• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proses Pembentukan Minyak Bumi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Proses Pembentukan Minyak Bumi (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

A. Proses Pembentukan Minyak Bumi

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus– karang dan

oleum– minyak) dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah suatu cairan kental yang berwarna coklat sampai hitam atau kehijauan, yang mudah terbakar dan berbau kurang sedap, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi.

Minyak bumi merupakan campuran kompleks dari senyawa-senyawa hidrokarbon, baik senyawa alifatik, alisiklik, dan aromatik yang sebagian terdiri atas alkana tetapi bervariasi dalam penampilan, komposisi, dan kemurniannya, dengan sedikit senyawa nitrogen (0,01-0,9%), belerang (0,1-7%), oksigen (0,06-0,4%) dan senyawa logam dalam jumlah yang sangat kecil.

1. Pembentukan Minyak Bumi

Para ahli berpendapat bahwa minyak bumi terbentuk dari pelapukan sisa kehidupan purba (hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad renik) yang terpendam bersama air laut dan masuk ke dalam batuan pasir, lempung, atau gamping yang terdapat di dalam lapisan kerak bumi selama berjuta-juta tahun melalui proses fisika dan kimia. Proses terbentuknya minyak bumi dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pada zaman purba, di darat dan di dalam lautan hidup beraneka ragam binatang dan tumbuh-tumbuhan. Binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati ataupun punah itu akhirnya tertimbun di bawah endapan lumpur. Endapan lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju lautan bersama bahan organik lainnya dari daratan. Selama berjuta-juta tahun, sungai-sungai menghanyutkan pasir dan lumpur ke dasar laut dan membuat lapisan batuan yang bercampur dengan fosil-fosil binatang dan tumbuh tumbuhan.

(3)

berasal dari lumpur yang mengandung bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau “source rock”.

c. Karena ringan, minyak bumi akan terdorong dan terapung, lalu bergerak mencari tempat yang lebih baik (berimigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah) untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan sedimen yang kedap atau kadang-kadang merembes ke luar permukaan bumi. Batuan sedimen tersusun atas fragmen-fragmen atau butiran mineral dari yang halus sampai yang kasar satu sama lain saling terikat oleh materi yang sangat halus dan berfungsi sebagai “semen”, sehingga di antaranya terdapat pori-pori.

(4)

Namun sekarang beredar kabar bahwa ilmuwan sekarang bisa merubah alga menjadi minyak bumi dalam waktu 1 jam. Kabar tersebut berasal dari alamat

http://www.apakabardunia.com/2013/12/ilmuwan-berhasil-ubah-alga-jadi-minyak.html.

Teknik pemrosesan tersebut dikembangkan oleh Douglas C Elliot dan timnya dari Pacific Northwest National Laboratory (PNNL) yang dijalankan di bawah Departemen Energi, Amerika Serikat. Hasil studi dipublikasikan di Algal Research.

Untuk mengubah alga menjadi minyak bumi, proses pertama yang dilakukan adalah membuat bubur alga. Bubur alga itu dimasukkan dalam sebuah reaktor dan kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu 350 derajat celsius serta tekanan hingga 3.000 PSI. Kondisi dalam reaktor itu mirip dengan kondisi di bawah permukaan Bumi selama jutaan tahun.

Kurang dari satu jam setelah bubur alga masuk ke reaktor itu, terbentuklah campuran hitam yang terdiri atas minyak bumi, air, dan produk sampingan yang bisa didaur ulang.

(5)

Alga telah lama diketahui berpotensi sebagai sumber energi. Namun, selama ini, pemanfaatannya terkendala proses pengolahan yang lama.

Teknik yang dikembangkan PNNL menjadi solusi. Bila biasanya pemanenan biofuel dari alga harus dimulai dengan proses pengeringan yang lama, kini proses bisa dipersingkat sehingga pemanfaatan alga untuk energi lebih viable.

