Peran Virtual Laboratory pada Visualisasi Dinamis untuk Memahami Kimia
lebih baik di Sekolah Dasar
Pemahaman kimia ditujukan untuk memiliki kemampuan berpikir pada tiga tingkatan, yaitu tingkatan makroskopik, tingkat simbolik dan tingkat partikel maupun sub mikroskopis, kebanyakan siswa memiliki kesulitan dalam memahami kimia pada tingkat sub-mikroskopis karena tingkat tersebut berada di luar jangkauan pengalaman siswa. Penggunaan laboratorium virtual memungkinkan demontrasi simultan dari ketiga tingkat konsep kimia dengan visualisasi dinamis di tingkat sub-mikroskopis. Proses pembelajaran kimia menggunakan laboratorium virtual diharapkan mampu mengatasi kesulitan siswa untuk memahami tingkat sub-mikroskopis.
Study ini bertujuan untuk meneliti pengaruh laboratorium virtual dalam pengetahuan kimia pada siswa berusia 12-13 tahun di kelas-kelas sains Slovenia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif menggunakan kelas kontrol dan kelas eksperimen secara empiris-analitis. Sample : Sample dalam penelitian ini yakni siswa berjumlah 109 dari lima sekolah yang ada di Sloveia, usia 12-13 tahun. Penelitian ini terbatas pada pada dua tema pembelajaran kimia yakni sifat zat dan perubahan, serta zat murni dan senyawa pada tingkat sub-mikroskopis di siswa kelas tujuh, dalam system pendidikan di Slovenia.
Data dikumpulkan dengan menguji pengetahuan siswa setelah pelajaran. Selanjutnya dilakukan validasi rasional dan empiris dari tes. validasi rasional didasarkan pada penilaian kesesuaian konten, dan desain tes. Untuk validasi empiris peneliti menggunakan solusi analisis faktor, yaitu persentase menjelaskan variasi dengan faktor pertama yang umum (% ex. Var. F1).
Setelah melakukan percobaan, peneliti menganalisis pengetahuan murid menggunakan tes. Peneliti menganalisis total poin yang dicetak. Tabel 3 menampilkan hasil uji-t mengenai perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Asumsi homogenitas varians (F = 1,957 P = 0,165) tidak dilanggar. Seperti yang ditunjukkan oleh hasil dari t-test (uji pengetahuan setelah percobaan) murid kelompok eksperimen ini ( = 32. 19) mencapai skor yang lebih tinggi dari••
pada murid kelompok kontrol ( = 23. 02). Kita bisa melihat bahwa murid yang telah belajar••
eksperimen murid akan memiliki keuntungan lebih dari kelompok kontrol, sesuai dengan pengetahuan mereka tentang kandungan kimia yang diajarkan setelah percobaan
Hasil yang lebih baik didapatkan pada pembelajaran dengan penggunaan laboratorium virtual. Dalam proses pembelajaran murid kelompok eksperimen diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam menjelaskan konsep-konsep pada semua tiga tingkat: tingkat makroskopik, simbolik, dan sub-mikroskopis (tingkat ini animasi). Sulit bagi siswa untuk membentuk model mental yang dinamis di tingkat sub-mikroskopis. Oleh karena itu bantuan dari media tertentu diperlukan. Media terbaik untuk pekerjaan ini adalah animasi dari proses (Rodrigez di al, 2001, Yang e tal 2003..) salah satu unsur yang menjadi faktor keberhasilan penerapan media laboratorium virtual ini karena kelompok eksperimen memiliki kesempatan untuk mengalami secara langsung.
Menggunakan laboratorium virtual yang merupakan upgrade dari pengajaran tradisional (Chin 1999). laboratorium virtual secara bersamaan menghubungkan semua tiga tingkat konsep kimia. Percobaan dapat dilakukan seperti di dunia nyata, sementara pada saat yang sama kita dapat memantau perubahan pada tingkat makroskopik dan animasi sub-mikro interaksi. Dengan satu klik pada mouse kita bisa melihat format konsep menggunakan bahasa kimia simbolis.
Sedangkan siswa kelompok kontrol yang diajarkan di kelas berdasarkan kurikulum dengan dengan pendekatan tradisional mengajar (ceramah guru yang dipimpin, penggunaan buku teks dan karya eksperimental) seperti yang digunakan oleh guru di kelas. Perubahan yang ditampilkan pada tingkat makroskopik dan juga di tingkat simbolis dan sub-mikroskopis (tingkat sub-mikro percobaan dijelaskan hanya dengan bantuan demonstrasi statis).
Dalam hal ini siswa di kelompok eksperimen memiliki keuntungan lebih dari kelompok kontrol dimana visualisasi dari dunia sub-mikro tidak disajikan secara dinamis. laboratorium yang dirancang dengan baik, atas dasar teori pendidikan, dapat menyebabkan hasil belajar yang lebih baik (Abdulwahed dan Nagy 2009). Serta pemahaman siswa yang secara signifikan lebih baik dari dari para siswa yang hanya menggunakan demonstrasi stasioner. animasi dinamis dapat membantu siswa lebih memahami sifat submicroscopic materi.
yang diaktifkan oleh sebuah laboratorium virtual, bila dibandingkan dengan presentasi sub-mikro statis, terbukti lebih tepat untuk memahami konsep-konsep kimia.