ANALISIS PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR SAM RATULANGI TONDANO Juanita J.E.Tombuku*, Grace D.Kandou**, A.Joy.M.Rattu**
*Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado
**Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi
ABSTRAK
Rumah sakit salah satu sektor publik yang harus mengimplementasikan standar pelayanan minimal berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit pada hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan rumah sakit yang wajib dilaksanakan dengan standar kinerja yang ditetapkan. Oleh karena itu rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Desain penelitian menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan observasional dan wawancara mendalam untuk mengkaji pelaksanaan standar pelayanan minimal rumah sakit di ruang rawat inap RSUD DR Sam Ratulangi Tondano. Hasil penelitian didapati bahwa pelaksanaan standara pelayanan minimal rumah sakit di ruang rawat inap pada aspek pemberi pelayanan di rawat inap terdiri dari dokter spesialis dan perawat dengan tingkat pendidikan D3 dan SPK. Pada aspek dokter penanggungjawab pasien rawat inap tidak terdokumentasi di bagian rekam medis. Pada aspek ketersediaan pelayanan rawat inap terdiri rawat inap penyakit dalam, anak, bedah, obsgin, ICU, Neonati dan VIP. Pada aspek jam visite dokter spesialis dimulai di atas jam 9 pagi. Pada kejadian infeksi pasca operasi ditemukan 5 kasus infeksi pasca operasi. Pada kejadian infeksi nosocomial ditemukan ada 9 kasus Decubitus dan Plebitis. Pada aspek tidak adanya pasien jatuh yang berakibat kecatatan/kematian tidak ditemukan adanya kasus tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pelaksanaan standar pelayanan minimal rumah sakit di ruang rawat inap di RSUD DR Sam Ratulangi Tondano terdiri dari 11 (sebelas) indikator hanya 3 (tiga) indikator yang sesuai dengan standar yaitu pada indikator ketersediaan pelayanan rawat inap, tidak adanya pasien jatuh yang berakibat kecatatan/kematian dan rawat inap TB.
Kata Kunci : Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
ABSTRACT
Hospitals are one public sector that must implement the minimum service standard based on Ministerial Decree of Health No. 129 /Menkes/ SK /II/2008, about Minimum Hospital Service Standard. Minimum Hospital Service Standard is substantially the categories of hospital services that must be implemented with a defined standard of performance. Therefore hospitals are required to provide quality services in accordance with established standards. The research design used qualitative method through observational approach and in-depth interview to study the implementation of hospital minimum service standard in inpatient rooms DR. Sam Ratulangi Regional General Hospital (RSUD), Tondano. The results of the study found that the implementation of the minimum hospital service standard in the inpatient rooms on the aspect of the service providers for inpatients consists of specialist doctors and nurses with associate degree (Diploma 3/D3) and nursing vocational school (SPK) education level. Meanwhile, in the aspect of doctor in charge of inpatients there is no documentation of doctors in charge of inpatients in the medical record department. In terms of availability of inpatient service, service consists of internal medicine for inpatient, pediatrics unit, surgical, obstetrics and gynecology, ICU, Neonatal and VIP service. On the aspect of the visiting hours, doctor specialist will starts at 9 am. Upon the incidence of postoperative infection, 5 cases of postoperative infection found. Upon the incidence of nosocomial infection, 9 cases of Decubitus and Plebitis found. The conclusion of this research is the implementation of minimum hospital service standard, which consisting of 11 indicators, in the inpatient room at RSUD DR Sam Ratulangi Tondano, only 3 (three) indicators are run in accordance to the standard, including indicator of availability of service of inpatient, the absence of patient fall which resulted in the disability or death and inpatient TB.
PENDAHULUAN
Rumah sakit menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perseorangan
meliputi pelayanan promotif, preventif
kuratif dan rehabilitatif yang
menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat, sehingga
dalam menjalankan fungsinya rumah
sakit harus memiliki standar pelayanan.
Rumah sakit salah satu sektor publik
yang harus mengimplementasikan
standar pelayanan minimal berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
129/Menkes/SK/II/2008, tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
pada hakekatnya merupakan jenis-jenis
pelayanan rumah sakit yang wajib
dilaksanakan dengan standar kinerja
yang ditetapkan. Oleh karena itu rumah
sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang ditetapkan.
