• Tidak ada hasil yang ditemukan

AL QURAN SEBAGAI KUNCI PENEMUAN BARZAKH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AL QURAN SEBAGAI KUNCI PENEMUAN BARZAKH"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

AL-QUR’AN SEBAGAI KUNCI PENEMUAN BARZAKH ANTARA AIR TAWAR DAN AIR ASIN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan mukjizat sepanjang masa yang bersifat universal, di dalamnya terdapat berbagai bahasan yang memuat berbagai bidang keilmuan. Dari Al-Qur’an itu manusia dianjurkan untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknnya darinya. Keabsahan Al-Qur’an dapat dibuktikan dengan adanya penemuan modern yang saling berkaitan dengan Al-Qur’an itu sendiri.

Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan.1

Kemudian daripada itu, banyak ilmuan yang mengkorelasikan penemuan-penemuannya dengan Al-Qur’an. Banyak pula ahli tafsir yang menyimpulkan bahwa di dalam Al-Qur’an ini menyimpan kunci berbagai pengetahuan yang mungkin akan terkuak pada kemudian hari. Dengan demikian, perlu adanya pembahasan mengenai korelasi antara Al-Qur’an dan penemuan ilmiah modern. Pada makalah ini, spesifikasi pembahasan terfokus pada penemuan ilmiah yakni adanya barzakh antara air laut asin dan air sungai tawar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka pokok masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah ihwal pemisahan air asin dengan air tawar?

(2)

2. Adakah ayat Al-Qur’an yang menerangkan perihal pemisahan air asin dan air tawar?

3. Apakah bukti adanya korelasi antara ayat Al-Qur’an tersebut dengan ihwal pemisahan air asin dengan air tawar?

C. Tujuan Makalah

Secara general makalah ini bertujuan untuk: 1. Menelaah ihwal pemisahan air asin dengan air tawar.

2. Mengetahui ayat Al-Qur’an yang menerangkan perihal pemisahan air asin dan air tawar.

3. Menemukan bukti adanya korelasi antara ayat Al-Qur’an tersebut dengan ihwal pemisahan air asin dengan air tawar.

D. Manfaat Makalah

1. Dapat menambah pengetahuan tentang sains Al-Qur’an. 2. Mendorong umat untuk mentafakkuri isi Al-Qur’an.

3.Semakin meyakini bahwasanya Al-Qur’an adalah mukjizat Allah yang nyata.

E. Ruang Lingkup

Makalah ini terbatas pada pembahasan barzakh (dinding pembatas) antara air asin dengan air tawar serta korelasinya dengan tafsir ayat-ayat Al-Qur’an.

F. Metode Penulisan

(3)

BAB II PEMBAHASAN

A. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern

Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat baginya. Al-Qur’an juga merupakan kitab universal yang diperuntukkan kepada umat Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman. Sejalan dengan perkembangan zaman yang diiringi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, maka banyak ditemukan berbagai fenomena ilmiah yang tidak berbantahan dengan Al-Qur’an.Kemudian daripada itu banyak yang menghubungkan fenomena itu dengan ayat Al-Qur’an yang semakna dengannya.

Al-Qur’an Al-Karim begitu menaruh perhatian terhadap alam, seakan-akan alam diletakkan pada suatu tempat dan Al-Qur’an pada tempat yang lainnya, sehingga keduanya tampak saling mengimbangi.Inilah keseimbangan antara alam dan wahyu, keduanya saling berkaitan.Sisi keajaiban lain dari Al-Qur’an adalah pemberitaannya terlebih dahulu mengenai sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang.2 Dan pada kenyataannya dizaman modern ini Al-Qur’an telah membuktikan bahwa tidak ada keraguan mengenai apa yang telah difirmankan oleh Allah SWT dengan fenomena-fenomena yang terjadi.

