• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 202009038 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 202009038 Full text"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

i

EFEKTIVITAS KELOMPOK KERJA PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA BERDASARKAN BANYAKNYA ANGGOTA KELOMPOK

SISWA SMP KELAS VIII

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat guna mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Matematika

Oleh

LINA TRISNA KUSKOWANTI 202009038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

(2)
(3)
(4)

iii

(5)
(6)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupanmu)

(Q.S Al-Insyiqaaq : 19)

Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan

(Q.S Al-Insyirah: 5)

Dan, aku menyerahkan urusanku kepada Allah

(Q.S Al-

Mu’min: 44)

(7)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun dan

e yelesaika skripsi de ga judul Efektivitas Kelompok Kerja pada

Pembelajaran Matematika Berdasarkan Banyaknya Anggota Kelompok Siswa SMP Kelas VIII”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana.

Penulis menyadari betapa banyak hambatan, rintangan, dan cobaan yang penulis hadapi dalam penyelesaian skripsi ini, namun semua itu dapat penulis jalani atas kehendak Tuhan Yang Maha Esa, serta bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak lain. Dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Jhon A. Titaley, Th.D, selaku Rektor Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di UKSW.

2. Dra. Yari Dwikurnaningsih, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga atas bantuannya dalam memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

3. Kriswandani, S.Si, M.Pd, selaku Kaprogdi Pendididikan Matematika

4. Novisita Ratu, S.Si, M.Pd, selaku Pembimbing I. Terima kasih untuk waktu, kesabaran, dan kebaikan yang telah ibu berikan pada saat bimbingan, serta ilmu dan doa yang ibu berikan pada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya dan dengan hasil yang baik pula.

5. Tri Nova Hasti Yunianta, M.Pd, selaku Pembimbing II. Terima kasih untuk waktu dan kebaikan yang telah bapak berikan pada saat bimbingan, serta ilmu dan doa yang bapak berikan pada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang telah membimbing dan memberikan pengajaran berharga selama menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UKSW Salatiga.

7. Daud Ronald Hutagaol, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Kristen 2 Salatiga, yang telah berkenaan memberi ijin untuk melakukan penelitian di SMP Kristen 2 Salatiga.

8. Bambang Sadewo, S.Pd, PLT Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pabelan, yang telah berkenaan memberi ijin untuk melakukan Uji Instrumen penelitian di SMP Negeri 2 Pabelan.

(8)

vii

10. Desy Shynta E. P, S.Pd, selaku guru matematika SMP Negeri 2 Pabelan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Para guru, Pegawai TU, dan siswa-siswi, yang telah berkenan membantu penulis dalam pengambilan data penelitian.

12. Bapak, Ibu, dan adik yang penulis cintai dan sayangi. Terima kasih atas doa dan dukungan yang diberikan baik segi moral maupun spiritual.

13. Kekasih tercinta, yang selalu memberi kasih sayang dan penuh kesabaran memotivasi penulis untuk tetap semangat dalam mengerjakan skripsi.

14. Keluarga besarku, terima kasih atas doa yang diberikan kepada penulis selama ini.

15. Teman-teman Program Studi Pendidikan matematika 2009, terima kasih untuk kebersamaannya.

16. Anak – anak kost 733, terima kasih atas kebersamaanya.

17. Sahabat – sahabatku indar, ndari, windi, mbak nurdiyah, endah, lina, mbak apit terima kasih untuk kebersamaannya.

18. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang terlibat langsung maupun tidak langsung memberikan dukungan baik materi, maupun moril, terima kasih semuanya.

Semoga amal baik dan ketulusan semua pihak yang telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak pada umumnya.

(9)

viii

ABSTRAK

Kuskowanti, L. T. 2013. Efektivitas Kelompok Kerja pada Pembelajaran Matematika Berdasarkan Banyaknya Anggota Kelompok Siswa SMP Kelas VIII. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Kristen Satya Wacana.

Guru dalam menerapkan diskusi kelompok kurang memperhatikan banyaknya anggota kelompok. Banyaknya anggota kelompok yang sering digunakan dalam diskusi kelompok adalah 2 orang atau 4 orang. Hal tersebut dianggap bahwa banyaknya anggota dalam diskusi kelompok tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi efektivitas kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok 3 orang, 5 orang dan 7 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-A, VIII-C dan VIII-D SMP Kristen 2 Salatiga tahun pelajaran 2012/2013. Data dikumpulkan dengan metode tes yaitu pretest dan postest.

Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa dalam kelompok, kelompok beranggota 3 orang sebesar 34% (sedang), beranggota 5 orang 40% (sedang) dan beranggota 7 orang 14% (rendah). Hasil uji beda rata-rata (anova) diperoleh nilai sig. 0,173 > 0,05 hal ini berarti ketiga kelompok sampel memiliki rata-rata yang sama. Kelompok beranggota 3 orang rata-ratanya sebesar 78,83, kelompok beranggota 5 orang sebesar 75,52 dan kelompok beranggota 7 orang sebesar 77,00. Hasil uji paired-samples t-test diperoleh nilai sig. 0,000 < 0,05 artinya pretest dan postest memiliki rata-rata nilai yang berbeda, perbedaan rata-rata dari pretest ke postest sebesar 21,63. Uji N-gain menunjukkan bahwa peningkatan nilai kelompok beranggota 3 orang sebesar 36% (sedang),

kelompok beranggota 5 orang sebesar 46% (sedang) dan kelompok beranggota 7 orang sebesar 18% (rendah). Jadi hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan efektivitas kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok 3 orang, 5 orang dan 7 orang.

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Kelompok Kerja... 5

B. Diskusi Kelompok... 5

C. Banyaknya Anggota Kelompok ... 7

D. Efektivitas Kelompok Kerja ... 8

E. Pembelajaran Matematika ... 10

F. Hasil Penelitian yang Relevan ... 11

G. Kerangka Berpikir ... 12

H. Hipotesis ... 13

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 15

B. Populasi dan sampel ... 15

C. Variabel Penelitian... 15

D. Desain Penelitian ... 15

E. Instrumen Penelitian ... 15

F. Teknik Pengumpulan ata ... 20

G. Teknik Ananlisis Data ... 20

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian ... 23

B. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 23

C. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data ... 25

(11)

x

E. Uji Paired-Sample T-Test ... 29

F. Uji N-gain (Peningkatan) ... 30

G. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kelompok ... 31

H. Proses Pembelajaran ... 32

I. Pembahasan Hasil Penenlitian ... 34

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Lembar Observasi ... 13

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal ... 14

Tabel 3.3 Tingkat Taraf Kesukaran ... 16

Tabel 3.4 Daya Pembeda Soal ... 17

Tabel 3.5 Klasifikasi Normalisasi Gain ... 18

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Butir Soal SMP N 2 Pabelan ... 19

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 20

Tabel 4.3 Blue Print Butir Soal Pretest ... 20

Tabel 4.4 Blue Print Soal Postest ... 21

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest ... 21

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Pretest... 22

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Postest ... 22

Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Postest ... 23

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Kelompok Kerja ... 23

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kerja ... 24

Tabel 4.11 Uji Beda Rata-Rata Kelompok Kerja ... 24

Tabel 4.12 Deskriptif Hasil Kelompok Kerja ... 25

Tabel 4.13 Hasil Uji Banding Berpasangan Pretest Dan Postest... 25

Tabel 4.14 Hasil Uji Gain Pretest dan Postest ... 26

Tabel 4.15 Hasil Uji Gain Banyaknya Anggota Kelompok ... 26

(13)

xii

DAFTAR DIAGRAM

(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Nama Siswa dan Nilai Siswa Lampiran 2. Daftar Pembagian Kelompok Lampiran 3. Soal Pretest

Lampiran 4. Soal Postest

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lampiran 6. Lembar Kerja Kelompok

Lampiran 7. Lembar Observasi Keaktifan Siswa Lampiran 8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Lampiran 9. Uji Normalitas

Lampiran 10. Uji Beda Rata-Rata Lampiran 11. Uji Paired-Samples T-Test Lampiran 12. Data Kasar Hasil Penelitian Lampiran 13. Dokumentasi

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak berubah, di mana sudah tidak bisa lagi mempertahankan paradigma lama. Guru sudah harus merubah paradigma pengajaran yaitu lebih menekankan siswa sebagai manusia yang mempunyai potensi untuk belajar dan berkembang. Siswa harus lebih aktif dalam pembelajaran sedangkan guru sebagai fasilitator. Melalui paradigma baru, siswa di kelas diharapkan aktif dalam belajar, aktif berdiskusi, berani menyampaikan gagasan dan menerima gagasan dari orang lain serta memiliki kepercayaan diri yang tinggi (Zamroni, 2000).

