• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Portofolio Dalam Pembelajaran M Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penilaian Portofolio Dalam Pembelajaran M Pembelajaran"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Evaluasi Pendidikan

yang dibina oleh Bapak Dr. Muhardjito,M.S

Oleh:

Indah Puspita Ningrum 142103806884

Sultan 142103806886

UNIVERSITAS NEGERI MALANG PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR Maret 2015

(2)

A. Pengertian Penilaian Portofolio

Soewandi (2005) mengemukakan bahwa arti asli portofolio adalah a hinged cover or flexible case for carrying loose papers, pictures, or phamplets (semacam map, kotak, atau tas yang fleksibel untuk dipakai membawa surat-surat [dokumen-dokumen] lepas, gambar-gambar, atau pamfle-pamfet lepas). Jadi, portofolio berupa suatu koleksi hasil kerja seseorang yang berupa kumpulan dokumen secara lepas. Dengan melihat koleksi itu, seseorang dapat menelusuri riwayat perkembangan prestasi atau apa pun yang telah dicapainya.

Di dunia pendidikan, secara umum portofolio berarti juga kumpulan evidence (dokumen, bukti) yang berisi informasi tentang kemampuan dan perkembangan peserta didik dari waktu ke waktu (Surapranata dan Hatta, 2004: 30).

Johnson dan Johnson dalam Rasyid (2012:231) mendefinisikan “Portofolio sebagai koleksi dari bukti-bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa”. Dalam konteks ini, portofolio merupakan kumpulan pekerjaan-pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatan dalam pembelajaran yang dilakukan.

Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang telah ditetapkan. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang

didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam suatu periode tertentu. Arifin S (2014:191) mengemukakan.

Penilaian portofolio merupakan penilaian berbasis kelas terhadap sekumpulan karya peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang diambil selama proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.

(3)

Secara umum, portofolio berisikan beragam tugas, antara lain: draf mentah, nilai, makalah, benda kerja, kritik dan ringkasan, lembar refleksi diri, pekerjaan rumah, jurnal, respon kelompok, grafik, lembaran catatan dan catatan diskusi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum Depdiknas (2006:2) memberikan penjelasan sebagai berikut:

Portofolio merupakan kumpulan hasil kerja siswa. Hasil kerja itu sering disebut artefak. Artefak- artefak itu dihasilkan dari

pengalaman belajar atau proses pembelajaran siswa dalam periode waktu tertentu. Artefak- artefak itu diseleksi dan disusun menjadi satu portofolio. Dengan kata lain, portofolio adalah suatu koleksi pribadi hasil pekerjaan seorang siswa (bersifat individual) yang menggambarkan (merefleksi) taraf pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaik siswa tersebut dengan ciri koleksi dinamis, selalu bertumbuh dan berubah.

Lebih lanjut BSNP (2007:8) mengemukakan bahwa “portofolio adalah kumpulan karya- karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreatifitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu”.

Sejalan dengan pendapat sebelumnya, Winter (1989:6) menyatakan bahwa “Portofolio merupakan suatu koleksi pekerjaan peserta didik yang menunjukkan segala usaha peserta didik, kemajuan dan pencapaian belajar dari pengalaman belajar yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan kearah penguasaan hasil belajar”

Yuliani (2010) menyatakan bahwa “Penilaian portofolio ini bertujuan sebagai penilaian formatif dan diagnostik untuk memonitor perkembangan siswa dari hari ke hari, berfokus pada proses perkembangan siswa, dalam rangka memberikan bukti penilaian formal dalam mengikuti perkembangan pekerjaan siswa, berfokus pada proses dan hasil”. Dalam penyusunan portofolio yang berisi koleksi, yaitu mengumpulkan hasil kerja siswa yang menunjukkan pertumbuhan, kemajuan, adan hasil belajarnya dengan mengorganisasikan berbagai hasil kerja siswa dan melakukan refleksi berupa kegiatan merenungkan atau memikirkan kembali apa yang telah dikoleksi dan diorganisasi, dan akhirnya dapat disajikan dengan mempresentasikan hasil kerja siswa tersebut.

(4)

menilai: (1) proses belajar, (2) hasil belajar, atau (3) proses dan hasil belajar peserta didik (Cole, Ryan, dan Kick, 1995 dalam Surapranata dan Hatta, 2004: 46). Hanya perlu dicatat bahwa penilaian pembelajaran dengan portofolio tidak boleh meniadakan penilaian dengan cara-cara lain, misalnya, dengan tes, perbuatan, atau yang lain.

