• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesempatan Karma Baik dan Karma Buruk Membuahkan Hasil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kesempatan Karma Baik dan Karma Buruk Membuahkan Hasil"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Mutiara BHBM

▸ Baca selengkapnya: manfaat yang diperoleh dari penghayatan terhadap hukum karma pada ajaran punarbhawa adalah …

(2)

Daftar Isi

*Kesempatan Karma Baik dan Karma Buruk Membuahkan Hasil* ... 3

Pikiran (Thought) dan Kesadaran (Mindfulness) ... 8

"PROMOSI NERAKA" ... 10

Cuplikan: Ketuhanan Dalam Agama Buddha ... 11

Kata-kata Bijak Acharya Chanakya! ... 11

Kisah Visakha ... 13

Dhammapada BAB X. DANDA VAGGA – Hukuman ... 15

CARA MEMBUAT SUP BATU ... 18

Link bagian2 Sutta Pitaka ... 20

93. Kondisi Kebaikan dan Kejahatan ... 26

*KAJIAN PARENTING* ... 26

MENGASAH KAPAK ... 30

*PERAYAAN FESTIVAL PEH CUN, BAKCANG DAN TELUR BERDIRI* ... 32

🌿 *FILOSOFI POHON BAMBU* 🌿 ... 33

Buddhassa pacchimā anusāsanā (Nasehat Terakhir Sang Buddha) ... 35

*Dhammapada 303* *Kisah Citta si Perumah Tangga* ... 36

Munculnya Kemelekatan- ... 37

Meditasi dan Manfaatnya Saat Menjelang Kematian ... 38

"Mencari Jawaban Keberuntungan" ... 41

EMPAT JENIS KUDA DAN EMPAT JENIS MANUSIA ... 45

*PERJALANAN UMUR* ... 47

Kamogha… Banjir Nafsu ... 49

Memberi Tanpa Harap Kembali. ... 50

Kalau tidak ada yang retak ... 51

Dhamma Yang Mendasar ... 52

Apakah Buddha itu Tuhan ? ... 52

Begitulah kehidupan ... 53

KAPAN KITA BICARA DAN KAPAN KITA DIAM ... 54

(3)

*Kesempatan Karma Baik dan Karma Buruk

Membuahkan Hasil*

[30/05 11:26 am] Madaka:

Ada empat macam kondisi yang menguntungkan yang mendukung karma baik membuahkan hasil dan merintangi karma buruk membuahkan hasil.

1. Gati sampatti – memperoleh kehidupan yang baik, berbahagia

2. Upadhi sampatti – memperoleh wajah yang baik dan cantik

3. Kāla sampatti – bertemu waktu atau kesempatan yang menguntungkan

4. Payoga sampatti – dikaruniai dengan usaha, kepintaran dan kebijaksanaan

Ada juga empat macam kondisi yang tidak menguntungkan yang menghalangi karma baik membuahkan hasil dan mendukung karma buruk membuahkan hasil.

1. Gati vippati – memperoleh kehidupan yang buruk, sengsara

2. Upadhi vippati– memperoleh wajah yang jelek dan buruk

3. Kāla vippati– bertemu waktu atau kesempatan yang tidak menguntungkan

4. Payoga vippati– hampa dari usaha, ketekunan, dan kebijaksanaan

Kehidupan manusia dan kehidupan alam dewa adalah kehidupan yang baik atau membahagiakan. Dalam kehidupan-kehidupan ini karma bermoral didukung membuahkan hasil, sedangkan karma tak-bermoral tidak didukung membuahkan hasil. Binatang, setan, raksasa dan penghuni neraka dikatakan mempunyai kehidupan yang buruk atau sengsara. Dalam kehidupan-kehidupan ini karma bermoral tidak didukung untuk membuahkan hasil, sedangkan karma tak-bermoral

didukung membuahkan hasil. Dibandingkan dengan binatang, manusia bisa hidup lebih bahagia. Setan dan setan raksasa harus hidup lebih sengsara. Penghuni neraka paling sengsara tanpa kebahagiaan sedikitpun. Dibandingkan kehidupan manusia, kehidupan dewa lebih

membahagiakan karena hampir tanpa penderitaan. Kehidupan brahmà masih lebih

(4)

istimewa yang lebih besar dari mereka dengan wajah yang tidak bagus atau buruk. Orang

biasanya memberikan penghargaan yang tinggi pada orang yang tampan dan cantik, mengagumi dan menghormati mereka, dan berharap bisa berteman dengan mereka. Orang biasanya

mempunyai penghormatan yang rendah pada yang buruk atau orang yang rusak badannya dan tidak berharap berteman dengan mereka. Di antara pelamar kerja, dengan kualifikasi yang sama, orang tampan dan menarik mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk dipilih. Sebagai aktor dan aktris film dan peraga busana, yang berwajah bagus akan lebih mudah sukses daripada yang berwajah buruk.

Wajah bagus lebih penting pada perempuan daripada laki-laki. Gadis cantik dicintai oleh banyak orang, khususnya oleh laki-laki. Sehingga mereka bisa memilih orang yang paling mereka sukai menjadi pendamping hidupnya. Banyak perempuan cantik, tidak peduli miskin dan tidak berkasta, dipilih oleh raja dan pangeran untuk menjadi ratu.

Bertemu dengan *waktu dan kesempatan yang mendukung* juga sangat penting. Ketika seluruh negeri damai dan ekonomi bertumbuh baik dengan kesempatan baik untuk membuka bisnis, orang bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah, dan menikmati pendapatan yang baik dan hidup yang damai. Saat itulah karma baik mendukung membuahkan hasil. Jika, dilain pihak, negeri tidak damai atau sedang perang atau terjadi depresi ekonomi, orang kehilangan pekerjaan, bisnis gagal, orang harus meninggalkan rumahnya dan hidup sengsara. Saat itulah karma buruk mendukung membuahkan hasil.

Kondisi keempat, yaitu, *dikaruniai dengan usaha, ketekunan dan kebijaksanaan atau tidak,* sebagian besar bergantung pada diri orang itu sendiri. Kita harus mau dengan rela bekerja keras,

rajin dan mendapatkan pengetahuan karena ‘usaha dan pengetahuan atau kebijaksanaan’ adalah

dua kunci utama menuju kesuksesan. Tanpa ‘usaha’ dan ‘kebijaksanaan’, seseorang tidak bisa sukses dalam hidupnya; seseorang akan hidup dalam kemiskinan. Kita sudah membaca cerita tentang sepasang orang kaya yang menjadi pengemis karena kurangnya usaha dan

kebijaksanaan. Kita harus selalu ingat rumus sukses yaitu ‘perbuatan, kebijaksanaan,

usaha’(kamma, ¤àõa, vãriya) dan kita harus selalu berdiam di dalamnya.

Tanpa ‘usaha’ dan ‘kebijaksanaan’, seseorang tidak bisa sukses dalam hidupnya; seseorang akan

hidup dalam kemiskinan. Kita sudah membaca cerita tentang sepasang orang kaya yang menjadi pengemis karena kurangnya usaha dan kebijaksanaan. Kita harus selalu ingat rumus sukses yaitu

*‘perbuatan, kebijaksanaan, usaha’(kamma, ¤àõa, vãriya)* dan kita harus selalu berdiam di dalamnya. _Anda adalah kapten pikiran anda dan pencipta nasib anda.

Anda bisa mengatur pikiran anda dan karma anda dengan bebas untuk menciptakan jenis kehidupan yang anda inginkan.*Anda akan Sengsara jika Bergaul dengan orang dengan Karma Buruk*

(5)

1. Tidak bergaul dengan yang bodoh, orang jahat

2. Bergaul dengan yang bijaksana, orang jujur

Dua berkah utama ini sangat penting untuk kemajuan dan kesejahteraan seseorang. Mereka mendukung karma baik membuahkan hasil dan tidak mendukung karma buruk membuahkan hasilnya. Jika seseorang bergaul dengan yang bodoh, orang jahat, seseorang juga akan menjadi bodoh dan jahat dan kehilangan sifat moral baiknya yang mana merupakan harta seseorang yang paling berharga. Jika sifat bermoralnya hancur, kehidupan seseorang juga hancur dan orang itu akan terlahir kembali di alam-alam sengsara. Ada pepatah di Myanmar yang berbunyi sebagai berikut:

_‘Jika seekor ikan membusuk, semua ikan di dalam perahu akan membusuk’ dan ‘jika sebatang pohon tumbuh dengan banyak ranting yang teduh, sepuluh ribu burung bisa berlindung

padanya.”_

Dalam sebuah keluarga, jika seorang anggota keluarga mempunyai karma buruk yang besar, seluruh keluarga atau bahkan seluruh masyarakat akan terkena masalah. Bergaul dengan orang seperti itu adalah bertemu dengan waktu atau kesempatan yang tidak menguntungkan (kàlavipatti) ketika karma baik tidak mendukung dan karma buruk mendukung membuahkan hasil.

Pada jaman Buddha Gotama seribu keluarga tinggal di suatu desa. Mereka hidup dengan menangkap ikan. Suatu hari istri seorang nelayan hamil. Sejak hari itu para nelayan tidak bisa menangkap seekor ikan pun. Selain itu seluruh desa dihukum oleh negara tujuh kali dan dibakar api sebanyak tujuh kali.

Tetua desa berkonsultasi satu sama lain. Mereka percaya bahwa seseorang dengan perbuatan yang mengerikan hadir di desa itu. Sehingga mereka membagi desa menjadi dua bagian, masing-masing terdiri dari lima ratus keluarga. Kelompok perempuan hamil itu berada mendapat kesulitan menangkap ikan dan tidak bisa makan. Para tetua membagi lagi kelompok ini menjadi dua sub-kelompok. Lagi-lagi sub-kelompok perempuan hamil itu berada mempunyai masalah. Mereka terus membagi sub-kelompok yang bermasalah menjadi dua hingga akhirnya perempuan hamil itu tertinggal sendirian.

(6)

Dia melakukan Tiga Rangkaian Latihan Mulia dengan tekun dan menjadi seorang Arahat. Meskipun dia menjadi seorang Arahat, dia tidak mendapatkan makanan yang cukup setiap harinya. Pada hari dia meninggal merealisasi Nibbāna, dia pergi bersama dengan Yang Mulia

Sāriputta berpindapata. Kemudian Yang Mulia Sāriputta sendiripun tidak mendapatkan makanan.

