• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - DOCRPIJM 2869f81c9f BAB IV4. BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS rev

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS - DOCRPIJM 2869f81c9f BAB IV4. BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS rev"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Analisis isu-isu strategis merupakan salah satu bagian terpenting

dokumen RPJMD karena menjadi dasar utama dalam menyusun visi dan misi

pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Probolinggo. Oleh karena

itu, penyajian analisis ini harus dapat menjelaskan butir-butir penting isu-isu

strategis yang akan menentukan kinerja pembangunan dalam 5 (lima) tahun

mendatang. Penyajian isu-isu strategis meliputi permasalahan pembangunan

daerah dan isu strategis.

4.1

PERMASALAHAN PEMBANGUNAN

Permasalahan pembangunan yang disajikan adalah permasalahan pada

penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah yang relevan yang berdasarkan

analisis yang merujuk pada identifikasi permasalahan pembangunan daerah

(2)

No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan

1. Terwujudnya masyarakat Kabupaten Probolinggo yang berakhlak mulia, beretika, berbudaya dan beradab

 Terwujudnya karakter bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila yang dicirikan dengan watak dan perilaku manusia dan masyarakat Kabupaten Probolinggo yang cukup beragam, meskipun mayoritas keturunan suku Madura, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, toleran, bergotong-royong, berjiwa patriotik dan tangguh, berusaha berkembang dinamis dan berorientasi Iptek;

 Relatif beragamnya budaya masyarakat di Kabupaten Probolinggo tetap menjunjung harkat dan martabat manusia Indonesia

 Masih terjadinya disparitas pendidikan antar wilayah kecamatan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

 Globalisasi informasi dan teknologi akan berdampak pada turunnya moral dan etika yang tidak sesuai.

 Masih terbatasnya proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik. Selain itu, pemanfaatan guru belum sepenuhnya optimal yang diakibatkan, antara lain, oleh distribusi guru yang masih belum merata

 Pendidikan agama diarahkan untuk

memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, memupuk etos kerja, menghargai prestasi dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai kemajuan dalam pembangunan  Budaya inovatif berorientasi iptek yang mempunyai kecerdasan emosional, spiritual dan sosial. Meningkatkan budaya membaca dan menulis menjadikan masyarakat yang cerdas, kritis dan kreatif dengan mengarahkan masyarakat dari budaya konsumtif menuju budaya produktif

2. Terwujudnya

Pemerintahan Daerah Kabupaten Probolinggo yang demokratis,

berlandaskan hukum, dan berkeadilan

 Terwujudnya penegakan hak-hak asasi manusia yang berdasar pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

 Mewujudkan kelembagaan nilai-nilai

demokrasi yang menitikberatkan pada prinsip-prinsip toleransi, non-diskriminasi dan kemitraan

 Kelembagaan dan birokrasi pemerintahan yang perlu ditingkatkan

 SDM aparatur yang masih perlu ditingkatkan

 Pelayanan public masih belum meningkat dan perlu di tingkatkan baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya

 otonomi daerah yang belum sepenuhnya dapat meningkatkan pelayanan prima dari pemerintahan

 sistem kependudukan yang perlu diperbaiki dan diintegrasikan

 Pemantapan kelembagaan demokrasi

yang lebih kokoh melalui pembangunan hukum yang diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan yang terkait dengan KKN;

(3)

No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan

 regulasi dan penegakan hukum yang masih perlu ditingkatkan khususnya mewujudkan konsistensi peraturan daerah.

ekonomi, terutama dunia usaha dan dunia industri, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif untuk meningkatkan daya saing;

 Pembaharuan materi hukum dengan tetap memperhatikan kemajemukan tatanan hukum yang berlaku dan pengaruh globalisasi sebagai upaya untuk meningkatkan kepastian dan perlindungan hukum, penegakan hukum dan hak-hak asasi manusia (HAM) serta kesadaran hukum;

 Memperkuat peran masyarakat sipil

sehingga proses pembangunan parsipatoris yang bersifat bottom-up bisa berjalan;

 Menumbuhkan masyarakat tanggap

(responsive community) yang akan mendorong semangat sukarela (spirit of voluntarism) yang sejalan dengan makna gotong-royong.

3. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat Kabupaten Probolinggo

 Terwujudnya keamanan di wilayah

Kabupaten Probolinggo yang menjaga keselamatan warga dari tindak kriminal;  Aparat keamanan daerah yang profesional

bertindak mengayomi masyarakat dalam bidang keamanan dan dibantu oleh partisipasi masyarakat.

 Di Bidang Politik, Hukum dan Keamanan seperti : Masih maraknya kegiatan ilegal dan rendahnya kesadaran bela negara dalam mewujudkan keamanan .

 Pembangunan keamanan diarahkan

(4)

4. Terwujudnya Kabupaten Probolinggo yang ASRI

Penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan di seluruh sektor dan wilayah menjadi prasyarat utama dalam pelaksanaan berbagai kegiatan pembangunan.

 kerusakan lingkungan dan tingkat pencemaran terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayatinya sudah melebihi baku mutu lingkungan,

 rendahnya kapasitas sumber daya manusia dan institusi pengelola,

 masih rendahnya kesadaran masyarakat, pendekatan pelaksanaan pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan, kebijakan pengelolaan keanekaragaman hayati yang belum terpadu, serta potensi timbulnya konflik antar daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA

 Terwujudnya pengelolaan dan

pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) dan fungsi lingkungan hidup. Hal ini dicerminkan membaiknya kondisi lingkungan hidup yang mampu mendukung kualitas kehidupan ekonomi dan sosial;

 Terpeliharanya cagar alam dan cagar budaya di Kabupaten Probolinggo untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing daerah, serta modal pembangunan daerah.