Diantara fenomena yang menjadi topik pembahasan ilmuwan dan para ulama akhir-akhir ini adalah adanya barzakh yang memisahkan antara air laut dan air sungai agar tidak bercampur satu sama lain. Sebagaimana telah ditafsirkan bahwa Allah membedakan antara dua macam laut, ada yang sangat tawar airnya seperti air danau, dan ada yang asin airnya, tidak enak rasanya, seperti air laut asin. Allah mengadakan batas antara keduanya, sehingga tidak bercampur antara satu dengan yang lain. Menurut pendapat ahli ilmu

(4)

pengetahuan sekarang, bahwa sebabnya air laut itu asin, ialah karena air laut tidak ada mempunyai aliran, airnya berkurang tiap-tiap hari hanya karena menguap lantaran panas matahari, sehingga zat-zat garam yang ada dalam air itu tetap tertinggal dalam laut itu. Akhirnya karena zat garam itu telah bertambah sedikit demi sedikit hingga menjadi banyak, maka menjadi asin airnya itu. Tetapi air danau yang mempunyai aliran maka zat garamnya mengalir bersama air danau itu, hingga zat garamnya tidak tertinggal tetap dalam danau.Sebab itu, danau yang tidak mengalir airnya menjadi asin juga airnya lama kelamaan.3

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan upaya untuk mengeksplorasi misteri semesta, manusia mulai menyelidiki cara laut bertemu dengan sungai, dan mempelajari sampel air dari daerah di mana sungai bertemu laut.Ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa setiap tempatdimana dua laut berbeda bertemu, ada sebuah penghalang. Pengahalang ini memisahkan kedua lautan itu dimana setiap laut memiliki temperatur, kadar garam, dan kepadatannya masing-masing.

Demikianlah Allah menurunkan Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai petunjuk bagi siapa saja yang hendak mentafakkurinya. Di dalamnya tersembunyi berbagai rahasia tentang kehidupan dan alam semesta.

B. BertemunyaAir Asin danAir Tawar

Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan berbagai contoh perihal bertemunya laut air asin dan sungai air tawar. Mereka juga mempelajari bagaimana kedua air tersebut dapat berada dalam satu tempat yang sama, namun tidak saling tercampur.

Para ahli mempelajari tentang bertemunya air laut dan air sungai yang terpisah, dan meneliti sebab-sebab mengapa air laut dan air sungai itu tidak dapat bercampur.Mereka juga melakukan survei keberbagai tempat dimana

(5)

bertemunya air laut dan air sungai.Adanya penghalang yang memisahkan dua jenis air sungai berbeda ini, juga sudah diteliti dan dibenarkan oleh hasil riset ilmu pengetahuan modern. Ini bisa dijelaskan secara ilmiah bahwa setiap laut memiliki temperatur, kadar garam, dan kepadatan masing-masing.

Cape Town, Afrika Selatan

Misalnya di bagian selatan dekat Cape Town, Afrika Selatan, terdapat dua sungai yang berbeda, pertama sungai air asin, sementara yang lainnya adalah sungai air tawar yang mana saling bertemu. Namun, keduanya tidak pernah bercampur.Kedua aliran sungai itu bagaikan dibatasi oleh satu penghalang.Ombak besar, arus yang kuat, dan laut pasang seolah-olah tidak membuat keduanya mampu melampaui penghalang itu.4

Tampak dari kedua jenis sungai yang tidak bercampur itu, sungai air tawar dan sungai air asin, bahwasanya memiliki alasan mengapa keduanya tidak bisa menyatu dan bercampur. Hal tersebut karena sungai air asin di bagian selatan dekat Cape Town memiliki kadar salinitas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sungai air tawar yang memiliki kadar salinitas yang lebih rendah. Selain itu pula bahwa sungai air asin lebih banyak mengalami penguapan dibandingkan sungai air tawar yang lebih sering mengalirkan airnya dari pada menguap.

Terpisahnya kedua air itu juga menciptakan warna yang berbeda pula. Air asin cenderung berwarna kecoklatan dan keruh, sedangkan air tawar lebih bening dan segar. Kedua air itu bak terpisahkan oleh dinding pembatas yang menyekat diantara keduanya.