Strategi dalam pembelajaran harus dimiliki setiap guru agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pembelajaran di sekolah – sekolah baik jenjang SD, SMP maupun SMA masih sering menggunakan metode konvensional. Mereka menganggap metode tersebut sudah efektif dalam pembelajaran, namun sekarang ini sekolah-sekolah mulai menerapkan pembelajaran yang meningkatkan keaktifan siswa, interaksi siswa baik siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Siswa tidak lagi pasif mendengarkan dan mengerjakan tugas saja melainkan siswa dituntut lebih aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Penerapan pembelajaran yang menarik membuat siswa semangat dalam belajar, sehingga kegiatan belajar yang diharapkan akan muncul dan mencapai hasil yang baik juga (Krismanto, 2003).

Salah satu metode yang memungkinkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan berinteraksi satu sama lain adalah diskusi kelompok. Diskusi kelompok erat kaitannya dengan kelompok kerja di mana masing – masing anggota kelompok mempunyai tugas atau peran yang sama dalam kelompok tersebut. Siswa bebas mengeluarkan pendapat, bertukar informasi dan belajar mengambil sebuah keputusan. Hal tersebut didukung dengan pendapat Gulo (2002) yang mengatakan bahwa di dalam diskusi kelompok siswa belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap terbuka, mengaktualisasikan diri, percaya diri dan sebagainya. Diskusi kelompok memiliki kelebihan yaitu memungkinkan adanya interaksi antara guru dan siswa, juga antara siswa dan siswa, guru dapat menilai sejauh mana pemahaman siswa (Moedjiono dan Hadisusanto, 1985).

(17)

Mereka menganggap kelompok yang terdiri dari 2 orang, 3 orang, 4 orang dan seterusnya sama – sama efektif, padahal belum tentu kelompok yang beranggota 2 orang sama dengan kelompok yang beranggota 4 orang. Banyaknya anggota dalam satu kelompok memang tidak ada aturan yang pasti, namun jika terlalu banyak biasanya kurang efektif (Taniredja, 2011). Banyaknya anggota kelompok dalam penelitian ini adalah 3 orang, 5 orang dan 7 orang dengan jumlah ganjil diharapkan efektif dalam diskusi kelompok. Peran masing – masing anggota kelompok mempengaruhi jalannya diskusi kelompok tersebut. Selesai tidaknya pekerjaan kelompok dan baik tidaknya hasil dari pekerjaan tersebut tergantung bagaimana anggota kelompok tersebut bekerja sama. Semua anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama yaitu bekerjasama dan berperan serta dalam menyelesaikan tugas kelompok agar tercapai tujuan dari diskusi tersebut.

Efektivitas kerja mempunyai berbagai macam pengertian menurut para ahli, namun secara umum memang belum ada kesesuiaan pendapat mengenai konsep efektivitas. Hal tersebut dikarenakan para ahli dalam merumuskan pengertian efektivitas hanya memandang dari sudut bidang kajian dan disiplin ilmu tertentu. Efektivitas kelompok kerja akan menentukan nilai dari masing – masing anggota kelompok, namun terkadang ada penghalang atau gangguan dalam kerja kelompok yang membuat efektivitas dari kelompok itu berkurang (Santrock, 2008).

Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak, bergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang dikeluarkannya untuk itu (Siagian, 1985).

(18)

3

Melihat hasil penelitian – penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka dilakukan penelitian tentang efektivitas kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok siswa SMP kelas VIII. B. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi untuk mengetahui efektivitas kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok siswa SMP kelas VIII.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang tersebut, permasalahan yang akan diteliti

dala pe elitia i i adalah Apakah ada perbedaa efekti itas kelo pok

kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota

kelo pok , 5 da 7 ora g sis a “MP kelas VIII?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok siswa SMP kelas VIII.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang pengaruh banyaknya anggota kelompok terhadap efektivitas kelompok kerja terutama mata pelajaran matematika.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

Diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika, menambah rasa percaya diri siswa dalam berdiskusi, dan menumbuhkan aktivitas siswa dalam kerja sama.

b. Bagi Guru

Mendorong guru untuk menciptakan proses belajar mengajar yang bisa menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap matematika dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan efektif dalam penyampaian materinya serta sebagai umpan balik untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa dan memberi acuan pada guru berapa banyak anggota kelompok yang efektif dalam metode diskusi kelompok.

c. Bagi Sekolah

Sekolah dapat lebih meningkatkan kualitas proses belajar mengajar untuk keseluruhan mata pelajaran pada umumnya dan memberikan sumbangan yang positif dalam kegiatan pembelajaran.

d. Bagi Peneliti

(19)
(20)

5

BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

A. Kelompok Kerja

Kelompok adalah sekumpulan orang yang terdiri paling tidak sebanyak dua atau lebih yang melakukan interaksi satu dengan yang lainnya dalam suatu aturan yang saling mempengaruhi pada setiap anggotanya (Purwanto dan Huraerah, 2006). Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan (Hasibuan, 2005). Jadi kelompok kerja adalah sekumpulan orang yang terdiri dari dua orang atau lebih yang melakukan interaksi dan sejumlah aktivitas fisik serta mental dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Tagela (2003) mengungkapkan bahwa dalam alur kelompok kerja yaitu mulai (start) dan selesai (finish). Mulai (start) yaitu kelompok mendapat suatu tugas untuk dikerjakan dalam waktu tertentu, misalnya untuk menentukan dan memecahkan suatu persoalan. Selesai (finish) yaitu kelompok menyelesaikan tugasnya di dalam jangka waktu yang tersedia, misalnya dengan menentukan bagaimana caranya memindahkan atau memperkecil persoalan, dan kemudian melaksanakan suatu keputusan.

Sebuah kelompok mempunyai tiga aktivitas supaya bisa sampai ke

finish” (selesai) yaitu tugas, jadwal kegiatan dan proses (cara kerja). Berikut ini bagan ketiga aktivitas tersebut:

Tugas isinya mengolah bahan mentah informasi (fakta-fakta dan pendapat-pendapat) menjadi produk jadi (penyelesaian-penyelesaian, keputusan-keputusan, dan atau kegiata-kegiatan). Jadwal kegiatan, rangkaian metode atau prosedur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas. Mencakup orang-orang dalam menggunakan ketrampilan-ketrampilan mereka secara tepat dengan cara yang sistematis. Cara kerja atau proses, interaksi bagaimana orang bekerjasama. Proses meliputi ketrampilan-ketrampilan untuk mengutarakan ide dengan jelas, bisa diterime dan persuasif, juga untuk mendengarkan ide-ide orang lain dan kemudian bekerjasama untuk mendapatkan suatu pengertian bersama atau suatu keputusan bersama.

