• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Enhancing Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Group Investigation on 5th Grade Students T1 BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Enhancing Learning Outcomes Through Cooperative Learning Model Group Investigation on 5th Grade Students T1 BAB IV"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

43 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 29 siswa pada pembelajaran IPA. Mata Pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 04 Jambangan diampu oleh guru kelas V yaitu Ibu Sri Handayani, S.Pd.SD. Beliau mengampu seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas V kecuali untuk mata pelajaran yang telah diampu oleh guru mata pelajaran masing-masing yaitu PAI, Bahasa Inggris, dan PenjasOrkes. Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Senin, 30 Januari 2017 dengan melakukan wawancara dengan guru kelas V di SD Negeri 04 Jambangan.

(2)

tindakan diperoleh dari data ulangan harian mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan semester II Tahun Pelajaran 2016/2017.

4.2 Deskripsi Kondisi Awal

4.2.1 Deskripsi Kondisi Awal Hasil Belajar

Sebelum pelaksanaan siklus I dan II, peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa atau hasil belajarnya terutama pada pelajaran IPA. Selain observasi secara langsung peneliti juga mendapatkan data dari guru kelas V melalui dokumentasi kelas. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri 04 Jambangan semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 29 siswa pada pembelajaran IPA, terlihat bahwa tingkat pemahaman siswa masih rendah. Hal itu dapat terlihat dari nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan, dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=70). Dari kondisi inilah peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada pelajaran IPA. Data hasil perolehan nilai pada kondisi awal atau sebelum dilakukannya tindakan dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.1

Tabel 4.1

Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 04 Jambangan

No Nilai

Jumlah Siswa Frekuensi Presentase

1 85-94 2 6,8%

2 75-84 2 6,8%

3 65-74 11 37,9%

4 55-64 5 17,2%

5 45-54 6 20,5%

6 35-44 4 13,7%

Jumlah 29 100%

(3)

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa siswa yang belum tuntas lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang sudah tuntas, diketahui nilai antara 35-44 memiliki frekuensi 4 dengan presentase 13,7% dari jumlah siswa keseluruhan, nilai antara 45-54 memiliki frekuensi 6 dengan presentase 20,5% dari jumlah keseluruhan, nilai antara 55-64 memiliki frekuensi 5 dengan presentase 17,2 % dari jumlah keseluruhan, nilai antara 65-74 memiliki frekuensi 11 dengan presentase 37,9% dari jumlah keseluruhan, nilai antara 75-84 memiliki frekuensi 2 dengan presentase 6,8% dari jumlah keseluruhan, nilai antara 85-94 memiliki frekuensi 2 dengan presentase 6,8% dari jumlah keseluruhan.

Hasil belajar siswa yang masih rendah dibuktikan dengan nilai ulangan mata pelajaran IPA semester II siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan masih banyak siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal, maka peneliti merasa perlu adanya perbaikan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode pembelajaran yang lain. Dalam penelitian ini peneliti menerapkan model pembelajaran Group Investigation, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui penelitian tindakan kelas .

4.3 Diskripsi Siklus

Sub unit deskripsi siklus I ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Mei 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Mei 2017, dan pertemuan ketiga dilakasanakan pada hari Sabtu, 6 Mei 2017, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).

4.3.1. Tahap Perencanaan

Sub unit ini akan menjelaskan mengenai perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran

Tidak tuntas 19 64,5%

Rata-rata 59,48

Nilai Tertinggi 90

(4)

kooperatif type Group Investigation. Tahap perencanaan dimulai dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah, dilanjutkan dengan meminta izin kepada guru kelas V dimana subjek penelitian merupakan siswa kelas V untuk dilakukan penelitian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas V untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA, peneliti kemudian melakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mendapatkan informasi mengenai subjek penelitian yang akan digunakan peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Peneliti bersama guru berdiskusi tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan Standar Kompetensi (SK): 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan Kompetensi Dasar (KD): Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya, peneliti melanjutkkan tahap selanjutnya dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran berlangsung. Selain melakukan observasi peneliti juga megumpulkan informasi mengenai hambatanhambatan yang dialami pada saat proses pembelajaran dan meminta hasil ulangan harian pada materi sebelumnya.

(5)

didik dalam kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif type Group Investigation . Menyusun alat penilaian yang berupa tes tertulis yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa.