Yang Mulia Sāriputta meminta Losakatissa Thera kembali ke vihara dan menunggu di sana. Yang

Mulia Sāriputta pergi sendirian berpindapata dan sebuah keluarga mengundang beliau

mendapatkan makanan di rumah mereka. Beliau meminta seseorang dari rumah itu mengirim dana makanan kepada Losakatissa Thera. Si pengantar itu menjadi lapar dan lupa mengirim makanan itu pada Losakatissa Thera, sehingga dia memakan makanan itu dalam perjalanannya.

Ketika Yang Mulia Sāriputta kembali ke vihara, beliau mendapatkan Losakatissa Thera belum

mendapatkan makanan. Beliau segera pergi ke istana Raja Kosala dan meminta ‘catumadhå, sejenis makanan yang terdiri dari empat bahan – minyak wijen, sirup, madu dan mentega. Setelah

pulang kembali, Yang Mulia Sāriputta memegang mangkuk itu dan membiarkan Losakatissa Thera

mengambil makanan dari mangkuk itu.

Inilah satu-satunya waktu sepanjang hidupnya Losakatissa Thera bisa makan hingga kenyang.

Setelah makan, dia merealisasi Nibbāna dan meninggal. Apa yang telah dia lakukan di waktu

lampau?

Pada jaman Buddha Kassapa, Losakatissa adalah seorang bhikkhu dengan moral yang baik. Suatu hari seorang bhikkhu datang ke viharanya dan meminta ijin tinggal di sana untuk beberapa hari. Ketika bhikkhu tuan rumah melihat penderma viharanya menghormat bhikkhu tamu itu berlebihan, dia menjadi iri hati. Seorang penderma kaya mengundang kedua bhikkhu itu untuk makan di rumahnya keesokan harinya. Pagi-pagi keesokan hari, bhikkhu tuan rumah mengetuk lonceng dengan jarinya dan pergi ke rumah penderma itu.

Penderma itu bertanya padanya mengapa bhikkhu tamu tidak datang. Bhikkhu tuan rumah menjawab;’Bhikkhu anda sangat suka tidur sehingga dia tidak bangun ketika saya membunyikan

lonceng. Jadi saya tinggalkan dia di vihara.’

Penderma itu melayani bhikkhu tuan rumah dengan makanan yang baik. Setelah bhikkhu itu menyelesaikan makannya, penderma itu mencuci mangkuknya dan mengisi makanan untuk

bhikkhu tamu. Dalam perjalanan menuju vihara bhikkhu tuan rumah berpikir; ’Jika bhikkhu tamu mendapatkan makanan yang baik setiap hari, dia tidak akan meninggalkan vihara saya.’ Karena iri

hati dia membuang makanan itu dari mangkuknya ke tanah di sebuah lapangan.

(7)

dan makan dengan enak. Tidak lama setelah itu, dia meninggal dan terlahir di neraka. Iri hati sangat menakutkan.

Setelah dia bisa keluar dari neraka, dia terlahir sebagai raksasa buruk untuk lima ratus kehidupan dan sebagai anjing untuk lima ratus kehidupan. Dalam semua kehidupan ini dia tidak

mendapatkan cukup makanan untuk dimakan. Setelah kehidupan yang terakhir sebagai anjing, dia dikandung di rahim istri nelayan itu.

Karena karma baiknya yang dia peroleh sebagai seorang bhikkhu dengan moral yang baik pada jaman Buddha Kassapa, dia mendapatkan kembali kehidupan sebagai manusia dan kemudian menjadi seorang bhikkhu. Dan ketika dia mengambil Tiga Rangkaian Latihan Mulia, dia menjadi seorang Arahat. Dikarenakan perbuatan buruk yang mengerikan membuang makanan untuk seorang Arahat, bahkan seluruh desa yang terdiri dari seribu keluarga harus menderita sengsara pada saat dia dikandung di rahim istri nelayan itu.

Akibat dan pengaruh tidak langsung karma buruk yang mengerikan bisa mengakibatkan

penderitaan pada orang yang bergaul dengan orang yang melakukan perbuatan buruk itu. Kita harus mendapatkan salah satu berkah utama dengan tidak bergaul dengan yang bodoh, orang jahat.

Juga di dalam Dhammapādā, cerita Tayojana, kita sudah mendapatkan pelajaran bahwa ada sebuah kapal dengan tujuh ratus penumpang bertolak dari pantai, berhenti diam, tidak bisa bergerak di tengah lautan. Kapal itu tidak bisa digerakkan dengan cara apa pun. Ketika nahkoda menyarankan bahwa seseorang dengan perbuatan buruk yang mengerikan mungkin ada di antara mereka, mereka setuju menarik undian.

Istri nahkoda yang cantik itu mendapatkan undian buruk itu tiga kali. Sehingga sebuah pot berisi pasir diikatkan pada lehernya dan dia dibuang ke lautan. Kapal itu segera bisa bergerak dan semua orang selamat. Dikarenakan karma buruk yang mengerikan dari seseorang, semua orang di kapal itu bisa mati.

Perbuatan buruk mengerikan apa yang dilakukan istri nahkoda itu? Dia adalah seorang gadis desa cantik di kehidupan lampaunya. Kekasihnya mati dan menjadi seekor anjing. Anjing muda itu selalu mengikuti kemana pun dia pergi. Anak-anak muda di desa itu mempermainkannya dengan mengatakan: “Lihat, pemburu wanita ini akan berburu dengan anjingnya. Kita mempunyai

kesempatan makan kare daging rusa hari ini.”

(8)

*Anda akan Makmur jika Anda Bergaul dengan orang berKarma Baik*Jika seorang anak laki-laki atau perempuan dengan karma baik yang besar dilahirkan dalam suatu keluarga, keluarga itu akan menjadi makmur. Jika seseorang di antara sanak famili mencapai posisi yang tinggi dengan wewenang yang besar, banyak sanak keluarga yang akan mendapatkan manfaat yang besar. Berjuta-juta orang, dewa dan brahmà mendapatkan pembebasan dari semua penderitaan karena mereka bertemu dengan Sang Buddha dan berhubungan dengan Beliau sebagai teman baik yang luar biasa.

Di Sri Lanka semasa pemerintahan *Raja Bhātika,*orang yang makan sapi akan didenda dengan berat. Mereka yang tidak bisa membayar denda harus bekerja di kerajaan, membersihkan

sampah.

Di dalam sebuah keluarga, anak perempuannya adalah seorang gadis yang cantik sekali. Ketika raja melihatnya, dia sangat mencintainya. Dia mengambilnya dan menjadikannya sebagai seorang

ratu muda dengan gelar ‘Sāmādevī’. Keluarganya dan semua sanak familinya dibebaskan dari hukuman mereka dan didukung oleh raja sehingga mereka bisa hidup dengan layak dan berbahagia.

Dikarenakan karma baik dan kecantikan yang luar biasa dari seorang gadis, semua sanak famili bisa menikmati kemakmuran dan kebahagiaan.

Pikiran (Thought) dan Kesadaran (Mindfulness)

[31/05 8:47 am] Johnidy Ong:

Satu hal yang berkesan dari acara Waisak Ajahn Brahm di Melbourne kali ini adalah cerita beliau tentang Pikiran dan kesadaran kita.

Kita harus selalu waspada dengan pikiran, karena pikiran itu bisa mengaburkan pandangan dan pengertian kita tentang kebenaran. Ini jugalah yang menyebabkan banyak konflik dalam

kehidupan manusia, karena terlalu mengandalkan pikiran, tanpa menggunakan kesadaran.

Sebaliknya Kesadaran (Mindfulness) itulah yang harus kita kembangkan dan pencerahan kesadaran itu adalah salah satu tujuan Umat Buddha.

(9)

Experiment itu mencoba membuktikan kemampuan Levitation (kemampuan mengangkat benda/orang/diri dengan kekuatan metafisika). Seorang ahli Levitation diundang untuk menunjukkan keahliannya di depan para professor dari berbagai disiplin ilmu.

Metode experimentnya yaitu sebuah vas bunga diletakkan ditengah sebuah meja besar di tengah ruangan. Ahli Levitation duduk jauh dari meja tersebut, disaksikan oleh para pengamat di satu sisi.

Sebelum memulai usahanya, sang Levitation meminta bantuan hadirin untuk mengucapkan "Ohmmm..." (mantra tertua yang dikenal dalam tradisi Hindu) berulang-ulang selama experiment berlangsung. Apa yang terjadi selanjutnya menakjubkan, vas bunga ditengah meja terangkat ke udara.

Setelah experiment ini, para pengamat di wawancara satu per satu, diminta untuk menceritakan apa yang mereka saksikan.

Beberapa diantara ilmuwan itu, memberi kesaksian dan bersumpah bahwa vas bunga itu tidak pernah terangkat, selama experiment itu, vas bunga duduk diam di permukaan meja.

Satu hal yang tidak deketahui oleh para pengamat experiment itu adalah, dasar vas bunga tersebut telah diberi magnet, dan di bawah meja tersebut ada generator gelombang

elektromagentik yang dihidupkan perlahan lahan untuk mengangkat vas bunga diatas meja. Permintaan mengulang ulang ucapan "Ohmmm" adalah untuk menyamarkan dengungan suara dari generator elektromagentik tersebut.

Salah satu kesimpulan dari experiment ini adalah, pada beberapa pengamat tersebut, kekuatan pikiran mereka yang menolak kemungkinan adanya kekuatan supernatural ini, telah membutakan mata mereka atas kejadian yang terjadi di depan mata mereka. Itulah kekuatan pikiran yang menakjubkan.

Dan tentunya kekuatan pikiran (kadang juga disebut kekuatan sugesti) ini dapat juga digunakan untuk hal-hal positif. Misalnya kita sudah pernah mendengar beberapa cerita berikut:

1. Atlet olimpiade dibuat percaya akan rekor terbaik mereka dengan memanipulasi alat monitor kecepatan lari mereka. Kemudian alat itu dikalibrasi lagi untuk menunjukkan seolah olah mereka belum mencapai dan melampaui rekor mereka sendiri. Hasilnya mereka mampu mencapai rekor yang lebih bagus.

(10)

kemampuan akademis mereka yang tidak memadai. Hasilnya Kelas A yang rata-rata tadinya tidak berprestasi menjadi berprestasi.

