• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Citra Tokoh Politik Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang

yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan

perusahaan. Pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan bisnis guna

memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan atau jasa, menetapkan harga,

mendistribusikan, serta mempromosikannya melalui proses pertukaran agar

memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan.

Pemasaran mempunyai peranan yang sangat menentukan karena pemasaran

mempunyai kedudukan sebagai perantara antara produsen dan konsumen. Pemasaran

merupakan suatu urutan-urutan kegiatan yang saling berkaitan erat dan bertujuan

untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses pertukaran.

Dengan demikian perusahaan dalam menjalankan usahanya perlu memperhatikan dan

mengembangkan sistem pemasarannya.

Masalah pemasaran merupakan salahsatu aspek yang sangat penting bagi

perusahaan untuk menjalankan roda perusahaannya, karena tidak jarang perusahaan

gagal mencapai tujuannya disebabkan sistem pemasaran yang kurang tepat. Untuk

lebih jelasnya Kotler (2007:8) menyatakan : “ Pemasaran adalah suatu proses sosial

(2)

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain .”

Kegiatan pemasaran tidak dapat dipisahkan dari seluruh rangkaian kegiatan

usaha perusahaan karena didalamnya terdapat banyak bagian-bagian yang harus

dimengerti dan dilaksanakan khususnya oleh seorang pemasar/lembaga pemasaran.

Sedangkan pengertian menurut Stanton (1993:7) yaitu : “ Pemasaran adalah suatu

sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan

harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan

keinginan dan jasa baik kepada konsumen saat ini maupun konsumen potensial “.

Saat ini pemasaran juga digunakan oleh para tokoh politik, dan pemasaran

politik yang mereka lakukan disebut dengan Marketing Politik. Marketing Politik adalah seperangkat metode yang dapat memfasilitasi kontestan (individu atau partai

politik) dalam memasarkan inisiatif politik, gagasan politik, isu politik, ideologi

politik, karakteristik pemimipim partai dan program kerja partai kepada masyarakat,

Firmanzah (2007:56). Ilmu marketing mengalami perkembangan dari jaman ke jaman untuk menemukan bentuknya.

Iklim demokrasi yang berkembang di Indonesia semenjak era reformasi telah

membuka kesempatan bagi berbagai partai politik untuk berkembang. Praktek politik

di Indonesia sendiri telah berkembang sedemikian pesat dengan memanfaatkan

aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal ini didorong oleh

heterogennya masyarakat Indonesia serta meningkatnya taraf ekonomi dan

pendidikan masyarakat yang membuat partai politik harus mengaplikasikan berbagai

(3)

pilihan media komunikasi juga mendorong kebutuhan aplikasi konsep marketing

dalam berpolitik di Indonesia. Political Marketing sangat berpotensi untuk

dikembangkan sebagai suatu disiplin ilmu, karena aplikasinya di lapangan

memerlukan metodologi yang kuat untuk dapat memberikan hasil yang efektif.

Sekedar ikut-ikutan saja tidak akan memberikan hasil selain membuang biaya

percuma. Dalam hal ini institusi kampus harus mampu mengembangkan dan

menawarkan ilmu ini sebagai suatu bidang studi. Ahli-ahli political marketing akan semakin dibutuhkan di Indonesia. Contoh penerapan marketing yang paling nyata di

Indonesia adalah positioning dalam kampanye politik. Mengingat keberagaman

masyarakat Indonesia, maka positioning seorang kandidat ataupun parpol harus

dilakukan secara berbeda untuk setiap segmen masyarakat yang berbeda.

Pemahaman profil pemilih atau calon pemilih di suatu wilayah menjadi

sebuah keharusan bagi parpol untuk bisa sukses. Pesan-pesan politik yang diangkat di

satu wilayah harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi wilayah tersebut yang bisa

jadi berbeda dengan pesan yang diangkat di wilayah yang lain. Banyak hal yang

dapat mendukung kesuksesan kampanye politik di Indonesia, diantaranya adalah

popularitas dari seorang kandidat seperti artis yang terbukti cukup efektif sebagai

pendongkrak suara.

