• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN STRATEGI PENGENDALIAN PENYEBARAN PENYAKIT PASRTUSSIS - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMODELAN STRATEGI PENGENDALIAN PENYEBARAN PENYAKIT PASRTUSSIS - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertussis merupakan salah satu jenis penyakit yang disebabkan oleh

Bordetella Pertussis atau Hemophilus Pertussis; adenovirus tipe 1,2,3 dan 5 dapat

ditemukan dalam traktus respiratorius, traktus gastrointestinalis, dan traktus

genitourinarius penderita Pertussis bersama-sama Bordetella Pertussis atau tanpa

adanya Bordetella Pertussis. Bordetella Pertussis adalah suatu kuman (bakteri)

yang kecil, tidak bergerak, gram negatif, dan didapatkan dengan melakukan swab

pada daerah nasofaring penderita Pertussis dan kemudian ditanam pada agar

media Bordet-Gengou[2].

Pertussis juga biasa disebut sebagai Tussis Quinta, Whooping Caught,

Batuk Rejan ataupun Batuk Seratus Hari. Penyakit ini tersebar di seluruh dunia,

terutama di tempat-tempat yang padat penduduknya dan biasanya dapat berupa

epidemik pada anak. Epidemik adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit

menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata

melebihi daripada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu. Pertussis

dapat mengenai semua golongan umur. Hal ini dikarenakan tidak ada kekebalan

pasif pada ibu yang bisa diberikan secara langsung pada saat melahirkan seorang

(2)

laki-2

laki daripada perempuan. Cara penularannya melalui kontak dengan penderita

Pertussis.

Imunisasi memiliki peran yang sangat penting untuk mengurangi angka

kejadian dan kematian yang disebabkan oleh Pertussis. Oleh sebab itu Pertussis

paling banyak terdapat di negara dimana imunisasi belum menjadi suatu prosedur

yang rutin. Imunitas setelah imunisasi biasanya tidak berlangsung lama. Natural

Immunity adalah imunitas yang bisa bertahan lama dan jarang didapatkan infeksi

ulang Pertussis.

Pencegahan terhadap Pertussis dapat dilakukan secara aktif dan pasif.

Secara aktif yaitu dengan memberikan vaksin Pertussis dalam jumlah 12 unit

dibagi dalam 3 dosis dengan interval 8 minggu. Vaksin yang digunakan adalah

vaksin DPT (Difteria, Pertussis, Tetanus). Secara pasif yaitu dengan memberikan

kemoprofilaksis. Perlu diingat bahwa tidak ada imunitas terhadap Pertussis.

Dalam Tugas Akhir ini, penulis akan mencoba menganalisa model strategi

pengendalian penyebaran penyakit Pertussis. Model matematika untuk kasus

analisis model ini memang tidak dapat menggambarkan secara akurat semua

aspek epidemik realnya bahkan tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, namun

dapat memberikan pandangan yang tepat dalam menentukan strategi-strategi yang

(3)

3

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah menganalisis model

strategi pengendalian penyebaran penyakit Pertussis dengan menggunakan model

VSIRS dan bagaimana dinamika penyebaran penyakit dari model tersebut.

1.3 Pembatasan Masalah

Model matematika yang akan dibahas pada tugas akhir ini didasarkan pada

model matematika vaksinasi berbasis pengendalian penyakit Pertussis yang telah

dibuat oleh Muntaser Safan, Mirjam Kretzschmar, dan Karl P. Hadeler (2012).

Model matematika tersebut mendeskripsikan pengaruh dari vaksinasi pada model

dinamik penyebaran penyakit Pertussis.

Pada Tugas Akhir ini model matematika pengendalian penyebaran penyakit

Pertussis menggunakan model VSIRS dimana pada individu rentannya (S) terdiri

dari jumlah individu yang belum pernah tertular Pertussis dan individu yang

sudah pernah tertular penyakit ini yang kemudian menjadi rentan kembali karena

kekebalan setelah sembuh ada yang bisa bertahan dan ada yang tidak bisa

bertahan sehingga memungkinkan untuk kembali terjangkit oleh penyakit ini.

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui dinamika

penyebaran penyakit Pertussis dan model strategi pengendalian penyebaran

(4)

4

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam Tugas Akhir ini meliputi empat bab yang

dimulai dari bab pendahuluan dan diakhiri bab penutup.

Bab I adalah bab pendahuluan. Pada bab ini memuat latar belakang,

perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika

penulisan.

Bab II merupakan bab teori penunjang. Pada bab ini mengulas tentang

materi penunjang dan berisi kajian literature mengenai materi dasar yang terkait

dengan model matematika dan pencarian solusi.

Bab III merupakan pembahasan mengenai model matematika penyebaran

penyakit Pertussis pada populasi manusia, solusi dari model, analisis dinamikanya

kemudian simulasi dari model matematika tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian disini dilakukan untuk melihat respon sistem pengendalian kamera jika dalam ruangan tersebut terdapat lebih dari satu obyek dengan warna yang sama. Prinsip pendeteksian

Pengendalian Penyakit Layu tanaman Cabe ( Capsicum sp ) dengan Fungisida dan Bakterisida Alternatif dari Ekstrak Daun Sirih ( Piper betle )2. Profil Tampilan Fisik

populasi.Yaitu sub populasi susceptible adalah sub populasi yang rentan terhadap penyakit TB, sub populasi latent infectious adalah sub populasi penderita latent TB, sub populasi

Model tersebut merupakan sistem persamaan differensial non linear dengan lima variabel tak bebas yaitu variabel jumlah manusia rentan, manusia terinfeksi, manusia kebal,

penyakit campak yang meliputi penyebaran pada kelas Susceptible, Exposed, Infectious and Recovery, analisi kesetimbangan dan studi kasus. Bab IV adalah penutup yang berisi

Melihat fenomena tersebut, perlu adanya model matematika pada penyebaran penyakit malaria, sehingga dari model tersebut dapat dianalisis kestabilan penyebaran penyakit

Hasil penelitian sesuai dengan pendapat berbagai peneliti yang digambarkan dengan model kerangka pikir teoritis di bawah, yakni variabel dari dimensi strategi operasi yang terdiri

Bertolak dari gambaran tersebut tujuan penelitian ini adalah memberikan wawasan baru tentang strategi dan pengembangan objek wisata alam yang sejalan dengan asset