• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembentukan dan Perluasan Kalimat untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembentukan dan Perluasan Kalimat untuk"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

OLEH:

RACHMAT HIDAYAT

NIM. E31115311

MUHAMMAD IHLASUL AMAL

NIM. E31115310

AHMAD AMAR AFIF

NIM. F21115316

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Makalah ini kami susun dengan semaksimal mungkin dan akhirnya dapat terselesaikan tanpa adanya hambatan yang sulit bagi kami.

Terlepas dari hal tersebut di atas, tentu saja makalah ini belum mendekati kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami ke depannya dapat membuat makalah yang bisa mendekati kesempurnaan.

Akhirnya, kami sangat mengharapkan makalah ini dapat berguna bagi semua pihak, terkhususnya bagi kami, sehingga dapat menjadi inspirasi bagi pembacanya.

Makassar, September 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I: PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan... 1

BAB II: PEMBAHASAN... 2

A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat... 2

B. Bagian-bagian Kalimat... 2

C. Pola-pola Kalimat... 6

D. Macam-macam dan Perluasan Kalimat... 8

BAB III: PENUTUP... 12

A. Kesimpulan... 12

B. Saran... 12

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana berpikir untuk menyampaikan pesan kepada orang lain atau menerima dari orang lain atau yang biasa kita sebut sebagai berkomunikasi. Komunikasi diungkapkan melalui rangkaian kata-kata, disebut juga kalimat, yang memiliki pola-pola tertentu.

Kalimat ini hendaknya harus memenuhi syarat-syarat kelengkapan dan kejelasan peran dari unsur pembentuknya. Pengenalan tentang unsur-unsur tersebut tentu sangatlah bermanfaat dan kemudian dapat digunakan untuk menilai apakah suatu kalimat telah memenuhi kaidah tata bahasa atau belum.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah unsur-unsur pembentuk kalimat? 2. Bagaimanakah struktur kalimat yang benar?

3. Apakah yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk? 4. Bagaimanakah contoh-contoh perluasan kalimat?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Agar dapat diketahui apa saja yang menyusun suatu kalimat. 2. Untuk mengetahui lebih jelas struktur kalimat yang benar.

3. Untuk mengetahui apakah hal yang membedakan kalimat tunggal dan majemuk.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Unsur-unsur Pembentuk Kalimat

Kalimat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.” Sehingga dari definisi tersebut, sebuah kalimat dapat dikatakan tersusun atas kata, frasa, atau klausa.

1. Kata

Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Misalnya saya, duduk, makan, dll. 2. Frasa

Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Misalnya gunung tinggi, sapu tangan, anak pertama, dll.

3. Klausa

Klausa merupakan satuan gramatikal yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P) dan berpotensi menjadi kalimat. Misalnya dia datang, saya membaca, Fikal menulis, dll.

B. Bagian-bagian Kalimat

Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Sedangkan, bagian yang lainnya adalah objek (O) apabila menggunakan kata kerja aktif transitif, serta pelengkap (Pel) dan keterangan (K) sebagai penjelas terhadap predikat kalimat. Berikut penjelasan dari bagian-bagian tersebut.

1. Subjek (S)

(6)

yang wajib ada pada suatu kalimat. Kadang-kadang, subjek juga merupakan pelaku yang ada pada sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri subjek, yaitu:

a. Jawaban atas pertanyaan apa atau siapa

Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapa yang dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia, biasanya digunakan kata tanya siapa.

b. Biasanya disertai kata itu, ini, yang dan tersebut (sebagai pembatas antara subjek dan predikat)

c. Mempunyai keterangan pewatas/atribut yang

Kata yang menjadi subjek suatu kalimat dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang. Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.

d. Tidak didahului preposisi

Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada. Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.

e. Berupa kata benda atau frase kata benda

Subjek kebanyakan berupa kata benda atau frase kata benda. Di samping kata benda, subjek dapat berupa kata kerja atau kata sifat, biasanya, disertai kata penunjuk itu.

2. Predikat (P)

Predikat adalah bagian kalimat yang menandai pembicaraan atau tindakan subjek serta penjelas dari subjek yang dapat berupa kata atau frasa. Adapun ciri-ciri predikat, yaitu:

a. Jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana

(7)

digunakan untuk menentukan predikat yang berupa kata benda penggolong (identifikasi). Kata tanya berapa dapat digunakan untuk menentukan predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frase numeralia.

b. Kata adalah atau ialah

Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah. Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.

c. Dapat diingkarkan

Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh kata tidak. Bentuk pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa kata kerja atau kata sifat. Di samping tidak sebagai penanda predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang berupa kata benda atau predikat kata merupakan.

d. Dapat disertai kata-kata aspek atau modalitas

Predikat kalimat yang berupa kata kerja atau kata sifat dapat disertai kata-kata aspek seperti telah, sudah, sedang, belum, dan akan. Kata-kata itu terletak di depan kata kerja atau kata sifat. Kalimat yang subjeknya berupa kata benda bernyawa dapat juga disertai modalitas, kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak, dan mau.

