Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 1 PENGARUH SOSIALISASI DAN PENGETAHUAN PERPAJAKAN
TERHADAP KEMAUAN MEMBAYAR PAJAK DENGAN KESADARAN MEMBAYAR PAJAK SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada WPOP
PPh Pasal 29 di KPP Pratama Pekanbaru Senapelan)
Oleh:
Nurul Asyah Napitupulu
Pembimbing: Zirman dan Eka Hariyani
Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia e-mail: nurulasyah19@yahoo.com
The Effect of Socialization and Knowledge of Taxation on the Willingness of Paying Taxes Trough the Awareness of Paying Taxes as an Intervening
Variable (Study on the Individual Taxpayer Income Tax Article 29 in the Primary Tax Office Pekanbaru Senapelan)
ABSTRACT
This research aimed to examine the effect of socialization and knowledge of taxation on awaraness of paying taxes, effect of taxation socialization, taxation knowledge, and awareness of paying taxes to the willingness of paying taxes, taxation socialization effect on the willingness of paying taxes through the awareness of paying taxes as an intervening variable, and the effect of taxation knowledge on the willingness to pay taxes through awareness to pay taxes as an intervening variable. This research applied a survey method and its population is whole of the individual taxpayer is registered in the Primary Tax Office, Pekanbaru Senapelan. Sampling using is purposive sampling method. The data used consist of primary and secondary data. Primary data derived from questionnaires to the individual taxpayer Income Tax Article 29 in The Primary Tax Office Pekanbaru Senapelan. The tools used in analyzing the data is the program Statistical Product and Service Solutions (SPSS) version 19.0. The results of this research are as follows: socialization taxation does not have significantly influence on the awareness of paying taxes and the willingness to pay taxes, knowledge of taxation significant effected on the awareness of paying taxes and the willingness to pay taxes, a wareness of paying taxes has significant effect on the willingness to pay taxes, awareness of paying taxes can not be used as an intervening variable of taxation socialization and taxation knowledge effects on the willingness to pay taxes.
Keywords: socialization, knowledge, awareness, and willingness.
PENDAHULUAN
Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945
bertujuan mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang dapat diwujudkan
melalui pembangunan nasional
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 2
berkelanjutan. Dalam rangka
melaksanakan pembangunan dan
menjalankan roda pemerintahan tentunya dibutuhkan dana yang besar, sehingga potensi penerimaan negara harus digali terutama dari sumber kemampuan sendiri.
Dalam rangka kemandirian, pemerintah berupaya meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak. Pajak merupakan iuran wajib, berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma
hukum, guna menutupi biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa
kolektif dalam mencapai
kesejahteraan umum (Soemandjaja dalam Fitrios dan Rusli, 2007: 16).
Dalam Data Pokok APBN 2007-2013 Kementerian Keuangan Republik Indonesia dinyatakan bahwa Pajak Penghasilan non Migas berkontribusi paling besar bagi pendapatan dari sektor pajak. Pada tahun 2011, Pajak Penghasilan non Migas berkontribusi sebesar Rp. 358.026.200.000.000,-, kemudian meningkat pada tahun 2012 sebesar Rp. 445.733.400.000.000,-, dan
meningkat lagi sebesar Rp.
513.509.000.000.000,- pada tahun 2013.
Untuk tahun 2014, Fuad
Rahmany (Direktur Jenderal Pajak)
dalam Darussalam (2013: 22)
menyatakan bahwa sektor-sektor industri seperti kelapa sawit, tambang, properti, dan perdagangan akan menjadi fokus perhatian Direktorat Jenderal Pajak. Sektor lain yang sangat penting yang juga akan dikejar oleh Direktorat Jenderal Pajak di tahun 2014 adalah Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi. Beberapa tahun belakangan ini,
angka penerimaan dari Pajak
Penghasilan Orang Pribadi sangat rendah sekali, hanya berkisar Rp.
3.000.000.000.000,- hingga Rp. 3.700.000.000.000,-. Di tahun 2014, Direktorat Jenderal Pajak akan membuat program untuk mengejar
penerimaan pajak dari Pajak
Penghasilan Orang Pribadi. Account Representative akan lebih terlibat dalam mengejar penerimaan pajak dari sektor ini.
Di kota Pekanbaru, tingkat pembayaran Wajib Pajak Orang Pribadi masih tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini.