Jadi penilaian portofolio dapat diartikan sebagai penilaian yang didasarkan pada koleksi atau kumpulan pekerjaan, kumpulan evidence yang berisi informasi kemampuan, prestasi, kemajuan dan perkembangan siswa melalui tugas yang ditentukan guru atau guru dengan siswa dengan menampilkan pekerjaan terbaik siswa pada kurun waktu tertentu.

B. Kekuatan dan Kelemahan Penilaian Portofolio

Konsep penilaian portofolio bukan merupakan konsep penilaian yang memiliki kesempurnaan yang utuh tetapi juga memiliki keterbatasan. Sama halnya dengan bentuk-bentuk penilaian yang lain yang memiliki kelebihan dan

kekurangan. Berikut ini kekuatan/kelebihan dan kelemahan/kekurangan dari penilaian portofolio.

1. Kekuatan/kelebihan

Arifin (2009:198) berpendapat bahwa keunggulan portofolio sebagai berikut.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih banyak terlibat, siswa dapat dengan mudah mengontrol sejauh mana perkembangan kemampuan yang telah diperolehnya, mampu melakukan penilaian sendiri, terampil menemukan kelebihan dan kekurangannya, serta mampu menggunakan kelebihan tersebut untuk mengatasi

kelemahannya sebagai modal dasar penting dalam proses pembelajaran.

Kelebihan portofolio menurut O’Malley& Pierce (1996:12) yaitu: “1) mengintegrasikan informasi dari berbagai sumber, 2) memberikan gambaran keseluruhan kinerja siswa dalam pembelajaran, 3) siswa terlibat secara langsung dan berkomitmen, 4) siswa menilai diri sendiri”.

(5)

a. Dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik dari waktu ke waktu berdasarkan feed-back dan refleksi diri.

b. Membantu guru melakukan penilaian secara adil, objektif, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa mengurangi kreativitas peserta didik di kelas.

c. Mengajak peserta didik untuk belajar bertanggungjawab terhadap apa yang telah mereka kerjakan, baik di kelas maupun di luar kelas dalam rangka implementasi program pembelajaran.

d. Meningkatkan peran serta peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran dan penilaian.

e. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk meningkatkan kemampuan mereka.

f. Membantu guru mengklarifikasi dan mengidentifikasi program pembelajaran. g. Terlibatnya berbagai pihak, seperti orang tua, guru, komite sekolah, dan

masyarakat lainnya dalam melihat pencapaian kemampuan peserta didik. h. Memungkinkan peserta didik melakukan penilaian diri (self-assessment),

refleksi, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis (critical thinking). i. Memungkinkan guru melakukan penilaian secara fleksibel, tetapi tetap

mengacu pada kompetensi dasar dan indicator hasil belajar yang ditentukan. j. Guru dan peserta didik sama-sama bertanggung jawab untuk merancang dan

menilai kemajuan belajar.

k. Dapat digunakan untuk menilai kelas yang heterogen antara peserta didik yang pandai dan kurang pandai.

l. Memungkinkan guru memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peserta didik.

2. Kelemahan/kekurangan

Depdiknas (2004: 6) mengingatkan adanya dua kelemahan penggunaan portofolio sebagai penilaian.

(6)

b. Bagi guru penggunaan portofolio sebagai alat penilaian memerlukan banyak waktu untuk melakukan penskoran, apalagi kalau kelasnya besar.

Kelemahan portofolio menurut Iskandar (2011) yaitu penggunaan portofolio tergantung kepada kemampuan siswa dalam menyampaikan uraian secara tertulis, dan penggunaan portofolio untuk penilaian memerlukan banyak waktu dari guru untuk melakukan penskoran.

Beberapa kekurangan penilaian portofolio yang juga dikemukan oleh Arifin (2014:206) sebagai berikut.

a. Membutuhkan waktu dan kerja ekstra.

b. Penilaian portofolio dianggap kurang reliable dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain.

c. Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian.

d. Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreativitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik. e. Orang tua peserta didik sering berpikir skeptis karena laporan hasil belajar

anaknya tidak berbentuk angka.

f. Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua, dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya.

g. Tidak tersedianya criteria penilaian yang jelas.

h. Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya penggunaan angka.

i. Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional.

j. Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap dan detail.

Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta dalam Soewandi (2007:202), bahkan, menyebutkan beberapa kelemahan, antara lain, sebagai berikut.

(7)

benar-benar mereka memahami hakikat tes, cara menyusun tes yang benar, dan cara menilai hasil tes)

b. Guru memerlukan waktu ekstra untuk merencanakan dan melaksanakan penilaian dengan portofolio.

c. Penilaian dengan portofolio kurang reliabel dibandingkan dengan penilaian-penilaian yang menggunakan ulangan harian, ulangan umum maupun ujian nasional yang menggunakan tes; apalagi penilaian sendiri oleh siswa ( self-assessment) seperti yang dianjurkan dalam portofolio.

d. Guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti penilaian proses tidak mendapatkan perhatian sewajarnya.

e. Guru dan peserta didik biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down: guru tahu segalanya dan peserta didik perlu diberi tahu. Jika demikian, inisiatif dan kreativitas peserta didik tidak berkembang, padahal penilaian dengan portofolio menghendaki adanya kedua hal itu.

f. Ada unsur skeptis, khususnya orang tua, karena selama ini keberhasilan anaknya hanya didasarkan pada angka hasil tes akhir, peringkat, dan hal-hal yang bersifat kuantitatif. Padahal penilaian dengan portofolio menghendaki sebaliknya, yaitu penilaian bukan berupa angka. Bagi guru, penilaian bukan berupa angka bukanlah pekerjaan mudah.

g. Penilaian dengan portofolio memerlukan tempat penyimpanan evidence (dokumen) yang memadai, apalagi jika jumlah peserta didik cukup besar.

C. Merencanakan Penilaian Portofolio

Menurut Anthoni J. Nitko dalam Arifin (2014:212) ada enam tahap untuk menggunakan sebuah sistem portofolio (six steps for crafting a portfolio system), yaitu “ mengidentifikasi tujuan dan fokus portofolio, mengidentifikasi isi materi umum yang akan dinilai, mengidentifikasi pengorganisasian portofolio,

(8)

Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan yang sistematis. Depdiknas dalam Soewandi (2007:202-205) menyebutkan enam langkah penyusunan portofolio sebagai berikut.

1. Menentukan Maksud atau Fokus Portofolio.

a. Menentukan tujuan penilaian dengan porotofolio: apakah untuk memantau proses pembelajaran (process oriented), atau mengevaluasi hasil belajar (product oriented), atau keduanya.

b. Menentukan untuk apa penilaian dengan portofolio digunakan: apakah untuk menunjukkan proses pembelajaran kepada orang tua, atau penilaian pada akhir pembelajaran, atau pada akhir jenjang pendidikan.

c. Menentukan relevansi (kaitan) antara evidence dan tujuan (kompetensi) yang akan dinilai: perlu ditentukan apakah ada penilaian diri, audio, esai; apakah boleh dikerjakan bersama (kelompok).

d. Menentukan seberapa banyak evidence yang ada di portofolio akan digunakan sebagai bahan penilaian.

e. Menentukan kompetensi (standar, dasar, dan indikator) apa yang ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio.

f. Menentukan evidence yang dikumpulkan: apakah hanya karya terbaik, atau pertumbuhan atau perkembangannya, atau keduanya.

g. Menentukan apakah portofolio akan dipakai untuk penilaian formatif, atau sumatif, atau keduanya.

h. Menetapkan siapa yang menentukan isi portofolio: apakah guru saja, guru dan siswa, atau pihak lain (misalnya orang tua).

2. Menentukan Aspek Isi yang Dinilai.

a. Menentukan hanya karya terbaik siswa, atau karya yang berisi perkembangan belajarnya.

b. Menentukan pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa yang menjadi aspek utama untuk dinilai.

Jadi tidak setiap kompetensi dasar merupakan isi portofolio.

c. Menentukan banyaknya evidence yang akan digunakan sebagai bahan penilaian.

