Adab Imam & Makmum
Dalam Shalat Berjama’ah
Armen Halim Naro
1 Januari 2006
Seorang muslim yang baik, berusaha untuk menyempurnakan setiap amalnya.
Kare-nahalitusebagaibuktikeimanannya. Makashalatharus menjadiperhatianutamanya.
Dapatdibayangkan, bagaimanaketikaimambertakbir,terlihatpara makmunbertakbir
sambil mengangkattangannya seara serempak ketika imam menguapkanamin
terde-ugar keserasian dalammengikutinya.
Tidak salah,jikaadayang mengatakan, bahwapersatuandan kesatuanumat terlihat
dart lurus dan rapatsuatu shaf, sebagaimanayang disabdakanoleh Rasulullah
Hendaklahkalian luruskanshafkalian, atauAllahakanmemeah belah
per-satuankalian. 1
Pembahasan initerbagimenjadidua bagian. Pertama,adad-adabimam. Kedua,
Adab-adabmakmum.
Tidak diragukan lagi, bahwa tugas imam merupakan tugas keagamaan yang mulia,
yang telah diemban sendiri oleh Rasulullah; begitu juga dengan Khulafa' Ar Rasyidin
setelahbeliau.
Banyak hadits yang menerangkan tentang fadhilah imam. Diantaranya sabda
Ra-sulullah "Tiga golongan di atas unggukan misik pada hari kiamat," kemudian beliau
menyebutkan, diantara mereka, (ialah)seseorang yang menjadi imam untuk satu kaum
sedangkanmereka (kaum tersebut) suka kepadanya. Pada hadits yang laindisebutkan,
1
2
Akan tetapi -dalam hal ini- manusia berada di dua ujung pertentangan. Pertama,
menjauhnyaparapenuntut ilmudaritugasyangmuliaini,tatkalatidakadapenghalang
yang menghalanginya menjadi imam.
Dan yang kedua,sangat disayangkan,
"masjid pada masa sekarang ini telah sepi dari para imam yang bersih dan berilmu
dari kalangan penuntut ilmu dan ahli ilmu -keuali orang-orang yang dirahmati oleh
Allah-.
"Bahkankebanyakanyangmengambilposisiinidarigolonganorang-orangawamdan
orang-orang yang bodoh. Semisal, dalam hal membaa Al Fatihah saja tidak tepat,
apalagi menjawab sebuah pertanyaan si penanya tentang sebuah hukum atau akhlak
yang dirasa perlu untuk agama ataupun dunianya. Mereka tidaklah maju ke depan,
keuali dalam rangka menaripenghasilan dari jalannya dan dari pintunya.
"Seara tidaklangsung,-paraimamseperti ini-menjauhkanorang-orangyang
semes-tinya layak menempati posisi yang penting ini. Hingga, -sebagaimana yang terjadi di
sebagian daerah kaum muslimin- sering kita temui, seorang imam masjid tidak
meme-nuhi kriteria kelayakandari syarat-syarat menjadiimam.
"Oleh karenanya, tidaklah aneh, kita melihat ada diantara mereka yang menukur
jenggot,memanjangkankumis,menjulurkanpakaiannya(sampaikelantai)dengan
som-bong, atau memakaiemas, merokok, mendengarkan musik,atau bermu'amalahdengan
riba,menipu dalambermua'amalah, memberisaham dalamhalyang haram,atau
istri-nya bertabarruj, atau membiarkan anak-anaknya tidak shalat, bahkan kadang-kadang
sampaikepada perkara yang lebih parah dari apa yang telah kitasebutkandi atas." 3
Di bawah ini, akan dijelaskankan tentang siapa yang berhak menjadi imam, dan
be-berapa adab berkaitan dengannya, sebagaimanapoint-pointberikut ini.
1. Menimbang diri, apakah dirinya layak menjadi imam untuk jama'ah, atau ada
yang lebih afdhal darinya?
a) Penilaianinitentuberdasarkansudutpandang syari'at. Diantarayangharus
menjadi penilaiannyaialah: 4
b) Jika seseorang sebagai tamu, maka yang berhak menjadi imam ialah tuan
rumah, jika tuan rumahlayak menjadi imam.
2
KitabMulakhkhashul Fiqhi,SyaikhShalihbinFauzan,halaman1/149.
3
KitabAkhtha-ulMushallin. SyaikhMasyhurHasanAl Salman,halaman249.
4
boleh maju menjadi imam, keuali atas izinnya. Begitu juga orang yang
ditunjuk oleh penguasa sebagai imam,yang disebut denganimam rawatib.
d) Kefasihandankealimandirinya. Maksudnya,jika. adayanglebihfasihdalam
membawakanbaaanAlQurandanlebih 'alim,sebaiknya diamendahulukan
orang tersebut.