Tabel 1.1
Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar dan yang
Melaporkan
Surat Pemberitahuan (SPT) Tahun 2010-2014 Pratama Pekanbaru Senapelan, 2015
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa jumlah wajib pajak terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pekanbaru Senapelan
meningkat dari tahun 2010 hingga 2014. Namun, jumlah wajib pajak
yang melaporkan Surat
Pemberitahuan (SPT) lebih rendah dibandingkan jumlah wajib pajak terdaftar. Hal ini mengindikasikan bahwa kemauan wajib pajak dalam
membayar pajak di Kantor
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 3
Kesadaran membayar pajak merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak dalam membayar pajak. Budaya sadar pajak merupakan suatu hal
yang mutlak dalam sistem
perpajakan di Indonesia yang menganut sistem self assessment.
Namun, budaya sadar pajak
masyarakat Indonesia dinilai masih rendah (Sukiatto Oyong, dalam Darussalam, 2013: 78).
Dalam rangka meningkatkan
kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak, Direktorat Jenderal
Pajak dapat berupaya dengan
mengadakan sosialisasi terhadap wajib pajak. Hal ini sejalan dengan yang dinyatakan oleh Susanto (2012). Ia menyatakan bahwa salah satu hal yang perlu menjadi perhatian Direktorat Jenderal Pajak dalam
membangun kesadaran dan
kepedulian sukarela wajib pajak adalah dengan melakukan sosialisasi. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa sosialisasi
masih diperlukan dalam
meningkatkan kesadaran dan
kemauan dalam membayar pajak.
Dengan adanya sosialisasi
perpajakan akan memberikan
informasi perpajakan kepada wajib pajak. Apabila informasi yang
didapatkan oleh wajib pajak
bertambah, maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan wajib pajak pun akan bertambah. Dengan demikian, pengetahuan perpajakan juga dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak. Dengan timbulnya kesadaran dalam diri wajib pajak maka secara tidak
langsung wajib pajak akan
mengetahui hak dan kewajiban sebagai wajib pajak dan sebagai warga negara. Dengan timbulnya
kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak, maka akan timbul pula kemauan dalam membayar pajak.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang
dilakukan oleh Nugroho dan
Zulaikha (2012) mengenai “Faktor
-Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan untuk Membayar Pajak dengan Kesadaran Membayar Pajak sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPP Pratama
Semarang Tengah Satu)”. Hasil
penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa pengetahuan dan
pemahaman akan peraturan
perpajakan, pelayanan fiskus yang berkualitas, dan persepsi atas efektifitas sistem perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak. Kemudian dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak
berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Zulaikha (2012) yaitu menguji pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kesadaran
membayar pajak dan pengaruh
kesadaran membayar pajak terhadap
kemauan membayar pajak.
Kemudian persamaannya juga
terletak pada penggunaan variabel dependen dan intervening-nya, yaitu kemauan membayar pajak sebagai variabel dependen dan kesadaran membayar pajak sebagai variabel intervening.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dan Zulaikha (2012)
terletak pada variabel
independennya. Pada penelitian
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 4
menggunakan variabel-variabel
independen seperti: pengetahuan dan
pemahaman akan peraturan
perpajakan, pelayanan fiskus yang berkualitas, dan persepsi atas efektivitas sistem perpajakan. Namun pada penelitian ini, peneliti
hanya menggunakan variabel
pengetahuan perpajakan sebagai variabel independen dari penelitian
tersebut dengan menambahkan
variabel independen mengenai
sosialisasi perpajakan di dalam penelitian ini. Alasan peneliti menambahkan sosialisasi perpajakan sebagai variabel independen yaitu dikarenakan sosialisasi perpajakan
memiliki pengaruh terhadap
kesadaran membayar pajak. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Supriasto (2014)
mengenai “Pengaruh Sosialisasi
Pemerintah dan Kepemimpinan
Lurah terhadap Kesadaran
Masyarakat Membayar Pajak Bumi
dan Bangunan di Kelurahan
Sendangsari, Pajangan, Bantul,
Daerah Istimewa Yogyakarta” yang
menyatakan berkenaan dengan
sosialisasi perpajakan yaitu bahwa sosialisasi pemerintah berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat
membayar Pajak Bumi dan
Bangunan.
Alasan peneliti untuk meneliti kembali penelitian dengan topik yang sama karena peneliti ingin meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pekanbaru Senapelan
dengan kesadaran membayar pajak sebagai variabel intervening karena jumlah wajib pajak yang melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) tahun
2010-2014 lebih rendah
dibandingkan jumlah wajib pajak terdaftar.
Selain itu, berdasarkan pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti bahwa terdapat ketidakkonsistenan hasil dari penelitian yang dilakukan beberapa peneliti mengenai variabel-variabel yang akan diteliti oleh peneliti.