(9)

a. Menentukan bentuk portofolio

Pada umumnya bentuk portofolio terdiri atas: (1) daftar isi dokumen, (2) isi dokumen, (c) batasan (pembatasan) untuk setiap dokumen (misalnya dengan kertas berwarna sebagai pembatas), dan (d) catatan guru dan orang tua. b. Menentukan jenis isi dokumen, maksudnya, menentukan kompetensi dasar

dan indikator apa yang harus dicapai dalam wujud evidence (yang mungkin berupa karya cipta atau catatan laporan, atau yang lain)

c. Memberikan catatan/komentar/nilai terhadap setiap evidence oleh guru/ orang tua

d. Menentukan apa yang harus ada dalam daftar isi portofolio

e. Menentukan definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi dokumen 4. Menentukan Penggunaan Portofolio

a. Menentukan penggunaannya: apakah untuk siswa saja, atau orang tua saja, atau kepala sekolah, guru lain, dan siswa lain

b. Menentukan pembobotan nilai portofolio terhadap komponen penilaian lain dalam rangka penentuan nilai akhir/rapor.

5. Menentukan Cara Menilai Portofolio. Dalam langkah ini guru melakukan kegiatan.

a. Menentukan pedoman (rubrik) penskoran untuk setiap isi portofolio b. Menentukan penilaiannya oleh guru sendiri atau guru dan siswa c. Menentukan pembuatan rubrik (pedoman penilaian secara rinci) lebih

dahulu untuk menentukan penilaian atas portofolio; (penilaian sebaiknya tidak hanya didasarkan pada keberhasilan, tetapi juga atas prosesnya). Itulah sebabnya, kriteria yang sebaiknya dipakai:

1) Bukti terjadinya proses.

2) Mutu kegiatan: apakah menunjukkan peningkatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan melibatkan beberapa materi pokok, atau tidak.

3) Keragaman pendekatan yang dipakai.

6. Menentukan Bentuk atau Penggunaan Rubrik. Dalam langkah ini ditentukan apakah nilai portofolio akan dinyatakan sebagai satu skor saja dalam

(10)

D. Melakukan Penilaian Portofolio

Tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut portofolio. Portofolio “hanya kumpulan karya seorang siswa sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum” (Depdiknas, 2004: 3).

Ini pun “difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan, atau tidak dapat dijawab, atau tidak dapat dipecahkan oleh siswa” (Depdiknas, 2004: 3). Kata ‘kumpulan dokumen’ dalam definisi itu harus diartikan ‘dokumen-dokumen yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi’ (Surapranata dan Hatta, 2004: 28); dan waktu penyelesaian tugas dibatasi, dan hanya dipilih yang sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

Karya yang dapat dikumpulkan dalam sebuah portofolio contohnya: 1. hasil proyek penyelidikan, atau praktik siswa yang disajikan secara tertulis 2. hasil kerja siswa dengan menggunakan alat rekam, atau komputer, atau disket 3. gambar atau laporan hasil pengamatan

4. deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah 5. laporan kerja kelompok

6. laporan tentang sikap siswa terhadap pelajaran (Depdiknas, 2004: 4), 7. penghargaan tertulis

8. hasil karya berupa tulisan, ringkasan (Surapranata dan Hatta, 2004: 39).

Khusus mata pelajaran bahasa, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 36) memberikan contoh dokumen dalam portofolio sebagai berikut:

1. catatan observasi guru tentang kemampuan berbicara siswa 2. tanggapan siswa terhadap cerita/dongeng yang dibacakan guru 3. daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca 4. sinopsis bacaan yang dibuat

5. surat-surat yang dibuat 6. naskah pidato

(11)

8. laporan kunjungan

9. tulisan di majalah dinding.

Perlu diingat sekali lagi bahwa tidak setiap kompetensi (standar, dasar, dan indikator) dapat diwujudkan dengan dokumen (evidence) yang berbentuk kinerja. Jadi, tidak setiap kompetensi dapat dinilai dengan portofolio

Isi portofolio bervariasi menurut tujuannya. Johnson and Johnson

(2002:103) menyebutkan butir-butir yang relevan dimasukkan ke dalam portofolio sebagai berikut:

Pekerjaan rumah

Tes (buatan guru, curriculum supplied)

Komposisi (essay, laporan, cerita) Presentasi (rekaman, observasi) Investigasi, penemuan, proyek Buku harian/jurnal

Cheklist observasi (guru, teman sekelas)

Seni visual (melukis, pahatan, puisi)

Refleksi diri dan checklist Hasil-hasil kelompok Bukti kecakapan sosial

Bukti kebiasaan dan sikap bekerja Catatan anekdot, laporan naratif Hasil-hasil tes baku

Foto, sketsa autobiografi

Kinerja (menari, thespian activities)

Isi portofolio ditentukan oleh: 1. Siswa

Siswa dapat menentukan apa yang akan dimasukka ke dalam portofolio mereka.

