• Tidak ada hasil yang ditemukan

Medan Prada House (Analogi Metafora)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Medan Prada House (Analogi Metafora)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

BAB III

ELABORASI TEMA

III.1 PENGERTIAN TEMA

III.1.1 ARSITEKTUR

Terdapat beberapa pengertian Arsitektur antara lain :

a. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.

b. Menurut James C. Snyder, Anthony J. Catanesse, dalam buku Introduction to Architecture (1979), Arsitektur adalah lingkungan buatan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatan-kegiatannya serta hak miliknya dari elemen, dari musuh, dan dari kekuatan-kekuatan adikodrati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman yang berpenduduk dalam dunia fana dan cukup berbahaya, menekankan sosial dan menonjolkan status.

c. Menurut Le Corbusier, dalam buku Toward an Architecture (1927), Arsitektur adalah pengaturan massa yang dilakukan dengan tepat, penuh pemahaman dan magnifisien. Massa itu disatukan dan ditonjolkan dalam suatu penyinaran cahaya, kubus, kerucut, silinder, piramid, yang merupakan bentuk-bentuk primer yang kegunaannya jelas. Oleh adanya penyinaran cahaya, massa tersebut merupakan bentuk yang paling indah.

d. Menurut Louis I Khan, Arsitektur ialah pemikiran-pemikiran yang matang dalam pembentukan ruang. Pembaharuan arsitektur secara menerus disebabkan adanya perubahan konsep ruang.

III.1.2 METAFORA

(2)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind of object or idea in place of another to suggest a likeness between them

A figure of speech in which a term is transferred from the object it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit comparison or analogies A figure of speech in which a name or quality is attributed to something to which it is not literally applicable

The use of words to indicate something different from the literal meaning.

Terdapat beberapa cara pandang terhadap metafora antara lain sebagai berikut:

 Secara etimologi metafora menunjukkan pemindahan (transfer) sesuatu yang dikandungnya (makna). Arti leksikal dari metafora adalah kiasan. Pengertian lain adalah looking at the abstraction (melihat hubungan antar hal secara abstrak).

 Secara epistemologis, sesuai dengan pengertiannya, metafora dalam arsitektur dilakukan dengan cara displacement of concept (Schon, 1963-1967) yaitu dengan mentransfer konsep suatu objek kepada objek lain sehingga mempermudah pemahaman lewat perbandingan yang lebih sederhana.

 Secara aksiologis, sejarah mencatat bahwa tanda tanda penggunaan metafora dalam karya arsitektur sesungguhnya telah lama ada. Kualitas arsitektur piramida secara estetis dan structural menjadi symbol bangsa mesir kuno akan keyakinan tentang keabadian. Bangsa yunani membedakan penggunaan tiang dorik dan ionic sebagai pemujaan berdasar gender. Gothic dengan konsep kesemerawangan kulit bangunan menjadi sebuahstandar bagi gereja untuk mewujudkan suasana kehadiran Tuhan dalam perwujudan cahaya dan masih banyak lagi contoh bangunan pada zaman pra modern yang sarat akan symbol symbol metaforik.

(3)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

dengan melihat dari sisi pandang disiplin ilmu ilmu lain untuk tujuan menciptakan konsep konsep yang autentik. Hal ini terlihat dari berbagai metaphor dari modern movement, the ruin metaphor dari post modern, teknologi / kekuatan sosial metaphor dari Russian constructivist ; anthropomorphy & vertebrata (no core, no heart) metafora dari arsitek Peter Eisenman dan Frank Gehry (Antoniades, 1990).

III.1.2.1 IDENTIFIKASI METAFORA

Terdapat beberapa pendapat yang mencoba mengajukan pengertian metafora antara lain:

1. Antoniades, A.C. Poetics of Architecture van nostrand Reinhold, New

York, 1990.

Kategori metaphor dalam arsitektur menurut antoniades (1990):

Intangible metaphor : metafora dalam tataran ide, konsep atau kualitas kualitas khusus.

Tangible metaphor : Metafora yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda seperti sebuah rumah adalah puri atau istana, maka wujud rumah menyerupai istana.Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material.

Combination : Merupakan penggabungan intangible metaphors dan tangible metaphors dengan membandingkan suatu objek visual dengan yang lain dimana mempunyai persamaan nilai konsep dengan objek visualnya. Dapat dipakai sebagai acuan kreativitas perancangan.Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagaiunsur-unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.

2. Broadbent, Geoffry / Bunt, Richard / Jencks; sign, symbol and

architecture; John Wiley and sons; New York; 1980.

Kategorisasi desain dari Broadbent tentang analogic design

mengindikasikan pembagian metaphor dalam 3 kategori yaitu :

 Visual metafora secara visual

 Structural, metafora dalam aspek struktur, fungsi , system

(4)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Menurut Antoniades kualitas penggunaan metafora dapat dinilai berdasarkan aspek yang dijadikan acuan dari penampakannya dalam suatu hasil desain. Aspek yang lebih mudah terdeteksi (detectable) secara substansial dianggap lebih baik daripada yang tidak. Kualitas metafora akan semakin baik jika terkonsep dan dinyatakan dengan jelas.

3. James C. Snyder dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction to

Architecture” (1979).

Metafora mengidentifikasikan pola pola yang mungkin terjadi dari hubungan hubungan parallel dengan melihat keabstrakannya berbeda dengan analogi yang melihat secara literal.

4. Charles Jencks dalam “ The Language of Post Modern Architecture”.

Metafora dianggap sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu objek dengan mengandalkan objek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

5. Geoffrey Broadbent, dalam buku “Design in Architecture” (1995).

Transforming : figure of speech in which a name of description term is transferred to some object different form. Dan juga menurutnya pada metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreativitas yang adal pada desain spectrum perancang.

Kegunaan Penerapan Metafora dalam Arsitektur, sebagai salah satu cara atau metode sebagai perwujudan kreativitas Arsitektural, yakni sebagai berikut :

1. Memungkinkan untuk melihat suatu karya Arsitektural dari sudut pandang yang lain.

2. Mempengaruhi untuk timbulnya berbagai interprestasi pengamat.

3. Mempengaruhi pengertian terhadap sesuatu hal yang kemudian dianggap menjadi hal yang tidak dapat dimengerti ataupun belum sama sekali ada pengertiannya

(5)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

III.1.2.2 ANALOGI METAFORA

Metafora atau kiasan pada dasarnya mirip dengan konsep analogi dalam arsitektur, yaitu menghubungkan di antara benda-benda. Tetapi hubungan ini lebih bersifat abstrak ketimbang nyata yang biasanya terdapat dalam metode analogi bentuk. Perumpamaan adalah metafora yang menggunakan kata-kata senada dengan “bagaikan” atau “seperti” untuk mengungkapkan suatu hubungan. Metafora dan perumpamaan mengidentifikasi pola hubungan sejajar.

Analogi dalam bahasa Indonesia adalah kias (Arab: Qasa=mengukur, membandingkan). Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan gagasan yang pertama.(sumber : www.google.com/analogi)

Dari beberapa kajian Analogi yang telah dibahas, dapat disarikan bahwa:

1. Menurut Holyoak & Thagard , analogi merupakan pengandaian yang digunakan untuk menjelaskan adanya kemiripan dari dua hal yang berbeda. Terdapat tiga hal yang mendasari pemikiran analogi, yaitu kesamaan, struktur/susunan dan kegunaan.

2. Menurut Chris Abel, analogi merupakan suatu bahasa untuk mengkomunikasikan arsitektur. Analogi bahasa dalam arsitektur mempunyai fungsi :

 Memberi pengertian arsitektur adalah suatu bentuk kebudayaan

(identitas)

 Metoda dalam penyelidikan arsitektur  Bahasa komunikasi sosial

Menurut Ian Barbour (dalam Abel, 1997), untuk dapat menggunakan analogi maka harus diteliti dahulu bagaimana kesamaan dan perbedaan sifat dasar, fungsi dan karakter dari kedua benda yang akan dianalogikan.

(6)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

proses analogi akan muncul bentuk visual baru berdasarkan bentuk visual yang telah dikenal sebelumnya. Menurutnya, ada 3 macam analogi yang dikenal :

Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen Arsitektur yang ada.

Direct / Straight Analogy : Analogi langsung berdasarkan kesamaan-kesamaan yang bias diidentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan apa yang ada di jagad raya.

