• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDANGAN UMUM LOGAM CORAN DAN PADUANNYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANDANGAN UMUM LOGAM CORAN DAN PADUANNYA"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PANDANGAN UMUM LOGAM CORAN DAN PADUANNYA

Pada industri permesinan dipergunakan benda-benda

coran dari baja tuang, besi tuang, logam paduan

maupun logam berwarna. Coran baja pada umumnya

dari baja dengan komposisi karbon antara 0,15%

hingga 0,45% dengan unsur-unsur pengiring seperti :

MANGAN (Mn) = 0,5%

SILIKON (Si) = 0,25%

FOSFOR = maksimum 0,05%

(3)

klasifikasi logam paduan berdasarkan besarnya prosentase unsur

paduannya sebagai berikut :

(4)

Unsur-unsur paduan yang sering menjadi kombinasi dari beberapa

unsur untuk satu bahan coran, sering kali berupa kombinasi berikut

ini :

Paduan Cr

Mn

Cr ; Mn

Cr

V

Paduan Mo

Cr

Mo

Cr

Mo

V ; Cr

Mo

W

V

Paduan Ni

Cr

Bi ; Ni

V ; Cr

Bi

Mo ; Cr

Ni

W

V

Paduan Al

Al

Ni ; Al

Ni

Co ;

(5)

Besi Tuang

Besi tuang ini memiliki sifat cor yang baik sekali dan biaya

produknya lebih murah dibanding produk-produk dari baja.

Dengan proses yang khusus besi tuang ini dapat dibentuk

menjadi beberapa macam besi tuang seperti :

1. Besi tuang kelabu

2. Besi tuang putih

3. Besi Temper

4. Besi tuang bergrafit bulat

5. Besi martensit

(6)

Logam berwarna untuk coran

dibagi atas tiga keluarga besar

yaitu :

(7)

PADUAN BESI UNTUK BENDA CORAN

(8)

Besi Tuang Kelabu

Kuat tarik merupakan ukuran kualitas bahan logam yang diutamakan. Karena itu Besi Tuang Kelabu (BTK) dalam Standar Industri Indonesia (SII), maupun dalam standar Industryi negara lain klasifikasinya didasarkan kuat tariknya. Besi tuang kelabu diklasifikasikan dalam 7 kelas yaitu :

BTK 10 BTK 30 BTK 15 BTK 35 BTK 20 BTK 40 BTK 25

Dimana bilangan menyatakan kuat tariknya minimum Kg/mm2.

1. Coran dari bahan BTK, apabila dinding coran tipis, dipergunakan komposisi dengan batas tertinggi untuk unsur C dan Si.

2. Coran dari bahan BTK, apabila dinding coran tebal, diperlukan komposisi kimia dengan batas terendah untuk unsur C dan Si.

3. Komposisi kimia pada ketentuan di atas sesuai dengan SII ditetapkan sebagai berikut : BTK 10 --- Maksimum C (3,2 –3,8) %

Maksimum Si (2,2 –2,6) % BTK 40 --- Minimum C (2,5 –3,0) %

Minimum Si (1,2 –2,2) %

(9)

Besi Tuang Putih ( White Cast Iron)

Benda cor dengan logam ini (BTP) memiliki permukaan yang keras, kekerasan berada pada bagian paling luar benda coran tetapi lebih kedalam tetap akan memiliki kekerasan lebih kecil. Tujuan dari pada pembuatan besi tuang putih ini adalah agar dapat memproduksi alat-alat dengan tuntutan sifat mekanis tertentu seperti peralatan: mesin giling, poros engkol dll.

Teori tentang kristalisasi logam menyatakan, bahwa BTP adalah besi karbon dengan beberapa unsur mengiring lainnya yang mengkristal secara metastabil sesuai dengan diagram Fe, Fe3C dalam struktur cementit.