Itulah kekuatan pikiran, sangat powerful dalam membuat kita mengerti dan percaya apa yang kita lihat dan dengar. Jika digunakan dengan baik dan benar bisa bermanfaat. Namun jika

disalahgunakan bisa berakibat buruk.

Umat Buddha dengan meditasi dianjurkan untuk mengembangkan kesadaran benar, bukan

pikiran. Kesadaran benar akan membawa ke pengertian benar, salah satu jalan utama berunsur 8.

Semoga bermanfaat.

"PROMOSI NERAKA"

[31/05 5:01 pm] Madaka:

☆ YM. Bhante Pannyavaro.

Suatu hari ada orang yang baik hati meninggal dunia. Orang ini kemudian pergi kea lam akhirat. Dan disana dia bertemu dengan hakim akhirat. Setelah buku perbuatannya dibuka-buka, hakim akhirat mengatakan;"Anda orang baik-baik dan mempunyai hak untuk masuk surga. Tetapi ada tawaran special untuk Anda, Anda boleh memilih masuk surga atau masuk neraka."

"Pak hakim, saya masuk surga saja."

"Nanti dulu, lihat dulu."

Besok paginya, orang baik-baik ini dijemput dan diajak jalan-jalan oleh hakim akhirat untuk melihat surga. Pintu surga dibuka, wah sepi banget, isinya pemimpin agama, berdoa, bermeditasi, diam dingin, sama sekali tidak ada keramaian.

Keesokannya lagi, orang itu diajak kembali untuk jalan-jalan ke neraka. Pintu neraka dibuka. Dia masuk, wahhhh, disko-disko, minum-minum, bersenang-senang, penuh keakraban, kehangatan, wahhh sepertinya ini lebih menarik!

"Bagaimana, kamu pilih yang mana sekarang?" Tanya hakim akhirat.

(11)

"Ya baik kalau begitu, besok kamu mulai masuk neraka." Lalu mereka pulang ke kantor hakim akhirat.

Keesokkan harinya orang itu diantar masuk neraka. Pintu dibuka dan dia dimasukkan. Begitu dia masuk, pintunya langsung ditutup, dan apa yang terjadi? Api menyala-nyala, terdengar suara orang meratap menangis, tersiksa, mengerikan sekali, merintih-rintih, menjerit-jerit kesakitan. Lho koq seperti in, dia kaget. Kemarin tidak begini. Mengapa sekarang berubah seperi begini? Hakim akhirat menjawab,"Jangan kaget, kemarin adalah hari terakhir promosi neraka!"

Cerita di atas memang cerita rekaan. Tetapi saya pikir, promosi neraka itu sudah sampai juga ke bumi ini. Banyak sekali orang yang terpikat untuk melakukan kejahatan.

Cuplikan: Ketuhanan Dalam Agama Buddha

[03/06 8:01 am] Wibowo Cahyono:

bagaimanakah umat Buddha seharusnya berdoa?

Banyak orang sering menyebutkan secara keliru bahwa umat Buddha melakukan sembahyang di

vihara. Untuk itu, sebaiknya harus dimengerti terlebih dahulu istilah ‘sembahyang’ yang

sebenarnya terdiri dari dua suku kata yaitu ‘sembah’ berarti menghormat dan ‘hyang’ yaitu dewa.

Dengan demikian, ‘sembahyang’ berarti menghormat, menyembah para dewa. Apabila ‘sembahyang’ diartikan seperti itu, maka umat Buddha sesungguhnya tidak melakukan

sembahyang. Umat Buddha bukanlah umat yang menghormat maupun menyembah para dewa. Umat Buddha mengakui keberadaan para dewa dewi di surga, namun umat tidak sembahyang

kepada mereka. Umat Buddha juga tidak ‘berdoa’ karena istilah ini mempunyai pengertian ada

permintaan yang disebutkan ketika seseorang sedang berdoa. Umat Buddha tentu saja tidak pernah meminta kepada arca Sang Buddha maupun kepada fihak lain. Keterangan ini jelas menegaskan bahwa umat Buddha bukanlah penyembah berhala karena memang tidak pernah meminta-minta apapun juga kepada arca Sang Buddha, arca yang lain bahkan kekuatan di luar

manusia lainnya. Daripada disebut ‘sembahyang’ maupun ‘doa’, umat Buddha lebih sesuai dinyatakan sedang melakukan ‘puja bakti’. Istilah puja bakti ini terdiri dari kata ‘puja’ yang bermakna menghormat dan ‘bakti’ yang lebih diartikan sebagai melaksanakan Ajaran Sang Buddha dalam kehidupan sehari-hari.

Kata-kata Bijak Acharya Chanakya!

[04/06 10:28 am] Wibowo Cahyono:

(12)

Apa itu racun?

Jawaban Chanakya: segala sesuatu yang melebihi kebutuhan kita adalah racun. Baik itu

kekuasaan, kekayaan, rasa lapar, ego, lobha, rasa malas, cinta, ambisi, kebencian atau apa pun yang berlebihan adalah racun.

Apa itu ketakutan?

Sikap tidak menerima akan ketidakpastian.

Andaikan kita bisa menerima ketidakpastian itu,

Maka itu akan menjadi suatu Petualangan.

Apa itu iri hati?

Sikap tidak menerima kebaikan-kebaikan atau kelebihan yang ada pada diri orang lain.

Jika kita menerima atau mengakui kebaikan atau kelebihan org lain itu, maka itu menjadi Inspirasi!

Apa itu Marah?

Sikap tidak menerima segala sesuatu yang tidak berada di luar kendali kita.

Jika kita menerima hal/kejadian itu, itulah toleran!

Apa itu kebencian?

Tidak menerima seseorang sebagaimana adanya dia.

Jika kita menerima seseorang apa adanya, tanpa syarat, maka itulah Cinta!

Segala hal di atas adalah masalah penerimaan hati kita.

Resisten menimbulkan stess.

(13)

Kisah Visakha

[05/06 12:06 pm] Madaka: Morning Dhamma:

Seorang hartawan dari Bhaddiya bernama Danancaya, dari istrinya Sumanadevi mempunyai puteri yang dinamai Visakha. Visakha juga merupakan cucu dari Mendaka, salah seorang dari lima hartawan yang ada di wilayah kerajaan Raja Bimbisara. Ketika Visakha berusia tujuh belas tahun, Sang Buddha berkunjung ke Bhaddiya.

Pada suatu kesempatan hartawan Mendaka mengajak Visakha dan lima ratus pengawalnya untuk memberikan penghormatan pada Sang Buddha. Setelah mendengar khotbah Sang Buddha, Visakha, kakeknya dan semua lima ratus pengawalnya mencapai tingkat kesucian Sotapatti.

Ketika Visakha dewasa, dia menikah dengan Punnavaddhana, putera Migara, seorang hartawan dari Savatthi. Suatu hari, ketika Migara sedang makan siang, seorang bhikkhu berhenti untuk berpindapatta di rumah orang tersebut; tetapi Migara menolak bhikkhu tersebut.

Visakha melihat hal ini, kemudian berkata kepada bhikkhu tersebut: “Maafkan saya, teruslah berjalan bhante, ayah mertua saya hanya makan makanan basi.”

Mendengar hal itu Migara menjadi sangat marah dan menyuruhnya untuk pergi. Tetapi Visakha mengatakan bahwa ia tidak akan pergi, dan dia akan memanggil delapan wali yang dikirim oleh ayahnya untuk menemaninya dan menasehatinya. Wali-wali tersebut akan memutuskan apakah Visakha bersalah atau tidak bersalah.

Ketika para wali telah berkumpul, Migara berkata: “Ketika saya sedang makan nasi dan susu dengan mangkuk emas, Visakha mengatakan bhawa saya makan makanan kotor dan basi. Untuk kesalahan itu saya akan mengirimnya pulang.”

Kemudian Visakha menjelaskan sebagai berikut: “Ketika saya melihat ayah mertua saya

membiarkan seorang bhikkhu berdiri untuk berpindapatta. Saya berpikir bahwa ayah mertua saya tidak mau melakukan perbuatan baik pada saat ini, beliau hanya makan dari hasil perbuatan baiknya yang lampau. Maka, saya mengatakan, ayah mertua saya hanya makan makanan basi. Sekarang tuan-tuan, apakah anda pikir, saya bersalah?” Para wali memutuskan bahwa Visakha tidak bersalah.

Visakha kemudian mengatakan bahwa dia salah seorang pengikut Buddha yang taat dan

(14)

Keesokan harinya Sang Buddha dan murid-muridNya diundang ke rumah Visakha. Ketika dana makanan telah disajikan, Visakha mengundang ayah mertuanya untuk bersama-sama

mendanakan makanan tersebut. Tetapi ayah mertuanya tidak mau datang. Setelah makan siang berakhir, sekali lagi dia mengundang ayah mertuanya, kali ini dengan pesan agar ayah mertuanya untuk datang ikut mendengarkan yang akan segera diberikan oleh Sang Buddha. Ayah mertuanya merasa bahwa tidak seharusnya dia menolak untuk kedua kalinya. Tetapi, gurunya, pertapa

Nigantha, tidak mengizinkan dia pergi. Mereka memutuskan untuk mendengarkan dari balik tirai. Setelah mendengar khotbah Sang Buddha, Migara mencapai tingkat kesucian Sotapatti. Dia sangat berterima kasih kepada Sang Buddha dan juga menantunya.

Sebagai bentuk rasa terima kasihnya, dia menyatakan bahwa mulai sekarang Visakha akan menjadi ibunya, dan Visakha kemudian dikenal sebagai Migaramata.

Visakha mempunyai sepuluh anak laki-laki dan sepuluh anak perempuan, dan masing-masing anak mempunyai sepuluh anak laki-laki dan sepuluh anak perempuan.

Visakha memiliki sebuah perhiasan yang dihiasi dengan permata-permata yang mahal harganya, pemberian ayahnya pada hari pernikahannya. Suatu hari Visakha pergi ke Vihara Jetavana bersama para pengikutnya. Saat tiba di vihara, dia merasa bahwa perhiasannya sangat berat. Maka, ia melepaskan perhiasannya dan membungkusnya dengan selendang, memberikan kepada pelayannya untuk dibawa dan dijaganya. Ternyata pelayan tersebut lupa ketika mereka

meninggalkan vihara. Sudah menjadi kebiasaan Y.A. Ananda menyimpan barang-barang yang ditinggalkan umat.

Visakha mengirim kembali pelayannya ke vihara: “Pergi dan lihatlah perhiasan permata itu, tetapi jika Y.A. Ananda telah menemukan dan menyimpannya di suatu tempat, jangan bawa pulang

kembali; saya mendanakan perhiasan permata itu kepada Y.A. Ananda.” Tetapi Y.A. Ananda tidak

menerima dana tersebut.

Maka Visakha memutuskan untuk menjual perhiasan tersebut dan kemudian akan mendanakan hasil penjualannya. Tetapi tidak seorang pun yang mampu membeli perhiasan tersebut. Akhirnya Visakha membelinya sendiri seharga sembilan score dan satu lakh. Dengan uang tersebut ia membangun sebuah vihara di bagian timur kota: Vihara ini dikenal dengan nama Pubbarama.

Setelah upacara pelimpahan jasa ia mengundang seluruh keluarganya dan mengatakan kepada mereka bahwa semua keinginannya telah terpenuhi dan ia tidak lagi mempunyai keinginan. Kemudian sambil melantunkan lima syair kegembiraan ia berputar mengelilingi vihara.

(15)

Sang Buddha menjawab, “Hari ini, Visakha telah memenuhi keinginannya di masa lampau

maupun saat ini dan atas usahanya sendiri. Ia merasa gembira dan puas. Visakha sedang

melantunkan beberapa syair kegembiraan yang pasti ia tidak kehilangan akal sehatnya. Visakha, pada kehidupan lampau selalu menjadi seorang pendana yang murah hati dan bersemangat mendukung ajaran-ajaran para Buddha. Ia juga berkecenderungan kuat melakukan perbuatan-perbuatan baik dan telah melakukan hal-hal baik juga pada kehidupan lampaunya, seperti seorang ahli bunga menyusun banyak rangkaian bunga dari setumpuk bunga.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 53 berikut:

Seperti dari setumpuk bunga dapat dibuat banyak karangan bunga;

demikian pula hendaknya banyak kebajikan

dapat dilakukan oleh manusia di dunia ini.

Today is New Moon Uposatha day (Uposatha Bulan Gelap) Penanggalan lunar 1 (Ce It).

Let's practicing morality (Uposatha Sila), concentration (Samadhi), wisdom (Panna).

Stillness and contemplation. Let's meditate and see everything as they really are. Dwell in the inner peace.

Living in harmony with beautiful heart. Practice generosity and loving kindness to all beings.

May all beings be well, happy, peaceful, and free from suffering

Have a peaceful and blissful day. 😊😄🙏

Dhammapada BAB X. DANDA VAGGA

Hukuman

08/06 10:34 am] Cit Chandra Woen:

(133)

Jangan berbicara kasar kepada siapapun,

karena mereka yang mendapat perlakuan demikian,

(16)

Sungguh menyakitkan ucapan kasar itu, yang pada gilirannya akan melukaimu.

(134)

Apabila engkau berdiam diri bagaikan sebuah gong pecah,

berarti engkau telah mencapai nibbana,

sebab keinginan membalas dendam tak terdapat lagi dalam dirimu.

Dhammapada Atthakatha:

(133 – 134) Kisah Kondadhana Thera

Sejak Kondadhana Thera diterima dalam pesamuan Sangha, ada bayangan wanita yang selalu mengikuti beliau. Bayangan ini hanya dapat dilihat oleh orang lain, sedangkan Kondadhana Thera sendiri tidak melihatnya.

Ketika beliau berpindapatta, orang-orang memberikan dua sendok makanan kepada beliau, dengan mengatakan, "Ini untuk Bhante, dan yang ini untuk wanita yang mengikuti Bhante."

Melihat seorang bhikkhu bepergian dengan seorang wanita, para penduduk menghadap kepada Raja Pasenadi dari Kosala dan melaporkan perihal bhikkhu dengan wanita tersebut, "O, Raja, usir saja bhikkhu itu dari kerajaanmu karena beliau tidak memiliki moral." Raja segera pergi ke vihara tempat bhikkhu itu berdiam dan para pengawalnya mengepung vihara tersebut.

Mendengar suara ribut, bhikkhu itu keluar dan berdiri di depan pintu, dan bayangan wanita itu berada tidak jauh dari bhikkhu tersebut. Mengetahui raja yang datang, bhikkhu tersebut masuk dan menunggu di dalam. Raja masuk ke dalam ruangan, dan bayangan wanita itu tidak terdapat dalam tempat itu.

Kemudian Raja bertanya kepada bhikkhu itu, di mana wanita tersebut berada, bhikkhu itu menjawab bahwa ia tidak melihat wanita.

Raja menginginkan kepastian, ia menyuruh bhikkhu tersebut keluar ruangan. Kemudian bhikkhu tersebut keluar ruangan, dan ketika raja melihat keluar tertampak bayangan wanita di dekat bhikkhu itu.

(17)

Raja kemudian mengatakan bahwa wanita itu tidak benar-benar ada, dan bhikkhu tersebut tidak bersalah. Raja mengundang bhikkhu itu untuk datang ke istana, dan menerima dana makanan setiap hari.

Ketika bhikkhu lain mendengar hal itu, mereka bingung, dan mereka berkata kepada Kondadhana Thera: "O, bhikkhu yang tidak bermoral! Sekarang, raja bukannya mengusirmu keluar dari

kerajaan, malah telah mengundangmu menerima dana makanan, mampus kamu!"

Kondadhana Thera berkata dengan pedas: "Sebenarnya kalianlah yang tidak bermoral, sebenarnya kalianlah yang sial, kalianlah yang bersama wanita!"

Para bhikkhu kemudian menceritakan masalah ini kepada Sang Buddha.

Sang Buddha memanggil Kondadhana Thera dan bertanya, "Anakku, apakah engkau melihat wanita bersama dengan para bhikkhu sehingga engkau berbicara begitu kepada mereka? Engkau tidak melihat seorang wanita ada bersama mereka, seperti mereka melihat wanita ada bersama kamu. Engkau tidak menyadari masalah ini adalah sebagai akibat perbuatan jahatmu dalam kehidupan yang lampau. Sekarang dengarlah, Saya akan menjelaskan kepadamu mengapa ada bayangan wanita yang mengikuti dirimu. Engkau adalah dewi dalam kehidupan lampaumu. Pada waktu itu ada dua orang bhikkhu yang sangat akrab. Engkau berusaha membuat masalah di antara mereka berdua, engkau menyamar sebagai seorang wanita yang mengikuti salah seorang bhikkhu itu*. Atas perbuatanmu itu, engkau sekarang diikuti oleh bayangan wanita. Jadi,

selanjutnya engkau jangan berdebat dengan bhikkhu lain atas permasalahan itu. Diamlah seperti gong yang pecah, dan engkau akan merealisasi nibbana."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini:

"Mā voca pharusaṃkañci vuttā paṭivadeyyu taṃ,

dukkhā hi sārambhakathā paṭidaṇḍā phuseyyu taṃ.

Sace neresi attānaṃ kaṃso upahato yathā

esa patto si nibbānaṃsārambho te na vijjati."

Jangan berbicara kasar kepada siapapun,

karena mereka yang mendapat perlakuan demikian,

(18)

Sungguh menyakitkan ucapan kasar itu, yang pada gilirannya akan melukaimu.

Apabila engkau berdiam diri bagaikan sebuah gong pecah,

berarti engkau telah mencapai nibbana,

sebab keinginan membalas dendam tak terdapat lagi dalam dirimu.

---

Notes:

Kejadiannya, dewi itu melihat dua bhikkhu yang bersahabat karib, dan timbullah niat usil untuk memisahkan mereka. Ketika bhikkhu A ingin buang air kecil, dewi itu segera mengikuti ke semak-semak, dan ketika bhikkhu A keluar dari semak-semak-semak, ia mengikutinya dari belakang sambil berpura-pura membenahi rambut dan bajunya. Bhikkhu A tidak melihatnya, tetapi bhikkhu B yang menunggu, menoleh ketika bhikkhu A keluar dan melihat dewi itu. Kemudian bhikkhu B memarahi bhikkhu A, ‘kamu telah melanggar sila’. Bhikkhu A tentu saja tidak merasa melanggar sila, dan bhikkhu B juga berkeras karena ia telah melihat dengan mata kepalanya sendiri ada wanita keluar dari belakang bhikkhu A sambil membenahi baju dan rambut. Mereka berselisih, hingga akhirnya si dewi ini menampakkan diri kepada mereka berdua dan mengaku dia hanya iseng. Tetapi perpecahan itu telah terjadi, dan walaupun mereka akhirnya berbaikan kembali, persahabatan itu tidak seperti dulu lagi.

CARA MEMBUAT SUP BATU

[08/06 11:49 am] Madaka:

pada suatu hari, 3 orang bijaksana berjalan melintasi sebuah desa kecil.

desa itu tampak miskin, tampak dari sawah-sawah sekitarnya sudah tidak menghasilkan apa-apa lagi. Ya memang telah terjadi perang di negeri itu - dan sebagai rakyat jelata - merekalah yang kena dampaknya. Macetnya distribusi pupuk, bibit, dan kesulitan lain membuat sawah mereka tidak mampu menghasilkan apa-apa lagi. cuma beberapa puluh orang yang masih setia tinggal di desa itu.

(19)

satu dari 3 orang bijaksana itu lalu bertanya kepada penduduk desa itu, "Apakah kalian tidak punya apa-apa, sehingga kalian meminta-minta seperti ini?"

"kami tidak punya apapun untuk dimakan, hanya batu-batu berserakan itu yang kita miliki." jawab salah satu penduduk desa.

"Maukah kalian kuajari untuk membuat sup dari batu-batu itu?" tanya orang bijaksana sekali lagi.

Dengan setengah tidak percaya, penduduk itu menjawab, "Mau."

"Baiklah ikutilah petunjukku." orang bijaksana itu menjelaskan, "Pertama-tama, ambil 3 batu besar itu, lalu cucilah hingga sangat bersih!!" perintah orang bijaksana itu sambil menunjuk 3 buah batu sebesar kepalan tangan. Orang-orang itu pun mengikuti perintahnya.