Symbolic Analogy : Kesamaan yang lebih bersifat simbolis (kepala, mata, kaki).

4. Menurut Duerk, analogi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat arsitektur. Membuat analogi dari dua benda adalah mencari persamaan dalam beberapa hal dari dua benda yang berbeda.

5. Menurut Attoe, analogi digunakan untuk menjelaskan arsitektur. Obyek rancangan telah ada dulu baru dianalisa memakai analogi yang mana.

Jika dilihat dari sudut arsitektur sebagai proses, terdapat beberapa strategi desain yang menunjukkan penggunaan metafora di dalamnya yaitu:

a. Antoniades yang mengkategorikan desain berdasarkan prosesnya menunjukkan bahwa kategori strategi adopsi merupakan strategi desain yang menggunakan metafora pada prosesnya.

b. Broadbent yang mengkategorikan desain berdasarkan aktivitas atau cara menunjukkan bahwa kategori analogic design menggunakan metafora dalam cara mendesainnya.

(7)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Dilihat dari sudut arsitektur sebagai produk, terdapat tipe desain dan konsep desain yang menunjukkan penggunaan metaphor di dalamnya yaitu:

• Pierce yang mengkategorikan desain sebagai sistem tanda menunjukkan bahwa kategori symbol lebih memperlihatkan penggunaan metaphor dalam karya fisiknya. Kategori symbol memerlukan pemahaman yang cukup kompleks, karena melibatkan aspek yang lebih bersifat abstrak daripada literal.

• White dengan konsep metaphor yang menengok hubungan antar hal secara abstrak (looking at abstraction) jelas menunjukkan metaphor dalam konsep arsitektur. Konsep adalah gagasan gagasan yang memadukan berbagai elemen dalam satu keseutuhan. Suatu konsep mensyaratkan bagaimana tuntutan programatik, konteks dan filosofi perancang serta klien dapat disatukan, jika diurutkan menjadi makin kompleks, makin realistis dan makin dipikirkan secara mendalam, maka dapat diperoleh urutan : angan-angan --- idea --- konsep --- scenario.

Pada dasarnya arsitektur dapat dikatakan sebagai sebuah alat komunikasi bagi sang arsitek yang ingin menyuarakan idealism pribadinya dalam proses kreatif kepada siapapun yang menikmati dan mengapresiasi hasil karyanya. Proses komunikasinya sendiri penuh dengan interpretasi. Di sini kesenjangan latar pengetahuan dan budaya dapat menjadi sebuah dinding penghalang bertemunya sebuah idealisme kreatif dengan opini individu bahkan masyarakat selaku apresiator terlebih jika bahasa yang digunakan tidak bersifat literal . Penggunaan bahasa metaforik yang “bersayap” dan kaya akan interpretasi makna, memerlukan penghayatan dan penelusuran dalam mengapresiasinya. Seperti pisau bermata dua, di satu sisi metaphor dapat digunakan sebagai alat untuk mengakselerasi imaji kreatif dalam proses desain, di sisi lain dapat digunakan untuk mengupas dan mengkritik desain itu sendiri.

(8)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

dan keberadaan metaphor yang memerlukan identifikasi mendalam dianggap lebih baik daripada penampakan metaphor secara langsung.

III.1.2.3 METODE APRESIATIF PENGGUNAAN METAFORA ARSITEKTUR

Pada tataran teknis pembahasan tentang metafora karya arsitektur dapat dilakukan secara deskriptif kualitatif. Karena produk arsitektur bersifat fisik yang melibatkan unsur bentuk, warna, dan komposisi, maka bahasa grafis menjadi penting, sehingga analisa terhadap muatan metaphor dari aspek arsitektur sebagai proses maupun produk lebih menekankan analisa grafis, untuk kemudian dideskripsikan interpretasi kualitas penggunaan metaphornya.

Sebagai suatu strategi dalam memicu imaji kreatif sang arsitek, metaphor pada dasarnya sangat tergantung pada background knowledge sang arsitek sebagai individu. Kekuatan metaphornya kemudian ditentukan dari interpretasi orang lain sebagai apresiator. Pada bagian ini, kesetaraan intelektual antara sang arsitek dengan apresiator menjadi penentu kesamaan bahasa dalam memaknai metaphor dari karya yang sedang diapresiasi. Untuk meminimalisir kesenjangan bahasa dalam analisa, maka apresiator perlu melihat latar belakang dan pandangan pandangan arsitek, di samping konsep dan karya fisiknya.

Pada bagian karya arsitek, analisa penggunaan metaphor dilakukan dalam tiga aspek yaitu aspek ide / konsep, aspek strategi transformasi, dan aspek fisik produk desainnya. Pada aspek ide / konsep perlu ditelusuri pemikiran pemikiran dan gagasan-gagasan awal yang menjadi latar belakang desain, yang sangat memungkinkan berasal dari idealism, pandangan hidup maupun keyakinan sang arsitek.

Pada aspek transformasi, perlu diklarifikasi konsep konsep dengan rancangan desain baik yang berupa gambar, sketsa maupun tulisan naratifnya.

(9)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

aspek yang bersifat substansial / abstrak lebih memerlukan intensitas penelusuruan yang bersifat kontemplatif.

Pada bagian referens nilai kualitas metaphor dinilai lebih tinggi apabila pengalihan konsep dilakukan pada aspek yang lebih bersifat substansial (intangible) daripada aspek yang hanya bersifat citra visual/literal. Penilaian kualitas makna metaphor semakin tinggi dari urutan obhek sebagai icon, indeks dan symbol.

Pada bagian keterdeksian, identifikasi penggunaan metaphor akan bernilai lebih tinggi jika petunjuk tentang adanya metaphor dapat dideteksi oleh apresiator. Dalam hal ini, kualitas metaphor tergantung pada kualitas paparan dan sikap sang arsitek dalam memilih untuk menjelaskan ide, strategi dan transformasi desainnya lebih memilih untuk merahasiakannya.

Pada akhirnya secara akumulatif dapat dibuat rambu rambu penilaian keotentikan dan kualitas pengunaan metaphor secara keseluruhan.

III.2 INTERPRETASI TEMA

Penerapan arsitektur metafora pada bangunan adalah dengan mencoba atau berusaha memindahkan keterangan dari suatu subjek ke subjek lain serta mencoba atau berusaha untuk melihat suatu subjek seakan-akan sesuatu hal yang lain. Dalam perancangan Medan Prada House ini sendiri lebih menggunakan metafora yang bersifat intangible. Lebih khusus lagi yaitu metode analogi dimana desainnya berasal dari ide ide dan konsep tentang bangunan komersil pada umumnya dan konsep desainnya hanya bisa ditangkap oleh perasaan, pengindraan tanpa ditangkap oleh panca indra. Konsepnya lebih ditekankan pada persepsi apresiator / masyarakat ketika melihat bangunan Medan Prada House yang mencerminkan brand image produk Prada itu sendiri.

III.3 KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL

(10)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Untuk itu dalam desainnya sendiri bangunan ini harus mempunyai konsep yang mencerminkan dan merepresentasikan Prada secara jelas.

Untuk itu dalam perencanaan dan perancangannya digunakan pendekatan metafora intangible. Metafora dalam arsitektur dapat kita nikmati melalui sebuah proses pemikiran yang arsitektural. Metafora dalam arsitektur dibangun melalui perwujudan konsep desain. Melalui pengejewantahan desain, konsep tersebut “dipindahkan” ke dalam ruang tiga dimensi. Tekstur, bentuk, warna yang dirancang untuk menghasilkan kualitas visual ruang yang unik meliputi lantai, dinding, atap dsb. Arsitektur sebagai pembawa symbol dan informasi. Dimana dengan tema ini diharapkan bahwa sesuai fungsinya bangunan ini sendiri bisa menjadi media penyedia dan informasi tentang Prada. Citra dan image Prada yang mewah, elegan dan simple bisa terlihat dari bangunannya.

III.4 STUDI BANDING PROYEK TEMA SEJENIS

III.4.1 NAGOYA CITY ART MUSEUM, JAPAN

Metafora abstrak dapat dilihat pada beberapa karya arsitektur jepang. Salah satu arsitek tsb adalah Kisho Kurokawa. Beliau mengangkat konsep simbiosis dalam karya karyanya. Kisho kurokawa mencoba “membawa” elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan : antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karyanya yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu objek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu karya beliau ini tergolong pada metafora abstrak.