Untuk pembatasan objek
penelitian, peneliti hanya melakukan penelitian pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan Pasal 29
yaitu tentang kekurangan
pembayaran pajak oleh wajib pajak, sehingga pengumpulan data yang
dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner pada penelitian ini hanya ditujukan kepada Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan Pasal 29 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan. Sedangkan kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang bersumber dari penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010) dan Rohmawati dkk., (2013).
Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka penelitian ini
meneliti tentang “Pengaruh
Sosialisasi dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak dengan Kesadaran Membayar Pajak sebagai Variabel Intervening
(Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pajak Penghasilan Pasal 29 di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Pekanbaru Senapelan)”.
PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah apakah
sosialisasi dan pengetahuan
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 5
perpajakan, dan kesadaran
membayar pajak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak?, apakah sosialisasi perpajakan
berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak melalui kesadaran
membayar pajak?, dan apakah
pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran membayar pajak?.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh sosialisasi
dan pengetahuan perpajakan
terhadap kemauan membayar pajak dengan kesadaran membayar pajak sebagai variabel intervening.
TINJAUAN PUSTAKA Pajak
Menurut Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) Pasal 1 angka 1, yang dimaksud dengan pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan
undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Kemauan Membayar Pajak
Widayati dan Nurlis (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan wajib pajak
dalam membayar kewajiban
perpajakannya, yaitu faktor
kesadaran membayar pajak,
pengetahuan dan pemahaman
terhadap peraturan perpajakan, dan
persepsi yang baik atas efektivitas sistem perpajakan.
Kesadaran Membayar Pajak
Menurut Susanto (2012) terdapat beberapa hal yang perlu menjadi perhatian DJP dalam membangun kesadaran dan kepedulian sukarela wajib pajak, antara lain:
1. Melakukan sosialisasi.
2. Memberikan kemudahan dalam segala hal pemenuhan kewajiban perpajakan dan meningkatkan mutu pelayanan kepada wajib pajak.
3. Meningkatkan citra good
governance.
4. Memberikan pengetahuan
melalui jalur pendidikan,
khususnya pendidikan
perpajakan. 5. Law enforcement.
6. Membangun trust atau
kepercayaan masyarakat
terhadap pajak.
7. Merealisasikan program sensus perpajakan nasional.
Sosialisasi Perpajakan
Dalam Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor:
SE-98/PJ/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan
Laporan Kegiatan Penyuluhan
Perpajakan Unit Vertikal di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dinyatakan bahwa sosialisasi
ataupun peyuluhan perpajakan
merupakan suatu upaya dan proses memberikan informasi perpajakan
untuk menghasilkan perubahan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap masyarakat, dunia, usaha, aparat, serta lembaga pemerintah
maupun non pemerintah agar
terdorong untuk paham, sadar, peduli
dan berkontribusi dalam
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 6 Pengetahuan Perpajakan
Menurut Widayati dan Nurlis (2010) terdapat beberapa indikator
wajib pajak mengetahui dan
memahami peraturan perpajakan. Pertama, kepemilikan NPWP. Setiap
wajib pajak yang memiliki
penghasilan wajib untuk
mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP sebagai salah satu sarana untuk pengadministrasian pajak. Kedua, pengetahuan dan pemahaman mengenai hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak. Apabila wajib
pajak telah mengetahui dan
memahami kewajibannya sebagai wajib pajak, maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah
membayar pajak. Ketiga,
pengetahuan dan pemahaman
mengenai sanksi perpajakan.
Semakin tahu dan paham wajib pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin tahu dan paham pula wajib pajak terhadap sanksi yang akan diterima bila melalaikan kewajiban perpajakan mereka. Hal ini tentu akan mendorong setiap wajib pajak
yang taat akan menjalankan
kewajibannya dengan baik. Keempat,
pengetahuan dan pemahaman
mengenai PTKP, PKP, dan tarif pajak. Dengan mengetahui dan memahami mengenai mengenai tarif pajak yang berlaku, maka akan dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajak sendiri secara benar. Kelima adalah wajib pajak mengetahui dan memahami
peraturan perpajakan melalui
sosialisasi yang dilakukan oleh KPP. Terakhir, yang keenam bahwa wajib pajak mengetahui dan memahami peraturan pajak melalui training perpajakan yang mereka ikuti.
