• Tidak ada hasil yang ditemukan

98 ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR SAM RATULANGI TONDANO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "98 ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR SAM RATULANGI TONDANO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR SAM RATULANGI TONDANO Juanita J.E.Tombuku*, Grace D.Kandou**, A.Joy.M.Rattu**

*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Rumah sakit salah satu sektor publik yang harus mengimplementasikan standar pelayanan minimal berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit pada hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang wajib dilaksanakan dengan standar kinerja yang ditetapkan. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan observasional dan wawancara mendalam untuk mengkaji pelaksanaan standar pelayanan minimal rumah sakit di ruang rawat inap RSUD DR Sam Ratulangi Tondano. Hasil penelitian didapati bahwa pelaksanaan standara pelayanan minimal rumah sakit di ruang rawat inap pada aspek pemberi pelayanan di rawat inap terdiri dari dokter spesialis dan perawat dengan tingkat pendidikan D3 dan SPK. Pada aspek dokter penanggungjawab pasien rawat inap tidak terdokumentasi di bagian rekam medis. Pada aspek ketersediaan pelayanan rawat inap terdiri rawat inap penyakit dalam, anak, bedah, obsgin, ICU, Neonati dan VIP. Pada aspek jam visite dokter spesialis dimulai di atas jam 9 pagi. Pada kejadian infeksi pasca operasi ditemukan 5 kasus infeksi pasca operasi. Pada kejadian infeksi nosocomial ditemukan ada 9 kasus Decubitus dan Plebitis. Pada aspek tidak adanya pasien jatuh yang berakibat kecatatan/kematian tidak ditemukan adanya kasus tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan standar pelayanan minimal rumah sakit di ruang rawat inap di RSUD DR Sam Ratulangi Tondano terdiri dari 11 (sebelas) indikator hanya 3 (tiga) indikator yang sesuai dengan standar yaitu pada indikator ketersediaan pelayanan rawat inap, tidak adanya pasien jatuh yang berakibat kecatatan/kematian dan rawat inap TB.

Kata Kunci : Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

ABSTRACT

Hospitals are one public sector that must implement the minimum service standard based on Ministerial Decree of Health No. 129 /Menkes/ SK /II/2008, about Minimum Hospital Service Standard. Minimum Hospital Service Standard is substantially the categories of hospital services that must be implemented with a defined standard of performance. Therefore hospitals are required to provide quality services in accordance with established standards. The research design used qualitative method through observational approach and in-depth interview to study the implementation of hospital minimum service standard in inpatient rooms DR. Sam Ratulangi Regional General Hospital (RSUD), Tondano. The results of the study found that the implementation of the minimum hospital service standard in the inpatient rooms on the aspect of the service providers for inpatients consists of specialist doctors and nurses with associate degree (Diploma 3/D3) and nursing vocational school (SPK) education level. Meanwhile, in the aspect of doctor in charge of inpatients there is no documentation of doctors in charge of inpatients in the medical record department. In terms of availability of inpatient service, service consists of internal medicine for inpatient, pediatrics unit, surgical, obstetrics and gynecology, ICU, Neonatal and VIP service. On the aspect of the visiting hours, doctor specialist will starts at 9 am. Upon the incidence of postoperative infection, 5 cases of postoperative infection found. Upon the incidence of nosocomial infection, 9 cases of Decubitus and Plebitis found. The conclusion of this research is the implementation of minimum hospital service standard, which consisting of 11 indicators, in the inpatient room at RSUD DR Sam Ratulangi Tondano, only 3 (three) indicators are run in accordance to the standard, including indicator of availability of service of inpatient, the absence of patient fall which resulted in the disability or death and inpatient TB.

(2)

PENDAHULUAN

Rumah sakit menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perseorangan

meliputi pelayanan promotif, preventif

kuratif dan rehabilitatif yang

menyediakan pelayanan rawat inap,

rawat jalan dan gawat darurat, sehingga

dalam menjalankan fungsinya rumah

sakit harus memiliki standar pelayanan.

Rumah sakit salah satu sektor publik

yang harus mengimplementasikan

standar pelayanan minimal berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

129/Menkes/SK/II/2008, tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit.

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit

pada hakekatnya merupakan jenis-jenis

pelayanan rumah sakit yang wajib

dilaksanakan dengan standar kinerja

yang ditetapkan. Oleh karena itu rumah

sakit dituntut untuk memberikan

pelayanan yang bermutu sesuai dengan

standar yang ditetapkan.