(11)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

III.4.2 EX PLAZA, JAKARTA, INDONESIA

Metafora kombinasi, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia, karya Budiman Hendropurnomo (DCM). Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual (tangible). Perpaduan antara gaya kinetik (obyek abstrak) dan ban-ban mobil (konkrit) inilah yang menghasilkan metafora kombinasi.

Gambar 3.3 Efek kinetic pada EX Plaza Gambar 3.4 Penerapan metafora pada EX Plaza

III.4.3 PRADA HOUSE IN NANJING, CHINA

(12)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

(13)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

BAB IV

ANALISA

IV.1 ANALISA FISIK

IV.1.1 ANALISA LOKASI

Gambar 4.1 Peta Wilayah Indonesia Gambar 4.2 Peta Pulau Sumatera

Gambar 4.3 Peta Kecamatan Medan Petisah Gambar 4.4 Peta wilayah Site

(14)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

kegiatan pemerintahan provinsi dan kota, serta pusat pelayanan ekonomi. Lokasi berada di antar Jalan Letjend S.Parman dan Jalan Kejaksaan.

IV.1.2 ANALISA KONDISI EKSISTING SITE

 Lokasi tapak : Jl. Letjend S. Parman, Kecamatan Medan Petisah, Kelurahan Petisah Tengah, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.

 Luas lahan : ± 1,3 Ha ( ± 13.000 m2)

 Kontur : Relatif datar

 KDB : 60 – 70 %

 KLB : 3 - 5

 Kepemilikan : Swasta

 Kondisi fisik tapak : Ruko Ruko Komersil, perumahan penduduk dan Permukiman kumuh.

Gambar 4.5 Peta Kondisi Existing Site B

A

C

(15)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Existing di sebelah A (Jl. S. Parman) dari kanan ke kiri :

Gambar 4.6 Ruko ruko komersil Gambar 4.7 Ruko komersil dan rumah

Dari gambar gambar diatas dapat dilihat bahwa existing di Jl. S.Parman adalah ruko ruko komersil yang rata rata menjalankan usaha dan rumah tinggal penduduk. Bangunan bangunan ini tidak menaati GSB dengan baik.

Existing di sebelah B (Jl. Kejaksaan) dari kanan ke kiri:

Gambar 4.8 Deretan ruko ruko komersil sepanjang Jl. Kejaksaan

(16)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Dari gambar gambar diatas dapat dilihat bangunan eksisting sepanjang Jl. Kejaksaan adalah ruko ruko komersil dan permukiman kumuh di sekitar sempadan sungai Babura. Bangunan di sepanjang Jl Kejaksaan ini mayoritas tidak menaati peraturan GSB, terlihat pada muka bangunan yang langsung berbatasan dengan badan jalan, terutama pada permukiman kumuh dan warung di sepanjang jalan.

Existing di sebelah C dari kiri ke kanan :

Gambar 4.10 Deretan rumah penduduk di sepanjang Gang S.Parman

Dari gambar 4.10 terlihat bahwa bangunan yang mendominasi di sector ini adalah rumah penduduk. Seluruh bangunan di daerah ini juga tidak menaati peraturan GSB ditunjukkan dengan muka bangunan yang langsung berbatasan dengan jalan. Jalan kecil ini diperkirakan sekitar 6m.

Existing di sector D (Tepi sungai Babura) :

(17)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Dari gambar 4.11 dan 4.12 terlihat bahwa permukiman kumuh di sekitar sungai Babura sangat tidak beraturan. Tidak menaati GSB dan GSS yang seharusnya. GSS yang seharusnya pada sungai Babura adalah 15 m.

Permasalahan :

 Site yang dipilih memiliki fungsi komersil yang sudah berjalan untuk waktu

yang cukup lama dan rumah penduduk setempat.

 Sekitar sempadan sungai Babura terdapat banyak perumahan kumuh.  Peraturan akan garis sempadan sungai dilanggar.

Usulan :

 Untuk ruko ruko komersil, dapat dilakukan rekonsolidasi lahan (penggabungan

fungsi bangunan yang sama menjadi satu gedung) di sisa lahan yang tersedia pada site ataupun di tempat lain yang cocok.

 Untuk perumahan penduduk yang sudah tetap, penduduk dapat dipindahkan

ke apartemen Cambridge di dekat site.

 Sedangkan untuk perumahan kumuh, penduduk – penduduknya dapat direkrut untuk menjadi karyawan di Medan Prada House dan dibuat tempat tinggal bersama untuk mereka di site ataupun di tempat lain yang dibiayai Medan Prada House nantinya.

 Membersihkan daerah sempadan sungai Babura dan menatanya kembali.  Daerah sempadan sungai dapat dijadikan sebagai sarana yang mendukung.

Potensi :

 Site yang terdapat di sudut / persimpangan jalan mendukung untuk menjadi

pusat perhatian masyarakat yang berlalu lalang di sekitar jalan.

 Terciptanya lingkungan yang lebih kondusif dan bersih tanpa permukiman

kumuh.

 Menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk warga permukiman kumuh  Penduduk di ruko ruko memperoleh tempat tinggal yang lebih nyaman.

 Daerah sempadan sungai menjadi lebih nyaman dan memberikan kontribusi

(18)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.3 ANALISA TATA GUNA LAHAN

Gambar 4.13 Peta tata guna lahan sekitar site

Batas batas site :

Utara : Jl. Kejaksaan

Selatan : Gang kecil, ruko komersil dan perumahan penduduk Barat : Jl. Letjend S. Parman dan ruko ruko komersil

Timur : Sungai Babura KETERANGAN

Ruko komersil Rumah Tinggal Fasilitas umum Perkantoran Permukiman kumuh

A

I

E

D

C

B

J

H

G

F

N

M

L

K

P

(19)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.14 Jl Kejaksaan Gambar 4.15 Ruko ruko komersil

Gambar 4.16 Cambridge city square Gambar 4.17 Jl. S. Parman

Gambar 4.18 Ruko Jl. S.Parman Gambar 4.19 Sungai Babura

Dari gambar gambar diatas, dapat disimpulkan bahwa site berada di daerah yang sangat padat akan aktivitas komersil oleh karena peruntukan lahannya yang memang digunakan untuk perdagangan. Adanya banyak fungsi bangunan sekitar seperti apartemen, mal, hotel, sekolah, restoran, salon, tempat ibadah, makam, perkantoran hingga ruko ruko komersil di sepanjang jalan S.Parman.

A

B

C

D

(20)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Adapun bangunan lain di sekitar site antara lain :

Gambar 4.20 Ruko Jl Gajah Mada Gambar 4.21 Daerah komersil Jl S.Parman

Gambar 4.22 Ruko Jl S.Parman Gambar 4.23 Jl H.Z Arifin

Gambar 4.24 Sun Plaza Gambar 4.25 Kuil Hindu di Jl Kejaksaan

G

H

I

J

(21)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.26 Lapangan tenis Gambar 4.27 Makam taman bunga

Gambar 4.28 Restoran di Jl Kejaksaan Gambar 4.29 Bank di Jl H.Z. Arifin

Potensi :

 Rumah tinggal di sekitar site dapat menjadi potensi baik bagi Medan Prada

House karena memudahkan akses penduduk sekitar untuk mengunjungi bangunan.

 Ruko ruko komersil juga menjadi salah satu generator aktivitas utama kawasan

ini karena kegiatan komersial dapat menghidupkan aktivitas kawasan ini dan menambah jumlah pengunjung bangunan.

 Cambridge city square yang berfungsi ganda antara mal, apartemen dan hotel

akan berpotensi sangat baik untuk Medan Prada House mengingat pengunjung dari luar kota maupun luar negeri yang tinggal disana akan lebih mudah untuk mengunjungi bangunan. Mall juga akan menjadi potensi untuk variasi rekreasi di kawasan ini.

 Bangunan Kemang Gallery yang sedang dibangun di sudut Jl Kejaksaan (di

depan site) juga memiliki potensi untuk Medan Prada House nantinya setelah selesai dibangun. Pengunjung yang datang ke bangunan tersebut akan lebih mudah mendatangi Medan Prada House juga.

M

N

(22)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.4 ANALISA SKYLINE

Gambar 4.30 Peta potongan tapak

Gambar 4.31 Skyline view dari Jl S.Parman (Potongan A-A)

Gambar 4.32 Skyline view dari Jl. Kejaksaan ( Potongan B-B)

(23)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.5 ANALISA SIRKULASI

Gambar 4.33 Peta Analisa Sirkulasi kawasan site

Sirkulasi kendaraan di kawasan ini termasuk kategori kepadatan menengah, yaitu jalan dengan intensitas kendaraan tinggi namun tidak menimbulkan kemacetan.