B. Diskusi Kelompok

1. Pengertian Diskusi Kelompok

A Start Finish B

Jadwal kegiatan Tugas

(21)

Diskusi kelompok, percakapan yang dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin (Moedjiono dan Hadisusanto, 1985). Menurut Gulo (2002) di dalam diskusi kelompok siswa belajar menghargai pendapat orang lain, bersikap terbuka, mengaktualisasikan diri, percaya diri dan sebagainya. Moedjiono dan Damyati (1993), mengungkapkan bahwa diskusi kelompok adalah pembicaraan atau pertimbangan tentang suatu topik yang menjadi perhatian bersama antara 3 sampai 6 orang peserta diskusi, dimana para peserta diskusi berinteraksi tatap muka secara dinamis dan mendapat bimbingan dari seorang peserta yang disebut ketua atau moderator.

Berdasarkan pengertian diskusi kelompok di atas maka diskusi kelompok adalah pembicaraan antara 3 orang atau lebih tentang suatu topik atau meteri tertentu dengan seorang pemimpin, dimana anggota kelompok belajar saling menghargai pendapat oarang lain, bersikap terbuka dan sebagainya.

2. Tujuan Diskusi Kelompok

Seorang guru dalam menggunakan diskusi kelompok sebagai metode pengajaran harus selalu berusha mendorong timbulnya faktor-faktor positif dan mengurangi hal-hal yang negatif. Hal ini penting supaya diskusi kelompok ini dapat dimanfaatkan secara optimal dalam mencapai tujuan pengajaran terutama tujuan pengiring. Menurut Joyce, dkk dalam Gulo (2002) mengungkapkan tujuan-tujuan pengajaran yang dapat dicapai melalui diskusi kelompok ini adalah instructional dan nutrunant (iringan).

Tujuan instructional meliputi: 1) penghargaan terhadap martabat manusia dan komitmen terhadap kemajemukan; 2) kebebasan sebagai siswa; 3) komitmen terhadap inkuiri sosial; dan 4) afiliasi dan kehangatan hubungan antarpribadi. Tujuan nutrunant (iringan) meliputi: 1) pandangan yang konstruktif terhadap pengertahuan; 2) kedisiplinan berinkuiri; dan 3) keefektivan memproses dan memimpin kelompok.

3. Kelebihan dan Kekurangan Diskusi Kelompok

(22)

7

Metode ini juga terdapat kekurangannya yaitu peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas, arah diskusi mudah menyeleweng, membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil, dan mungkin dikuasi oleh orang-orang yang suka bicara (Moedjiono dan Hadisusanto, 1985). C. Banyaknya Anggota Kelompok

Kelompok adalah kumpulan individu dimana perilaku dan atau kinerja satu anggota dipengaruhi oleh perilaku dan/atau prestasi anggota lainnya (Gibson, Ivancevich, Donnelly, 1996). Menurut Taniredja (2011), banyaknya anggota dalam satu kelompok memang tidak ada aturan yang pasti. Anggota kelompok yang terlalu banyak biasanya kurang efektif dan dimungkinkan ada beberapa anggota kelompok yang hanya sekedar menumpang nama saja. Apabila terlalu sedikit anggota kelompoknya kemungkinan masukan-masukan pemikiran juga kurang.

Berdiskusi tidak hanya guru saja yang berperan, tetapi siswa juga aktif berperan dimana masing-masing anggota kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk bertanya atau memberikan pendapat. Selain itu, masing-masing anggota kelompok harus berusaha berbicara untuk menyumbangkan buah pikiran/ pendapat tanpa malu-malu, takut salah atau takut ditertawakan dan tidak berisik pada teman kiri kanan. Setiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama. Dengan sumbangan tiap orang, kelompok diharapkan akan maju dari satu pemikiran ke pemikiran yang lain, langkah demi langkah sampai kepada paham terakhir sebagai hasil karya bersama.

Walgito (2007) mengungkapkan bahwa dalam diskusi banyak sedikitnya jumlah anggota dalam kelompok akan mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh. Apabila tiga orang terlibat dalam pembicaraan maka polanya adalah enam hubungan antar orang, apabila empat orang yang saling berkomunikasi maka polanya adalah dua belas hubungan antar orang, dan seterusnya. Jadi, jika jumlah orang disuatu kelompok bertambah, maka jumlah hubungan itupun juga bertambah.

(23)

D. Efektivitas Kelompok Kerja

1. Pengertian Efektivitas Kelompok Kerja

Efektivitas kerja mempunyai berbagai macam pengertian menurut para ahli, namun secara umum memang belum ada kesesuaian pendapat mengenai konsep efektivitas hal tersebut dikarenakan para ahli dalam merumuskan pengertian efektivitas hanya memandang dari sudut bidang kajian dan disiplin ilmu tertentu. Hal tersebut sejalan dengan Steers (1980) menyatakan bahwa mengingat keanekaragaman pendapat mengenai sifat dan komposisi dari efektivitas organisasi, maka tidaklah heran jika terdapat demikian banyak pendapat yang bertentangan sehubungan dengan cara-cara meningkatkan efektivitas dalam suatu organisasi yang sedang berjalan, rupanya sebab utama tidak hanya penyesuaian pada terbatasnya konsep efektivitas.

Menurut Handoko (2011), efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Gie (2000) mengungkapkan pengertian efektivitas adalah kata efektif berarti terjadinya efek atau akibat yang dikehendaki dalam suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang efektif dan efisien, kerena dilihat dari hasil tujuan atau akibat yang dikendaki dengan perbuatan ini telah mencapai bahkan secara maksimal (mutu dan jumlahnya). Setiap pekerjaan yang efektif belum tentu efisien, karena hasil dapat tercapai apabila dengan penghamburan tenaga dan waktu.

Purwanto dan Huraerah (2006) mengungkapkan bahwa kelompok adalah sekumpulan orang yang terdiri paling tidak sebanyak dua atau lebih yang melakukan interaksi satu dengan yang lainnya dalam suatu aturan yang saling mempengaruhi pada setiap anggotanya.

Kerja adalah sejumlah aktivitas fisik dan mental untuk mengerjakan suatu pekerjaan (Hasibuan, 2005). Gie (2000) mengungkapkan bahwa kerja adalah kesuluruhan pelaksanaan aktivitas-aktivitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan manajemen untuk mencapai tujuan tertentu yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Kelompok kerja bukanlah gerombolan yang tidak terorganisasi. Kelompok kerja mempunyai suatu struktur yang membentuk perilaku anggota – anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan dan meramalkan bagian besar dari perilaku individual di dalam kelompok tersebut.

(24)

9

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan dan mencapai tujuan bersama.

2. Prinsip – Prinsip Efektivitas Kelompok

Anggota kelompok yang efektif memiliki ketrampilan untuk mengatasi atau menghilangkan hambatan pencapaian tujuan kelompok, untuk memecahkan masalah di dalam memelihara dan meningkatkan kualitas interaksi di antara anggota kelompok, dan ketrampilan untuk mengatasi hambatan peningkatan agar kelompok lebih efektif lagi (Nitimihardjo dan Iskandar, 1993). Ruch dalam Purwanto dan Huraerah (2006) mengemukakan prinsip – prinsip efektivitas kelompok sebagai berikut:

a. Suasana Kelompok (atmosphere), situasi yang mengakibatkan tiap anggota kelompok merasa senang tinggal tinggal di dalam kelompok tersebut.

b. Kepemimpinan Bergilir (distributuve leadership), adanya pemindahan kekuasaan untuk pengendalian dan pengawasan terhadap kelompoknya. Dengan demikian tiap anggota yang diberi kekuaaan akan dapat mengetahui kemampuan mereka masing – masing dan lebih dari itu akan menanamkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap kelompok secara keseluruhan baik pada saat menjadi pemimpin maupun sebagai anggota kelompok.

c. Perumusan Tujuan (goal formulation), setiap kelompok pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut yang merupakan tujuan bersama, yang menjadi arah kegiatan bersama, karena tujuan ini merupakan integrasi dari tujuan individu maisng – masing.

d. Fkesibilitas (flexibility), segala sesuatu yang menyangkut kelompok seperti suasana, tujuan kegiatan, struktur dan sebagainya dapat mengikuti perubahan yang terjadi tanpa adanya pengorbanan.

e. Mufakat (consensus), dengan mufakat yang ada dalam kelompok, semua perbedaan pendapat dari anggota dapat teratasi sehingga tercapai keputusan yang memuaskan berbagai pihak. Di lain pihak mufakat dapat berfungsi untuk merencanakan kegiatan kelompok secara bersama dan mencari jalan keluar yang sebaik – baiknya apabila kelompok mengalami suatu kesulitan.