Hal ini ditegaskan oleh hadits yang diriwayatkan Abi Masud Al Badri dari
Rasulullahbersabda:
Yang(berhak)menjadiimam(suatu)kaum,ialahyangpalingpandai
membaa Kitabullah. Jika mereka dalam baaan sama, maka yang
lebih mengetahui tentang sunnah. Jika merekadalam sunnah sama,
maka yang lebih dahulu hijrah. Jika mereka dalam hijrah sama,
makayang lebih dahulu masuk Islam (dalamriwayat lain: umur).
Danjanganlahseseorangmenjadiimamterhadapyanglainditempat
kekuasaannya (dalam riwayat lain: di rumahnya). Dan janganlah
duduk di tempatduduknya, keuali seizinnya. 5
e) Seseorang tidak dianjurkanmenjadi imam, apabila jama'ahtidak
menyukai-nya. Dalamhadits yang diriwayatkan Ibnu disebutkan:
Tigagolonganyang,tidakterangkatshalatmerekalebihsatujengkal
dari kepala mereka: (Yaitu) seseorang menjadi imam suatu kaum
yang membeninya. 6
Berkata Shiddiq Hasan Khan,
"Dhahir hadits yang menerangkan hal inl, bahwa tidak ada
per-bedaan antara orang-orang yang membeni dari orang-orang yang
mulia(ahliilmu,pent),atauyanglainnya. Maka,denganadanya
un-sur kebenian, dapat menjadi udzur bagi yang layak menjadi imam
untuk meninggalkannya.
Kebanyakan, kebenian yang timbul terkhusus pada zaman
seka-rang ini -berasal dari permasalahan dunia. Jika ada di sana dalil
5
HR Muslim2/133. Lihatlrwa' Ghalil2/256-257.
6
HR lbnu Majah no. 971. BerkataSyaikhKhalilMakmunSyikha,"Sanad ini shahih, danrijalnya
tsiqat." HaditsinijugadiriwayatkanmelaluijalanThalhah. AbdullahbinAmrdanAbuUmamah.
BerkataShiddiqHasan Khan,
"Dalam bab ini,banyak haditsdari klompok sahabat Baling menguatkan satti sama lain."
karena Allah, seperti seseorang membeni orang yang bergelimang
maksiat, atau melalaikan kewajiban yang telah dibebankan
kepa-danya, maka kebenian inibagaikan kibrit ahmar (ungkapan untuk
menunjukkansesuatu yang sangat langka,pen.).
Tidakada hakikatnya,keualipada bilangantertentudari hamba
Allah. (Jika) tidak ada dalil yang mengkhususkan kebenian
ter-sebut, maka yang lebih utama, bagi siapa yang mengetahui, bahwa
sekelompokorangmembeninya-tanpasebabataukarenasebab
aga-maagartidakmenjadiimamuntukmereka,pahalameninggalkannya
lebih besar dari pahala melakukannya. 7
Berkata Ahmad dan Ishaq,
"Jika yang membeninya satu, dua atau tiga, maka tidak mengapa
is shalatbersamamereka,hingga dibeni oleh kebanyakankaum." 8
2. Seseorang yang menjadi imam harus mengetahui hukum-hukum yang berkaitan
denganshalat,daribaaan-baaanshalatyangshahih,hukum-hukumsujud sahwi
dan seterusnya.
Karena seringkali kita mendapatkan seorang imam memiliki baaan yang salah,
sehinggamerubah makna ayat.
Sebagaimanayang pernah penulisdengardari sebagianimamsedang
membawak-an surat Al Lumazah, dia menguapkan "Allazi jaama'a maalaw wa 'addadah",
denganmemanjangkan "Ja", sehingga artinya berubah dari arti'mengumpulkan'
harta,menjadi 'menyetubuhi'nya. 9
Na'uzubillah.
3. Mentakhf shalat.
Yaitumempersingkatshalatdemimenjagakeadaanjama'ahdanuntuk
memudah-kannya. Batasan dalam hal ini, ialah menukupkan shalat dengan hal-hal yang
7
Ta'liqatur Radhiyah,halaman1/337-338.
8
LihatDha'ifSunan Tirmizi,halaman39.
9
Sebagaimanayangdikisahkankepada penulis,bahwaseorangimamherdiri setelahraka'atkeempat
pada shalat ruba'iah (empat raka'at). ketika dia berdiri, makabertashihlah para makmun yang
beradadi belakangnya,sehinggamembuatmasjidmenjadiriuh.
Tasbihmakmummalahmembuatimamhertambahbingung. Apakahberdiri ataubagaimana!'?