2. Kelompok pembelajaran kooperatif siswa

Kelompok ini dapat merekomendasikan tentang apa yang akan dimasukkan dalam portofolio

3. Guru dan sekolah

(12)

Langkah pelaksanaan portofolio meliputi: 1. Persiapan portofolio

a. Putuskan jenis portofolio yang digunakan, individu atau kelompok b. Identifikasi tujuan portofolio

c. Pilih kategori pekerjaan apa yang akan dimasukkan dalam portofolio d. Meminta siswa memilih hal-hal yang akan dimasukkan dalam portofolio e. Memutuskan bagaimana portofolio akan dinilai/dievaluasi.

2. Mengatur portofolio selama pembelajaran, dengan cara:

a. Proses portofolio, guru menjelaskan kepada siswa kategori contoh pekerjaan siswa yang akan dimasukkan dalam portofolio

b. Rubrik, guru mengembangkan rubrik penilaian untuk menilai dan mengevaluasi pekerjaan siswa

c. Tugas-tugas, siswa menyelesaikan tugas-tugas, mengetahui bahwa beberapa atau semua dari tugas tersebut akan dimasukkan dalam portofolio final

d. Penilaian diri, siswa merefleksi dan menilai dirinya sendiri tentang kualitas dan kuantitas pekerjaannya dan kemajuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran.

3. Mengatur proses portofolio pada akhir dari pemberian nilai

Portofolio harus lengkap, penilaian terhadap portofolio harus dimuat, dan diorganisasi dalam suatu representasi atau kerja kelompok

4. Guru menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu

5. Jika memungkinkan, guru beserta peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan.

6. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

Menurut Trianto (2009:292) pengorganisasian penilaian portofolio dilakukan dalam 2 tahap, yaitu: 1) penilaian indikator dan 2) penilaian bukti.

1. Penilaian Indikator

(13)

a. Penilaian formatif atau sumatif

Penilaian dilakukan setiap akhir satuan bahasan. Jenis penilaian berupa tulis atau lisan.

b. Penilaian tugas terprogram

Dilakukan pada setiap tatap muka atau setelah peserta didik menyelesaikan tugas yang diberikan. Tahap ini dilakukan sebagai bagian dari proses

pembelajaran.

c. Penilaian kegiatan penunjang

Penilaian ini dilakukan satu bulan sekali untuk menilai laporan kegiatan peserta didik yang dilakukan di luar jam belajar, baik di lingkungan sekolah maupun rumah.

d. Penilaian sikap dan kepribadian

Penilaian ditujukan untuk merekap dan memberikan skor terhadap catatan sikap dan kepribadian peserta didik dalam proses pembelajaran

2. Penilaian Bukti hasil karya (artefak)

Dilakukan untuk melihat hasil karya nyata peserta didik dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu bulan. Penilaian tahap ini meliputi empat tahap, yaitu: a. Tahap pengumpulan bukti hasil karya

b. Tahap memilih bukti hasil karya terbaik

c. Tahap refleksi karya, yaitu peserta didik diminta mempresentasikan hasil karyanya

d. Tahap pameran, peserta didik menunjukkan hasil karya terpilih kepada publik atau teman belajar.

Selain kedua tahap pengorganisasian tersebut, proses penilaian portofolio dilakukan melalui 4 langkah yaitu: 1) mengoleksi, 2) menyeleksi, 3) merefleksi, dan 4) mengkoneksi.

1. Mengoleksi

(14)

2. Menyeleksi

Melakukan proses seleksi hasil karya yang dikumpulkan menjadi tiga kategori yaitu a) karya terbaik, b) karya yang menunjukkan perkembangan belajar, dan c) karya yang diminati peserta didik untuk keperluan tertentu diluar indikator dan kriteria.

3. Refleksi

Karya yang masuk dalam kategori terbaik kemudian diberikan ulasan tentang proses pengerjaan, kelebihan, dan kekurangan, serta upaya untuk

penyempurnaan. 4. Mengkoneksi

Tahap ini merupakan tahap apresiasi berupa pameran hasil karya peserta didik.

Bagian-Bagian Portofolio

Portofolio umumnya terdiri atas beberapa bagian, yaitu : 1. Daftar isi dokumen

Pada halaman depan bendel portofolio tertulis nama peseta didik yang bersangkutan, daftar evidence (objek penilaian).