5. Terwujudnya potensi lokal yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera

 Membangun Sumberdaya Manusia yang Berkualitas

 Meningkatkan Potensi Lokal dengan

Orientasi Regional/Nasional dan Berdaya Saing Global

 Penguasaan, Pengembangan dan

Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

 Sarana dan Prasarana yang Memadai  Reformasi Birokrasi

 masih belum berkembangnya iklim usaha yang kondusif di daerah, sehingga belum mampu menarik investasi lokal serta belum meluasnya budaya usaha di masyarakat, yang berakibat pada belum optimalnya kesempatan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan dan daya beli di daerah;

 masih kurang efektifnya penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, dan masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia, seperti tenaga lapangan yang terdidik dan terlatih serta memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial;

 tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar (indikator kemiskinan non pendapatan) misalnya pada kecukupan

 Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan ditunjukkan dari pendapatan per kapita di atas garis kemiskinan. Dengan demikian harapan 20 tahun kedepan masyarakat Kabupaten Probolinggo terjadi pengurangan ketimpangan pendapatan antar individu;

 Meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia (SDM) dengan menurunnya angka buta aksara dan meningkatnya jenjang sekolah yang ditempuh. Dengan demikian indeks pembangunan manusia (IPM) pada kurun waktu 20 tahun mendatang meningkat;

 Terbangunnya struktur perekonomian

(5)

No Sasaran Pokok RPJPD Indikator dan Target RPJPD Permasalahan Pembangunan Daerah Faktor-faktor Penentu Keberhasilan

pangan (kalori), layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi masih rendah, dan cukup timpang antar golongan pendapatan;

 pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan perlu diperluas agar pembangunan semakin inklusif dan berkeadilan;

 masih banyaknya rumah tangga yang meskipun sudah meningkat kesejahteraannya, namun masih berada pada kelompok hampir miskin, sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi dan sosial (bencana alam, gangguan iklim dan konflik sosial);

 masih kurang optimalnya pelibatan masyarakat terutama masyarakat miskin dalam pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan

sumberdaya alam yang mendukung sektor pertanian, industri dan pariwisata;  Terpenuhinya pasokan tenaga listrik yang

andal dan efisien sesuai kebutuhan seluruh masyarakat dan industri;

 Terpenuhinya kebutuhan sarana dan prasarana untuk menunjang dan menarik investor dalam upaya pengembangan potensi lokal, berupa kemudahan perijinan, terjaminnya keamanan, memadainya kebutuhan transportasi dan perhubungan, serta tersedianya pasokan listrik dan air;

 Meningkatnya profesionalisme aparatur daerah untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa, dan bertanggung jawab, profesional serta amanah yang mampu mendukung pembangunan daerah.

6. Terwujudnya Kabupaten Probolinggo sebagai daerah sebagian pesisir dan sebagian dataran tinggi yang mampu menopang kemandirian lokal yang berdaya saing

 Meningkatkan budidaya berbasis potensi lokal yang berasal dari sumberdaya laut dan sumberdaya pertanian, perkebunan serta kehutanan;

 Membangun sistem pertanian terpadu yang didukung sumberdaya manusia (SDM) yang mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

 Pembangunan ketahanan pangan akan menghadapi beberapa permasalahan, terutama yang terkait dengan lahan pertanian, infrastruktur pertanian dan perdesaan, penelitian dan pengembangan pertanian, investasi dan pembiayaan pertanian, pangan dan gizi, serta perubahan iklim.

 semakin meningkatnya permintaan akan bahan pangan,

 tuntutan terhadap jaminan pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat dari

(6)

produksi dalam negeri,

 masih sulitnya menjaga stabilitas harga dan distribusi bahan pangan yang terjangkau oleh masyarakat,

 masih terbatasnya identifikasi potensi pengembangan nilai tambah dan daya saing komoditas bahan pangan, serta

 kesejahteraan dan kapasitas petani/nelayan masih perlu ditingkatkan.

7. Terwujudnya peranan Kabupaten Probolinggo di Tingkat Regional (Propinsi Jawa Timur) dan Nasional (Indonesia) bahkan Internasional

 Memperkenalkan/mempromosikan potensi

lokal daerah Kabupaten Probolinggo di Tingkat Regional, Nasional dan Internasional terutama di industri pariwisata;

 Meningkatkan daya tarik Kabupaten

Probolinggo yang mendorong investor untuk menanamkan modalnya.

 Dampak dari iklim investasi yang belum kondusif, menyebabkan penurunan realisasi investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan penurunan daya serap tenaga kerja sehingga belum mampu mendorong penciptaan kesempatan kerja formal lebih luas. Hal sebaliknya juga terjadi, yaitu iklim ketenagakerjaan menjadikan iklim investasi yang tidak kondusif

Mempertahankan dan mengembangkan keunggulan potensi lokal dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan dunia usaha.

(7)

Tabel 4. 2

Identifikasi Permasalahan untuk Penentuan Program Prioritas Kabupaten Probolinggo

No

Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Interpretasi Belum Tercapai (<)

Sesuai (=) Melampaui (>)

Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan

1 Pendidikan

1.1 Angka melek huruf Interprestasi Belum tercapai - Angka melek huruf th 2014 masih rendah (88,04%) dan di bawah rata-rata Provinsi Jawa Timur (95,49%)

- Banyaknya jumlah PKBM

1.2 Angka rata-rata lama sekolah Interprestasi Belum tercapai - Angka rata-rata lama sekolah relatif masih rendah

- Rata-rata lama sekolah meningkat dari tahun 2014 sebesar 5,64 menjadi 5,66 pada tahun 2015

1.3 Pendidikan dasar: Interprestasi Belum tercapai - Masih adanya siswa yang DO - Angka Partisipasi Kasar SD/MI Sederajad meningkat dari Tahun 2014 sebesar 110,79% menjadi 110,67% pada Tahun 2015

- Angka Partisipasi Murni SMP sederajad masih

kurang (Tahun 2015 sebesar 80,51%) apabila dibandingkan APM SMP sederajad Provinsi Jawa Timur (84,52%).

(8)

1.4 Harapan lama sekolah Interprestasi Belum tercapai - Harapan lama sekolah masih kurang (tahun 2014 sebesar 11,60), sedangkan harapan lama sekolah Provinsi Jawa Timur 12,66

- Angka Partisipasi Kasar SMA/MA/SMK Sederajad meningkat dari Tahun 2014 sebesar 66,79 % menjadi 70,74 % pada Tahun 2015

- Mutu dan aksesibilitas pendidikan yang masih

kurang dan merata di setiap wilayah Kabupaten Probolinggo

- Jumlah sekolah telah ada di semua kecamatan.