Mediterania dan Samudera Atlantik, Selat Gibraltar

Contoh yang lain adalah air Laut Tengah (Mediterania) yang terasa hangat, asin, dan ringan. Ketika air Laut Mediterranea memasuki Benua Atlantik melewati selat Gibraltar, yang manaSelat Gibraltar itu memisahkan

(6)

benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol, terdapatair yang bergerak beberapa ratus kilometer memasuki kedalaman Benua Atlantik hingga sekitar 1000 meter. Namun, karakteristik airnya tetap hangat, asin, dan dengan kepadatan yang ringan juga.

Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di bagian bawahnya. Dalam penelitian modern bidang oseanografi ternyata membuktikan bahwa batas yang menghalangi kedua laut tersebut tak dapat bercampur adalah karena adanya perbedaan salinitas (kadar garam), densitas (kepadatan) dan suhu dari keduanya. Laut Mediterania mempunyai suhu 11,5 derajat C, salinitas > 36,5 per mil, dan kepadatan yang tinggi. Sedangkan Lautan Atlantik memiliki suhu 10 derajat C, salinitas < 36 per mil, dengan kepadatan lebih rendah dari Laut Mediterania.5

Air laut di Laut Tengah memiliki kerapatan dan kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di Selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera Atlantik.

Namun air laut dari Laut Tengah yang menuju Samudera Atlantik tidak dapat tercampur. Seakan ada sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan batas antara kedua air dari dua buah laut ini sangat jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru lebih cerah.Sedangkan air laut dari Laut Tengah berwarna lebih gelap.Inilah keajaiban alam. Tidak hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air laut ini. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa air laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur dengan air laut dari SamuderaAtlantik ini menyusup hingga kedalaman 1000 meter di bawah air laut yang berasal dari Samudera Atlantik.6

5Ibrahim, I. A. (1997), A Brief Illustrated Guide To Understanding Islam, 2nd Ed., Publisher: Darussalam, Texas-USA.

(7)

Amazon

Dua anak sungai yakni Rio Negro dan Rio Salimoes yang bertembungan di wilayah Amazonas, Brazil membentuk sungai induk Amazon.Kedua anak sungai yang membentuk sungai Amazon ini menurun kira-kira 5.000 meter menuju Samudra Atlantik.

Pertemuan air Rio Negro, sebuah sungai dengan air hitam (hampir semua berwarna hitam), dengan Sungai Amazon atau Rio Salimoes yang berwarna pasir adalah bagian atas hutan Amazon, Brazil. Sepanjang 6 kilometer air sungai ini berjalan beriringan tanpa bercampur.

Fenomena ini disebabkan oleh perbedaan suhu, kecepatan dan kepadatan dari kedua sungai. Rio Negro mengalir dengan kecepatan hampir 2 km per jam dengan suhu 28˚C, sedangkan Rio Salimoes mengalir dengan kecepatan antara 4 sampai 6 km per jam dengan suhu 22˚C.7

C. Ayat Al-Qur’an yang Berbicara tentang Ihwal Pemisahan Air Asin dan Air Tawar

Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan berbagai contoh perihal bertemunya laut air asin dan sungai air tawar. Dari sanalah diketahui bahwasanya kedua jenis air tersebut tidak saling bercampur. Sedangkan Al-Qur’an telah menyebutkan ihwal pemisahan kedua jenis air tersebut lebih dari 1400 tahun yang lalu. Sebagaimana Al-Qur’an Surat Al-Furqon (25): 53

Dan Dia (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan diantara

(8)

Ini berarti bahwa ada pemisah yang diciptakan Allah pada lokasi-lokasi tempat bertemunya laut dan sungai itu.Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan adanya sebuah pemisah, yakni barzakh.

Secara sepintas ada yang berpendapat bahwa pemisah yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah diciptakan oleh Allah laut lebih besar dan banyak airnya dari sungai, dan pada saat yang sama di lokasi-lokasi pertemuan laut dan sungai itu, laut diciptakan dalam posisi lebih rendah dari sungai. Sedangkan air sungai, karena lebih sedikit dibandingkan dengan air laut, walaupun posisinya lebih tinggi, ia tidak dapat menjadikan air laut itu tawar dan segar.8

Pendapat ini kemudian ditinjau kembali, khususnya setelah kemajuan-kemajuan yang dicapai manusia dalam bidang ilmu kelautan.Hal ini dimulai dengan perjalanan ilmiah yang dilakukan oleh sebuah kapal berkebangsaan Inggris “Challenger” (1872-1876) hingga penggunaan alat-alat canggih di angkasa guna penelitian dan pemotretan jarak jauh ke dasar laut. Harus di ingat bahwa ketika pengetahuan tentang laut masih amat terbatas, namun demikian, seperti terbaca tadi, Al-Qur’an telah menginformasikan apa yang diistilahkan-Nya denganنيرحبلا جرم(maraja al-bahrain) dan bahwa antara laut dan suungai adaخزرب (barzakh) dan اروجحم ارجح(hijran mahjura).

Kataجرم (maraja) dalam kamus-kamus bahasa mempunyai dua arti: pertama berarti bercampur dan kedua berarti kepergiandan kepulangan, keterombang-ambingan, dan kegelisahan. Demikian Ibnu Paris dalam bukunya, Mu’jam Maqayis Al-Lughoh, dan Ar-Raghib Al-Isfahani dalam

Mufradat fi Gharib Al-Qur’an. Sedangkan kata رجح(hijr) dalam kamus-kamus bahasa diartikan sebagai larangan, halangan, atau penyempitan. Jika demikian, hijran mahjura adalah suatu halangan yang menjadikan apa yang terdapat di sana (makhluk hidup) terhalang untuk dapat keluar dan hidup di

(9)

dalam lokasi yang sempit (terhalang) itu dibandingkan dengan luasnya samudra.

Dari bunyi ayat tersebut, diketahui bahwa ada sungai yang تارف بذع

(‘adzbun furat). ‘adzb berarti tawar dan furat berarti amat segar. Dapat diperhatikan perhatikan bahwa ayat itu tidak menyatakanتارف و بذع adzbun wa furat (tawar dan segar) tetapi menggabungkan keduanya tanpa kata penghubung “dan” sehingga airnya benar-benar sangat tawar lagi segar. Ini berarti bahwa air yang tidak terlalu asin, atau tidak terlalu tawar, tidak termasuk dalam pembicaraan ayat ini.

Setiap orang dapat melihat ada air sungai yang terjun ke laut dan apabila diamati terbukti bahwa air sungai itu sedikit demisedikit berubah warna dan rasanya sejauh percampuran dengan air laut. Dari kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ada jenis air sungai dan laut yang telah bercampur, namun tidak dinamaiتارف بذع ‘azbun furat (tawar lagi segar) atau sebaliknya جاجا حلمmilhun ujaj (asin yang asangat pahit). Air ini berada pada satu lokasi yang memisahkan antara laut dan sunga, pergi-pulang, terombang-ambing, sesuai dengan pasang-surut laut serta melimpah dan keringnya sungai.Bertambah keragamannya dan berkurang ketawarannya apabila mendekati ke laut, dan berkurang kegaramannya serta bertambah rasa tawarnnya apabila mendekat ke sungai.

Kembali kepada ayat tadi, di sana dijelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakanاخزرب barzakh (pemisah) yang memelihara ciri masing-masing air laut dan sungai sehingga walaupun air sungai terjun dengan derasnya dari tempat yang tinggi, ciri-ciri tersebut tetap terpelihara (‘azbun furat dan milhun ujaj). Barzakh ini berfungsi menghalangi kedua air tersebut, sehingga tidak satupun dari keduanya yang dapat menghapus sama sekali ciri-cirinya.9

(10)

Dalam ayat yang lain disebutkan dalam suratAr-Rahman (19-20), yang berbunyi:

-

جلرلمل

نميلرلحلبلللا

نمايلقمتللليل

-

١٩

-

املهأنليلبل

خجزلرلبل

اللل

نمايلغمبليل

-

٢٠

“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu (19) Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui

masing-masing. (20) ”(QS Ar Rahman:19-20)

Jauh sebelum penemuan sains modern ini, Al Quran telah membicarakan perbedaan antara air tawar dan air asin. Dimana kedua air tersebut mengalir ketempat yang sama, yakni di lautan. Bukti atas hal tersebut dikemukakan dengan tafsir, bahwa jika kata “al-bahr” disebut tanpataqyid (unsur keterangan atau sifat pembatas), maka ia berarti air laut yang asin, kemudian jika Al Quran menyebut istilah “dua lautan mengalir yang kemudian bertemu”, maka keduanya berarti ada dua aliran yang saling bertemu dan kedua air itu tidak bercampur dengan rujukan kalimat “dua laut”. Pembedaan antara lafal Al Quran ini mengisyaratkan petunjuk ilmiah yang mendalam mengenai adanya dua jenis air yang berbeda. Kemudian dilihat dari kata barzakhun berarti dinding penyekatyang menghalangi antara keduanya hingga tidak saling mengkooptasi dan merusak spesifikasi satu sama lain.Ini semakin membuktikan bahwa kedua air tersebut tidak dapat tercampur dan tetap pada sifatnya masing-masing.

Ayat di atas dapat dikuatkan lagi dengan firman Allah yang lainnya, yang terdapat dalam surat An-Naml (61)

للعلجلول

للعلجل ضلرلألللا اارارلقل للعلجلول اهلللاللخم ااراهلنلأل للعلجلول اهللل يلسماولرل

نمللأل

(11)

“ Bukankah dia (Allah) telah menjadikan bumi sebagai tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celahnya, yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan menjadikan dan menjadikan suatu pemisah

antara dua laut? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain) ? sebenarnya kebanyakan mereka tidak mengetahui” (QS. An Naml: 61)

Hampir seperti penafsiran yang sebelumnya, bahwa adanya sebuah

barzakh yang memisahkan dua laut tersebut.Semakin tampak bahwa di antara keduanya terdapat sesuatu yang membatasi kedua air tersebut.

D. Korelasi Antara Al-Qur’an dan Ihwal Pemisahan Air Asin dan Air Tawar dengan Penemuan Modern

Pada abad ke-20 baru kita ketahui ihwal pemisahan kedua jenis air melalui berbagai fenomena yang telah disebutkan sebelumnya. Namun sebenarnya fenomena alam yang menakjubkan itu sudah disebutkan dalam Al-Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu. Al-Qur’an menyebutkan bahwa ada penghalang di antara dua laut yang bertemu dan keduanya tidak bisa melampauinya.

(12)

a. Densitas

Densitas air laut merupakan jumlah massa air laut per satu satuan volume. Densitas merupakan fungsi langsung dari kedalaman laut, serta dipengaruhi juga oleh salinitas, temperatur, dan tekanan. Pada umumnya nilai densitas (berkisar antara 1,02-1,07 gr/cm3) akan bertambah sesuai dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta berkurangnya temperatur.10 Pada suhu 4 C (3,95 C ) air murni mempunyai kepadatan yang maksimum yaitu 1 (satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih tinggi dari 4 C kepadatan air atau berat jenisnya akan turun, demikian juga kalau suhunya lebih rendah dari 4 C. Sifat kepadatan air yang demikian itu, maka akan terjadi pelapisan-pelapisan suhu air pada danau atau perairan dalam, yaitu pada lapisan dalam suatu perairan suhu air makin rendah dibanding pada permukaan air. Akan tetapi bila air membeku jadi es, es tersebut akan terapung.

