• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman IV-1

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Tahun 2010 Kabupaten Sintang sudah berusia lebih dari setengah abad. Pada usia ini, jika merujuk pada indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pertumbuhan ekonomi, angka Kemiskinan, dan angka Pengangguran, maka tampak bahwa posisi Kabupaten Sintang relatif baik karena pada tahun 2009 secara umum memiliki ukuran yang lebih baik dibandingkan dengan rata-rata Kalimantan Barat. Disamping itu, khusus dalam pengelolaan keuangan, daerah ini menjadi satu-satunya kabupaten di Kalimantan yang memperoleh penghargaan dari Kementerian Keuangan sebagai kabupaten yang 3 (tiga) tahun berturut-turut mengesahkan APBD tepat waktu.

Meskipun demikian, karena posisi geografisnya yang strategis dan keragaman modal sosial yang dimilikinya, daerah ini diyakini berpeluang besar menjadi daerah yang lebih maju dan lebih berdaya saing. Hanya saja untuk mewujudkan itu, dibutuhkan adanya percepatan pembangunan melalui optimalisasi sumberdaya lokal dan masuknya investasi yang berkelanjutan. Hal ini tentu saja membutuhkan sejumlah prasyarat, yaitu antara lain:

1. Adanya tata kelola pemerintahan yang baik. Tata kelola pemerintahan yang baik mensyaratkan adanya aparat pemerintahan daerah yang disamping mau dan mampu mendorong sinergitas antara birokrasi, masyarakat, dan dunia usaha juga mau memposisikan dirinya sebagai pelayan rakyat. Harus diakui bahwa tata kelola pemerintahan yang baik di Kabupaten Sintang hingga saat ini masih memerlukan perhatian dan proses optimalisasi yang sungguh-sungguh.

2. Adanya dukungan infrastruktur yang memadai. Fakta menunjukkan bahwa di Kabupaten Sintang masih terdapat kesenjangan pembangunan infrastruktur antar kecamatan dan antar sektoral. Kondisi ini menjadi pemicu terjadinya ekonomi biaya tinggi dan menghambat masuknya investasi. 3. Adanya tertib hukum yang memberikan rasa aman dan kepastian hukum.

Kondisi Kabupaten Sintang yang selama ini cukup kondusif harus terus dipelihara dan ditingkatkan. Dampak negatif dari Pilkada langsung yang membuat masyarakat seakan terkotak-kotak harus segera dihilangkan.

(2)

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman IV-2

Bupati dan wakil Bupati terpilih adalah pemimpin bagi semua rakyat Sintang tanpa membedakan suku, agama, partai, dan golongan.

4. Adanya orientasi pembangunan yang berkelanjutan. Kabupaten Sintang merupakan daerah yang kaya akan sumberdaya alam yang sangat potensial dikembangkan untuk perkebunan dan pertambangan. Oleh karena itu, basis utama pengelolaan sumberdaya alam tersebut adalah keberlanjutan masa depan lingkungan dan memihak kepentingan rakyat miskin.

5. Adanya keserasian dengan lingkungan strategis yang melingkupinya. Pembangunan Kabupaten Sintang harus memperhatikan dan menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan strategisnya baik pada tataran regional, nasional, maupun global. Karena hanya dengan demikian daerah ini dapat mengukur kelebihan dan kekurangannya, menentukan sinergi yang mungkin dilakukannya, serta mengevaluasi ketertinggalannya untuk kemudian memilih prioritas dan mempercepat laju pembangunannya baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang.

4.1. Permasalahan Pembangunan

a. Rendahnya produktivitas pertanian dan perkebunan rakyat sebagai akibat terbatasnya jaringan irigasi, sulitnya mendapat benih/bibit unggul, terbatasnya akses permodalan, kurangnya penyuluhan, tingginya fluktuasi harga pasar, terbatasnya prasana jalan usaha tani dan terbatasnya industri pengolahan hasil pertanian.

b. Belum optimalnya pengembangan mutu sumber daya manusia yang ditunjukkan oleh relatif rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tingginya angka kemiskinan, banyaknya angka pengangguran, dan terbatasnya pasokan air bersih dan listrik.

c. Belum optimalnya proses perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di kawasan perbatasan yang sangat potensial dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan baru untuk meningkatkan mobilitas orang dan barang dari dan ke Malaysia.

d. Terbatasnya jumlah dan kualitas infrastruktur khususnya jalan, yang menghambat pengembangan usaha dan pelayanan publik serta mengganggu daya dukung jaringan jalan di pusat pertumbuhan, pusat produksi dan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaran.

(3)

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman IV-3

e. Kondisi infrastruktur demikian mempersulit upaya membuka daerah terpencil yang mendukung pengembangan pemukiman sekaligus yang dapat mengurangi ketimpangan pembangunan. Panjang jalan di Kabupaten Sintang saat ini hanya 3.122,78 kilometer termasuk jalan desa. Dari total panjang jalan tersebut hanya 20,85% yang beraspal, 5,31% jalan kerikil dan 73,62% masih berupa jalan tanah.

f. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik, terutama disebabkan oleh luas dan jauhnya rentang kendali pemerintahan provinsi.

g. Belum optimalnya investasi swasta. Data pada tahun 2009 menunjukkan bahwa realisasi dari rencana investasi PMDN dan PMA sangat rendah, yaitu kurang dari 30%.

