• Tidak ada hasil yang ditemukan

T2 942010036 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T2 942010036 BAB III"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Jenis dan Lokasi Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1990:326) menyatakan, penelitian korelasi onal adalah penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasi, peneliti akan mengetahui hubungan satu variabel dengan variabel lainnya. Besarnya hubungan antara variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi.

Lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Temanggung yang meliputi kecamatan Parakan, Candiroto, Pringsurat dan kota Temanggung.

3.2

Populasi dan Sampel Penelitian.

3.2.1 Populasi.

(2)

46

Farchan (2005: 193) menyatakan Populasi dirumuskan sebagai “semua anggota sekelompok orang kejadian atau obyek yang telah dirumuskan secara jelas”. Atau kelompok lebih besar yang menjadi sasaran generalisasi.

Dilihat dari jumlahnya, populasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Populasi yang jumlahnya terhingga/terbatas, yakni populasi yang memiki sumber sumber data yang jelas batas batasnya secara kuantitatif.

2. Populasi yang jumlahnya tak terhingga, yakni populasi yang memiliki sumber data yang tidak dapat di tentukan batas batasnya secara kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru di SMA Negeri di Kabupaten Temanggung baik yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau yang masih berstatus sebagai Guru Honorer atau Guru Tidak Tetap. Rincian guru berdasarkan status negeri (PNS) atau swasta (GTT atau Guru Honorer) seperti terlihat pada tabel 3.1 .

Tabel 3.1

Jumlah Guru SMA Negeri Di Kabupaten Temanggung

No Nama Sekolah Jumlah Guru

01 SMA N 1 TEMANGGUNG 50

02 SMA N 2 TEMANGGUNG 41

03 SMA N 3 TEMANGGUNG 49

04 SMA N 1 PARAKAN 43

05 SMA N 1 CANDIROTO 41

06 SMA N 1 PRINGSURAT 36

TOTAL 260

(3)

47 3.2.2. Sampel

Sampel dapat diartikan bagian atau wakil populasi yang di teliti. Menurut Arikunto (1996:117), dan Ali (1985:54) menyebutkan, bahwa sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dari keseluruhan objek yang diteliti terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Sampel juga berarti sebagian dari populasi, atau kelompok kecil yang diamati (Furchan:193).

Menurut Bungin (2010:104) ada beberapa faktor yang harus di pertimbangkan dalam menentukan sampel dalam suatu penelitian, agar sampel penelitian memiliki bobot yang representatif yang diharapkan, yaitu:

1. Derajad keseragaman (degree of homogeneity) populasi. Semakin komplek populasinya, semakin besar sampelnya.

2. Derajad kemampuan peneliti mengenal sifat sifat khusus populasinya.

3. Presisi (kesaksamaan) yang dikehendaki penelitian .

4. Penggunaan teknik sampling yang tepat.

Ada beberapa keuntungan penelitian dengan pengambilan sampel, seperti:

1. Adanya penghematan biaya, waktu, dan tenaga. 2. Kemungkinan akan di peroleh hasil yang lebih

(4)

48

dilakukan lebih sedikit, dan adanya tenaga ahli yang mencukupi (Marzuki, 1989 : 43).

Jumlah atau besarnya sampel ditentukan dengan pertimbangan dua hal yaitu (1) secara teoritis, semakin banyak sampel yang diambil, semakin kecil kemungkinan kesalahan penelitian; (2) tingkat keseragaman atau keragaman populasi, semakin seragam populasi, semakin banyak yang diambil (Nurastuti, 2007:128)

Roscoe (1982:253) dalam Sugiyono (2006:91) memberikan saran-saran tentang ukuran sample untuk penelitian sebagai berikut:

1. Ukuran sample yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500.

2. Bila sample di bagi dalam kategori (misalnya: pria-wanita, pegawai negeri- swasta, dan lain lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang di teliti. Jika variable penelitianya ada 5 (independen + dependen) maka jumlahnya sampel adalah = 10 x 5 = 50.

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok control, jumlah anggota sampel masing masing antara 10 ampai dengan 20.

(5)

49

dipilih, dimana jika sudah dipilih tidak dapat dipilih lagi.

Tabel 3.2

Jumlah Responden Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Guru

01 SMA N 1 TEMANGGUNG 18

02 SMA N 2 TEMANGGUNG 30

03 SMA N 3 TEMANGGUNG 35

04 SMA N 1 PARAKAN 25

05 SMA N 1 CANDIROTO 25

06 SMA N 1 PRINGSURAT 25

TOTAL 158

Tabel Krejcie dan Morgan dalam Buku Research Method For Business (1992:253) dalam Sugiyono (2012:12) memberikan panduan dalam menentukan jumlah anggota sampel dari populasi tertentu dengan taraf kepercayaan 95%. Dalam penentuan jumlah sampel dari suatu populasi dengan taraf kepercayaan 95% didapatkan jumlah (N) jumlah anggota Populasi antara 260 dengan S jumlah anggota sampel 158. Yang di ambil dari guru guru di 6 sekolah SMA Negeri di Kabupaten Temanggung yang terdiri dari guru PNS dan guru tidak tetap atau honorer supaya bervariatif karena pada kenyataannya tidak semua guru SMA Negeri di Temanggung berstatus Pegawai Negeri Sipil atau PNS.

3.3. Variabel Penelitian

(6)

50

penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas sering disebut variabel independen (independent variable) karena variabel ini menjadi sebab perubahan atau timbulnya perubahan pada variabel terikat. variabel terikat sering juga disebut variabel dependen (dependen variabel) karena variabel ini menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat (Y) adalah kinerja guru sedangkan variabel bebasnya adalah (X1) motivasi kerja guru dan (X2)

kepuasan kerja guru.

3.4 Jenis dan Instrumen Pengumpulan Data.

(7)

51

Pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran Likert, Menurut Sugiyono (2010:93) Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, skala ini menggunakan respon yang dikategorikan dalam empat macam kategori jawaban yaitu : (SS) Sangat Setuju (S) Setuju (TS) Tidak Setuju , (STS) Sangat Tidak Setuju.Skala Likert ini meniadakan kategori jawaban yang di tengah yaitu (R) berdasarkan pada alas an yaitu : kategori undecided yang berarti ganda dapat diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Angket (questionnaire). Questionaire merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara individual atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu, seperti preferensi, keyakinan, minat dan perilaku. Untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan angket ini, peneliti tidak harus bertemu langsung dengan subyek tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan dan pernyataan tertulis untuk mendapatkan respon (Hadjar, 1999;181).

(8)

52

TJSQ (teacher job satisfaction Questionaeire) yang dikembangkan dari Lester; 1987 dalam Knox (2011:296-299) karena questionaeire ini mempunyai banyak keuntungan untuk memperoleh informasi dari responden. Disamping hal tersebut Questionaire ini sifatnya ekonamis dan anonim. Instrumen ini terdiri dari 66 item.

Instrumen penelitian untuk motivasi kerja guru adalah The Teacher Motivation Questionaire yang di gunakan oleh MC Kinney (2000:98-101) untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan faktor motivasi instrinsik (instrinsic motivation) dan motivasi ekstrinsik (extrinsic motivation) dari Frederick Herzberg yang di gunakan sebagai dasar teori. Instrumen ini terdiri dari 45 item.

3.5.Teknik Pengukuran Konsep.

Di dalam penelitian ini digunakan tiga konsep penelitian yang dipilih yaitu konsep kinerja guru, motivasi kerja guru, dan kepuasan kerja guru. Konsep konsep tersebut diukur agar bisa di teliti. Dibagian ini dikemukakan pengkuran konsep, epistemic correlation

(9)

53 1) Konsep Kinerja Guru. (Y)

Kinerja Guru merupakan suatu konsep yang berada pada tingkat pengukuran abstrak dan diukur dengan skala pengukuran ordinal. Kinerja Guru pada dasarnya digunakan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam tugas tugasnya sebagai guru. Konsep Kinerja Guru untuk selanjutnya diuraikan kedalam indikator empirik yang tergabung dalam sub-konsep yaitu :

a. TS.(Teaching Skills).

b. MS.(Management Skills)

c. DR.(Discipline and Regularity)

d. IS (Interpersonal Skills)

Keterkaitan antara konsep, sub konsep dan indikator empirik dihubungkan melalui epistemic correlation. Adapun kisi-kisi instrument konsep kinerja guru dapat dilihat pada lampiran 1

2) Konsep Motivasi Kerja Guru (X1)

Motivasi Kerja Guru merupakan suatu konsep yang berada pada tingkat pengukuran abstrak dan diukur dengan skala pengukuran ordinal. Konsep motivasi kerja guru terbagi dalam 45 indikator yang tergabung dalam 9 sub- konsep yaitu :

A. Instrinsic motivation

1. Achievement 2. Recognition

(10)

54

B. Extrinsic Motivation. 1. Supervision.

2. Salary.

3. Working Condition. 4. Job Security.

Penjabaran konsep ke indikator empiris ditunjukkan oleh Epistemic Correlation yang dapat di lihat pada lampiran 2, dengan jabaran konsep Motivasi kerja guru sebagai suatu proses yang mengatur pilihan yang dibuat oleh orang diantara bentuk-bentuk alternatif dari aktifitas aktifitas sukarela.

3) Konsep Kepuasan Kerja Guru (X2)

Kepuasan kerja guru merupakan suatu konsep yang berada pada tingkat pengukuran abstrak dan diukur dengan skala pengukuran ordinal. Konsep kepuasan kerja guru digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan guru yang selanjutnya dimasukkan ke dalam 66 indikator empiric yang tergabung dalam 9 sub konsep yaitu:

1. Supervisi 2. Rekan Kerja

3. Kondisi Kerja. 4. Gaji. 5. Tanggung Jawab. 6. Pekerjaan itu sendiri. 7. Kemajuan jabatan. 8. Keamanan kerja. 9. Pengakuan.

(11)

55

pekerjaan seseorang akibat dari perbandingan hasil aktual dari posisi sekarang dengan hal-hal yang diinginkan atau diharapkan diterima dan lain sebagainya.

3.6. Teknik Analisis Data.

Teknik analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis korelasi.

3.6.1 Analisis deskriptif

Analisis deskriptif di gunakan untuk memperoleh gambaran mengenai profil dari tiap variable tertentu. Ukuran yang di gunakan dalam analisis ini meliputi mulai terendah, tertinggi, rata-rata dan standar deviasi.

3.6.2. Analisis Korelasi

Teknik analisis korelasi digunakan dalam pengujian validitas dan reliabilitas, Instrumen penelitian, serta untuk melihat hubungan antara motivasi kerja guru (X1), dengan kinerja guru (Y),

kepuasan kerja guru (X2) dengan kinerja guru (Y).

(12)

56 3.6.1. Validitas Item

Menurut pendapat Sugiyono (2012;121), “hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesunguhnya terjadi pada obyek yang diteliti” validitas”. Suatu instrument yang valid atau sah mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Kriteria untuk menentukan validitas item instrumen menurut Ali (1987), adalah Corrected Item Total Correlation. Pedoman untuk menentukan koefisien Validitas adalah sebagai berikut:

0,00 - 0,20 = Tidak ada validitas 0,21 - 0,40 = Validitas rendah 0,41 - 0,60 = Validitas Sedang 0,61 - 0,80 = Validitas Tinggi.

0,81 - 1,00 = validitas Sangat Tinggi.

Item instrumen dikatakan valid apabila mempunyai koefisien korelasi atau Corrected Item-Total Correlation diatas 0,20

Pada penelitian ini instrument yang akan diuji validitas itemnya adalah instrument kinerja guru yaitu

Teacher Job Performance Scale (TJPS), Motivasi Kerja Guru yaitu Teacher Motivation Questionaire (TMQ) dan untuk Kepuasan Kerja guru digunakan Teacher Job Satisfaction Questionaire (TJSQ). Hasil uji validitas item

(13)

57 Tabel 3.3

Validity Item Analysis Kinerja Guru

No Total Item Corrected Keterangan No Total Corrected Item Keterangan

(14)

58 Tabel 3.4.

Validity Item Analysis Motivasi Kerja Guru. No

Item Correlation Keterangan No Total-Item correlation Keterangan Total-Item

1. 0.509 Valid 24. 0.451 Valid

2. 0.553 Valid 25. 0.576 Valid

3. 0.586 Valid 26 0.421 Valid

4. 0.558 Valid 27. 0.524 Valid

5. 0.547 Valid 28. 0.376 Valid

6. 0.296 Valid 29. 0.521 Valid

7. 0.203 Valid 30 0.470 Valid

8. 0.475 Valid 31. 0.582 Valid

9. 0.250 Valid 32. 0.604 Valid

10. 0.494 Valid 33. 0.310 Valid

11. 0.463 Valid 34. 0.398 Valid

12. 0.381 Valid 35. 0.379 Valid

13. 0.528 Valid 36. 0.637 Valid

14. 0.380 Valid 37 0.347 Valid

15. 0.601 Valid 38. 0.586 Valid

16. 0.552 Valid 39. 0.610 Valid

17. 0.340 Valid 40. 0.677 Valid

18. 0.513 Valid 41. 0.470 Valid

19. 0.678 Valid 42. 0.464 Valid

20. 0.564 Valid 43. 0.283 Valid

21. 0.685 Valid 44. 0.450 Valid

22. 0.370 Valid 45 0.564 Valid

23. 0.653 Valid

Hasil uji validitas instrument motivasi kinerja guru di atas menunjukkan, dari 45 item semua sudah valid, dikarenakan Corrected Item-Total Correlation

diatas 0,20. Jadi instrument ini layak digunakan untuk pengambilan ata penelitian.

Tabel 3.5 di bawah ini merupakan hasil uji validitas instrument Kepuasan Kerja Guru, menunjukkan bahwa sejumlah 66 item sudah valid. Hal tersebut ditunjukkan dengan Corrected Item-Total Correlation

(15)

59 Table 3.5

Validity Item Analysis Kepuasan Kerja Guru No

Ite m

Total-Item

Correlation Keterangan No Ite

m

Total-Item

Correlation Keterangan

(16)

60 3.6.2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai kenyataan, maka berapa kali pun diambil, akan tetap sama. Reliabilitas menunjuk pada suatu tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya, dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan (Arikunto, 2011;75).

Sedangkan untuk menguji reliabilitas instrument digunakan rumus “Alpha Cronbach” sebagai berikut :

George dan Mallery (1995:226) menggunakan interprestasi terhadap besarnya nilai Alpha sebagai berikut :

α > 0,9 kategori baik sekali (excellent) α > 0,8 kategori baik (good)

α > 0,7 kategori dapat diterima (acceptable) α > 0,6 kategori dipertanyakan (questionably) α > 0,5 kategori jelek (poor)

α < 0,5 kategori ditolak (unacceptable).

Tabel berikut adalah hasil uji reliabilitas instrument Teacher Job Performance Scale (TJPS),

(17)

61 Job satisfaction Questionaire (TJSQ) terbukti sangat reliable.

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrument

Instrumen

Cronbach Alpha Based on Standardized

items

Keterangan

Teacher Job Performance

Scale 0.864 Good

Teacher job Motivation

Questionaire 0.937 excellent

Teacher Job Satisfaction

Questionaire 0.950 excellent

3.7. Mengukur Konsep Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variable penelitian yang diukur yaitu: Variabel Kinerja Guru sebagai Variabel terikat (dependence variable), Motivasi Kerja Guru sebagai variable bebas (independence variable), dan Kepuasan Kerja guru sebagai variabel bebas (dependence variable).

Sebagai alat ukur penelitian akan digunakan skala. Skala pengukuran adalah kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan penjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur , sehingga alat ukur tersebut bisa digunakan dalam pengukuran yang akan menghasilkan data kuantitatif.

(18)

62

untuk konsep konsep yang berada aras interval digunakan Likert Scale.

1. Untuk menentukan pengukuran kinerja guru digunakan interval dengan ukuran:

Interval = max − ℎ (5) =100 − 255 = = 15

Berdasarkan lebar interval maka tinggi rendahnya

hasil pengukuran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Kategori Skor Kinerja Guru

Kategori Interval

Sangat Tinggi 86 – 100

Tinggi 71 - 85

Sedang 56 - 70

Rendah 41 - 55

Sangat Rendah 25 - 40

2. Untuk menentukan Pengukuran Motivasi Kerja Guru digunakan interval dengan ukuran:

Interval = max −

ℎ (5) =

180 − 45

5 = = 27

Berdasarkan lebar interval maka tinggi rendahnya hasil pengukuran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8. Kategori Skor Motivasi Kerja Guru

Kategori Interval

Sangat Tinggi 153 – 180

Tinggi 126 – 152

Sedang 99 – 125

Rendah 72 – 98

Sangat Rendah 45 – 71

(19)

63

Interval = max − ℎ (5) =264 − 665 = = 39

Berdasarkan lebar interval maka tinggi rendahnya hasil pengukuran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.9 Kategori Skor Kepuasan Kerja Guru

Kategori Interval

Sangat Tinggi 225-264

Tinggi 186-224

Sedang 147-185

Rendah 107-146

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Guru SMA Negeri Di Kabupaten Temanggung
Tabel 3.2 Jumlah Responden Penelitian
Tabel 3.3 Validity Item Analysis Kinerja Guru
Tabel 3.4. Validity Item Analysis Motivasi Kerja Guru.
+6

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Gambar berikut menujukkan hasil FT-IR film lateks karet alam dengan pengisi nanokristalin selulosa dan penyerasi alkanolamida setelah perlakuan

sunnah adalah seperti witir, shalat idul fitri, shalat idul adha, shalat khusuf, dan shalat istisqa.  Shalat nafilah : selain

ciri-ciri yang menonjol pada pembelajaran personal dapat ditinjau dari segi tujuan pengajaran, siswa sebagai subjek yang belajar, guru sebagai pembelajar, program pembelajaran,

Dengan melihat beberapa persoalan tersebut Suwardi berusaha menggali wayang beber dan memperkenalkan kepada masyarakat luas serta menumbuhkan kebanggaan terhadap wayang

PESERTA JOK RENCANA PENGGUNAAN DANA (Dalam Ribuan/Rupiah) (JAM). (ORANG)

Anarki, Arga Ageng. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Religiusitas terhadap Kinerja Pegawai pada BPRS SUKOWATI SRAGEN. Skripsi, Fakultas Ekonomi Bi snis Islam. Jurusan

pergeseran pos ts eismik yang terjadi s etelah gempa Aceh 2004 dengan menggunakan data-data pengukuran GPS sebelumnya untuk penghitungan perkiraan bes arnya dampak bahaya

E IMPLEMENTATION OF INTERCULTURAL LANGUAGE LEARNING IN AN EFL CLASSROOM (A D escriptive Study at a State University in West Java).. Universitas Pendidikan Indonesia |