Akibat dari sifat kepadatan air tersebut akan menimbulkan pergolakan atau perpindahan massa air dalam perairan tersebut, baik secara vertikal maupun horizontal. Sifat kepadatan air ini mengakibatkan pada perairan didaerah yang beriklim dingin yang membeku perairannya hanya pada bagian atasnya saja sedangkan pada bagian bawahnya masih berupa cairan sehingga kehidupan organisme akuatik masih tetap berlangsung. Selain itu keuntungan adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan atau menyebarkan berbagai zat ke seluruh perairan, sebagai sumber mineral bagi fitoplankton dan fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air lainnya.11 Semua hal tersebut terjadi karena Tuhan menciptakan sifat dari kepadatan air yang unik.

Sementara dasar perairan merupakan akumulasi pengendapan mineral-mineral yang merupakan persediaan “nutrient” yang akan

10 Eka Djunarsjah, Hidrogafi II Sifat-Sifat Fisik Air Laut, bag IV (2005)

(13)

dimanfaatkan oleh mahluk hidup (yang pada umumnya tinggal didaerah permukaan air karena mendapatkan sinar matahari yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup banyak mengandung mineral), aliran vertikal tidak banyak membawa keberuntungan, justru sebaliknya dapat mengendapkan mineral-mineral yang datang dari tempat lain kedasar perairan, mineral-mineral tersebut akan diabsorbsi oleh dasar perairan.

Sedangkan kerugian adanya aliran air yang disebabkan kepadatan air ini adalah terutama aliran air yang vertikal sering menimbulkan “upwalling” pada danau-danau, sehingga menyebabkan keracunan dan kematian ikan secara masal. Hal ini disebabkan kondisi air yang anaerob (oksigen rendah) dan zat - zat beracun dari dasar perairan akan naik kepermukaan air karena kepadatan air nya bervariasi.

b. Salinitas

Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam yang terlarut dalam air. Salinitas juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam tanah.Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut

brine.

Air laut secara alami merupakan air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%. Beberapa danau garam di daratan dan beberapa lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki kadar garam sekitar 30%.12

Istilah teknik untuk keasinan lautan adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-halida, terutama kloridaadalah anion yang paling

(14)

banyak dari elemen-elemen terlarut. Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu” (parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira sama dengan jumlah garam untuk setiap liter larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan pada rasio konduktifitas elektrik sampel terhadap "Copenhagen water", air laut buatan yang digunakan sebagai standar air laut dunia.13 Pada 1978, oseanografer meredifinisikan salinitas dalam Practical Salinity Units (Unit Salinitas Praktis): rasio konduktivitas sampel air laut terhadap larutan KCL standar.1415 Rasio tidak memiliki unit, sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama dengan 35 gram garam per liter larutan.16

Pada kelanjutan dari QS Al-Furqon:53, dapat diketahui pula jika Allah telah menekankan adanya barzakh antara dua jenis air asin dan tawar yang disebabkab oleh adanya perbedaan densitas dan salinitas tersebut. “…, dan Dia jadikan di antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”

Kemudian daripada itu para ilmuwan kembali menghubungkan dengan yang dimaksud diciptakannya barzakh oleh Allah dalam ayat tersebut dengan munculnya peristiwa-peristiwa alamiah yang mencegah percampuran antara kedua jenis air tersebut. Peristiwa atau fenomena yang terjadi itu menyebabkan terlihatnya batas yang jelas antara keduanya. Menurut modern sains, sifat kedua lautan ketika bertemu tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini telah dikemukakan oleh ahli kelautan baru-baru ini. Peristiwa tersebut dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, dan gaya fisika yang disebut

13Lewis, E.L. (1980). The Practical Salinity Scale 1978 and its antecedents.IEEE J. Ocean. Eng., OE-5(1): 3-8.

14Unesco (1981a). The Practical Salinity Scale 1978 and the International Equation of State of Seawater 1980. Tech. Pap. Mar. Sci., 36: 25 pp.

15Unesco (1981b). Background papers and supporting data on the Practical Salinity Scale 1978. Tech. Pap. Mar. Sci., 37: 144 pp.