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Sosialisasi Perpajakan terhadap Kesadaran Membayar Pajak
Susanto (2012) menyatakan bahwa upaya dalam meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak
dapat dilakukan dengan cara
mengadakan sosialisasi perpajakan dengan berbagai bentuk sosialisasi.
Sosialisasi perpajakan dapat dijadikan sebagai sarana untuk
memberikan informasi maupun
pengetahuan kepada wajib pajak akan pentingnya membayar pajak. Sehingga apabila wajib pajak telah merasa bahwa pajak penting, maka wajib pajak akan sadar untuk membayar pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh Supriasto (2014) menyatakan bahwa sosialisasi pemerintah berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.
H1 : Sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak.
Pengetahuan Perpajakan terhadap Kesadaran Membayar Pajak
Menurut Nugroho dan
Zulaikha (2012), semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, maka wajib pajak dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Namun jika
wajib pajak tidak memiliki
pengetahuan mengenai peraturan dan proses perpajakan, maka wajib pajak tidak dapat menentukan perilakunya
dengan tepat. Upaya untuk
meningkatkan kesadaran wajib pajak sehingga wajib pajak semakin patuh
adalah dengan meningkatkan
pengetahuan di bidang
perpajakannya.
Apabila seorang wajib pajak
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 7
perpajakan dengan baik, maka wajib pajak tersebut akan sadar untuk
melaksanakan kewajiban
perpajakannya.
Penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho dan Zulaikha (2012)
menyatakan bahwa pengetahuan
perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
H2 : Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kesadaran membayar pajak. Sosialisasi Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak
Pandiangan (2014: 37)
menyatakan bahwa saat ini dominasi pelayanan menjadi amat penting. Semua perubahan ketentuan undang-undang maupun ketentuan juklaknya perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat luas. Oleh sebab itu, kepedulian pajak akan berhasil melalui sisi pelayanan seperti sosialisasi atau penyuluhan semua ketentuan yang berlaku tanpa lelah kepada berbagai elemen masyarakat.
Kegiatan sosialisasi perpajakan dapat dilakukan secara langsung atau pun tidak langsung oleh Direktorat
Jenderal Pajak. Sosialisasi
perpajakan secara langsung dapat dilakukan dengan berinteraksi secara langsung kepada wajib pajak seperti
mengadakan seminar-seminar,
penyuluhan, dll. Sedangkan
sosialisasi perpajakan secara tidak langsung dapat dilakukan melalui media-media seperti penyebaran buku/booklet, televisi, internet, maupun media komunikasi lainnya.
Sosialisasi perpajakan dalam
rangka transfer pengetahuan
perpajakan kepada wajib pajak
secara efektif akan dapat
menimbulkan kemauan wajib pajak dalam membayar pajak.
H3 : Sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Pengetahuan Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak
Dalam Surat Edaran Direktur
Jenderal Pajak Nomor:
SE-98/PJ/2011 tentang Pedoman
Penyusunan Rencana Kerja dan
Laporan Kegiatan Penyuluhan
Perpajakan Unit Vertikal di
Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dinyatakan bahwa administrasi perpajakan Indonesia yang menganut self-assessment system menuntut peran aktif wajib pajak secara mandiri dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Agar mampu
memenuhi kewajiban perpajakan dengan baik, wajib pajak harus
memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik tentang hak dan tata cara memenuhi kewajiban perpajakannya. Direktorat Jenderal Pajak sebagai institusi yang
bertanggung jawab dalam
melaksanakan fungsi administrasi perpajakan telah melakukan berbagai
upaya dalam meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman
perpajakan masyarakat wajib pajak secara terus menerus. Upaya untuk
meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat tentang hak kewajiban perpajakannya harus terus dilakukan.
Dari penjabaran di atas dapat
disimpulkan bahwa dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh
wajib pajak akan hak dan
kewajibannya dalam perpajakan, maka wajib pajak tersebut akan mau membayar pajaknya. Wajib pajak
yang mengetahui dengan baik
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 8
paham akan pentingnya pajak bagi
negara dan mengetahui bahwa
dengan melakukan penghindaran pajak akan dikenakan sanksi.
