ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting
dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama dalam menyusun visi dan misi
pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Probolinggo. Oleh karena
itu, penyajian analisis ini harus dapat menjelaskan butir-butir penting isu-isu
strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun
mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan
daerah dan isu strategis.
4.1
PERMASALAHAN
PEMBANGUNAN
KABUPATEN
PROBOLINGGO
Permasalahan pembangunan yang disajikan adalah permasalahan pada
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang relevan yang berdasarkan
analisis yang merujuk pada identifikasi permasalahan pembangunan daerah
Tabel 4. 1
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Pembangunan Daerah Kabupaten Probolinggo
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
1. Terwujudnya masyarakat Kabupaten Probolinggo yang berakhlak mulia, beretika, berbudaya dan beradab
Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Kabupaten Probolinggo yang cukup beragam, meskipun mayoritas keturunan suku Madura, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik dan tangguh, berusaha berkembang dinamis dan berorientasi Iptek;
Relatif beragamnya budaya masyarakat di Kabupaten Probolinggo tetap menjunjung harkat dan martabat manusia Indonesia
Masih terjadinya disparitas pendidikan antar wilayah kecamatan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.
Globalisasi informasi dan teknologi akan berdampak pada turunnya moral dan etika yang tidak sesuai.
Masih terbatasnya proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik. Selain itu, pemanfaatan guru belum sepenuhnya optimal yang diakibatkan, antara lain, oleh distribusi guru yang masih belum merata
Pendidikan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan Budaya inovatif berorientasi iptek yang mempunyai kecerdasan emosional, spiritual dan sosial. Meningkatkan budaya membaca dan menulis menjadikan masyarakat yang cerdas, kritis dan kreatif dengan mengarahkan masyarakat dari budaya konsumtif menuju budaya produktif
2. Terwujudnya
Pemerintahan Daerah Kabupaten Probolinggo yang demokratis,
berlandaskan hukum, dan berkeadilan
Terwujudnya penegakan hak-hak asasi manusia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Mewujudkan kelembagaan nilai-nilai demokrasi yang menitikberatkan pada prinsip-prinsip toleransi, non-diskriminasi dan kemitraan
Kelembagaan dan birokrasi pemerintahan yang perlu ditingkatkan
SDM aparatur yang masih perlu ditingkatkan
Pelayanan public masih belum meningkat dan perlu di tingkatkan baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya
otonomi daerah yang belum sepenuhnya dapat meningkatkan pelayanan prima dari pemerintahan
sistem kependudukan yang perlu diperbaiki
Pemantapan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh melalui pembangunan hukum yang diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait dengan KKN;
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
regulasi dan penegakan hukum yang masih perlu ditingkatkan khususnya mewujudkan konsistensi peraturan daerah.
ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk meningkatkan daya saing;
Pembaharuan materi hukum dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan hak-hak asasi manusia (HAM) serta kesadaran hukum;
Memperkuat peran masyarakat sipil sehingga proses pembangunan parsipatoris yang bersifat bottom-up bisa berjalan;
Menumbuhkan masyarakat tanggap (responsive community) yang akan mendorong semangat sukarela (spirit of voluntarism) yang sejalan dengan makna gotong-royong.
3. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat Kabupaten Probolinggo
Terwujudnya keamanan di wilayah Kabupaten Probolinggo yang menjaga keselamatan warga dari tindak kriminal; Aparat keamanan daerah yang profesional
bertindak mengayomi masyarakat dalam bidang keamanan dan dibantu oleh partisipasi masyarakat.