2. Isi dokumen

Isi portofolio dinamakan dokumen, dapat berupa kumpulan atau tugas yang berisi pekerjaan peserta didik selama waktu tertentu yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian kinerja yang objektif. Hasil kerja peserta didik menjadi ukuran seberapa baik tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik telah dilaksanakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Sumber data dari portofolio dapat berupa orang tua, tenaga pendidik atau masyarakat yang mengetahui program pendidikan.

3. Bendel dokumen

Kumpulan semua dokumen peserta didik baik evidence, worksheet, maupun lembaran-lembaran informasi dan lembaran kerja yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran dimasukkan kedalam bendel dokumen portofolio. Dokumen-dokumen tersebut ditempatkan dalam satu map atau folder.

(15)

Dokumen-dokumen portofolio perlu dikelompokkan sehingga mudah untuk mendapatkannya bila diperlukan. Agar kelompok dokumen mudah diorganisir maka perlu diberi pembatas misalnya dengan kertas berwarna. Batasan tersebut sangat berguna untuk memisahkan antara dokumen kelompok satu dengan yang lain.

5. Catatan guru dan orang tua

Pada setiap dokumen yang relevan harus terdapat catatan, komentar atau nilai dari guru dan tanggapan orang tua. Akan lebih lagi jika terdapat catatan atau

tanggapan peserta didik yang bersangkutan.

E. Rubrik Penilaian Portofolio

Untuk menilai portofolio harus lebih dulu tersedia rubrik (pedoman terperinci) penilaian. Penilaian portofolio hendaknya tidak hanya ditekankan kepada keberhasilan siswa dalam memperoleh jawaban yang diinginkan oleh guru, tetapi lebih ditekankan kepada proses berpikir siswa yang terdapat atau tersirat dalam isi portofolio.

Tujuan dari penilaian rubrik yaitu siswa diharapkan secara jelas

memahami dasar penilaian yang akan digunakan untuk mengukur suatu kinerja siswa. Kedua pihak (guru dan siswa) akan mempunyai pedoman bersama yang jelas tentang tuntutan kinerja yang diharapkan. Rubrik diharapkan pula dapat menjadi pendorong atau motivator bagi siswa dalam proses pembelajaran.

Salah satu cara penilaian portofolio, atau pembuatan rubrik, adalah cara dengan menggunakan kriteria berikut.

1. Bukti terjadinya proses berpikir.

a. Apakah siswa telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan itu?

b. Apakah siswa telah berusaha membuat dugaan, menjelajah, menganalisis, mencari pola, dsb?

(16)

d. Apakah siswa telah menggunakan alat bantu lain dalam pemecahan masalah atau penyelidikannya?

2. Mutu kegiatan atau penyelidikan

a. Apakah kegiatan atau penyelidikan oleh siswa yang dilaporkan dalam portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman siswa tentang konsep aatau kaidah tertentu?

b. Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan konsep, cara, atau kaidah tertentu?

c. Apakah kegiatan membuat portofolio meningkatkan sikap siswa terhadap pelajaran yang bersangkutan?

d. Apakah kegiatan atau penyelidikan itu melibatkan beberapa sub pokok bahasan?

3. Keragaman pendekatan

a. Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa menggunakan berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah?

b. Apakah ada petunjuk yang kuat atau bukti bahwa siswa melakukan berbagai macam kegiatan atau penyelidikan?

Kriteria penilaian portofolio

Beberapa variasi penggunaan kriteria penilaian antara lain:

Skor Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3

4 Baik sekali Sangat baik Baik sekali

3 Baik Baik Baik

2 Sedang Kurang Cukup

1 Kurang baik Perlu Revisi Perlu Bimbingan

Kriteria penilaian dapat juga menggunakan angka 1 sampai dengan 10. Level nilai yang ditetapkan bergantung pada terpenuhi atau tidaknya,

lengkap/tidaknya persyaratan. Makin lengkap, makin tinggi level nilainya. Pemberian skor dapat dilakukan dengan menentukan bobot setiap komponen yang dinilai dan menghitung capaian berdasarkan rubrik penilaian yang telah dibuat. Kriteria rubrik merupakan penjabaran dari indikator.