Umumnya parpol besar di Indonesia sudah memanfaatkan pula jasa konsultan

political marketing untuk membantu dalam meramu pesan yang akan diangkat untuk setiap segmen pemilih yang dibidik serta memilih media komunikasi yang sesuai.

Bahkan pilihan warna yang digunakan dalam kampanye juga menentukan

(4)

Advertising melalui media televisi dapat menjadi alat yang sangat efektif

untuk meningkatkan popularitas kandidat maupun parpol walaupun diragukan apakah

dapat efektif pula mendongkrak tingkat elektabilitas seorang kandidat atau parpol

tersebut. Tingkat pendidikan masyarakat harus diperhatikan, karena masyarakat

berpendidikan tinggi mungkin cenderung merasa muak jika dibombardir dengan

pesan-pesan yang sifatnya menonjolkan kandidat atau parpol.

Black campaign juga dinilai kurang efektif untuk Indonesia. Salah satu cara yang sering dipakai adalah soft campaign melalui aksi-aksi sosial seperti perbaikan sekolah, layanan kesehatan, pembangunan tempat ibadah maupun infrastruktur

masyarakat. Menurut pengalaman selama ini, cara soft campaign tersebut terbukti paling ampuh dan efektif. Memang diakui banyak parpol yang sifatnya berlebihan

untuk meraih suara dalam waktu singkat, namun untuk keberlangsungan sebuah

parpol dalam jangka panjang, kontinuitas dalam pemasaran menjadi sebuah

keharusan.

Memang semua aktivitas ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, untuk

itu bagi parpol yang keuangannya tidak terlalu kuat akan memilih jalan pemasaran

secara gradual dengan cara mempertahankan basis pemilih yang sudah diperoleh melalui aksi-aksi nyata mewujudkan program-program yang diangkat saat kampanye

sebelumnya dengan harapan pemilih atau simpatisan baru akan dapat

(5)

Saat ini pemasaran politik bisa dilakukan oleh siapa pun, termasuk parpol.

Parpol menjanjikan pengharapan kepada para konstituennya, dengan pamrih untuk

meraup apresiasi dan dukungan dari mereka. Tiga hal utama yang mereka

tawarkan adalah organisasi parpol itu sendiri, sosok tokoh partainya dan acara-acara

(events) yang mereka selenggarakan. Tujuan aktivitas pemasaran mereka ada dua, yaitu untuk meraih pendukung baru dan mempertahankan pendukung, baik yang

lama maupun baru, setidak-tidaknya sampai pemilu berikutnya.

Untuk mendukung strateginya, parpol harus melakukan serangkaian langkah

yang lazim dalam pemasaran bisnis dan tidak terpisahkan, yaitu segmentation,

targeting, dan positioning. Sebagai fokus, positioning merupakan

upaya untuk membangun citra produk sehingga tampak sangat jelas (distinct) di

benak konsumen. Positioning yang sukses dibangun dengan menawarkan manfaat

(benefit) produk, alih-alih fiturnya, dan mengomunikasikan unique selling proposition (USP) dari produk. Tugas bagi parpol kemudian adalah mengidentifikasi manfaat dan USP-nya. Permasalahannya, kehadiran begitu banyak jumlah parpol,

caleg, membuat banyak calon pemilih kebingungan dalam

memutuskan sosok-sosok yang akan dipilih dalam pemilu kelak. Bagaimanapun juga,

calon pemilih memiliki persepsinya sendiri-sendiri terhadap barang dagangan yang

dijajakan oleh para parpol, caleg, dan capres.

Dalam hal citra partai dan pemimpin partainya, yang sangat disayangkan

adalah parpol dengan pemimpin partai yang citranya sama-sama rendah. Sepertinya

tiada harapan bagi mereka nanti. Oleh karena itu, parpol harus terus bekerja keras

(6)

pemilih butuh diyakinkan bahwa janji-janji parpol yang serba manis itu bisa

benar-benar terwujud seandainya mereka terpilih nanti terlebih karena para calon pemilih

masa kini cenderung kian rasional

Diperkirakan, sampai beberapa kali pemilu, di Indonesia Pemilu akan

senantiasa akan diikuti banyak partai. Dalam kondis seperti itu, para pemilih tak akan

mampu mengingat begitu banyak nama partai, proses awal yang penting sebelum

pemilih menetapkan pilihannya. Konon lagi untuk mengetahui program-program

utama dan nama-nama para kandidat yang ditawarkan partai. Dengan demikian

mayoritas partai-partai yang ikut pemilu itu akan sulit dikenal pemilih,

apalagi membedakannya dengan partai lain.