Di Bidang Politik, Hukum dan Keamananseperti :
Masih maraknya kegiatan ilegal dan rendahnya kesadaran bela negara dalam mewujudkan keamanan .No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
4. Terwujudnya Kabupaten Probolinggo yang ASRI
Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.
kerusakan lingkungan dan tingkat pencemaran terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayatinya sudah melebihi baku mutu lingkungan,
rendahnya kapasitas sumber daya manusia dan institusi pengelola,
masih rendahnya kesadaran masyarakat, pendekatan pelaksanaan pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan, kebijakan pengelolaan keanekaragaman hayati yang belum terpadu, serta potensi timbulnya konflik antar daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA Terwujudnya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini dicerminkan membaiknya kondisi lingkungan hidup yang mampu mendukung kualitas kehidupan ekonomi dan sosial;
Terpeliharanya cagar alam dan cagar budaya di Kabupaten Probolinggo untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing daerah, serta modal pembangunan daerah.
5. Terwujudnya potensi lokal yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera
Membangun Sumberdaya Manusia yang Berkualitas
Meningkatkan Potensi Lokal dengan Orientasi Regional/Nasional dan Berdaya Saing Global
Penguasaan, Pengembangan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Sarana dan Prasarana yang Memadai Reformasi Birokrasi
masih belum berkembangnya iklim usaha yang kondusif di daerah, sehingga belum mampu menarik investasi lokal serta belum meluasnya budaya usaha di masyarakat, yang berakibat pada belum optimalnya kesempatan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan dan daya beli di daerah;
masih kurang efektifnya penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, dan masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia, seperti tenaga lapangan yang terdidik dan terlatih serta memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial;
tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar (indikator kemiskinan non
Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan ditunjukkan dari pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan. Dengan demikian harapan 20 tahun kedepan masyarakat Kabupaten Probolinggo terjadi pengurangan ketimpangan pendapatan antar individu; Meningkatkan kualitas sumberdaya
manusia (SDM) dengan menurunnya angka buta aksara dan meningkatnya jenjang sekolah yang ditempuh. Dengan demikian indeks pembangunan manusia (IPM) pada kurun waktu 20 tahun mendatang meningkat;
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
pangan (kalori), layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi masih rendah, dan cukup timpang antar golongan pendapatan; pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan perlu diperluas agar pembangunan semakin inklusif dan berkeadilan;
masih banyaknya rumah tangga yang meskipun sudah meningkat kesejahteraannya, namun masih berada pada kelompok hampir miskin, sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi dan sosial (bencana alam, gangguan iklim dan konflik sosial);
masih kurang optimalnya pelibatan masyarakat terutama masyarakat miskin dalam pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan
sumberdaya alam yang mendukung sektor pertanian, industri dan pariwisata; Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang
andal dan efisien sesuai kebutuhan seluruh masyarakat dan industri;
Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang dan menarik investor dalam upaya pengembangan potensi lokal, berupa kemudahan perijinan, terjaminnya keamanan, memadainya kebutuhan transportasi dan perhubungan, serta tersedianya pasokan listrik dan air;
Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, profesional serta amanah yang mampu mendukung pembangunan daerah.
6. Terwujudnya Kabupaten Probolinggo sebagai daerah sebagian pesisir dan sebagian dataran tinggi yang mampu menopang kemandirian lokal yang berdaya saing
Meningkatkan budidaya berbasis potensi lokal yang berasal dari sumberdaya laut dan sumberdaya pertanian, perkebunan serta kehutanan;
Membangun sistem pertanian terpadu yang didukung sumberdaya manusia (SDM) yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Pembangunan ketahanan pangan akan menghadapi beberapa permasalahan, terutama yang terkait dengan lahan pertanian, infrastruktur pertanian dan perdesaan, penelitian dan pengembangan pertanian, investasi dan pembiayaan pertanian, pangan dan gizi, serta perubahan iklim.
semakin meningkatnya permintaan akan bahan pangan,
tuntutan terhadap jaminan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dari
No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan
produksi dalam negeri,
masih sulitnya menjaga stabilitas harga dan distribusi bahan pangan yang terjangkau oleh masyarakat,
masih terbatasnya identifikasi potensi pengembangan nilai tambah dan daya saing komoditas bahan pangan, serta kesejahteraan dan kapasitas petani/nelayan
masih perlu ditingkatkan.