Rumah Sakit Umum Daerah DR
Sam Ratulangi Tondano merupakan
rumah sakit tipe C milik Pemerintah
Daerah Kabupaten Minahasa yang terdiri
dari 120 tempat tidur dan merupakan
rujukan dari 21 Puskesmas dan dokter
keluarga yang ada di Kabupaten
Minahasa dan sudah terakreditasi
perdana (Program Khusus). Rumah Sakit
Umum Daerah DR Sam Ratulangi
Tondano memiliki fasilitas pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan instalasi
penunjang.
Pada tahun 2013 telah
ditandatangani Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit Umum Daerah DR
Sam Ratulangi Tondano oleh Bupati
Minahasa, dengan 21 jenis pelayanan,
indikator dan standar pencapaiannya
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit yang dikeluarkan oleh
Menteri Kesehatan Nomor
129/Menkes/SK/II/2008. Salah satu jenis
pelayanannya adalah pelayanan rawat
inap yang hanya mencantumkan 11
indikator dan 11 standar karena RSUD
DR Sam Ratulangi Tondano tidak
tersedia pelayanan jiwa, dan pada tahun
yang sama juga yaitu tahun 2010 telah
dilakukan sosialisasi ke setiap pelayanan
yaitu pada pelayanan gawat darurat,
pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat
inap, pelayanan bedah, pelayanan
persalinan dan perinatology, pelayanan
intensif, pelayanan radiologi, pelayanan
patologi klinik, pelayanan rehabilitasi
medik, pelayanan farmasi, pelayanan
gizi, pelayanan transfuse darah,
pelayanan keluarga miskin, pelayanan
rekam medis, pengolahan limbah,
pelayanan administrasi manajemen,
pelayanan ambulans/ jenazah, pelayanan
pemulasaran jenazah, pelayanan laundry,
pelayanan pemeliharaan sarana rumah
infeksi tentang indikator beserta
standarnya.
Hasil survei awal di RSUD DR
Sam Ratulangi Tondano diketahui bahwa
sejak dikeluarkannya SK Bupati Nomor
6 Tahun 2013 Tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit Umum
Daerah DR Sam Ratulangi Tondano
belum pernah dilakukan analisa tentang
pelaksanaan terhadap indikator dan
standarnya, sehingga laporannya juga
tidak terdokumentasi.
Berdasarkan latar belakang di
atas maka penulis melakukan penelitian
kualitatif tentang pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit di
RSUD DR Sam Ratulangi khususnya di
ruang rawat inap.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian
dengan metode kualitatif, melalui
pendekatan observasional dan
wawancara mendalam untuk
menganalisis pelaksanaan standar
pelayanan minimal Rumah Sakit di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah
DR Sam Ratulangi Tondano.Waktu
pelaksanaan penelitian dilaksanakan
bulan Januari – Maret 2017. Data primer
yaitu data yang diperoleh dari hasil
wawancara mendalam terhadap
informan. Data sekunder yaitu data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen atau
laporan yang berkaitan dengan
pelaksanaan standar pelayanan minimal
.Informan dalam penelitian berumlah 9
orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap RSUD DR Sam
Ratulangi Tondano pada aspek
pemberi pelayanan di Rawat Inap.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam,
aspek pemberi pelayanan di Rawat Inap
RSUD DR Sam Ratulangi Tondano
adalah dokter Spesialis dan hasil
observasi dokumen di Sub Bidang
Sumber Daya Manusia memberikan data
bahwa yang memberi pelayanan di ruang
rawat inap hingga saat ini adalah dokter
spesialis. Untuk tenaga perawat hingga
saat ini belum dapat memenuhi Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit karena
masih ada tenaga perawat yang
pendidikannnya dibawah D3 yaitu yang
SPK (Sekolah Perawat Kesehatan).
Misalnya di ruang rawat inap anak ada 2
orang tenaga perawat dengan tingkat
pendidikan SPK dan di ruang rawat inap
penyakit dalam 1 orang tenaga perawat
pendidikan SPK. Hal ini terjadi karena di
RSUD DR Sam Ratulangi Tondano
masih kekurangan tenaga perawat
dengan pendidikan D3 keatas.
b. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Rawat Inap RSUD DR Sam
Ratulangi Tondano pada aspek
dokter penanggung jawab pasien
rawat inap.