Potensi dan Usulan :

 Bangunan Medan Prada House yang akan dibangun di kawasan ini hendaknya

(24)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar Keterangan

Gambar 4.34 Jl. Letjend S.Parman

Jalan Letjend S.Parman pedestrian selebar 1,2 m.

 Kemacetan kadang kadang terjadi saat jam pulang sekolah St. Thomas.

Gambar 4.35 Jalan Kejaksaan

Jalan Kejaksaan

 Merupakan jalan 2 arah

 Lebar jalan ± 16 m

 Dilalui oleh kendaraan roda dua dan empat, kendaraan umum

 Kendaraan yang datang ke bangunan komersil jalan ini diparkirkan di sepanjang badan jalan ini.

 Terdapat pedestrian ± 1m.

 Kemacetan yang terjadi di simpang jalan karena lampu lalu lintas.

Gambar 4.36 Jalan Gajah Mada

Jalan Gajah Mada

 Merupakan jalan 1 arah

 Lebar jalan ± 20 m

 Dilalui oleh kendaraan umum, kendaraan roda dua dan empat, becak

(25)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.37 Jl H.Z. Arifin

Jalan H.Z. Arifin

 Merupakan jalan 1 arah

 Lebar jalan ± 20 m

 Dilalui oleh kendaraan umum, becak, kendaraan roda dua dan empat

 Terdapat pedestrian ±1,2 m

 Kemacetan kadang kadang dapat terjadi di persimpangan jalan.

Tabel 4.1 Tabel Jalan kepadatan sedang di sekitar site IV.1.6 ANALISA PENCAPAIAN

Gambar 4.38 Peta Analisa Pencapaian ke site KETERANGAN

Pencapaian yang diakses melalui Jl. H.Z Arifin

Pencapaian yang diakses melalui Jl. Gajah Mada

Pencapaian yang diakses melalui Jl. Kejaksaan

(26)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Pencapaian ke lokasi site dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum, becak, maupun kendaraan beroda dua. Kendaraan umum seperti becak dan angkutan umum biasanya berhenti di seberang Cambridge City Square atau di pertengahan jalan S.Parman. Sedangkan untuk potensi entrance ke site dapat dicapai dari 3 jalan yaitu Jl S.Parman, Jl S Parman dalam dan Jl Kejaksaan.

IV.1.7 ANALISA ARSITEKTUR KOTA

Gambar 4.39 Peta analisa arsitektur kota

Kode / nama bangunan Gambar Keterangan A / Cambridge City

Square

 Mal, apartemen, swiss bell hotel

 Gaya bangunan modern

B / Sekolah Kartika I  Gaya bangunan

tropis A

B C

D

E

F

(27)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Tabel 4.2 Tabel gaya arsitektur pada sekitar site Potensi dan Usulan :

 Kawasan ini didominasi oleh bangunan ruko dan sedikit bangunan modern.

(28)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.8 ANALISA VEGETASI

Kondisi existing site di Jl S.Parman cukup banyak vegetasi, namun agak kurang di Jl Kejaksaan dikarenakan hampir seluruh lahannya sudah dimanfaatkan untuk permukiman kumuh dan ruko komersil. Adapun vegetasi pada site berada di pertengahan pedestrian, sehingga agak mengganggu pejalan kaki dan di sekitar sungai Babura. Vegetasi yang akan dipilih nantinya adalah vegetasi yang tidak terlalu tinggi sebagai pembatas antara Jl S Parman Dalam dengan bangunan disekitarnya sehingga interaksi antar kedua bangunan tetap ada. Pada sisi riverside akan dibuat gabungan jenis vegetasi yang rendah dan tinggi dengan jarak tertentu agar view ke sungai tidak terhalangi dan sekaligus menjadi pembatas space dengan sungai agar pengunjung tetap aman walaupun berada di riverside.

Gambar 4.40 dan 4.41 Vegetasi di sepanjang Jl S. Parman

(29)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.44 dan 4.45 Pohon tua yang berantakan di sekitar sungai

IV.1.9 ANALISA UTILITAS

Utilitas di kawasan ini sudah tersedia dengan baik dari jaringan listrik PLN, Jaringan air bersih dari PAM dan Jaringan telepon dari PT Telkom. Sistem drainase dan jaringan lainnya juga sudah tersedia dengan baik karena lokasi site berada di pusat kota serta dikelilingi oleh bangunan komersil dan rumah penduduk. Drainase yang digunakan dalam site digunakan riol riol yang berakhir ke sungai Babura.

Gambar 4.46 dan 4.47 Drainase dan riol riol pada site Potensi dan Usulan :

 Vegetasi di kawasan ini sudah cukup banyak. Namun daerah site Jl Kejaksaan

masih agak kurang vegetasi yang menjadi pembatas dan buffer dengan jalan yang padat.

 Vegetasi yang sudah ada di sekitar riverside berpotensi untuk menjadi tempat

(30)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.48 dan 4.49 utilitas listrik di sekitar site IV.1.10 ANALISA VIEW

A. VIEW KE LUAR

Gambar 4.50 Peta analisa view ke luar site

View ke luar arah utara site terdapat bangunan Kemang Gallery yang sedang dibangun dan ruko ruko. View ke sebelah selatan site hanya terdapat gang kecil dan rumah penduduk. View ke arah luar sebelah barat site terdapat ruko ruko dan jalan, sedangkan view ke timur terdapat sungai Babura namun ada permukiman kumuh di seberang sungai. Sedangkan view keluar kearah barat laut adalah persimpangan jalan S Parman dan Jl Kejaksaan. View ke bagian ini sebenarnya cukup bagus, namun agak kurang efisien karena Jl S Parman hanya jalan satu arah, sehingga view

++

++

+ +++

(31)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

di spot ini hanya dapat dimanfaatkan untuk pengguna jalan S Parman untuk berbelok menuju Jl Kejaksaan.

Gambar 4.51 View keluar utara Gambar 4.52 View keluar selatan

Gambar 4.53 View keluar barat Gambar 4.54 View keluar barat laut

Potensi dan Usulan :

 Bagian utara yang mempunyai view ke luar paling bagus berpotensi untuk

menjadi spot yang menarik perhatian masyarakat sekitar ditambah dengan adanya bangunan Kemang Gallery, contoh public space.

 Bagian yang kurang bagus view ke luar dapat dimaksimalkan dengan

(32)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

B. VIEW KE DALAM

Gambar 4.55 Peta analisa view ke dalam site

Gambar 4.56 View Dari Jl S Parman Gambar 4.57 View Dari Jl Kejaksaan View ke dalam site dapat dilihat dari beberapa sisi dan sisi terbaik adalah dari Jl Kejaksaan karena letaknya yang strategis dan banyak dilalui orang. Untuk bagian sudut, sebenarnya cukup bagus namun kurang dapat dinikmati dikarenakan Jalan S.Parman hanya satu arah.

++

+ ++

+++

+

Potensi dan Usulan :

 Bagian Jl Kejaksaan yang mempunyai view ke dalam yang cukup bagus

berpotensi dijadikan entrance untuk pejalan kaki dan diletakkan sculpture / icon yang menarik perhatian atau sebagai vocal point untuk Medan Prada House nantinya.

 Bagian selatan yang kurang bagus viewnya dan kurang pengunjungnya lebih

(33)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.11 ANALISA KEBISINGAN

Tingkat kebisingan dapat dikatakan cukup tinggi dikarenakan posisi site di persimpangan jalan yang padat akan kendaraan. Namun terdapat juga daerah yang tingkat kebisingannya agak rendah yaitu bagian timur karena berbatasan dengan sungai Babura dan bagian selatan yang berbatasan dengan dinding dari ruko dan rumah penduduk.

Gambar 4.58 Peta analisa kebisingan pada site Potensi dan Usulan :

 Bagian sudut jalan yang memiliki tingkat kebisingan tertinggi sebaiknya

diletakkan buffer berupa tanaman atau media lain yang dapat menyerap suara, juga dihindari untuk meletakkan area privat di bagian ini.

 Untuk bagian yang tingkat kebisingannya rendah berpotensi diletakkan ruang

kelas atau ruang privat lainnya yang membutuhkan suasana lebih tenang.