7. Terwujudnya peranan Kabupaten Probolinggo di Tingkat Regional (Propinsi Jawa Timur) dan Nasional (Indonesia) bahkan Internasional
Memperkenalkan/mempromosikan potensi lokal daerah Kabupaten Probolinggo di Tingkat Regional, Nasional dan Internasional terutama di industri pariwisata;
Meningkatkan daya tarik Kabupaten Probolinggo yang mendorong investor untuk menanamkan modalnya.
Dampak dari iklim investasi yang belum kondusif, menyebabkan penurunan realisasi investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan penurunan daya serap tenaga kerja sehingga belum mampu mendorong penciptaan kesempatan kerja formal lebih luas. Hal sebaliknya juga terjadi, yaitu iklim ketenagakerjaan menjadikan iklim investasi yang tidak kondusif
Mempertahankan dan mengembangkan keunggulan potensi lokal dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.
Tabel 4. 2
Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas Kabupaten Probolinggo
No
Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Belum Tercapai (<)
Sesuai (=) Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
1 Pendidikan
1.1 Angka melek huruf Interprestasi Belum tercapai - Angka melek huruf yang masih rendah (78,09%) dan di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur (88,34%)
- Angka rata-rata lama sekolah yang relatif masih rendah (5,15%)
- Angka Partisipasi Kasar SMP masih rendah (Tahun 2012 sebesar 72,54%) dibanding APM Provinsi Jawa Timur. - Mutu dan aksesibilitas pendidikan yang masih kurang
dan merata di setiap wilayah Kabupaten Probolinggo
- Meningkatnya Indek Pendidikan (IP) Kabupaten Probolinggo pada Tahun 2011 : 64,98 dan pada Tahun 2012 meningkat menjadi 65,97.
- Angka Partisipasi Kasar SD/MI Sederajad meningkat dari Tahun 2011 sebesar 119,74 % menjadi 120,28 % pada Tahun 2012.
- Angka Partisipasi Kasar
SMP/MTs Sederajad meningkat dari Tahun 2011 sebesar 93,23 % menjadi 93,66 % pada Tahun 2012.
- Angka Partisipasi Kasar SMA/MA/SMK Sederajad meningkat dari Tahun 2011 sebesar 60,21 % menjadi 60,90 % pada Tahun 2012.
1.2 Angka rata-rata lama sekolah Interprestasi Belum tercapai
1.3 Pendidikan dasar: Interprestasi Belum tercapai
1.4 Angka partisipasi sekolah Interprestasi Belum tercapai
2 Kesehatan
2.1 Angka kelangsungan hidup bayi
Interprestasi Belum tercapai - Umur Harapan Hidup (UHH) Kabupaten Probolinggo
No
Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Belum Tercapai (<)
Sesuai (=) Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
2.2 Angka usia harapan hidup Interprestasi Belum tercapai Timur.
- Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi.
- Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular masih merupakan permasalahan yang cukup serius. - Status gizi masyarakat masih memprihatinkan, ditandai
dengan penemuan balita gizi kurang dan balita gizi buruk di beberapa kecamatan.
- Partisipasi aktif masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan Desa siaga masih rendah terutama di daerah pedesaan.
- Belum semua masyarakat terutama di daerah terpencil mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.
- Sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang ada belum memadai baik jumlah maupun mutunya.
- Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan terutama tenaga medis (dokter dan dokter gigi) dan paramedis (bidan dan perawat) sehingga pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu dan Polindes belum optimal.
- Penempatan tenaga kesehatan yang ada masih belum merata di semua wilayah karena jumlah tenaga kesehatan yang masih sangat kurang.
