Boks 4
Cabe Raw it Sebagai Sub Komodit i Penyumbang
Inf lasi di Kot a M at aram
Pendahuluan
Cabe raw it (Capsicum f rut escens L.) merupakan komodit as pert anian yang berasal dari daerah t ropis di benua Amerika, t umbuh subur di daerah kering dan dit emukan pada ketinggian 0,5-1.250 met er di at as permukaan laut sert a dapat diperbanyak dengan biji. Buahnya digunakan sebagai sayuran, bumbu masak, acar dan asinan sedangkan daun mudanya dapat dikukus unt uk lalap. Karena merupakan bahan pangan yang dikonsumsi set iap saat , maka cabe akan t erus dibut uhkan seiring dengan pert umbuhan jumlah penduduk.
M usim hujan sangat cocok unt uk membuka lahan palaw ija cabe raw it karena kelembaban udara berpengaruh pada pert umbuhan t anaman it u sendiri. Cabe raw it sudah dapat dipet ik pada umur kira-kira 80 – 90 hari. Berdasarkan pengalaman, cabe raw it dapat dipanen 15 kali - 18 kali. Namun demikian, cabe raw it adalah t anaman yang sangat peka t erhadap air hujan sehingga curah hujan yang t inggi dapat berdampak pada membusuknya buah sebelum dipanen.
Hasil penelit ian Pengem bangan Kom odit as Unggulan Usaha M ikro, Kecil
dan M enengah (UM KM ) di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang merupakan
kerjasama ant ara Bank Indonesia M at aram dengan Lembaga Penelit ian Universit as M at aram pada t ahun 2007, di ant aranya mengenai produksi cabe raw it yang masuk dalam kelompok komodit i sayur-sayuran menunjukan hasil sebagaimana t ersaji pada t abel 1 berikut ini.
Dari Tabel 1 di at as, diket ahui bahw a daerah penghasili cabe raw it t erbesar di Provinsi NTB adalah Kabupat en Lombok Timur, kemudian Kabupat en Lombok Tengah, Bima, Dompu dan Kot a M at aram. Secara garis besar, produksi cabe raw it di Provinsi NTB mengalami penurunan dari t ahun 2005 ke t ahun 2006. Sedangkan, t ahun 2006 ke t ahun 2007 mengalami peningkat an baik luas panen maupun produksi.
Luas Panen (ha)
Produksi (kwintal)
Luas Panen (ha)
Produksi (kwintal)
Luas Panen (ha)
Produksi (kwintal)
Luas Panen (ha)
Produksi (kwintal)
Luas Panen (%)
Produksi (%)
1 Kot a M at aram - - 45 4,760 45 4,762 17 580 (62.2) (87.8) 2 Kab. Bima 95 7,260 123 13,920 123 13,921 42 2,020 (65.9) (85.5) 3 Kab. Dompu 239 4,780 188 3,760 188 3,760 274 13,840 45.7 268.1 4 Kab. Lotim 4,305 122,374 3,309 86,310 3,309 86,308 5,490 218,550 65.9 153.2 5 Kab. Loteng 478 13,377 462 11,300 462 11,300 351 17,280 (24.0) 52.9
Total 5,117 147,791 4,127 120,050 4,127 120,052 6,174 252,270 49.6 110.1
* ) Base Line Survey
Daerah No.
Penelitian BLS* ) Data Dinas Pertanian Provinsi NTB
2005 2006 2006 2007 Perubahan 2006-2007
Tabel 1
Produksi dan Luas Panen Cabe Raw it di NTB Tahun 2005 – 2007
Sumber: BI dan Dist an NTB
Perkem bangan Harga Cabe Raw it
Perkembangan laju inf lasi barang dan jasa pada periode Januari 2007 hingga M aret 2009 menunjukan hasil sebagaimana t ercat at pada t abel 2 berikut ini. Tabel 2 menunjukan bahw a cabe raw it, yang t ergolong volat ile f ood, adalah komodit i penyumbang inf lasi di Kot a M at aram yang menduduki urut an ke-3.
