• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN doc 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN doc 1"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KESEHATAN LINGKUNGAN

(2)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS DIPONEGORO

2016

STANDAR KUALITAS UDARA

Udara diperlukan manusia setiap saat dalam kehidupannya. Untuk itu kualitas udara layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat. Ketentuan mengenai kualitas udara di Indonesia diatur dalam Undang-undang dan peraturan-peraturan terkait lainnya.

Parameter dari komponen udara adalah arah kecepatan angin, cuaca, tekanan udara, penguapan, dan kualitas udara. Data kualitas udara dapat dirinci sebagai berikut:

 Kebisingan

 Getaran (vibrasi)

 Partikel debu

 Karbon monoksida

 Hidro carbon

 Nitrogen oksida

INDEKS STANDAR PENCEMARAN UDARA

(3)

ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu:

1. Karbon monoksida (CO)

2. Sulfur dioksida (SO2)

3. Nitrogen dioksida (NO2)

4. Ozon permukaan (O3)

5. Partikel debu(PM10)

Di Indonesia ISPU diatur berdasarkan Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor KEP-107/Kabapedal/11/1997

(4)
(5)
(6)

DAMPAK POLUSI UDARA BAGI KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

A. POLUSI UDARA

Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya merupakan polutan berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx, CO, Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat. Polutan berupa partikulat tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen penting terkait dengan pengaruhnya terhadap kesehatan. PM dapat diklasifikasikan menjadi 3; yaitu coarse PM (PM kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 μm, bersumber dari abrasi tanah, debu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di saluran pernapasan utama pada paru (trakheobronkial); sedangkan fine PM (<2,5 μm) dan ultrafine (<0,1 μm)berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran napas (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut terhadap kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan standar PM dan polutan lain untuk digunakan sebagai dasar referensi

Tabel 1. Standar polutan udara menurut EPA

Pollutan Waktu

PM10 (μg/m3) 150 (/24jam) 50 (/tahun)

PM2,5 (μg/m3) 65 (/24 jam) 15 (/tahun)

(7)

NO2 (ppm) 0.053 (/tahun)

SO2 (ppm) 0.14 (/24 jam) 0.03 (/tahun)

B. DAMPAK POLUSI UDARA

1. GANGGUAN KESEHATAN

Kualitas udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat. Standar tentang batas-batas pencemar udara secara kuantitatif diatur dalam baku mutu udara ambient dan baku mutu emisi.

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum:

Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu) yang bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu pengidap penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus). Pajanan polutan udara dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke saluran pernapasan saja. Sebagai contoh, pengaruh polutan udara juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan mata. Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada efek akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis terjadinya deposit polutan dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar. Fine PM (<1 μm) dapat dengan mudah terserap masuk ke pembuluh darah sistemik. Indikator akibat pajanan jangka pendek dan jangka panjang polutan terhadap kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2.

(8)

a) Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.

b) Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).

c) Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.

d) Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.

e) Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.

f) Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.

g) Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.

h) Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).

Dampak Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Manusia

Dampak pencemaran saat ini merupakan masalah sangat serius yang dihadapi oleh negara-negara industri. Berikut diuraikan dampak pencemaran udara terhadap kesehatan manusia dari beberapa gas pencemar udara.

a. Dampak pencemar oleh gas karbonmonoksida, CO

(9)

CO sekitar 10-15 ppm yang dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Selain itu gas CO dapat mengikat hemoglobin darah mengganti posisi oksigen (COHb) bila terhisap masuk ke paru-paru, mengakibatkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu karena ikatan gas CO dengan hemoglobin darah lebih kuat 140 kali dibandingkan dengan oksigen. Keadaan ini menyebabkan darah menjadi lebih mudah menangkap gas CO dan menyebabkan fungsi vital darah sebagai pengangkut oksigen terganggu. Keracunan gas CO dapat ditandai dari keadaan yang ringan berupa pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih berat: menurunnya kemampuan gerak tubuh, gangguan pada sistem kardiovaskuler, serangan jantung sampai pada kematian. Untuk menolong penderita kategori ringan yaitu denhgan memberi kesempatan menghisap udara bersih(segar) agar CO dalam Hb darah dapat terganti oleh oksigen, sebab kerja reaksi Hb dengan gas CO dan O2 bersifat reaksi kesetimbangan diperlihatkan seperti:

COHb + O2 O2Hb + CO

b. Dampak pencemar Nitrogen Oksida (Nox)

(10)

c. Dampak Pencemar Belerang Oksida (SOx)

Ada dua macam gas SOx yaitu gas SO2 dan gas SO3. Pembakaran menghasilkan gas SO2 lebih banyak dari pada gas SO3, namun dengan udara SO2 lebih cepat membentuk SO3 sehingga gas ini akan menjadi banyak juga di nudara. Gas SOx sangat berbahaya bagi manusia terutama pada konsentrasi di atas 0,4 ppm. Akibat yang ditimbulkkan jika mengganggu kesehatan manusia adalah;gangguan sistem pernafasan, karena gas SOx yang mudah menjadi asam menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran pernafasan yang lain sampai ke paru-paru. Pada konsentrasi 1-2 ppm, bagi orang yang sensitif serangan gas SOx ini menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena langsung. Namun bagi orang yang cukup kebal akan terasa teriritasi pada konsentrasi 6 ppm dengan waktu pemaparan singkat. Pemaparan dengan SOx lebih lama dapat meyebabkan peradangan yang hebat pada selaput lendir yang diikuti oleh kelumpuhan sistem pernafasan, kerusakan dinding ephitelium dan pada akhirnya diikuti oleh kematian.

d. Dampak Pencemar Hidrokarbon (HC)

(11)

menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan menimbulkan infeksi paru-paru bila terhusap.

e. Dampak Pencemar Partikel.

Partikel-partikel pencemar udara sangat merugikan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan berbagai macam penyakit saluran pernapasan atas atau pneumokoniosis. Ukuran partikel yang masuk ke paru-paru akan menentukan letak penempelan atau pengendapan tersebut, mulai dari nukuran besar 5 mikron sampai ukuran terkecil yaitu lebih kecil 1 mikron akan masuk ke dalam saluran pernapasan dan paru-paru menempel pada alveoli dan masa inkubasinya dalam tubuh selama 2-4 tahun. Penyakit pneomokoniosis bermacam-macam tergantung dari jenis partikel debu yang masuk ke dalam paru-paru, dan jenis yang sering dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi yatiu: silikosis yang disebabkan pencemara debu silika SiO2, asbestosis merupakan pencemar debu atau serat asbes terurama dari magnesium silikat, bisinosis penyakit yang disebabkan oleh debu kapas di udara, dan antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batubara. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah kegiatan industri dan teknologi antara lain:

1) Silikosis

Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2 yang terhisap masuk ke paru-paru, kemudian mengendap dengan masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Penyakit silikosis di tndai dengan sesak napas yang disertai batuk, seringkali tidak disertai dahak. Bila silikosis sudah berat, sesak napas akan semakin parah, kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.

(12)

Penyakit asbestosis disebabkan oleh debu atau serat asbes, yaitu campuran dari berbagai macam silikat terutama magnesium silikat. Gejala yang ditunjukkan berupa sesak napas dan batuk dengan dahak. Pemeriksaan pada dahak akan menunjukkan adanya debu asbes dalam dahal tersebut. Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar atau melebar.

3) Bisinosis

Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh serat kapas. Masa inkubasinya yaitu sekitar 5 tahun, dengan tanda-tanda awal berupa sesak napas dan terasa berat pada dada. Pada bisinosis tingkat lanjut atau berat, biasanya diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.