Dari hasil wawancara mendalam pada
aspek dokter penanggung jawab pasien
rawat inap diketahui bahwa di RSUD DR
Sam Ratulangi Tondano ada dokter
penanggung jawab pasien rawat inap, hal
ini sesuai hasil observasi dokumen di
Komite Medis bahwa ada data yang
mendukung tentang dokter penanggung
jawab pasien rawat inap.
c. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap RSUD DR Sam
Ratulangi Tondano pada aspek
ketersediaan pelayanan rawat inap.
Dari hasil wawancara dan observasi
dokumen Profil Rumah Sakit diketahui
bahwa RSUD DR Sam Ratulangi
Tondano adalah Rumah Sakit Tipe C
yang memiliki pelayanan lebih dari 4
besar sesuai ketentuan Standar Pelayanan
Minimal yaitu Rawat Inap Anak, Rawat
Inap Bedah, Rawat Inap Penyakit Dalam,
Rawat Inap Bersalin/Obsgin, rawat Inap
Neonati, ICU dan VIP.
d. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap RSUD DR Sam
Ratulangi Tondano pada aspek jam
Visite dokter spesialis.
Jam visite dokter spesialis berdasarkan
Standara Pelayanan Minimal Rumah
Sakit mulai jam 08.00 sampai dengan
14.00 setiap hari kerja. Dari hasil
wawancara mendalam diketahui bahwa
jam visite dokter spesialis di ruang rawat
inap berbeda-beda di tiap ruangan.
e. Pelaksanaan Standar pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap pada aspek Kejadian
Infeksi Pasca Operasi.
Dari hasil wawancara mendalam
diketahui bahwa pada bulan April sampai
dengan Desember tahun 2016 ada
kejadian infeksi pasca operasi dengan
jumlah 5 kasus dari 177 pasien yang
dioperasi. Infeksi pasca operasi diketahui
saat pasien datang kembali untuk kontrol
di rawat jalan
f. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap pada aspek Infeksi
Nosokomial.
Dari hasil wawancara mendalam dan
observasi dokumen diketahui bahwa
pada tahun 2016 terdapat 9 kasus infeksi
nosocomial yaitu Decubitus dan Plebitis.
g. Pelaksanaan Standar pelayanan
Minimal Rumah Sakit di ruang rawat
inap pada aspek tidak adanya kejadian
pasien jatuh yang berakibat
Dari hasil wawancara diketahi bahwa
pada tahun 2016 tidak ditemukan adanya
kasus kejadian pasien jatuh yang
berakibat kecatatan/kematian di ruang
rawat inap Hasil Observasi dokumen
pada bagian rekam medis tidak
ditemukan adanya data tentang kejadian
pasien jatuh yang berakibat
kecatatan/kematian.
h. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap pada Aspek Kematian Pasien ≥ 48 jam.
Dari hasil wawancara dan observasi
dokumen dketahui bahwa di ruang rawat
inap Penyakit Dalam pada tahun 2016
dengan jumlah pasien 1500 memiliki jumlah kematian ≥ 48 jam berjumlah 26 orang atau 1,73%. Hal ini bila
dibandingkan dengan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di ruang rawat inap adalah ≤ 0,24 %.
i. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap pada aspek kejadian
pulang paksa.
Dari hasil wawancara dan observasi
dokumen diketahui bahwa pada tahun
2016 jumlah pasien pulang paksa di
ruang rawat inap anak berjumlah 35
pasien dari total jumlah pasien 706 atau 2
%. Ruang rawat Inap Bedah memiliki
jumlah pasien pulang paksa 41 orang dari
total jumlah pasien 828 atau 4 %. Ruang
rawat inap penyakit dalam dengan total
jumlah pasien 1500 memiliki jumlah
pasien pulang paksa 136 atau 9 %. Ruang
rawat Bersalin dengan total jumlah
pasien sebanyak 1295 memiliki pasien
pulang paksa berjumlah 35 atau 2 %.
j. Pelaksanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap pada aspek kepuasan
pelanggan rawat inap.