- Kompetensi (kemampuan dan ketrampilan) teknis tenaga kesehatan terutama bidan dan perawat masih kurang.
yang memadai baik jumlah maupun mutunya terpenuhi - Tenaga kesehatan terpenuhi. - Meningkatkan program-program
kesehatan pada masyarakat semua usia (bayi, balita hingga lansia).
- Meningkatnya peran aktif kader posyandu dalam deteksi dini balita gizi buruk, terutama di pedesaan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan
posyandu dan dukungan sektor-sektor terkait serta
meningkatkan peran aktif Tim Pangan dan Gizi (TPG) mulai dari tingkat kecamatan sampai Kabupaten dalam rangka meningkatkan Sistem
Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).
- Perilaku Hidup Bersih Sehat yang meningkat di masyarakat. 2.3 Persentase balita gizi buruk Interprestasi Belum tercapai
2.4 Rasio posyandu per satuan balita
Interprestasi Belum tercapai
2.5 Rasio puskesmas, poliklinik, pustu per satuan penduduk
No
Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Belum Tercapai (<)
Sesuai (=) Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
3 Pekerjaan Umum
3.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik
Interprestasi Belum tercapai - Masih banyak terdapat jalan yang terkondisi rusak (51,747 Km), terkondisi rusak berat (28,733 Km) - Masih terdapat beberapa desa yang jalannya belum
beraspal, kondisi kerikil/makadam (7,379 Km) kondisi tanah (10,404 Km)
- Masih adanya wilayah Desa rawan air bersih terutama pada musim kemarau
- Kurangnya sarana sanitasi dan MCK, jamban dan SPAL.
- Peningkatan infrastruktur pada daerah-daerah strategis di Kabupaten Probolinggo - Peningkatan infrastruktur pada
daerah perdesaan
- Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat di wilayah yang rawan air bersih terutama pada musim kemarau - Peningkatan kawasan yang
terbenahi jalan lingkungannya serta sarana sanitasi dan MCK/Jamban keluarga. 3.2 Persentase rumah tinggal
bersanitasi
Interprestasi Belum tercapai
3.3 Rumah tangga pengguna air bersih
Interprestasi Belum tercapai
4 Lingkungan Hidup
4.1 Kelestarian lingkungan Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya sumber daya alam, disamping ketersediaannya yang tidak merata, sedangkan pemanfaatan cenderung meningkat.
- Kesadaran tentang pentingnya kelestarian fungsi lingkungan hidup yang masih perlu ditingkatkan. - Meningkatnya aktivitas usaha dan/atau kegiatan. - Kurangnya kesadaran dan ketaatan pemrakarsa usaha
dan/atau penambangan BGGC yang mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan.
- Belum tersedianya informasi tentang status kerusakan lahan untuk produksi biomassa.
- Memiliki kawasan rawan bencana, antara lain kawasan rawan bencana erupsi gunung berapi, longsor, sejumlah
- Meningkatnya kesadaran masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
- Pemulihan kualitas lingkungan hidup, meliputi Penyelamatan sumber mata air dan Pemulihan ekosistem pantai.
No
Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Belum Tercapai (<)
Sesuai (=) Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
kecamatan yang rawan bencana banjir, abrasi laut dan angin ribut
aparatur, Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kepada masyarakat.
5 Ketenagakerjaan
5.1 Sumber Daya Manusia Interprestasi Belum tercapai - Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten
Probolinggo masih relatif tinggi (Tahun 2011 sebesar 3,30%)
- Jumlah lowongan pekerjaan/kesempatan kerja yang terbatas sementara setiap tahun jumlah pencari kerja semakin bertambah.
- Sulitnya memperoleh tenaga kerja yang
terampil/keahlian yang dibutuhkan sesuai dengan lowongan pekerjaan di perusahaan.
- Masih tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo (23,48%)
- Perluasan Kerja Sistem Padat Karya telah mampu menyerap tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur
- Menurunnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Probolinggo
6 Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
6.1 UKM Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan
pengelolaanKelembagaan dan usaha Koperasi dan UKM.