Penelitian yang dilakukan oleh
Widayati dan Nurlis (2010)
menyatakan bahwa pengetahuan
perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
H4 : Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Kesadaran Membayar Pajak terhadap Kemauan Membayar Pajak
Rantung dan Adi (2009) dalam penelitiannya menyatakan beberapa bentuk kesadaran membayar pajak
yang mendorong wajib pajak
bersedia untuk membayar pajak. Terdapat tiga bentuk utama yang terkait dengan pembayaran pajak. Pertama, kesadaran bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Dengan menyadari hal ini, wajib pajak mau membayar pajak karena
merasa tidak dirugikan dari
pemungutan pajak yang dilakukan. Pajak disadari digunakan untuk
pembangunan negara guna
meningkatkan kesejahteraan warga negara. Kedua, kesadaran bahwa penundaan pembayaran pajak dan pengurangan beban pajak sangat merugikan negara. Wajib pajak mau membayar pajak karena memahami bahwa penundaan pembayaran pajak
dan pengurangan beban pajak
berdampak pada kurangnya sumber
daya finansial yang dapat
mengakibatkan terhambatnya
pembangunan negara. Ketiga,
kesadaran bahwa pajak ditetapkan dengan undang-undang dan dapat dipaksakan. Wajib pajak akan membayar pajak karena pembayaran
pajak disadari memiliki landasan hukum yang kuat dan merupakan kewajiban mutlak setiap warga negara.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak dapat
menimbulkan keinginan dan
kemauan untuk membayar pajak.
Sehingga dengan meningkatnya
kesadaran wajib pajak dalam
membayar pajak, maka kemauan
wajib pajak tersebut dalam
membayar pajak pun meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh
Nugroho dan Zulaikha (2012)
menyatakan bahwa kesadaran
membayar pajak berpengaruh
terhadap kemauan membayar pajak.
H5 : Kesadaran membayar pajak berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak. Sosialisasi Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak Melalui Kesadaran Membayar Pajak
Sosialisasi perpajakan
merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka memberikan informasi perpajakan kepada wajib
pajak dengan metode-metode
tertentu sehingga wajib pajak dapat mengetahui peraturan perpajakan yang berlaku. Dengan diadakannya sosialisasi perpajakan diharapkan
berdampak pada peningkatan
kesadaran wajib pajak dan juga dapat meningkatkan kemauan wajib pajak dalam membayar pajak sehingga jumlah penerimaan pajak dapat mencapai target.
Dengan diadakannya
sosialisasi perpajakan oleh petugas pajak dalam rangka menumbuhkan
kesadaran wajib pajak dalam
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 9
kemauan dalam diri wajib pajak
untuk menunaikan kewajiban
perpajakannya.
H6 : Sosialisasi perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran membayar pajak sebagai variabel
intervening.
Pengetahuan Perpajakan terhadap Kemauan Membayar Pajak Melalui Kesadaran Membayar Pajak
Meningkatnya pengetahuan
perpajakan akan meningkatkan
kesadaran membayar pajak
(Rohmawati dkk., (2013)). Dengan meningkatnya pengetahuan wajib pajak akan pajak, maka sistem self assessment yang dirancang oleh pemerintah akan berhasil. Menurut
Nugroho dan Zulaikha (2012)
Pengetahuan dan pemahaman wajib pajak mengenai peraturan perpajakan berkaitan dengan persepsi wajib pajak dalam menentukan perilakunya (perceived control behavior) dalam
kesadaran membayar pajak. Semakin tinggi pengetahuan dan pemahaman wajib pajak, maka wajib pajak dapat menentukan perilakunya dengan lebih baik dan sesuai dengan ketentuan perpajakan. Namun jika
wajib pajak tidak memiliki
pengetahuan mengenai peraturan dan proses perpajakan, maka wajib pajak tidak dapat menentukan perilakunya dengan tepat.
Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa selain memiliki pengetahuan perpajakan yang cukup tinggi yang dimiliki wajib pajak, diperlukan pula kesadaran dan kesukarelaan dari wajib pajak dalam
melaksanakan kewajiban
perpajakannya dan juga adanya
kemauan wajib pajak dalam
membayar pajak.
H7 : Pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran membayar pajak sebagai variabel
Intervening.
Model Penelitian
Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen
Gambar 1.1 Model Penelitian METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang
Pribadi terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan.
Sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah Wajib Pajak Sosialisasi
Perpajakan
Kemauan Membayar
Pajak Pengetahuan
Perpajakan
Kesadaran Membayar
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 10
Orang Pribadi Pajak Penghasilan Pasal 29.
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel kemauan membayar pajak diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
Widayati dan Nurlis (2010),
Hardiningsih (2011), dan Handayani dkk., (2012). Variabel sosialisasi
perpajakan diukur dengan
menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Rohmawati dkk.,
(2013). Variabel pengetahuan
perpajakan diukur dengan
menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Widayati dan Nurlis (2010) dan Rohmawati dkk.,
(2013). Sedangkan variabel
kesadaran membayar pajak diukur
dengan menggunakan instrumen
yang dikembangkan oleh Widayati dan Nurlis (2010) dan Rohmawati dkk., (2013).