Peneliti sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti melakukan konsultasi mengenai rencana pelasanakan pembelajaran dengan model kooperatif type Group Investigation untuk digunakan dalam peneliti dalam Penelitian Tindakan Kelas. Selanjutnya peneliti melakukan uji coba intrumen digunakan dalam soal tes untuk mengetahui kemampuan hasil belajar sesudah dilakukan penelitian. Uji instrument ini dilakukan untuk mengetahui soal yang digunakan layak dipakai atau tidak, sedangkan reliabel digunakan untuk mengukur keajegan soal jika digunakan secara berulang-ulang. Uji Instrumen validitas dan reliabel soal dilakukan di kelas VI SD Negeri 04 Jambangan pada hari Kamis, 20 April 2017.

4.3..2 Pelaksanaan Tindakan

Sub unit ini mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut :

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian proses pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

(6)

Kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali dengan siswa dan guru tanya jawab tentang sifat-sifat cahaya. Kemudian siswa dibimbing mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya dan menuliskan di buku catatan masing-masing. Setelah mengidentifikasi masalah, siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Guru membagi kelompok untuk melakukan investigasi pada pertemuaan kedua.

Pada kegiatan penutup pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum di pahami. Setelah siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami, guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk menyiapkan alat-alat percobaan sebagai tindak lanjut. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat, 5 Mei 2017 pada jam 07.00-08.10 WIB dengan alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan pada pertemuan kedua ini, guru kelas V sebagai observer, dan peneliti sebagai pengajar. Kegiatan awal pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam. Siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Guru mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang alat-alat percobaan pada pertemuan pertama. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan awal selesai, siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang dibentuk sebelumnya pada pertemuan pertama. Kemudian siswa diberikan lembar kerja. Siswa diberi kesempatan untuk menentukan hipotesis. Setelah sudah menentukan hipotesis yang relevan dengan materi, siswa melakukan investigasi bersama dengan teman sekelompoknya. Pada kegiatan penutup pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi. Setelah melakukan refleksi, siswa membuat kesimpulan dari hasil percobaan sebagai bahan diskusi dipertemuan berikutnya. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

(7)

pertemuan ketiga ini, alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan awal diawali dengan guru memberikan salam. Kemudian siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Guru mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir pada pembelajaran berlangsung. Setelah mengabsen, guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang rancangan kesimpulan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai, siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang dibentuk sebelumnya pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa mendiskusikan hasil percobaan. Kemudian siswa menyampaikan hasil percobaan. Setelah menyampaikan hasil percobaan, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya. Pada kegiatan penutup pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal tes untuk menguji kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Hasil rekapitulasi tindakan penelitian berupa hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan setelah pelaksanaan tindakan siklus I menggunakan model pembelajaran Group Investigation (GI), berikut hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan dengan kompetensi dasar (KD) 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.2

Hasil Belajar Kognitif Siswa Mata Pelajaran IPA Siklus I Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

(8)

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menunjukkan bahwa perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 19 siswa (65,5%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sebanyak 10 siswa (34,5%). Dengan nilai rata-rata 71,20 sedangkan nilai terendah 45 dari nilai tertinggi 95. Penilaian hasil belajar tidak hanya kognitif tetapi mencakup juga afektif. Penilaian afektif yaitu menilai tentang sikap siswa. Penilaian hasil belajar afektif IPA terdapat beberapa kriteria yaitu kerjasama kelompok, toleransi, mendengarkan pendapat orang lain, memberikan solusi.. Rubik penilaian sikap didapat hasil belajar afektif berdasarkan

kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3

Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif IPA siklus I

Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

Siklus I Siklus II

No Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Presentase

1 95-100 2 6,9%

2 85-94 1 3,6%

3 75-84 11 37,9%

4 65-74 9 31%

5 55-64 4 13,8%

6 45-54 2 6,8%

Jumlah 29 100%

Tuntas 19 65,5%

Tidak tuntas 10 34,5%

Rata-rata 71,20

Nilai Tertinggi 95

(9)

No Aspek

Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa data rekapitulasi hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA siklus I menunjukkan pencapaian nilai afektif pada aspek kerjasama kelompok nilai rata-ratanya adalah 68,96 (75,86%) ; toleransi dengan kelompok nilai rata-ratanya adalah 77,58 (65,51%); katelitian dalam mengarjakan tugas nilai rata-ratanya adalah 64,65 (75,86%), sedangkan kemampuan dalam menjelaskan materi pada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 62,93 (68,96%). Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa hasil belajar afektif siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 25.

Penilaian psikomotor yaitu menilai tentang ketrampilan siswa. Penilaian hasil belajar psikomotor IPA terdapat beberapa kriteria yaitu Ketepatan dalam menjawab materi, ketelitian dalam menuliskan tugas, Kemampuan dalam menjelaskan

materi pada kelompok lain dan Kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban kelompok

lain.Rubik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan

kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4

Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor IPA siklus I

Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

(10)

No Aspek

Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor siswa kelas V mata pelajaran IPA siklus I dengan jumlah aspek yang dinilai yaitu ketetapan menjawab materi yang sudah ditentukan oleh kelompok nilai rata-ratanya adalah 78,44 (68,94%), ketelitian dalam menuliskan materi jawaban pada lembar kerja kelompok nilai rata-ratanya adalah 63,62 (72,41%), kemampuan siswa dalam menjelaskan materi kepada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 61,20 (65,51%) dan aspek terakhir kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban nilai rata-ratanya adalah 68,10 (72,41%). Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa hasil belajar psikomotor siklus I dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 25.

Pada hasil observasi kinerja guru pada siklus I dengan 3 kali pertemuan berupa lembar observasi guru melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation dan lembar observasi aktivitas siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation. Pengisian lembar observasi pada pertemuan pertama, pertemuan keduan dan pertemuan ketiga dilakukan oleh observer. Pertemuan pertama, pertemuan kedua, pertemuan ketiga dilakukan dengan observer yang sama agar pengamatan dapat diketahui perkembangannya dengan baik.

Tabel 4.5

Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa siklus I

(11)

No Aspek Skor Presentase

1 Keaktifan 11 78,57%

2 Perhatian 10 71,43%

3 Kedisiplinan 11 78,57%

4 Penugasaan 11 78,57%

5 Performa 11 78,57%

Pada tabel di atas hasil lembar observasi siswa pada siklus I dapat dilihat bahwa keaktifan siswa mendapatkan jumlah 11 (78,57%) menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ”tinggi”, perhatian siswa berjumlah menunjukkan 10 (71,43%) bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran “tinggi”, kedisiplinan berjumlah 11 (78,57%) menunjukkan bahwa kedisplinan siswa dalam proses pembelajaran “tinggi”, penugasan berjumlah 11 (78,57%) menunjukkan bahwa siswa saat diberi tugas pada proses pembelajaran ”tinggi” dan performance siswa berjumlah 11 (78,57%) menunjukkan performance dalam proses pembelajaran “tinggi”.

Tabel 4.6

Rekapitulasi Lembar Observasi Guru siklus I

Kelas IV SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

No Aspek Skor Presentase

1. Pemberian motivasi 10 90,90%

2. Sistematika penyajian 10 90,90%

3. Penugasan materi 9 81,82%

4. Penerapan model 9 81,82%

5. Penggunaan media 10 90,90%

6. Performa 9 81,82%

(12)

model menunjukkan bahwa saat guru menggunakan model pada proses pembelajaran sangat tinggi, penggunaan media guru mendapatkan jumlah menunjukkan bahwa penggunakan media guru pada proses pembelajaran sangat tinggi dan performance siswa dalam proses pembelajaran “tinggi.

4.3.3 Refleksi

Apa bila dicermati pada tabel 4.1 dan 4.2 terdapat perbedaan perolehan nilai. Meskipun data menunjukkan adanya peningkatan belajar yaitu dari sebelum perbaikan sebesar 35% menjadi 65% namun hal ini belum sepenuhnya perbaikan pembelajaran pada siklus I berhasil. Sebab masih banyak terdapat siswa yang belum memenuhi nilai kriteria ketuntasan minimal. Maka peneliti berupaya memperbaiki pembelajaran selanjutnya dengan pokok bahasan koperasi serta mengadakan revisi-revisi mengenai langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam penelitian terutama menentukan perbaikan dalam mengoptimalkan model pembelajaran yang dipakai, sehingga ditemukan variasi yang tepat untuk mencapai tujuan. Kemudian peneliti melanjutkan pada program siklus II yang telah direncanakan.