Contoh:

(17)

• Pengetahuan siswa tentang topik dan tujuan wawancara (perubahan aktivitas manusia pada zaman dulu hingga sekarang)

• Keterampilan siswa dalam menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar selama wawancara

• Keterampilan siswa dalam menyelenggarakan wawancara

• Sikap kemandirian dan tanggung jawab siswa selama mengerjakan tugas

Kriteria Baik Sekali Baik Sedang Kurang Baik

4 3 2 1

Isi dan Pengetahuan:

Isi dan hasil wawancara baik dan benar:

(18)

kemampuan

Format penilaian portofolio biasa berupa lembaran yang berisi: a. Kompetensi dasar

b. Indikator

c. Nama peserta didik serta tanggal penyerahan d. Penilaian

e. Cara penyelesaian tugas (portofolio) f. Komentar guru serta komentar orang tua

Contoh format Portofolio: 1. Portofolio ProsesWawancara

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kompetensi : Melakukan Wawancara Nama siswaTanggal :: Nadira Devi20 Mei 2015

Indikator

Penilaian Baik

Sekali Baik Sedang KurangBaik 1. Isi dan hasil wawancara sesuai dengan

topik yang diberikan

2. Wawancara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 3. Wawancara dilakukan secara mandiri,

baik dan benar serta penuh tanggung jawab ataspemenuhan tugas

4. Teknik dan urutan wawancara yang dilakukan menunjukkan kemampuan wawancara yang baik

Dicapai melalui: Komentar Guru:

o Pertolongan guru

o Seluruh kelas

o Kelompok kecil

o Sendiri Komentar Orang tua:

2. Portofolio siswa dalam kemampuan menyelesaikan masalah Rubrik:

(19)

Memahami

permasalahan Memahami masalah dengan baik secara mandiri

Memahami masalah secara benar dengan arahan terbatas

Memahami masalah dengan penjelasan guru

Tidak dapat memahami masalah secara benar dengan arahan terbatas

Merencanakan pemecahan masalah dengan bantuan berarti dari guru dan teman

Tidak mampu membuat

masalah Menyelesaikan masalah dengan baik secara mandiri

Menyelesaikan masalah secara benar dengan arahan terbatas

Menyelesaikan masalah dengan bantuan berarti dari guru dan teman

Tidak dapat menyelesaikan masalah

Mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah

Mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah secara mandiri

Mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah secara benar dengan arahan terbatas

Mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah dengan bantuan berarti dari guru dan teman

Tidak dapat mengevaluasi proses dan hasil penyelesaian masalah

Contoh rekapitulasi kemampuan menyelesaikan masalah selama satu bulan:

Mata Pelajaran : Matematika Kl V/2 Nama Siswa : Mahardika Bayu Kompetensi : Menyelesaikan masalah

No Topik/ materi Tanggal A Komponen yang dinilaiB C D Ket 1 Operasi hitung

pecahan

2 Konversi pecahan 3 Perbandingan

A: Memahami masalah B: Membuat perencanaan C: Menyelesaikan masalah D: Evaluasi proses

Referensi

Dokumen terkait

dengan apa yang menjadi visi dan misi serta tujuan dari pendidikan IPS. Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha. yang dilakukan guru agar siswa

Untuk menjadikan penilaian sebagai unsur pembelajaran yang efektif bagi siswa, dalam paradigma baru pendidikan, telah dikembangkan model penilaian portofolio yaitu; ”kumpulan

Penilaian portofolio merupakan metode penilaian berkesinambungan dengan berbagai kumpulan informasi atau dokumentasi hasil pekerjaan seseorangyang diambil selama proses

Sebagai instrumen, portofolio difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu “bukti” tentang apa yang dapat dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak

Portofolio adalah kumpulan karya-karya peserta didik yang menggambarkan kemajuan belajar baik dari akademik, keterampilan, dan sikap (Yusuf, 2015: 281). Dari

Ketujuh hal tersebut meliputi (1) karya yang dikumpulkan haruslah karya asli yang bersangkutan, (2) pendidik hendaknya menentukan contoh pekerjaan yang harus dikerjakan peserta

Hasil penelitian ini diperkuat penelitian dari Santoso [13] bahwa portofolio bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kemampuan dan pemahaman siswa,

Portofolio ini cocok untuk mengetahui perkembangan unjuk kerja siswa, dengan menilai kumpulan karya-karya dan tugas-tugas yang dikerjakan oleh siswa. Karya-karya