- Masih lemahnya hubungan kemitraan antara Pengusaha Besar dengan Koperasi dan UKM.
- Kurangnya jaringan pemasaran hasil produk Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah
- Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo (Tahun 2012 sebesar 6,47%) masih di bawah rata-rata Provinsi
- Menumbuh kembangkan jiwa berwirausaha yang handal, tangguh dan mandiri.
No
Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Belum Tercapai (<)
Sesuai (=) Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
7 Urusan Pilihan
7.1 Pertanian Interprestasi Belum tercapai - Masih banyak lahan pertanian di Kabupaten Probolinggo yang tadah hujan, sehingga untuk upaya peningkatan rata-rata produksi dan produktivitas masih terbatas - Dampak perubahan iklim (DPI) dan bencana alam yang
masih sering terjadi sehingga mengancam produksi pertanian
- Terjadi penurunan luas tanam kedelai karena petani beralih pada tanaman lain yang lebih menguntungkan. - Fluktuasi harga komoditi yang tinggi, pada musim panen
raya terjadi harga jual yang rendah dan tidak musim panen raya terjadi harga jual yang tinggi
- Petani masih mendapati persoalan ketersediaan sarana produksi (pupuk) yang tidak tepat waktu dan harga - Petani/pelaku usaha pertanian sering mengalami
permasalahan pemasaran
- Kelembagaan petani masih lemah belum bisa menjadi andalan petani untuk menaikkan posisi tawar (bargaining position)
- Kepemilikan lahan oleh petaniyang luas rata-rata kurang dari ½ hektar, sehinga hal ini membuat usaha tani sulit untuk menjadi usaha yang layak
- Peningkatan produksi pada tanaman pangan dan hortikultura
- Peningkatan produksi tanaman utama, yaitu tanaman padi dan jagung
7.2 Kehutanan Interprestasi Belum tercapai - Adanya anomali iklim yang menyebabkan timbulnya permasalahan dalam pola tanam pada komoditas baik perkebunan maupun kehutanan dan munculnya serangan hama penyakit baru.
- Adanya bencan alam yang terjadi seperti erupsi gunung bromo dan banjir yang menyebabkan kerusakan
- Rehabilitas lahan kritis melalui penanaman penghijauan - Kesadaran masyarakat untuk
No
Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
Interpretasi Belum Tercapai (<)
Sesuai (=) Melampaui (>)
Permasalahan Faktor –Faktor Penentu
Keberhasilan
terhadap luasan areal dan turunnya produksi beberapa komoditas perkebunan dan kehutanan.
- Masih tingginya serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman hutan rakyat. - Masih tingginya luasan areal lahan kritis dibeberapa
Kecamatan di wilayah Kabupaten Probolinggo yaitu seluas 26.475 Ha.
7.3 Pariwisata Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya minat investor untuk pengembangan pariwisata.
- Kurangnya peran serta masyarakan di sekitar objek dan daya tarik wisata.
- Terbatasnya sarana dan prasarana di Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW).
- Belum optimalnya koordinasi keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat.
- Rendahnya kualitas SDM pada bidang pariwisata dan kurangnya peran serta masyarakat dalam
pengembangan pariwisata.
- Terbatasnya sarana dan prasarana yang biasa
menunjang pengembangan destinasi pariwisata (Obyek-obyek pariwisata).
- Terpantaunya kegiatan pariwisata daerah dan makin dikenalnya potensi wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo - Terpeliharanya dan tertatanya
sarana dan prasarana objek wisata sesuai dengan fungsinya. - Terjadinya peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan di Kabupaten Probolinggo. - Terjadinya peningkatan jumlah
PROBOLINGGO
Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun
yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional.
