8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Keuangan
2.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan pada dasarnya digunakan untuk menilai
kesehatan keuangan dan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan perusahaan dalam menggunakan aset perusahan untuk tujuan mendaptkan
pendapatan bagi perusahaan. Kinerja keuangan dapat didefinisikan sebagai hasil
kerja para manajer dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka yang
berhubungan dengan pengelolaan keuangan perusahaan (Fahmi, 2006:63).
Istilah kinerja keuangan sering dikaitkan dengan kondisi keuangan
perusahaan. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam
mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu, tujuan pokok penilaian
kinerja adalah untuk memotivasi para karyawan dalam mencapai sasaran organisasi
dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya.
Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang
dituangkan dalam anggaran. Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas
diperlukan untuk menilai perubahan potensi sumber daya ekonomi yang mungkin
dikendalikan di masa depan. Informasi kinerja adalah penting karena informasi
9 arus kas dari sumber daya yang ada. Di samping itu, informasi tersebut juga berguna
dalam perumusan perimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya.
2.1.2 Tujuan Kinerja Keuangan
Munawir (2002:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja keuangan
perusahaan adalah:
1. Mengetahui Tingkat Likuiditas
Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban keuangan yang harus segera diselesaikan pada saat ditagih.
2. Mengetahui Tingkat Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Mengetahui Tingkat Rentabilitas
Rentabilitas atau yang sering disebut dengan profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu
4. Mengetahui Tingkat Stabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan
stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang - hutangnya serta membayar beban bunga atas
10 2.1.3 Pengukuran Kinerja Keuangan
Menurut Hanafi (2010:76) ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk
mengukur kinerja yaitu:
1. Ukuran Kriteria Tunggal
Ukuran kriteria tunggal (single criteria) adalah ukuran kinerja yang hanya
menggunakan satu ukuran untuk menilai kinerja manajer. Kelemahan apabila
kriteria tunggal digunakan untuk mengukur kinerja yaitu orang akan cenderung
memusatkan usahanya pada kriteria pada usaha tersebut sehingga akibatnya
kriteria lain diabaikan, yang kemungkinan memiliki arti yang sama pentingnya
dalam menentukan sukses atau tidaknya perusahaan.
2. Ukuran Kriteria Beragam
Ukuran kriteria beragam (multiple criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran untuk menilai kriteria manajer. Kriteria
ini mencari berbagai aspek kinerja manajer, sehingga manajer dapat diukur
kinerjanya dari beragam kriteria. Tujuan penggunaan beragam ini adalah agar
manajer yang diukur kinerjanya mengarahkan usahanya kepada berbagai
kinerja.
3. Ukuran Kriteria Gabungan
Ukuran kriteria gabungan (composite criteria) adalah ukuran kinerja yang
menggunakan berbagai macam ukuran, untuk memperhitungkan bobot
11 kinerja manajer. Kriteria gabungan ini dilakukan karena perusahaan menyadari
bahwa beberapa tujuan lebih penting dibandingkan dengan tujuan yang lain,
sehingga beberapa perusahaan memberikan bobot angka tertentu pada beragam
kriteria untuk mendapatkan ukuran tunggal kinerja manajer.
2.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan sebuah hal yang begitu penting seiring dengan
perkembangan perusahaan. Karena profitabilitas mencerminkan keberhasilan
perusahaan dalam menggunakan modal kerja yang dimilikinya. Menurut Munawir
(2002:33) profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi (EBIT) dan
laba bersih (EAT). Untuk memperoleh laba diatas rata-rata, maka pendapatan
(revenue) harus lebih besar dari semua beban (expenses).
Profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor
atas investasi yang dilakukan kemampuan peurusahaan untuk menghasilkan laba
akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas
usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para
investor menarik dananya sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat
digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.
Profitabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan
kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan demikian
12 yang diperoleh dalam satu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal
perusahaan tersebut. Semakin besar tingkat profitabilitas menunjukkan semakin baik
manajemen dalam mengelola perusahaan.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja manajemen
selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak. Jika berhasil
mencapai target yang telah ditentukan mereka dikatakan telah berhasil mencapai
target untuk periode atau beberapa periode, sebaliknya jika gagal atau tidak berhasil
mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadipelajaran bagi manajemen
untuk periode ke depan. Kegagalan ini harus diselidiki dimana letak kesalahan dan
kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak terulang. Kegagalan atau
keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk perencanaan laba ke depan,
sekaligus kemungkinan untuk menggantikan manajemen yang baru terutama setelah
manajemen lama mengalami kegagalan.
Rasio Profitabilitas ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja
manajemen. Menurut Syahyunan (2004:83) rasio profitabilitas digunakan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif
pengelolaan perusahaan oleh manajemen.
Menurut Brigham (2007:112-115) jenis-jenis rasio profitabilitas adalah:
1. Profit Margin on Sales
Rasio yang menggambarkan pendapatan bersih dari setiap penjualan, dihitung
13 2. Return on Assets (ROA)
Rasio yang diperoleh dari pendapatan bersih dibagi dengan jumlah aktiva.