Rumah Sakit Umum Daerah DR

Sam Ratulangi Tondano merupakan

rumah sakit tipe C milik Pemerintah

Daerah Kabupaten Minahasa yang terdiri

dari 120 tempat tidur dan merupakan

rujukan dari 21 Puskesmas dan dokter

keluarga yang ada di Kabupaten

Minahasa dan sudah terakreditasi

perdana (Program Khusus). Rumah Sakit

Umum Daerah DR Sam Ratulangi

Tondano memiliki fasilitas pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan instalasi

penunjang.

Pada tahun 2013 telah

ditandatangani Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit Umum Daerah DR

Sam Ratulangi Tondano oleh Bupati

Minahasa, dengan 21 jenis pelayanan,

indikator dan standar pencapaiannya

berdasarkan Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh

Menteri Kesehatan Nomor

129/Menkes/SK/II/2008. Salah satu jenis

pelayanannya adalah pelayanan rawat

inap yang hanya mencantumkan 11

indikator dan 11 standar karena RSUD

DR Sam Ratulangi Tondano tidak

tersedia pelayanan jiwa, dan pada tahun

yang sama juga yaitu tahun 2010 telah

dilakukan sosialisasi ke setiap pelayanan

yaitu pada pelayanan gawat darurat,

pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat

inap, pelayanan bedah, pelayanan

persalinan dan perinatology, pelayanan

intensif, pelayanan radiologi, pelayanan

patologi klinik, pelayanan rehabilitasi

medik, pelayanan farmasi, pelayanan

gizi, pelayanan transfuse darah,

pelayanan keluarga miskin, pelayanan

rekam medis, pengolahan limbah,

pelayanan administrasi manajemen,

pelayanan ambulans/ jenazah, pelayanan

pemulasaran jenazah, pelayanan laundry,

pelayanan pemeliharaan sarana rumah

(3)

infeksi tentang indikator beserta

standarnya.

Hasil survei awal di RSUD DR

Sam Ratulangi Tondano diketahui bahwa

sejak dikeluarkannya SK Bupati Nomor

6 Tahun 2013 Tentang Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum

Daerah DR Sam Ratulangi Tondano

belum pernah dilakukan analisa tentang

pelaksanaan terhadap indikator dan

standarnya, sehingga laporannya juga

tidak terdokumentasi.

Berdasarkan latar belakang di

atas maka penulis melakukan penelitian

kualitatif tentang pelaksanaan Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit di

RSUD DR Sam Ratulangi khususnya di

ruang rawat inap.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian

dengan metode kualitatif, melalui

pendekatan observasional dan

wawancara mendalam untuk

menganalisis pelaksanaan standar

pelayanan minimal Rumah Sakit di ruang

rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah

DR Sam Ratulangi Tondano.Waktu

pelaksanaan penelitian dilaksanakan

bulan Januari – Maret 2017. Data primer

yaitu data yang diperoleh dari hasil

wawancara mendalam terhadap

informan. Data sekunder yaitu data yang

diperoleh dari dokumen-dokumen atau

laporan yang berkaitan dengan

pelaksanaan standar pelayanan minimal

.Informan dalam penelitian berumlah 9

orang.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap RSUD DR Sam

Ratulangi Tondano pada aspek

pemberi pelayanan di Rawat Inap.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam,

aspek pemberi pelayanan di Rawat Inap

RSUD DR Sam Ratulangi Tondano

adalah dokter Spesialis dan hasil

observasi dokumen di Sub Bidang

Sumber Daya Manusia memberikan data

bahwa yang memberi pelayanan di ruang

rawat inap hingga saat ini adalah dokter

spesialis. Untuk tenaga perawat hingga

saat ini belum dapat memenuhi Standar

Pelayanan Minimal Rumah Sakit karena

masih ada tenaga perawat yang

pendidikannnya dibawah D3 yaitu yang

SPK (Sekolah Perawat Kesehatan).

Misalnya di ruang rawat inap anak ada 2

orang tenaga perawat dengan tingkat

pendidikan SPK dan di ruang rawat inap

penyakit dalam 1 orang tenaga perawat

pendidikan SPK. Hal ini terjadi karena di

RSUD DR Sam Ratulangi Tondano

masih kekurangan tenaga perawat

dengan pendidikan D3 keatas.

b. Pelaksanaan Standar Pelayanan

(4)

Rawat Inap RSUD DR Sam

Ratulangi Tondano pada aspek

dokter penanggung jawab pasien

rawat inap.

Dari hasil wawancara mendalam pada

aspek dokter penanggung jawab pasien

rawat inap diketahui bahwa di RSUD DR

Sam Ratulangi Tondano ada dokter

penanggung jawab pasien rawat inap, hal

ini sesuai hasil observasi dokumen di

Komite Medis bahwa ada data yang

mendukung tentang dokter penanggung

jawab pasien rawat inap.

c. Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap RSUD DR Sam

Ratulangi Tondano pada aspek

ketersediaan pelayanan rawat inap.