Berikut ini disajikan gambar terkait pendekatan strategis guna mengetahui
isu-isu strategis dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun
2013-2018;
Gambar 4. 1 Pendekatan Isu-Isu Strategis
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa, pendekatan starategis yang
dilakukan guna memperoleh isu-isu srategis dalam penyusunan RPJMD
Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-2018 dengan melalui lima pendekatan
utama yaitu
Pro Growth, Pro Poor, Pro Job, Pro Gender
dan
Pro Environment.
Pro growth diarahkan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas
(
inclusive growth
) yang didorong oleh pengembangan industry berbasis
pertanian. Dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tersebut
diharapkan dapat menurunkan disparitas pendapatan antar kecamatan. Selain
itu, pembangunan yang ada dapat mengantisipasi berbagai tantangan dan
peluang ke depan seperti globalisasi. Dari sisi pendekatan
Pro Poor
dilakukan
melalui upaya pencapaian kesepakatan Milenium development Goals (MDGS)
yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan baik structural maupun
kultural. Selain hal tersebut, pendekatan pro job diarahlan pada peningkatan
investasi baik dari dalam maupun luar negeri dalam upaya membuka lapangan
pekerjaan baru. Selanjutnya, pro gender sangat terkait dengan pemberdayaan
yang menekankan pada pembangunan berwawasan lingkungan. Hal ini penting
dalam
upaya
menjaga
kesinambungan
lingkungan
dan
pemerataan
pembangunan daerah.
Sejalan dengan berbagai pendekatan diatas, sasaran dari pembangunan
di Kabupaten Probolinggo adalah (1) meningkatnya perekonomian daerah; (2)
meningkatnya daya saing daerah; (3) meningkatnya pengelolaan sumber daya
yang berkelanjutan; (4) meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang
berlandaskan
nilai-nilai
sosial
dan
agama,
dan
(5)
meningkatkan
penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih.
Merujuk pada sasaran di atas, serta mengacu pada permasalahan
pembangunan sebagaimana diuraikan dalam Sub Bab 4.1, beberapa isu
strategis yang berpotensi besar mempengaruhi capaian sasaran pembangunan
Tabel 4. 3
Identifikasi Isu-Isu Strategis
No
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten
Probolinggo
1. MDG’s :
Kemiskinan dan Kelaparan Pendidikan dasar untuk semua Kesetaraan gender dan
perempuan
Angka kematian anak Kesehatan ibu
Memerangi HIV, AIDS, malaria serta penyakit lainnya
Kelestarian Lingkungan
Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Penanggulangan Kemiskinan :
masih belum berkembangnya iklim usaha yang kondusif di daerah, sehingga belum mampu menarik investasi lokal serta belum meluasnya budaya usaha di masyarakat, yang berakibat pada belum optimalnya kesempatan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan dan daya beli di daerah;
masih kurang efektifnya penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, dan masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia, seperti tenaga lapangan yang terdidik dan terlatih serta memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial;
tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar (indikator kemiskinan non pendapatan) misalnya pada kecukupan pangan (kalori), layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi masih rendah, dan cukup timpang antar golongan pendapatan; pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan perlu diperluas agar pembangunan semakin inklusif dan berkeadilan;
masih banyaknya rumah tangga yang
Masih tingginya tingkat Kemiskinan, kesenjangan dan pengangguran,
No
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten
Probolinggo
meskipun sudah meningkat kesejahteraannya, namun masih berada pada kelompok hampir miskin, sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi dan sosial (bencana alam, gangguan iklim dan konflik sosial);
masih kurang optimalnya pelibatan masyarakat terutama masyarakat miskin dalam pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan.
2. Masih tingginya tingkat ketimpangan
kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan antar wilayah,
Pendidikan :
menyusun dan menerapkan strategi penurunan disparitas pendidikan antar wilayah
proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik masih perlu terus ditingkatkan
Rendahnya aksesibilitas dan kualitas Pendidikan dan Kesehatan
kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat mengalami peningkatan namun masih perlu ditingkatkan lebih tinggi;
3. Ketergantungan ekonomi nasional pada
luar negeri masih relatif tinggi,
Iklim Investasi dan Iklim Usaha
Dampak dari iklim investasi yang belum kondusif, menyebabkan penurunan realisasi investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan penurunan daya serap tenaga kerja sehingga belum mampu mendorong penciptaan kesempatan kerja formal lebih luas.