3. Return on Equity (ROE)
Rasio dari pendapatan bersih dibagi dengan modal
2.3 Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang
dengan equitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,
termasuk utang lancar atas seluruh equitas. Debt to equity ratio merupakan salah
satu ukuran paling mendasar dalam keuangan perusahaan (Welsh, 2003:125). Rasio
ini akan berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam kreditor
dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
Bagi seorang kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan
yang mungkin terjadi di perusahaan. Tetapi, bagi perusahaan apabila semakin besar
rasio ini semakin akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin
tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas
pengamanan bagi peminjam juga terjadi kerugian atas penyusutan terhadap nilai
14 2.4 Ukuran Perusahaan
Menurut Purwanto (2005) dalam Abiprayu (2011:25) ukuran perusahaan
dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi
untuk alasan yang berbeda:
1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan
memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses
ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Meskipun
mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan sejumlah kecil sekuritas
dapat menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas dapat dilakukan, sekuritas
perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga membutuhkan
penentuan harga sedemikian rupa agar investor mendapatkan hasil yang
memberikan return lebih tinggi secara signifikan.
2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak
keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai
bentuk hutang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan
dibandingkan yang ditawarkan perusahaan kecil. Semakin besar jumlah uang
yang digunakan, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang
sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak
standar hutang.
3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan
15 2.5 Leverage Operasi
Operating leverage atau leverage operasi adalah kepekaan laba operasi (EBIT)
terhadap penjualan perusahaan. Leverage operasi timbul karena perusahaan
menggunakan biaya operasi tetap. Leverage operasi sangat dipengaruhi oleh
pertimbangan efisiensi serta dasar-dasar ekonomis dan karakteristik bisnis dari
barang dan jasa yang dijual suatu perusahaan (Syahyunan, 2004:111).
Leverage operasi timbul pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang
memiliki biaya-biaya operasi tetap (misal penyusutan gedung, peralatan kantor, dan
sebagainya). Pengaruh yang timbul dengan adanya biaya operasi tetap yaitu adanya
perubahan dalam volume penjualan yang menghasilkan perubahan keuntungan atau
kerugian operasi yang lebih besar dari proporsi yang telah ditetapkan. Leverage
operasi juga memperlihatkan pengaruh penjualan terhadap laba operasi atau laba
sebelum bunga dan pajak (EBIT) yang diperoleh (Martono dan Harjito, 2008:295).
2.6 Penelitian Terdahulu a. Listyawati dan Sirine (2007)
Penelitian Sediawati dan Sirine berjudul “Analisis Pengaruh Profitabilitas
Industri, Rasio Leverage Keuangan Tertimbang, Rasio Intensitas Modal
Tertimbang Dan Pangsa Pasar Terhadap Roa Dan Roe Perusahaan Manufaktur
yang Go-Public di Indonesia”, dengan sampel akhir sebanyak 54 perusahan
selama tahun 1994 sampai 2004. Variabel independen meliputi intensitas Modal,
16 b. Sediawati dan Purbawangsa (2009)
Penelitian Sediawati dan Purbawangsa berjudul “Pengaruh Ukuran Perusahaan
dan Leverage terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan” meneliti perusahaan
food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang mencakup
data 2008-2009, dengan sampel akhir sebanyak 10 perusahaan. Variabel
independen meliputi leverage keuangan dan ukuran perusahaan dan variabel
dependennya adalah profitabilitas sedangkan variabel moderatenya adalah nilai
perusahaan.
Hasil penelitiannya bahwa Ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh secara
tidak signifikan terhadap profitabilitas, ukuran perusahaan berpengaruh secara tidak
signifikan terhadap leverage, ukuran perusahaan berpengaruh secara tidak signifikan
terhadap nilai perusahaan, leverage dan profitabilitas mempengaruhi nilai perusahaan
secara positif signifikan. Profitabilitas sebagai variabel moderator utama tidak
mampu memediasi ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan.
Leverage sebagai variabel moderator kedua tidak mampu memediasi ukuran
perusahaan terhadap profitabilitas dan tidak mampu memediasi ukuran perusahaan
terhadap nilai perusahaan.
c. Sunarto dan Budi (2014)
Penelitian Sunarto dan Budi Berjudul “Pengaruh Leverage, Ukuran dan
Pertumbuhan Perusahaan terhadap Profitabilitas” meneliti perusahaan air minum
provinsi Jawa Tengah, sebanyak 21 perusahaan, tahun penelitian 2004-2007.