+++

+ ++

++

(34)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.1.12 ANALISA MATAHARI

Gambar 4.59 Peta analisa matahari pada site

Arah matahari sangat mempengaruhi bentuk bangunan sebab orientasi yang salah malah akan menyebabkan konsumsi energi berlebihan dalam bangunan. Tingkat radiasi (solar factor) untuk orientasi arah barat dan barat laut adalah yang paling tinggi dan tingkat radiasi matahari kearah timur hanya setengah dari arah barat dan bahkan lebih kecil daripada kearah utara.

Potensi dan Usulan :

 Bagian sudut jalan yang tadinya dikatakan memiliki view yang cukup bagus

ternyata memiliki solar factor yang paling tinggi. Oleh karena itu, orientasi massa ke arah ini hendaknya dibelokkan sedikit agar tidak langsung terkena matahari ataupun digunakan shading dan buffer pada eksterior bangunan untuk menghalau sinar matahari langsung.

(35)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.2 ANALISA FUNGSIONAL

IV.2.1 ANALISA POLA KEGIATAN

 Pengguna dan alur kegiatan

Tabel 4.3 Tabel alur kegiatan pengguna Medan Prada House

Pengguna Alur kegiatan

Pengunjung

Gambar 4.60 Diagram alur kegiatan pengunjung

Pengelola, guru desain dan karyawan

Gambar 4.61 Diagram alur kegiatan pengelola Datang

Masuk Parkir

Mencari

Memilih

Membayar

Pameran

Makan

Beribadah

Ke WC Pulang

Datang

Masuk

Bekerja

Istirahat

Pulang

(36)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Performer / model

Gambar 4.62 Diagram alur kegiatan performer

Murid kelas desain

Gambar 4.63 Diagram alur kegiatan murid design

 Struktur organisasi pengelola Medan Prada House

(37)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.2.2 ANALISA JUMLAH PENGUNJUNG MEDAN PRADA HOUSE

Untuk mengetahui jumlah pengunjung Medan Prada House per harinya, maka harus dihitung terlebih dahulu jumlah peminat produk merek Prada.

A. PERHITUNGAN JUMLAH PEMINAT PRODUK PRADA

Jumlah peminat produk Prada dihitung dengan cara mengadakan observasi ke beberapa toko tas di salah satu pusat perbelanjaan ternama di Kota Medan. Observasi dilakukan dengan mengamati jumlah tas yang tersedia dari tiap merek di masing masing toko. Adapun hasil pengamatannya yaitu sbb:

 Toko pertama yang diamati adalah toko yang khusus menjual barang barang bermerek terkenal seperti Prada, Louis Vuitton, Valentino, Celine, Hermes,dsb. Dari etalase depan toko yang memajang 8 buah tas bermerek terkenal, 2 diantaranya adalah merek Prada. Secara garis besar, jumlah peminat merek Prada di toko ini adalah sebesar 25% (2/8 x 100% = 25%).

Gambar 4.65 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko pertama.

(38)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

mengatakan bahwa merek tas yang paling banyak mereka impor saat ini adalah Prada karena permintaan akan tas Prada adalah yang paling tinggi dan paling dicari saat ini. Hal ini juga dibuktikan dari display toko tersebut yang memajang sangat banyak tas Prada dibandingkan tas lainnya.

Gambar 4.66 Hasil pengamatan peminat tas Prada di toko kedua.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperkirakan persentase peminat merek Prada di toko ini adalah sekitar 40%.

 Toko ketiga dan keempat juga berada di pusat perbelanjaan yang sama. Hasil pengamatan di toko ketiga didapatkan persentase peminat tas Prada adalah sekitar 20% sedangkan di toko keempat hanya sekitar 15%.

(39)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Dari hasil pengamatan diatas,maka diperoleh kesimpulan bahwa secara garis besar, peminat merek Prada di kota Medan adalah sekitar :

(25% + 40% + 20% + 15 %) / 4 = 100% / 4 = 25%. Jumlah 25% tersebut adalah 25% dari Kota Medan.

B. PERHITUNGAN JUMLAH PENGUNJUNG MEDAN PRADA HOUSE

Jumlah penduduk kota Medan berdasarkan usia dan jenis kelamin menurut BPS pada tahun 2009 adalah sebagai berikut :

Golongan umur Laki laki Perempuan Jumlah

0-4 96.545 91.044 187.589

Jumlah 1.046.560 1.070.664 2.117.224

Tabel 4.4 Tabel jumlah penduduk kota Medan berdasarkan jenis kelamin dan usia ( Sumber : BPS tahun 2009).

(40)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

25% x (10.788 + 89.331 + 81.543 + 72.575 + 61.495 + 50.291 + 36.411) = 100.608,5 orang ~ 100.000 orang wanita.

Sedangkan untuk pengguna pria, diasumsikan berjumlah seperempat dari pengguna wanita yaitu sekitar 25.000 pria.

Maka diperoleh jumlah peminat Prada adalah :

100.000 orang wanita + 25.000 orang pria = 125.000 orang.

Dengan mengasumsikan jumlah 140.000 orang peminat merek Prada adalah jumlah orang yang mengunjungi Medan Prada House dalam setahun, maka dapat dihitung jumlah pengunjung Medan Prada House per harinya adalah :

125.000 orang : 365 hari = 342,466 orang / hari ~ 343 orang / hari. 343 orang dianggap adalah jumlah maksimum pengunjung.

IV.3 PROGRAM RUANG

Berdasarkan kebutuhan ruang dan aktivitas yang telah dideskripsikan di Bab II, dapat dihitung program ruang beserta besarannya sebagai berikut :

(41)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034 Sirkulasi 30% 278.4

Total 1206,4

Tabel 4.5 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pelayanan umum

Fasilitas café Sirkulasi 30% 365,925 Total 1585,675

(42)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034 Sirkulasi 30% 39,285 Total 170,235

Tabel 4.7 Tabel kebutuhan ruang fasilitas service

Fasilitas Pengelola

No Ruang Standard Kapasitas Sumber Luas(m2) 1 Ruang direktur 30 m2/orang 1 orang NAD 30 2 Ruang sekretaris

direktur

20 m2/orang 1 orang NAD 20

3 Ruang wakil direktur

30 m2/orang 1 orang NAD 30

4 Ruang sekretaris wakil direktur

20 m2/orang 1 orang NAD 20

(43)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

12 Ruang computer virtual shopping

12 m2 / meja 5 meja STB 60

Sub Total 337 Sirkulasi 30% 101.1

Total 438,1

Tabel 4.8 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pengelola

Fasilitas pengunjung

No Ruang Standard Kapasitas Sumber Luas (m2) 1 Ruang penjualan

pakaian wanita 2 Ruang penjualan

pakaian pria

STB 912

3 Ruang penjualan tas wanita

STB 900

4 Ruang penjualan tas pria dan

koper

(44)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

5 Ruang penjualan sepatu pria

STB 900

6 Ruang penjualan sepatu wanita

STB 900

(45)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Sub Total 8167 Sirkulasi 30% 2450,1

Total 10617,1

Tabel 4.9 Tabel kebutuhan ruang fasilitas pengunjung Keterangan :

NAD : Neufert Architect Data ASS : Asumsi TSS : Times Saver Standard STB : Studi Banding

Dari perhitungan perhitungan diatas, diperoleh total luas bangunan adalah :

1206,4 m2 + 1585,675 m2 + 170,235 m2 + 438,1 m2 + 10617,1 m2 = 14.017,51 m2~ 14.018 m2.

IV.3.1 KEBUTUHAN AREA PARKIR

Setelah mengetahui program ruang dan jumlah pengunjung, dapat dihitung pula luasan area parkir berdasarkan perhitungan perhitungan umumnya.

Dengan mengasumsikan 70% pengunjung menggunakan mobil pribadi, dan 1 mobil adalah 4 orang, maka luas area parkir untuk mobil adalah :

((70% x 343 orang) : 4) = 60 mobil x (2,5m x 5m) = 750 m2.

Selain mobil dan bus, diasumsikan 20% pengunjung menggunakan kendaraan roda 2. Luasan untuk area parkir kendaraan roda 2 adalah:

(20% x 343 orang) x ( 1m x 2m ) = 69 x 2 m2 = 138 m2.

Sisa 10% pengunjung lagi diasumsikan berjalan kaki. Untuk parkir servis dan pengelola disediakan 10% dari jumlah parkir yang ada, yaitu 6 mobil dan 20 sepeda motor sehingga total luas parkir servis dan pengelola adalah 115 m2.

Total luas area parkir yang harus disediakan adalah :

750 m2 + 138 m2 + 115 m2 = 1003 ditambah sirkulasi 60% yaitu 601,8 m2 maka luas total area parkir adalah 1003 m2 + 601,8 m2 = 1604,8 m2 ~ 1605 m2.

IV.4 ZONING RUANGAN BERDASARKAN KEGIATAN DAN PENGGUNA

(46)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

ZONA SUB ZONA FASILITAS KRITERIA

Publik Hall  Lobby

(47)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

IV.5 KLASIFIKASI DAN PERSYARATAN RUANG

 Pembagian ruangan dan detail desain Medan Prada House ini terdiri dari:

Entry / access area dibagi menjadi :

 Main atrium / lobby, sebagai ruangan pertama yang dikunjungi

dan dikhususkan untuk pejalan kaki. Sedapat mungkin terang dan bersifat welcoming.

 Side Entrance, sebagai area masuk untuk pengunjung yang

mengendarai mobil.

 Information area sebagai area untuk memberi informasi untuk

pengunjung, berjumlah maksimum 3 orang

 Toilet yang lengkap dari toilet pria, wanita, hingga orang cacat.  Terdapat sedikit fasilitas pendukung pada hall contohnya mini

(48)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Café area, sebagai area untuk memenuhi kebutuhan akan pangan pengunjung yang harus diletakkan di posisi strategis pada bangunan, terdiri dari :

 Meja bar untuk pengunjung yang hanya memesan minum

dalam waktu yang singkat

 Café indoor, sebagai tempat makan bagi para pengunjung

untuk tempo waktu yang lama dan bebas dari asap rokok.  Café outdoor, sebagai tempat makan bagi pengunjung yang

merokok, agar tidak mengganggu pengunjung non perokok.  Dapur sebagai tempat untuk memasak makanan

 Gudang makanan sebagai tempat untuk menyimpan bahan

makanan yang akan diolah

 Area tunggu, sebagai tempat pengunjung yang hanya

membeli makanan untuk dibawa pulang

 Pembagian ruangan penjualan sebagai bagian paling utama pada bangunan Medan Prada House yaitu :

Ruang penjualan sebagai tempat terjadinya proses jual – beli dan tempat dipajangnya barang barang yang akan dijual. Hendaknya ruang penjualan pria dan wanita dipisah agar masing-masing merasa nyaman dalam memilih dan mencoba barang. Ruang penjualan juga harus mencerminkan ciri khas Prada yang sudah terkenal, serta harus didesain dengan mementingkan kenyamanan pengunjung.

Ruang ganti / fitting rooms sebagai tempat untuk mencoba pakaian / barang yang akan dibeli. Fitting rooms harus diletakkan di daerah yang benar benar terjaga privasinya dan terkesan private.

Ruang duduk sebagai tempat untuk menunggu teman / kerabat yang sedang memilih barang.

Toilet lengkap dari wanita, pria hingga orang cacat dan diletakkan di daerah agak private namun mudah dijangkau.  Gudang pakaian sebagai tempat untuk menyimpan stock

(49)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

service yang hanya dilewati pekerja dan tidak terlihat dari ruang yang bersifat public.

Kasir sebagai tempat untuk membayar barang yang dibeli pengunjung. Sedapat mungkin diletakkan di dekat entrance ruang penjualan untuk mencegah terjadinya hal hal yang tidak diinginkan.

 Fasilitas pendukung tambahan pada Medan Prada House yang akan dibuat yaitu antara lain :

Prada Design Class (kelas desain Prada) adalah suatu wadah bagi masyarakat yang ingin belajar dan mengetahui cara desain busana yang baik, terutama untuk Prada sendiri. Adapun kurikulum yang diterapkan Design class di Medan Prada House memiliki tingkatan pendidikan yang setingkat dengan diploma satu (D1), Kurikulumnya mengacu pada kurikulum sebuah sekolah mode di Jakarta yaitu sekolah Esmod Jakarta.Pendidikan untuk jenjang D1 terdiri dari 2 jurusan yaitu:

1. Desain Mode dan Draping Pola (Fashion Design and Pattern Drafting)

Mahasiswa dikenalkan dasar atas profesinya, mode dunia (the world of fashion) dan proses kreasi. Adapun pelajaran yang akan dipelajari antara lain:

 Desain Mode (Fashion Design)

 Draping Pola (Pattern Drafting)

 Teknologi bahan (Textile technology)

(50)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

2. Bisnis Perdagangan Mode (Fashion Business Retail) Jurusan ini sangat intensif dan memerlukan konsentrasi yang tinggi. Mahasiswa mempelajari menegenai keterampilan bisnis mode seperti peralatan (merchandising), pembelian, promosi, manajemen, dan sebagainya. Mahasiswa juga diberi pilihan untuk bertemu dan belajar langsung dengan Guest Speakers ( orang yang bekerja di industri mode). Selain itu, juga ada studi banding dan praktek pekerjaan untuk memperoleh pengalaman di lingkungan pekerjaan. Adapun pelajaran yang dipelajari antara lain:

 Marketing

 Analisa dan Trend

 Analisa Konsumen

 Konstruksi Draping Pola

 Peralatan Mode

 Perdagangan Dunia

 Fashion Calculation

 Teori warna

 Budaya Mode

 Pengendalian kualitas

 Fenomena Desain Mode

 Fashion Buying Plan

 Fashion Merchandising Plan

 Draping Pola Mode

 Pengetahuan Bahan (sumber:Sekolah Esmod Jakarta)

(51)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Fasilitas service Medan Prada House yaitu :

 Loading dock yaitu tempat untuk menurunkan barang barang.

Loading dock harus dibuat terpisah dari parkir mobil, diletakkan dekat service entrance dan akses langsung ke gudang.

 Ruang karyawan sebagai tempat istirahat untuk karyawan  Ruang mesin mesin mekanikal elektrikal.

Fasilitas pengelola diuraikan sebagai berikut :

 Ruang direktur / pimpinan di daerah yang paling private  Ruang manager

 Ruang sekretaris yang dibuat dekat dengan ruang manager  Ruang administrasi / ADM

 Ruang sales promotion dan marketing yang harus dekat

dengan ruang ADM

 Ruang rapat yang menjadi pusat dan mudah diakses dari

segala sisi ruang lainnya

 Ruang tamu sebagai ruang untuk menerima tamu dari luar  Ruang staff untuk staff masing masing unit.

 Ruang computer virtual shopping sebagai ruang untuk

mengatur segala penjualan online.

 Beberapa syarat lainnya untuk mendukung jalannya kegiatan di Medan Prada House yaitu:

 Escalator dan lift diletakkan di pusat bangunan dan dapat

dilihat langsung dari entrance untuk memudahkan akses pengunjung untuk mencapainya

 Ruang penjualan sebaiknya dicegah dari sinar matahari

langsung untuk menghindari kerusakan barang barang  Atrium sebagai pusat dari gedung harus didesain sebaik dan

(52)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

 Beberapa persyaratan teknis untuk ruang dalam Medan Prada House yaitu:

 Sirkulasi ruang penjualan terhadap ruang lainnya:

Gambar 4.69 Hubungan antar ruang (Sumber : The Architect’s Handbook)

 Persyaratan teknis untuk penyusunan rak pajang:

Gambar 4.70 Penyusunan rak pajang pada ruang penjualan ( sumber : The Architect’s Handbook)

(53)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.72 Standar ukuran perabot untuk ruang penjualan (sumber : The Architect’s Handbook)

Gambar 4.73 Persyaratan ukuran rak pajang dan jarak antar rak ( sumber : The Architect’s Handbook dan Time Saver Standard).

