• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu Bundar Jati Menggunakan Logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making Berbasis Web (Studi Kasus : Anugrah Timbers)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu Bundar Jati Menggunakan Logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making Berbasis Web (Studi Kasus : Anugrah Timbers)"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1

Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen

Kayu Bundar Jati Menggunakan Logika

Fuzzy Multi

Attribute Decision Making

Berbasis

Web

(Studi Kasus : Anugrah Timbers)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti :

Arfillindy Christy Rende (672011169) Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs.

Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

8

Perancangan Aplikasi

Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu Bundar Jati

Menggunakan Logika

Fuzzy Multi Attribute Decision Making

Berbasis

Web

(Studi Kasus : Anugrah Timbers)

1) Arfillindy Christy Rende, 2) Alz Danny Wowor, 3) Ramos Somya

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)[email protected], 2)[email protected],3)[email protected]

Abstract

The Determination of wood quality and the calculation process in the Anugrah Timbers company are still done in manually, so that assessed less effective and efficient because often mistaken in process calculation wood defects to determine the quality of wood. In search of wood needed quality calculation that fast and right so the output that comes out will not make the customer disappointed. Therefore, needed for application to determination of round teak to overcome human error and issue to the customer. Based on Fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM) logic method will be determineted results of wood quality of criteria, namely timber defects are most commonly found on wood. This research resulted the application to determine quality requirements sortiment round teak based on web, so as to provide convenience for employees to determine the quality of wood.

Keyword : Quality of wood, Timber defects, Round teak, Fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM), Web.

Abstrak

Penentuan Mutu kayu dan proses perhitungan dalam perusahaan Anugrah Timbers masih dilakukan secara manual sehingga dinilai kurang efektif dan efisien karena sering terjadi kekeliruan dalam proses perhitungan cacat kayu untuk penentuan mutu kayu itu sendiri. Dalam pencarian kayu pun dibutuhkan perhitungan mutu yang cepat dan tepat agar output

yang keluar nantinya tidak akan mengecewakan pelanggan. Oleh karena itu, perlu adanya aplikasi penentuan mutu kayu bundar jati untuk mengatasi human error dan masalah terhadap pelanggan. Dengan metode Logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making

(MADM) akan ditentukan hasil mutu kayu berdasarkan kriteria-kriteria yaitu cacat-cacat kayu yang paling sering ditemukan pada kayu. Dengan penelitian ini dihasilkan aplikasi penentuan syarat mutu sortimen kayu jati berbasis web sehingga dapat memberikan kemudahan bagi karyawan dalam pencarian mutu kayu.

Kata Kunci: Mutu Kayu, Cacat Kayu, Kayu bundar jati, Logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM), Web.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Infotmatika, Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga

(9)

9

1. Pendahuluan

Indonesia terbukti akan Negara yang kaya akan alamnya termasuk salah satunya kekayaan hutan. Pada tahun 2012 luas hutan di Indonesia sekitar 92,3 juta ha [1]. Fakta tersebut membuktikan bahwa Indonesia termasuk dalam salah satu penghasil pohon Jati terbanyak di dunia. Oleh karena semua hasil hutan Indonesia yang akan dijual harus mempunyai standar mutu yang diberlakukan secara Nasional dan Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Jati yang ada bersifat pedoman serta berlaku secara umum untuk menentukan mutu kayu Jati yang diproduksi di Indonesia.

Dalam proses pengidentifikasian dan analisis para pembeli serta pemetaan di pasar kayu Jati yang diproduksi, masih banyak terdapat kesalahan atau cacat-cacat yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Bundar Jati [2]. Untuk itu, dalam pelaksanaan penentuan mutu kayu agar sesuai dengan peraturan menteri kehutanan Republik Indonesia nomor : P.45/Menhut-II/2011 tentang pengukuran dan pengujian hasil hutan, maka perlu ditetapkan petunjuk pelaksanaan dan pengujian terhadap kayu Jati yang akan diproduksi dan dijual [3] yang merupakan syarat penentuan mutu kayu itu sendiri.

Mutu kayu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Mutu kayu dipengaruhin faktor kekuatan (berat jenis, kemiringan serat, dan diameter mata kayu) dan keawetan (waktu masa pakai, ketahanan terhadap serangan rayap, kumbang, dan bubuk kayu) [4] .

Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Bundar Jati yang telah ada merupakan salah satu cetak biru Kementrian Kehutanan dalam mengontrol mutu kayu bundar jati yang ada di Indonesia yang mengharuskan dilakukannya pengujian mutu kayu bundar Indonesia. Pengujian Kayu Bundar Jati (KBJ) mempunyai beberapa lingkup syarat mutu sortimen yang harus diuji untuk menentukan mutu kayu bundar jati. Hal ini tentu saja memakan waktu yang tidak sedikit untuk melakukan pengujian. Dengan adanya aplikasi penentuan syarat mutu sortimen kayu bundar jati maka diharapkan dapat membantu perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang perindustrian dalam penentuan kualitas kayu bundar jati yang lebih cepat dan akurat.

Anugrah Timbers merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang industry manufacturing. Anugrah Timbers telah diterima di dalam pasar yang paling canggih di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, dengan fakta tersebut maka Anugrah Timbers selalu menjaga standart kualitas tinggi. Dengan begitu, untuk memenuhi kebutuhan produksi dibutuhkan kayu dengan standar mutu yang diberlakukan secara Nasional dan Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Jati.

(10)

10

Namun, terdapat beberapa masalah dalam proses pembuatannya. Masalah yang pertama yaitu apabila terjadi kesalahan perhitungan dalam pengecekan mutu kayu maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi perusahaan, sehingga apabila kayu yang gunakan merupakan mutu yang tidak sesuai maka akan menghasilkan output yang buruk yang berupa meubel. Masalah yang kedua yaitu akan dilakukan pengerjaan kembali sehingga dapat berpengaruh pada konsumen dan akan meniggalkan kesan yang buruk dan kerugian yang cukup besar bagi perusahaan.

Untuk itu, dari permasalah-permasalah tersebut dibutuhkan solusi agar pekerjaan yang dilakukan tidak memakan waktu yang lama serta output yang keluar bisa lebih akurat. Maka dibuatkan aplikasi penentuan sortimen kayu bundar jati. Dalam penelitian ini, diterapkan metode logika Fuzzy Multi Attribute

Decision Making (MADM). Logika Fuzzy MADM memiliki kinerja yang sangat

baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengandung ketidakpastian dalam penentuan keputusan, dalam pemakaian fungsi keanggotaan logika fuzzy

digunakan untuk menentukan mutu kayu dari pilihan mutu yang telah dihitung pada setiap cacat yang terdapat dalam kayu tersebut sehingga didapat mutu akhir yang berdasarkan cacat bentuk, cacat badan dan cacat bontos.

Perusahaan ini mempunyai beberapa anak perusahaan yang ditugaskan untuk mencari kayu (pengepul) pada beberapa daerah di Indonesia. Maka dari itu, dibutuhkan aplikasi web untuk mengecek mutu kayu yang terdapat pada setiap anak perusahaan sehingga pada saat melakukan pencarian kayu maka dapat mengakses web untuk pengecekan mutu kayu tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka aplikasi penentuan syarat mutu sortimen kayu bundar jati dirancang berbasis web untuk menjawab kebutuhan pengaksesan aplikasi oleh beberapa perusahaan yang ditugaskan untuk mencari kayu. Aplikasi ini dapat memudahkan pengguna untuk mengetahui informasi mutu kayu.

2. Kajian Pustaka

Pada Penelitian yang berjudul “Implementasi Algoritma Fuzzy-MADM

Dalam Menentukan Pola Tanaman Pangan Kabupaten Jayapura, Papua”

menjelaskan bahwa dengan menggunakan Fuzzy MADM dapat digunakan sebagi pengambilan keputusan untuk menentukan kecocokan tanaman pangan dengan berbagai kondisi iklim [5] .

Pada penelitian yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kualitas Kayu Untuk Kerajian Maubel”, dikembangkan menggunakan Kriteria

Bayes yang memanfaatkan nilai harapan (expected value) sebagai dasar

perhitungan yang berguna untuk pengambilan keputusan [6] . Melalui pengujian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa kayu yang akan digunakan untuk meuble layak digunakan bagi manager dan dinyatakan baik serta siap untuk diaplikasikan.

(11)

11

Making (MADM) Berbasis Web. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan

penentuan mutu kayu dengan menentukan kecocokan kriteria untuk itu pada penelitian ini dilakukan penentuan mutu kayu pada kayu bundar jati dengan menggunakan logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making yang ditemukan pada penelitian sebelumnya sebagai perhitungan penentuan mutu kayu. Penelitian dilakukan pada divisi Saw mill Anugrah Timbers. Penentuan syarat mutu sortimen kayu bundar yang dihitung berdasarkan hasil dari cacat-cacat yang akan dimasukkan oleh karyawan. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web yang di implementasikan pada laptop/PC.

Dalam pengembangan Fuzzy Decision Making (FDM) terdapat 3 langkah penting penyelesaian, yaitu: representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy, dan menyeleksi alternatif optimal [7] .

Gambar 1 Struktur hirarki permasalahan

Struktur hirarki pada Gambar 1 adalah sebagi berikut: 1) Langkah 1 : Identifikasi tujuan, pada langkah ini ditentukan tujuan keputusan dengan menggunakan bahasa alami atau nilai numeris sesuai dengan karakteristik dari masalah tersebut. Jika ada n alternatif keputusan dari suatu masalah, maka alternatif-alternatif tersebut dapat ditulis sebagai A= {A1 | i=1,2,…,n}. 2)

Langkah 2 : Identifikasai kriteria, jika ada kriteria, maka dapat dituliskan C={Ct |

t=1,2,…,k}. 3) Langkah 3 : Membangun struktur hirarki dari masalah tersebut

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu [7].

Evaluasi himpunan fuzzy terdapat 3 aktivitas yang harus dilakukan yaitu : 1) Memilih himpunan rating untuk bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. Secara umum, himpunan-himpunan rating

dari variable linguistik; dan fungsi keanggotaan yang berhubungan dengan setiap elemen dari T(x). Apabila rating untuk bobot pada variabel penting untuk suatu kriteria didefinisikan sebagai : T(penting) = {SANGAT RENDAH, RENDAH, CUKUP, TINGGI, SANGAT TINGGI}.

(12)

12

Gambar 2 Bilangan fuzzy segitiga

2) Mengevaluasi bobot-bobot kriteria,dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. 3) Mengagregasikan bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan agregasi terhadap hasil keputusan para pengambil keputusan, antara lain : mean, median, max, min, dan operator campuran. Metode yang paling sering digunakan adalah mean. Dengan menggunakan operator mean, Fi dirumuskan sebagai :

(2) Dengan cara mensubstitusikan Sit dan Wt dengan bilangan fuzzy segitiga, yaitu Sit

= (oit, pit, qit); dan Wt = (at, bt, ct); maka Ft dapat didekati sebagai : Memprioritaskan alternative keputusan berdasarkan hasil agregasi. Untuk metode yang digunakan adalah metode nilai total integral seperti pada rumus di bawah ini

(13)

13

Kemudian akan dilanjutkan dengan memilih alternatif keputusan dengan prioritas tertinggi sebagai alternatif yang optimal [6]. Dalam penentuan mutu akhir dilihat dari tabel (2) dibawah ini :

Tabel 1 Penentuan Mutu Akhir

Utama Pertama Kedua Ketiga Keempat

0 - ≤0.2 >0.2 - ≤0.4 >0.4 - ≤0.6 >0.6 - ≤0.8 >0.8 - ≤1

Tabel 1 merupakan standar penentuan mutu kayu dari perusahaan Anugrah Timbers. Dengan begitu dari hasil yang telah didapat dapat dicocokkan dengan standar yang telah ditentukan.

3. Metode Penelitian

Pada perancangan aplikasi menggunakan tahapan penelitian yang terdiri dari 4 tahapan penelitian, yaitu: 1) Identifikasi Masalah. 2) Perancangan Sistem. 3) Pembuatan Aplikasi. 4) Implementasi dan Pengujian Sistem serta Analisis Hasil Pengujian.

Gambar 3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 3 adalah sebagai berikut: 1) Tahap pertama: Identifikasi Masalah, pada tahap ini yang dilakukan adalah meneliti dan mengamati proses bisnis pada perusahaan Anugrah Timbers serta mengidentifikasi permasalahan yang ada. 2) Tahap kedua: Perancangan Sistem, tahap ini dilakukan perancangan sistem baru untuk menjawab permasalahan yang ada pada perusahaan Anugrah Timbers. Perancangan dilakukan dengan menggunakan diagram Unified Modelling Language (UML) yang meliputi Use

Case diagram, class diagram dan Activity diagram. 3) Tahap ketiga: Pembuatan

Aplikasi, pada tahap ini yang dilakukan adalah pembuatan aplikasi sesuai dengan perancangan sistem yang telah dibuat. Aplikasi web dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Aplikasi web-nya menggunakan konsep Model View

Controller (MVC) dengan memanfaatkan codeigniter dan untuk view atau

tampilan desainnya itu sendiri menggunakan bootstrap. 4) Tahap keempat: Implementasi dan Pengujian Sistem serta Analisis Hasil Pengujian, pada tahap ini aplikasi akan diimplementasikan padasitus web serta dilakukan pengujian alpha

(14)

14

Pada tahap identifikasi masalah, dalam proses penelitiannya dilakukan dengan observasi, serta wawancara dengan cara tanya jawab kepada IT Manager

di perusahaan Anugrah Timbers. Dari hasil wawancara yang dilakukan, didapatkan proses bisnis sebagai berikut :

1 2

3

4 5

6

Gambar 4 Proses Bisnis Pembelian Kayu Anugrah Timbers

Proses bisnis pada Gambar 4 dijelaskan sebagai berikut : 1). Pertama, Perusahaan dapat mendatangi perhutani atau hutan rakyat atau karyawan yang diutus menjadi sales pergi ke luar kota atau luar pulau untuk mencari kayu. 2). Kedua, perusahaan akan bertemu customer service (CS) dan menanyakan apakah ada pelelangan atau tidak. Jika ada maka perusahaan mendaftar untuk mengikuti pelelangan. Sales yang diutus mencari supplier 3). Ketiga, perusahaan akan mengikuti pelelangan. Apabila banyak yang memesan maka perusahaan akan membeli kayu sesuai pesanan yang ada. Sales memilih supplier 4). Keempat, Jika harga yang didapat sesuai maka perusahaan akan memasok kayu dengan jumlah yang banyak (Fluktuatif). Sales menghitung mutu kayu. 5). Kelima, Kayu akan di

packing sesuai permintaan. 6). Keenam, kayu akan dikirim pada perusahaan.

Dengan menggunakan aplikasi web yang dibangun, dapat dilakukan efisiensi pada beberapa kegiatan di proses bisnis yang sedang berjalan. Terdapat perbedaan-perbedaan yang disebutkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Perbedaan Proses Bisnis Lama dan Baru

No Perbedaan Proses bisnis lama Proses bisnis baru

1.

(15)

15 dimasukkan oleh karyawan.

Hapus data Kelola data

Admin extends

Input data extends

Lihat data extends

Lihat Profil

Edit Profil

Hapus Profil Karyawan

Gambar 5Use CaseDiagramSistem

Selanjutnya pada Gambar 6 activity diagram. Dalam activity diagram akan digambarkan aliran aktifitas dalam system yang dirancang, serta bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir.

Gambar 6Activity Diagram

(16)

16

dengan meng-input cacat alur dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database, dilanjutkan dengan meng-input cacat lengkung dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database, dilanjutkan dengan meng-input cacat pecah banting dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database,

dilanjutkan dengan meng-input cacat lengar dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database, dilanjutkan dengan

meng-input cacat pecah hati dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian

disimpan dalam database, dilanjutkan dengan meng-input cacat busur dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database. Setelah melakukan perhitungan setiap cacat maka akan dilakukan perhitungan mutu akhir dari kayu yang telah dimasukkan kemudian hasilnya akan disimpan dalam

database.

Gambar 7Class Diagram

Gambar 7 merupakan class diagram dari aplikasi penentuan syarat mutu sortimen kayu bundar jati. Pada class diagram ini digambarkan relasi antar kelas yang saling berhubungan di dalam sistem ini. Di dalam class diagram terdiri dari

view, controller dan model. View merupakan tampilan/user interface dari aplikasi.

Controller memiliki fungsi untuk menerima perintah dari view lalu diteruskan ke

model. Model merupakan perantara fungsi dengan database. Deploymentdiagram

(17)

17

Gambar 8DeploymentDiagram

Pada Gambar 8 terdapat perangkat lunak yaitu aplikasi web. Aplikasi web

terhubung dengan internet yang berfungsi sebagai penghubung dengan database.

Webapplication dibangun dengan menggunakan bahasapemrograman yaitu PHP.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menghasilkan aplikasi web yang diimplementasikan pada komputer. Aplikasi ini ditujukan kepada karyawan yang akan melakukan perhitungan mutu kayu pada perusahaan Anugrah Timbers. Pada aplikasi web ini, karyawan dapat lebih mudah melakukan perhitungan karena bisa dilakukan dimana saja dengan koneksi internet. Pada Gambar 9 merupakan tampilan alur sistem.

Gambar 9 Tampilan Alur Sistem

(18)

18

cacat Lengkung, cacat Pecah Banting, cacat Lengar, cacat Pecah Hati dan Cacat Pecah Busur/Gelang berdasarkan data yang dimasukkan oleh karyawan. Cacat-cacat ini merupakan kriteria untuk perhitungan mutu akhir. 3). Ketiga, perhitungan mutu akhir berdasarkan cacat-cacat yang telah dimasukkan. Setelah melakukan ketiga tahap tersebut, maka akan didapatkan mutu akhir dari kayu tersebut. Berikut merupakan pembahasan proses perhitungan dengan menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making. Dengan menggunakan

fuzzy MADM dapat meliputi banyak kriteria. Struktur hirarki masalah dapat dilihat

pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur Hirarki Permasalahan

Pada Gambar 10 merupakan struktur hirarki permasalah dalam penentuan mutu kayu. Struktur hirarki dibangun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Selanjutnya merupakan penentuan kriteria mutu kayu berdasarkan cacat-cacatnya bias dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria Mutu Kayu Kriteria Keterangan

Lekukan pada permukaan batang kayu Penyimpangan dari bentuk lurus

Pecah atau luka-luka yang terjadi pada waktu penebangan Lekukan pada badan kayu yang umumnya disebabkan oleh kebakaran hutan atau pertumbuhan.

Terpisahnya serta yang dimulai dari hati, melintang terhadap lingkaran tumbuh

Pecah busur adalah pecah yang sejajar dengan busur bontos kayu atau searah dengan lingkaran tumbuh. Pecah Gelang adalah pecah pada bontos sebagai akibat pecah busur yang kedua ujungnya bertemu/hamper bertemu

Tabel 3 merupakan kriteria dimana masing-masing kriteria akan ditentukan rating kepentingan. Nilai statistik dari setiap kriteria telah ditentukan berdasarkan petunjuk pelaksanaan pengujian kayu. Untuk nilai statistika yang digunakan adalah data terkecil (Xmin), data terbesar (Xmax) dan nilai Quartil

(Q1,Q2,Q3). Himpunan fuzzy Segitiga cacat alur dan cacat lengkung ditunjukkan

(19)

19

Gambar 11 Bilangan Fuzzy Cacat Alur Gambar 12 Bilangan Fuzzy Cacat Lengkung Gambar 11 merupakan fuzzy segitiga dari cacat alur dengan nilai statistik yaitu Xmin=20, Q1=30, Q2=40, Q3=50 dan Xmax=60. Pada Gambar 12 merupakan fuzzy segitiga dari cacat lengkung yaitu Xmin=3, Q1=5, Q2=7, Q3=9 dan Xmax=11. Selanjutnya fuzzy segitiga dari cacat pecah banting dan cacat lengar pada Gambar 13 dan 14.

Gambar 13 Bilangan Fuzzy Cacat Pecah Banting Gambar 14 Bilangan Fuzzy Cacat Lengar Gambar 13 merupakan fuzzy segitiga dari cacat pecah banting dengan nilai statistik yaitu Xmin=0, Q1=20, Q2=30, Q3=40 dan Xmax=50. Pada Gambar 14 merupakan fuzzy segitiga dari cacat lengar yaitu Xmin=0, Q1=25, Q2=50 dan Xmax=75. Selanjutnya fuzzy segitiga dari cacat pecah hati dan cacat pecah busur/gelang pada Gambar 13 dan 14.