Hasil Penelitian dan Pembahasan Kuesioner dan Demografi
Kuesioner yang disebarkan sebanyak 100 kuesioner serta kuesioner yang kembali dan dapat diolah sebanyak 100 kuesioner. Sedangkan demografi responden dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Demografi Responden Keterangan Jumlah
(orang)
Sumber: Data Primer Olahan, 2015
HASIL UJI KUALITAS DATA Hasil Uji Validitas Data
Dilihat dari hasil uji validitas data, diketahui bahwa rhitung > rtabel
pada setiap variabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa semua item pertanyaan untuk variabel sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, kesadaran membayar pajak, dan kemauan membayar pajak adalah valid.
Hasil Uji Reliabilitas Data
Pengujian ini dilakukan untuk menghitung koefisien cronbach’s alpha dari masing-masing instrumen dalam setiap variabel. Suatu pengukur dikatakan dapat diandalkan
apabila memiliki koefisien
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7. Dari semua nilai keempat variabel dalam penelitian ini
menunjukkan bahwa koefisien
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua instrumen dalam penelitian ini adalah reliabel.
HASIL UJI ASUMSI KLASIK Hasil Uji Normalitas Data
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 11 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan kedua model pada penelitian ini, terlihat bahwa pada kedua model titik-titik tidak
membentuk pola tertentu dan
menyebar pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas.
Hasil Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, diperoleh nilai Tolerance pada kedua model sebesar > 0,1 dan VIF sebesar < 10. Dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinieritas dalam model penelitian ini.
Hasil Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson (DW test). Autokorelasi dideteksi dengan nilai Durbin-Watson. Batas tidak terjadinya autokorelasi adalah apabila angka yang ditunjukkan dari nilai Durbin-Watson berada antara -2 sampai dengan +2, maka dapat dikatakan model regresi tidak terdapat autokorelasi.
Dalam penelitian ini diperoleh nilai Durbin-Watson pada kedua model terletak antara -2 dan +2, yaitu pada model 1 sebesar 1,911 dan model 2 sebesar 1,738. Artinya
adalah bahwa tidak terdapat
autokorelasi dalam model penelitian.
HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS Tabel 1.3
Hasil Uji Parsial Hipotesis Satu dan Dua
Coefficientsa
Model
Unstandardi zed Coefficients
Standar dized Coeffic ients
B Std.
Error Beta t Sig. 1 (Constant) 5.555 2.509 2.214 .029
Sosialisasi Perpajakan .074 .056 .124 1.333 .186 Pengetahuan Perpajakan .650 .109 .553 5.965 .000
a. Dependent Variable: KesadaranMembayarPajak
Sumber: Data Primer Olahan, 2015 Diketahui nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 % (2-tailed) dengan persamaan n – k – 1: alpha/ 2 = 100 –2 – 1: 0,05/ 2 = 97 : 0,025 = 1,985. Dengan demikian diketahui hasil sebagai berikut:
H1: Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, didapat nilai thitung
sosialisasi perpajakan sebesar 1,333 < ttabel 1,985 dan Sig. 0,186 > 0,05.
Maka dapat disimpulkan H0 diterima
dan Ha ditolak, yang artinya
sosialisasi perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kesadaran
membayar pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan.
H2: Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, didapat nilai thitung
pengetahuan perpajakan sebesar 5,965 > ttabel 1,985 dan Sig. 0,000 <
0,05. Maka dapat disimpulkan H0
ditolak dan Ha diterima, yang artinya
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 12 Tabel 1.4
Hasil Determinasi Hipotesis Satu dan Dua
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson 1 .626a .392 .380 2.41804 1.911 a. Predictors: (Constant), Pengetahuan Perpajakan, Sosialisasi Perpajakan
b. Dependent Variable: Kesadaran Membayar Pajak
Sumber: Data Primer Olahan, 2015 Pada tabel 1.4, diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,380 yang berarti 38% variabel dependen
kesadaran membayar pajak
dipengaruhi oleh variabel
independen yang meliputi sosialisasi
dan pengetahuan perpajakan,
sedangkan sisanya 62% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Angka koefisien korelasi (R2) pada tabel 1.4 sebesar 0,392 menunjukkan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel
dependen sangat kuat karena
memiliki nilai korelasi di atas 0,05. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 2,41804, semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Tabel 1.5
Hasil Uji Hipotesis Tiga, empat, dan Lima
Coefficientsa
Model
Unstandardi zed Coefficients
Stand ardiz ed Coeff icient s
B Std.