h. Peraturan perundangan di daerah belum kondusif bagi pengembangan usaha, antara lain ditunjukkan oleh belum dioperasionalkannya penyederhanaan birokrasi perizinan dalam bentuk One Stop Service (OSS). i. Belum optimalnya pelayanan pendidikan sebagai akibat terbatasnya sarana

dan prasarana pendidikan, belum maksimalnya perluasan akses dan pemerataan pendidikan, dan masih rendahnya kualitas dan kuantitas guru. Kondisi pada tahun 2008 misalnya, jumlah murid SD mencapai 57.266 orang dan jumlah guru yang ada hanya 2.795 orang. Hal ini berarti rasio murid terhadap guru mencapai 20,49 yang artinya bahwa setiap guru mempunyai beban mendidik rata–rata sebanyak 21 murid. Di tingkat SLTP, jumlah murid mengalami peningkatan sekitar 8,29 persen. Namun berbanding terbalik dengan peningkatan jumlah murid tersebut jumlah guru justru mengalami penurunan sebesar 2,03 persen.

j. Belum optimalnya pelayanan kesehatan masyarakat sebagai akibat terbatasnya fasilitas dan tenaga kesehatan terutama di daerah perdesaan, dan sangat bervariasinya jenis penyakit di masyarakat. Data tahun 2009 menunjukkan bahwa hanya ada 4 orang dokter spesialis dari 55 dokter yang bertugas di seluruh Kabupaten Sintang.

k. Semakin tingginya frekuensi tindak kriminal yang merupakan ancaman yang serius terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Secara keseluruhan jumlah kejahatan di Kabupaten Sintang selama tiga tahun terakhir mengalami kenaikan dari 289 kasus pada tahun 2007 menjadi 483 kasus pada tahun 2009.

(4)

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman IV-4

jumlahnya, di antaranya anak terlantar dan anak nakal, tuna-susila dan waria, pengemis dan gelandangan, korban penyalahgunaan narkoba, penyandang cacat, penderita HIV/AIDS, mantan narapidana, lanjut usia terlantar, wanita rawan sosial ekonomi, fakir miskin, dan masyarakat yang tinggal di daerah rawan. Menurut catatan Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Sintang, pada tahun 2008 terdapat sebanyak 1.447 penyandang cacat tubuh, 669 cacat mental dan 180 cacat ganda. Jumlah ini meningkat secara total sebesar 274,55 persen dibandingkan tahun 2007. Terjadi peningkatan jumlah korban narkoba, yaitu dari 9 orang pada tahun 2007 menjadi 66 orang pada tahun 2008.

4.2 ISU STRATEGIS

Dengan memperhatikan berbagai permasalahan pembangunan daerah, ditetapkan beberapa isu strategis daerah Kabupaten Sintang dalam lima tahun (2011-2015) mendatang adalah sebagai berikut:

a. Rendahnya produktivitas pertanian dan perkebunan rakyat.

b. Tingginya angka kemiskinan karena terbatasnya akses terhadap kegiatan ekonomi.

c. Tidak seimbangnya antara pertumbuhan angkatan kerja dengan pertumbuhan kesempatan kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran.

d. Sulitnya membuka daerah terpencil yang mendukung pengembangan pemukiman sekaligus yang dapat mengurangi ketimpangan pembangunan. e. Terbatasnya infrastruktur khususnya jalan, yang menghambat

pengembangan usaha, pelayanan publik, dan investasi.

f. Rendahnya akses dan kualitas pendidikan dan kesehatan akibat terbatasnya fasilitas dan belum meratanya persebaran tenaga pendidik dan kesehatan. g. Kurangnya kesadaran pemangku kepentingan terhadap kelestarian

lingkungan telah menyebabkan timbulnya konflik pemanfaatan lahan dan menimbulkan kecenderungan penurunan daya dukung lingkungan.

h. Mendesaknya pemekaran Provinsi Kapuas Raya untuk meningkatkan pelayanan publik, yang rencana ibu kotanya adalah Sintang sehingga koordinasi antar SKPD dan antar Kabupaten di kawasan timur Kalimantan Barat semakin optimal untuk mendukung keserasian dan percepatan pembangunan daerah.

(5)

RPJMD Kabupaten Sintang Tahun 2011-2015 Halaman IV-5

i. Rendahnya percepatan pembangunan kawasan perbatasan di Kabupaten Sintang sehingga membawa dampak terhadap nasionalisme dan wawasan kebangsaan serta kedaulatan negara. Oleh karenanya perlu pembentukan Kabupaten Ketungau sebagai upaya mendekatkan pelayanan dan memperpendek rentang kembali pemerintahan dan pelayanan publik.

j. Belum optimalnya kinerja aparat birokrasi dalam memberikan pelayanan publik yang ramah investasi.

k. Tingginya frekuensi tindak kriminal yang merupakan ancaman serius terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil analisa penulis memberikan kesimpulan bahwa penerapan sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Kharisma Mitra Karya kurang

Soetomo Surabaya merupakan Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan tertinggi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dipandang perlu untuk meningkatkan

Untuk memastikan kondisi tersebut, maka ditambahkan stopping rule sehingga rule yang baru hanya dipenuhi oleh kasus yang bersesuaian dan tidak oleh kasus lainnya, kecuali bila

Sistem kemudian melakukan pembacaan terhadap seluruh file untuk mengambil data huruf Katakana, menyimpan hasil pembacaan dalam struktur data, dan kemudian melakukan

Dari data yang dikumpulkan selama masa penelitian disimpulkan bahwa cacat dominan yang sering terjadi dengan nilai RPN tertinggi disebabkan antara lain karena beberapa faktor

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank meliputi giro,

(2) Hak dan kewajiban Karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan kemampuan Perseroan Terbatas dan

#da bebera4a ma6am 6ara 4embuatan brem 4adat. Pada fermentasi ketan men9adi ta4e, berlangsung akti=itas en/im yang dikeluarkan oleh ka4ang dan khamir. !n/im tersebut