(25)

kelompok dan pentingnya untuk berorientasi satu dengan yang lain.

g. Penilaian yang Kontinu (continual evaluation), kelompok yang baik seringkali mengadakan penilaian secara kontinu terhadap perencanaan kegiatan, dan pengawasan kelompok, sehingga dapat diketahui tercapai tidaknya tujuan kelompok.

E. Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan proses aktif siswa untuk mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar, baik individual maupun kelompok, baik mandiri maupun dibimbing. Dorongan untuk belajar ini bisa berasal dari dirinya sendiri yang disebut motivasi instrinsik dan dorongan yang datang dari luar dirinya yaitu disebut dengan motivasi ekstrinsik (Arifin, 2003). Herman Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku (Hudojo, 2005). Jadi dapat disimpulkan belajar adalah proses aktif siswa dalam memperoleh pengalaman atau pengetahuan baik secara individu atau kelompok sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.

Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal (sugihartono, dkk, 2007). Usman (2006) menyatakan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian interaksi guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran adalah proses pengaturan lingkungan yang diarahkan untuk mengubah perilaku siswa ke arah yang positif dan lebih baik sesuai dengan potensi dan perbedaan yang dimiliki siswa (Wina, 2008). Jadi pembelajaran merupakan serangkaian upaya dan interaksi antara guru dengan siswa yang melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu dan hasil yang optimal.

(26)

11

dan konsep-konsep yang berhubungan dengan yang lainnya yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.

Pembelajaran matematika menurut Bruner dalam Huddoyo (2000) adalah belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan antara konsep dan struktur matematika di dalamnya. Suherman (2003), menyebutkan tiga fungsi pembelajaran matematika yaitu :

1) Sebagai alat untuk memahami dan menyampaikan informasi, misalnya menggunakan tabel-tabel atau model-model matematika untuk menyederhanakan soal-soal cerita atau soal-soal uraian matematika.

2) Sebagai upaya pembentukan pola pikir dalam pemahaman suatu pengertian maupun dalam penalaran suatu hubungan diantara pengertian-pengertian itu.

3) Sebagai ilmu pengetahuan, dimana matematika senantiasa mencari kebenaran dan mencoba mengembangkan penemuan-penemuan dengan mengikuti tata cara yang tepat.

F. Hasil Penelitian Yang Relevan

Berkaitan dengan efektivitas kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarka banyaknya anggota kelompok, dalam penelitian

“epti a de ga judul Prestasi Belajar Mate atika “is a ya g

Belajar Melalui Diskusi Kelompok Beranggotakan 3, 5 dan 7 orang Pada

“is a Kelas X “MA Negeri salatiga “e ester Tahu Ajara 9/

disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar melalui diskusi kelompok beranggota 3, 5, dan 7 orang pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Salatiga dengan pokok bahasan dimensi tiga yang artinya banyaknya anggota dalam kelompok tidak berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar matematika. Hal tersebut juga dikarenakan beberapa faktor eksternal. Kelompok yang belajar melalui diskusi kelompok beranggota 3 orang (nilai rata-rata 72,27) tidak ada perbedaan prestasi belajar yang signifikan dengan kelompok beranggota 5 orang (nilai rata-rata 72,60) dan tidak ada perbedaan yang signifikan juga dengan kelompok beranggota 7 orang (nilai rata-rata 67,54).

Pe elitia Kikhau de ga judul perbedaa Prestasi Belajar

Matematika Diantara Siswa yang Diajar Dengan Metode Ceramah dan

Metode Diskusi disi pulka bah a terdapat perbedaa prestasi belajar

(27)

G. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran sekarang ini masih banyak yang menggunakan metode ceramah dan penugasan dimana guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Metode tersebut dirasa sudah efektif, namun tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan menggunakan metode yang sama misalnya dengan ceramah dan penugasan. Padahal ada banyak pilihan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran agar siswa dapat aktif terlibat selama proses pembelajaran. Paradigma belajar berprinsip bahwa belajar sebagai faktor internal dalam diri siswa, sudah tentu dalam penyelenggaraannya perlu melibatkan siswa itu sendiri (Dryden & Vos, 2000 dalam prawiradilaga, 2008).

Diskusi kelompok adalah percakapan yang dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik tertentu dengan seorang pemimpin (Moedjiono dan Hadisusanto, 1985). Menurut Walgito (2007), dalam diskusi banyak sedikitnya anggota dalam kelompok akan mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh. Apabila tiga orang terlibat dalam pembicaraan maka polanya adalah enam hubungan antar orang, apabila empat orang yang saling berkomunikasi maka polanya adalah dua belas hubungan antar orang, dan seterusnya. Jadi jika jumlah orang disuatu kelompok bertambah, maka jumlah hubungan itu pun juga bertambah.

Efektivitas kerja adalah penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya yang telah ditetapkan, artinya apakah pelaksanaan sesuatu tugas dinilai baik atau tidak, bergantung pada bilamana tugas itu diselesaikan dan tidak terutama menjawab pertanyaan bagaimana cara melaksanakan dan berapa biaya yang dikeluarkan untuk itu (Siagian, 1985). Perwujudan efektivitas kelompok kerja dipengaruhi oleh baik tidaknya tingkat kerjasama dan koordinasi antar bagian juga kerjasama dalam tugas wewenang dan tanggung jawab. Semua anggota kelompok memiliki tanggung jawab yaitu bekerjasama dan berperan serta dalam menyelesaikan tugas kelompok agar tercapai tujuan dari diskusi tersebut.

(28)

13

Gambar 2.1 Kerangka berpikir Keterangan:

= pembagian kelompok H. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah di duga terdapat perbedaan efektivitas kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan benyaknya anggota kelompok 3, 5 dan 7 orang siswa SMP kelas VII

Pembelajaran konvensional

Siswa kurang terlibat dalam pembelajaran

Nilai hasil belajar siswa masih rendah

Mengajar dengan membagi siswa ke dalam kelompok

Siswa aktif

Hasil belajar siswa baik

beranggota 3 orang

beranggota 5 orang

beranggota 7 orang Pembelajaran

Siswa aktif Siswa aktif

Hasil belajar siswa lebih

baik

Hasil belajar siswa baik

(29)
(30)

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental designs karena hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya kelompok kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

B.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 79 siswa yang terdiri dari 4 kelas paralel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling di mana pengambilan sampel dilakukan dengan memilih secara sengaja menyesuaikan dengan tujuan penelitian. Kelas yang dijadikan sampel adalah kelas VIII-A, VIII-C dan VIII-D karena kemampuan siswa heterogen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Kristen 2 Salatiga yang berjumlah 59 siswa. Adapun sampel yang diambil terdiri dari 12 kelompok dimana menyesuaikan jumlah siswa dalam masing-masing kelas. Kelompok yang beranggota 3 orang ada 22 kelompok, beranggota 5 orang ada 22 kelompok, dan beranggota 7 orang ada 8 kelompok.

