• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN RSSI PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G, TP-LINK WA5110G DAN D-LINK DWL-G700AP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN RSSI PADA ACCESS POINT LINKSYS WAP54G, TP-LINK WA5110G DAN D-LINK DWL-G700AP"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Received June 1st,2012; Revised June 25th, 2012; Accepted July 10th, 2012

ANALISIS PERBANDINGAN RSSI PADA

ACCESS

POINT

LINKSYS WAP54G, TP-LINK WA5110G DAN

D-LINK DWL-G700AP

Yessi Alfrida Syahputri1, Muh. Yamin2, LM Fid Aksara3 *1,2,3

Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Halu Oleo, Kendari e-mail : *1yessi.alfrida@gmail.com, 2putra0683@gmail.com, 3fid_laode@yahoo.com

Abstrak

Kebutuhan akan koneksi internet terutama Wi-Fi sangat diminati oleh pengguna layanan internet, karena teknologi Wi-Fi sangat relatif mudah untuk diimplementasikan dan memberikan kebebasan kepada penggunanya untuk dapat mengaksesnya kapan dan dimana saja. Untuk dapat terhubung dengan Wi-Fi dibutuhkan sebuah perangkat yaitu Access Point. Ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi cakupan area yang yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal maka semakin luas jangkauannya.

Sinyal yang diterima oleh Receiver dapat diukur menggunakan nilai RSSI atau Receive Signal Strength Indicator. RSSI adalah sebuah ukuran kekuatan sinyal radio yang diterima oleh receiver.

Nilai RSSI ini merupakan kualitas sinyal yang diterima Receiver dalam jarak tertentu. Pengukuran RSSI dilakukan pada Laboratorium Sistem Informasi dan Programming Fakultas Teknik Universitas Halu Oleo dengan bantuan tools InSSIDer yang ter-install pada PC dimana dilakukan pengujian terhadap 3 jenis ketinggian Access Point, yaitu 50 cm, 150 cm dan 210 cm serta menggukan 3 vendor Access Point berbeda yaitu Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link DWL-G700AP.

Hasil akhir dari Penelitian adalah ketinggian 50 cm memberikan pancaran sinyal yang lebih baik daripada ketinggian 150 cm dan 210 cm. Selain itu vendor Access Point merk TP-Link WA5110G memberikan pancaran sinyal yang lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan merk yang lain.

Kata kunci— Receive Signal Strength Indicator (RSSI), Access Point, Wi-Fi, InSSIDer

Abstract

The needs of internet conetion its very important for society, especially “Wi-Fi”. The “Wi-Fi”, its very interested for society because the the Wi-Fi its very simple for implemented and giving full acces to user, to acces interned network anytime and anyplace. For accesed in Wi-Fi, to be required a device that’s device is Acces point. The size of signal frequency to influence coverage area, and the bigger the signal frequency, the bigger that the signal frequency becomes.

The signal received by the receiver can be measured by using RSSI (receive signal strength indicator) value. RSSI is a value of radio signal strength to accept by the receiver. The value of RSSI is a signal quality to accept for Receiver in certain range. The RSSI value have been done in laboratory Programing and Information System, Halu Oleo University of Engineering Faculty, by using tools INSSIDer to have already existed in Personal Komputer (PC). Which already done tests on three types of height of the Access Point, which is 50 cm, 150 cm and 210 cm and using three different vendors acces point. the first “Access Point WAP54G Linksys”, the second “TP-Link WA5110G” and the last “D-Link DWL-G700AP”.

The end result of the study is, the height of 50 cm gives a network signal that is better than a height of 150 cm and 210 cm. And, Acces point “TP-Link WA5110G to give a stable and strength network signal, compared the other brands.

(2)

1. PENDAHULUAN

nternet merupakan sistem jaringan yang menghubungkan tiap-tiap komputer secara global di seluruh penjuru dunia. Koneksi yang menghubungkan masing-masing komputer tersebut memiliki standar yang digunakan yang disebut Transmission Control Protocol/Internet Protocol disingkat TCP/IP. Komputer yang terhubung ke internet akan memiliki kemampuan melakukan pengiriman data secara online dan real-time. Pengaksesan internet dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain menggunakan jaringan LAN (Local Area Network) dengan menggunakan kabel dan cara lain yang sudah berkembang seperti

Bluetooth, Wireless dan yang lainnya.