2 Kesehatan

2.1 Angka kelangsungan hidup bayi Interprestasi Belum tercapai - Masih tingginya angka kematian bayi di Kab.Probolinggo, antara lain disebabkan BBLR (berat bayi lahir rendah < 2500 gr), asfiksia (gagal nafas), serta kelainan kongenital (kelainan bawaan bayi)

- Berbagai macam upaya telah dilaksanakan oleh jajaran Dinas Kesehatan untuk menurunkan angka kematian bayi, antara lain GEMASIBA (Gerakan Masyarakat Sehatkan Ibu dan Selamatkan Bayi) yang bekerjasama dengan TNI dan POLRI melalui bhabinsa dan bhabinkamtibmas dalam peningkatan kesadaran ibu hamil resiko tinggi untuk secara rutin memeriksakan kehamilannya di bidan, peningkatan kapasitas dan kompetensi bidan melalui pelatihan dan workshop yang dilakukan secara berkala, penyediaan penghangat bayi, serta kerjasama dengan RS waluyojati dalam praktek penanganan bayi resiko tinggi untuk puskesmas

- masih rendahnya kesadaran ibu hamil dalam menjaga asupan gizinya

(9)

No

Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Interpretasi Belum Tercapai (<)

Sesuai (=) Melampaui (>)

Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan

bayi,meningkatkan dan memberikan kesadaran ibu hamil untuk rutin sarapan, yang diintegrasikan dengan pemberian tablet tambah darah serta pendampingan ibu hamil secara intensif, sehingga diharapkan dapat menekan jumlah kematian bayi di Kab.Probolinggo 2.2 Angka usia harapan hidup Interprestasi Belum tercapai - Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

(AKB) masih cukup tinggi.

- Dinas kesehatan menyadari bahwa penanganan untuk ibu hamil harus dimulai sejak remaja, sehingga upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI dan AKB) harus dimulai sejak remaja melalui pemeriksaan Hb secara berkala, penyuluhan pentingnya gizi, serta pemberian tablet tambah darah untuk siswa SMP dan SMA, selain itu untuk

mengurangi tingginya angka kematian ibu dikarenakan penyakit penyerta, maka dilakukan koordinasi dengan lintas sektor terutama dalam upaya pengendalian kehamilan (KB) serta pendampingan ibu hamil beresiko tinggi secara intensif oleh

mahasiswi kebidanan sehingga dapat resiko kematian ibu dapat dicegah lebih dini

- Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular masih merupakan permasalahan yang cukup serius.

- Meningkatkan program-program kesehatan pada masyarakat semua usia (bayi, balita hingga lansia). 2.3 Persentase balita gizi buruk Interprestasi Belum tercapai - Status gizi masyarakat masih memprihatinkan, ditandai

dengan penemuan balita gizi kurang dan balita gizi buruk di beberapa kecamatan.

- Meningkatnya peran aktif kader posyandu dalam deteksi dini balita gizi buruk, terutama di pedesaan serta meningkatkan kapasitas kelembagaan posyandu dan dukungan sektor-sektor terkait serta meningkatkan peran aktif Tim Pangan dan Gizi (TPG) mulai dari tingkat kecamatan sampai Kabupaten dalam rangka meningkatkan Sistem Kewaspadaan Pangan Dan Gizi (SKPG).

(10)

dan sehat (PHBS) dan Desa siaga masih rendah terutama di daerah pedesaan.

untuk menjaga kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekitarnya

2.4 Rasio dokter per satuan penduduk Interprestasi Belum tercapai

- Masih terbatasnya jumlah tenaga dokter di Kab. Probolinggo, dari standar sebesar 40 dokter per 100.000 penduduk

- Adanya pengangkatan tenaga dokter jalur khusus oleh Kementerian Kesehatan di Tahun 2015, sehingga dapat ditempatkan di beberapa puskesmas yang masih kekurangan tenaga dokter

2.5 Rasio tenaga medis per satuan

penduduk Interprestasi Belum tercapai

- Terbatasnya jumlah tenaga kesehatan terutama tenaga medis (dokter dan dokter gigi) dan paramedis (bidan dan perawat) sehingga pelayanan kesehatan di Puskesmas, Pustu dan Polindes belum optimal.

- Dengan adanya persyaratan akreditasi puskesmas, mulai ada perbaikan mutu pelayanan terutama di puskesmas, Dari total 33 puskesmas, sudah ada 14 puskesmas yang terakreditasi di tahun 2016 , sisanya akan dilakukan penilaian secara tuntas di 2017

- Penempatan tenaga kesehatan yang ada masih belum merata di semua wilayah karena jumlah tenaga kesehatan yang masih sangat kurang.

- Optimalisasi peran tenaga kesehatan terutama di beberapa wilayah dengan jumlah tenaga kesehatan yang masih terbatas

- Kompetensi (kemampuan dan ketrampilan) teknis tenaga kesehatan terutama bidan dan perawat masih kurang.

- Digalakkannya peningkatan kompetensi teknis tenaga kesehatan serta evaluasi berkala setiap tahunnya sehingga diharapkan tenaga kesehatan menjadi semakin terlatih

3 Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

3.1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

Interprestasi Belum tercapai - Masih banyak terdapat jalan yang terkondisi rusak (51,747 Km), terkondisi rusak berat (28,733 Km)

- Masih terdapat beberapa desa yang jalannya belum beraspal, kondisi kerikil/makadam (7,379 Km) kondisi tanah (10,404 Km)

- Peningkatan infrastruktur pada daerah-daerah strategis di Kabupaten

Probolinggo

- Peningkatan infrastruktur pada daerah perdesaan

(11)

No

Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Interpretasi Belum Tercapai (<)

Sesuai (=) Melampaui (>)

Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan

4.1 Persentase rumah tinggal bersanitasi

Interprestasi Belum tercapai Kurangnya sarana sanitasi dan MCK, jamban dan SPAL.