Dari hasil wawancara mendalam dan
observasi dokumen tidak di temukan
adanya data kepuasan pasien pelanggan
rawat inap. Hal ini disebabkan karena
belum ada survey kepuasan pelanggan
yang dilakukan di ruang rawat inap pada
tahun 2016.
k. Pelasanaan Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit di Ruang
Rawat Inap pada aspek Penegakkan
Diagnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB
Dari hasil wawancara mendalam dan
observasi dokumen diketahui bahwa
untuk tahun 2016 jumlah pasien TB
adalah 28 pasien dengan penegakan
diagnosa 100 % dilakukan dengan
pemeriksaan mikroskopis TB.
l. Kegiatan Pencatatan dan Pelaporan
TB di Rumah Sakit
Dari hasil wawancara dan observasi
dan pelaporan TB di RSUD DR Sam
Ratulangi telah berjalan dengan baik dan
sesuai dengan standar
KESIMPULAN
1. Berdasarkan aspek pemberi
pelayanan di rawat inap,untuk dokter
spesialis sudah sesuai standar
pelayanan minimal rumah sakit di
ruang rawat inap, tetapi untuk
perawat belum sesuai dengan standar
pelayanan minimal rumah sakit di
ruang rawat inap.
2. Berdasarkan aspek dokter
penanggung jawab pasien rawat
inap, belum sesuai sepenuhnya
dengan standar pelayanan minimal
rumah sakit di ruang rawat inap.
3. Berdasarkan aspek ketersediaan
pelayanana rawat inap, sudah sesuai
dengan standar pelayanan minimal
rumah sakit di ruang rawat inap.
4. Berdasarkan aspek jam visite dokter
spesialis, hanya ruang kebidanana
yang sesuai dengan standar
pelayanan minimal rumah sakit di
ruang rawat inap.
5. Berdasarkan aspek kejadian infeksi
pasca operasi pada tahun 2016,
belum sesuai dengan standar
pelayanan minimal rumah sakit di
ruang rawat inap.
6. Berdasarkan aspek angka kejadian
infeksi nosokomial pada tahun 2016
belum sesuai dengan standar
pelayanan minimal rumah sakit di
ruang rawat inap.
7. Berdasarkan aspek tidak adanya
pasien jatuh yang berakibat
kecatatan/kematian pada tahun 2016,
sudah sesuai dengan standar
pelayanan minimal rumah sakit di
ruang rawat inap.
8. Berdasarkan aspek kematian pasien ≥ 48 jam, belum sesuai dengan standar pelayanan minimal rumah
sakit di ruang rawat inap.
9. Berdasarkan aspek kejadian pulang
paksa, belum sesuai dengan standar
pelayanan minimal rumah sakit di
ruang rawat inap.
10. Berdasarkan aspek kepuasan
pelanggan rawat inap, belum sesuai
dengan standar pelayanan minimal
rumah sakit di ruang rawat inap.
11. Berdasarkan aspek penegakkan
disgnosis TB melalui pemeriksaan
mikroskopis TB dan kegiatan
pencatatan dan pelaporan TB di
rumah sakit, sudah sesuai dengan
standar pelayanan minimal rumah
sakit di ruang rawat inap
SARAN
1. Pihak rumah sakit
a. Melaksanakan analisa indikator
capaian standar pelayanan
minimal di ruang rawat inap
b. Melaksanakan rapat koordinasi
dengan Komite Medis, Tim
Mutu, Bidang Keperawatan dan
Manajemen rumah sakit setiap
bulannya.
c. Membuat tindak lanjut untuk
setiap permasalahan yang ada di
ruang rawat inap pada setiap
bulannya.
d. Melaksanakan pelaporan secara
berjenjang dan terkoordinasi.
e. Melaksanakan Satuan Pengawas
Internal.
2. Pihak Dinas Kesehatan Kabupaten
Minahasa
a. Memfasilitasi penyelenggaraan
pelayanan kesehatan sesuai
standar pelayanan minimal antar
daerah kabupaten/kota.
b. Melaksanakan pengawasan
terhadap penyelenggaraan
pelayanan rumah sakit sesuai
standar pelayanan minimal yang
dilaksanakan oleh rumah sakit.