4) Antrakosis

Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batu bara. Masa inkubasi antara 2 sampai 4 tahun. Karena pada debu batu bara terkadang juga terdapat debu silikat, penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silikosis sehingga disebut silikoantrakosis.

Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu:

* Antrakosis murni

* Silikoantrakosis

* Tuberkolosilikoantrakosis

5) Beriliosis

(13)

Penyakit beriliosis banyak timbul pada pekerja industry yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, seng, mangan, pada pekerja pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio, dan pengolahan bahan penunjang industry nuklir, dengan masa inkubasi 5 tahun.

Penyakit beriliosis ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas.

Materi partikulat lain yang dapat membahayakan kesehatan adalah timbal. Timbal sangat beracun (toksik) dan dapat terakumulasi dalam tubuh, serta menyerang berbagai sistem tubuh, seperti sistem pencernaan dan sistem saraf, fungsi jantung dan ginjal.

Anak-anak lebih rentan terhadap efek timbal dibandingkan orang dewasa. Timbal dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada anak-anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbal dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada hewan.

d. Asap rokok

Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti benzo-α-pyrene dan formaldehid yang berpotensi menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti ganggua pernapasan, penyakit jantung dan kanker paru-paru.

e. Zat-zat penyebab kanker

zat-zat penyebab kanker antara lain kloroform, para-diklorobenzena, tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif (misalnya radon). Zat-zat tersebut umumnya merupakan jenis polutan udara di dalam ruangan (indoor air pollutans).

f. Suara

(14)

Suara yang dikategorikan menimbulkan kebisingan berkekuatan di atas 50 dB. Gangguan yang timbul terutama pada system pendengaran, sedangkan gangguan lain diantaranya:

* Ketegangan yang pada akhirnya menyebabkan sulit tidur

* Perubahan tekanan darah

* Perubahan denyut nadi

* Dapat mengganggu janin dalam kandungan

* Kontraksi perut

* Gangguan jantung

* Gangguan ingatan

* Gangguan kejiwaan, strees bahkan gila serta penyakit-penyakit lain.

g. Bahan radioaktif

Polusi bahan radioaktif berasal dari debu radioaktif yang berasal dari ledakan bom dan reactor atom. Bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh α, β, γ, serta partikel neutron hasil pembelahan inti. Dampak polusi bahan radioaktif, antara lain:

* Terjadinya perubahan struktur zat dan pola reaksi kimia sehingga dapat merusak sel tubuh

* Penurunan kemampuan otak

* Penurunan sel darah putih sehingga daya tahan tubuh menurun

* Kehilangan nafsu makan

* Turunnya berat badan

(15)

* Peningkatan denyut jantung

* Pusing-pusing

* Kanker darah (leukemia)

* Kanker tulang akibat konsentrasi Sr dalam tulang yang mengandung Ca.

2. ASBUT

Istilah asbut (asap kabut) di adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke dan fog). Istilah ini muncul sekitar awal abad ke-20, ketika asap dan kabut tebal tampak di kota London akibat revolusi industri di kota tersebut. Berdasarkan jenis polutan penyebabnya, asbut dapat dibedakan menjadi asbut industri dan asbut fotokimia. Polutan utama penyebab asbut industri adalah sulfur oksida dan materi partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri, warnanya tampak keabuan. Asbut ini sering terlihat keluar dari cerobong asap pabrik.

Polutan utama penyebab asbut fotokimia adalah nitrogen oksida yang berasal dari kendaraan bermotor dan hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber. Kedua polutan ini akan mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon. Ozon tersebut dapat bereaksi dengan berbagai polutan udara lainnya membentuk ratusan jenis polutan sekunder yang membahayakan kesehatan. Nitrogen oksida menyebabkan asbut fotokimia tampak berwarna kecoklatan. Asbut ini sering terlihat di langit kota-kota besar, seperti Jakarta.