Sesudah batu itu dicuci dengan bersih hingga tanpa ada pasir sedikitpun di permukaannya. Orang bijaksana itu lalu menyuruh penduduk untuk siapkan panci paling besar dan menyuruh panci itu untuk diisi dengan air. ketiga baru bersih itupun lalu dimasukkan ke dalam panci - dan sesuai dengan petunjuk orang bijaksana itu - batu-batu itupun mulai direbus.

"Ada yang dari kalian tau bumbu masak? batu-batu itu tidak akan enak rasanya kalau dimasak tanpa bumbu." tanya orang bijaksana.

"Aku tahu!!" seru seorang ibu, lalu dia mengambil sebagian persediaan bumbu dapurnya, kemuan meraciknya, dan memasukkannya ke dalam panci besar itu.

"Adakah dari kalian yang punya bahan-bahan sup yang lain?" Tanya orang bijaksana itu. "Sup ini akan lebih enak jika kalian menambahkan beberapa bahan lain, jangan hanya batu saja."

beberapa penduduk mulai mencari bahan-bahan makanan lain di sekitar desa. beberapa waktu kemuan 2 orang datang membawa 3 kantung kentang. "Kami menemukannya di dekat kali, ternyata ada banyak sekali kentang liar tumbuh disana." Katanya. Kemuan orang itu mengupas, mencuci dan memotong kentang-kentang itu dan memasukkannya ke dalam panci.

Kurang dari 1 menit, seorang ibu datang membawa buncis dan sawi. "Aku masih punya banyak dari kebun di belakang halaman rumahku." kata ibu itu, lalu ibu itu meraciknya dan

memasukkannya ke dalam panci.

(20)

Merasa telah melihat beberapa orang berhasil menyumbang sesuatu. penduduk yg lain tidak mau kalah, mereka pun mulai mencari-cari sesuatu yg bisa dimasukkan ke dalam panci sebagai

pelengkap sup batu.

Kurang dari 1 jam, beberapa penduduk mulai membawa kol, buncis, jagung, dan bermacam-macam sayuran lain. tak hanya itu, anak-anak juga membawa bermacam-macam-bermacam-macam buah dari hutan. mereka berpikir akan enak sekali kalau buah-buah itu dijadikan pencuci mulut sesudah sup disantap. Ada juga seorang bapak yang membawa susu dari kambing peliharaannya, dan ada juga yang membawa madu dari lebah liar yg bersarang di beberapa pohon di desa itu.

beberapa jam kemudian sup batu itu telah matang, panci yang sangat besar itu pun telah penuh dengan berbagai sayuran dan siap disantap. dengan suka cita, penduduk itu makan bersama dengan lahapnya. mereka sudah sangat kenyang, hingga mereka lupa "Memakan" Batu yg ada di dasar panci.

3 orang bijaksana itu hanya tersenyum melihat tingkah para penduduk itu, dan mereka pun sadar, sekarang waktunya mereka untuk meneruskan perjalanan. mereka memohon diri untuk

meninggalkan desa itu.

Sebelum beranjak pergi, seorang bapak tiba-tiba memeluk dan mencium ketiga orang itu sambil berkata, "Terima kasih telah mengajari kami untuk membuat sup batu..."

Moral cerita:

Hari ini sudah bukan saatnya memiliki mental pengemis, yang hanya menunggu belas kasihan, bantuan, dorongan dan semangat dari orang lain. Ciptakanlah itu dalam diri anda dan jadilah orang yang berguna dan bermanfaat bagi sesama.

Kreatifitas, kebersamaan dan kerja keras adalah cara untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Bagi anda yang Setuju silahkan Share ke semua teman-teman anda.

Link bagian2 Sutta Pitaka

[09/06 12:42 am] Lenny Muliawati:

(21)

Diterjemahkan dari Pali oleh Maurice Walshe

pdf: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Digha%20Nikaya%20-%20Khotbah-Khotbah%20Panjang%20Sang%20Buddha.pdf

djvu: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Digha%20Nikaya%20-%20Khotbah-Khotbah%20Panjang%20Sang%20Buddha.djvu

Baca Online klik http://dhammacitta.org/dcpedia/Khotbah-Khotbah_Panjang_Sang_Buddha_(Walshe)

==========================================

Majjhima Nikaya – Khotbah-khotbah Menengah Sang Buddha

Penerjemah dari Pali oleh Bhikkhu Ñāṇamoli dan Bhikkhu Bodhi

pdf: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Majjhima%20Nikaya%20-%20Khotbah-khotbah%20Menengah%20Sang%20Buddha.pdf

epub: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Majjhima%20Nikaya%20-%20Khotbah-khotbah%20Menengah%20Sang%20Buddha.epub

Baca online: http://dhammacitta.org/dcpedia/Khotbah-Khotbah_Menengah_Sang_Buddha_(Bodhi)

=========================================

Saṃyutta Nikāya -- Khotbah-Khotbah Berkelompok Sang Buddha

Terjemahan baru oleh Bhikkhu Bodhi

Salah Satu bagian Kitab Suci Agama Buddha, Tripitaka Pali, kelompok Sutta Pitaka.

Terdiri dari 5 buku:

Samyutta Nikaya 1 – Sagatha Vagga (2.8 MB)

(22)

Samyutta Nikaya 2 – Nidana Vagga (1.8 MB)

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%202%20-%20Nidana%20V agga.pdf

Samyutta Nikaya 3 – Khanda Vagga (1.6 MB)

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%203%20-%20Khanda%20 Vagga.pdf

Samyutta Nikaya 4 – Sayalatana Vagga (1.9 MB)

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%204%20-%20Sayalatana %20Vagga.pdf

Samyutta Nikaya 5 – Maha Vagga (2.4 MB)

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Samyutta%20Nikaya%205%20-%20Maha%20Va gga.pdf

=================================================

Aṅguttara Nikāya -- Khotbah-Khotbah Numerikal Sang Buddha

Diterjemahkan dari Pāḷi oleh Bhikkhu Bodhi

PDF:

Jilid 1 Buku 1-3:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%201.pdf

Jilid 2 Buku 4:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%202.pdf

Jilid 3 Buku 5-6:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%203.pdf

Jilid 4 Buku 7-9:

(23)

Jilid 5 Buku 10-11:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya%20Jilid%205.pdf

EPUB: Buku 1-11: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Anguttara%20Nikaya.epub

=================================================

Khuddaka Nikaya

Baca online di http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/khuddaka-nikaya/

terdiri dari 18 buku, antara lain:

1. Khuddakapatha

2. Dhammapada

3. Udāna

https://www.facebook.com/download/925432730846944/Kitab-Suci-UDANA.pdf

4. Itivuttaka

https://www.facebook.com/download/916023355105834/Kitab-Suci-Itivuttaka.pdf

5. Sutta Nipata

6. Vimanavatthu

7. Petavatthu

8. Theragatha

https://www.facebook.com/download/383888548476015/Theragatha-Nyanyian-Para-Arya.pdf

9. Therigatha

(24)

10. Jataka

Terdiri dari 6 Volume:

Jataka V (1,7 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_v.pdf

Jataka IV (1,9 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_iv.pdf

Jataka III (1,8 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_iii.pdf

Jataka II (1,8 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_ii.pdf

Jataka I (1,9 MB) http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/jataka_i.pdf

11. Niddesa

12. Patisambhidamagga

https://www.facebook.com/download/508455235987449/PATISAMBHIDAMAGGA.pdf

13. Apadana

14. Buddhavamsa

https://www.facebook.com/download/168199946649742/Buddhavamsa.pdf

15. Cariyapitaka

https://www.facebook.com/download/270456683060234/Cariya%20Pitaka.pdf

16. Nettippakarana (hanya ada di Tipiṭaka edisi Birma)

17. Petakopadesa

18. Milindapañha

(25)

Kitab komentar adalah kitab yang berisi komentar/penjelasan mengenai Kitab Suci.

Dhammapada Atthakatha

Berisi Cerita Asal Muasal Sabda Buddha dalam Dhammapada

Ada 3 Volume

Dhammapada Atthakatha vol. I

http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/dhammapada_atthakatha_i.pdf

Dhammapada Atthakatha vol. II

http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/dhammapada-atthakatha-ii.pdf

Dhammapada Atthakatha vol. III

http://artikelbuddhis.weebly.com/uploads/5/5/1/2/5512312/dhammapada-atthakatha-iii.pdf

=====================

Kumpulan Khotbah Sang Buddha

(Nama Lain buku "TIPITAKA TEMATIK" diterbitkan Ehipassiko Foundation)

Disunting dan diintroduksi oleh Bhikkhu Bodhi

PDF:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/Kumpulan%20Khotbah%20Sang%20Buddha.pdf

Epub:

http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/Kumpulan%20Khotbah%20Sang%20Buddha.epub

Baca online: http://dhammacitta.org/dcpedia/Kumpulan_Khotbah_Sang_Buddha_(Bodhi)

(26)

93. Kondisi Kebaikan dan Kejahatan

[09/06 2:00 pm] Madaka:

Para bhikkhu, selama keyakinan ada di dalam sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan dapat masuk. Tetapi ketika keyakinan (di dalam hal-hal bajik) telah lenyap dan rasa tidak percaya mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.4

Para bhikkhu, selama malu masih ada sehubungan dengan sifat-sifat yang bajik, maka apa yang bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika malu seperti itu telah lenyap dan tak-malu mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

Para bhikkhu, selama takut moral masih ada sehubungan dengan sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika takut moral seperti itu telah lenyap dan kecerobohan moral mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

Para bhikkhu, selama ada semangat yang diarahkan pada sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika semangat seperti itu telah lenyap dan kemalasan mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

Para bhikkhu, selama ada kebijaksanaan sehubungan dengan sifat-sifat yang bajik, maka apa yang tak-bajik tidak akan mendapat jalan masuk. Tetapi ketika kebijaksanaan seperti itu telah lenyap dan kebodohan mencengkeram dan bertahan, maka apa yang tak-bajik akan mendapat jalan masuk.

---

4 Di dalam teks sebelumnya, lima sifat ini telah dianggap kekuatan orang yang berlatih, tetapi di sini mereka ditunjukkan di dalam kemampuan umumnya, yaitu mengusir serangan keadaan pikiran yang tak-bajik. Pesan yang terkandung cukup membesarkan hati, karena kualitas moral yang sedang-sedang saja pun telah mengandung benih pengembangan tertinggi. Di teks lain (AN V, 4) dikatakan bahwa memiliki lima sifat ini akan menyebabkan kelahiran ulang di alam surgawi, sedangkan bila tidak memilikinya akan terlahir di alam yang rendah.

(27)

: _..Risau akan kejadian yang menimpa Vincentius Billy (mahasiswa FEUI yg ditemukan gantung diri di kamar kosnya karena Depresi nilainya anjlok) saya menemukan tulisan yang layak

direnungkan oleh para orang tua:_

*KAJIAN PARENTING*

By : _Ibu Elly Risman_

( *Senior Psikolog dan Konsultan, UI* )

Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi Allah yang mana nanti, maka _izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri ._

Jangan memainkan semua peran,

_ya jadi ibu_

_ya jadi koki_

_ya jadi tukang cuci_

*ya jadi ayah,*

*ya jadi supir,*

*ya jadi tukang ledeng,*

Anda bukan anggota tim SAR!

Anak anda tidak dalam keadaan bahaya. *Tidak ada sinyal S.O.S!*

Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya.

#Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, *"Sini...Ayah bantu!".*

#Tutup botol minum sedikit susah dibuka, *"Sini...Mama saja".*

(28)

#Kecipratan sedikit minyak

*"Sudah sini, Mama aja yang masak".*

Kapan anaknya bisa?

Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, *_Apa yang terjadi ketika bencana benar2 datang?_*

Berikan anak2 kesempatan untuk menemukan solusi mereka sendiri.

Kemampuan menangani stress,

Menyelesaikan masalah,

dan mencari solusi,

merupakan keterampilan/skill yang wajib dimiliki.

Dan skill ini harus dilatih untuk bisa terampil,

Skill ini tidak akan muncul begitu saja hanya dengan simsalabim!

Kemampuan menyelesaikan masalah dan bertahan dalam kesulitan tanpa menyerah bisa berdampak sampai puluhan tahun ke depan.

Bukan saja bisa membuat seseorang lulus sekolah tinggi,

tapi juga lulus melewati ujian badai pernikahan dan kehidupannya kelak.

Tampaknya sepele sekarang...

Secara apalah salahnya kita bantu anak?

Tapi jika anda segera bergegas mnyelamatkannya dari segala kesulitan, dia akan menjadi ringkih dan mudah layu.

(29)

*Masalah sedikit, jadi gila.*

Jika anda menghabiskan banyak waktu, perhatian, dan uang untuk IQ nya, maka habiskan pula hal yang sama untuk *_AQ_* nya.

AQ?

Apa itu?

*ADVERSITY QUOTIENT*

Menurut Paul G. Stoltz,

*_AQ_ adalah kecerdasan menghadapi kesulitan atau hambatan dan kemampuan bertahan dalam berbagai kesulitan hidup dan tantangan yang dialami.*

Bukankah kecerdasan ini lebih penting daripada IQ, untuk menghadapi masalah sehari-hari?

Perasaan mampu melewati ujian itu luar biasa nikmatnya.

Bisa menyelesaikan masalah, mulai dari hal yang sederhana sampai yang sulit, membuat diri semakin percaya bahwa meminta tolong hanya dilakukan ketika kita benar2 tidak sanggup lagi.

So, izinkanlah anak anda melewati kesulitan hidup...

*Tidak masalah anak mengalami sedikit luka, sedikit menangis, sedikit kecewa, sedikit telat, dan sedikit kehujanan.*

_Tahan lidah, tangan dan hati dari memberikan bantuan._

Ajari mereka menangani frustrasi.

Kalau anda selalu jadi ibu peri atau guardian angel,

*Apa yang terjadi jika anda tidak bernafas lagi esok hari?*

Bisa2 anak anda ikut mati.

(30)

Ketika melihat anak sendiri susah, sakit dan sedih.

Apalagi menjadi orangtua, insting pertama adalah melindungi,

Jadi melatih AQ ini adalah ujian kita sendiri juga sebagai orangtua.

Tapi sadarilah,

hidup tidaklah mudah,

masalah akan selalu ada.

Dan mereka harus bisa *bertahan.*

Melewati hujan, badai, dan kesulitan,

yang kadang _*tidak bisa dihindari.*_

*Selamat merenung.*

🌷🌷🌷 😘😘😘

MENGASAH KAPAK

[09/06 9:33 pm] Madaka:

🌸

Kisah seorang pemotong kayu yang sangat kuat.

Dia melamar pekerjaan pada seorang pedagang kayu & dia mendapatkannya. Gaji & kondisi kerja yang diterima sangat bagus. Karena itu, sang pemotong kayu bekerja sebaik mungkin.

(31)

Sang majikan sangat terkesan & berkata: "Selamat, kerjakanlah seperti itu".

Sangat termotivasi oleh pujian tsb, keesokan harinya sang pemotong kayu bekerja lebih keras lagi, tapi dia hanya berhasil merobohkan 15 batang pohon.

Hari ketiga dia bekerja lebih keras lagi, tetapi hanya berhasil merobohkan 10 batang pohon. Hari2 berikut pohon yg berhasil dirobohkan makin sedikit. "Aku mungkin telah kehilangan kekuatanku", pikir pemotong kayu itu.

Dia menemui majikannya & meminta maaf, sambil mengatakan tidak mengerti apa yg terjadi.

"Kapan saat terakhir anda mengasah kapak?" tanya sang majikan.

"Mengasah? Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak, saya sangat sibuk mengapak pohon".

Renungan:

Kehidupan sama seperti itu. Seringkali kita sangat sibuk sehingga tak lagi punya waktu mengasah kapak.

Sekarang, setiap orang lebih sibuk dari sebelumnya, tapi lebih tidak berbahagia dari sebelumnya.

Mengapa? Mungkinkah kita telah lupa, bagaimana cara untuk tetap "tajam"?

Tidaklah salah dengan aktivitas & kerja keras. Tetapi seharusnya kita tidaklah sedemikian sibuk, sehingga mengabaikan hal2 yang sangat penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi,

menyediakan waktu untuk membaca dsb.

Kita semua membutuhkan waktu untuk relaks, untuk berpikir & merenung, untuk belajar & bertumbuh.

Bila kita tidak mempunyai waktu untuk mengasah kapak, kita akan tumpul & kehilangan efektivitas.

Mulailah memikirkan cara bekerja lebih efektif & menambahkan banyak nilai kedalamnya.

(32)

*PERAYAAN FESTIVAL PEH CUN, BAKCANG

DAN TELUR BERDIRI*

[10/06 5:16 pm] Nancy Chan:

Sebagai orang keturunan Tionghoa, maka mang Ucup ingin menulis tentang Budaya Tionghoa.

Kata Peh-Cun atau Duanwu-Jie. Kata Peh Cun itu sendiri diserap dari bahasa Hokkian – Pachuan yang berarti Mendayung. Tradisi atau makanan wajib pada hari raya tersebut adalah Bakcang (Zhongzi).

Hari raya Peh Cun _*tahun ini akan dirayakan pada tanggal 9 Juni 2016*_

Berdasarkan legenda, seorang menteri yang sangat disayang rakyat pada zaman Disnati Zhou (475 SM – 221 SM) melompat terjun bunuh diri ke sungai pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek. Sejak saat ini hari ini disebut Hari Raya Peh Cun.

Rakyat merasa sedih kemudian mencari-cari jenazah sang menteri di sungai tersebut. Mereka lalu melemparkan nasi dan makanan lain ke dalam sungai dengan maksud agar ikan dan udang dalam sungai tersebut tidak mengganggu jenazah sang menteri. Mereka membungkusnya dengan daun-daunan yang kita kenal sebagai Bakcang sekarang ini.

Para nelayan mencari-cari jenazah sang menteri dengan berperahu ke berbagai penjuru. Peristiwa para nelayan mencari jenazah menteri dengan berperahu itu akhirnya menjadi cikal bakal dari perlombaan perahu naga setiap tahunnya.

Selain bakcang, kita juga mengenal _*Kwee Cang/Ki Cang*_ atau bakcang tanpa isi dan dimakan dengan gula manis. Makanan ini dimakan sebagai lambang penangkal bahaya dan perjalanan hidup kita bisa selalu manis.

Orang2 tua mengingatkan agar pada Hari Raya Peh Cun harus mandi tengah hari, yang sering disebut juga _*Mandi U-Shi.*_ Mereka mengambil dan menyimpan air dari kolam pada tengah hari saat Festival Peh Cun ini.

Mereka percaya dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit bila mandi dengan air tersebut ataupun diminum setelah dimasak.

(33)

_*"Twan" artinya LURUS atau Pusat. "Yang" artinya sifat Positif atau Matahari,*_ Maka dari itu pada hari Raya Peh Cun adalah hari dimana matahari memancarkan secara LURUS jadi cahayanya paling terang.

Konon untuk membuktikan hal tersebut. Tepatnya pada hari raya Twan Yang antara pkl 11.00 – pkl 13:00 (tepat tengah hari). Kita akan mampu mendirikan telur sehingga bisa berdiri tegak lurus. Telur yang di dirikan di atas meja maupun batu yang rata akan bisa berdir tanpa harus dipecah. Namun telur tersebut harus berada di bawah sorotan sinar Matahari yang panas. Kagak percaya? Try it ! Tahun 2016- festival Bakcang jatuh pada tgl 09 juni ....silahkan mencoba mendirikan telur pada waktu yg telah di wartakan .

🌿

*FILOSOFI POHON BAMBU*

🌿

[10/06 11:53 pm] Madaka:

(copas dari lapak tetangga)

Pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama.

Walaupun setiap hari disiram & dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.

Namun setelah 5 tahun kemudian, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat dan ukuran nya tidak lagi centimeter melainkan meter.

Sebetulnya apa yang terjadi pada sebuah pohon bambu...?

Ternyata, selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar, dan bukan pada batang.

Pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya yang ber-puluh2 meter kelak kemudian hari.

*Moral of The Story*

Jika kita mengalami suatu hambatan & kegagalan, bukan berarti kita tidak mengalami

perkembangan...justru kita sedang mengalami pertumbuhan yang luar biasa didalam diri kita.

(34)

"The hardest part of a rocket to reach orbit is to get through the earth's gravity"

"Bagian terberat agar sebuah roket mencapai orbit adalah saat melalui gravitasi bumi"

Jika kita perhatikan, bagian peralatan pendukung terbesar yang dibawa oleh sebuah roket adalah jet pendorong untuk melewati atmosphere & gravitasi bumi.

Setelah roket melewati atmosphere, jet pendorong akan dilepas & roket akan terbang dengan bahan bakar minimum pada ruang angkasa tanpa bobot, melayang ringan & tanpa usaha keras.

Demikian pula dengan manusia, bagian terberat dari sebuah kesuksesan adalah disaat awal seseorang MEMULAI USAHA dari sebuah perjuangan.

Segala sesuatu terasa begitu berat dan PENUH TEKANAN...

Namun bila ia dapat melewati batas tertentu, sesungguhnya seseorang dapat merasakan segala kemudahan & kebebasan dari tekanan & beban.

Namun sayangnya, banyak orang yang MENYERAH disaat tekanan & beban dirasakan terlalu berat, bagai sebuah roket yang gagal menembus atmosphere.

Buya Hamka berkata: "Kalau hidup sekedar hidup, babi dihutan juga hidup. Kalau kerja sekedar kerja, kera juga bekerja"

Ketika pohon bambu ditiup angin kencang, dia akan merunduk.

Setelah angin berlalu, dia akan tegak kembali.

Seperti perjalanan hidup seorang manusia, tak lepas dari cobaan dan rintangan...

Jadilah seperti pohon bambu...!!!

Fleksibilitas pohon bambu mengajarkan kita sikap hidup yang berpijak pada keteguhan hati dalam menjalani hidup, walaupun badai & topan menerpa.

(35)

Pastikan dalam tahun2 mendatang, hidup kita akan MENJULANG TINGGI dan menjadi PEMBERI BERKAH bagi sesama...seperti halnya pohon Bambu.

Buddhassa pacch

imā anusāsanā (Nasehat

Terakhir Sang Buddha)

[11/06 4:02 pm] Johnidy Ong:

Dari awal Sang Buddha mengajarkan Dhamma hingga Beliau meninggal dunia, ajaran Beliau hanya berhubungan dengan bagaimana memahami penderitaan dan lenyapnya penderitaan. Nasehat terakhir Sang Buddha juga hanya berkaitan dengan hal ini. Dalam nasehat sesaat

sebelum memasuki parinibbāna, Beliau mengatakan, "handa dāni, bhikkhave, āmantayāmi vo; vayadhammā saṅkhārā; appamādena samapādethā" - "Marilah para bhikkhu, saya katakan kepada kalian; fenomena yang berkondisi merupakan hal yang mengalami pelenyapan; berjuanglah dengan kewaspadaan".

Pertanyaan akan muncul, kenapa Sang Buddha mengingatkan kepada kita bahwa fenomena yang berkondisi merupakan hal yang mengalami pelenyapan, dan apa hubungannya dengan berjuang dengan kewaspadaan?

Harus dipahami bahwa 'saṅkhārā / fenomena yang berkondisi" mengacu kepada semua gugusan yakni jasmani, perasaan, pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Semua itu

mengalami pelenyapan dalam arti semua itu mengalami perubahan. Setiap gugusan yang muncul akan berubah, tidak bisa dipertahankan keberadaannya dan pada akhirnya lenyap.

Jasmani kita tidak akan selamanya muda, sehat atau terus hidup, tetapi akan mengalami ketuaan, sakit dan kematian. Perasaan kita juga tidak selamanya menyenangkan saja, tetapi juga akan dialami pula perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan. Perubahan yang membawa kepada pelenyapan pada setiap fenomena jasmani dan perasaan juga terjadi pada pencerapan, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Tidak selamanya seseorang mampu bertahan pada kesadaran mata saja, tetapi kesadaran mata yang muncul harus lenyap dan diganti dengan kesadaran lain, dan seterusnya.

Di tengah-tengah perubahan yang terjadi pada setiap gugusan tanpa henti ini, apabila seseorang membiarkan batinnya dikuasai oleh suka dan tidak suka saja - hanya menyenangi yang

menyenangkan saja dan menolak apa yang tidak menyenangkan - dengan kata lain, ia

(36)

Ia menderita ketika hanya ingin sehat, muda dan tidak mati sementara ia harus mengalami ketuaan, sakit dan kematian. Ia menderita ketika hanya ingin perasaan menyenangkan saja sementara perasaan yang tidak menyenangkan datang kepadanya. Ia menderita ketika hanya menginginkan memori-memori yang indah saja, sementara memori-memori yang pahit juga muncul dalam batinnya.

Oleh sebab itu, kewaspadaan, perhatian dan kesadaran momen demi momen, sangat dibutuhkan di tengah-tengah perubahan yang terus terjadi tanpa henti ini. Ketika batin waspada, ia tidak mudah diombang-ambingkan oleh gejolak suka dan tidak suka. Jasmani boleh menjadi tua, sakit atau mati, tetapi batin tidak menderita karenanya. Perasaan boleh berubah silih berganti, tetapi batin tetap seimbang. Memori yang buruk pun dapat muncul, tetapi batin tidak menanggapi dengan kebencian. Bentuk-bentuk pikiran akan terus berubah-ubah, tetapi batin tidak terbawa gejolak kemelekatan ataupun penolakan.

Berjuang dengan kewaspadaan adalah mengarahkan hidup dengan kewaspadaan atau perhatian atau kesadaran momen demi momen. Ini adalah jalan yang telah ditunjukkan Sang Buddha untuk

pelenyapan penderitaan. Demikianlah, kasih sayang Sang Buddha hingga Beliau mau parinibbāna

ditunjukkan kepada kita semua dengan menegaskan lagi dan lagi pentingnya terbebas dari dukkha samsara (penderitaan tumimbal lahir, penderitaan di tengah-tengah perubahan).

Bh. Santacitto Navakapabbajita

*Dhammapada 303* *Kisah Citta si Perumah

Tangga*

[13/06 10:05 am] Johnidy Ong:

Citta, setelah mendengarkan Dhamma yang diuraikan oleh Yang Ariya Sariputta, mencapai tingkat kesucian anagami.

Suatu hari, Citta mengisi penuh lima ratus keretanya dengan makanan dan persembahan lainnya untuk diberikan kepada Sang Buddha serta murid-murid Beliau. Ia berangkat menuju Savatthi bersama rombongan pengikutnya yang berjumlah tiga ribu orang. Mereka berjalan menempuh jarak satu yojana setiap hari, dan tiba di Savatthi pada akhir bulan.

(37)

yang berjumlah tiga ribu orang. Setiap kali, dewa-dewa mengisi kembali persediaan makanan dan persembahan lainnya.

Pada malam hari sebelum perjalanan pulang, Citta meletakkan semua yang telah dibawanya di ruangan-ruangan vihara sebagai persembahan kepada Sang Buddha. Kemudian dewa-dewa mengisi kembali kereta-kereta yang kosong itu dengan berbagai macam barang tak ternilai harganya.

Y.A Ananda, melihat bagaimana kekayaan Citta diisi kembali, bertanya kepada Sang Buddha, "Bhante apakah hanya bila Citta datang kepada Bhante saja ia akan diberkahi dengan semua kekayaan ini? Apakah ia diberkahi dengan hal yang sama bila ia pergi ke lain tempat?" Sang Buddha menjawab, "Ananda, siswa ini lengkap memiliki keyakinan dan kemurahan hati; ia juga bersusila, dan nama baiknya menyebar jauh dan luas. Orang seperti ini pasti akan dihormati dan dihujani dengan kekayaan kemanapun ia pergi."

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

_Ia yang memiliki keyakinan dan sila yang sempurna_

_yang memiliki nama harum dan kekayaan_

_akan dihormati kemanapun ia pergi_

_______________________________________

*Sabbadanam Dhammadanam Jinati*

Munculnya Kemelekatan-

[13/06 11:00 am] Madaka:

Ven Ajahn Chah

Ketika suasana hati sedang menyenangkan disana akan muncul kemelekatan, dan kita pasti akan menyukainya. Dan pada saat susana hati tidak menyenangkan, kita juga akan melekatinya, disana kan muncul perasaan tidak suka. Keduanya adalah jalan yang salah, bukanlah jalan seorang yang melatih Dhamma. Mereka adalah jalan duniawi, yang hanya mencari kesenangan dan

kebahagiaan saja, serta menghindari ketidak-senangan dan penderitaan. Orang bijaksana

(38)

tidak melekat, tapi membiarkan hal-hal itu berlalu sesuai hakikat mereka. Inilah pandangan benar. Saat seseorang mengetahui hal ini speenuhnya, tumbuhlah kebebasan, kebahagiaan dan

penderitaan tidak berarti lagi bagi mereka yang telah mencapai pencerahan. Buddha mengatakan bahwa mereka yang telah memperoleh pencerahan akan jauh dari segala kekotoran. Namun bukan berarti mereka melarikan diri dari kekotoran. Mereka tidak lari kemana-mana. Kekotoran tetap berada disana. Beliau membandingkannya dengan daun teratai didalam kolam. Daun dan air ada bersamaan, mereka berhubungan, tetapi daun tidak menjadi basah karena air. Air dalam hal ini kekotoran, sedang daun teratai adalah pikiran yang tercerahi. Pikiran mereka yang menjalani latihan pun sama, tidak lari kemana-mana, baik, buruk, bahagia, menderita, benar atau salah muncul disana, dan pikiran mengetahui semuanya. Meditator hanya mengetahui, hal-hal ini tidak masuk kedalam pikirannya. Ia tidak mempunyai kemelekatan, ia benar-benar telah terlatih. Mengunakan kata ia benar-benar terlatih adalah bahasa yang lazim kita gunakan. Dalam bahasa Dhamma, kita katakan kalau ia membiarkan pikirannya mengikuti jalan tengah.

Meditasi dan Manfaatnya Saat Menjelang

Kematian

[14/06 2:10 pm] Johan:

Buat sahabat meditasi 🙏🏻

Ceramah dari Sayadaw U Revata tentang Meditasi dan Manfaatnya Saat Menjelang Kematian

Buddha mengatakan: “Tidak ada hal lain yang lebih berbahaya selain daripada pikiran yang tidak terlatih, Saya tidak melihat hal apapun yang lebih bermanfaat selain daripada pikiran yang terlatih.

“…

Bhante Revata mengatakan: Banyak para yogi yang pada praktek meditasinya mengalami banyak kesulitan, dan mereka ingin menyerah saja. (Yogi adalah istilah utk orang yang berlatih meditasi)

Kalau kita menghadapi situasi seperti itu, maka kita harus mengingat, Hal yang sulit dilakukan itu adalah sesungguhnya hal yang bermanfaat bagi kita, apa yang mudah dilakukan itu adalah sesungguhnya hal yang tidak bermanfaat bagi kita.