Cukup beralasan untuk mengatakan bahwa partai-partai politik itu tidak

gampang mencapai sasaran obyektif (target suara atau kursi) dengan cara-cara

mengidentifikasi manfaat dan USP-nya. Permasalahannya, kehadiran begitu banyak

jumlah parpol, caleg, membuat banyak calon pemilih kebingungan dalam

memutuskan sosok-sosok yang akan dipilih dalam pemilu kelak. Bagaimanapun

juga, calon pemilih memiliki persepsinya sendiri-sendiri terhadap barangan

dagangan yang dijajakan oleh para parpol, caleg, dan capres. Dalam hal citra partai

dan pemimpin partainya,

Para calon pemilih butuh diyakinkan bahwa janji-janji parpol yang serba

manis itu bisa benar-benar terwujud seandainya mereka terpilih nanti terlebih karena

para calon pemilih masa kini cenderung kian rasional Diperkirakan, sampai beberapa

kali pemilu, di Indonesia Pemilu akan senantiasa akan diikuti banyak partai. Dalam

(7)

partai, proses awal yang penting sebelum pemilih menetapkan pilihannya. Konon lagi

untuk mengetahui program-program utama dan nama-nama para kandidat yang

ditawarkan partai.

Dengan demikian mayoritas partai-partai yang ikut pemilu itu akan sulit

dikenal pemilih, apalagi membedakannya dengan partai lain. Cukup beralasan untuk

mengatakan bahwa partai-partai politik itu tidak gampang mencapai sasaran obyektif

(target suara atau kursi) dengan cara-cara kampanye dan kegiatan kehumasan

konvensional. Tantangan besar khususnya akan dihadapi partai-partai baru. Tanpa

langkah-langkah terobosan, partai-partai baru akan sulit meraih suara, bahkan hanya

sekedar dikenal baik oleh para pemilih. Langkah-langkah terobosan itu hanya bisa

dilakukan dengan strategi yang jitu, termasuk menerapkan political marketing.

Partai-partai besar sangat diuntungkan oleh publikasi yang luas dan gratis

sehingga dikenal para calon pemilih. Bahkan sebagian pemilih sudah

“mengidentifikasikan” dan “menyimpatikan” diri mereka kepada partai tertentu. Ini

antara lain disebabkan oleh kebijakan suatu partai “mencatelkan” diri dengan

organisasi massa di tingkat akar rumput. Citra besar tokoh-tokoh partai yang

terbentuk oleh perilaku masa silam, semisal perjuangan mencetuskan reformasi atau

tindakan-tindakan lainnya yang diakui oleh masyarakat.

Sungguhpun partai-partai besar itu memperoleh posisi strategis yang

menguntungkan, mereka juga menghadapi tantangan besar. Selain bersaing dengan

pendatang baru, mereka juga akan bersaing dengan partai-partai besar lainnya untuk

(8)

strategi yang jitu, termasuk menerapkan political marketing. Salah satu yang menggunakan political marketing adalah Aburizal Bakrie.

Tabel 1.1. Data Pemilu 2009

2009 2012 KPU 2009 Rasionalisasi1 Rasionalisasi2

Demokrat 44.2 12.8 20.81 6.0 3.2

Sumber : Hasil Litbang Kompas

Ir. H. Aburizal Bakrie adalah pengusaha ternama Indonesia pemilik usaha

Bakrie Group yang bergerak diberbagai sektor mulai bidang pertambangan,

kontraktor, telekomunikasi, informasi, industri baja dan media massa. Ia salah satu

konglomerat Indonesia yang namanya pernah tercatat sebagai manusia terkaya di

Asia Tenggara versi majalah Forbes. Nama Aburizal Bakrie tidak hanya dikenal

dalam dunia usaha, namun juga dalam dunia politik Indonesia sejak aktif dalam

(9)