(16)

3. HUJAN ASAM

Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah enam) karena CO2 dengan uap air di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan. Namun berbagai polutan udara dapat meningkatkan keasaman air hujan, sehingga disebut hujan asam.

Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH di bawah 5,6. Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur dioksida. Zat-zat ini di atmosfer akan bereaksi dengan uap air, membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan.

Dampak dari hujan asam di antaranya adalah:

 Mempengaruhi kualitas air permukaan bagi biota yang hidup di dalamnya. Suatu penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara penurunan pH dengan penurunan populasi ikan dan biota air lainnya di perairan.

 Merusak tanaman. Hujan asam dapat merusak jaringan tanaman sehingga menghambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.

 Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan. Air yang tercemar logam berat jika dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.

 Bersifat korosif, sehingga merusak berbagai bahan logam seperti mobil dan pagar, monumen dan patung atau komponen bangunan.

 Menyebabkan penyakit pernapasan.

 Pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal.

(17)

Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi, akibat efek rumah kaca.

Efek rumah kaca merupakan peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisandi atmosfer.

Gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global meliputi berbagai polutan udara, seperti :

- Karbondioksida (CO2)

- Metan (CH4)

- Nitrat oksida (N2O)

- Hidrofluorokarbon (HFC)

- Klorofluorokarbon (CFC)

Terjadinya peningkatan suhu bumi akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan meningkatkan suhu air laut. Dampak lebih lanjut antara lain:

a) Menambah volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik.

b) Menimbulkan banjir di daerah pantai.

c) Dapat menenggelamkan pulau-pulau da kota-kota besar yang berada di tepi laut.

d) Meningkatkan penyebaran penyakit menular.

e) Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal

(18)

g) Akan terjadi angin besar di berbagai tempat.

h) Berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.

i) Musnahnya hewan dan tumbuhan, termasuk manusia yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.

j) Meningkatnya suhu global juga diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.

5. PENIPISAN OZON DI LAPISAN STRATOSFER

Sejumlah senyawa polutan yang dapat menghancurkan ozon sehingga jumlahnya berkurang adalah senyawa yang mengandung unsur klorin (Cl) dan bromin (Br).

Contohnya adalah klorofluorokarbon (CFC), yang berasal terutama dari aerosol, lemari pendingin dan pendingin udara (AC).

Contoh senyawa lain adalah metil bromida yang dapat ditemukan dalam pestisida dan metil kloroform serta karbon tetraklorida yang banyak digunakan sebagai pelarut di industri.

Penipisan lapisan ozon menyebabkan sebagian besar radiasi sinar UV terpancar ke permukaan bumi. Sinar UV memiliki dampak yang buruk terhadap makhluk hidup, diantaranya menimbulkan mutasi, kanker kulit, penyakit pada tumbuhan, dan pada akhirnya menurunkan populasi makhluk hidup. Penelitian menunjukkan bahwa penuruna populasi fitoplankton dan ikan-ikan di perairan antartika berhubungan langsung dengan penipisan ozon tersebut.

Dampak pencemaran udara terhadap kesehatan

(19)

Berkurangnya lapisan ozon di atmosfer, akan mengakibatkan meningkatnya radiasi ultraviolet, yang akan merangsang penyakit kanker kulit (Eckholm dalam Endes, 1989)

2. Kanker paru-paru

Senyawa benzopyren, asbes dan nitrosoamin merupakan agen karsinogen yang sangat ganas (Holum dalam Endes, 1989)

3. Kebotakan (alopecia), anemia dan gastro-enteritis

Ketiga penyakit ini disebabkan oleh residu timbale yang masuk ke dalam tubuh

4. Angina pectoris dan arterosklerosis-perifer

Gas CO dapat memperburuk dan merangsang munculnya gejala penyakit ini (Goldsmith dan Frieberg dalam Endes, 1989)

