26
Boks 2
Pola Pembent ukan Harga Produk M anuf akt ur di
Nusa Tenggara Barat
Kondisi Umum
Salah sat u aspek pent ing unt uk mencapai pembangunan ekonomi yang berkesinambungan di Nusa Tenggara Barat adalah t erjaganya st abilit as laju inflasi . Inflasi di NTB dihitung berdasarkan pergerakan harga beberapa jenis komodit as di dua kot a yakni M at aram dan Bima. Perbedaan jenis komodit as dan lokasi menyebabkan keragaman det erminan pem bent uk inflasi di NTB.
Saat ini t elah t erbent uk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Nusa Tenggara Barat yang bert ujuan mengendalikan laju inflasi pada level yang kondusif mendorong pert umbuhan ekonomi. Unt uk menunjang efekt ivit as kerja TPID, Bank Indonesia M at aram berinisiat if melakukan survei pola pembent ukan harga di NTB yang difokuskan pada produk manufakt ur.
Survei t ersebut dilakukan unt uk 144 merek komodit as di Kot a M at aram, Kot a Bima, Kabupat en Lombok Barat , dan Kabupat en Lombok Timur. Jumlah responden secara keseluruhan sebanyak 466 responden mel iput i produsen, pedagang besar dan pedagang rit el.
Pola Pembentukan Harga di Tingkat Produsen
Hasil survei menunjukan bahwa produsen ut amanya menggunakan cost pricing met hod (CPM ) unt uk menent ukan harga jual yakni dengan cara menambah t ingkat keunt ungan (mark
up) at as biaya set iap barang. Hal t ersebut t ercermin dari jaw aban 40% responden produsen di
Kot a M at aram, dan 60% responden produsen di Kot a Bima.
Lebih lanjut , hasil survei juga mengident ifikasi beberapa met ode penent uan margin keunt ungan di t ingkat produsen. Pada umumnya produsen menent ukan margin berdasarkan est imasi harga jual yang dapat dit erima oleh konsumen.
27
Pola Pembentukan Harga di Tingkat Pedagang Besar
Dari beberapa jenis st rat egi penent uan harga, sebagian besar responden (55,2%) di t ingkat pedagang besar menerapkan st rat egi penet apan harga jual produk yang sama unt uk set iap pembeli. Dalam menent ukan harga jual produknya, mayorit as pedagang besar (84,8%) t idak memiliki perjanjian at au kesepakat an.
Beberapa fakt or pembent uk harga yang paling dominan mempengaruhi pembent ukan harga di t ingkat pedagang besar adalah fakt or harga pokok penjualan (95,9%), sement ara biaya pemasaran (9%) merupakan fakt or yang paling kecil mempengaruhi pembent ukan harga.
Persent ase margin keunt ungan bervariasi unt uk t iap daerah. Persent ase t ert inggi t ercat at unt uk Kabupat en Lombok Timur dengan t ingkat keunt ungan sebesar 3,3% dari harga perolehan (harga beli) produk, urut an kedua berada di w ilayah Kabupat en dan Kot a Bima sebesar 2,7%. Sement ara Kot a M at aram dan Kabupat en Lombok Barat hanya sebesar 1,6%. Perbedaan t ingkat keunt ungan t ersebut disebabkan karena di Kot a/ Kabupat en Bima sebagian besar produk yang dijual berasal dari daerah lain t erut ama Kot a M at aram sehingga membut uhkan biaya t ransport asi yang lebih t inggi.
Pola Pembentukan Harga di Tingkat Pedagang Ritel
Berdasarkan jaw aban responden pedagang rit el, sebagian besar responden (84%) menyat akan menet apkan harga sama unt uk set iap pembeli . Sement ara hanya 0,4% dari seluruh responden yang menyatakan bahwa mereka menet apkan harga jual berdasarkan jumlah p embelian.
Hampir seluruh responden menet apkan harga berdasarkan harga pokok penjualan (HPP). Tercat at 99,3% dari seluruh responden menet apkan harga jual berdasarkan harga beli dari dist ribut or. Faktor pembent uk harga lainnya di t ingkat pedagang rit el meliput i biaya dist ribusi di peringkat kedua (51,5% responden) , dan margin keunt ungan di peringkat ket iga (43,99% responden).
28
Elastisitas Harga terhadap Inflasi
Pada produsen dan pedagang besar perubahan laju inflasi cenderung mempercepat mereka unt uk melakukan perubahan harga dengan menaikkan harga pada porsi yang lebih t inggi dibandingkan dengan laju inflasi t ersebut . Sedangkan pada ped agang ret ail angka i nflasi t idak menjadi pert imbangan dalam melakukan perubahan harga penjualan.
Kesimpulan
Pola pembent ukan harga di set iap level dist ribusi cenderung berdasarkan harga pokok produksi. Pada level produsen, harga bahan baku, dan biaya overhead mejadi komponen ut ama pembent uk harga pokok. Sement ara unt uk level pedagang besar, selain harga pokok penjualan, biaya pemasaran t urut menent ukan harga jual. Selanjut nya di level pedagang rit el, biaya dist ribusi menjadi penent u harga jual selain harga pokok pembelian.