Kebutuhan akan koneksi internet terutama Wi-Fi sangat diminati oleh pengguna layanan internet, karena teknologi Wi-Fi

sangat relatif mudah untuk diimplementasikan di lingkungan kerja dan memberikan kebebasan kepada penggunanya untuk dapat mengaksesnya kapan dan dimana saja melalui perangkat seperti Netbook, Laptop, Smart Phone dan yang lainnya. Untuk dapat terhubung dengan Wi-Fi dibutuhkan sebuah perangkat yaitu Access Point yang berupa Hub

atau Switch yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless atau nirkabel. Dengan adanya Access Point koneksi internet dapat dipancarkan atau dikirim melalui gelombang radio. Ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi cakupan area yang yang akan dijangkau, semakin besar kekuatan sinyal maka semakin luas jangkauannya [1].

Kekuatan sinyal yang dipancarkan oleh perangkat Wi-Fi atau Access Point sangat dipengaruhi oleh infrastruktur yang membangun Access Point tersebut. Access Point Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link DWL-G700AP memiliki infrastruktur yang berbeda. Dari berbagai macam infrastruktur yang ada, satu diantaranya adalah penempatan ketinggian perangkat Access Point yang berpengaruh terhadap penerimaan sinyal yang diterima oleh

receiver.

Sinyal yang diterima oleh Receiver

dapat diukur menggunakan nilai RSSI. RSSI adalah sebuah ukuran kekuatan sinyal radio yang diterima oleh receiver. Nilai RSSI ini

merupakan kualitas sinyal yang diterima

receiver dalam jarak tertentu.

Penelitian ini dibuat berdasarkan Penelitian yang pernah dilakukan oleh [2] dengan judul “Analisis RSSI (Receive Signal Strength Indicator) Terhadap Ketinggian Perangkat Wi-Fi di Lingkungan

Indoor”. Dalam Penelitiannya, pengujian terhadap perangkat Wi-Fi berupa Access Point

dengan merk TP Link TL-WA701ND pada 3 (tiga) jenis ketinggian perangkat Wi-Fi yaitu 50 cm, 120 cm dan 230 cm. Kesimpulan yang diperoleh pada Penelitian ini yaitu pada ketinggian penempatan perangkat Wi-Fi

berpengaruh terhadap nilai kekuatan sinyal (RSSI) yang diterima oleh receiver. Hal ini dibuktikan dengan hasil Penelitian bahwa perangkat Wi-Fi yang ditempatkan dengan ketinggian 120 cm memberikan rata-rata pancaran sinyal yang lebih kuat dibandingkan dengan perangkat Wi-Fi yang diletakkan dengan ketinggian 50 cm maupun 230 cm. Selain itu, kesimpulan yang didapat dengan menempatkan perangkat Wi-Fi pada ketinggian yang sesuai, penerimaan sinyal yang diterima oleh receiver diharapakan lebih optimal.

Berdasarkan penjelasan tersebut yang telah diuraikan sebelumnya, tujuan dari Penelitian ini yaitu untuk membandingkan nilai RSSI (Receive Signal Strength Indicator) pada ketinggian 50 cm, 150 cm dan 210 cm. Selain itu Penelitian ini juga bertujuan membandingkan nilai RSSI dari vendor Access Point Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link DWL-G700AP.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Internet

Internet (singkatan dari interconnected -networking) merupakan jaringan besar yang saling berhubungan dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orang-orang dan komputer-komputer di seluruh dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Internet dibentuk oleh jutaan komputer yang terhubung bersama dari seluruh dunia, memberi jalan bagi informasi (mulai dari teks, gambar, audio, video, dan lainnya) untuk dapat dikirim dan dinikmati bersama. Untuk dapat bertukar informasi, digunakan protokol standar yaitu Transmision Control Protocol dan Internet Protocol yang lebih dikenal sebagai TCP/IP.

(3)

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, rumusan masalah yang dapat dipaparkan yaitu bagaimana perbandingan RSSI (Receive Signal Strength Indicator) pada Access Point Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link DWL-G700AP terhadap ketinggian perangkat di lingkungan indoor.