Peningkatan kawasan yang terbenahi jalan lingkungannya serta sarana sanitasi dan MCK/Jamban keluarga.

4.2 Rumah tangga pengguna air bersih

Interprestasi Belum tercapai Masih adanya wilayah Desa rawan air bersih terutama pada musim kemarau

Peningkatan pelayanan air bersih bagi masyarakat di wilayah yang rawan air bersih terutama pada musim kemarau

4.3 Persentase ketersediaan Rumah tidak layak huni

Interprestasi Belum tercapai - Belum adanya regulasi yang jelas di bidang perumahan

- Backlog perumahan belum terupdate

- Pengembang Perumahan masih mengabaikan PSU Perumahan dimana hal itu juga

merupakan tanggung jawab Pemerintah daerah

- Disusunnya Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP) untuk mendukung sistem regulasi di bidang perumahan - Updating RTLH

- Peningkatan PSU di perumahan

4.4 Presentase Sarana prasarana bangunan pemerintahan yang berkondisi baik

Interprestasi Belum tercapai Beberapa instansi pemerintahan masih berlokasi di wilayah Kota Probolinggo dimana pusat pemerintahan / Ibukota Kabupaten berada di Kota Kraksaan

Peningkatan sarana prasarana pemerintahan terpusat di Kota Kraksaan

5 Tenaga Kerja

5.1 Sumber Daya Manusia Interprestasi Belum tercapai - Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Probolinggo masih relatif tinggi (Tahun 2011 sebesar 3,30%)

- Jumlah lowongan pekerjaan/kesempatan kerja yang terbatas sementara setiap tahun jumlah pencari kerja semakin bertambah.

- Sulitnya memperoleh tenaga kerja yang terampil/keahlian yang dibutuhkan sesuai dengan lowongan pekerjaan di perusahaan. - Masih tingginya tingkat kemiskinan di

- Perluasan Kerja Sistem Padat Karya telah mampu menyerap tenaga kerja

penganggur dan setengah penganggur - Menurunnya tingkat kemiskinan di

Kabupaten Probolinggo

- JMF yang memfasilitasi pencari kerja untuk mencari lowongan pekerjaan - Pelatihan yang dilakukan di BLK

(12)

Kabupaten Probolinggo (Tahun 2015=20,82%)

6 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

6.1 Perlindungan anak Interprestasi Belum tercapai - Masih tingginya angka perkawinan usia anak - Meningkatkan kesadaran keluarga tentang pendewasaan usia perkawinan - Masih tingginya angka pekerja anak - Meningkatkan kesadaran keluarga

tentang pemenuhan hak anak

7 Pangan

7.1 Ketahanan Pangan Masyarakat

Interprestasi Belum tercapai - Masyarakat masih memiliki kecenderungan bergantung pada satu bahan pangan pokok yaitu beras

- Peningkatan diversifikasi pangan kepada masyarakat

- Belum maksimalnya distribusi dan akses pangan

- Peningkatan sarana dan prasarana distribusi bahan pangan

- Peningkatan infrastruktur di bidang ketahanan pangan

- Belum dimaksimalkannya pekarangan untuk budidaya tanaman

- Kesadaran masyarakat akan pemanfaatan pekarangan untuk budidaya tanaman secara optimal

8 Lingkungan Hidup

8.1 Kelestarian lingkungan Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya sumber daya alam, disamping ketersediaannya yang tidak merata, sedangkan pemanfaatan cenderung meningkat.

- Kesadaran tentang pentingnya kelestarian fungsi lingkungan hidup yang masih perlu ditingkatkan.

- Meningkatnya aktivitas usaha dan/atau

- Meningkatnya kesadaran masyarakat, dunia usaha dan instansi terkait untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup

(13)

No

Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Interpretasi Belum Tercapai (<)

Sesuai (=) Melampaui (>)

Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan

kegiatan.

- Kurangnya kesadaran dan ketaatan pemrakarsa usaha dan/atau penambangan BGGC yang mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan.

- Belum tersedianya informasi tentang status kerusakan lahan untuk produksi biomassa. - Memiliki kawasan rawan bencana, antara lain

kawasan rawan bencana erupsi gunung berapi, longsor, sejumlah kecamatan yang rawan bencana banjir, abrasi laut dan angin ribut

- Pengembangan kapasitas kelembagaan pengelola lingkungan hidup, melalui Peningkatan kualitas SDM aparatur, Pembinaan perusahaan dan Pembinaan kepada masyarakat.

8.2 Peningkatan emisi gas rumah kaca

Interprestasi Belum tercapai laju pertumbuhan penduduk dan aktivitas usaha mengakibatkan tingginya emisi gas rumah kaca (target 2020 harus mencapai 134.125 ton CO2 e)

mengendalikan pemanfaatan sumber-sumber energi dan mengoptimalkan sumber energi terbarukan

8.3 Pencemaran limbah domestik

Interprestasi Belum tercapai rendahnya indeks kualitas air akibat pencemaran limbah domestik

- pengendalian pencemaran air sungai - peningkatan peran serta dan kesadaran

masyarakat dalam mengelola kualitas air sungai

9 Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil

9.1 Kepemilikan dokumen kependudukan

Interprestasi Belum tercapai Pemahaman masyarakat akan pentingnya dokumen Kependudukan masih rendah

Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya Dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(14)

10.1 Kelembagaan Masyarakat di Desa

Interprestasi Belum tercapai Lembaga masyarakat di desa belum berkembang optimal dan masih tergantung pada figur pimpinan

Jumlah lembaga di desa cukup banyak

11 Perhubungan

11.1 SDM bidang Perhubungan Interprestasi Belum tercapai Kurangnnya Pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan transportasi

formasi untuk rekruitmen pegawai yang berlatar belakang transportasi dan

diadakannya Pusdiklat Perhubungan darat

11.2 Sarana prasarana dan teknologi

Interprestasi Belum tercapai terbatasnnya ketersediaan sarana prasarana dan teknologi

Penyediaannya sarpras yang lebih baik dan serta pengembangan website,aplikasi pendukung sebagai teknologi untuk penyebar luasan pelayanan lebih baik lagi

11.3 Kedisiplinan masyarakat dalam berlalu lintas

Interprestasi Belum tercapai Kurang pahamnnya masyarakat tentang fungsi dan manfaat rambu lalu lintas dan perlengkapan jalan

sosialisasi lalu lintas dan angkutan jalan kepada masyarakat agar lebih bisa memahami lebih baik lagi

12 Komunikasi dan Informatika

12.1 Komunikasi dan Informatika Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya sumberdaya manusia yang trampil dan profesional

- Belum optimalnya pengembangan aplikasi TIK

- Peningkatan sumberdaya manusia di bidang komunikasi dan informasi

- Mengoptimalkan pengembangan aplikasi TIK

(15)

No

Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Interpretasi Belum Tercapai (<)

Sesuai (=) Melampaui (>)

Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan

13.1 UKM Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya pengetahuan dan ketrampilan pengelolaanKelembagaan dan usaha Koperasi dan UKM.

- Masih lemahnya hubungan kemitraan antara Pengusaha Besar dengan Koperasi dan UKM. - Kurangnya jaringan pemasaran hasil produk

Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah - Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Probolinggo

(Tahun 2015 sebesar 4,76%) menurun dari angka 4,9% pada tahun 2014

- Menumbuh kembangkan jiwa

berwirausaha yang handal, tangguh dan mandiri.

- Meningkatnya volume usaha dan pendapatan Koperasi, LKM, Usaha Mikro dan Usaha Kecil Menengah.

14 Kepemudaan dan Olahraga

14.1 Prosentase pemuda berprestasi

Interprestasi Belum tercapai Terbatasnya data dan informasi tentang organisasi kepemudaan dan data pemuda pada umumnya

Pendataan potensi organisasi keolahragaan maupun organisasi kepemudaan agar didapatkan data yang valid

14.2 Prosentase atlet berprestasi Interprestasi Belum tercapai Masih terbatasnya sarana dan prasarana olahraga serta kesejahteraan bagi olahragawan berprestasi

Kebutuhan sarana dan prasarana olahraga yang memadai baik jumlah maupun mutunya terpenuhi

15 Statistik

15.1 Statistik Interprestasi Belum tercapai Belum optimalnya data statistik yang dipublikasikan

Mengoptimalkan data statistik yang ada BPS

16 Persandian

(16)

17 Kebudayaan

17.1 Jumlah kelompok seni budaya yang dibina

Interprestasi Belum tercapai Kurangnya upaya dari sanggar seni budaya yang ada untuk mendapatkan legalitas hukum terkait dengan sertifikasi sanggar tersebut

Peningkatan pembinaan terhadap sanggar seni budaya yang ada

17.2 Jumlah penyelenggaraan festival seni budaya

Interprestasi Belum tercapai Belum maksimalnya dukungan yang dilakukan terhadap kelompok seni budaya yang ada, baik berupa pembinaan, wadah untuk mengapresiasikan seni budaya daerah, serta sarana prasarana seni budaya

Kebutuhan sarana dan prasarana seni budaya yang memadai baik jumlah maupun mutunya terpenuhi

18 Perikanan

18.1 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya

Interprestasi Belum tercapai Produktivitas masih rendah terutama pada budidaya perikanan yang dikelola secara tradisional

Penerapan dan disseminasi teknologi anjuran budidaya perikanan

Tingginya kematian ikan akibat hama dan penyakit ikan

Pengembangan sitem kesehatan ikan dan lingkungan serta Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB)

Infrastruktur kawasan budidaya perikanan belum memadai, seperti kondisi jaringan irigasi / saluran tambak dan jalan produksi

Penataan kawasan budidaya perikanan dan peningkatan infrastruktur

Ketersediaan induk dan benih ikan belum optimal

Pengembangan sistem perbenihan perikanan budidaya

18.2 Produksi Perikanan Tangkap Interprestasi Belum tercapai Menurunnya kualitas sumber daya perikanan dan ekosistem pesisir

Peningkatan pengelolaan kawasan perairan dan pesisir

Masih adanya pelanggaran hukum dan peraturan bidang perikanan

Peningkatan kesadaran pelaku usaha perikanan serta penegakan hukum dalam pendayagunaan sumberdaya ikan

belum optimalnya kapasitas produksi dan efisiensi hasil penangkapan ikan dalam usaha

(17)

No

Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Interpretasi Belum Tercapai (<)

Sesuai (=) Melampaui (>)

Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan

penangkapan ikan

18.3 Jumah Produksi Pengolahan Interprestasi Belum tercapai Jumlah diversifikasi dan kualitas produk hasil perikanan masih belum optimal

Optimalisi pengolahan hasil perikanan

Lemahnya sistem logistik dan pemasaran produk hasil perikanan

Peningkatan sistem logistik dan promosi hasil perikanan

18.4 Produktivitas Usaha Garam Rakyat

Interprestasi Belum tercapai Belum optimalnya produktivitas dan mutu garam rakyat

Penggunaan teknologi produksi garam rakyat

18.5 Prosentase kelompok usaha perikanan ddan kelautan yang meningkat kelasnya menjadi madya

Interprestasi Belum tercapai kurangnya kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia kelompok pelaku usaha perikanan

Pengembangan kapasitas pelaku usaha perikanan.

19 Pariwisata

19.1 Pariwisata Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya minat investor untuk pengembangan pariwisata.

- Kurangnya peran serta masyarakan di sekitar objek dan daya tarik wisata.

- Terbatasnya sarana dan prasarana di Obyek Daerah Tujuan Wisata (ODTW).

- Belum optimalnya koordinasi keterpaduan antara pemerintah dan masyarakat. - Rendahnya kualitas SDM pada bidang

pariwisata dan kurangnya peran serta

masyarakat dalam pengembangan pariwisata. - Terbatasnya sarana dan prasarana yang biasa

menunjang pengembangan destinasi pariwisata (Obyek-obyek pariwisata).

