• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas - Pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas 2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas - Pengaruh perputaran kas dan perputaran persediaan terhadap rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di bursa efek indonesia (bei)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Rentabilitas

2.1.1.1 Pengertian Rentabilitas

Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang. Menurut Munawir (2004 : 86) “Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau laba”, sedangkan menurut Harahap (2010 : 304) “Rasio Rentabilitas atau biasa disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

(2)

Dalam mengukur rentabilitas dalam penelitian ini, penulis menggunakan rasio Return On Assets (ROA) yang dapat dicapai dari tiap periode. Kas dan persediaan merupakan unsur aktiva yang akan mempengaruhi pengembalian aktiva. Rasio ROA dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Rasio ini diperoleh denagan cara membagi laba setelah bunga dan pajak dengan total aktiva perusahaan.

Menurut Harahap (2010 : 305) “Return On Assets (ROA)

menggambarkan perputaran aktiva diukur dari penjualan. Semakin besar rasio ini maka semakin baik dan hal ini berarti bahwa aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba”.

Rumus Return On Assets (ROA):

2.1.1Jenis – jenis Rasio Rentabilitas

Menurut Harahap (2010, hal 304) “ jenis – jenis rasio rentabilitas adalah sebagai berikut :

1) Margin Laba (Profit Margin)

Return On Assets (ROA) = Penjualan

Total Aktiva

(3)

2) Assets Turn Over (Return On Assets)

3) Return On Invesment (Return On Equity)

4) Return On Total Assets (ROTA)

5) Basic Earning Power (BEP)

2.1.1.3Penilaian Rentabilitas

Setiap perusahaan akan melakukan pengukuran terhadap

profitabilitas yang diperolehnya. Pengukuran terhadap profitabilitas akan memungkinkan bagi perusahaan, dalam hal ini pihak manajemen untuk mengevaluasi tingkat earning (laba) dalam hubungannya dengan volume penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu dari pemilik perusahaan.

ROA = Penjualan

Total aktiva

ROE = Laba Bersih Rata – rata Modal

ROTA = Laba Bersih Rata – rata Total Asset

(4)

hidupnya suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan yang menguntungkan atau profitable. Tanpa keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para direktur, pemilik perusahaan dan yang paling utama pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan.

2.1.2 Perputaran Kas (Cash Turn Over) 2.1.2.1Pengertian kas (Cash)

Menurut Munawir (2004 : 14) “kas adalah uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Termasuk dalam pengertian kas adalah check yang diterima dari para langganan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau permintaan deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali setiap saat oleh perusahaan.”

(5)

Kas merupakan komponen modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya, berarti bahwa semakin besar jumlah kas yang dimiliki perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Tetapi operasi perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi karena adanya kas yang berlebihan, berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan kelebihan investasi dalam kas.

Menurut Sutrisno (2009 : 68) ada 2 alasan (motif) perusahaan atau unit ekonomi lainnya untuk menyimpan kas, antara lain :

“ 1) Motif transaksi (transaction motive)

Berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai untuk keperluan realisasi dari berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang rutin (regular) maupun yang tidak rutin. Seperti pembayaran upah, pembayaran hutang, pembelian bahan, dan pembayaran-pembayaran tunai lainnya baik yang dibayar dengan uang tunai maupun dengan cek .

2) Motif berjaga-jaga ( precautionary motive )

(6)

Menurut Harahap (2010 : 258)

“Kas adalah uang dan surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi syarat seperti berikut :

1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas. 2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat.

3) Kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan tingkat bunga”.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari beberapa hal, yaitu :

1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud atau adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan penambahan kas.

2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3) Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang, obligasi, utang hipotik, atau hutang jangka panjang yang lain) serta bertambahnya hutang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

(7)

5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan ataupun hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:

1) Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.

2) Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.

3) Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun jangka panjang.

4) Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi dan adanya persekot-persekot niaga maupun persekot-persekot pembelian.

(8)

2.1.2.2Pengertian perputaran kas (Cash turn over)

Perputaran kas merupakan merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu periode tertentu. Semakin tinggi tingkat perputaran kas berarti semakin efisien tingkat penggunaan kasnya dan sebaliknya semakin rendah tingkat perputaranya semakin tidak efisien, karena semakin banyaknya uang yang berhenti atau tidak dipergunakan.

Tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan perubahan kembali aktiva lancar menjadi kas melalui penjualan. Makin tinggi tingkat perputaran kas, piutang dan persediaan menunjukkan tingginya volume penjualan. Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.

Menurut Riyanto (2001 : 95) “Perputaran kas (cash turnover)

(9)

2.1.2.3Penilaian perputaran kas (Cash turn over)

Kas diperlukan perusahaan baik untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap. Dalam mengukur tingkat perputaran kas, sumber masuknya kas yang telah tertanam dalam modal kerja adalah berasal dari aktivitas operasional perusahaan. Oleh karena itu, sumber kas dalam penelitian ini adalah berasal dari aktivitas penjualan. Makin tinggi tingkat perputaran kas berarti makin cepat kembalinya kas masuk pada perusahaan. Dengan demikian kas akan dapat dipergunakan kembali untuk membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Cash Turnover atau perputaran kas yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan dengan kas rata-rata. Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang ditanggung menjadi besar. Besarnya laba yang diterima perusahaan akan membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi. Dengan demikian, tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi. Semakin cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat rentabilitas perusahaan tekstil dan garmen.

Perputaran kas = Penjualan

(10)

2.1.3 Peputaran Persediaan (Inventory Turn Over) 2.1.3.1Pengertian persediaan (Inventory)

Setiap perusdahaan yang bergerak dibidang industri dan perdagangan tentunya memiliki persediaan. Persediaan merupakan komponen terpenting dalam perusahaan. Untuk itu maka perlu diketahui terlebih dahulu segala sesuatu yang berhubungan dengan persediaan.

Persediaan mewakili barang yang diproduksi atau ditempatkan untuk produksi dalam perusahaan manufaktur, sedangkan dalam perusahaan dagang, persediaan mewakili barang-barang yang tersedia untuk dijual. Defenisi barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan berbeda sesuai dengan lingkup aktivitas dalam operasi perusahaan yang secara berkesinambungan dibutuhkan, diganti atau dijual kembali. Persediaan secara umum dapat ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang baik usaha grosir maupun retail. Persediaan didefenisikan secara berbeda oleh beberapa ahli, oleh karena itu, perlu kiranya memperhatikan beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli sehingga memberikan defenisi yang jelas tentang persediaan.

Menurut Munawir (2004 : 14)

“persediaan untuk perusahaan dagang adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih digudang atau belum laku dijual. Sedangkan untuk perusahaan manufactur (yang memproduksi barang) maka persediaan yang dimilik meliputi :

(11)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004 : 142) “ Persediaan adalah aktiva :

1) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal 2) Dalam proses produksi atau dalam perjalanan

3) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa”.

Dari teori diatas, dapat dinyatakan bahwa persediaan meliputi persediaan bahan baku, barang dalam proses, barang jadi maupun barang dagang. Dalam perusahaan industri persediaan berupa persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi sedangkan dalam perusahaan dagang persediaan hanya berupa barang dagang.

(12)

2.1.3.2Pengertian perputaran persediaan (Inventory turn over)

Menurut Munawir (2004 : 77), “turn over persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas perusahaan.

Menurut Harahap (2010 : 308) “ Rasio perputaran persediaan (inventory turn over) menunjukan seberapa cepat perputaran persediaan dalam siklus normal. Semakin besar rasio ini maka baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat “.

(13)

tahun denagn turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas perusahaan.

2.1.3.3Penilaian perputaran persediaan (Inventory turn over)

Rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen yang mengontrol modal yang ada dalam persediaan. Perputaran persediaan dihitung berdasarkan harga pokok penjualan, tetapi jika tidak diketahui dapat dihitung dari penjualan bersih. Dalam hal ini bila perhitungan dilakukan dengan harga pokok penjualan maka persediaan rata-rata barang dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok. Sedangkan bila cara yang digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan barang dagang dihitung berdasarkan harga jual.

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan

(14)

2.1.4 Pengaruh Perputaran Kas (Cash Turn Over) dan Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) terhadap Rentabilitas.

Menurut Agus Sutrisno (2008 : 48) “perputaran kas diukur dengan menggunakan rumus :

Menurut Syamsuddin (2002 : 236) : “Semakin besar cash turnover, semakin sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan, sehingga dengan demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan”. Dengan adanya perputaran kas yang maksimal, kebutuhan akan kas dalam operasi perusahaan menjadi lebih sedikit. Sisa dari jumlah kas ini dapat diinvestasikan oleh perusahaan ke dalam berbagai bentuk aktivitas yang dapat menghasilkan profit sehingga dapat memaksimalkan profitabilitas perusahaan.