5. Bronkitis dan emfisema

Gas SO2 dan benzopyren dapat memperlemah gerakan rambut getar pada

saluran tenggorokan. Selain itu pula gas ini dapat merangsang sekresi lendir pada saluran pangkal pada paru-paru (Owen dalam Endes, 1989)

6. Asfiksia (mati lemas)

Gas CO sangat reaktif terhadap Hb dalam darah dengan afinitas 240 kali lebih besar, jika dibandingkan dengan afinitasnya terhadap oksigen. CO dengan Hb akan membentuk senyawa COHb yang sangat stabil dalam darah. Karena Hb tidak lagi dapat berfungsi menyerap dan membawa oksigen, maka tubuh akan menderita kekurangan oksigen.

7. Iritasi mata, sakit kepala, mual, dan infeksi pernapasan atas

(20)

KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN

A. DEFINISI UDARA DALAM RUANGAN

Menurut NHMRC (1989,1993), Udara dalam ruangan adalah udara didalam area kerja dimana orang menghabiskan waktu selama 1 hari atau lebih dan bukan merupakan gedung industri, yang termasuk area tersebut antara lain tempat penghuni (rumah, kantor, dan rumah sakit).

B. PARAMETER KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN 1. Parameter fisik

a) Particulate Matter

Debu partikulat merupakan salah satu polutan yang sering disebut sebagai partikel yang melayang di udara (Suspended particulate metter/spm) dengan ukuran 1-500 mikron. Dalam kasus pencemaran udara baik didalam maupun diluar gedung (indoor dan outdoor pollutan) debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaran yang digunakan untuk menunjukkkan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja.(Pudjiastuti al.1998;Farmer 1997).

b) Suhu

Hasil dari Northen European Studies bahwa ada hubungan antara peningkatan temperatur sekitar 23C, kepadatan penghuni dan ventilasi terhadap gejala ketidaknyamanan dalam ruangan. Menurut Kepmenkes No.1405 tahun 2002, agar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan, bila suhu >28C perlu menggunakan alat penetral udara seperti AC, kipas angin. Bila suhu udara luar <18C perlu menggunakan alat pemanas ruangan.

c) Kelembaban Relatif (Relative Humadity /RH)

Menurut SK Gubernur No. 54 tahun 2008, agar ruang kerja perkantoran memenuhi persyaratan bila kelebaban udara ruang>60% perlu menggunakan alat dehumidifier, dan bila <40% perlu menggunakan humidifier misalnya mesin pembentukan aerosol.

(21)

Cahaya merupakan pancaran gelombang elektromagnetik yang melayang melewati udara. Iluminasi merupakan jumlah atau kualitas cahaya yang jatuh kesuatu permukaan. Apabila suatu gedung tingkat iluminasinya tidak memenuhi syarat maka dapat menyebabkan kelemahan mata. (Spengler et al 2000)

e) Kecepatan Aliran Udara

Pergerakkan udara yang tinggi akan mengakibatkan menurunnya suhu tubuh dan menyebabkan tubuh merasakan suhu yang lebih rendah. Namun apabila kecepatan udara stagnan dapat membuat sesak dan buruknya kualitas udara(BiNardi 2003)

f) Bau

Bau zat kimia yang khas dapat mengidentifikasi konsentrasi zat kimia seperti bau formaldehyde, acrolein, formid acid, acetic, acid, dan acetone. Nilai ambang bau yaitu apabila pada konsentrasi tertentu menimbulkan gangguan kesehatan serta mempengaruhi psikologis seseorang (BiNardi 2003) .

g) Kebisisngan

Menurut Kepmen No.48 tahun 1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak di inginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan.

2. Parameter Biologi a) Jamur

Pajanan terhadap khamir dan kapang terjadi setiap hari, namun ada 3 faktor yang mempengaruhi populasi fungsi adalah teknik konstruksi yang buruk, kegagalan dalam mengidentifikasi atau memperbaiki kerusakan air, kesalahan dalam mengoperasikan dan menjaga sistem AC (Hargreaves dan Parappukkaran 1999)

b) Bakteri

Bakteri dapat mengakibatkan deteorisasi bagi gedung apabila tumbuh dan berkembang dalam lingkungan indoor. Didalam gedung, bakteri tumbuh dalam standing water, tempat water spary dan kondensasi AC.