(54)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

 Persyaratan teknis untuk ruang serba guna antara lain :

Gambar 4.75 Sirkulasi dan hubungan antar ruang di backstage. ( sumber : The Architect’s Handbook)

Gambar 4.76 Hubungan antar stage dan backstage ( sumber : The Architect’s Handbook)

(55)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

 Persyaratan teknis untuk meja kasir / receptionist antara lain :

Gambar 4.78 syarat ukuran dan jarak meja kasir ( sumber : time saver standard)

(56)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 4.80 jarak kasir dengan sirkulasi

(57)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

V.1 PENERAPAN TEMA PADA BANGUNAN

Medan Prada House dirancang dengan menganalogikan brand image dari Prada. Brand image Prada yang sudah dikenali secara luas yaitu luxury, simple, elegant dan high quality harus digambarkan dan ditampilkan secara jelas pada bangunan sehingga masyarakat yang melihat bangunan dapat langsung menangkap kesan yang ingin disampaikan Prada tentang produknya. Oleh karena ciri khas atau kesan utama Prada yang harus ditunjukkan pada bangunan, maka terlebih dahulu harus dicari analogi analogi apa saja yang dapat mencerminkan kesan yang diinginkan pada bangunan. Beberapa analogi yang berhubungan dengan Medan Prada House antara lain :

a. Kesan simple atau sederhana dapat dianalogikan dengan menggunakan bentuk bangunan yang sederhana, dimana bentuk demikian biasanya dianalogikan dengan bentuk persegi sebagai salah satu bentuk dasar geometri yang paling sederhana.

b. Kesan mewah dan elegan pada bangunan dapat dianalogikan menggunakan unsur warna hitam atau putih pada bangunan yang melambangkan kemewahan, keanggunan, elite, berkelas tinggi menurut filosofi warna.

c. Kesan high quality dapat dianalogikan dengan menggunakan material yang terkini (latest) dan terbaik (finest) contoh kaca, aluminium ataupun baja.

d. Sedangkan Prada sendiri dapat dianalogikan dengan logonya yang sederhana dan khas.

(58)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

V.2 KONSEP RUANG LUAR

V.2.1 KONSEP ZONING SITE

Gambar 5.2 Konsep Zoning pada site

Pada gambar diatas, dapat dilihat zoning pada tapak. Zoning pada tapak meliputi area public yaitu area yang dapat dimasuki semua orang. Sebelum memasuki area semi public yaitu bangunan Medan Prada House, pengunjung akan melewati area peralihan antara area public ke semi public dulu agar terjadi penyesuaian. Selain itu ada area service yaitu ruang mekanikal elektrikal.

Gambar 5.3 Konsep pembagian tapak

(59)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

peralihan antara daerah public ke semi public akan dibuat berupa taman berkanopi agar pengunjung dapat menyesuaikan peralihan kondisi antara ruang luar dan ruang dalam bangunan. Sementara itu area semi public adalah bangunan utama, disebut semi public karena tidak semua orang diperbolehkan masuk, hanya yang berkepentingan saja boleh masuk, kecuali untuk hall utama, mini market dan information di lantai dasar. Selain area public dan semi public, juga terdapat daerah servis yaitu daerah untuk mesin dan pengelola. Area servis diletakkan di bagian belakang karena bagian ini lebih tenang dan tidak begitu menarik perhatian masyarakat.

V.2.2 KONSEP ENTRANCE DAN SIRKULASI BANGUNAN

Gambar 5.4 Konsep entrance dan sirkulasi bangunan

(60)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

V.2.3 KONSEP OPEN SPACE

Gambar 5.5 Konsep open space pada site

Konsep open space pada site yaitu pada sudut jalan dan area riverside. Open space pada site yaitu berupa public plaza dan café outdoor dan ditanam pohon palem yang dapat menjadi penghisap polutan CO2 atau pohon kiara payung yang dapat dijadikan peneduh. Pada area riverside, akan ditanami pohon perdu sebagai pembatas antara site dengan sungai.

Gambar 5.6 Pohon palem Gambar 5.7 Pohon kiara payung

Selain ditanami pohon, open space pada Medan Prada House juga akan ditambahkan lampu taman dan lampu jalan sebagai penerangan di malam hari.

(61)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

V.3 KONSEP RUANG DALAM

V.3.1 KONSEP ZONING RUANG DALAM

Gambar 5.10 Diagram zoning ruang dalam bangunan

Gambar 5.11 Zona public di lt 1 Gambar 5.12 Zona semipublic dan privat di lt 2

Lantai 1 bangunan terdiri dari zona public seluruhnya dikarenakan fasilitas umum seperti hall, information desk, café, dan mini market seluruhnya diletakkan di lantai dasar. Pertimbangan meletakkan seluruh fasilitas ini di lantai dasar adalah karena fasilitas ini tidak membatasi pengguna, siapapun boleh menggunakan fasilitas umum ini, termasuk orang orang yang hanya ingin ke lavatory saja ataupun ke mini market saja.

Sementara untuk zona semi public dan privat diletakkan di lantai 2 hingga 9. Lantai 2 berisi design class dan ruang serbaguna yang berada di zona semi public. Alasan meletakkan design class dekat dengan ruang serbaguna adalah untuk memudahkan perpindahan barang dari desain class yang akan dipamerkan nantinya.

(62)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Sementara itu untuk lantai 3 hingga 9 diletakkan ruang penjualan yang terbagi menurut jenis produk yang dijual.

V.3.2 KONSEP SIRKULASI RUANG DALAM

V.3.2.1 SIRKULASI HORIZONTAL

Gambar 5.13 Sirkulasi horizontal ruang dalam

V.3.2.2 SIRKULASI VERTIKAL

Bangunan Medan Prada House yang dirancang terdiri dari beberapa level / lantai. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa alternatif fasilitas sirkulasi vertical yang memadai. Fasilitas fasilitas tersebut antara lain :

1. Escalator (Tangga Berjalan)

Kelebihan menggunakan escalator antara lain: a. Escalator mampu mengangkat banyak orang; b. Lebih hemat listrik daripada lift ;

c. Tidak melelahkan, cepat, kecepatan konstan;

2. Lift

Kelebihan menggunakan lift antara lain: a. Pencapaian langsung ke tiap lantai b. Waktu tempuh lebih singkat

c. Kapasitas bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift d. Mampu mengangkat banyak orang sekaligus dan tidak melelahkan.

(63)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

3. Tangga

Pencapaian dengan tangga terbatas, waktu tempuh relatif lama, alternatif pencapaian pada saat darurat dan memerlukan tenaga.

Gambar 5.14 Hubungan antar ruang dalam bangunan (warna peach = semipublic, warna hijau = public, warna ungu = private).

V.3.3 KONSEP INTERIOR

Konsep interior pada Medan Prada House harus mencirikan Prada pada umumnya, yaitu menggunakan material dan desain yang sudah menjadi ciri khas interior Prada. Ciri khas ini terutama digunakan pada ruang penjualannya, yaitu:

 Menggunakan material marmer motif catur pada ruang penjualan aksesoris,

material karpet warna hijau untuk ruang penjualan wanita, parkit bermotif tulang ikan atau karpet krem untuk ruang penjualan pria.

Gambar 5.15 – 5.17 Material lantai untuk ruang penjualan

(64)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Gambar 5.18 – 5.20 Material dinding ruang penjualan

 Penyusunan rak rak display produk disusun agak berjauhan satu dengan lain

agar tercipta kesan luas dan santai namun high class.

 Terdapat tempat duduk berupa sofa di setiap segmen ruang penjualan.

V.4 KONSEP STRUKTUR BANGUNAN

Sistem struktur utama bangunan adalah sistem rigid frame. Beberapa elemen struktur bangunan diuraikan sebagai berikut :

V.4.1 PONDASI

Struktur bangunan bagian pondasi ini menggunakan pondasi tiang pancang (pile foundation). Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-beda.

(65)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

V.4.2 DINDING

V.4.2.1 DINDING LUAR

Dinding luar bangunan Medan Prada House sesuai dengan studi banding pada bab 2 adalah menggunakan beton dan kaca. Namun untuk material kacanya, dipilih material laminated tempered glass. Laminated tempered glass merupakan salah satu jenis kaca dengan teknologi mutakhir. Kaca ini merupakan gabungan dari laminated glass dan tempered glass.

A. LAMINATED GLASS

Kaca tempered merupakan kaca yang diperkeras dengan cara memanaskan kaca float biasa hingga mencapai temperatur sekitar 700*C dan kemudian didinginkan mendadak dengan menyemprotkan udara secara merata pada kedua permukaan kaca. Dari proses ini maka terjadi perubahan fisik kaca yaitu terjadi perubahan gaya tekan dan gaya tarik pada kaca, tapi secara visual tidak terjadi perubahan. Laminated glass diproduksi dengan membuat kaca berlapis dengan suatu resin yang disebut PVB (polyvinyl butyral). Pelapisan ini dilakukan dengan tekanan dan panas. Teknik ini digunakan untuk menciptakan kaca dengan beberapa layer. Lapisan PVB menjaga kaca sehingga tidak mudah pecah dan dapat mereduksi kebisingan. Laminated glass akan melentur sebelum pecah. Kaca ini cukup kuat, tetapi tidak sekuat tempered glass. Selain itu, kaca ini mampu menghalangi hampir 99% cahaya ultraviolet.