Apabila semakin cepat perputaran kas maka akan dapat menimbulkan keuntungan yang maksimal. Hal itu dapat disebabkan karena kas yang berputar dengan cepat dalam satu periode dan akan mengakibatkan tingkat penjualan yang tinggi maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Menurut Munawir (2004 : 77) “turn over persediaan adalah merupakan rasio antara jumlah harga pokok penjualan barang yang di jual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan”. Turn over ini menunjukkan

Perputaran kas = Penjualan

(15)

berapa kali jumlah persediaan barang diganti dalam satu tahun (dijual dan diganti). Untuk mengetahui rata-rata persediaan tersimpan dapat ditentukan dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun dengan turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas perusahaan.

Rumus Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) :

2.1.5 Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Elis Rosmiati (2009) dengan judul pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap

profitabilitas, dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa berdasarkan hasil perhitungan statistik untuk mencari pengaruh perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3) terhadap profitabilitas (Y) dengan uji hipotesis secara simultan diperoleh kesimpulan bahwa perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3) memiliki korelasi yang sangat rendah dengan profitabilitas (Y). Diketahui koefisien

Perputaran Persediaan = Harga Pokok Penjualan

(16)

ini berarti bahwa sebesar 4.8% variabilitas mengenai profitabilitas dapat diterangkan oleh variabel perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3), sedangkan sisanya sebesar 95.2% dipengaruhi oleh variabel lain. Dengan nilai signifikansi sebesar 0,948 > 0,05, maka pengujian tersebut menunjukkan bahwa secara simultan perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2), dan perputaran persediaan (X3) tidak memiliki pengaruh yang signifikan tehadap profitabilitas (Y). Berdasarkan hasil perhitungan statistik secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara perputaran kas (X1), perputaran piutang (X2) dan perputaran persediaan (X3) terhadap

profitabilitas (Y), maka tidak perlu dilakukan pengujian secara parsial.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ika Yuli Wijianti (2007) dengan judul pengaruh modal kerja dan perputaran modal kerja terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur dari hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa kondisi perputaran modal kerja di pengaruhi oleh modal kerja (aktiva lancar dan hutang lancar) dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi volume penjualan maka modal kerja berputar semakin cepat dan modal kerja cepat kembali yang disertai keuntungan yang tinggi pula, dengan keuntungan yang tinggi menyebabkan ROE perusahaan meningkat. Kondisi modal kerja perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dari tahun 2002-2004 sangat fluktuatif yang disebabkan perusahaan harus menyesuaikan jumlah modal kerja untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Tingkat

(17)

tertentu diharapkan tingkat penjualan tinggi sehingga perputaran modal kerja tinggi dan keuntungan yang diperoleh perusahaan meningkat sehingga ROE perusahaan tinggi.

Dan penelitian yang dilakukan oleh Esther Theresia (2009) dengan judul pengaruh perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan terhadap tingkat rentabilitas pada perusahaan otomotif dan komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), diketahui bahwa hasil penelitiannya secara simultan dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap rentabilitas dengan signifikan 0,002. Artinya secara bersama-sama meningkatnya perputaran piutang usaha dan perputaran persediaan akan meningkatkan rentabilitas perusahaan. Secara parsial perputaran piutang usaha berpengaruh signifikan positif terhadap rentabilitas perusahaan dengan nilai signifikansi 0,001. Secara parsial perputaran persediaan berpengaruh signifikan tetapi tidak positif karena nilai signifikannya 0,827 berarti diatas signifikansi 5%.

2.2 Kerangka Konseptual

(18)

membiayai kegiatan operasional sehingga tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan.

Perputaran kas adalah perputaran sejumlah modal kerja yang tertanam dalam kas dan bank dalam satu periode akuntansi. Perputaran kas diketahui dengan membandingkan antara jumlah pendapatan dan pemberian pinjaman dengan jumlah kas rata-rata. Dengan demikian tingkat perputaran kas menunjukkan kecepatan kembalinya modal kerja yang tertanam pada kas atau setara kas menjadi kas kembali melalui penjualan atau pendapatan.

Menurut Syamsuddin (2002 : 236) “Semakin besar cash turnover, semakin sedikit jumlah kas yang dibutuhkan dalam operasi perusahaan, sehingga dengan demikian cash turnover haruslah dimaksimalkan agar dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.” Dimana rata-rata kas dapat dihitung dari saldo kas awal ditambah saldo kas akhir dibagi dua. Makin tinggi perputaran kas, berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kasnya. Makin tinggi tingkat perputaran kas, maka akan semakin baik. Hal ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kas tersebut. Tetapi apabila tingkat perputaran terlalu tinggi berarti jumlah kas yang tersedia terlalu kecil untuk kegiatan perusahaan dan kondisi semikian dapat membahayakan posisi likuiditas perusahaan.

(19)

dengan membagi jumlah hari-hari dalam satu tahun denagn turn over dari persediaan tersebut. Tingkat perputaran persediaan mengukur perusahaan dalam memutarkan barang, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang tingkat penjualan yang ditentukan. Kesemua hal itu tentu untuk mencapai satu tujuan yaitu laba perusahaan atau lebih kepada rentabilitas perusahaan.

Rasio perputaran persediaan dapat digunakan untuk mengukur efisiensi operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen yang mengontrol modal yang ada dalam persediaan. Perputaran persediaan dihitung berdasarkan harga pokok penjualan, tetapi jika tidak diketahui dapat dihitung dari penjualan bersih. Dalam hal ini bila perhitungan dilakukan dengan harga pokok penjualan maka persediaan rata-rata barang dagang juga dihitung berdasarkan harga pokok. Sedangkan bila cara yang digunakan dengan harga jual maka rata-rata persediaan barang dagang dihitung berdasarkan harga jual

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori, maka dapat dibuat kerangka konseptual atas penelitian ini yang digambarkan sebagai berikut :

.

Perputaran Kas (X1)

(Cash Turn Over)

Perputaran Persediaan (X2) (Inventory Turn Over)

(20)

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan Terhadap Rentabilitas

Penjelasan :

2.2.1 Perputaran kas (Cash Turn Over) (X1) mempengaruhi Rentabilitas (Return On Assets) (Y).

2.2.2 Perputaran persediaan (Inventory Turn Over) (X2) mempengaruhi Rentabilitas (Return On Assets) (Y).

2.2.3 Perputaran kas (Cash Turn Over) (X1) dan perputaran persediaan (Inventory Turn Over) (X2) mempengaruhi Rentabilitas (Return On Assets) (Y).

2.3 Hipotesis

Menurut Umar (2008 : 80) “Hipotesis adalah sebuah kesimpulan tetapi kesimpulan tersebut belum final, dan masih harus dibuktikan kebenarannya”. Jelas sekali pernyataan diatas tersebut bahwa hipotesis adalah suatu pernyataan terhadap suatu hal yang bersifat sementara dan harus dibuktikan kebenarannya melalui suatu penelitian.

H1 : Perputaran Kas (Cash Turn Over) berpengaruh terhadap Rentabilitas

perusahaan tekstil dan garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

H2 : Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) berpengaruh terhadap

(21)

H3 : Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap perencanaan disiapkan seluruh kebutuhan untuk melaksanakan peningkatan hasil belajar IPA siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe discovery learning

impact on the bird flu outbreak, especially poultry sectors that use inputs in the production process. 2) Decline in the poultry sector productivity have a negative impact on

karena atas berkat, rahmat dan cinta-Nya yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Efek Antiinflamasi Benzoil Eugenol secara Topikal terhadap Edema Kaki

laporan akhir ini yang berjudul "Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham pada Perusahaan sub-sektor Lembaga. Pembiayaan di

Nilai pelanggan berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat jalan di Poliklinik Santosa Hospital Bandung Central, dengan demikian Rumah Sakit harus bisa meningkatkan

Compound analysis of Tithonia diversifolia leaves using Thin-layer Chromatography (TLC) and Gravity Column Chromatography (GCC), UV-Vis

The syllabus states that if the candidate has intentionally altered their performance from the sheet music, this must be clearly indicated.. The teacher should take account of

23 23 23 23 23 peta konsep peta konsep cerita dari dokumen dan benda koleksi sim ayah boneka mira piala bu santi foto rudi di taman mini pendahuluan.. 24 24 24