(15)

‘tegangan permukaan’ dari masing-masing air, sehingga keduanya tidak bercampur dan seolah-olah terdapat dinding tipis yang memisahkannya. Menurut modern ini yang dimaksudkan dengan barzakh, yaitu sebuah fenomena yang lazim disebut Halocline dan Pinocline.

Halocline adalah layer/lapisan yang memisahkan air yang mempunyai salinitas (kadar garam dalam air) yang berbeda.17 Laut Mediterania (Laut Tengah) mempunyai salinitas, kepadatan air dan suhu yang lebih tinggi dibandingkan Lautan Atlantik. Ketika air dari Laut Tengah memasuki Lautan Atlantik melalui Selat Gibraltar, air tersebut mengalir beberapa ratus kilometer ke Samudera Atlantik di kedalaman sekitar 1000 meter dengan membawa sifatnya sendiri yang suhunya, salinitas dan kepadatannya yang lebih tinggi.

Pycnocline adalah layer atau lapisan yang memisahkan kedua air tawar dan air asin yang mempunyai densitas (kerapatan air) yang berbeda.18 Zona pycnocline ditandai dengan adanya diskontinuitas kerapatan yang memisahkan dua lapisan.Kejadian seperti ini dapat ditemui di Manaus Amazon. Di mana dua aliran air (sungai) bertemu, bahkan jelas terlihat perbedaan warna airnya, namun mereka tidak saling bercampur karena perbedaan suhu dan kecepatan aliran.

(16)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan di zaman modern, dan upaya untuk mengeksplorasi misteri semesta, manusia mulai menyelidiki cara laut bertemu dengan sungai, dan mempelajari sampel air dari daerah di mana sungai bertemu laut. Ilmu pengetahuan modern telah menemukan bahwa setiap tempat dimana dua laut berbeda bertemu, ada sebuah penghalang. Pengahalang ini memisahkan kedua lautan itu dimana setiap laut memiliki temperatur, kadar garam, dan kepadatannya masing-masing.

Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan berbagai contoh perihal bertemunya laut airasin dan sungai air tawar. Dari sanalah diketahui bahwasanya kedua jenis air tersebut tidak saling bercampur. Sedangkan Al-Qur’an telah menyebutkan ihwal pemisahan kedua jenis air tersebut lebih dari 1400 tahun yang lalu. Sebagaimana dikutip dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqon ayat 53:

Dan Dia (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit, dan Dia jadikan diantara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.”

Ayat di atas merupakan bukti jika benar Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk yang menjadi rujukan serta kunci ditemukannya berbagai pengetahuan modern.

Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an bahwa diantara laut air asin dan sungai air tawar terdapat suatu barzakh, yang mana dalam pengetahuan sains modern diketahui sebagai peristiwa halocline dan

(17)

B. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka perlu kami sampaikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Hendaklah kita kaum muslimin sebagai umat yang memeliki Al-Qur’an, sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasanya Al-Qur’an adalah kitab yang mencakup ilmu pengetahuan yang ada di daalamnya, senantiasa mempelajari isi kandungan Al-Qur’an.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, A. 1983.Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. Bandung: Pustaka. 2010. Al-Qur’anulkarim Miracle The Reference , cetakan I. Jawa Barat: Sygma Publishing.

Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography. Addison: Wesley Publishing.

Goetz, P. W. (ed.). 1986. The New Encyclopaedia Britannica (15th edn). Chicago: Encyclopaedia Britannica Inc.

Ibrahim, I. A. 1997. A Brief Illustrated Guide To Understanding Islam, 2nd Ed., Publisher: Darussalam, Texas-USA.

Lewis, E.L. 1980. The Practical Salinity Scale 1978 and its antecedents. IEEE J. Ocean. Eng.

Shihab, Quraish. 2007. Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib. Bandung: PT. Mizan Pustaka. Unesco. 1981. The Practical Salinity Scale 1978 and the International Equation of State of Seawater 1980. Tech. Pap. Mar. Sci..

. 1981. Background papers and supporting data on the Practical Salinity Scale 1978. Tech. Pap. Mar. Sci.