Hambatannya saat ini adalah soal biaya. Teknologi baru ini punya biaya operasi yang besar, yakni teknologi reaktornya.

Agar bisa lebih murah, PNNL melisensikan teknologinya kepada Genifuel Corporation. Selanjutnya, perusahaan itu akan membangun reaktor dengan skala yang lebih besar.

B. Daerah-daerah penghasil Minyak Bumi

Daerah penghasil Minyak Bumi terbesar di dunia adalah Saudi Arabia dengan tingkat produksi minyak mentah 11,75 juta barel minyak per hari. Saudi Arabia menyumbang sebesar 13,24 produksi minyak dunia. Dan saudi arabia memiliki cadangan minyak sekitar 262,6 miliar barel minyak mentah.

Selain di Saudi Arabia ada Amerika Serikat dengan 10,59 juta barel minyak mentah per hari, Rusia dengan 10,3 juta barel minyak mentah per hari, China dengan 4,19 juta barel minyak mentah per hari, Iran dengan 4,13 juta barel per hari.

Indonesia menduduki peringkat ke 21 penghasil minyak mentah dengan tingkat produksi mencapai 1 juta barel minyak mentah per hari.

(6)

1. Papua: Terletak di:

o Babo, Irian Jaya Barat. Propinsi dengan luas daerah terbesar di Indonesia mempunyai luas daerah 410.660 km2. di Irian Jaya Barat menghasilkan sebanyak 14.811 barrel per hari. Dengan rincian 6568 barrel kondensat + 8243 barrel minyak mentah. Pertambangan perminyakan di Irian Jaya bagian Barat dikelola oleh Pertamina, Petrochina dan British Petroleum. ketiga perusahaan ini mengelola Blok Tangguh, Salawati dan Kepala burung.

o Papua - Sorong

o Klamano

2. Jawa Tengah :

o Cepu (juga berbatasan dengan Jawa Timur)

o Cilacap

3. Jawa Barat

o Peureuk

o Majalengka

4. Jawa Timur: Provinsi Jawa Timur menjadi penghasil minyak dan gas ketiga di Indonesia setelah Kalimantan Timur dan Riau. Dengan 31 blok WKP (Wilayah Kerja Pertambangan) berstatus eksploitasi. Antara lain:

o Delta Sungai Berantas

o Wonokromo (Jawa Timur) Jawa timur per harinya sanggup menghasilkan 52.616 barrel per hari dengan perincian 52.290 barrel minyak mentah ditambah dengan 326 barrel kondensat. Propinsi padat ini memiliki Blok Tuban, Kangean, Brantas, Cepu, Madura Barat, Bawean, dan Gresik.

5. Laut Jawa. blok offshore ini terbentang dari Sumatera bagian tenggara sampai ke daerah dekat Jawa barat. berbagai blok yang ada di laut Jawa adalah blok offshore sekitar Pulau Bawean, Gresik, dan pulau-pulau kecil di wilayah Madura dan Blok Sumatra Tenggara, kedua blok ini mampu menghasilkan produksi sebesar 65.154 barrel per harinya. dengan rincian 62.130 barrel minyak mentah ditambah 3.024 barrel kondensat. Perusahaan yang mengoperasikannya adalah British Petroleum, Pertamina, CNOOC S.E.S. HESS, TOTAL, KODECO Energy, ExxonMobil, Lapindo, Kangean Energy, Pertamina, dan Petrochina.

(7)

o Kepulauan Natuna sanggup menghasilkan 359.777 barrel minyak mentah dan 6.050 barrel kondensat per harinya. artinya total produksi per hari mencapai 365.827 barrel. ada 6 blok yang berada di Riau, yaitu Rokan, Mountain Front Kuantan, Siak, Selat Panjang, Coastal Plains, Pekanbaru dan Selat Malaca. kesemuanya dioperasikan oleh Chevron, Petrosea, Pertamina, Bumi Siak Pusako, Sarana Pembangunan Riau, Premier Oil, Conoco Philips, Star Energy. dan Kondur Petroleum. Pada bulan november 2006, ladang minyak Duri (DSF) telah mencapai produksi 2 milyar barrel sejak pertama kali dioperasikan tahun 1958. Riau sendiri dengan blok Rokannya saja mampu menghasilkan 340.206 barrel per hari, lebih dari sepertiga total produksi harian di indonesia. Selain Minyak Kepulauan Riau juga mempunyai cadangan gas bumi terbesar di Indonesia.