3. Objek (O)

Objek adalah perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Objek berada di belakang predikat apabila bentuk kalimatnya aktif transitif dan dapat berubah menjadi subjek (S) apabila kalimatnya berbentuk pasif. Adapun ciri-ciri objek, yaitu: a. Langsung di belakang predikat

(8)

b. Dapat menjadi subjek kalimat pasif

Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk kata kerja predikatnya.

c. Tidak didahului preposisi

Objek yang selalu menempati posisi di belakang predikat dan tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.

d. Kategori katanya kata benda/frase kata benda e. Dapat diganti dengan -nya

f. Didahului kata bahwa

g. Anak kalimat pengganti kata benda ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek dalam kalimat transitif.

Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat verbal dan berada di belakang predikat. Berbeda dengan objek, pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek ketika dipasifkan. Adapun ciri-ciri pelengkap, yaitu:

a. Terletak di belakang predikat

Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.

(9)

Seperti objek, pelengkap tidak didahului preposisi. Unsur kalimat yang didahului preposisi disebut keterangan.

c. Kategori katanya dapat berupa kata benda, kata kerja, atau kata sifat.

5. Keterangan (K)

Sesuai namanya, unsur keterangan berfungsi sebagai penjelas kata atau bagian kalimat yang lain. Posisi keterangan tidaklah menentu, sehingga dapat berada pada posisi manapun di dalam sebuah kalimat. Adapun ciri-ciri keterangan, yaitu:

a. Bukan unsur utama

Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat wajib.

b. Dapat dipindah-pindah posisi/letaknya bebas

Di dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di antara subjek dan predikat. Jika tidak dapat di pindah-pindahkan, maka unsur tersebut tidak termasuk keterangan.

c. Umumnya di dahului oleh preposisi seperti, di, dari, ke, atau

tentang

C. Pola-pola Kalimat

Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari seberapa banyak kata di dalam kalimat tersebut. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan objek (O). Jadi, pola kalimat yang paling sederhana yaitu pola S P. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai pola-pola kalimat.

(10)

Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Contoh:

2. Kalimat berpola S P O

Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa nominal. Contoh:

a) Mereka sedang menyusun karangan ilmiah

S P O

b) Dia sedang menulis novel

S P O

3. Kalimat berpola S P Pel.

Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva. Contoh:

Anaknya beternak ayam

S P Pel.

4. Kalimat berpola S P O Pel.

Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Contoh:

(11)

S P O Pel. 5. Kalimat berpola S P K

Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:

Mereka berasal dari Surabaya

S P K

6. Kalimat berpola S P O K

Kalimat tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:

Kami memasukkan pakaian ke dalam lemari

S P O K

7. Kalimat berpola S P Pel. K

Kalimat dasar tipa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:

Ungu bermain musik di atas panggung

S P Pel. K

8. Kalimat berpola S P O Pel. K

Kalimat dasar tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Contoh:

Dia mengirimi ibunya uang setiap bulan

S P O Pel. K

(12)

Menurut struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

1. Kalimat tunggal

Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat ini merupakan kalimat paling sederhana. Kalimat tunggal setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu predikat (P). Berikut ini beberapa contoh kalimat tunggal.

a. Ia berdiri di tempat itu sejak tadi. b. Aku terjebak macet di sana.

c. Dia sarapan dengan makanan seadanya.

d. Beliau adalah salah satu orang berpengaruh di sini. 2. Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kalimat yaitu dengan melihat letak konjungsi. Induk kalimat tidak memuat konjungsi di dalamnya, konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat. Kalimat ini juga telah mengalami perluasan karena telah memiliki dua kalimat atau lebih.

Setiap kalimat majemuk mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakannya. Berikut ini jenis-jenis kalimat majemuk.

a. Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara adalah penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri dari lima macam, yaitu:

1) Pemilihan yang menggunakan konjungsi atau;

(13)

4) Urutan waktu dengan konjungsi kemudian, lalu, atau lantas; dan

5) Berlawanan dengan konjungsi sedangkan, tetapi atau

melainkan.

Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk setara.

1) Kita menyelesaikan tugas itu dengan segera atau

menyerahkannya kepada orang lain.

2) Ia pulang ke rumahnya lalu pergi menjenguk anaknya. 3) Adik menyanyi dan saya menari.

b. Kalimat majemuk rapatan

Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek, predikat, atau objeknya sama, maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali. Contoh kalimat majemuk rapatan, yaitu:

1) Kalimat 1: Pekerjaannya hanya makan. Kalimat 2: Pekerjaannya hanya tidur. Kalimat 3: Pekerjaannya hanya merokok.

Kalimat akhir: Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok.

2) Kalimat 1: Ia hanya datang di sekolah. Kalimat 2: Ia hanya duduk di sekolah.

Kalimat akhir: Ia hanya datang dan duduk di sekolah. c. Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat yaitu penggabungan dua kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat unsur induk kalimat dan anak kalimat. Anak kalimat timbul akibat perluasan pola yang terdapat pada induk kalimat.