Gambar 5.22 Detail lapisan laminated glass

B. TEMPERED GLASS

(66)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

perubahan warna, tidak memuai dan retak sehingga tidak mengurangi keindahan dan kejernihan dari kaca itu sendiri.Tempered Glass sangat kuat. Ketika pecah, kaca ini akan menjadi serpihan kaca yang sangat kecil, sehingga lebih aman daripada serpihan kaca yang besar dan runcing yang dapat membahayakan manusia. Pembuatan kaca dengan memanaskan sampai suhu sekitar 650°C, dan kemudian dengan kendali computer didinginkan dengan cepat dengan aliran udara bertekanan tinggi. Pendinginan cepat ini akan menginduksi tekanan tinggi di permukaan kaca, sementara bagian dalam masih dalam tegangan tinggi. Meskipun karakter fisik tidak berubah, namun tegangan dalam kaca meningkatkan kekuatan terhadap termal dan mekanik.

Gambar 5.23 Proses pembuatan tempered glass

Dikarenakan dinding exterior bangunan menggunakan material kaca, oleh karena itu kekuatan kaca sangat perlu diperhatikan untuk mencegah bahaya kaca pecah. Kaca Laminated Tempered Glass sangat cocok untuk dipakai dalam perancangan.

(67)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

V.4.2.2 DINDING DALAM

Dinding dalam bangunan menggunakan material dinding GRC. Glassfibre Reinforced Concrete (GRC) adalah salah satu bahan yang sangat berguna di dunia arsitektur dengan berat hanya sekitar 20% dari berat beton precast, sehingga lebih mudah dipasang dan mengurangi beban struktur bangunan. GRC juga memiliki daya tarik yang lebih kuat dibandingkan beton precast sehingga memungkinkan dinding bangunan yang lebih tipis.

Gambar 5.25 Detail pemasangan dinding GRC

V.5 KONSEP MASSA BANGUNAN

V.5.1 BENTUKAN MASSA

(68)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Bentukan massa bangunan utama adalah bagian yang yang menyerupai huruf L. Bentuk ini diperoleh dari penggabungan bentuk dasar geometri persegi, namun karena bentuk site yang memanjang, maka menjadi bentuk persegi panjang. Bentuk dasar tersebut digabungkan dan dimodifikasi agar sesuai dengan bentuk site. Sementara bagian yang tajam di arah barat laut menjulang ke depan dengan pertimbangan merespon sudut pada site dan untuk mendapatkan view ke dalam maupun ke luar site yang paling maksimal. Bagian ini diharapkan dapat menarik perhatian pengguna Jl S Parman dan Jl Kejaksaan.

V.5.2 FASADE BANGUNAN

Selain menggunakan bentuk sederhana dan menyesuaikan bentuknya menurut analisa tapak, fasade bangunan juga perlu diberikan ornament penghias yang makin merepresentasikan Prada. Ornament yang akan dipadukan antara lain:

Gambar 5.27 Panel kaca diamond Gambar 5.28 Frame kaca aluminium

Gambar 5.29 Plat hitam merek Prada Gambar 5.30 Secondary skin berwarna hitam

V.6 KONSEP UTILITAS

(69)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

A. SISTEM ELEKTRIKAL

Sistem distribusi listrik pada bangunan dapat diperoleh dengan cara : a. Didistribusikan langsung dari PLN

b. Didistribusikan langsung melalui genset

PLN Genset

Tabel 5.1 Tabel keuntungan dan kerugian sistem distribusi listrik

B. SISTEM DISTRIBUSI AIR

1. Sistem Air Bersih

Jenis sistem distribusi air bersih yang digunakan adalah sistem down feed. Keuntungan menggunakan sistem down feed adalah penyaluran air digunakan dengan bantuan sistem gravitasi sehingga menghemat biaya operasional bangunan dan sistem pemipaannya lebih sedikit. Namun juga terdapat kerugian sistem ini yaitu penyaluran yang cenderung kurang merata dan diperlukan ruang untuk meletakkan tangki di atas bangunan.

2. Sistem Air Buangan

Distribusi air buangan dibagi menjadi :

 Air kotor ( urinoir, bidet dan kloset)

 Pembuangan air bekas ( wastafel, pipa dapur)

 Pembuangan air hujan

(70)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Sistem pendistribusian air buangan dapat dibagi menjadi dua :

 Sistem bertekanan ( menggunakan pompa, biasanya digunakan pada area basement)

 Sistem gravitasi

Hal hal yang perlu diperhatikan dalam penyaluran air kotor :

 Kemiringan pipa = 2%

 Akibat dari pembuangan air kotor tersebut

 Pembuangan akhir ( riol kota, sungai)

C. SISTEM PENGHAWAAN

Sistem penghawaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: a. Sistem penghawaan alami

b. Sistem penghawaan buatan

Penghawaan alami Penghawaan buatan Keuntungan  Biaya lebih murah diciptakan dan tidak dapat dikontrol Tabel 5.2 Tabel keuntungan dan kerugian sistem penghawaan

(71)

ROSE MILLIA LESTARI 090406034

Prinsip Keuntungan Kerugian

Package air

Tabel 5.3 Tabel keuntungan dan kerugian sistem AC Central

D. SISTEM PENCEGAHAN KEBAKARAN

Sistem pencegahan kebakaran meliputi sistem pencegahan pasif dan sistem pencegahan aktif.

Sistem pencegahan pasif meliputi :

a. Tangga kebakaran. Persyaratannya jarak tangga maksimal 25 meter, dilengkapi dengan blower, lebar tangga pintu kebakaran min. 90 cm, dan terdapat pada daerah perkantoran, perdagangan dan servis.

b.

Penerangan darurat persyaratannya : memiliki sumber daya baterai, mempunyai lampu petunjuk dan bekerja secara otomatis

c.

Fire curtain persyaratannya : merupakan lapisan tahan api yang dilekatkan dinding.

Sistem pencegahan aktif meliputi :

a. alat pemadam kimia portable, biasanya memiliki daya jangkau 200-250m, jarak antara alat 25m, dan diletakkan pada daaerah tertentu

b. alat pemadam kimia sedang (beroda), biasanya memiliki daya jangkau 500-550m, dan diletakkan pada tempat-tempat tertentu

c. hydrant, biasanya memiliki daya jangkau 800m²/unit dan jarak maksimum perletakkan 30 m

Gambar

Gambar 4.13 Peta tata guna lahan sekitar site
Gambar 4.15 Ruko ruko komersil
Gambar 4.30 Peta potongan tapak
Gambar 4.39 Peta analisa arsitektur kota
+7

Referensi

Dokumen terkait

Galur IR61242- 3B-B-2 memiliki penampilan lebih baik dan ber- beda nyata dibandingkan dengan varietas pemban- ding untuk karakter tinggi tanaman, jumlah gabah isi, dan bobot

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko stres, berat badan, paritas kegiatan fisik, umur, keturunan dan riwayat terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan

Beberapa kasus keracunan nitrat-nitrit yang terjadi di Bogor, Bandung, Sukabumi, Jakarta, dan Kupang dari tahun 1992-1997 akibat mengkonsumsi rumput yang mengandung nitrat tinggi

sistem informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga dapat digunakan.. dalam proses

Gambar 4.23 : Statechart Diagram Hapus User Gambar 4.24 : Statechart Diagram Tambah Pasien Gambar 4.25 : Statechart Diagram Edit Pasien Gambar 4.26 : Statechart Diagram Hapus

Jika pemberian berbagai konsentrasi ekstrak pisang raja pada media VW yang mengandung air kelapa 20% berpengaruh terhadap perkembangan tunas embrio anggrek

Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap kinerja personil proyek konstruksi diantara ketiga variabel bebas kemampuan kerja,intruksi kerja dan

(1992) menyatakan bahwa tanah sulfat masam adalah tanah yang memiliki lapisan pirit atau sulfidik pada kedalaman kurang dari 50 cm dan semua tanah yang memiliki