2.2 Wi-Fi

Wi-Fi (Wireless Fidelity) atau yang lebih dikenal dengan WLAN (Wireless Local Area Network) adalah sekumpulan komputer yang saling terhubung antara satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan menggunakan media udara/gelombang sebagai jalur lintas datanya. Jaringan Lokal Nirkabel (Wireless Local Area Networks) yang didasari pada spesifikasi IEEE 802.11. Standar terbaru dari spesifikasi 802.11a atau b, seperti 802.11g, saat ini sedang dalam penyusunan, spesifikasi terbaru tersebut menawarkan banyak peningkatan mulai dari luas cakupan yang lebih jauh hingga kecepatan transfernya [3].

a) Sejarah Perkembangan Wireless LAN

Wireless pertama kali muncul pada akhir tahun 1970-an yang dikeluarkan oleh lembaga IBM dengan hasil percobaannya dalam merancang WLAN berbasis teknologi IR. Pada tahun 1985, FCC menetapkan pita

Industrial, Scientific dan Medis (ISM band) yaitu 902-928 MHz, 2.400-2483,5 MHz dan 5725-5850 MHz tidak terlisensi, sehingga pengembangan WLAN komersial memasuki tahapan serius. Kemudian tahun 1990 WLAN dapat dipasarkan dengan produk yang menggunakan teknik spektrum tersebar pada pita ISM, terlisensi frekuensi 18-19 GHz dan teknologi IR dengan data rate > 1 Mbps [4].

Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE membuat spesifikasi atau standar WLAN pertama dengan kode 802,11. Peralatan yang sesuai standar 802,11 dapat bekerja pada frekuensi 2,4 GHz, dan kecepatan transfer data

(throughput) teoritis maksimal 2 Mbps. Selanjutnya pada bulan Juli 1999, IEEE mengeluarkan spesifikasi baru bernama 802.11b. Teori kecepatan transfer data yang dapat mencapai maksimum adalah 11 Mbps. Kecepatan transfer data yang sebanding dengan Ethernet tradisional (IEEE 802,3 10 Mbps atau 10 Base-T). Salah satu kekurangan

peralatan wireless yang bekerja pada frekuensi ini adalah potensi gangguan dengan cordless phone, microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang radio pada frekuensi yang sama.

Hampir pada waktu yang bersamaan, spesifikasi IEEE 802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang digunakan 5 GHz, dan mendukung kecepatan transfer data hingga 54 Mbps teoritis maksimum. Gelombang radio yang dipancarkan oleh peralatan 802.11a relatif sulit untuk menembus dinding atau penghalang lain. Jarak untuk mencapai gelombang radio yang relatif pendek dibandingkan 802.11b. Secara teknis, 802.11b tidak kompatibel dengan 802.11a. Namun, saat ini cukup banyak pabrik hardware yang membuat peralatan yang mendukung kedua standar tersebut.

Pada tahun 2002 IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi kode 802.11g yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz dengan teori kecepatan transfer data hingga 54 Mbps. Dengan peralatan 802.11g yang kompatibel dengan 802.11b, sehingga dapat saling komunikasi. Misalnya sebuah komputer yang menggunakan jaringan kartu 802.11g dapat memanfaatkan Access Point

802.11b, dan sebaliknya.

Tahun 2006 teknologi 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan 802.11b dan 802.11g. Teknologi ini dikenal dengan istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi terbaru Wi-Fi. MIMO dibuat berdasarkan spesifikasi Pre-802.11n. MIMO menawarkan peningkatan

throughput, keunggulan reabilitas, dan meningkatkan jumlah client [5].

b) Komponen WirelessLAN

Jaringan wireless memiliki beberapa komponen penting yaitu:

1. Access Point (AP)

(4)

dengan dikonversi ulang menjadi sinyal Frekuensi Radio.

2. ExtensionPoint

Extension point hanya berfungsi layaknya

repeater untuk client di tempat yang lebih jauh. Syarat agar antara Access Point dapat berkomunikasi satu dengan yang lain, yaitu setting channel di masing-masing AP harus sama. Selain itu SSID (Service Set Identifier) yang digunakan juga harus sama. Dalam praktek di lapangan biasanya untuk aplikasi extension point biasanya dilakukan dengan menggunakan merk AP yang sama [6].

c) Cara Kerja WirelessLAN

Untuk menghubungkan sebuah komputer yang satu dengan yang lain, maka diperlukan adanya jaringan wireless. Ada 3 komponen yang dibutuhkan agar komponen-komponen yang berada dalam wilayah jaringan wireless bisa sukses dalam mengirim dan menerima data, komponen-komponen tersebut adalah: 1. Sinyal Radio (Radio Signal)

2. Format Data (Data Format)

3. Struktur Jaringan atau Network (Network Structure)

Sinyal Radio bekerja pada physical layer

atau lapisan fisik. Kemudian Format Data atau

Data Format mengendalikan beberapa lapisan diatas dari physical layer. Dan struktur jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio [7].

Jaringan wireless sangat membantu karena dapat menghubungkan komputer ke internet di manapun dan kapanpun. Dalam sebuah jaringan nirkabel tradisional, sebuah router

nirkabel bertindak sebagai base station, sama dengan stasiun pangkalan untuk telepon tanpa kabel. Semua komunikasi nirkabel melalui

router nirkabel yang memungkinkan komputer terdekat untuk terhubung ke internet atau terhubung satu sama lain [8].

d) Keunggulan Penggunaan Wireless

Kemudahan kerja menggunakan jaringan nirkabel membuat orang mulai berpaling ke arah ini yang sering dikenal dengan jaringan nirkabel atau wireless atau yang lebih akrab disebut dengan Wi-Fi. Banyak orang menggunakan hal tersebut. Hal ini disebabkan banyak kemudahan, diantanya sebagai berikut: 1. Kebebasan Beraktivitas

Jaringan nirkabel dapat digunakan dilokasi manapun yang dikehendaki oleh pengguna.

Kebebasan penggunaan komputer seperti halnya ketika menggunakan telepon genggam yang bisa digunakan dimana saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa jaringan nirkabel dapat bekerja di radius kemampuan jaringan yang secara bebas.

2. Kemudahan Proses Instalasi

Selain kebebasan beraktivitas, jaringan nirkabel tidak memerlukan kabel untuk menghubungkan dua atau beberapa komputer. Dengan demkian pekerjaan instalasi menjadi lebih ringan karena tidak perlu menggunakan kabel, membuat lubang ditembok atau memanjat bangunan.

3. Area Kerja yang Luas

Jaringan yang menggunakan kabel masih memiliki keterbatasan terutama jika ingin bekerja diluar ruangan, karena kabel yang digunakan tidak bisa menjangkau wilayah tersebut. Berbeda dengan jaringan nirkabel yang dapat bekerja dengan lebih leluasa hingga keluar ruangan sebatas radius kemampuan jaringan wireless tersebut. e) Kekurangan Penggunaan Wireless

Walaupun jaringan wireless menawarkan berbagai kemudahan dalam penggunaannya tapi ada beberapa kendala yang akan ditemui dalam penggunaan jaringan tersebut diantaranya :

1. Gangguan Gelombang Jaringan

Dalam jaringan nirkabel, data antara komputer dikirim menggunakan gelombang radio, karena itu gelombang radio lainnya dapat mengganggu lalu lintas gelombang radio jaringan nirkabel tersebut, misalnya gelombang microwave ataupun gelombang telepon nirkabel.

2. Gangguan Keamanan

Kejahatan bisa terjadi dimana saja, termasuk di halaman rumah, kantor atau area kampus dengan memanfaatkan jaringan nirkabel tersebut. Terlebih lagi jika tidak mengatur keamanan jaringan nirkabel dengan tepat. Untuk itu perlu dilakukan pengaturan dan pengamanan yang memadai pada jaringan

wireless.

3. Konfigurasi yang Lebih Rumit

(5)

panduan yang tepat dalam melakukan konfigurasi jaringan nirkabel tersebut.

2.3 Access Point

Access Point merupakan sebuah perangkat jaringan yang berisi sebuah

transceiver dan antena untuk transmisi dan menerima sinyal ke dan dari clients remote. Fungsi dari Access Point adalah mengirim dan menerima data, sebagai buffer data antara

Wireless LAN (WLAN), serta berfungsi mengkonversi sinyal Frekuensi Radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel atau disalurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal Frekuensi Radio [9]. Access Point memiliki 3 jenis, yaitu :

1. Access Point Indoor

Gambar 1 menunjukkan Access Point Indoor.

2. Access Point Outdoor

Gambar 2 menunjukkan Access Point Outdoor.

3. Access Point Router

Gambar 3 menunjukkan Access Point Router.

2.4 Receive Sgnal Strength Indicator (RSSI) RSSI (Receive Sgnal Strength Indicator) merupakan teknologi yang digunakan untuk mengukur indikator kekuatan sinyal yang diterima oleh sebuah perangkat wireless [10]. Pemetaan langsung dari nilai RSSI yang berdasarkan jarak memiliki banyak keterbatasan, karena pada dasarnya, RSSI rentan terhadap noise, multi-path fading, gangguan, dan lain sebagainya yang mengakibatkan fluktuasi besar dalam kekuatan yang diterima.

Nilai RSSI [11] terhadap jarak dari pemancar diberikan pada Persamaan (1).

( ) = ( 10 ( ) ) (1) Keterangan :

: Nilai kekuatan sinyal (dBm)

: Nilai path loss exponent (Dapat dilihat pada Tabel 1).

: Nilai jarak (m).

: Nilai konstan RSSI saat PC dan Access Point berjarak 1 meter (Dalam hal ini, nilainya adalah -40 dBm).

Path loss eksponent merupakan parameter n yang sangat berpengaruh dalam menentukan batas kritis dari cakupan wilayah. Parameter tersebut dapat dicari berdasarkan pada data pengukuran yang tergantung dari kondisi lingkungan sekitar. Secara umum, parameter dapat di kelompokkan sesuai kondisi pada daerahnya, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

n Lingkungan

2.0 Free Space

1.6 to

1.8 Inside a building, line of sight

1.8 Geocery store

1.8 Paper/cereal factory building

2.09 a typical 15m x 7.6 m conference room

with table and chairs

2.2 Retail store

2 to 3 Inside a factory, no line of sight

2.8 Indoor residential

2.7 to 4.3

Inside a typical office building, no line of sight

2.5 InSSIDER

InSSIDER adalah sebuah software

aplikasi yang berfungsi sebagai scanner Wi-Fi

dengan parameter utama SSID dan dapat melacak kekuatan sinyal dari waktu ke waktu dengan hasil yang sangat terperinci dari setiap Gambar 1 Access Point Indoor

Gambar 2 Access Point Outdoor

Gambar 3 Access Point Router

(6)

masing-masing jaringan Wi-Fi. Kelebihan lain dari software ini adalah dapat bekerja pada merek adapter Wi-Fi biasa, jadi tidak membutuhkan perangkat yang khusus. Gambar 4 menunjukkan Tampilan Awal pada Aplikasi.

Tampilan awal aplikasi InSSIDer menjelaskan informasi umum mengenai SSID yang terbaca oleh kartu jaringan PC yang terdiri dari SSID, Channel, Signal RSSI, BSSID Count, Phy Type, Min. Data Rate dan

Max Data Rate.

Gambar 5 menunjukkan tampilan Menu File pada aplikasi.

Menu File pada aplikasi hanya berisi Menu Exit. Gambar 6 menunjukkan tampilan Menu View pada aplikasi.

Menu View berguna untuk mengatur tampilan antarmuka aplikasi. Gambar 7 menunjukkan tampilan Menu Wi-Fi pada aplikasi.

Menu Wi-Fi hanya berisi daftar kartu jaringan yang terhubung pada PC. Gambar 8 menunjukkan tampilan Menu Help pada aplikasi.

Menu Help berisi bantuan untuk melakukan update aplikasi dan informasi aplikasi seperti versi aplikasi dan pembuat aplikasi.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Spesifikasi hardware dan software yang digunakan dalam implementasi adalah sebagai berikut:

1. Hardware yang dibutuhkan: a. Access Point Linksys WAP54G b. Access Point TP-Link WA5110G c. Access Point D-Link DWL-G700AP d. Komputer

2. Software yang dibutuhkan: a. Sistem operasi Windows 7 b. InSSIDer 4.0

Gambar 4 Tampilan Awal Aplikasi InSSIDER

Gambar 5 Menu File

Gambar 6 Menu View

Gambar 7 Menu Wi-Fi

(7)

Topologi yang digunakan dalam menentukan nilai RSSI pada 3 ketinggian yang berbeda ini menggunakan 5 buah PC dan

Access Point yang akan diletakkan pada ketinggian yang sudah ditentukan. Gambar 9 akan menunjukan topologi Penelitian.