Setelahlamaberdiri,hinggamembuatsalahsorangmakmummenyeletuk,"Raka'atnvabertambah,
dan tidakmengejarsemua hal-halyang dianjurkan. 10
Diantaranashyangmenerangkanhalini,ialahhadistyangdiriwayatkanolehAbu
Hurairah
Jikasalahseorangkalianshalatbersamamanusia,makahendaklah (dia)
mentakhf, karena pada mereka ada yang sakit, lemah dan orang tua.
(Akantetapi),jikadiashalatsendiri,-makaberlamalahsekehandaknya."
11
Akan tetapi perlu diingat, bahwa takhf merupakan suatu perkara yang relatif.
Tidak ada batasannya menurut syari'at atau adat. Bisa saja menurut sebagian
orangpelaksanaanshalatnya terasapanjang, sedangkanmenurut yang lainterasa
pendek, begitu juga sebaliknya.
Oleh karenanya, hendaklah bagi imam - dalam hal ini- menontoh yang
dilakuk-anNabi, bahwa penambahan ataupun pengurangan yang dilakukanbeliau dalam
shalat, kembali kepada mashlahat. Semua itu, hendaklah dikembalikan kepada
sunnah, bukanpada keinginanimam, dan tidakjuga kepada keinginanmakmum.
12
4. Kewajibanimam untuk meluruskandan merapatkanshaf.
Ketika shaf dilihatnya telah lurus dan rapat, barulah seorang imam bertakbir,
sebagaimanaNabimengerjakannya. Dari Nu'man bin Basyir (ia)berkata,
"Adalah Rasulullahmeluruskanshaf kami. Seakan-akan beliau
melu-ruskananakpanah. Sampaibeliaumelihat,bahwakamitelahmemenuhi
panggilanbeliau.
Kemudian,suatuharibeliaukeluar(untukshalat). Beliauberdiri,dan
ketikahendakbertakbir,nampakseseorangkelihatandadanyamajudari
shaf, Beliaupunberkata:
Hendaklahkalianluruskanshafkalian,atauAllahakan
memeah-belah persatuan kalian. 13
10
ShalatulJama'ah,SyaikhShalihGhanimAlSadlan,halaman166,DarulWathan1414H.
11
HR Bukhari, Fathul Bari,2/199. no. 703.
12
ShalatulJumu'ah,halmnan166-167.
13
tidakakanbertakbir hingga dikabarkan, bahwa shaf telah lurus. Begitu juga Ali
dan Utsman melakukannya juga. Ali sering berkata, "Maju, wahai fulan! Ke
belakang, wahai fulan!" 14
Salah satu kesalahan yang sering terjadi, seorang imam menghadap kiblat dan
diamenguapkandengansuara lantang,"Rapatdan luruskanshaf,"kemudiandia
langsung bertakbir.
Kita tidak tahu, apakah imam tersebut tidak tahu arti rapat dan lurus. Atau
rapatdan lurus yang diamaksud berbeda dengan rapatdan lurus yang dipahami
oleh semua orang?!
Anasbin Malik berkata,
"Adalah salah seorang kami menempelkanbahunya ke bahu kawannya,
kakinya dengankaki kawannya."
Dalamsatu riwayatdisebutkan,
"Aku telah melihat salah seorangkamimenempelkan bahunya ke bahu
kawannya, kakinya dengan kaki temannya. Jika engkau lakukan pada
zamansekarang,nisayamerekabagaikankeledailiar(tidaksukadengan
halitu, pen)." 15
Olehkarenanya,Busyairbin Yasar AlAnshan berkata, dari Anas
Bahwa ketika beliau datang ke Madinah,dikatakankepadanya, "Apa
yang engkau ingkari pada mereka semenjak engkau mengenal
Rasulu-llah?"Beliau menjawab,
"Tidak ada yang akuingkaridari mereka,keuali merekatidak
merapatkanshaf." 16
Berkata Syaikh Masyhur bin Hasan hazhahullah,
14
LihatJami'Tirmidzi,1/439;Muwaththa'. 1/173danAlUmm,1/233.
15
HR Abu Ya'la dalam Musnad, no. 3720dan lain-lain, sebagimanadalam Silsilah Shahihah,
no. 31.
16
HR Bukhari no. 724,sebagaimanadalam kitabAkhtha-ul Mushallin,SyaikhMasyhur Hasan,
dan Nu'man; maka elah-elah tetap ada di shaf. Kenyataanya, Jika
shaf dirapatkan, tentushaf dapat diisioleh dua atau tigaorang lagi.
Akan tetapi, Jika mereka tidak melakukannya, nisaya mereka akan
jatuh ke dalam larangansyari'at. Diantaranya: 17
a) Membiarkan elah untuk syetan dan Allah putuskan perkaranya,
sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar, bahwasanya
Ra-sulullah bersabda,
"Luruskanlah shaf kalian, dan luruskanlah pundak-pundak
kalian, dan tutuplah elah-elah. Jangan biarkan
elah-elah tersebut untuk syetan.