(10)

Besi Temper

Besi ini ulet dan kenyal serta mudah dibubut. Seperti telah disinggung sebelumnya, bahwa terbentuknya besi ini adalah apabila terhadap perlakuan panas, terjadi peristiwa runtuhnya cementit dan proses metastabil berubah ke proses stabil dengan munculnya grafit. Berdasarkan macamnya proses perlakuan panas ini, maka dibedakan terjadinya 3 macam bentuk Besi Temper, yaitu:

1. Besi Temper Berpatahan Putih (BTPP) 2. Besi Temper Berpatahan Hitam (BTPH) 3. Besi Temper Perlitik (BTPR)

Proses perlakuan panas terhadap Besi Tuang Putih yang menghasilkan Besi Temper dilaksanakan dalam bilik pemanas dengan berbagai bentuk dan

(11)

Struktur Mikro Besi Temper

Besi Temper Berpatahan Hitam (BTPH) Besi Temper Berpatahan Putih (BTPP)

Besi Temper Perlitik (BTPR)

(12)

Besi Tuang Bergrafit Bulat/Besi Tuang Nodular/Ductile

Besi Tuang ini disebut paling muda, karena penemuannya baru terjadi pada tahun 1946. Bentuk granuladegrafit yang menguntungkan ini dapat memberikan kelebihan sifat-sifat mekanis seperti kuat tarik yang dapat mencapai 20% lebih tinggi dan elongation yang memberikan sifat kekenyalan sampai 30J/cm2. Dibandingkan dengan BTK memang besi tuang ini mempunyai prosentase karbon (C) dan silikon (Si) lebih tinggi, tetapi justru karena ini maka akan mempunyai sifat cor yang baik serta mempertinggi kuat tariknya. Proses pembentukan Besi Tuang Ductile ini dipengaruhi oleh komposisi kimia, kecepatan kristalisasi dan oleh pengerjaan lanjut, akibat ini semua, maka dapat terbentuk 3 macam dengan struktur sebagai berikut:

1. Besi Tuang Nodular Feritik

2. Besi Tuang Nodular Feritik-Perlitik 3. Besi Tuang Nodular Perlitik

(13)

Besi tuang Nodular grafit bentuk bulat

Struktur Mikro Besi Tuang Nodular Feritik-Perlitik-Nital

(14)

Penggunaan bahan Ductile dalam permesinan memegang peranan yang cukup penting, hal-hal yang berhubungan dengan sifat mekanisnya terpenuhi dengan baik. Disamping kekerasan dan tahan gesekan, maka sifat yang penting adalah ia memiliki sifat plastisitas bagaikan baja.

Berbagai suku cadang dapat dihasilkan dan diproduksi dengan bahan ductile seperti : piston, roda gigi, poros, engkol, pompa dan banyak lagi lainnya.

Sifat-Sifat Mekanis yang dimiliki Besi Tuang Nodular :

- Sifat plastisitas yang tinggi

(15)

STRUKTUR MIKRO PEMBENTUKAN

GRAFIT-FERIT-PERLIT-CEMENTIT

Dibawah ini ditunjukkan beberapa contoh struktur mikro dari

beberapa macam logam besi, baja paduan dan lain.

Karena pengaruh pendingin timbul grafit. Bentuk grafit : Lamilar – Nital –

100x

Bentuk grafit : Lamilar tersusun Nital -100 x

Grafit karena pengaruh

pendinginan lanjut membeku. Nital – 100 x

(16)

Dalam penelitian ternyata, bahwa penambahan prosentase karbon(C) dalam larutan akan mengakibatkan tumbuhnya besi perlit dan penurunan besi ferit. Kemudian makin kecil/sedikit karbonnya, akan jelas timbulnya perlit yang membentuk sebagai parit-parit yang memanjang, dibawah ini terdapat pengaruh karbon pada struktur.