(14)

1) Syarat dengan konjungsi jika, kalau, manakala, andaikata, atau asal(kan);

2) Tujuan dengan konjungsi agar, supaya, atau biar;

3) Perlawanan atau konsesif dengan konjungsi walaupun, kendati(pun), atau biarpun;

4) Penyebaban dengan konjungsi sebab, karena, atau oleh karena;

5) Pengakibatan dengan konjungsi maka atau sehingga; 6) Cara dengan konjungsi dengan atau tanpa;

7) Alat dengan konjungsi dengan atau tanpa;

8) Perbandingan dengan konjungsi seperti, bagaikan, atau alih-alih;

9) Penjelasan dengan konjungsi bahwa; dan 10)Kenyataan dengan konjungsi padahal.

Berikut ini beberapa contoh kalimat majemuk bertingkat.

1) Ia berhasil mengembangkan pabriknya setelah memperoleh pinjaman dari bank.

2) Saya akan bekerja dengan tekun bila berhasil diterima sebagai pegawai di kantor itu.

3) Engkau harus belajar dengan sungguh-sungguh agar dapat mencapai IPK yang tinggi.

4) Meskipun hari ini hujan, anak itu tetap berangkat ke sekolah. d. Kalimat majemuk campuran

Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat. Berikut ini contoh kalimat majemuk campuran.

(15)
(16)

BAB III PENTUP

A. Kesimpulan

1. Kalimat tersusun atas kata, frasa, atau klausa.

2. Setidaknya kalimat memiliki subjek (S) dan predikat (P).

3. Bagian kalimat selain subjek (S) dan predikat (P) yaitu objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (K).

4. Subjek (S) adalah yang menjadi pokok pembahasan. 5. Predikat (P) adalah bagian yang menandai pembicaraan. 6. Objek (O) adalah orang yang menjadi pokok pembicaraan. 7. Pelengkap (Pel.) adalah unsur yang melengkapi predikat verbal. 8. Keterangan (K) adalah unsur yang berfungsi sebagai penjelas. 9. Kalimat memiliki pola tertentu, yaitu berpola S P, S P O, S P Pel., S

P O Pel., S P K, S P O K, S P Pel. K, dan S P O Pel. K.

10.Kalimat secara garis besar dibagi menjadi kalimat tunggal dan majemuk.

11.Kalimat tunggal terdiri dari satu klausa dan merupakan kalimat paling sederhana.

12.Kalimat majemuk adalah kalimat yang telah mengalami perluasan dengan berpola dua atau lebih.

13.Kalimat majemuk dibagi menjadi kalimat majemuk setara, rapatan, bertingkat, dan campuran.

B. Saran

1. Sebagai warga negara yang baik, hendaknya kita mempelajari lebih dalam mengenai Bahasa Indonesia.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.

Djafar, Muhammad Rasyidin S. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online). (link:

http://rasydinsjatry.blogspot.com/2013/04/pembentukan-dan-perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).

Madjid, Fadilah. 2013. “Pembentukan dan Perluasan Kalimat,” (Online). (link: http://fadilahmadjid.blogspot.com/2013/03/pembentukan-dan-perluasan-kalimat.html, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).

Tim Wikipedia. 2015. “Kalimat,” Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas (Online). (link: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalimat, diakses pada hari Jumat tanggal 4 September 2015).

Usman, Arifin, et. al. 2014. Himpunan Materi Kuliah Bahasa Indonesia, edisi revisi. Modul UPT-MKU Universitas Hasanuddin.

Yulianto, Iqbal. 2008. “Perluasan Kalimat Tunggal,” (Online). (link:

Referensi

Dokumen terkait

Yhdysvaltalainen naistutkija Sara Ruddick (1997, 216 – 218), joka teoksessaan Maternal Thinking (1990) ehdotti erillisen isyyden ajatuksesta luopumista ja yhtä lailla äitien kuin

Dengan pengalaman, teknologi serta armada yang saat ini dimiliki, jasa pelayaran yang dimiliki perseroan akan terus terserap oleh sejumlah perusahaan migas besar dalam jangka

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pemberian polisakarida yang diekstrak dari alga pada ikan nila memberi pengaruh yang nyata terhadap

- Pertemuan lintas sektor, pengajian dan pertemuan kader Kelas Ibu Balita - Pencapaian sesuai target 81,0% - Sasaran semua hadir pada kegiatan kelas ibu balita -

LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI Per 31 Desember 2015 (Dalam Jutaan Rupiah) TAGIHAN KOMITMEN Fasilitas pinjaman yang belum ditarik Rupiah PT

penyidikan oleh Polisi Militer) maka berkas perkara tersebut tidak akan diterima oleh.. Oditur, kemudian memerintahkan kepada BNN untuk melipahkan perkara

Metode dan teknik penyuluhan merupakan cara atau teknik penyampaian materi (isi pesan) penyuluhan oleh para penyuluh kepada sasaran (pelaku utama dan/atau pelaku usaha)

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang