• Tidak ada hasil yang ditemukan

Study Dan Islam Di Pasantren

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Study Dan Islam Di Pasantren"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

(2)

BAHAGIAN A

PENGERTIAN PASANTREN ATAU DAYAH

Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa.Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (قودنف) yang berarti

penginapan.Khusus di Aceh, pesantren disebut juga dengan nama dayah. Biasanya pesantren dipimpin oleh seorang Kyai. Untuk mengatur kehidupan pondok pesantren, kyai menunjuk seorang santri senior untuk mengatur adik-adik kelasnya, mereka biasanya disebut lurah pondok. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan dengan kyai dan juga Tuhan.

Pendapat lainnya, pesantren berasal dari kata santri yang dapat diartikan tempat santri. Kata santri berasal dari kata Cantrik bahasa Sansakerta, atau mungkin bahasa Jawa yang berarti orang yang selalu mengikuti guru, yang kemudian dikembangkan oleh Perguruan Taman Siswa dalam sistem asrama yang disebut Pawiyatan. Istilah santri juga dalam ada dalam bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji, sedang C. C Berg berpendapat bahwa istilah tersebut berasal dari istilah shastri, yang dalam bahasa India berarti orang yang tahu buku-buku suci agama Hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. Terkadang juga dianggap sebagai gabungan kata saint (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong), sehingga kata pesantren dapat berarti tempat pendidikan manusia baik-baik. 1

Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian masyarakat (society-based curriculum) .Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya.

Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.2

Dalam kamus besar bahas Indonesia, pesantren diartikan sebagai asrama, tempat santri, atau tempat murid-murid belajar mengaji. Sedangkan secara istilah pesantren adalah lembaga

(3)

pendidikan Islam, dimana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) dengan materi pengajaran kitab-kitab klasik dan kitab-kitab umum, bertujuan untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail, serta mengamalkannya sebagai pedoman hidup keseharian dengan menekankan pentingnya moral dalam kehidupan bermasyarakat.

Banyak pesantren di Indonesia atau dayah di Aceh hanya membebankan para santrinya dengan biaya yang rendah, meskipun beberapa pesantren modern membebani dengan biaya yang lebih tinggi. Meski begitu, jika dibandingkan dengan beberapa institusi pendidikan lainnya yang sejenis, pesantren modern jauh lebih murah.

(4)

Kehadiran kerajaan Bani Umayah menjadikan pesatnya ilmu pengetahuan, sehingga anak-anak masyarakat islam tidak hanya belajar dimasjid tetapi juga pada lembaga-lembaga yaitu “kuttab” (pondok pesantren). Kuttab, dengan karakteristik khasnya, merupakan wahana dan lembaga pendidikan islam yang semula sebagai lembaga baca dan tulis dengan sistem halaqah (sistem wetonan). Pada tahap berikutnya kuttab mengalami perkembangan yang sangat pesat karena dengan didukung oleh dana dari iuran masyarakat serta adanya rencana-rencana yang harus dipatuhi oleh pendidik dan peserta didik.

Di Indonesia istilah kuttab lebih dikenal dengan istilah “pondok pesantren”, yaitu suatu lembaga pendidikan Islam yang didalamnya terdapat seorang kiai (pendidik) yang mengajar dan mendidik para santri (peserta didik) dengan sarana masjid yang digunakan untuk

menyelenggarakan pendidikan terebut, serta didukung adanya pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal para santri.3

Umumnya, suatu pondok, pesantren atau dayah berawal dari adanya seorang kyai, ustaz atau tengku di suatu tempat, kemudian datang santri yang ingin belajar agama kepadanya. Setelah semakin hari semakin banyak santri yang datang, timbullah inisiatif untuk mendirikan pondok atau asrama di samping rumah kyai.Pada zaman dahulu kyai tidak merencanakan bagaimana membangun pondoknya itu, namun yang terpikir hanyalah bagaimana mengajarkan ilmu agama supaya dapat dipahami dan dimengerti oleh santri. Kyai saat itu belum memberikan perhatian terhadap tempat-tempat yang didiami oleh para santri, yang umumnya sangat kecil dan sederhana.Mereka menempati sebuah gedung atau rumah kecil yang mereka dirikan sendiri di sekitar rumah kyai.Semakin banyak jumlah santri, semakin bertambah pula gubug yang didirikan. Para santri selanjutnya memopulerkan keberadaan pondok pesantren tersebut, sehingga menjadi terkenal kemana-mana, contohnya seperti pada pondok-pondok yang timbul pada zaman Walisongo.4

BAHAGIAN B

3 Abdul,Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Penada Media,2006), hal 234-235.

(5)

METODE PEMBELAJARAN DI PASANTREN ATAU DAYAH

Karakteristik atau ciri-ciri umum pondok pesantren adalah:5

1. Adanya kiai 2. Adanya santri 3. Adanya masjid

4. Adanya pondok atau asrama

Sedangkan ciri-ciri khusus pondok pesantren adalah isi kurikulum yang dibuat terfokus pada ilmu-ilmu agama, misalnya ilmu sintaksis Arab, morfologi arab, hukum islam, tafsir Hadis, tafsir Al-Qur’an dan lain-lain.

Dalam penjelasan lain juga dijelaskan tentang ciri-ciri pesantren dan juga pendidikan yang ada didalamnya, maka ciri-cirinya adalah:6

1. Adanya hubungan akrab antar santri dengan kiainya. 2. Adanya kepatuhan santri kepada kiai.

3. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan pesantren. 4. Kemandirian sangat terasa dipesantren.

5. Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan sangat mewarnai pergaulan di pesantren.

6. Disiplin sangat dianjurkan.

7. Keprihatinan untuk mencapai tujuan mulia.

8. Menjadikan hal ini sebagai kebiasaan; puasa sunat, zikir, dan i’tikaf, shalat tahajud dan lain-lain.

9. Pemberian ijazah, yaitu pencantuman nama dalam satu daftar rantai pengalihan pengetahuan yang diberikan kepada santri-santri yang berprestasi.

Ciri-ciri diatas menggambarkan pendidikan pesantren dalam bentuknya yang masih murni (tradisional). Adapun penampilan pendidikan pesantren sekarang yang lebih beragam merupakan akibat dinamika dan kemajuan zaman telah mendorong terjadinya perubahan terus-menerus, sehingga lembaga tersebut melakukan berbagai adopsi dan adaptasi sedemikian rupa. Tetapi pada masa sekarang ini, pondok pesantren kini mulai menampakan eksistensinya sebagai lembaga pendidikan islam yang mumpuni, yaitu didalamnya didirikan sekolah, baik formal maupun nonformal.

TUJUAN DAN PERANAN PASANTREN ATAU DAYAH

5 Abdul mujib, Opcit, hal 235.

(6)

Tujuan pendidikan pesantren menurut Mastuhu adalah menciptakan kepribadian muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak mulia bermanfaat bagi masyarakat atau berhikmat kepada masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau menjadi abdi masyarakat mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan Islam dan kejayaan umat Islam di tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian yang ingin di tuju ialah kepribadian mukhsin, bukan sekedar muslim.7

Sedangkan menurut M.Arifin bahwa tujuan didirikannnya pendidikan pesantren pada dasarnya terbagi pada dua yaitu:8

1. Tujuan Khusus,mempersiapkan para santri untuk menjadi orang ‘alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kyai yang bersangkutan serta mengamalkannya dalam masyarakat.

2. Tujuan Umum, membimbing anak didik agar menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui ilmu dan amalnya.

Pondok Pesantren dan dayah di Indonesia memiliki peran yang sangat besar, baik bagi kemajuan Islam itu sendiri maupun bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah dimulai sejak tahun 1596. Kegiatan agama inilah yang kemudain dikenal dengan nama Pondok Pesantren.Bahkan dalam catatan Howard M. federspiel- salaseorang pengkaji ke-Islaman di Indonesia, menjelang abad ke-12 pusat-pusat studi di Aceh dan Palembang (Sumatra), di Jawa Timur dan di Gowa (Sulawesi) telah meng hasilkan tulisan-tulisan penting dan telah menarik santri untuk belajar.9

BAHAGIAN C

MODERNISASI PASANTREN ATAU DAYAH

7 Ibid, hlm 92-93.

(7)

Sebab-sebab terjadinya moderenisasi Pesantren daiantaranya:

1. Pertama, munculnya wancana penolakan taqlid dengan “kembali kepada Al-Qur’an dan sunah” sebagai isu sentral yang mulai di tadaruskan(ulang) sejak tahun 1900. Maka sejak saat itu perdebatan antara kaum tua dengan kaum muda, atau kalangan reformis dengan kalangan ortodoks/konservatif, mulai

mengemukan sebagai wancana public.

2. Kian mengemukannya wacana perlawanan nasional atas kolonialisme belanda. 3. Terbitnya kesadaran kalangan Muslim untuk memperbaharui organisasi

keislaman mereka yang berkonsentrasi dalam aspek sosial ekonomi. 4. Dorongan kaum Muslim untuk memperbaharui sistem pendidikan Islam.

Salah satu dan keempat itulah, menurut Karel A. Steenbrink, yang sejatinya selalu menjadi sumber inspirasi para pembaharu Islam untuk melakukan perubahan Islam di Indonesia.10

Dengan adanya tranformasi, baik kultur, sistem dan nilai yang ada di pondok pesantren, maka kini pondok pesantren yang dikenal dengan salafiyah (kuno) kini telah berubah menjadi khalafiyah (modern). Transformasi tersebut sebagai jawaban atas kritik-kritik yang diberikan pada pesantren dalam arus transformasi ini, sehingga dalam sistem dan kultur pesantren terjadi perubahan yang drastis, misalnya:11

1. Perubahan sistem pengajaran dari perseorangan atau sorogan menjadi sistem klasikal yang kemudian kita kenal dengan istilah madrasah (sekolah).

2. Pemberian pengetahuan umum disamping masih mempertahankan pengetahuan agama dan bahasa arab.

3. Bertambahnya komponen pendidikan pondok pesantren, misalnya

keterampilan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masyarakat, kesenian yang islami.

4. Lulusan pondok pesantren diberikan syahadah (ijazah) sebagai tanda tamat dari pesantren tersebut dan ada sebagian syahadah tertentu yang nilainya sama dengan ijazah negeri.

BAHAGIAN D

KESIMPULAN

(8)

1. Pesantren atau dayah adalah lembaga pendidikan yang berorientasi pada pendidikan agama. Yang mencetak umat Islam untuk menjadi ahli agama yang berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.

2. Pesantren atau dayah adalah lembaga pendidikan agama yang di dalamnya banyak berbagai unsur pendukungnya, yaitu: kyai, santri, kitab kuning, masjid dan

pondok itu sendiri.

3. Seiring perkembangan, pesantren atau dayah juga memperbaiki diri untuk meningkatkan kualitasnya.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul ”ASPEK GEOLOGI PENENTUAN LANDAS KONTINEN” yang merupakan salah

Dengan meningkatnya LVDEP, terjadi pula peningkatan tekanan atrium kiri (LAP) karena atrium dan ventrikel berhubungan langsung selama diastol. Peningkatan

Berbeda dengan percabangan satu kondisi, pada percabangan dua kondisi ada dua pernyataan untuk dua keadaan kondisi, yaitu untuk < kondisi > yang bernilai benar

Dari yang sebelumnya hanya alat-alat peraga sederhana, kini telah meningkat menjadi media berbasis teknologi, diantaranya yang telah sering digunakan dalam proses

Total nuclear magnetic moment is the vector sum of the intrinsic magnetic moments of protons and neutrons, and magnetic moment due to orbital motion of the proton...

4 Bahwa Tergugat II tidak tahu dengan butir butir 4 surat gugatan Penggugat khususnya mengenai kesepakatan antara Tergugat I dan Penggugat mengenai harga jadi

Activity diagram ini menjelaskan bagaimana user melakukan akses terhadap menu laporan hasil rekomendasi. User yang telah masuk kedalam Halaman Administrator, memilih

Karl Marx menjelaskan dengan adanya kaum kapitalis menimbulkan perbedaan atas lapisan masyarakat itu sendiri yang disebabkan karena adanya Pemilikan Pribadi