Aburizal Bakrie lahir di Jakarta 15 November 1946, mengenyam pendidikan

tinggi di Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung (1973). Setelah tamat ia

kemudian aktif mengembangkan usaha keluarga (Bakrie and Brathers) yang telah di

rintis sejak tahun 1942. Ia pernah menjabat direktur utama PT Bakrie Nusantara

Corporation (1989-1992), Dirut PT Bakrie and Brothers (1988-1992), dan komisaris

utama Kelompok Usaha Bakrie (1999-2004). Di bawah kepemimpinannya, usaha

Bakrie Group makin menggurita di berbagai sektor kehidupan mulai bidang

telekomunikasi, media massa, pertambangan, kontraktor, hingga industri manufaktur.

Aburizal Bakrie adalah sosok enterpreuner terkemuka Indonesia yang

pengaruhnya begitu luas tidak hanya di bidang ekonomi namun juga bidang politik

dan birokrasi Indonesia. Berbagai jabatan penting baik dalam kaitan dengan dunia

usaha, politik hingga pemerintahan pernah disandangnya. Aburizal Bakrie pernah

memimpin KADIN (Kamar Dagang dan Industri) selama sepuluh tahun (periode

1994-1999 dan 1999-2004).

Di bawah Aburizal Bakrie, Kadin menjadi sangat berpengaruh dalam

mempengaruhi kebijakan pemerintah di bidang ekonomi. Di bidang birokrasi,

Aburizal Bakrie pernah menjabat sebagai Menko Kesra di bawah kepemimpinan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009. Sebelumnya ia pernah

menjabat sebagai Menko Perekonomian pada kabinet yang sama. Posisinya berubah

menjadi Menko Kesra setelah melalui perombakan kabinet tanggal 5 Desember 2005.

Sebelum masuk dalam kabinet SBY, Aburizal Bakrie di calonkan sebagai calon

(10)

underbow golkar yaitu SOKSI, Kosgoro, dan MKGR, namun kalah bersaing dengan

Jusuf Kalla.

Namun kelompok usaha Bakrie pernah mengalami masalah serius yang

hingga kini belum tuntas yaitu semburan lumpur panas di Sidoharjo yang

menenggelamkan ribuan rumah warga akibat pengeboran yang di lakukan PT

Lapindo Brantas kurang dilengkapi standar keamanan. Perusahaan miliki Bakrie

tersebut menjadi penyebab bencana semburan lumpur panas sehingga banyak orang

kehilangan tempat tinggal dan mengancam jalannya perekonomian daerah Jawa

Timur.

Banyak politisi di Indonesia yang sibuk membangun citra menuju PILPRES

2014. Aburizal Bakrie juga menunjukan “citra malaikatnya”, dengan

mempublikasikan 9 triliun sebagai bentuk ganti rugi terhadap korban Lapindo

(korban yang diakibatkan oleh perusahaannya sendiri). Sudah seharusnya hal tersebut

tidak perlu digembar gemborkan ke publik melalui media, karena hal tersebut

merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan (Lapindo), yang selama ini dituntut

oleh korban Lapindo.

Pola Pikir Aburizal Bakrie adalah memperbaiki kerusakan yang telah

dibuatnya di Lapindo. Kerusakan lingkungan dan sosial yang tidak terhitung dengan

nominal rupiah, karena kerusakan lingkungan yang bersifat permanen dan membuat

banyak masyarakat (12.000) kehilangan tempat tinggalnya. Saatnya Aburizal Bakrie

bersama seluruh perusahaannya melakukan intropeksi diri dan lebih mengedepankan

(11)

perusahaannya akan dipandang baik oleh masyarakat, dan bukan dipolitisir untuk

kepentingan tertentu.

Etika bisnis merupakan tanggung jawab etis perusahaan terhadap masyarakat.

Hal ini yang harus dikedepankan, bukannya kepentingan PILPRES 2014. Jika etika

dalam berbisnis saja tidak mampu dikedepankan dalam perilaku perusahaannya,

apalagi ketika menjadi Presiden, menjadi pemimpin bangsa Indonesia. Etika bukan

politik, namun politik harus mengutamakan etika, agar masyarakat sejahtera dan

Indonesia yang dicita-citakan terwujud. Indonesia yang besar dan bermatrabat.