Gambar a : Struktur mikro baja karbon Prosentase : 0,1 % C

Gambar b : Prosentase : 0,3 % C Gambar c : Prosentase : 0,6 % C Gambar d : Prosentase : 0,8 % C

(17)
(18)
(19)

Strukur Mikro Bainit Atas Struktur Mikro Bainit Bawah

(20)

LOGAM NON FERRO

Secara garis besar logam nonferro atau yang disebut sebagai logam berwarna di bagi atas keluarga besar yaitu:

1. PADUAN TEMBAGA - Brons

- Kuningan

- Kuningan tegangan tinggi - Perunggu

- Dan paduan lain : Zn, Al, Sb, Sn

2. LOGAM RINGAN - Paduan Aluminium - Paduan Magnesium

- Paduan pada (1) dan mengandung unsure-unsur : Si, Zn, Cu 3. PADUAN LAINNYA

- Paduan Sn-Pb - Paduan Sn-Pb-Sb

(21)

Pada pembahasan tentang logam non ferro, peranan sebagai unsure pemadu sangat memerlukan perhatian dan di bawah ini klasifikasi paduan logam di tampilkan sebbagai berikut:

1. Paduan rendah.

Unsure pemadu tidak lebih dari 5% 2. Paduan sedang.

Memiliki unsure pemadu antara 5%-10% 3. Paduan tinggi.

Unsure pemadunya dapat mencapai cukup tinggi antara 10%-40%

Dalam fungsinya sebagai unsure pemadu, maka logam nonferro sering dipergunakan dalam bentuk kombinasi dengan logam nonferro lainnya, seperti contoh-contoh berikut ini:

1. Paduan Cr (Mn-Cr, Mn-Cr-V)

2. Paduan Mo (Cr-Mo, Cr-Mo-V, Cr-Mo-W)

3. Paduan Ni (Cr-Ni, V-Ni, Cr-Ni-Mo, Cr-Ni-V-W) 4. Paduan Al (Al-Ni, Al-Ni-Co)

(22)

BATANG DAN KAWAT ALUMINIUM DAN PADUAN

ALUMINIUM UNTUK PAKU KELING

DEFINISI

 Kawat adalah dibuat dari batang yang diameter atau jarak permukaanya yang sejajar sampai dengan 10.000 mm. Istilah batang dan kawat keeling untuk keperluan paku keling dari bahan-bahan

aluminium selanjutnya dalam standar ini disebut bahan-bahan pengelingan.

 Batang (rods) adalah batang yang pejal penampangnya yang lebih kecil dibandingkan dengan panjangnya serta untuk penampang yang bundar.

KLASIFIKASI

Berdasarkan komposisi kimia, bahan-bahan pengeling diklasifikasikan menjadi 10 kelas. Notasiyang di pakai adalah system 4 angka sesuai dengan SII 0887-83 “Sistem penamaan paduan dan temper

Aluminium”

SYARAT

 Sifat Tampak

Bahan-bahan pengeling harus mempunyai profil akhir yang baik dan bebas cacat yang mengganggu penggunaanya.

 Komposisi Kimia

Komposisi kimia bahan-bahan pengelingan  Sifat Mekanik

Sifat mekanik bahan-bahan pengelingan (kuat tarik dan regangan) harus sesuai dengan ketentuan dan bahan-bahan pengeling yang telah mengalami penyelesaian pengerjaan panas sesuai dengan ketentuan

(23)

Peleburan logam

adalah proses

mencairkan logam pada temperatur tertentu dengan

menggunakan energi panas yang di hasilkan oleh

tungku.

Tungku

adalah

sebuah

peralatan

yang

digunakan untuk melelehkan logam untuk pembuatan

bagian

mesin

(casting)

atau

untuk

memanaskan

bahan

serta

mengubah

bentuknya

(misalnya

rolling/penggulungan,

penempaan)

atau

merubah

sifat-sifatnya (perlakuan panas)

(24)

TUNGKU YANG PALING BANYAK DIGUNAKAN

DALAM PENGECORAN LOGAM ANTARA LAIN

1. Dapur Kupola

Dapur yang digunakan untuk melebur besi tuang. Dapur

ini berbentuk silindrik tegak, terbuat dari baja dan bagian

dalamnya dilapisi dengan batu tahan api. Sebagai bahan

bakar digunakan kokas (

coke

), dan batu kapur digunakan

sebagai fluks, sedang bahan bakunya adalah besi bekas

(25)

Penggolongan Daerah Dalam Kupola

Dapur Kupola

menjadi beberapa daerah seperti disebut di

bawah ini, sesuai keadaan bahan baku dalam kupola.

