasi Model Pengukuran

(14)

Y1 = 1X1 + 1 ……….…….. (1)

Y1 = 2X2 + 2 ……….….. (2)

Y2 = 1Y1 + 1 ………....………... (3)

Keterangan:

X1 = Intrinsic Perceived Quality X2 = Extrinsic Perceived Quality Y1 = Brand Strength

Y2 = Retention of Satisfaction

= Gama, koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen = Beta, koefisien pengaruh variabel endogen terhadap varibel endogen = Zeta, galat model

3.5.4.4 Memilih Matriks Input dan Estimasi Model

a. Kovarians atau Korelasi

(15)

Meskipun observasi individual tidak menjadi input analisis, namun ukuran sampel tetap memegang peranan yang sangat penting dalam estimasi dan interpretasi hasil SEM. Salah satu pedoman ukuran sampel yang digunakan yaitu dengan teknik maximum likelihood estimation yang membutuhkan sampel berkisar antara 100 – 200 sampel (Ferdinand, 2002).

b. Estimasi Model

Setelah model dikembangkan dan input data dipilih, maka selanjutnya memilih program komputer yang akan digunakan dalam rangka estimasi model. Dalam hal ini akan digunakan AMOS 18 untuk melakukan estimasi. Sebagaimana diketahui bahwa AMOS memiliki beberapa teknik estimasi, yaitu Maximum Likelihood Estimation (ML), Generalized Least Square Estimation (GLS), Unweighted Least Square Estimation (ULS), Scale Free

Least Square Estimation (SLS), dan Asymptotically Distribution-Free

Estimation (ADF). Berikut adalah pedoman untuk memilih teknik estimasi:

Tabel 3.2 Teknik Estimasi SEM

Tabel 3.2 Teknik Estimasi SEM

Pertimbangan Teknik Keterangan

Ukuran sampel 100-200, asumsi normalitas dipenuhi

ML ULS dan SLS biasanya tidak menghasilkan uji x2

Ukuran sampel 200-500, asumsi normalitas dipenuhi

ML dan GLS

Bila ukuran sampel kurang dari 500, maka hasil GLS cukup baik

Ukuran sampel lebih dari 2500, asumsi normalitas kurang dipenuhi

ADF ADF kurang cocok bila ukuran sampel kurang dari 2500

Sumber: Ferdinand (2002)

(16)

Masalah yang dapat muncul salah satunya yaitu masalah identifikasi, yaitu masalah dari ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi yang unik. Adapun gejala-gejalanya yaitu 1) standar error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar, 2) program tidak

mampu menghasilkan matriks informasi, 3) muncul angka-angka aneh seperti adanya varians error yang negatif, 4) munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang diperoleh, misalnya lebih dari 0.9 (Ferdinand, 2002).

3.5.4.6 Mengevaluasi Kriteria Goodness of Fit

Tujuan utama dari analisis SEM yaitu menguji kesesuaian antara model teoritik dengan data empiris. Ada tiga hal utama yang harus dilakukan, yaitu 1) memenuhi asumsi-asumsi SEM, 2) uji kesesuaian dan uji statistik, 3) uji reliabilitas.

a. Asumsi-asumsi SEM

(17)

b. Uji Kesesuaian dan Uji Statistik

Indeks kesesuaian dan cut off value yang digunakan dalam menguji suatu model apakah diterima atau ditolak dapat dilihat dari Tabel 3.3 Kriteria Goodness of Fit.

Tabel 3.3 Kriteria Goodness of Fit

Tabel 3.3 Kriteria Goodness of Fit

Kriteria Indeks Ukuran Nilai Acuan

Chi Square (X2) Sekecil mungkin

p-value ≥ 0.05

CMIN/df

(The minimum sample discrepancy function /

Degree of freedom)

≤ 2.00

RMSEA

(The Root Mean Square Error of Approximation)

≤ 0.08

GFI

(Goodness of Fit Index)

≥ 0.90

AGFI

(Adjusted Goodness of Fit Index)

≥ 0.90

TLI

(Tucker Lewis Index)

≥ 0.90

CFI

(Comparative Fix Index)

≥ 0.90

Sumber: Ferdinand (2002); Wijaya (2009)

(18)

Menginterpretasi model dan memodifikasi model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang ditentukan. Batas keamanan untuk jumlah residual yaitu 5%, jika lebih besar dari 5% maka perlu dipertimbangkan

untuk dilakukan modifikasi. Model yang baik adalah model yang memiliki standardized residual variance yang kecil, yaitu memiliki batas maksimal

Gambar

Tabel 3.1 Pengukuran Konsep
Gambar 1.1 Diagram Alur SEM
Tabel 3.2 Teknik Estimasi SEM
Tabel 3.3 Kriteria Goodness of Fit

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Motivasi Kerja Guru merupakan suatu konsep yang berada pada tingkat pengukuran abstrak dan diukur dengan skala pengukuran ordinal. Konsep motivasi kerja guru

Sebagai tambahan, konstruk laten tidak dapat diukur secara langsung (bersifat laten) dan membutuhkan indikator-indikator untuk mengukurnya. Indikator-indikator tersebut

Berdasarkan gambar 3.19 menjelaskan alur diagram sekuen yang terjadi didalam sistem saat proses “delete”, secara umum.Superadmin atau Admin mengklik menu data izin

Ada beberapa jenis validitas, namun yang paling banyak dibahas adalah validitas konstruk. Konstruk atau kerangka konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan

Data Flow Diagram atau yang sering disebut Bubble Chart atau diagram, model proses, diagram alur kerja atau model fungsi adalah alat pembuatan model

Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan alur yang berurutan dari aktivitas use case atau proses bisnis. Diagram ini sangat berguna untuk menjelaskan aksi yang

Data Flow Diagram atau sering juga disebut dengan Bubble Chart atau diagram, model proses, diagram alur kerja atau model fungsi adalah alat pembuatan model

Dalam penelitian ini ketiga konstruk yang diteliti yaitu modal sosial, kepercayaan dan OCB merupakan variabel laten multidimensi, sehingga peran pemoderasian