Dari hasil wawancara dan observasi

dokumen Profil Rumah Sakit diketahui

bahwa RSUD DR Sam Ratulangi

Tondano adalah Rumah Sakit Tipe C

yang memiliki pelayanan lebih dari 4

besar sesuai ketentuan Standar Pelayanan

Minimal yaitu Rawat Inap Anak, Rawat

Inap Bedah, Rawat Inap Penyakit Dalam,

Rawat Inap Bersalin/Obsgin, rawat Inap

Neonati, ICU dan VIP.

d. Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap RSUD DR Sam

Ratulangi Tondano pada aspek jam

Visite dokter spesialis.

Jam visite dokter spesialis berdasarkan

Standara Pelayanan Minimal Rumah

Sakit mulai jam 08.00 sampai dengan

14.00 setiap hari kerja. Dari hasil

wawancara mendalam diketahui bahwa

jam visite dokter spesialis di ruang rawat

inap berbeda-beda di tiap ruangan.

e. Pelaksanaan Standar pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap pada aspek Kejadian

Infeksi Pasca Operasi.

Dari hasil wawancara mendalam

diketahui bahwa pada bulan April sampai

dengan Desember tahun 2016 ada

kejadian infeksi pasca operasi dengan

jumlah 5 kasus dari 177 pasien yang

dioperasi. Infeksi pasca operasi diketahui

saat pasien datang kembali untuk kontrol

di rawat jalan

f. Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap pada aspek Infeksi

Nosokomial.

Dari hasil wawancara mendalam dan

observasi dokumen diketahui bahwa

pada tahun 2016 terdapat 9 kasus infeksi

nosocomial yaitu Decubitus dan Plebitis.

g. Pelaksanaan Standar pelayanan

Minimal Rumah Sakit di ruang rawat

inap pada aspek tidak adanya kejadian

pasien jatuh yang berakibat

(5)

Dari hasil wawancara diketahi bahwa

pada tahun 2016 tidak ditemukan adanya

kasus kejadian pasien jatuh yang

berakibat kecatatan/kematian di ruang

rawat inap Hasil Observasi dokumen

pada bagian rekam medis tidak

ditemukan adanya data tentang kejadian

pasien jatuh yang berakibat

kecatatan/kematian.

h. Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap pada Aspek Kematian Pasien ≥ 48 jam.

Dari hasil wawancara dan observasi

dokumen dketahui bahwa di ruang rawat

inap Penyakit Dalam pada tahun 2016

dengan jumlah pasien 1500 memiliki jumlah kematian ≥ 48 jam berjumlah 26 orang atau 1,73%. Hal ini bila

dibandingkan dengan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di ruang rawat inap adalah ≤ 0,24 %.

i. Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap pada aspek kejadian

pulang paksa.

Dari hasil wawancara dan observasi

dokumen diketahui bahwa pada tahun

2016 jumlah pasien pulang paksa di

ruang rawat inap anak berjumlah 35

pasien dari total jumlah pasien 706 atau 2

%. Ruang rawat Inap Bedah memiliki

jumlah pasien pulang paksa 41 orang dari

total jumlah pasien 828 atau 4 %. Ruang

rawat inap penyakit dalam dengan total

jumlah pasien 1500 memiliki jumlah

pasien pulang paksa 136 atau 9 %. Ruang

rawat Bersalin dengan total jumlah

pasien sebanyak 1295 memiliki pasien

pulang paksa berjumlah 35 atau 2 %.

j. Pelaksanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap pada aspek kepuasan

pelanggan rawat inap.

Dari hasil wawancara mendalam dan

observasi dokumen tidak di temukan

adanya data kepuasan pasien pelanggan

rawat inap. Hal ini disebabkan karena

belum ada survey kepuasan pelanggan

yang dilakukan di ruang rawat inap pada

tahun 2016.

k. Pelasanaan Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit di Ruang

Rawat Inap pada aspek Penegakkan

Diagnosis TB melalui pemeriksaan

mikroskopis TB

Dari hasil wawancara mendalam dan

observasi dokumen diketahui bahwa

untuk tahun 2016 jumlah pasien TB

adalah 28 pasien dengan penegakan

diagnosa 100 % dilakukan dengan

pemeriksaan mikroskopis TB.

l. Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan

TB di Rumah Sakit

Dari hasil wawancara dan observasi

(6)

dan pelaporan TB di RSUD DR Sam

Ratulangi telah berjalan dengan baik dan

sesuai dengan standar

KESIMPULAN

1. Berdasarkan aspek pemberi

pelayanan di rawat inap,untuk dokter

spesialis sudah sesuai standar

pelayanan minimal rumah sakit di

ruang rawat inap, tetapi untuk

perawat belum sesuai dengan standar

pelayanan minimal rumah sakit di

ruang rawat inap.