17 perusahaan. Sedangkan variabel dependennya yaitu profitabilitas. Hasil
penelitiannya variabel leverage berpengaruh negatif signifikan, ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan dan variabel pertumbuhan tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
d. Aryanti (2014)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Leverage, Likuiditas dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap Perusahaan yang Terdaftar di Indeks Kompas 100 Periode
Tahun 2010-2013”. Variabel independen yang digunakan yaitu Leverage,
Likuiditas dan pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa
variabel Leverage dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
perusahan.
e. Merti Sri Devi (2012)
Penelitian yang berjudul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Pada
Perusahaan Kimia & Farmasi yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2011”. Variabel independennya yaitu Quick Ratio, Net Profit Margin dan
Firm size. Hasil akhir penelitian quick ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas, sedangkan 2 variabel lain berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
f. Sustia dan Tohir (2013)
Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas,
18 Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia”.
Variabel independennya yaitu working capital management, Liquidity, Leverage
dan firm size sedangkan variabel profitabilitas adalah variabel dependennya. Hasil
penelitian menunjukkan variabel receivable collection period berpengaruh
negatif, Variabel payable deferral period (PDP)tidak berpengaruh, Variabel cash
conversion cycle (CCC) tidak diikutkan dalam hasil penelitian dikarenakan terjadi
kolinieritas antara variabel CCC dengan ICP, sehingga keputusan CCC yang
dikeluarkan itu dilihat dari nilai beta terkecil antara kedua variabel tersebut.
Variabel current ratio (CR), Variabel debt ratio (DR) dan Variabel ukuran
perusahaan (size) berpengaruh negatif terhadap return on asset (ROA) pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
g. Khushbakht Tayyaba (2013)
Dalam penelitian Khushbaht Tayyaba yang berjudul “ Leverage” – An Analysis
and Its Impact On Profitability With Reference To Selected Oil And Gas
Companies”, yang subjek penelitiannya adalah perusahaan sektor kertas, minyak
dan gas. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu leverage operasi dan
leverage financial, sedangkan variabel dependennya yaitu profitabilitas yang di
proxykan dengan ROA, ROE dan EPS. Hasil penelitiannya semua variabel
19 h. Handoko
Handoko dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Leverage Operasi, Leverage
Keuangan, Rasio Modal Kerja, dan Rasio Hutang Terhadap Return On Assets
Pada Perusahaan Automotive Di Bursa Efek Indonesia”. Perusahaan yang diteliti
yaitu perusahaan automotive yang terdaftar di bursa efek Indonesia perode
2005-2010, dengan sampel sebanyak 16 perusahaan. Variabelnya yaitu leverage
operasi, leverage keuangan, rasio modal kerja dan rasio hutang. Hasil akhir
penelitiannya adalah variabel leverage keuangan dan rasio hutang mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. sedangkan variabel leverage
operasi dan rasio hutang, tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Teknik Rasio Intensitas Modal, dan Pangsa Pasar
20 Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Teknik Setiadewi dan Ida Leverage Keuangan Variabel Dependen: 4 RikaAryanti Pengaruh
21 Lanjutan Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
2.7 Kerangka Konseptual
Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini adalah profitabilitas,
sedangkan variabel independennya yaitu Debt to Equity ratio, Ukuran perusahaan
dan Leverage operasi.
No Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Teknik Manajemen modal kerja, Liquiditas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan
22 a. Pengaruh Debt to EquityRatio terhadap Profitabilitas
Debt to equity ratio berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
peminjam kreditor dengan pemilik perusahaan. Perusahaan dapat
mengembangkan usahanya dengan memenuhi kebutuhan modalnya demi
meningkatkan laba dan nilai perusahaannya. Kebutuhan modal tersebut dapat
dipenuhi melalui berbagai sumber pendanaan dari pihak dalam perusahaan
maupun dari pihak luar perusahaan. Sumber dana pihak dalam perusahaan dapat
diperoleh melalui modal sendiri dan laba ditahan, sedangkan sumber dana dari
luarnya diperoleh dari pemilik yang termasuk komponen modal sendiri maupun
dari pihak kreditur yang merupakan pinjaman atau hutang.
b. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas
Ukuran perusahaan merupakan ukuran atas besarnya aset yang dimiliki
perusahaan sehingga perusahaan besar umumnya mempunyai total aktiva yang
besar pula. Perusahaan besar dapat lebih mudah untuk mengakses pasar modal
dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Semakin besar ukuran
perusahaan semakin mudah untuk mendapatkan modal eksternal dalam jumlah
yang lebih besar (Sunarto dan Budi, 2009). Dengan ini dapat dilihat bahwa
ukuran perusahaan mempengaruhi profitabilitas.
c. Pengaruh Leverage operasi terhadap Profitabilitas
Leverage operasi terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva yang
menimbulkan biaya-biaya operasi tetap, misalnya biaya penyusutan gedung
23 penggunaan fasilitas dan biaya manajemen. Penggunaan leverage operasi
diharapkan dapat meningkatkan penjualan sehingga laba operasi (EBIT) yang
diperoleh juga meningkat (Handoko 2009:04)
Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya, berikut
disajikan kerangka pemikiran teoritis yang dituangkan dalam model penelitian
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.8 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio, ukuran perusahaan,
dan leverage operasi berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011- 2013.
Debt to equity Ratio
Ukuran Perusahaan
Leverage Operasi