. 1985. The International System of Units (SI) in Oceanography. Tech. Pap.Mar. Sci.

Yunus, Mahmud. 2004. Tafsir Qur’an Karim. Jakarta: PT Hidakarya Agung.

http//: philq8.wordpress/interspacingdesign.wordpress/allmarine.blogspot/other

http://ltqalhikmah.com/feed/

http//:www.uniknya.com/category/berita

http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/kepadatan-air-density-air-berat-jenis

http://en.wikipedia.org/wiki/Pycnocline (29/01/2012).

(19)

CURICULUM VITAE

Nama : Choirunnisa

Tempat dan Tanggal Lahir : Balikpapan, 27 Agustus 1996

Alamat : Karanggeneng RT 3/I, Kel. Sumurrejo Kec.

Gunungpati, Semarang

Nomor Telepon : 085712557484

E-Mail : el.funny27@gmail.com

Riwayat Pendidikan : RA. Al Islam Sumurrejo MIN Sumurrejo

MTs. Al Islam Sumurrejo MAPK MAN 1 Surakarta Karya Ilmiah yang Telah dibuat : Al Qur’an di Era Modern

Sejarah Tafsir pada Masa Tabi’in Syiah dan Sekte-sekte di dalamnya

(20)

CURICULUM VITAE

Nama : Dwi Riska Widayati

Tempat dan Tanggal Lahir : Salatiga, 22 Maret 1996

Alamat : Baru’an, Rt 08/02 Kel. Giling Kec. Pabelan Kab. Semarang

Nomor Telepon : 085712557484

E-Mail : dwi.riskawiddy@gmail.com

Riwayat Pendidikan : RA Hidayatus Sibyan MI Tarbiyatul Aulad Mts Tarqiyyatul Himmah MAPK MAN 1 Surakarta Karya Ilmiah yang Telah dibuat : Al Qur’an di Era Modern

(21)

CURICULUM VITAE

Nama : Syarifah Layli

Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 7 April 1996

Alamat : Tenggak, RT 14/05 Kec. Sidoharjo Kab.

Sragen

Nomor Telepon : 085712557484

E-Mail : laylisyarifah@yahoo.com

Riwayat Pendidikan : RA Aisyiyah 1

MI Muhammadiyah sragen

SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen MAPK MAN 1 Surakarta

Karya Ilmiah yang Telah dibuat : Sejarah Tafsir Pada Masa Sahabat Keajaiban Dari Setetes Air

Peradaban Islam Pada Masa Turki Utsmani Prestasi yang Telah Diraih : Juara 2 Essay tentang K POP dikalangan

Remaja

Referensi

Dokumen terkait

RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) huruf b dan Pasal 5, memuat kebijakan ekonomi desa, prioritas dan sasaran pembangunan desa, rencana kerja yang berupa program

Karena dengan pengaturan jarak tanam yang sesuai dapat membantu tanaman kembang kol untuk memanfaatkan cahaya secara efisien yang dimana dapat diperoleh

Pendahuluan yang telah dijabarkan, merupakan latar belakang peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kepengawasan (PTKp) ini, yang berjudul “Peningkatan Kompetensi

Bahkan Allah SWT berfirman dalam Al-Quran, mengenai kemudahan menghafal Al-Quran untuk dipelajari yakni “dan sesungguhnya telah kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran,

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian ilmiah dengan judul: “Analisis Butir Soal Try Out 1 UN Matematika SMA/MA Jurusan IPA Tahun Pelajaran

Berdasarkan‎ penelitian‎ yang‎ dilakukan‎ dengan‎ judul‎ “Optimalisasi‎ Fungsi Pondok Darul Arafah Dalam Pembinaan Akhlak Santri di Desa Suka Jawa Kecamatan Bumi Ratu

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah (2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat

Sebagai sebuah bentuk dari hasil konkrit atau nyata dari proses pembelajaran selama duduk di bangku perguruan tinggi Universitas Islam Indonesia (UII) dalam