C.

Variabel Penelitian

Varibel terikat dalam penelitian ini adalah efektivitas kelompok kerja sedangkan variabel bebasnya adalah banyaknya anggota kelompok.

D.

Desain Penelitian

Pre-eksperimental design yang digunakan adalah one-Group Pretest-Posttest Design karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain penelitiannya sebagai berikut:

Keterangan: T1 = Tes 1 (Pre test)

P = perlakuan menggunakan diskusi kelompok T2 = Tes 2 (Post test )

E.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes. Instrumen non tes berupa lembar pengamatan (observasi) yang terdiri dari daftar – daftar butir pernyataan untuk mengumpulkan data yang berkaitan

(31)

dengan aktivitas siswa dalam kelompok. Kisi – kisi lembar observasi aktivitas siswa dalam kelompok dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Kisi – Kisi Instrumen Lembar Observasi

Variabel Aspek Indikator Nomor

Butir Aktivitas siswa dalam kelompok a. Aktif terlibat dalam diskusi kelompok.

 Siswa bersifat fleksibel dan terbuka pada saat diskusi kelompok.

 Siswa melakukan kerjasama yang aktif dan terarah saat diskusi kelompok.

 Siswa berani mengemukakan pendapat di dalam kelompoknya.

 Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan diskusi kelompok.

 Siswa dapat mengatur tugas dalam kelompok.

 Siswa dapat menyelesaikan lembar kerja kelompok dengan baik.

2 3 5 7 8 9 b. Dapat mengkrit isi

 Siswa mampu menemukan sendiri penyelesaian suatu masalah.

 siswa dapat mengidentifikasi sumber belajar untuk memperoleh informasi mengenai topiknya.

 Siswa aktif berdiskusi untuk mengerjakan lembar kerja kelompok.

 Siswa dapat memberi kesimpulan dari topik yang di diskusikan.

6

10

11

12

c. Komunik asi yang multi arah

 Siswa mau bekerjasama dan berbagi dengan anggota kelompok.

 Siswa bertanya kepada anggota kelompok/guru tentang hal – hal yang kurang jelas.

 Siswa dapat bekerjasama menghimpun sumber belajar.

 Siswa saling memberi tanggapan baik pertanyaan, pendapat, sanggahan maupun komentar.

1

4

13

14

Instrumen tes berupa pretest dan posttest.

[image:31.499.83.441.112.575.2]
(32)

17

soal pilihan ganda. Kisi – kisi instrumen pretest dapat dilihat pada Tabel 3.2.

b. Posttest, diberikan pada siswa setelah selesai pembelajaran dengan kelompok kerja yang beranggota 3, 5 dan 7 orang. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan akhir siswa yang telah diberi perlakuan. Jumlah soal posttest terdiri dari 15 Item yang berupa soal pilihan ganda. Posttest yang diberikan kepada subyek terdiri dari item tes yang disusun berdasarkan kompetensi dasar. Kisi – kisi instrumen yang digunakan untuk posttest dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi – Kisi Instrumen Pretest dan Postest Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Butir Soal Memahami

sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.

Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta

bagian-bagiannya.

 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagiannya.

 Mengidentifikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagiannya.

1, 2, 3, 13, 16, 4, 5, 6, 7, 17, 18 9, 10, 11, 15, 12, 14, 20 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas

Membuat jaring – jaring kubus dan balok.

Membuat jaring – jaring prisma dan limas.

8, 19, 21, 22, 23,

24, 25

Instrumen tes dan non tes dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran matematika di tempat penelitian sebelum digunakan untuk penelitian. Setelah itu, instrumen di ujicobakan untuk mengetahui validitas, reliabilitas dari instrumen tersebut. a. Validitas

Instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen menguji validitas item yaitu dengan mengkorelasikan item dengan total yang dikorelasikan dengan butirnya (corrected item total correlation). Analisis validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for windows seri 16.0. Klasifikasi interpretasi koefisien korelasi menurut Arikunto (2007) sebagai berikut:

(33)

: Validitas Tinggi : Validitas Sangat Tinggi

Penentukan validitas item yang digunakan kriteria dari Arikunto (2007) yang menyatakan bahwa suatu item adalah valid jika koefisien item teruji bila batas bawah sama dengan 0,20 hal ini mengingat bahwa suatu instrumen adalah valid jika disusun dari item yang valid juga. b. Reliabilitas

Reliabilitas tes merupakan ukuran yang menyatakan konsistensi alat evaluasi yang digunakan. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus alpha cronbach untuk mengestimasi reliabilitas instrumen. Analisis validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan program SPSS for windows seri 16.0. Klasifikasi interpretasi derajat reliabilitas menurut Guilford (Suherman, 2003) sebagai berikut:

: Reliabilitas Sangat Rendah : Reliabilitas Rendah : Reliabilitas Cukup : Reliabilitas Tinggi : Reliabilitas Tinggi

Uji coba instrumen diterapkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pabelan. Tujuan dari pelaksanaan uji coba item tes adalah mengetahui kelayakan butir - butir item yang nantinya akan dipergunakan untuk pengukuran variabel penelitian.

c. Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran tes adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau seberapa sukar sebuah butir tes itu bagi siswa. Tingkat kesukaran merupakan salah satu ciri tes yang perlu diperhatikan, karena tingkat kesukaran tes menunjukkan seberapa sukar atau mudahnya butir-butir tes atau tes secara keseluruhan yang telah diselenggarakan. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Indeks kesukaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

(34)

19

Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut:

Klasifikasi Indeks Kesukaran Keterangan

0,00 – 3,00 Sukar

0,31 – 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Mudah

[image:34.499.83.428.156.612.2]

Setelah uji validitas dan relibilitas uji instrumen pretest dilakukan taraf kesukaran soal. Hasil taraf kesukaran dari sebaran uji instrumen pretes dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3

Hasil Taraf Kesukaran Soal Kategori Frekuensi No. Item Soal

Sukar 5 4, 5, 6, 7, 17

Sedang 16 3, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24

Mudah 4 1, 2, 12, 25

d. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2007). Seluruh pengikut tes dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok bodoh atau kelompok rendah.

Rumus untuk menentukan daya beda adalah:

Keterangan: D = daya beda

BA = respon betul kelompok atas BB = respon betul kelompok bawah JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda sebagai berikut:

Klasifikasi Daya Pembeda Keterangan

0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup

0,41 – 0,70 Baik

(35)
[image:35.499.67.430.71.640.2]

Hasil uji daya beda dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4

Hasil Uji Daya Beda Soal

Berdasarkan Tabel 3.4, nomor item soal 2 diperoleh hasil -0,22, nomor item 13 diperoleh hasil -0,11, nomor Item 14 diperoleh hasil 0,22 dan nomor item 17 diperoleh hasil -0,11. Dengan demikian nomor item 2, 13, 14 dan 17 tidak masuk dalam kriteia yang telah ditentukan.

F.

Teknik Pengumpulan Data a. Tahap Persiapan

Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan topik bangun ruang segi datar. Kedalaman materi yang akan digunakan disesuaikan dengan KTSP khususnya kelas VIII semester 2. RPP juga dilengkapi dengan post test.

b. Lembar Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pengamatan, observasi dipergunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan aktivitas dalam kelompok belajar.

c. Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat yang dipergunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar matematika dalam memahami dan menguasai pelajaran matematika, baik siswa yang belajar dalam diskusi kelompok beranggota 3 orang, 5 orang dan 7 orang.

d. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia seperti jumlah siswa, daftar nilai siswa, foto dan sebagainya.

G.