Error Beta t Sig. 1 (Constant) 4.694 1.747 2.686 .009
Sosialisasi Perpajakan .056 .038 .129 1.480 .142 Pengetahuan Perpajakan .395 .087 .460 4.562 .000 Kesadaran Membayar
Pajak
.156 .069 .214 2.265 .026
a. Dependent Variable: Kemauan Membayar Pajak
Sumber: Data Primer Olahan, 2015 Diketahui nilai t tabel pada taraf signifikansi 5 % (2-tailed) dengan persamaan n – k – 1: alpha/ 2 = 100 –3 – 1: 0,05/ 2 = 96 : 0,025 = 1,985. Dengan demikian diketahui hasil sebagai berikut:
H3: Berdasarkan hasil pengujian
yang dilakukan, didapat nilai thitung
sosialisasi perpajakan sebesar 1,480 < ttabel 1,985 dan Sig. 0,142 > 0,05.
Maka dapat disimpulkan H0 diterima
dan Ha ditolak, yang artinya
sosialisasi perpajakan tidak
berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan.
H4: Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, didapat nilai thitung
pengetahuan perpajakan sebesar 4,562 > ttabel 1,985 dan Sig. 0,000 <
0,05. Maka dapat disimpulkan H0
ditolak dan Ha diterima, yang artinya
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 13 H5: Berdasarkan hasil pengujian
yang dilakukan, didapat nilai thitung
kesadaran membayar pajak sebesar 2,265 > ttabel 1,985 dan Sig. 0,026 <
0,05. Maka dapat disimpulkan H0
ditolak dan Ha diterima, yang artinya
kesadaran membayar pajak
berpengaruh terhadap kemauan
membayar pajak di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan.
Tabel 1.6
Hasil Determinasi Hipotesis Tiga, Empat, dan Lima
Model Summaryb a. Predictors: (Constant), Kesadaran Membayar Pajak, Sosialisasi Perpajakan, Pengetahuan Perpajakan b. Dependent Variable: Kemauan Membayar Pajak
Sumber: Data Primer Olahan, 2015 Pada tabel 1.6, diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 0,464 yang berarti 46% variabel dependen
kemauan membayar pajak
dipengaruhi oleh variabel
independen yang meliputi sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan kesadaran membayar pajak, sedangkan sisanya 54% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Angka koefisien korelasi (R2) pada tabel 1.6 sebesar 0,480 menunjukkan bahwa hubungan antar variabel independen dengan variabel
dependen sangat kuat karena
memiliki nilai korelasi di atas 0,05. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 1,64296, semakin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
Tabel 1.7
Ringkasan Hasil Analisis Path (Jalur)
Sumber: Data Primer Olahan, 2015
H6: Pada penelitian ini, besaran nilai pengaruh langsung sebesar 0,129 dan besaran nilai pengaruh tidak langsung sebesar 0,027. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai pengaruh langsung lebih besar daripada pengaruh tidak langsung, yaitu 0,129 > 0,027, sehingga kesadaran membayar pajak dalam hipotesis enam tidak dapat dinyatakan sebagai variabel intervening. Maka, dalam hipotesis enam dinyatakan bahwa H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya
sosialisasi perpajakan tidak
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kemauan membayar pajak melalui kesadaran membayar pajak.
H7: Pada penelitian ini, besaran nilai pengaruh langsung sebesar 0,460 dan besaran nilai pengaruh tidak langsung sebesar 0,118. Maka dapat disimpulkan bahwa nilai pengaruh langsung lebih besar daripada pengaruh tidak langsung, yaitu 0,460 > 0,118, sehingga kesadaran membayar pajak dalam hipotesis tujuh tidak dapat dinyatakan sebagai variabel intervening. Maka, dalam hipotesis tujuh dinyatakan bahwa H0
diterima dan Ha ditolak yang artinya
pengetahuan perpajakan tidak
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 14 SIMPULAN, KETERBATASAN,
DAN SARAN Simpulan
1. Sosialisasi perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kesadaran membayar pajak.
2. Pengetahuan perpajakan
berpengaruh signifikan terhadap kesadaran membayar pajak. 3. Sosialisasi perpajakan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
4. Pengetahuan perpajakan
berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
5. Kesadaran membayar pajak
berpengaruh signifikan terhadap kemauan membayar pajak.
6. Kesadaran membayar pajak tidak dapat dijadikan sebagai variabel intervening dari pengaruh sosialisasi perpajakan terhadap kemauan membayar pajak.