Rendahnya percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur
Masih rendahnya nilai tambah produk pertanian. Sehingga perlu dikembangkan sektor industri pertanian dan perdagangan, khususnya peningkatan mutu produksi, akses pemasaran dan modal;
4. Menurunnya kapasitas dan kualitas sumber
kekayaan alam,
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana:
tingkat pencemaran terhadap ekosistemdan keanekaragaman hayatinya sudah melebihi baku mutu lingkungan,
Rendahnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta tata ruang wilayah
No
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten
Probolinggo
dan institusi pengelola,
masih rendahnya kesadaran masyarakat, pendekatan pelaksanaan pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan, kebijakan pengelolaan keanekaragamanhayati yang belum terpadu, serta potensi timbulnya konflik antar daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA
5. Pemahaman dan penghayatan akan
nilai-nilai kebangsaan, sistem pemerintahan yanggood governance masih dapat dikatakan belum berhasil
Ketahanan Pangan
lahan pertanian, infrastruktur pertanian dan perdesaan, penelitian dan pengembangan pertanian, investasi dan pembiayaan pertanian, pangan dan gizi, serta perubahan iklim.Kurang optimalnya penyelenggaraan otonomi daerah, penegakan supremasi hukum dan HAM serta ketentraman dan ketertiban
Tingkat kerusakan infrastruktur jalan;
6. Korupsi dan reformasi Infrastruktur
Permasalahan dalam bidang transportasi, bidang irigasi, ketersediaan air baku, pembangunan perumahan
Terbatasnya sumber pembiayaan pembangunan
Masih terjadinya bencana alam, terutama banjir, kerusakan lingkungan, dan abrasi;
7. Globalisasi perdagangan internasional khususnya masyarakat asean
economy community
Kesehatan dan Kependudukan :
Akses dan kualitas pelayanan kesehatan masih rendah.
masih rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat, terutama pada kelompok ibu dan anak;
terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil dan daerah perbatasan;
masih lebarnya kesenjangan status
No
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten
Probolinggo
kesehatan dan gizi masyarakat antarwilayah dan antartingkat sosial ekonomi
masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular, serta rendahnya kondisi kesehatan lingkungan;
masih terbatasnya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan; masih terbatasnya ketersediaan,
keterjangkauan, penggunaan dan mutu obat, serta belum optimalnya pengawasan obat dan makanan;
masih terbatasnya pembiayaan kesehatan untuk menjamin perlindungan kesehatan masyarakat;
masih belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan; dan
belum efektifnya manajemen dan informasi pembangunan kesehatan, termasuk dalam pengelolaan administrasi, hukum, dan penelitian pengembangan kesehatan.
8. Pembangunan berkelanjutan green
economy
Mereformasi tatakelola yang baik untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengeluaran pemerintah
Reformasi birokrasi masih terkendala oleh terbatasnya anggaran
No
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten
Probolinggo
permintaan energi akibat kegiatan ekonomi dan bertambahnya jumlah penduduk, yang melebihi laju pertumbuhan pasokan energi. 10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca
Konflik :
Masih maraknya kegiatan ilegal seperti penyelundupan, pencurian ikan, penebangan hutan illegal, dan perdagangan manusia;
Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur yang menyebabkan sulit berkembangnya perekonomian wilayah 11. Kebudayaan, Kreatiivitas dan Inovasi Teknologi :
pembangunan kapasitas iptek nasional dalam inovasi teknologi
12. Permasalahan dan Tantangan Lainnya di Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
13. Permasalahan dan Tantangan Lainnya di Bidang Perekonomian