Teknik Analisis Data a. Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menganalisis sejumlah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, sehingga memperoleh gambaran mengenai keadaan suatu obyek yang diteliti melalui data subyek penelitian sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan

Kategori Frekuensi No. Item soal Jelek 7 1, 5, 6, 16, 19, 23, 24

Cukup 5 3, 8, 20, 21, 22

Baik 7 4, 9, 10, 11, 12, 15, 18

(36)

21

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (sugiyono, 2002). Ukuran yang digunakan adalah nilai rata – rata, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

b. Analisis Uji Beda Rata – Rata

Analisis uji berda rata – rata (anova) digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok yang beranggota 3 orang, 5 orang dan 7 orang.

c. Uji Paired-Samples T-Test

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Paired-Samples T-Test bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada satu kelompok orang antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Uji digunakan untuk menegathui perbedaan hasil belajar pretest dan postest kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok 3 orang, 5 orang dan 7 orang.

d. Uji N-Gain

Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang berasal dari data kuantitatif. Data kuantitatif yang akan dianalisis adalah data pretest, postest dan gain. Setelah pretest dan postest dilaksanakan, langkah selanjutnya adalah menghitung gain (peningkatan) kemampuan matematik siswa kelas VIII. N-Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan kemampuan matematik siswa adalah gain ternormalisasi kontrol (normalisasi gain).

Adapun rumus dari gain ternormalisasi yang digunakan adalah sebagai berikut:

[image:36.499.81.429.167.527.2]

Normalisasi gain <g> =

Tabel 3.5

Klasifikasi Normalisasi Gain (Hake, 1998) Koefisien Normalisasi Gain Klasifikasi

<g> 0,3 Rendah

0,3 <g> 0,7 Sedang

(37)
(38)

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-A, VIII-C dan VIII-D SMP Kristen 2 Salatiga tahun pelajaran 2012/2013. Siswa kelas VIII-A, VIII-C dan VIII-D sebagai kelas eksperimen karena dalam penelitian ini tidak menggunakan kelas kontrol. Kelas VIII-A terdiri dari 20 siswa, VIII-C terdiri dari 19 siswa dan VIII-D terdiri dari 20 siswa, jadi subyek penelitian keseluruhan ada 59 siswa.

B. Analisis Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pretest dan Postest

Uji validitas dilakukan dengan mengkorelasikan skor item dengan skor total, menggunakan Pearson Product Moment yang dilakukan dengan SPSS versi 16.00. Hasil uji validitas pretest dan Postest dapat dilihat pada Tabel 4.1.

[image:38.499.76.427.152.533.2]

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Butir Soal di SMP Negeri 2 Pabelan Kelas VIII-A Butir

soal r Keterangan

Butir

soal R Keterangan

1 -.022 Tidak valid 14 -.286 Tidak valid

2 -.187 Tidak valid 15 .241 Valid

3 .009 Tidak valid 16 -.214 Tidak valid

4 .282 Valid 17 -.331 Tidak valid

5 .044 Tidak valid 18 .301 Valid

6 .000 Tidak valid 19 .037 Tidak valid

7 .434 Valid 20 .242 Valid

8 .236 Valid 21 .201 Valid

9 .164 Tidak valid 22 .370 Valid

10 .312 Valid 23 -.157 Tidak valid

11 .505 Valid 24 -.126 Tidak valid

12 .461 Valid 25 .077 Tidak valid

13 -.121 Tidak valid

(39)
[image:39.499.84.438.68.609.2]

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Butir Soal Butir

Soal R Keterangan

4 .689 Valid

7 .675 Valid

8 .702 Valid

10 .685 Valid

11 .663 Valid

12 .680 Valid

15 .707 Valid

18 .719 Valid

20 .706 Valid

21 .709 Valid

22 .684 Valid

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa 11 soal tes valid dan koefisien validitas antara 0,663 sampai 0,719. Analisis reliabilitas instrumen menggunakan Cronbach's Alpha dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,713.

Hasil analisis data Tabel 4.2 menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian. Blue print akhir instrumen yang layak digunakan untuk pretest dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3

Blue Print Butir Soal Pretest Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Butir

Soal Jumlah Memahami

sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta

bagian-bagiannya.

 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagiannya.

 Mengidentifikasi sifat-sifat

prismadan limas serta bagiannya.

4, 7, 18 10, 11,12, 15, 20 3 5 Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas

 Membuat jaring – jaring kubus dan balok

 Membuat jaring- jaring prisma, dan limas.

8

21, 22 1

2

(40)

25

[image:40.499.74.442.104.541.2]

Blue print akhir instrumen yang layak digunakan untuk postest dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4

Blue Print Butir Soal Postest Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Butir

Soal Jumlah Memahami

sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya. Mengidentifikas i sifat-sifat kubus, balok, prisma, dan limas serta

bagian-bagiannya.

 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus dan balok serta bagiannya.

 Mengidentifikasi sifat-sifat prisma dan limas serta bagiannya.

2, 4, 8,

1, 6, 7, 9, 10

3

5

Membuat jaring-jaring kubus, balok, prisma, dan limas

 Membuat jaring-jaring kubus dan balok

 Membuat jaring-jaring prisma, dan limas.

11

3, 5 1

2

Total 11

C. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Data

1. Pretest

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov-Smirnov. Jika taraf signifikan lebih dari 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan apabila taraf signifikan kurang dari 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas pretest dapat di lihat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Pretest Kolmogorov-Smirnova

Statistic Df Sig.

Pretes .113 59 .058

a. Lilliefors Significance Correction

(41)
[image:41.499.81.428.106.558.2]

0,05 maka data tersebut tidak homogen. Hasil uji homogenitas pretest dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Pretest

N Valid 59

Missing 0

Kurtosis .125

Std. Error of Kurtosis .613

Percentiles 25 45.0000

50 54.0000

75 63.0000

Berdasarkan Tabel 4.6, besarnya nilai kurtosis lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,125 artinya data tersebut homogen sehingga penelitian dapat dilanjutkan ketahap berikutnya.

2. Postest

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov-Smirnov. Jika taraf signifikan lebih dari 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan apabila taraf signifikan kurang dari 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas postest dapat di lihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Postest One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Postes

N 58

Normal Parametersa Mean 74.8793

Std. Deviation 1.62147E1

Most Extreme Differences

Absolute .164

Positive .146

Negative -.164

Kolmogorov-Smirnov Z 1.252

Asymp. Sig. (2-tailed) .087

(42)

27

0,05 maka data tersebut tidak homogen. Hasil uji homogenitas postest dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8

Hasil Uji Homogenitas Postest

Berdasarkan Tabel 4.8, besarnya taraf nilai kurtosis lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,467 artinya data tersebut homogen sehingga penelitian dapat dilanjutkan ketahap berikutnya.

3. Kelompok Kerja Pada Pembelajaran Matematika

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogrov-Smirnov. Jika taraf signifikan lebih dari 0,05 maka sebaran data tersebut normal, sedangkan apabila taraf signifikan kurang dari 0,05 maka sebaran data tersebut tidak normal. Hasil uji normalitas dapat di lihat pada Tabel 4.9.

[image:42.499.81.435.126.577.2]

Tabel 4.9

Hasil Uji Normalitas Kelompok Kerja One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kelompok

N 36

Normal Parametersa Mean 76.9167

Std. Deviation 4.66828

Most Extreme Differences Absolute .183

Positive .104

Negative -.183

Kolmogorov-Smirnov Z 1.096

Asymp. Sig. (2-tailed) .181

a. Test distribution is Normal.

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa taraf signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,181 artinya sebaran data tersebut normal. Uji homogenitas dilakukan dengan melihat besarnya taraf signifikan,

N Valid 58

Missing 1

Kurtosis .467

Std. Error of Kurtosis .618

Percentiles 25 63.0000

50 81.0000

(43)
[image:43.499.76.431.129.549.2]

apabila lebih dari 0,05 maka data tersebut homogen sehingga penelitian bisa dilanjutkan sedangkan apabila kuarang dari 0,05 maka data tersebut tidak homogen. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Hasil Uji Homogenitas Kelompok Kerja

Berdasarkan Tabel 4.10, besarnya taraf nilai kurtosis lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,016 artinya data tersebut tidak homogen.