(22)

a. Karbondioksida (CO2)

Karbondioksida pada dasarnya bukan merupakan tipe yang mempengaruhi kontaminan udara. Konsentrasi karbondioksida dalam atmosfer yang tidak tercemar sekitar 0.03% tetapi 5% udara yang kita keluarkan adalah karbondioksida, sehingga ketika kita berada pada mempunyai kuantitas paling banyak dibandingkan dengan pencemar lain, oleh karena itu ETS salah satu yang dikeluhkan pengguna gedung.

e. Fiber

Beberapa studi menunjukkkan bahwa pajanan fiber glass meningkatkan risiko kanker saluran pernafasan, meskipun bukan faktor signifikan.Disamping efek kronis, efek akut seperti ruam wajah, gatal-gatal, iritasi mata dan pernafasan juga dapat disebabkan oleh pajanan fiber glass.

f. Ozon

Ozon merupakan gas yang sangat beracun dan mempunyai efek pada konsentrasi rendah.

g. Formaldehyde (Ozon dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernafasan. HCHO)

(23)

sedangkan ASHARAE dan Swidsh mengambil batas pajanan adalah 0.1 ppm. Pengendalian bagi zat ini antara lain adalah dengan pemilihan bahan bangunan yang rendah formaldehyde, peningkatan ventilasi pada saat pengguanaan produk formaldehyde baru, pengendalian suhu dan kelembapan (BiNardi).

h. Radon

Beberapa bahan seperti asbes, granit, italian tuf, gipsum, dan cone block yang terbuat dari limbah abu batubara mengandung konsetrasi tinggi radium 226 yang dapat menjadi sumber migrasi radon didalam ruangan (pudjiastuti et al 1998)

i. VOC lain

Gas VOC dapat timbul dari penggunaan bahan-bahan personal care, bahan pembersih, pestisida , produk-produk yang terbuat dari kayu, dan berasal dari ekskresi mikroorganisme. Pada level pajanan yang melewati ambang batas menyebabkan gangguan sistem saraf sentral, vertigo, gangguan penglihatan, tremor, fatiguc, anorexia.

C. SUMBER PENCEMARAN DI DALAM RUANGAN

The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) dalam penelitiannya menyebutkan ada lima sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu:

a. Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.

b. Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

c. Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes, fibreglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.

d. Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

(24)

Dampak pencemaran udara dalam ruangan terhadap tubuh terutama pada daerah tubuh atau organ tubuh yang kontak langsung dengan udara meliputi organ sebagai berikut:

a. Iritasi selaput lendir: iritasi mata, mata pedih, mata merah, mata berair b. Iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, batuk kering

c. Gangguan neurotoksik: sakit kepala, lemah/capai, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi

d. Gangguan paru dan pernafasan: batuk, nafas berbunyi/mengi, sesak nafas, rasa berat di dada

e. Gangguan kulit: kulit kering, kulit gatal f. Gangguan saluran cerna: diare

g. Lain-lain: gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, sulit belajar E. PENGENDALIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN

Menurut Tilman (2007) pengendalian masalah IAQ terutama terletak pada desain gedung, untuk itu perlu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:

a. Pemilihan material gedung dengan tingkat emisi rendah, termasuk peralatan, dan furniture.

b. Memastikan sistem ventilasi sesuai dengan standar yang ada.

c. Mempunyai perencanaan untuk operasi dan pemeliharaan gedung termasuk sistem HVAC sebagai perbaikan dimasa yang akan datang.