- Terpantaunya kegiatan pariwisata daerah dan makin dikenalnya potensi wisata yang ada di Kabupaten Probolinggo

- Terpeliharanya dan tertatanya sarana dan prasarana objek wisata sesuai dengan fungsinya.

- Terjadinya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di Kabupaten Probolinggo. - Terjadinya peningkatan jumlah

(18)

20 Pertanian

20.1 Peningkatan Produksi Tanaman Pertanian

Interprestasi Belum tercapai - Masih banyak lahan pertanian di Kabupaten Probolinggo yang tadah hujan, sehingga untuk upaya peningkatan rata-rata produksi dan produktivitas masih terbatas

- Dampak perubahan iklim (DPI) dan bencana alam yang masih sering terjadi sehingga mengancam produksi pertanian

- Terjadi penurunan luas tanam kedelai karena petani beralih pada tanaman lain yang lebih menguntungkan.

- Fluktuasi harga komoditi yang tinggi, pada musim panen raya terjadi harga jual yang rendah dan tidak musim panen raya terjadi harga jual yang tinggi

- Petani masih mendapati persoalan

ketersediaan sarana produksi (pupuk) yang tidak tepat waktu dan harga

- Petani/pelaku usaha pertanian sering mengalami permasalahan pemasaran

- Kelembagaan petani masih lemah belum bisa menjadi andalan petani untuk menaikkan posisi tawar (bargaining position)

- Kepemilikan lahan oleh petaniyang luas rata-rata kurang dari ½ hektar, sehinga hal ini membuat usaha tani sulit untuk menjadi usaha yang layak

- Peningkatan produksi pada tanaman pangan dan hortikultura

- Peningkatan produksi tanaman utama, yaitu tanaman padi dan jagung

20.2 Peternakan Interprestasi Belum tercapai - Cakupan Pelayanan Kesehatan hewan dan IB yang Kurang Optimal

(19)

No

Bidang Urusan Dan Indikator Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Interpretasi Belum Tercapai (<)

Sesuai (=) Melampaui (>)

Permasalahan Faktor –Faktor Penentu Keberhasilan

20.3 Jumlah Populasi Ternak Interprestasi Belum tercapai - Masih banyaknya pemotongan ternak di luar RPH

- Penerapan undang- undang no.18 tahun 2009 bab VI bagian kesatu pasal 61 tentang pemotongan hewan yang dagingnya diedarkan harus dilakukan di RPH

- Kurangnya kesadaran masyarakat terkait dengan pemotongan ternak betina produktif

- Penerapan undang-undang no.41 tahun 2014 pasal 18 ayat 2 tentang Pelarangan bahwa ternak ruminansia betina produktif dilarang di sembelih

- Kurangnya ketersedian pakan ternak yang berkualitas

- Meningkatkan ketersedian pakan dengan memberikan bibit pakan ternak unggul (rumput unggul)

- Masyarakat peternak yang masih trasdisional dalam budidaya ternak

- Tatalaksana beternak yang benar dan baik

20.4 Jumlah Produksi Ternak Interprestasi Belum tercapai - Belum Optimalnya Pencegahan Penyakit Hewan Menular

- Pedeteksian dini terhadap Penyakit Hewan Menular

- Sarana dan prasarana RPH - Peningkatan Sarana dan prasarana RPH

- Lemahnya menejemen pemasaran untuk produk peternakan

- kerjasama lintas OPD terkait dengan pemasaran produk ternak

21 Energi dan Sumber Daya Mineral

21.1 Peningkatan Pengawasan terhadap pertambangan

Interprestasi Belum tercapai - Masih terdapat penambang yang tidak memliki ijin

- Peningkatan pengawasan terhadap penambang yang tidak memiliki ijin.

21.2 Peningkatan penguatan kelembagaan pemanfaatan

Interprestasi Belum tercapai - Masih terdapat Jumlah Keluarga yang belum Memiliki Akses Terhadap Jaringan Listrik. Dari Jumlah Keluarga Kab. Probolinggo : (350.648) sedangkan dari jumlah Keluarga yang belum

(20)

energi terbarukan Memiliki Akses Terhadap Jaringan Listrik (14.582) dalam prosentase yang belum terakses terhadap jaringan listrik (0,042 %) 22 Perdagangan

22.1 Peningkatan Pertumbuhan Sektor Perdagangan

Interprestasi Belum tercapai - Terbatasnya akses ke sumber daya produktif - Peningkatan akses terhadap

sumberdaya produktif, terutama teknologi, informasi dan Pasar

- Masalah Penataan Pedagang Kaki Lima - Peningkatan kedisiplinan Pengguna PKL.

- Kurang Kondusifnya Iklim Usaha - Mengupayakan Fasilitasi Perdagangan baik secara regional maupun nasional 22.2 Peningkatan Pertumbuhan

Nilai Perdagangan

Interprestasi Belum tercapai - Tinggi Rendahnya Pertumbuhan Nilai Perdagangan

- Termonitoringnya Nilai Perdagangan

23 Perindustrian

23.1 Peningkatan Pertumbuhan IKM

Interprestasi Belum tercapai - Kurang optimalnya pengelolaan IKM karena pertumbuhan IKM secara keseluruhan kab. Probolinggo 2 589 pada Tahun 2016

dibandingkan 2.557 pada Tahun 2015 dengan peningkatan persentase 1,25 %

- Peningkatan Pembinaan dan Pelatihan IKM Pengrajin dan IKM Olahan Mamin

23.2 Peningkatan Pertumbuhan Produksi IKM

(21)

Isu strategis dapat berasal dari permasalahan pembangunan maupun

yang berasal dari dunia international, kebijakan nasional maupun regional.

Berikut ini disajikan gambar terkait pendekatan strategis guna mengetahui

isu-isu strategis dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Probolinggo Tahun

2013-2018;

Gambar 4. 1 Pendekatan Isu-Isu Strategis

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa, pendekatan starategis yang

dilakukan guna memperoleh isu-isu srategis dalam penyusunan RPJMD

Kabupaten Probolinggo Tahun 2013-2018 dengan melalui lima pendekatan

utama yaitu

Pro Growth, Pro Poor, Pro Job, Pro Gender

dan Pro Environment.