"Barangsiapa yang menyambung shaf, nisaya Allah akan
menyambung (urusan)nya. Barangsiapa yang memutuskan
shaf,nisayaAllah akanmemutus (urusan)nya." 18
b) Perpeahan hati dan banyaknya perselisihan diantara jama'ah.
) Hilangnya pahala yang besar, sebagaimana diterangkan dalam
ha-dits shahih, diantaranyasabda Rasulullah,
Sesungguhnya Allah dan MalaikatNya mendo'akan kepada
orang yang menyambung shaf. 19
5. Meletakkan orang-orang yang telah baligh dan berilmu di belakang imam.
Seba-gaimanayang disabdakanoleh Rasulullah,
Hendaklah yang mengiringiku orang-orang yang telah baligh dan
bera-kal,kemudian orang-orang setelah mereka, kemudian orang-orang
sete-lahmereka,dan janganlahkalian berselisih,nisaya berselisih jugahati
kalian,dan jauhilah oleh kalian suara riuh seperti dipasar. 20
6. Membuat sutrah 21
ketika hendak shalat.
Haditsyangmenerangkanhalinisangatmasyhur. DiantaranyahaditsIbnuUmar,
17
LihatAkhtha-ulMushallin,halaman210-211.
18
HR AbuDauddalamSunan. no. 666,dan lihatShahih TarghibWa Tarhib, no. 495.
19
HR AhmaddalamMusnad,4/269,285,304danyang Iainnya. Hadistnyashahih.
20
HR.Muslimno. 432danIbnuKhuzaimahdalamShahih, no. 1572.
21
Pembatas yang sahuntuk dijadikan sutrah adalah setinggi beban unta, yaitu kira-kira satuhasta,
yaitu kira-kira satu hasta. Lihat Akhtha-ul Mushallin, hal. 83. Namun terdapat perbedaan
janganbiarkanseseoranglewatdihadapanmu. Jikadiatidakmau,maka
bunuhlah dia, sesungguhnya bersamanyajin. 22
Sedangkan dalam shalat berjama'ah, maka kewajiban mengambil sutrah
ditang-gungoleh imam. Hal initidakada perselisihan dikalanganpara ulama'. 23
Nabi telah menerangkan, bahwa lewat di hadapan orang yang shalat merupakan
perbuatan dosa. Beliaubersabda,
Jikaadaorangyanglewatdihadapanorangshalatmengetahuiapayang
diaperoleh(dari dosanya itu- red. vbaitullah),nisaya diaberdiri
sela-maempat puluh,(itu) lebih baik daripadamelewatiorang yang sedang
shalat tersebut
Salah seorang rawi hadits bernama Abu Nadhar berkata, "Aku tidak
tahu,apakah(yang dimaksuditu, red. majalahAssunnah) empatpuluh
hari, atau bulan atau tahun. 24
7. Menasihati jama'ah, agar tidak mendahului imam dalam ruku' atau sujudnya,
karena (seorang) imam dijadikanuntukditaati.
ImamAhmad berkata,
Imam(adalah)orangyangpalinglayakdalammenasihatiorang-orang
yang shalat di belakangnya, dan melarang mereka dari mendahuluinya
dalam ruku' dan sujud.
Janganlahmerekaruku'dansujudserentak(bersamaan)denganimam.
Akan tetapi, hendaklah memerintahkan mereka agar ruku' dan sujud
mereka,bangkit dan turun mereka (dilakukan) setelah imam.
Dan hendaklah dia berbalik dalam mengajarkan mereka, karena dia
bertanggungjawabkepadamerekadanakandiminta
pertanggungjawab-an besok. Dan seharusnyalah imam memperbaiki shalatnya,
menyem-purnakan serta memperkokohnya.
Dan hendaklah hal itu menjadi perhatiannya, karena, jika dia
men-dirikan shalat dengan baik, maka dia pun memperoleh ganjaran yang
22
HR.Muslimno. 260danyang lain.
23
Fathul Bari,1/572.
24
dosa seperti dosa mereka,jikadiatidakmenyempurnakan shalatnya. 25
8. Dianjurkanbagiimam,ketikadiaruku' agarmemanjangkansedikit ruku'nya,
ma-nakala terasa ada yang masuk (sebagai masbuk -red. vbaitullah), sehingga(yang
masuk itu) dapat memperoleh satu raka'at, selagi tidak memberatkan ma'mum.
Karenakehormatanorang-orang yang ma'mumlebih muliadari kehormatanyang
masuk tersebut. 26
25
KitabShalat,hal. 47-48,nukilandarikitab"Akhtha-ul Mushallin",hal. 254.
26