3. Pihak Pemerintah Kabupaten
Minahasa
a. Menyediakan sumber daya
manusia yang dibutuhkan dalam
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan minimal.
b. Memberikan dukungan penuh
terhadap rumah sakit dalam
penyelenggaraan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan minimal.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2009. Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
Jakarta
__________ 2008. Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit. Jakarta:
Dirjen Bina YanMed Departemen
Kesehatan RI.
__________ 2012. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 96 Tahun 2012 Tentang
Pelaksanaan Undang- Undang
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik.Jakarta
____________2007. Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 6 Tahun
2007 Tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Dan Penerapan
Standar Pelayanan Minimal.
Menteri Dalam Negeri. Jakarta.
____________2005. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 65 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan Dan
Penerapan Standar Pelayanan
Minimal. Presiden Republik
Indonesia. Jakarta
____________2002. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit Yang Wajib
Dilaksanakan Daerah. Jakarta
__________ 2001. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia
Nomor
1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.Jakarta
__________ 1994. Buku Pedoman
Upaya Peningkatan Mutu
Pelayanan Rumah
Sakit.Departemen Kesehatan
Republik Indonesia Direktorat
Jendral pelayanan
Medik.Direktorat Rumah Sakit
Khusus dan Swasta.Jakarta
Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi
Kesehatan.Penerbit Jakarta.
Aditama, T. Y. 2015. Manajemen Rumah
Sakit. Penerbit. Jakarta.
Asmuji. 2012 .Manajemen
Keperawatan.Jogjakarta
Agung, K. 2010. Analisis Pemanfaatan
Data Sensus Harian Rawat Inap
Untuk Pelaporan Indikator
Pelayanan Rawat Inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr.Soeroto
Ngawi.
Anis S. 2013. Analisis Kejadian Pasien
Pulang Paksa Di Rumah Sakit TNI
AU LANUD Iswahyudi.
Anugrah M. 2015. Analisis Pelaksanaan
Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi di Kamar Operasi RSUD
DR Sam Ratulangi Tondano.
Agustinus L. 2013. Gambaran Kepuasan
Pasien Umum Tentang Kualitas
Pelayanan Pada Instalasi rawat
Inap RSUD Daya Makasar Tahun
2013.
Costy P .2013. Infeksi Nosokomial di
Rumah Sakit.
Eko Candra.2007. Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Keputusan
Pasien Rawat Inap Melakukan
Pulang Paksa Di RSU RA Kartini
Kabupaten Jepara.
Noor.F.2013. Beberapa Faktor Yang
mempengaruhi Kejadian Phlebitis
Pasca Pemasangan Infus Di Ruang
Rawat Inap RSUD Sunan Kalijaga
Demak.
Menap. 2007. Analsis Alasan Pasien
Pulang Paksam (Discharge
Against Medical Advice) di RSUD
Praya Kabupeten Lombok Tengah.
Joni R. 2005. Evaluasi Mutu Pelayanan
Rawat Inap Melalui Audit
Kematian.
Rohani. 2016. Hubungan Lama
Pemasangan Infus Dengan
Terjadinya Plebitis Di RS Husada
Jakarta Tahun 2015.
Sari Dewi K. 2015. Hubungan
Pelaksanaan Standar Prosedur
Opersional Pemasangan Infus
Rumah Sakit Islam Siti Hajar
Sidoarjo.
Sepvi F. 2015. Faktor Yang
mempengaruhi Terjadinya
Phlebitis Di Rumah Sakit
Bhayangkara TK.H.S.Samsoeri
Mertojoso Surabaya.
Satori, D dan A. Komariah. 2009.
Metodologi Penelitian Kualitatif.
Alfabeta. Bandung.
Tjahjono. 2007. Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit Sebagai
Persyaratan Badan Layanan
Umum Dan Sarana Peningkatan
Kinerja.
Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian
Kualitatif. Alfabeta. Bandung
Tambuwun, S. 2010. Analisis Penerapan
Dokumentasi Asuhan
Keperawatan di Instalasi rawat
Inap C Badan Layanan Umum
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado. Tesis Program
Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Wahyu. 2016. Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan kejadian
Phlebitis pada Pasien Yang
Terpasang Kateter Intravena di
Ruang Bedah Rumah Sakit