A.

Daerah pemanasan mula

: bagian dari pintu

pengisian sampai di tempat dimana logam mulai cair.

Selama turun di daerah ini, logam mengalami pemanasan

mula.

B.

Daerah lebur

:

bagian atas dari alas kokas dimana

(26)

C.

Daerah panas lanjut :

bagian bawah daerah lebur sampai rata tuyer. Logam cair dipanaskan lanjut selama turun melalui daerah ini.

D.

Daerah krus

: bagian dari tuyer sampai dasar kupola. Logam cair dan sebagian kecil terak ditampung di daerah ini.

Daerah

oksidasi

:

dimulai dari tuyer sampai rata

tengah-tengah alas kokas. Dalam daerah ini kokas

dioksidasi oleh udara yang ditiupkan melalul tuyer.

Daerah

reduksi

: Bagian atas dari daerah oksidasi,

dimana gas CO2 yang timbul di daerah oksidasi, direduksi oleh

kokas.

(27)

CIRI UMUM DAPUR KUPOLA

Terdiri dari suatu aluran/bejana baja vertikal yang

didalamnya terdapat susunan bata tahan api

Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas

dan fluks.

Dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam

(28)

2.

TUNGKU KRUSIBEL

Tungku menggunakan wadah tahan api yang

berisi

muatan

logam.

Tungku

dipanaskan

melalui konduksi panas melalui dinding wadah

tersebut. Bahan bakar pemanas biasanya coke,

gas alam, minyak atau listrik.

(29)

3 JENIS DAPUR KRUSIBEL YANG BIASA DIGUNAKAN

:

a

.

Krusibel Angkat :

Krusibel

ditempatkan

didalam

dapur

dan

dipanaskan hingga logam mencair.

b.

Dapur Pot Tetap :

Dapur tidak dapat dipindah, logam cair diambil

dari kontainer dengan ladel.

c.

Dapur Tukik :

(30)

3. TUNGKU BUSUR LISTRIK

Ciri-ciri dari proses peleburan logam dengan

menggunakan metode tungku busur listrik.

-

Laju peleburan tinggi

-

Laju produksi tinggi

-

Polusi lebih rendah dibandingkan tungku-tungku

lain

-

Memiliki kemampuan menahan logam cair pada

temperatur tertentu untuk jangka waktu lama

(31)

3. TUNGKU INDUKSI

Digunakan pada industri pengecoran kecil

Mampu mengatur komposisi kimia pada skala

peleburan kecil

Digunakan pada industri pengecoran logam-logam

non-ferro

Secara khusus dapat digunakan untuk keperluan

superheating ( memanaskan logam

cair diatas

temperatur cair normal untuk memperbaiki mampu

(32)

Syarat

syarat yang di minta dari peleburan logam

:

Sebelum melakukan proses kerja yang pertama harus di

perhatikan yaitu K3 (kesehatan dan keselamatan kerja)

Membaca buku panduan, apa yang harus di perhatikan

dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Memeriksa bagian bagian lokasi kerja, alat dan bahan

yang di gunakan sebelum kerja.

Tanur yang digunakan dalam proses peleburan logam,

(33)

Logam yang di gunakan dalam proses peleburan harus

bersih dari zat zat pengotor.

Tungku yang di gunakan harus memenuhi syarat, Tahan

terhadap suhu tinggi, Perubahan suhu yang mendadak,

lelehan terak logam, kaca, gas panas, dll, beban pada

kondisi perbaikan, Tahan terhadap beban dan gaya

abrasi.