Pro growth diarahkan pada pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas

(inclusive growth) yang didorong oleh pengembangan industry berbasis

pertanian. Dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tersebut

diharapkan dapat menurunkan disparitas pendapatan antar kecamatan. Selain

itu, pembangunan yang ada dapat mengantisipasi berbagai tantangan dan

peluang ke depan seperti globalisasi. Dari sisi pendekatan

Pro Poor dilakukan

melalui upaya pencapaian kesepakatan Milenium development Goals (MDGS)

yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kemiskinan baik structural maupun

kultural. Selain hal tersebut, pendekatan pro job diarahlan pada peningkatan

investasi baik dari dalam maupun luar negeri dalam upaya membuka lapangan

pekerjaan baru. Selanjutnya, pro gender sangat terkait dengan pemberdayaan

peran perempuan melalui berbagai peningkatan kapasitas dan anggaran

(22)

di Kabupaten Probolinggo adalah (1) meningkatnya perekonomian daerah; (2)

meningkatnya daya saing daerah; (3) meningkatnya pengelolaan sumber daya

yang berkelanjutan; (4) meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang

berlandaskan

nilai-nilai

sosial

dan

agama,

dan

(5)

meningkatkan

penyelenggaraan kepemerintahan yang baik dan bersih.

Merujuk pada sasaran di atas, serta mengacu pada permasalahan

pembangunan sebagaimana diuraikan dalam Sub Bab 4.1, beberapa isu

strategis yang berpotensi besar mempengaruhi capaian sasaran pembangunan

(23)

Tabel 4. 3

Identifikasi Isu-Isu Strategis

No

Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten

Probolinggo

1. MDG’s :

 Kemiskinan dan Kelaparan  Pendidikan dasar untuk semua  Kesetaraan gender dan

perempuan

 Angka kematian anak  Kesehatan ibu

 Memerangi HIV, AIDS, malaria serta penyakit lainnya

 Kelestarian Lingkungan

 Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan

Penanggulangan Kemiskinan :

 masih belum berkembangnya iklim usaha yang kondusif di daerah, sehingga belum mampu menarik investasi lokal serta belum meluasnya budaya usaha di masyarakat, yang berakibat pada belum optimalnya kesempatan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan dan daya beli di daerah;

 masih kurang efektifnya penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, dan masih terbatasnya jumlah dan kapasitas sumber daya manusia, seperti tenaga lapangan yang terdidik dan terlatih serta memiliki kemampuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesejahteraan sosial;

 tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar (indikator kemiskinan non pendapatan) misalnya pada kecukupan pangan (kalori), layanan kesehatan, air bersih dan sanitasi masih rendah, dan cukup timpang antar golongan pendapatan;  pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan perlu diperluas agar pembangunan semakin inklusif dan berkeadilan;

 masih banyaknya rumah tangga yang

Masih tingginya tingkat Kemiskinan, kesenjangan dan pengangguran,

(24)

meskipun sudah meningkat kesejahteraannya, namun masih berada pada kelompok hampir miskin, sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi dan sosial (bencana alam, gangguan iklim dan konflik sosial);

 masih kurang optimalnya pelibatan masyarakat terutama masyarakat miskin dalam pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan.

2. Masih tingginya tingkat ketimpangan kesejahteraan antar kelompok masyarakat dan antar wilayah,

Pendidikan :

 menyusun dan menerapkan strategi penurunan disparitas pendidikan antar wilayah

 proporsi guru yang memenuhi kualifikasi akademik masih perlu terus ditingkatkan

Rendahnya aksesibilitas dan kualitas Pendidikan dan Kesehatan

Kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat mengalami peningkatan namun masih perlu ditingkatkan lebih tinggi;

3. Ketergantungan ekonomi nasional pada luar negeri masih relatif tinggi,

Iklim Investasi dan Iklim Usaha

Dampak dari iklim investasi yang belum kondusif, menyebabkan penurunan realisasi investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan penurunan daya serap tenaga kerja sehingga belum mampu mendorong penciptaan kesempatan kerja formal lebih luas.

Rendahnya percepatan pembangunan ekonomi dan infrastruktur

Nilai tambah produk pertanian masih kurang, sehingga perlu dikembangkan dengan didukung sektor lainnya, khususnya peningkatan mutu produksi, akses pemasaran dan modal; 4. Menurunnya kapasitas dan kualitas sumber

kekayaan alam,

Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana:  tingkat pencemaran terhadap ekosistem

dan keanekaragaman hayatinya sudah melebihi baku mutu lingkungan,

 rendahnya kapasitas sumber daya manusia dan institusi pengelola,

Rendahnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup serta tata ruang wilayah

(25)

No

Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten

Probolinggo

 masih rendahnya kesadaran masyarakat, pendekatan pelaksanaan pembangunan yang kurang berwawasan lingkungan,  kebijakan pengelolaan keanekaragaman

hayati yang belum terpadu, serta potensi timbulnya konflik antar daerah dalam pemanfaatan dan pengelolaan SDA

5. Pemahaman dan penghayatan akan nilai-nilai kebangsaan, sistem pemerintahan yanggood governance masih dapat dikatakan belum berhasil

Ketahanan Pangan

 lahan pertanian, infrastruktur pertanian dan perdesaan, penelitian dan pengembangan pertanian, investasi dan pembiayaan pertanian, pangan dan gizi, serta perubahan iklim.