Betapa mudahnya menonton tv, Betapa mudahnya mendengarkan music, apakah anda senang kalau mendengarkan music dan menonton tv ? Itu hal yang mudah sekali dilakukan tetapi tidak membawa manfaat.

(39)

Pikiran yang tidak terlatih benar-benar sangat berbahaya sekali.

Bhante akan memberitahu kepada kita seberapa berbahayanya hal tersebut.

Selama anda memfokuskan pikiran anda kepada objek meditasi anda, pikiran anda sangat tidak ingin sekali untuk focus kepada objek tersebut.

Pikiran anda sangat ingin sekali mengembara,ingin mengambil objek ini, ingin mengambil objek itu. Sangat banyak sekali kegiatan-kegiatan, aktivitas-aktivitas dan memori-memori yang muncul di dalam pikiran kita. Apakah anda tahu ? Saat menjelang kematian kita , objek-objek yang

bermunculan itu munculnya secara acak sama seperti sewaktu kita berlatih meditasi, pikiran itu munculnya acak bisa objek ini, bisa objek itu, sangat bervariasi sekali munculnya.

Pada saat kita sedang tidak melakukan sesuatu apapun, jika pada saat itu kita ingin berpikir, biasanya objek apa yang kita pikirkan, Objek yang penuh kesenangan Inderawi/menikmati kesenangan inderawi atau Objek yang baik yang mendatangkan Kusala/manfaat ?

Dapatkah anda memberikan jawabannya ?

Kita lahir dengan nafsu keinginan, kita hidup dengan nafsu keinginan, kita mati dengan nafsu keinginan. Untuk mengejar kesenangan-kesenangan inderawi selama kita hidup. Menginginkan ini, Menginginkan itu, mengharapkan ini, mengharapkan itu, kita menghabiskan banyak waktu dalam hidup kita untuk mengejar kesenangan-kesenangan inderawi tersebut.

Karena alasan-alasan itulah, maka pikiran kita cenderung memikirkan objek-objek kesenangan inderawi. Kesenangan Inderawi itu seperti: melihat objek yang menyenangkan, mendengar objek pendengaran yang menyenangkan, mencium sesuatu bau yang harum, mengecap rasa enak (yang menyenangkan), merasakan sentuhan yang menyenangkan.

Karena alasan-alasan tersebutlah, maka pada saat menjelang kematian kita sangat susah sekali untuk bisa muncul pikiran yang baik. Pada saat kita menjelang kematian, objek apa yang kita ambil akan menentukan tempat tujuan kemana kita akan dilahirkan kembali.

Seperti yang anda ketahui, Betapa susahnya untuk bisa mempertahankan pikiran di objek yang baik/kusala, bahkan hanya untuk 5 menit saja.

Sekarang anda dalam kondisi sehat, kondisi kuat, memiliki pikiran yang mindfull, tetapi pada saat anda menjelang kematian, tubuh bisa menjadi sangat lemah, sangat gampang sakit ,

(40)

Bagaimana anda bisa mengambil objek yang anda inginkan di saat menjelang kematian ?

Apakah mudah untuk bisa menentukan objek yang anda inginkan pada saat menjelang kematian ?

Tidaklah mudah.

Oleh karena itu, untuk bisa menghadapi kematian kita, kita perlu persiapan, dan persiapan itu adalah dengan melatih pikiran kita.

Tanpa persiapan, itu sangat tidak mungkin dan sangatlah sulit bagi kita menghadapi kematian.

Seperti yang anda ketahui, banyak orang yang mempersiapkan kehidupan mereka, tetapi tidak mempersiapkan kematian mereka.

Semenjak kita muda, kita mempersiapkan diri kita dengan mengenyam pendidikan sampai tinggi, apa tujuan kita mengenyam pendidikan sampai tinggi, tidak lain adalah untuk bisa menjalankan kehidupan kita.

Kita berusaha menjadi terpelajar untuk kehidupan kita.

Setelah kita menjadi orang yang berpendidikan, kita mencari uang, menjalankan kehidupan kita, melakukan hal terbaik untuk menjadi apa yang kita mau.

Kita menghabiskan banyak waktu kehidupan kita sampai waktu menjelang kematian, hanya untuk melakukan dan mempersiapkan kehidupan kita.

Bagaimana menurut anda, Ada berapa banyak orang yang mempersiapkan dirinya untuk menghadapi kematian ?

Sangat sangat sedikit sekali.

Sedangkan apa yang akan anda (Para yogi) lakukan sekarang ini adalah persiapan untuk menghadapi kematian anda.

Hanya dengan berlatih dalam waktu yang sangat singkat, dan berhenti jangka waktu yang sangat panjang , sangat sulit sekali bagi kita untuk melatih pikiran.

(41)

Bhante ulangi sekali lagi, baik anda suka atau anda tidak suka, baik anda ingin melatih atau anda tidak ingin melatihnya, anda memiliki pikiran yang tidak terlatih, anda harus melatihnya dengan berlatih meditasi secara benar.

Seperti Bhante mengutif ucapan Sang Buddha: “ Hal yang sulit dilakukan adalah hal yang bisa membawa manfaat bagi diri kita, Hal yang mudah dilakukan itu adalah hal yang tidak membawa

manfaat bagi diri kita. “

Jadi siapakah anda ?

Orang yang suka melakukan hal yang sulit atau Orang yang suka melakukan hal yang mudah?

Jadi Coba anda pertimbangkan. Banyak orang yang berpikiran bahwa mereka melakukan hal yang baik bagi kehidupan mereka, tapi sebenarnya itu tidak, sebenarnya mereka bukan melakukan hal yang baik bagi kehidupan mereka.

Jadi jika anda ingin melakukan hal yang baik bagi diri anda, anda harus melakukan hal yang sulit, hal yang memang akan membawa manfaat bagi anda.

Jadi berlatihlah dengan sungguh-sungguh dan dengan rajin.

Semoga anda bisa mengembangkan konsentrasi, Semoga anda bisa menembus dhamma sebagaimana apa adanya, Semoga anda bisa menjadi orang yang memang benar-benar melakukan kebaikan demi dirinya sendiri , semoga anda bisa mengakhiri penderitaan dalam kehidupan sekarang ini juga.

Sadhu sadhu sadhu.

"Mencari Jawaban Keberuntungan"

[15/06 12:31 am] Agus Amat:

Namo Buddhaya

Renungan Malam

(42)

Saya seorang psikolog yang sering mendengar keluh kesah pasien saya, kadang ada hal-hal lucu, mengharukan, menyedihkan, membahagiakan sampai kisah-kisah menjijikan yang harus saya terima secara profesional.

Saya selalu membuat data setiap sesi pertemuan dengan pasien.

Sebenarnya banyak keluh kesah- saya menyebutnya begini karena tidak ingin mengganti kata tersebut dengan problem, seperti pada umumnya - yang saya hadapi setiap hari dan saya coba terapkan penyelesaiannya dengan teori-teori selama 8 tahun di bangku kuliah hingga meraih gelar master.

Lyla Danielle - bukan nama sesungguhnya, memiliki paras pucat pasi ketika bertemu saya. Rambutnya panjang diikat dan sekeliling matanya dibingkai hitam radius 3 cm sebagai pertanda insomnia parah.

Sebenarnya mayoritas pasien saya memiliki paras yang hampir sama, hanya saja kasus Lyla membekas cukup dalam di hati saya karena sebagai psikolog saya menghadapinya dengan cukup unik dan harus saya tambahkan bahwa saya berhasil menyelesaikannya dengan baik.

2 tahun lamanya Layla dianggap orang sakit jiwa. Ketika berhadapan dengan saya, ia berlutut dan memohon ampun atas dosa yang sedemikian besar, ia berteriak bahwa dirinya menyebabkan 178 orang meninggal dan mukzizat itu bohong belaka.

Sekilas melihat, saya merasa ia tidak dapat saya tangani. Secara ilmu medis, ia membutuhkan bimbingan ahli saraf.

Riwayat hidupnya cukup mencengangkan

Lyla mantan atlit senam yang berprestasi. Lulus S2 dalam bidang ilmu kimia. Orang tuanya tadinya hanya orang miskin yang tinggal gypsy, mengikuti kelompok sirkus dari satu tempat ke tempat lain. Suatu hari ayahnya memutuskan untuk tinggal menetap dan berladang. Ladang gandum mereka panen luar biasa hingga mampu menyekolahkan 3 anak ke Universitas .

Kejadian itu berawal ketika Lyla hendak menuju airport untuk terbang menemui Tom suaminya di luar kota. Ia kesal luar biasa dengan si Junk Food, panggilan sekantor untuk Bobby, supervisornya yang selalu melahap hamburger setiap jam, menyuruhnya foto copy. Ia harus antri karena

mesinnya rusak.

Referensi

Dokumen terkait

Pengecualian dari instrumen ekuitas tersedia untuk dijual, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara

Tanda estimasi koefisien pendapatan per kapita yang positif dan lebih besar dari satu serta koefisien pendapatan per kapita kuadrat yang bernilai negatif di 40 negara maju

– Seleksi merupakan kegiatan memisahkan antara arsip rekaman suara / kaset yang baik dan akan diolah dengan kaset yang tidak akan diolah. – Kaset yang tidak diolah meliputi kaset

Secara umum dari hasil perbandingan ketepatan estimasi antar koefisien didapatkan beberapa temuan penelitian yaitu sebagai berikut. a) Pada model paralel, kesetaraan nilai tau

Kekayaan jenis pohon di pulau Moti relatif rendah di bandingkan dengan hasil penelitian dari beberapa pulau kecil lainnya, baik yang terdapat di kepulauan Maluku (Mirmanto

Proses produksi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk mengubah dari bahan baku menjadi produk yang berbeda sifat fisik maupun kimianya agar bernilai jual

Kaki cowry tidak memiliki ciri seperti papilla, tetapi beberapa spesies dapat melepaskan bagian dari kaki mereka untuk mengalihkan perhatian predator, suatu proses yang

Proses intelijen merupakan rangkaian kegiatan secara terus menerus, berlanjut dan berulang dimulai dari tahap perencanaan, pengumpulan keterangan,