(20)

20

atau Gelang

Gambar 15 merupakan fuzzy segitiga dari cacat pecah hati dengan nilai statistik yaitu Xmin=25, Q1=50 dan Xmax=75. Pada Gambar 16 merupakan fuzzy

segitiga dari cacat pecah busur/gelang yaitu Xmin=25 Q1=45, Q2=70, Q3=100 dan Xmax=150. Dalam penentuan rating kepentingan ini dibuat dinamis karena pada acuan yang ada rating kepentingan dibuat statis, namun berdasarkan kebutuhan perusahaan makan dibuat dinamis dengan pertimbangan biaya dan barang yang akan dibuat dan dijadikan meubel. Sehingga rating kepentingan dibuat seperti pada Tabel 4 bisa berubah sesuai kebutuhan perusahaan.

Tabel 4 Rating Kepentingan

Kriteria Rating

(21)

21

(8)

Untuk Indeks Kecocokan Fuzzy untuk setiap kayu yang di-input oleh karyawan dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini .

Tabel 5 Tabel Hasil Cacat-cacat & Indeks Kecocokan Fuzzy

Alternatif Rating Kecocokan Indeks

Kecocokan Fuzzy mensubtitusikan rating kepentingan dan rating kecocokan. Setelah itu, dihitung

nilai total integral yang diberikan dengan mengambil derajat keoptimalan (α) = 1

(sangat optimis), maka diperoleh nilai total integral untuk setiap alternatif. Proses penentuan nilai integral dapat dilihat dibawah ini, diberikan pada Persamaan (7) dan didapatkan hasil sesuai pada Persamaan (9) :

½((1*0.79166666667)+0.379166666667+(1-1)0.125) = 0.585416666667 (9)

Nilai integral berperan penting dalam penentuan mutu kayu. Dari nilai hasil integral tersebut dapat dilihat dan dicocokkan dengan data yang ada. Hasil

perhitungan dengan derajat keoptimalan (α = 1) diperoleh mutu kayu seperti pada

tabel 6.

Tabel 6 Tabel Hasil Mutu Akhir

Alternatif Nilai Integral Mutu Akhir

(22)

22

Gambar 17 Tampilan Halaman input Kayu

Pada Gambar 17 setelah login karyawan akan masuk pada halaman ini untuk

menginput data kayu. Setelah karyawan menginput data kayu pada maka aplikasi

akan segera menyimpan data ke dalam database dan akan langsung melanjutkan ke halaman cacat untuk melakukan perhitungan seperti yang terlihat pada Gambar 18 dibawah ini.

Gambar 18 Tampilan Halaman Input cacat Alur

(23)

23 Kode Program 1 Perhitungan Cacat Alur

Kode Program 1 merupakan fungsi untuk menghitung cacat alur. Fungsi ini bekerja pada saat karyawan memasukkan data dalam cacat alur kemudian akan dihitung dan disimpan kedalam database untuk perhitungan mutu kayu.

Kode Program 2 Bilangan Fuzzy Cacat Alur Mutu Kedua (D)

Kode Program 2 merupakan salah satu bilangan fuzzy mutu kedua D pada variabel cacat Alur yang dihitung menggunakam Maple. Dengan rumus fuzzy

segitiga. Selanjutnya pada Gambar 19 merupakan hasil dari setiap cacat yang dihitung.

Gambar 19 Hasil Perhitungan cacat-cacat

Gambar 19 merupakan hasil perhitungan yang didapatkan dari setiap cacat yang dihitung. Setelah melakukan perhitungan cacat, maka akan dilanjutkan dengan perhitungan mutu akhir.

public function cacat_alur() {

if(! $this->session->userdata('validated')){ redirect('home/login');

}

//variabel post

$ida = addslashes($this->input->post('id_alur'));

$no = addslashes($this->input->post('no'));

$dalam_alur_a = addslashes($this->input->post('alur_a')); $dalam_alur_b = addslashes($this->input->post('alur_b'));

$du = addslashes($this->input->post('du'));

$hasil = round((($dalam_alur_a + $dalam_alur_b) / $du) *

100, 1); }

Du := proc (x) if x <= 25 or 40 <= x then 0 elif 25 <= x and x <= 50 then (1/15)*x-5/3 elif 50 <= x and x <= 40 then (1/10)*x-4 end if

(24)

24

Gambar 20 Tampilan Perhitungan Mutu Akhir

Gambar 20 merupakan hasil perhitungan mutu akhir yang telah dihitung dalam aplikasi. Hasil yang didapatkan berdasarkan dari perhitungan tiap kriteria atau cacat yang ada.