o Sungai Paking

7. DI Aceh: Lhokseumawe 8. Sumatra Selatan

o Plaju

o Sungai Gerong. Blok perminyakan yang ada di Sumatra Selatan antara lain adalah Rimau, Lematang, Pendopo Raja dan Ogan Komering. Keseluruhan blok ini dioperasikan oleh Pertamina, Medco, Talisman, Golden spike, dan Conoco Philips. Sumatera Selatan per harinya sanggup menghasilkan 30.718 barrel minyak mentah dan 10.339 barrel kondensat. yang berarti totalnya sanggup menghasilkan 41.057 barrel per hari

9. Kalimantan Timur: propinsi terluas kedua di indonesia setelah irian jaya barat. ukurannya sama dengan satu setengah kali pulau jawa dan madura. menurut perhitungan luasnya adalah 245.237,80 km2. kalimantan timur juga berbatasan langsung dengan malaysia. perusahaan yang bekerja di kaltim adalah Total, Chevron, Vico, dan Medco. sementara blok yang dioperasikan bernama Sanga-sanga, Mamburungan, Kutai, dan Mahakam. Produksi total per harinya bisa mencapai 134.626 barrel. Dengan perincian sebagai berikut, 60.331 barrel minyak mentah dan 74.295 barrel kondensat. Kaltim merupakan propinsi terbesar penghasil kondensat di indonesia, dengan mahakam bloknya. Total yang dioperasikan :

o Pulau Bunyu,

(8)

o Balikpapan

10. Kalimantan Tengah: Kembatin 11. Kalimantan Selatan: Tanjung,

12. Maluku: Pulau Seram, Pulau Tenggara

13. Jambi: Surolangun. setiap harinya mampu menghasilkan 19.506 barrel. Dengan perincian 8.847 barrel kondensat dan 10659 barrel minyak mentah. Ladang minyak ketujuh terbesar di Indonesia ini dikelola oleh Petrochina, Pearl Oil, dan Conoco Philips. mereka mengelola blok Jabung, Bangko, Tungkal, dan Blok Jambi Selatan.

14. Sumatra Utara: Tanjungpura, Pangkalan Brandan

15. Sumatra Selatan: Plaju, Sungai Gerong.

Sayangnya, pertambangan minyak bumi di Indonesia sebagian masih di kelola oleh kontraktor asing seperti Chevron, Petrochina, British Petroleum dan sebagainya. Sehingga cadangan minyak di alam Indonesia yang besar, sebagian besar milik Asing sehingga kekayaan alam Indonesia tidak bisa sepenuhnya digunakan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Indonesia.

C. Proses Pengolahan Minyak Bumi

Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.

Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak mentah ditambahkan asam dan basa.

(9)

pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi. Cara seperti ini disebut

fraksionasi.

Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomer-isomer dengan titik didih yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.

a. Pengolahan tahap pertama (primary process)

Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-masing fraksi.

(10)

Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut. 1) Fraksi pertama

Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan titik didih di bawah 30o C, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan pada waktu pengeboran. Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang mengandung metana (CH4) dan etana (C2H6).

2) Fraksi kedua

Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90o C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30o C – 90o C.

Pada trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan keluar ke penampungan petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12– C6H14.

(11)

Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 175oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90oC – 175oC. Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan campuran alkana dengan rantai C6H14–C9H20.

4) Fraksi keempat

Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175oC – 200oC. Pada trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta. Nafta merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20–C12H26.

5) Fraksi kelima

Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 275oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175oC – 275oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26 – C15H32.

6) Fraksi keenam

Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 3750C, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu

2500C - 3750C. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencairdan keluar ke penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan rantai C15H32–C16H34.

7) Fraksi ketujuh

Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas 375oC, sehingga akan terjadi penguapan. Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke kolom pendingin dengan suhu 375oC. Minyak pelumas (C16H34–C20H42) digunakan untuk pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44 – C

24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.

(12)

Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.

Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi, alkilasi), atau perubahan struktur molekul (proses reforming). Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.

Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.

1) Konversi struktur kimia

 Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan

 tekanan tinggi saja.

 Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas

 dan katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi

menjadi

 bensin dan karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.

 Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan

yang

 merupakan kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan

"menyuntikkan"

 hidrogen pada molekul fraksi hidrokarbon tidak jenuh.

(13)

b. Alkilasi

Alkilasi merupakan suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara kimia menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin.

c. Polimerisasi

Polimerisasi merupakan penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan molekul-molekul hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan.

d. Reformasi

Proses ini dapat berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen nafta untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.

e. Isomerisasi

Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.

2) Proses ekstraksi

Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksi-fraksi minyak dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya.

Dengan proses ini, volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan dengan proses distilasi saja.

3) Proses kristalisasi

Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point) masing masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses pendinginan, penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter.

(14)

untuk pembuatan bahan plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil petrokimia lainnya.

4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)

Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi.

D. Bensin dan Bilangan Oktan

Komponen utama bensin adalah n-heptena (C7H16) dan isooktana (C8H18). Kualitas bensin ditentukan oleh kandungan isooktana (bilangan oktan). Bilangan oktan untuk n-heptana = 0 dan isooktana = 100.

Fungsi kandungan isooktana pada bensin:

1. Mengurangi ketukan (knocking) pada mesin

2. Meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga energi yang dihasilkan lebih besar. Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan:

1. Memperbesar kandungan isooktana

2. Menambah zat akditif antiketukan (TEL, MTBE dan etanol).

Tetraethyllead (TEL) Pb(C2H5)4

Untuk mengubah Pb dari padat ke gas ditambahkan zat adiktif lain yaitu etilen bromida (C2H5Br) yang nantinya akan bereaksi membentuk uap PbBr2. Namun Pb nantinya dapat membahayakan kesehatan karna merupakan logam berat.

Methyl Tertier Buthyl Ether (MTBE)

Memiliki bilangan oktan 118, dan lebih aman dibanding TEL karena tidak mengandung logam berat namun tetap berpotensi mencemari lingkungan karena sulit diuraikan Mikroorganisme.

Etanol

(15)

Referensi

Dokumen terkait

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan check list tentang identitas responden, tensimeter, alat untuk latihan senam lansia, alat tulis. Dalam

Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikirannya mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan.. Siswa berikutnya juga ikut

Selain daripada menjadikan komputer sebagai ABBM di dalam proses P&P bagi tujuan pembangunan dan kemajuan masyarakat akan datang, penggunaan komputer sebagai satu medium

Hasil estimasi dampak koalisi parpol terhadap per- setujuan anggaran belanja pada APBN disajikan pada Tabel 4 yang menjelaskan bahwa variabel yang signifikan memengaruhi

Limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan karet remah, berasal dari proses pemisahan getah karet yang tersisa dari air proses pengolahan karet remah pada kolam rubber

Isty (Perempuan –   –   Jawa) Kelak jadi orang yang berbudi baik (bentuk lain dari Isti)  Jawa) Kelak jadi orang yang berbudi baik (bentuk lain dari Isti) 394..

Pada peralatan ME dan sistem ME, yang dilengkapi berbagai pengaturan tegangan listrik atau kapabilitas tegangan listrik otomatis, maka pengujian dilakukan pada nilai input

Ketiga instrument yang disebutkan diatas, untuk penggunaan dalam pengajaran rangkaian CM, ?*?M, os)illos)ope, dan >C sweep generator, adalah juga alat yang