7. Kesadaran membayar pajak tidak dapat dijadikan sebagai variabel intervening dari pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kemauan membayar pajak.
Keterbatasan
1. Jumlah responden pada penelitian ini terbatas dan hanya berfokus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Senapelan, sehingga diperlukan penelitian dalam lingkup yang lebih luas. 2. Penelitian ini hanya menggunakan
variabel sosialisasi perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan
kesadaran membayar pajak.
Sementara itu, masih banyak variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap kemauan membayar pajak.
Saran
1. Peneliti yang ingin meneliti tema yang sama diharapkan menambah
jumlah responden sehingga lebih dapat digeneralisasikan.
2. Penelitian ini hanya menggunakan 2 (dua) variabel independen, yaitu
sosialisasi perpajakan,
pengetahuan perpajakan, dan satu variabel intervening, yaitu kesadaran membayar pajak. Oleh karena itu diharapkan pada penelitian selanjutnya yang ingin meneliti dengan topik yang sama dapat menambahkan variabel lain
yang memiliki kemungkinan
untuk berpengaruh terhadap
kemauan membayar pajak.
DAFTAR PUSTAKA
Darussalam, Danny. 2013. InsideTax Media Tren Perpajakan. Jakarta Utara: Danny Darussalam Tax
Center (PT Dimensi
Internasional Tax).
Fitriandi, Primandita, Yuda Aryanto, dan Agus Puji Priyono. 2011. Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Terlengkap. Jakarta Selatan: Salemba Empat.
Fitrios, Ruhul dan Rusli. 2007. Pengantar Hukum Pajak. Pekanbaru: Unri Press.
Handayani, Sapti Wuri, Agus
Faturokhman, dan Umi Pratiwi.
2012. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemauan
Membayar Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan
Pekerjaan Bebas. Jurnal
Ekonomi Bisnis. Universitas Jenderal Soedirman.
Hardiningsih, Pancawati, dan Nila Yulianawati. 2011.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan Membayar Pajak.
Jurnal ISSN: 1979-4878.
Dinamika Keuangan dan
Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015 15
Nugroho, Rahman Adi dan Zulaikha.
2012. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemauan untuk
Membayar Pajak dengan
Kesadaran Membayar Pajak
sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Wajib Pajak Orang
Pribadi yang Melakukan
Pekerjaan Bebas yang Terdaftar di KPP Pratama Semarang
Tengah Satu. Diponegoro
Journal of Accounting. Volume 1, Nomor 2, Halaman 1-11, Tahun 2012. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro.
Pandiangan, Liberti. 2014.
Administrasi Perpajakan. Jakarta: Erlangga.
Rantung, Tatiana Vanessa dan Priyo
Hari Adi. 2009. Dampak
Program Sunset Policy terhadap
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kemauan
Membayar Pajak (Studi pada Wajib Pajak Orang Pribadi Pelaku Usaha di Wilayah KPP Pratama Salatiga). Jurnal Simposium Nasional Perpajakan II. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Rohmawati, Lusia, Prasetyono, dan
Yuni Rimawati. 2013. Pengaruh Sosialisasi dan Pengetahuan Perpajakan terhadap Tingkat Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak (Studi pada Wajib pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan Pekerjaan Bebas pada KPP Pratama Gresik
Utara). Jurnal Prosiding
Simposium Nasional Perpajakan 4. Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo Madura.
Supriasto, Felix. 2014. Pengaruh Sosialisasi Pemerintah dan Kepemimpinan Lurah terhadap
Kesadaran Masyarakat
Membayar Pajak Bumi dan
Bangunan di Kelurahan
Sendangsari, Pajangan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Akuntansi. Volume 2, Nomor 2, Desember 2014.
Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. Susanto, Herry. 2012. Membangun
Kesadaran dan Kepedulian Sukarela Wajib Pajak.
www.pajak.go.id, diakses
tanggal 10 Nopember 2014. Widayati dan Nurlis. 2010.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kemauan untuk Membayar
Pajak Wajib Pajak Orang
Pribadi yang Melakukan
Pekerjaan Bebas (Studi Kasus pada KPP Pratama Gambir
Tiga). Jurnal SNA XIII
Purwokerto 2010. Universitas Mercu Buana Jakarta.
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-98/PJ/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Laporan Kegiatan Penyuluhan Perpajakan Unit
Vertikal di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak.
Data Pokok APBN 2007-2013
Kementerian Keuangan
Republik Indonesia.
www.anggaran.depkeu.go.id, diakses tanggal 9 Nopember 2014.