Kode Program 3 Penentuan Mutu Akhir

Kode Program 3 merupakan fungsi PHP pada aplikasi web yang digunakan untuk mencari mutu akhir kayu dengan melihat dari batasan yang telah di tentukan untuk penentuan mutu akhir. Hasil dari setiap mutu yang dihitung dapat dilihat pada gambar 21.

<?php

for($i=0; $i<count($data); $i++){

echo $dataTotalIntegral3[$i]["no_kayu"] . " - ".$dataTotalIntegral3[$i]["integral"];

$dataIntegral = $dataTotalIntegral3[$i]["integral"]; $mutu="";

if($dataIntegral >= 0 && $dataIntegral <= 0.2){ $mutu="U";

}else if($dataIntegral > 0.2 && $dataIntegral <= 0.4){ $mutu="P";

}else if($dataIntegral > 0.4 && $dataIntegral <= 0.6){ $mutu="D";

}else if($dataIntegral > 0.6 && $dataIntegral <= 0.8){ $mutu="T";

}else if($dataIntegral > 0.8 && $dataIntegral <= 1){ $mutu="M";

}

echo " - "; echo $mutu; echo "<br/>";

(25)

25

Gambar 21 Hasil Mutu Kayu Admin

Gambar 21 merupakan hasil dari semua mutu kayu yang telah dimasukkan atau dihitung oleh karyawan. Pengujian aplikasi dilakukan dengan menguji fungsi-fungsi dari aplikasi yang telah dibuat untuk mencari kesalahan/bug pada sistem. Pengujian aplikasi ini dilakukan agar sistem yang dibuat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Pengujian aplikasi perhitungan mutu kayu ini ini menggunakan dua teknik pengujian yaitu pengujian alpha dan pengujian beta.

Pengujian alpha adalah pengujian aplikasi yang dilakukan oleh pembuat aplikasi dan orang-orang yang ikut membantu dalam pembuatan. Pengujian alpha

menggunakan metode blackbox yaitu pengujian fungsi-fungsi aplikasi secara langsung tanpa memperhatikan alur eksekusi program. Pengujian ini dilakukan dan sesuai yang diharapkan. Berikut adalah hasil pengujian dari aplikasi web.

Tabel 6 Tabel hasil Pengujian Aplikasi Web

Fungsi yang diuji Kondisi Output yang diharapkan

Output yang dihasilkan sistem

Status Pengujian

Masuk aplikasi Nama pengguna dan kata sandibenar

Tambah data Karyawan Form diisi dengan benar

Form diisi beberapa atau kosong

Sukses tambah data Gagal tambah data

Sukses tambah data Gagal tambah data Valid

Ubah data Karyawan Form diisi dengan benar Sukses ubah data Sukses ubah data Valid

Hapus data Karyawan Data yang akan dihapus dipilih

Sukses hapus data Sukses hapus data Valid

Tambah data kayu Form diisi dengan benar

Form diisi beberapa atau kosong

Sukses tambah data Gagal tambah data

Sukses tambah data Gagal tambah data Valid

Tambah data cacat Form diisi dengan benar

Form diisi beberapa atau kosong

Sukses tambah data Gagal tambah data

Sukses tambah data Gagal tambah data Valid

Tampil data cacat Sukses ubah data Sukses tampil data Valid

Tampil hasil mutu kayu Sukses tampil data Sukses tampil data Valid

(26)

26

pengujian dari setiap fungsi valid, maka disimpulkan bahwa aplikasi ini berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.

Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan oleh orang yang tidak ikut dalam pembuatan aplikasi. Pengujian beta dilakukan dengan wawancara langsung terhadap IT Manager dan kepada beberapa karyawan perusahaan Anugrah Timbers.