Fungsi Peleburan logam dalam pengecoran adalah proses

mecairkan logam untuk di buat benda coran dengan

menggunakan tungku dimana tungku yang di gunakan

(34)

MATERIAL PEMBENTUK TUNGKU

1. Batu Tahan Api

digunakan untuk dapur peleburan jenis crucible

adalah batu tahan api yang memiliki sifat-sifat :

- Tidak melebur pada suhu yang relatif tinggi

- Sanggup menahan lanjutan panas yang tiba-tiba ketika terjadi

pembebanan suhu

- Tidak hancur di bawah pengaruh tekanan yang tinggi ketika

digunakan pada suhu yang tinggi

- Mempunyai koefisien thermal yang rendah sehingga dapat

memperkecil panas yang terbuang

(35)

bahan-bahan dari batu tahan api

a. Bahan Tahan Api Jenis Asam

Biasanya terdiri dari pasir silika dan tanah liat tahan api (fire clay).

Silika adalah bentuk murni melebur pada suhu 1710°C. bahan tahan api ini terdiri dari hidrat alumunia silika (Al2O3, 2SiO2, 2H2O).

b. Bahan Tahan Api Jenis Basa

(36)

c. Bahan Tahan Api Jenis Netral

Terdiri

dari

karbon,

grafit,

cliromite,

dan

silimanite. Bahan tahan api ini tidak membentuk

phasa cair pada pemanasan penyimpanan

kekutan pada suhu tinggi.

Jenis cliromite terbuat dari biji cliromite yang

komposisinya terdiri dari 32% FeO dan 68%

CrO3 dan mempunyai titik cair sekitar 21890C,

dan silimite terdiri dari 63% Al2O3 dan 37%

(37)

Semen Tahan Api

Semen Tahan Api

Semen merupakan salah satu bahan perekat yang

jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan

padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan.

Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia

yang dikandungnya.

(38)

1.Sifat fisis, mekanik, dan sifat lain tidak sesuai dengan standar yang

kita inginkan sehingga hasil coran tidak sempurna, pada logam yang

telah cair masih ada yang berbentuk padat dan tidak melebur.

2.Bentuk dari hasil coran bisa rusak dan mengalami cacat.

3.Kerugian yang sangat besar, karena proses peleburan logam adalah

proses yang pengerjaanya mengunakan alat-alat yang berbahaya.

4.Waktu yang terbuang, uang yang telah dikeluarkan, logam yang telah

di lebur, pola yang sudah di buat dan lain lain.

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

Gambar

Gambar a : Struktur mikro baja

Referensi

Dokumen terkait

1) Kealpaan perbuatan, apabila hanya dengan melakukan melakukan perbuatannya sudah merupakan suatu peristiwa pidana, maka tidak perlu melihat akibat yang timbul dari

Seluruh kegiatan mahasiswa praktik industri yang dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2....

AIA Family First Protection merupakan produk asuransi jiwa yang memberikan manfaat perlindungan atas risiko meninggal dunia dan manfaat akumulasi dana investasi yang

Ibnu Taimiyyah menguraikan, “Mencaci adalah penghinaan dan pelecehan sementara tunduk kepada perintah berarti memuliakan dan menghargai, maka mustahil qalbu menghina

Dikarenakan masuknya bahan bahan beracun sehingga tanah menjadi tercemar, biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;

Gaya bahasa berdasarkan nada tergantung pada sugesti yang dipancarkan dari rangkaian kata-kata yang terdapat dalam sebuah wacana. Sering kali sugesti ini akan lebih nyata kalau

Sehingga setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi pada tanggal 18 Februari 2015 perihal putusan perkara Nomor 85/PUU-XI/2013 yang membatalkan seluruh isi dalam Undang-Undang

Untuk mengetahui adanya pengaruh persentase volume perbaikan terhadap tegangan - regangan dan kohesi (c) pada tanah lempung ekspansif di Kecamatan Ngasem Kabupaten