Kurang optimalnya penyelenggaraan otonomi daerah, penegakan supremasi hukum dan HAM serta ketentraman dan ketertiban

Tingkat kerusakan infrastruktur jalan;

6. Korupsi dan reformasi Infrastruktur

 Permasalahan dalam bidang transportasi, bidang irigasi, ketersediaan air baku, pembangunan perumahan

Terbatasnya sumber pembiayaan pembangunan

Masih terjadinya bencana alam, terutama banjir, kerusakan lingkungan, dan abrasi;

7. Globalisasi perdagangan internasional khususnya masyarakat asean

economy community

Kesehatan dan Kependudukan :

 Akses dan kualitas pelayanan kesehatan masih rendah.

 masih rendahnya status kesehatan dan gizi masyarakat, terutama pada kelompok ibu dan anak;

 terbatasnya akses masyarakat terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok penduduk miskin, daerah tertinggal, terpencil dan daerah perbatasan;

 masih lebarnya kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat

(26)

antarwilayah dan antartingkat sosial ekonomi

 masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular, serta rendahnya kondisi kesehatan lingkungan;

 masih terbatasnya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan;  masih terbatasnya ketersediaan,

keterjangkauan, penggunaan dan mutu obat, serta belum optimalnya pengawasan obat dan makanan;

 masih terbatasnya pembiayaan kesehatan untuk menjamin perlindungan kesehatan masyarakat;

 masih belum optimalnya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan; dan

 belum efektifnya manajemen dan informasi pembangunan kesehatan, termasuk dalam pengelolaan administrasi, hukum, dan penelitian pengembangan kesehatan. 8. Pembangunan berkelanjutan green

economy

 Mereformasi tatakelola yang baik untuk dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengeluaran pemerintah

Belum dilaksanakannya Reformasi birokrasi secara optimal

9. Energi

 adanya laju pertumbuhan peningkatan permintaan energi akibat kegiatan ekonomi

(27)

No

Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Jawa Timur Dinamika Kabupaten

Probolinggo

dan bertambahnya jumlah penduduk, yang melebihi laju pertumbuhan pasokan energi.

Listrik.

10. Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik :

 Masih maraknya kegiatan ilegal seperti penyelundupan, pencurian ikan, penebangan hutan illegal, dan perdagangan manusia;

 Masih rendahnya kualitas dan kuantitas infrastruktur yang menyebabkan sulit berkembangnya perekonomian wilayah

Masih terdapat beberapa infrastruktur jalan desa yang makadam/tanah

11. Kebudayaan, Kreatiivitas dan Inovasi Teknologi :  pembangunan kapasitas iptek nasional

dalam inovasi teknologi

12. Permasalahan dan Tantangan Lainnya di Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

13. Permasalahan dan Tantangan Lainnya di Bidang Perekonomian

- Kepemilikan lahan oleh petani yang luas rata-rata kurang dari ½ hektar, sehinga hal ini membuat usaha tani sulit untuk menjadi usaha yang layak. - Masyarakat peternak

yang masih trasdisional dalam budidaya ternak. - Produktivitas masih

(28)

yang dikelola secara tradisional.

- Menurunnya kualitas sumber daya perikanan dan ekosistem pesisir - Belum optimalnya

produktivitas dan mutu garam rakyat.

- Terbatasnya akses perdagangan ke sumber daya produktif. 14. Permasalahan dan Tantangan Lainnya di

Bidang Kesejahteraan Rakyat

- Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Probolinggo masih relatif tinggi.

- Usia harapan hidup relatif masih kurang. - Rata-rata lama sekolah

(29)

terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional hingga daerah, luasnya

dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat, memilki

kemungkinan atau kemudahan untuk dikelola, serta prioritas janji yang perlu

diwujudkan. Dengan isu-isu strategis tersebut diharapkan pemerintah

Kabupaten Probolinggo dapat meminimalisir semua permasalahan yang

menjadi isu strategis Kabupaten Probolinggo serta meningkatkan pembangunan

yang berdaya saing tinggi.

Berdasarkan identifikasi isu-isu strategis

berdasarkan dinamika

internasional, dinamika nasional, dinamika Jawa Timur hingga dinamika daerah,

dapat disinergikan dan disimpulkan bahwa isu strategis yang berpotensi besar

mempengaruhi capaian sasaran pembangunan di Kabupaten Probolinggo

adalah :

1. Pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka,

serta

meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat guna

meningkatkan

kualitas

kehidupan

masyarakat

daerah

Kabupaten

Probolinggo (Pro- Poor dan Pro- Job).

2. Pengembangan sektor pertanian berbasis industri, selain itu perlu dilakukan

peningkatan mutu produksi, akses pemasaran dan moda guna

meningkatkan perekonomian daerah yang berbasis kerakyatan

(Pro-Growth).

3.

Pengurangan

tingkat

kerusakan

infrastruktur

terutama

jalan

;

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam bagi masyarakat serta

penanganan terhadap bencana alam, terutama banjir, kerusakan lingkungan

dan abrasi guna meningkatnya daya saing daerah (Pro-Environment).

4. Peningkatan pelayanan publik dengan mengoptimalkan sumber dana

(anggaran)

yang

terbatas

guna

meningkatkan

penyelenggaraan

kepemerintahan yang baik dan bersih (good governance).

5.

Peningkatan peran serta perempuan dalam pembangunan sehingga tidak

termaginalkan dan dapat berdaya dan menjadi motor penggerak

Gambar

Tabel 4. 1
Tabel 4. 2
Gambar 4. 1 Pendekatan Isu-Isu Strategis
Tabel 4. 3

Referensi

Dokumen terkait

Soetomo Surabaya merupakan Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan tertinggi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dipandang perlu untuk meningkatkan

Untuk memastikan kondisi tersebut, maka ditambahkan stopping rule sehingga rule yang baru hanya dipenuhi oleh kasus yang bersesuaian dan tidak oleh kasus lainnya, kecuali bila

Sistem kemudian melakukan pembacaan terhadap seluruh file untuk mengambil data huruf Katakana, menyimpan hasil pembacaan dalam struktur data, dan kemudian melakukan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank meliputi giro,

(2) Hak dan kewajiban Karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan kemampuan Perseroan Terbatas dan

#da bebera4a ma6am 6ara 4embuatan brem 4adat. Pada fermentasi ketan men9adi ta4e, berlangsung akti=itas en/im yang dikeluarkan oleh ka4ang dan khamir. !n/im tersebut

Dari hasil analisa penulis memberikan kesimpulan bahwa penerapan sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Koperasi Simpan Pinjam Kharisma Mitra Karya kurang

Berisi tentang kesimpulan dari data–data yang telah dianalisa dan selanjutnya akan diberikan saran dari kesimpulan yang telah didapat terutama bagi pihak