Berdasarkan pengujian beta yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa dari segi kemudahan, aplikasi penentuan mutu ini memiliki sistem yang mudah digunakan dan terdiri pula dari menu-menu yang mudah dipahami. Dari segi manfaat, aplikasi ini mempercepat dan mengefisiensikan waktu karyawan dalam melakukan proses perhitungan dan meringankan kerja serta mengurangi

human error dari dalam melakukan perhitungan. Aplikasi ini bermanfaat untuk

digunakan oleh karyawan divisi Saw mill pada perusahaan.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dibuat maka dapat disimpulkan fuzzy

MADM dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk menentukan mutu

sortimen kayu bundar jati dengan kriteria cacat alur, cacat lengkung, cacat pecah banting, cacat lengar, cacat pecah hati, dan cacat busur/gelang. Aplikasi penentuan syarat mutu kayu jati ini sudah menjawab kebutuhan karyawan divisi

saw mill perusahaan Anugrah Timbers. Setelah dianalisis sistem aplikasinya,

aplikasi ini membantu dan mempermudah karyawan dalam melakukan proses perhitungan cacat-cacat dan mempercepat dalam pencarian mutu kayu yang akan digunakan untuk pembuatan meubel. Selain itu, aplikasi web yang dibuat dapat membantu perusahaan dalam pencarian kayu diluar kota, dengan adanya aplikasi ini maka anak perusahaan yang ditunjuk tidak harus melakukan perhitungan mutu kayu secara manual karena membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan demikian, kesalahan pada saat melakukan perhitungan cacat semakin berkurang

dan admin pun dapat melakukan pengawasan terhadap karyawan secara realtime.

Aplikasi ini membantu dan menunjang proses bisnis sehingga meningkatkan kualitas pelayanan pada perusahaan Anugrah Timbers.

6. Pustaka

[1] Balai Pemanfaatan Hutan Produksi, 2008, Pengenalan Cacat Kayu Bulat

Rimba Indonesia, Jayapura: Penyegaran PHH dan PPHH.

[2] “Petunjuk Pelaksanaan Pengujian Kayu Bundar Jati”.

[3] Pengenalan Cacat Kayu Bulat Rimba Indonesia. 2008.

[4] Prasetyo, A. dan Arif Nuryawan, April 2005. “Penentuan Mutu Kayu

(27)

27

[5] Degei, F. M., dkk., 2013. “Implementasi Algoritma Fuzzy-MADM Dalam

Menentukan Pola Tanaman Pangan Kabupaten Jayapura, Papua”, Seminar

Nasional Sistem Informasi (SESINDO), ITS Surabaya.

[6] Susanti N.,Winiarti S. Vol I No 1, Juni 2013. “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Kualitas Kayu Untuk Kerajinan Meubel”.

[7] Kusumadewi, S., dkk., 2004, Fuzzy Multi-Attribute Decision Making

(28)

Gambar

Gambar 2 Bilangan fuzzy segitiga
Tabel 1 merupakan standar penentuan mutu kayu dari perusahaan Anugrah
Gambar 4 Proses Bisnis Pembelian Kayu Anugrah Timbers
Gambar 5 Use Case Diagram Sistem
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nama : LAMPIRAN III KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN DAN. NIP : KEBUDAYAAN DAN KEPALA BADAN

Hasil hipotesis penelitian menunjukkan bahwa variabel deskripsi kerja, jenjang karir dan pengawasan secara simultan maupun parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

[r]

The approach proposed in this paper has shown that accurate point clouds can be delivered from both TLS and dense image matching, and thus merged for documentation in cultural

Ada perbedaan kadar air dan kandungan tanin serta tingkat kesukaan konsumen terhadap daun gaharu yang berasal dari tiga tempat di Sumatera Utara. Universitas

BESARNYA INVESTASI NASIONAL SEDIKITNYA BANYAK TERGANTUNG DARI BESAR KECILNYA TABUNGAN NASIONAL YG POLA PERILAKUNYA BERGANTUNG PD TINGKAT SUKU BUNGA, SDANGKAN

Mengajar dan Meneliti Pendidikan Tindakan Kelas Untuk Guru dan Calon Guru.. Surabaya: Unesa

Skripsi dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran STAD ( STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION ) Dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Prestasi Belajar Matematika