2. Berdasarkan aspek dokter

penanggung jawab pasien rawat

inap, belum sesuai sepenuhnya

dengan standar pelayanan minimal

rumah sakit di ruang rawat inap.

3. Berdasarkan aspek ketersediaan

pelayanana rawat inap, sudah sesuai

dengan standar pelayanan minimal

rumah sakit di ruang rawat inap.

4. Berdasarkan aspek jam visite dokter

spesialis, hanya ruang kebidanana

yang sesuai dengan standar

pelayanan minimal rumah sakit di

ruang rawat inap.

5. Berdasarkan aspek kejadian infeksi

pasca operasi pada tahun 2016,

belum sesuai dengan standar

pelayanan minimal rumah sakit di

ruang rawat inap.

6. Berdasarkan aspek angka kejadian

infeksi nosokomial pada tahun 2016

belum sesuai dengan standar

pelayanan minimal rumah sakit di

ruang rawat inap.

7. Berdasarkan aspek tidak adanya

pasien jatuh yang berakibat

kecatatan/kematian pada tahun 2016,

sudah sesuai dengan standar

pelayanan minimal rumah sakit di

ruang rawat inap.

8. Berdasarkan aspek kematian pasien ≥ 48 jam, belum sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah

sakit di ruang rawat inap.

9. Berdasarkan aspek kejadian pulang

paksa, belum sesuai dengan standar

pelayanan minimal rumah sakit di

ruang rawat inap.

10. Berdasarkan aspek kepuasan

pelanggan rawat inap, belum sesuai

dengan standar pelayanan minimal

rumah sakit di ruang rawat inap.

11. Berdasarkan aspek penegakkan

disgnosis TB melalui pemeriksaan

mikroskopis TB dan kegiatan

pencatatan dan pelaporan TB di

rumah sakit, sudah sesuai dengan

standar pelayanan minimal rumah

sakit di ruang rawat inap

SARAN

1. Pihak rumah sakit

a. Melaksanakan analisa indikator

capaian standar pelayanan

minimal di ruang rawat inap

(7)

b. Melaksanakan rapat koordinasi

dengan Komite Medis, Tim

Mutu, Bidang Keperawatan dan

Manajemen rumah sakit setiap

bulannya.

c. Membuat tindak lanjut untuk

setiap permasalahan yang ada di

ruang rawat inap pada setiap

bulannya.

d. Melaksanakan pelaporan secara

berjenjang dan terkoordinasi.

e. Melaksanakan Satuan Pengawas

Internal.

2. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten

Minahasa

a. Memfasilitasi penyelenggaraan

pelayanan kesehatan sesuai

standar pelayanan minimal antar

daerah kabupaten/kota.

b. Melaksanakan pengawasan

terhadap penyelenggaraan

pelayanan rumah sakit sesuai

standar pelayanan minimal yang

dilaksanakan oleh rumah sakit.

3. Pihak Pemerintah Kabupaten

Minahasa

a. Menyediakan sumber daya

manusia yang dibutuhkan dalam

penyelenggaraan pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar

pelayanan minimal.

b. Memberikan dukungan penuh

terhadap rumah sakit dalam

penyelenggaraan pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar

pelayanan minimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2009. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.

Jakarta

__________ 2008. Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit. Jakarta:

Dirjen Bina YanMed Departemen

Kesehatan RI.

__________ 2012. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 96 Tahun 2012 Tentang

Pelaksanaan Undang- Undang

Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik.Jakarta

____________2007. Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 6 Tahun

2007 Tentang Petunjuk Teknis

Penyusunan Dan Penerapan

Standar Pelayanan Minimal.

Menteri Dalam Negeri. Jakarta.

____________2005. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 65 Tahun 2005 Tentang

Pedoman Penyusunan Dan

Penerapan Standar Pelayanan

Minimal. Presiden Republik

Indonesia. Jakarta

____________2002. Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

Nomor

(8)

Tentang Pedoman Penyusunan

Standar Pelayanan Minimal

Rumah Sakit Yang Wajib

Dilaksanakan Daerah. Jakarta

__________ 2001. Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia

Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011

Tentang Keselamatan Pasien

Rumah Sakit.Jakarta

__________ 1994. Buku Pedoman

Upaya Peningkatan Mutu

Pelayanan Rumah

Sakit.Departemen Kesehatan

Republik Indonesia Direktorat

Jendral pelayanan

Medik.Direktorat Rumah Sakit

Khusus dan Swasta.Jakarta

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi

Kesehatan.Penerbit Jakarta.