Pergerakan harga cabe raw it per kilogram di Kot a M at aram sangat volat ile mulai dari kisaran Rp5.000,00– Rp10.000,00 hingga mencapai Rp40.000,00-Rp45.000,00. Kenaikan harga cabe raw it ini pada t ahun 2008 secara t ajam t erjadi pada bulan M aret-M ei 2008, Juli-Sept ember 2008. Sement ara pada t ahun 2009, lonjakan harga cabe raw it t erjadi pada minggu IV Januari sampai dengan minggu II April 2009, dengan puncaknya pada minggu II M aret 2009 (graf ik1) . Sedangkan pergerakan harga barang lainnya sepert i beras cenderung st abil (graf ik 2).
Det erm inan Harga Cabe Raw it
Tingginya harga cabe raw it pada t riw ulan pert ama t ahun 2009 sangat dipengaruhi f akt or cuaca. M eningkat nya curah hujan pada periode t ersebut , yang
Tabel 2
Komodit i Penyumbang Inflasi di Kot a M at aram (Januari 2007-M aret 2009)
No. Sub Komoditi
I IIIIIIVV IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVI IIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVI IIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVI IIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVI II
Jan
I IIIIIIVVI IIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVI IIIIIIVI II
Jan
Perkembangan Harga Cabe Raw it di NTB
Sumber: BPS
Graf ik 2
Perkembangan Harga Beras di NTB
Sumber: BPS
dikonf irmasi dat a dari Badan M et eorologi Klimat ologi dan Geof isika (BM KG), menyebabkan pembusukan cabe raw it sehingga pasokan cabe raw it menjadi berkurang. Hal t ersebut diperparah dengan banjir yang sejumlah desa di lima kabuapt en/kot a di Nusa Tenggara Barat . Akibat nya, t imbul t ekanan inf lasi dari komodit as cabe raw it sepanjang periode Januari -M aret 2009.
Sejalan dengan pola cuaca yang cenderung hujan pada t riw ulan pert ama, pola t anam cabe raw it di Nusa Tenggara Barat umumnya baru dilakukan pada akhir bulan M aret . Pola t anam t ersebut berlangsung hingga 3 bulan dengan periode panen set iap minggu pada periode t anam t ersebut . Sepanjang periode t anam t ersebut pasokan cabe raw it secara perlahan akan kembali meningkat dengan asumsi t idak ada kendala pada kegiat an t anam sepert i yang t erjadi pada t ahun 2008. Kegiat an t anam cabe raw it di t ahun 2008 yang dimulai pada bulan M aret t erkendala f akt or cuaca yakni curah hujan dengan int ensit as t inggi. Sehingga harga cabe raw it pada periode M aret-Mei 2008 melonjak hingga 8 kali lipat harga normal. Pasokan cabe raw it dari luar Nusa Tenggara Barat ut amanya dari Jaw a Timur hanya mampu menurunkan lonjakan hingga 6 kali lipat pada periode Juli-Sept ember 2008.
Alt ernat if Solusi M it igasi Tekanan Inf lasi Cabe Raw it
Dengan mencermati kondisi iklim dan pola t anam cabe raw it di Provinsi NTB, det erminan penyebab inf lasi cabe raw it di Kot a M at aram disimpulkan bersif at sementara yang dipengaruhi f akt or musiman.
M enyikapi hal t ersebut peran pemerint ah daerah dengan dinas pert anian dalam penerapan t eknologi t epat guna unt uk budidaya cabe raw it adalah hal pent ing. Pert ama, teknologi pengeringan cabe raw it pada saat panen raya unt uk menopang pasokan cabe raw it pada saat paceklik adalah salah sat u alt ernat if solusi. Kedua, t eknologi rumah kaca yang memungkinkan penanaman di saat curah hujan t inggi juga pat ut dilirik sebagai alt ernat if pemecahan masalah inf lasi dari komodit as cabe raw it .
Penerapan kedua t eknologi t ersebut t ent unya membut uhkan biaya invest asi dan modal kerja yang t idak sedikit . Dengan demikian, dukungan APBD dalam jangka panjang, menjadi pent ing unt uk kelangsungan penerapan t eknologi pert anian cabe raw it t ersebut .