Untuk mengukur nilai RSSI, maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan jarak dari Access Point ke PC menggunakan Persamaan (2).

= + (2)

Dari pengukuran yang dilakukan menggunakan meteran, maka didapatkan nilai dan seperti yang ditunjukkan Tabel 2

PC Ketinggian Nilai AB Nilai AC

PC 1

50 cm 400 cm 50 cm

150 cm 400 cm 150 cm 210 cm 400 cm 210 cm

PC 2

50 cm 510 cm 50 cm

150 cm 510 cm 150 cm 210 cm 510 cm 210 cm

PC 3

50 cm 600 cm 50 cm

150 cm 600 cm 150 cm 210 cm 600 cm 210 cm

PC 4

50 cm 690 cm 50 cm

150 cm 690 cm 150 cm 210 cm 690 cm 210 cm

PC 5

50 cm 780 cm 50 cm

150 cm 780 cm 150 cm

210 cm 780 cm 210 cm

Dari Tabel 2 maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan Persamaan (2) sehingga didapatkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 3.

PC Ketinggian Nilai d

PC 1

50 cm 403,11 cm 150 cm 427,20 cm 210 cm 451,77 cm

PC 2

50 cm 512,44 cm 150 cm 531,60 cm 210 cm 551,54 cm

PC 3

50 cm 602,08 cm 150 cm 618,46 cm 210 cm 635,68 cm

PC 4

50 cm 691,81 cm 150 cm 706,12 cm 210 cm 721,25 cm

PC 5

50 cm 781,60 cm 150 cm 794.29 cm 210 cm 807,77 cm

Kemudian untuk menghitung nilai RSSI dapat dilakukan menggunakan Persamaan (1). Perlu diketahui bahwa nilai hasil perhitungan RSSI secara manual dengan nilai RSSI yang dapat dilihat dari aplikasi pembaca nilai RSSI seperti InSSIDer tidak mutlak atau 100% akurat dikarenakan pancaran gelombang sinyal dari Access Point tidak selalu stabil yang menyebabkan nilai RSSI yang selalu berubah-ubah. Adapun hasill nilai RSSI dengan perhitungan manual dapat dilihat pada Tabel 4.

PC Ketinggian Nilai RSSI

PC 1

Ketinggian -56,8 dBm 50 cm -57,58 dBm 150 cm -58,2 dBm

PC 2

210 cm -59,88 dBm 50 cm -60,16 dBm 150 cm -60,72 dBm

PC 3

210 cm -61,56 dBm 50 cm -62,12 dBm 150 cm -62,14 dBm

PC 4

210 cm -63,52 dBm 50 cm -63,52 dBm 150 cm -63,8 dBm

PC 5

210 cm -64,92 dBm

50 cm -65,2 dBm

150 cm -65,2 dBm

Dari hasil perhitungan manual tersebut akan dilakukan komparasi dengan nilai RSSI yang dihasilkan pada aplikasi InSSIDer. Hasil komparasiakan ditunjukkan pada Tabel 5. Gambar 9 Topologi Penelitian

Tabel 2 Hasil Pengukuran Menggunakan Meteran

Tabel 3 Nilai Jarak (d)

(8)

Berdasarkan Tabel 5 disimpulkan bahwa hasil perhitungan RSSI secara manual selalu mendekati nilai RSSI yang didapat dari aplikasi InSSIDer tapi tidak selalu akurat. Hal ini disebabkan karena nilai RSSI yang cenderung berubah-ubah tiap detiknya.

Tujuan dilakukannya Penelitian ini adalah untuk menentukan ketinggian Access Point sehingga menghasilkan kekuatan sinyal yang dapat diterima dengan baik oleh receiver

dalam hal ini PC yang ada pada Laboratorium. Selain itu, Penelitian ini juga bertujuan untuk menentukan vendor Access Point mana yang memberikan sinyal yang lebih baik. Dalam hal ini Access Point yang digunakan adalah Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link DWL-G700AP.

Untuk menentukan posisi ketinggian dan

vendor Access Point mana yang lebih baik, maka dilakukan perhitungan rata-rata ketinggian dan nilai RSSI dari vendor Access Point masing-masing PC. Untuk perbandingan pada PC 1 dapat dilihat pada Tabel 6.