D. Uji Beda Rata – Rata Kelompok Kerja

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan analisis satu jalur (one way anova) bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok 3 orang, 5 orang dan 7 orang. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Uji Beda Rata-Rata Kelompok Kerja

Berdasarkan Baynyaknya Anggota Kelompok 3, 5, dan 7 orang

Berdasarkan Tabel 4.11, terlihat nilai signifikan adalah 0,173 > 0,05 maka efektivitas ketiga kelompok sama artinya kelompok dengan anggota 3 orang, 5 orang maupun 7 orang sama – sama efektif dalam pembelajaran matematika. Rata – rata ketiganya sama, yaitu kelompok beranggota 3 orang sebesar 78,83; kelompok beranggota 5 sebesar 75,52 dan kelompok beranggota 7 orang sebesar 77,00; untuk melihat output deskriptifnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

4.735 2 33 .016

ANOVA

Kelompok

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 76.848 2 38.424 1.849 .173

Within Groups 685.902 33 20.785

(44)
[image:44.499.75.437.77.562.2]

29

Tabel 4.12

Deskriptif Hasil Kelompok Kerja Descriptives

Kelompok

N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval for Mean

Min Max Lower

Bound

Upper Bound

kelompok

beranggota 3 12 78.83 5.04225 1.45 75.62 82.03 66.00 84.00

kelompok

beranggota 5 17 75.52 5.03882 1.22 72.93 78.12 64.00 80.00

kelompok

beranggota 7 7 77.00 .00000 .00 77.00 77.00 77.00 77.00

Total 36 76.92 4.66828 .77 75.33 78.49 64.00 84.00

E. Uji Paired-Samples T-Test

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Paired-Samples T-Test bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar pada satu kelompok orang antara sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Uji digunakan untuk menegathui perbedaan hasil belajar pretest dan postest kelompok kerja pada pembelajaran matematika berdasarkan banyaknya anggota kelompok 3 orang, 5 orang dan 7 orang. Hasil perhitungan uji Paired-Samples T-Test dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Hasil Uji Pretes dan Postes Paired Samples Test

Paired Differences

t Df Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

Pair 1

Pretes -

Postes -2.17931E1 21.22045 2.78 -27.37 -16.21 -7.82 57 .000

(45)

F. Uji N-Gain

[image:45.499.80.428.175.612.2]

Uji gain (peningkatan) dilakukan setelah pretest dan postest dilaksanakan, uji gain digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan matematik siswa kelas VIII. Gain yang digunakan untuk menghitung peningkatan kemampuan matematik siswa adalah gain ternormalisasi kontrol (normalisasi gain). Hasil uji gain dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Hasil Uji Gain Pretest – Postest

Berdasarkan Tabel 4.14 sebanyak 34% masuk dalam kategori rendah, 47% masuk dalam kategori sedang dan 19% masuk dalam kategori tinggi. Peningkatan (gain) nilai pretest ke postest termasuk dalam kategori sedang. Diagram hasil gain dapat dilihat pada Diagram 4.1.

Diagram 4.1

Hasil Gain Pretest – Postest

Uji gain antara kelompok yang beranggotakan 3 orang, 5 orang dan 7 orang dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

Hasil Uji Gain Banyaknya Anggota Kelompok 3 orang, 5 orang dan 7 orang

rendah 34%

sedang 47%

tinggi 19%

Kategori Persentase

Rendah 34%

Sedang 47%

Tinggi 19%

Banyaknya Anggota

Kelompok Gain Kategori

3 orang 0,4 Sedang

5 orang 0,5 Sedang

(46)

31

Berdasarkan Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa kelompok yang beranggota 3 orang mengalami peningkatan (gain) sebesar 0,4 atau 36% sehingga termasuk dalam ketegori sedang. Kelompok yang beranggota 5 orang mengalami peningkatan (gain) sebesar 0,5 atau 46% sehingga termasuk dalam ketegori sedang. Kelompok yang beranggota 7 orang mengalami peningkatan (gain) sebesar 0,2 atau 18% sehingga termasuk dalam ketegori rendah. Diagram gain banyaknya anggota kelompok dapat dilihat pada Diagram 4.2.

Diagram 4.2

Diagram Gain Banyaknya Anggota Kelompok

G. Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kelompok

[image:46.499.71.429.178.584.2]

Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam kelompok, kelompok beranggota 5 orang lebih aktif bila dibandingkan dengan kelompok beranggota 3 orang dan 7 orang. Persentase keaktifan kelompok beranggota 3 orang sebesar 34%, beranggota 5 orang sebesar 40% dan beranggota 7 orang sebesar 14%. Hasil pengamatan keaktifan siswa dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Hasil Observasi Keaktifan Siswa dalam Kelompok Banyaknya Anggota

kelompok Persentase Kategori

3 orang 34% Sedang

5 orang 40% Sedang

7 orang 14% Rendah

Anggota kelompok

3 orang 36%

Anggota kelompok

5 orang 46% Anggota

kelompok 7 orang

(47)

H. Proses Pembelajaran 1. Kelas VIII-A

Pertemuan pertama pada tanggal 12 April 2013 dengan mengadakan pretes dan mengajar materi tentang unsur-unsur kubus dan balok. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 siswa sehingga kelompok di bagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok beranggota 3 orang sebanyak 3 kelompok dan kelompok beranggota 5 orang sebanyak 2 kelompok. Keaktifan kelompok yang beranggota 3 orang lebih baik dari kelompok beranggota 5 orang karena kelompok beranggota 3 orang lebih bisa mengatur pembagian tugas anggota kelompoknya dan kerjasama antar anggota kelompok baik.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 April 2013 dengan materi unsur-unsur prisma dan limas. Siswa yang hadir di pertemuan kedua sebanyak 19 siswa sehingga kelompok dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 3 kelompok dan beranggota 5 orang sebanyak 2 orang. Pertemuan kedua ini, anggota kelompok berbeda dengan anggota sebelumnya namun masih dalam satu kategori. Selama proses pembelajaran berlangsung, kelompok beranggota 5 dan beranggota 3 sama-sama dapat mengatur anggota kelompoknya.

Pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 15 April 2013 dengan materi jaring-jaring kubus dan balok. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa sehingga di bagi menjadi 4 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 2 kelompok dan beranggota 7 orang sebanyak 2 kelompok. Anggota kelompok berbeda dengan pertemuan kedua, untuk yang beranggota 3 orang tetap sama seperti pertemuan kedua. Kelompok yang beranggota 7 orang lebih cepat menyelesaikan tugas kelompok dibanding kelompok beranggota 3 orang.

Pertemuan keempat dilaksanakan tanggal 19 April 2013 dengan materi jaring-jaring prisma dan limas. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa sehingga di bagi menjadi 4 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 2 kelompok dan beranggota 7 orang sebanyak 2 kelompok. Anggota dlam kelompok berbeda dengan kelompok sebelumnya namun masih dalam satu kategori. Kelompok yang beranggota 7 orang lebih cepat menyelesaikan tugas kelompok dibanding kelompok beranggota 3 orang.

Pertemuan kelima dilaksanakan tanggal 20 April 2013 dengan mengadakan postest selama 25 menit.