F. PENGARUH KUALITAS FISIK DAN KULITAS MIKROBIOLOGI TERHADAP KESEHATAN

Hasil perhitungan dengan menggunakan uji statistik regresi logistik terlihat bahwa ada dua variabel yang signifikan terhadap terjadinya gangguan kesehatan, yaitu :

a. Jamur berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kesehatan berupa iritasi hidung, artinya semakin banyak jumlah koloni jamur dalam ruangan mempunyai resiko 16,463 kali lebih besar untuk dapat terjadinya iritasi hidung.

(25)

Variabel lainnya yang tidak signifikan, belum tentu tidak memberikan pengaruh terhadap gangguan kesehatan yang timbul. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : banyaknya faktor yang berpotensi mempengaruhi kualitas udara lingkungan kerja, gangguan kesehatan yang terjadi tidak bersifat spesifik dan dapat merupakan gejala-gejala dari penyakit lain, penyebab terjadinya gangguan kesehatan tersebut dipengaruhi banyak faktor lain. Tan Malaka (1998) menyatakan bahwa intensitas pengaruh berbagai faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja tergantung lokasi dan proses yang ada. linkungan kerja Walaupun tidak semua dominan, namun faktor – faktor tersebut selalu ada dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Tjandra Y. (1992) : Polusi Udara dan Kesehatan , Jakarta : Arcan Sus-nna, D. et al. 1998. Kesehatan dan Lingkungan. Depok: Fakultas Kesehata Masyarakat Universitas Indonesia.

Chandra,Y. 1992. Polusi Udara dan Kesehatan. Jakarta: Arcan.

Environmental Protection Agency. Indoor Air Facts No. 4 (revised) Sick Building S ndrome (SBS). Environmental Protection Agency, United States. (online) htt ://www.epa.gov/iaq/pubs/sbs.html. 2007.

Baechler, et al. 1991, Scik Building Syndrome : Sources, Health Dffects, Mitigation, Noyes Data Corporation, New Jersey.

Burroughs, et al. 2004, Managing Indoor Air Quality. 3th edn, Fairmont Press, Inc, nited States of America.

(26)

EPA.1997, : “ An Office Building Occupant’s Guide to Indoor Air Quality”, www.e a.gov/iaq/pubs/occupgd.html. Office of Air and Radiation (OAR), indoor En ronments Division (6609J) Wangshington, DC 20460.

Pelatihan Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak. Jakarta, 18 Juni 2013

Gambar

TABEL STANDAR KUALITAS UDARA
Tabel Indeks Standar Pencemar Udara

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai sanksi yang dijatuhkan pada para pelaku yang melakukan tindak kriminalitas yang umumya dilakukan oleh anak-anak remaja dikomunitas anak nakal didesa

Kumpulan soal latihan untuk siswa SMK Teknik Sepeda Motor   Soal Gambar Teknik kelas X pilihan ganda   Soal Gambar Teknik kelas X uraian... Soal SMK TSM Pemeliharaan Sasis Sepeda

Ini menunjukkan bahwa komoditi yang merupakan kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan pengelolaan air (penampungan, penjernihan, penyaluran, dan aktivitas

Describe the roles of the key financial statements (statement of financial position, statement of comprehensive income, statement of changes in equity, and statement of cash flows) in

Pelaksanaan hukuman zina Apabila jarimah zina sudah bisa dibuktikan dan tidak ada syubhat maka hakim harus memutuskannya dengan menjatuhkan hukuman had, yaitu rajam

Bertitik tolak dari RPJMD Kota Tarakan Tahun 2009-2014, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Tarakan dan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Kromosom digambarkan berupa garis dari yang memiliki panjang total lengan kromosom yang terkecil sampai yang terbesar pada suatu garis yang mendatar yang merupakan

NUMERATOR 100 kuesioner pasien yang tidak puas terhadap pelayanan per bulan DENOMINATOR Jumlah pasien rawat inap yang mengisi kuesioner rawat inap per bulan SUMBER DATA Kuesioner