Aditama, T. Y. 2015. Manajemen Rumah

Sakit. Penerbit. Jakarta.

Asmuji. 2012 .Manajemen

Keperawatan.Jogjakarta

Agung, K. 2010. Analisis Pemanfaatan

Data Sensus Harian Rawat Inap

Untuk Pelaporan Indikator

Pelayanan Rawat Inap di Rumah

Sakit Umum Daerah Dr.Soeroto

Ngawi.

Anis S. 2013. Analisis Kejadian Pasien

Pulang Paksa Di Rumah Sakit TNI

AU LANUD Iswahyudi.

Anugrah M. 2015. Analisis Pelaksanaan

Pencegahan dan Pengendalian

Infeksi di Kamar Operasi RSUD

DR Sam Ratulangi Tondano.

Agustinus L. 2013. Gambaran Kepuasan

Pasien Umum Tentang Kualitas

Pelayanan Pada Instalasi rawat

Inap RSUD Daya Makasar Tahun

2013.

Costy P .2013. Infeksi Nosokomial di

Rumah Sakit.

Eko Candra.2007. Faktor-faktor Yang

Berhubungan Dengan Keputusan

Pasien Rawat Inap Melakukan

Pulang Paksa Di RSU RA Kartini

Kabupaten Jepara.

Noor.F.2013. Beberapa Faktor Yang

mempengaruhi Kejadian Phlebitis

Pasca Pemasangan Infus Di Ruang

Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga

Demak.

Menap. 2007. Analsis Alasan Pasien

Pulang Paksam (Discharge

Against Medical Advice) di RSUD

Praya Kabupeten Lombok Tengah.

Joni R. 2005. Evaluasi Mutu Pelayanan

Rawat Inap Melalui Audit

Kematian.

Rohani. 2016. Hubungan Lama

Pemasangan Infus Dengan

Terjadinya Plebitis Di RS Husada

Jakarta Tahun 2015.

Sari Dewi K. 2015. Hubungan

Pelaksanaan Standar Prosedur

Opersional Pemasangan Infus

(9)

Rumah Sakit Islam Siti Hajar

Sidoarjo.

Sepvi F. 2015. Faktor Yang

mempengaruhi Terjadinya

Phlebitis Di Rumah Sakit

Bhayangkara TK.H.S.Samsoeri

Mertojoso Surabaya.

Satori, D dan A. Komariah. 2009.

Metodologi Penelitian Kualitatif.

Alfabeta. Bandung.

Tjahjono. 2007. Standar Pelayanan

Minimal Rumah Sakit Sebagai

Persyaratan Badan Layanan

Umum Dan Sarana Peningkatan

Kinerja.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian

Kualitatif. Alfabeta. Bandung

Tambuwun, S. 2010. Analisis Penerapan

Dokumentasi Asuhan

Keperawatan di Instalasi rawat

Inap C Badan Layanan Umum

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado. Tesis Program

Pascasarjana Universitas Sam

Ratulangi Manado.

Wahyu. 2016. Analisis Faktor Yang

Berhubungan Dengan kejadian

Phlebitis pada Pasien Yang

Terpasang Kateter Intravena di

Ruang Bedah Rumah Sakit

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata harga susu yang diterima peternak bukan anggota adalah Rp4.181 per liter dengan produksi susu mencapai 781 liter per bulan sehingga dapat diartikan

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui Analisis aspek pasar, teknis dan finansial pengolahan salak carica (salyca) skala Usaha Mikro Kecil di Kabupaten

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada dua calon pengguna (konselor), diketahui bahwa rata-rata hasil penilaian terhadap produk software stress

Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi siklus I yaitu melakukan pengamatan kepada peserta

Dan dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian untuk mengetahui laju korosi terhadap material BKI Grade A36 yang telah diberikan perlakuan pengelasan SMAW,GMAW dan FCAW

Data yang diteliti dalampenelitian ini adalah data keterlaksanaan pembelajaran, keaktifan yang dikumpulkanmenggunakan lembar observasi kemudian dianalisis secara

Dari hasil penelitian menunjukan bahwa prosedur pembayaran pajak kendaraan bermotor melalui Samsat J’bret pada kantor Cabang Pelayanan Pendapatan Daerah Provinsi Wilayah

Untuk menjawab pertanyaan ekonomi di atas dan juga dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya yang terbatas untuk menghasilkan barang dan jasa