Kesan banyak orang jika ditanya mengenai sosok Aburizal Bakrie maka tidak

akan lepas dari kasus Lumpur Lapindo. Bisa jadi niat Aburial Bakrie membenahi

negeri ini tidaklah sepenuhnya omong kosong belaka. Bisa jadi Aburizal Bakrie tidak

sepenuhnya salah dalam kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. Bisa jadi pula Aburizal

Bakrie tidak seburuk yang disangka orang. Tetapi, persepsi adalah persepsi. Di benak

masyarakat yang saya temui di berbagai kesempatan dan di berbagai tempat,

termasuk di desa-desa yang katanya telah banyak investasi politik dilakukannya. Hal

paling kuat tertancap dibenak mereka adalah Lapindo. Mereka yakin bahwa Aburizal

Bakrie adalah penyebab musibah lumpur Sidoarjo.

Mungkin saja Aburizal Bakrie telah membayar banyak ganti rugi kasus

lumpur Sidoarjo, bahkan katanya telah mengeluarkan duit pribadi hingga beberapa

triliun untuk ganti rugi tersebut. Masalahnya, benak dan persepsi masyarakat telah

kadung menerima dan tertancap informasi yang kuat bahwa Aburizal Bakrie tidak

(12)

beberapa kali kalimat atau ucapan dari Aburizal Bakrie bahkan lebih menyakitkan

daripada apa yang sedang terjadi kepada masyarakat Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Seingat dan sepengetahuan saya, tiga kali Aburizal Bakrie telah menjadi pusat

berita negatif. Pertama, tentu saja masalah kasus Lumpur Lapindo. Kedua, masalah

tuduhan pengemplangan pajak. Dan ketiga, masalah pertikaiannya dengan Menteri

Keuangan Sri Mulyani terkait suspensi saham Bumi Resource di bursa saham. Dalam

ketiga kasus tersebut, betapa Aburizal Bakrie telah begitu buruk diberitakan. Belum

lagi, komentar atau tanggapan dari Aburizal Bakrie sendiri terhadap kasus yang

menderanya yang selalu dengan bahasa yang negatif dan seperti tidak punya

perbendaharaan kata dan bahasa yang cukup untuk diucapkan.

Berbicara soal peluang kemenangannya, ARB memang cukup kuat untuk

memenangkan pilpres tahun depan. Selain dukungan dari partai yang dipimpinnya, ia

juga mempunyai jaringan yang kuat di kalangan pelaku usaha. Apalagi dalam

beberapa survey ia telah masuk dalam kandidat terkuat pemenang pilpres selain

Prabowo Subianto. Dalam beberapa survey terbaru, ical bahkan akan memenangkan

pilpres jika ia menggandeng Jokowi sebagai wakilnya. Jokowi saat ini merupakan

figur yang paling populer di Indonesia berkat gaya kepemimpinannya yang nyentrik

dan suka blusukan. meskipun Jokowi sendiri juga masuk dalam

beberapa survey, bahkan popularitasnya mengalahkan ARB sendiri. Jika ARB benar

menggandeng Jokowi, maka diperkirakan ia mendapat banyak suara dan besar

kemungkinan untuk menang.

ARB dalam beberapa kali kesempatan menekankan bahwa bangsa Indonesia

(13)

yaitu 3 keberanian. Pria berjanggut panjang ini juga sangat gencar dan total dalam

kampanye, dan bisa jadi ini menjadi faktor yang penting untuk memenangkan pilpres

2014 mendatang. Nah, untuk mengetahui lebih lanjut tentang

1. ARB dan Partai Golkar

Partai Golkar sebagai pengusung utama ARB dalam pilpres mendatang

merupakan partai yang kuat dan memiliki loyalitas tinggi terhadap keputusan partai.

Itu artinya, sangat wajar jika para simpatisan partai golkar akan memilih ARB di

pilpres mendatang. Hanya saja, sempat beredar isu ketika ARB mencalonkan diri

sebagai capres dari Golkar, terjadi keretakan di internal partai berwarna kuning

tersebut. Di beberapa pemberitaan mengatakan bahwa Akbar Tanjung tidak

menyetujui ARB menjadi capres.