Vendor Ketinggian

Rata-Rata

Rata-Rata -56,33

dBm

-57,67 dBm

-59 dBm

Tabel 6 menunjukkan bahwa ketinggian yang tepat untuk Access Point adalah 50 cm WA5110G dan D-Link DWL-G700AP memiliki kualitas sinyal yang baik dengan rata-rata nilai RSSI sebesar -57,33 dBm pada PC 1 yang berjarak 400 cm dari Access Point.

Gambar 10 menunjukkan Grafik Sinyal RSSI pada PC 1.

Untuk perbandingan pada PC 2 dapat dilihat pada Tabel 7.

Vendor Ketinggian

Rata-Rata

Tabel 7 menunjukkan bahwa ketinggian yang tepat untuk Access Point adalah 50 cm dengan nilai RSSI rata-rata sebesar -59 dBm, sedangkan vendor TP-Link WA5110G memiliki kualitas sinyal yang baik dengan rata-rata nilai RSSI sebesar -59,33 dBm pada PC 2 yang berjarak 510 cm dari Access Point.

Gambar 11 menunjukkan Grafik Sinyal RSSI pada PC 2. Untuk perbandingan pada PC 3 dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 menunjukkan bahwa ketinggian yang tepat untuk Access Point adalah 50cm

PC Ketinggian Nilai RSSI

Manual

Tabel 5 Perbandingan Perhitungan

Tabel 6 Perbandingan Access Point Pada PC 1

(9)

dengan nilai RSSI rata-rata sebesar -61,33 dBm, sedangkan vendor D-Link DWL-G700AP dan Linksys WAP54G memiliki kualitas sinyal yang baik dengan rata-rata nilai RSSI sebesar -62 dBm pada PC 3 yang berjarak 600 cm dari Access Point.

Gambar 12 menunjukkan Grafik Sinyal RSSI pada PC 3.

Untuk perbandingan pada PC 4 dapat dilihat pada Tabel 9.

Vendor Ketinggian

Rata-Rata ketinggian memiliki kualitas pancaran sinyal yang sama dengan nilai RSSI rata-rata sebesar -63 dBm. Sedangkan 3 vendor juga memiliki kualitas sinyal yang sama dengan rata-rata nilai RSSI sebesar -63 dBm pada PC 4 yang berjarak 690 cm dari Access Point.

Gambar 13 menunjukkan Grafik Sinyal RSSI pada PC 4.

Untuk perbandingan pada PC 5 dapat dilihat pada Tabel 10.

Vendor Ketinggian

Rata-Rata ketinggian yang tepat untuk Access Point

adalah 50 cm dan 150 cm dengan nilai RSSI rata-rata sebesar -63,67 dBm, sedangkan

vendor TP-Link WA5110G memiliki kualitas sinyal yang baik dengan rata-rata nilai RSSI

Vendor Ketinggian

Rata-Rata

Rata-Rata -61,33

dBm

-62,33 dBm

-62,67 dBm

Gambar 11 Grafik Nilai RSSI Pada PC 2

Tabel 8 Perbandingan Access Point Pada PC 3

Gambar 12 Grafik Nilai RSSI Pada PC 3

Tabel 9 Perbandingan Access Point Pada PC 4

Gambar 13 Grafik Nilai RSSI Pada PC 4

(10)

Gambar 14 menunjukkan Grafik Sinyal RSSI pada PC 5.

Berdasarkan Gambar 14 maka dibuatlah tabel untuk menentukan ketinggian Access Point yang lebih baik seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 11.

PC Ketinggian

50cm 150cm 210cm

Berdasarkan Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa penempatan Access Point yang lebih baik pada Laboratorium Sistem Informasi dan

Programming Jurusan Teknik Informatika adalah pada ketinggian 50 cm. Hal ini dibuktikan dari nilai RSSI rata-rata pada ketinggian tersebut sebesar -60,67 dBm, selain itu juga dibuat tabel untuk menentukan vendor

mana yang memiliki kualitas sinyal yang lebih baik seperti yang ditunjukkan pada Tabel 12.