2. Kelas VIII-C

(48)

33

kelompok di bagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok beranggota 3 orang sebanyak 1 kelompok dan kelompok beranggota 5 orang sebanyak 3 kelompok. Keaktifan kelompok yang beranggota 3 dan kelompok beranggota 5 orang sama-sama aktif namun kelompok beranggota 3 orang lebih bisa mengatur pembagian tugas anggota kelompoknya dan kerjasama antar anggota kelompok baik.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 April 2013 dengan materi unsur-unsur prisma dan limas. Siswa yang hadir di pertemuan kedua sebanyak 18 siswa sehingga kelompok dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 1 kelompok dan beranggota 5 orang sebanyak 3 orang. Pertemuan kedua ini, anggota kelompok berbeda dengan anggota sebelumnya namun masih dalam satu kategori. Selama proses pembelajaran berlangsung, kelompok beranggota 5 dan beranggota 3 sama-sama dapat mengatur anggota kelompoknya.

Pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 16 April 2013 dengan materi jaring-jaring kubus dan balok. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 siswa sehingga di bagi menjadi 5 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 3 kelompok dan beranggota 5 orang sebanyak 2 kelompok. Anggota kelompok berbeda dengan pertemuan kedua, untuk yang beranggota 3 orang tetap sama seperti pertemuan kedua. Kelompok yang beranggota 5 orang lebih cepat menyelesaikan tugas kelompok dibanding kelompok beranggota 3 orang.

Pertemuan keempat dilaksanakan tanggal 17 April 2013 dengan materi jaring-jaring prisma dan limas. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 19 siswa sehingga di bagi menjadi 4 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 3 kelompok dan beranggota 5 orang sebanyak 2 kelompok. Anggota dalam kelompok berbeda dengan kelompok sebelumnya namun masih dalam satu kategori. Kelompok yang beranggota 3 orang lebih cepat menyelesaikan tugas kelompok dibanding kelompok beranggota 5 orang.

Pertemuan kelima dilaksanakan tanggal 20 April 2013 dengan mengadakan postest selama 25 menit.

3. Kelas VIII-D

(49)

kelompok beranggota 5 orang lebih bisa mengatur pembagian tugas anggota kelompoknya dan kerjasama antar anggota kelompok baik.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 April 2013 dengan materi unsur-unsur prisma dan limas. Siswa yang hadir di pertemuan kedua sebanyak 20 siswa sehingga kelompok dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 1 kelompok, kelompok beranggota 5 oarang sebanyak 2 kelompok dan kelompok beranggota 7 orang sebanyak 1 kelompok. Pertemuan kedua ini, anggota kelompok sama dengan anggota sebelumnya, selama proses pembelajaran berlangsung, kelompok beranggota 5 dan beranggota 3 sama-sama dapat mengatur anggota kelompoknya.

Pertemuan ketiga dilaksanakan tanggal 15 April 2013 dengan materi jaring-jaring kubus dan balok. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa sehingga di bagi menjadi 4 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 1 kelompok, kelompok beranggota 5 oarang sebanyak 2 kelompok dan kelompok beranggota 7 orang sebanyak 1 kelompok. Anggota kelompok sama dengan pertemuan kedua, Kelompok yang beranggota 7 orang lebih cepat menyelesaikan tugas kelompok dibanding kelompok beranggota 3 dan 5 orang.

Pertemuan keempat dilaksanakan tanggal 16 April 2013 dengan materi jaring-jaring prisma dan limas. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 20 siswa sehingga di bagi menjadi 4 kelompok. Kelompok beranggota 3 orang sebanyak 1 kelompok, kelompok beranggota 5 oarang sebanyak 2 kelompok dan kelompok beranggota 7 orang sebanyak 1 kelompok. Anggota dalam kelompok sama dengan kelompok sebelumnya, kelompok yang beranggota 5 orang lebih cepat menyelesaikan tugas kelompok dibanding kelompok beranggota 3 dan 7 orang.

Pertemuan kelima dilaksanakan tanggal 18 April 2013 dengan mengadakan postest selama 25 menit.

I. Pembahasan Hasil Penelitian

Siswa dalam pembelajaran di bagi ke dalam kelompok-kelompok yang beranggota 3 orang , 5 orang dan 7 orang. Masing-masing kelompok mendapat tugas untuk menyelesaikan soal yang berkaitan dengan unsur-unsur dan jaring-jaring bangun ruang balok, kubus, prisma dan limas.

(50)

35

dibanding kelompok beranggota 7 orang. Kelompok beranggota 3 orang persentase keaktifannya sebesar 34%, kelompok beranggota 5 orang sebesar 40% dan kelompok beranggota 7 orang persentase keaktifan sebesar 14%.

Berdasarkan uji anova, pembelajaran matematika dengan kelompok kerja di mana siswa dibagi dalam kelompok yang beranggota 3 orang, 5 orang dan 7 orang menunjukkan nilai sig. 0,173 > 0,05 maka rataan ketiga kelompok sama artinya kelompok dengan anggota 3 orang, 5 orang maupun 7 orang sama-sama efektif dalam pembelajaran matematika. Rata

– rata kelompok beranggota 3 orang sebesar 78,83; rata – rata kelompok beranggota 5 sebesar 75,52 dan rata – rata kelompok beranggota 7 orang sebesar 77,00. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septina (2010) dalam penelitiannya terhadap siswa SMA kelas X menunjukkan jika tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang belajar melalui diskusi kelompok beranggota 3 orang, 5 orang dan 7 orang. Meskipun interaksi kelompok beranggota 3 orang dan 5 orang baik dibanding kelompok beranggota 7 orang namun nilai rata-ratanya sama. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Picciano (2001) yang menunjukkan bahwa tidak ada korelasi positif yang signifikan antara interaksi sosial siswa dalam kelompok kecil dengan prestasi belajar siswa.

Pretest dilaksanakan sebelum kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan membagi siswa ke dalam kelompok kerja untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi bangun ruang. Rata – rata nilai pretest dari 59 siswa adalah 53,25. Postest dilaksanakan setelah kelas eksperimen diberi perlakuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah diberi pembelajaran berupa pembagian kelompok yang beranggota 3 orang, 5 orang dan 7 orang. Rata – rata nilai postest dari 58 siswa adalah 74,88. Dilihat dari hasil uji Paired-Samples T-Test menunjukkan bahwa nilai sig. 0,000 < 0,05, maka rataan keduanya adalah berbeda artinya sebelum dan sesudah diberi pembelajaran dengan kelompok – kelompok hasilnya berbeda. Perbedaan nilai siswa dari pretest ke postest sebesar 21,63 (16%).

(51)
(52)

37

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelompok yang beranggota 3 orang, 5 orang dan 7 orang. Terlihat nilai sig. 0,173 > 0,05 maka rataan ketiga kelompok sama artinya kelompok dengan anggota 3 orang, 5 orang maupun 7 orang sama – sama efektif dalam pembelajaran matematika. Rata – rata kelompok beranggota 3 orang sebesar 78,83; rata – rata kelompok beranggota 5 sebesar 75,52 dan r

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...........................................................
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
Kisi Tabel 3.1 – Kisi Instrumen Lembar Observasi
Tabel 3.3 Hasil Taraf Kesukaran Soal
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Salah satu asas penting yang wajib diperhatikan adalah bahwa hakim wajib mengadili semua bagian tuntutan dan dilarang menjatuhkan putusan atas perkara yang tidak dituntut

Pendekatan yang dikemukakan ole Edward III mempunyai empat variabel yang sangat menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan, yaitu (1) komunikasi, (2)

Akan tetapi, meskipun hanya dengan menggunakan sebagian kecil biomassa, ia dapat menyumbang kepada sistem energi baru jika rasio keseimbangan energi (produk/bahan bakar

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Semasa pemain daripada pasukan lawan yang dibenarkan berada dalam kawasan itu membuat hantaran percuma, bola tidak boleh dibaling melebihi kawasan gelanggang

Adapun penyandang disabilitas dalam pandangan Al-Quran ialah menunjukkan penyandang disabilitas fisik yaitu : Pertama, bertindak sama atau bersikap toleransi