Akbar Tanjung adalah salah satu tokoh senior partai golkar dan memiliki

pengaruh yang cukup besar. Meskipun belum jelas bagaimana kebenarannya, yang

harus dilakukan ical adalah ia harus segera melakukan rekonsiliasi partai golkar dan

menyatukan visi dan misi agar golkar tetap solid dan kuat. Karena apabila terjadi

konflik internal di partai pengusungnya, maka berpotensi menjadi ganjalan dalam

pemenangan pilpres mendatang.

2. ARB dan Lapindo

Anda mungkin sudah tidak asing mendengar kata lapindo. Ya, lapindo adalah

perusahaan yang bergerak di bidang pengeboran gas alam yang terletak di Sidoarjo,

(14)

paling bertanggung jawab atas tenggelamnya ribuan hektar sawah dan hilangnya

ribuan rumah di tanggul angin dan sekitarnya. Saat ini masih banyak warga yang

teraniaya karena tak kunjung cairnya ganti rugi yang telah dijanjikan. Meskipun

secara resmi ARB bukan lagi pemilik perusahaan tersebut, tetapi sangat sulit

mengilangkan anggapan bahwa ARB ikut bertanggung jawab atas musibah ini. Untuk

itu ARB harus segera bergerak untuk ikut berpartisipasi dalam penyelesaian kasus

lapindo ini, atau paling tidak memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa ia

tidak berhubungan dengan lapindo. Setidaknya ini bisa membersihkan kesan negatif

atas dirinya. Jika kedua komponen tersebut dapat dilalui ARB dengan baik dan bijak,

maka ia mempunyai peluang yang cukup besar untuk menduduki kursi RI 1. Dan jika

ARB menggandeng wakil yang tepat dan disukai masyarakat, maka akan

memperbesar peluangnya untuk menang.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penelitian tertarik untuk melakukan

penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengaruh Citra Aburizal Bakrie

Terhadap Minat Memilih Pada Pemilu Presiden 2014 di Medan.”

1.2. Perumusan Masalah

Latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas dapat dikatakan bahwa

untuk mencapai tingkat minat memilih pada pemilu, diperlukan citra tokoh politik,

maka penulis merumuskan masalah yang diajukan adalah : “Apakah citra Aburizal

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan

penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui citra Aburizal Bakrie terhadap minat memilih pada Pemilu

Presiden 2014 di Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Tokoh Politik

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada tokoh politik

untuk mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan upaya

minat memilih pada Pemilu presiden 2014 di kota Medan.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah kontribusi bagi pemikiran guna memperluas cakrawala wawasan penelitian dalam bidang manajemen

pemasaran, khususnya masalah citra tokoh politik dan minat memilih dalam

Pemilu presiden 2014 di Medan.

c. Bagi Pihak lain

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan refrensi yang nantinya akan dapat

memberikan perbandingn dalam melakukan penelitian pada bidang yang

Gambar

Tabel 1.1.

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti melakukan penelitian di Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal terhadap kandungan merkuri (Hg) pada bak pembuangan air

Tahapan karakterisasi variasi konsentrasi enzim dilakukan untuk menentukan pH optimum dan parameter kinetik V maks dan K M, dengan cara sebagai berikut, dilakukan penambahan 2

elebihan %ater Heater Listrik yaitu lebih praktis, karena pada $ak tu akan menggunakannya 'nda tinggal menyalakan atau menghubungkan dengan listrik dan pemanas bisa

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu data analog gelombang otak dapat digunakan sebagai perintah untuk menghidupkan atau

Haji Muhammad Said No.20/124 Kampung Durian Medan telah mengajukan permintaan Banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 18 September 2013 Nomor :

Ketika individu dari sebuah perusahaan menurut Siswanto (dalam Martiwi Tien, dkk, 2012) memiliki loyalitas, maka tindakan karyawan tersebut akan menitik beratkan kepada

Sistem informasi penggajian karyawan yang telah dibuat dapat membantu dalam penyimpanan data karyawan, pembuatan jadwal shift kerja, membuat surat perintah lembur,

Jangan sampai kita malah menyakiti orang lain karena lidah kita, tapi mari kita mau menjadi berkat bagi orang lain dengan kata-kata yang keluar dari