PC

Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa vendor Access Point yang lebih baik dalam memancarkan sinyal pada Laboratorium Sistem Informasi dan Programming Jurusan Teknik Informatika adalah vendor TP-Link WA5110G. Hal ini dibuktikan dari nilai RSSI rata-rata pada Access Point tersebut sebesar -60,99 dBm.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan selama perancangan sampai Analisa Perbandingan RSSI (Receive Signal Strength Indicator) Pada Access Point Linksys WAP54G, TP-Link WA5110G dan D-Link GWL-G700AP di Lingkungan Indoor ini, maka dapat diambil kesimpulan ketinggian penempatan perangkat Wi-Fi berpengaruh terhadap nilai kekuatan sinyal (RSSI) yang diterima oleh receiver. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan bahwa perangkat Wi-Fi yang ditempatkan dengan ketinggian 50 cm memberikan pancaran sinyal yang lebih baik daripada ketinggian 150 cm dan 210 cm. Dari segi merk atau vendor Access Point, merk TP-Link WA5110G memberikan pancaran sinyal yang lebih kuat dan stabil dibandingkan dengan merk yang lain.

5. SARAN

Adapun saran dalam Penelitian ini yaitu diharapkan dapat dikembangkan dengan menggunakan aplikasi dan rumus lain untuk mencapai suatu keakuratan data dalam kasus analisa RSSI.

(Receive Signal Strength Indicator)

Terhadap Ketinggian Perangkat Wi-Fi di Lingkungan Indoor, STIMIK AMIKOM. Yogyakarta.

[3] Suryansyah, A., 2011, Wireless Fidelity

(Wi-Fi), Artikel. Gunadarma. Jakarta.

-68

Gambar 14 Grafik Nilai RSSI Pada PC 5

Tabel 11 Nilai RSSI Rata-Rata Berdasarkan Ketinggian

Tabel 12 Nilai RSSI Rata-Rata Berdasarkan

(11)

[4] Safriadi, N., 2009, Analisis Quality Of Service (QoS) pada Jaringan Internet (Studi Kasus : Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura), Jusi. Vol. 2, No. 4. Hal. 88-92.

[5] Netalia, E., Nurjanti, M. dan Kesuma, A.,WSN (Wireless Sensor Network).

[6] Bastian, I., 2011, Macam-Macam Topologi Jaringan [Online], Jurnal Informatika, Vol. 5, pp.38-49.

[7] Yani, A., 2010, Panduan Membangun Jaringan Komputer, Kawan Pustaka. Jakarta.

[8] Firdaus, A, 2011, Implementasi Teknologi Jaringan Virtual LAN (VLAN)

PT. Telkom Drive IV Semarang. Semarang.

[9] Arifin, Z., 2003, Langkah Mudah Membangun Jaringan Komputer. Andi. Yogyakarta

[10] Sahu, P.K, Wu E.H dan Sahoo J. Dual RSSI Trend Based Localization for Wireless Sensor Networks. IEEE.

(12)

Gambar

Tabel 1 Nilai Path Loss Exponent
Gambar 7 Menu
Gambar 9 Topologi Penelitian
Gambar 10 menunjukkan Grafik Sinyal RSSI pada PC 1.
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Sukartaatmadja (1998), keadaan vegetasi (penutup tanah) juga mempengaruhi tingkat erosi yang terjadi. Pada tanah-tanah yang berlereng dan terbuka, bahaya

Sebelumnya pemerintah Indonesia awal Januari memutus kerjasama dengan JP Morgan setelah bank tersebut menurunkan prospek obligasi pemerintah dari overweight

Persentase aparatur desa yang terlatih Jumlah desa berstatus swasembada Jumlah kelompok binaan PKK Jumlah PKK aktif. Jumlah LPM berprestasi Jumlah kelompok binaan LPM

Untuk menampilkan data dengan Flexigrid cukup dengan 4 (empat) langkah sederhana, yaitu (1) sertakan library (javascript & CSS) yang diperlukan, (2) siapkan obyek tabel

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas vinegar buah nanas madu dengan variasi konsentrasi starter dan lama fermentasi ditinjau dari kadar asam asetat dan hasil

NO POKOK BAHASAN & TIU SUB BAHASAN & TIK Pembelajaran Teknik Pembelajaran Media TUGAS REF 1 Trend jaringan, tinjauan ulang. konsep dan trend penting jaringan

Berdasarkan hasil analisa disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay , profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay

Melihat kondisi sekarang yang menuntut perusahaan harus senantiasa siap untuk menghadapi persaingan yang sangat tinggi yang diakibatkan adanya fenomena VUCA World, maka