4.4 Deskripsi Siklus II (3x pertemuan)

Pada sub unit deskripsi siklus II ini, akan menguraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini dibagi menjadi tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 8 Mei 2017, pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Mei 2017, dan pertemuan ketiga dilakasanakan pada hari Rabu, 10 Mei 2017, masing-masing pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit).

4.4.1 Tahap Perencanaan

(13)

guru kelas V dimana subjek penelitian merupakan siswa kelas V untuk dilakukan penelitian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas V untuk melakukan penelitian pada mata pelajaran IPA, peneliti kemudian melakukan wawancara dengan guru kelas V untuk mendapatkan informasi mengenai subjek penelitian yang akan digunakan peneliti untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Peneliti bersama guru berdiskusi tentang Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang akan digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan Standar Kompetensi (SK): 6.2 Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dan Kompetensi Dasar (KD): Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, peneliti melanjutkkan tahap selanjutnya dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran berlangsung. Selain melakukan observasi peneliti juga mengumpulkan informasi mengenai hambatan-hambatan yang dialami pada saat proses pembelajaran dan meminta hasil ulangan harian pada materi sebelumnya.

4.4.2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan berlangsung selama dua kali 35 menit. Rincian proses pelaksanaan tindakan sebagai berikut :

(14)

siswa bernyanyi. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai materi yang akan dipelajari.

Kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang diawali dengan siswa dan guru tanya jawab tentang penerapan sifat-sifat cahaya. Kemudian siswa dibimbing mengidentifikasi masalah tentang alat-alat pembuatan periskop menuliskan di buku catatan masing-masing. Setelah mengidentifikasi masalah, siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Guru membagi kelompok untuk melakukan percobaan pada pertemuaan kedua. Kegiatan inti dilaksanakan dengan alokasi waktu selama 50 menit.

Pada kegiatan penutup dengan alokasi waktu selama 10 menit, pembelajaran siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum di pahami. Setelah siswa bertanya tentang materi yang belum dipahami, guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi. Selanjutnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk menyiapkan alat-alat pembuatan periskop sederhana sebagai tindak lanjut. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 9 Mei 2017 pada jam 07.00-08.10 WIB dengan alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan pada pertemuan kedua ini guru kelas V sebagai pengajar. Observer mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Kegiatan awal dengan alokasi 10 menit, pembelajaran diawali dengan guru memberikan salam. Siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Guru mengabsen siswa. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang alat-alat pembuatan periskop. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(15)

Pada kegiatan penutup dengan alokasi waktu selama 10 menit, pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa bersama guru melakukan refleksi. Setelah melakukan refleksi, siswa membuat rencana kesimpulan dari hasil pembuatan periskop sebagai bahan diskusi dipertemuan berikutnya.. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Maret 2017 pada jam 07.00-08.10 WIB guru kelas V sebagai pengajar. Observer mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan ketiga ini, alokasi waktu 2x35 menit. Kegiatan awal dengan alokasi 10 menit, diawali dengan guru memberikan salam. Kemudian siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing yang dipimpin oleh salah satu siswa. Guru mengabsen siswa untuk mengetahui siswa yang hadir dan tidak hadir pada pembelajaran berlangsung. Setelah mengabsen, guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab kepada siswa tentang rencana kesimpulan dari hasil pembuatan periskop. Dilanjutkan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

Setelah kegiatan awal selesai, siswa duduk berkelompok sesuai dengan kelompok yang dibentuk sebelumnya pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Siswa mendiskusikan hasil pembuatan periskop. Kemudian siswa menyampaikan hasil pembuatan periskop. Setelah menyampaikan hasil pembuatan periskop, siswa bersama guru membuat kesimpulan tentang pembuatan periskop sederhana. Pada kegiatan penutup pembelajaran guru menanyakan kepada siswa tentang kegiatan yang telah dilakukan hari ini. Kemudian siswa mengerjakan soal tes untuk menguji kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

(16)

Tabel 4.7

Rekapitulasi Hasil belajar Kognitif di siklus II

Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menunjukkan bahwa perbandingan siswa yang mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 27 siswa (93%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 2 siswa (7%) . Dengan nilai rata-rata 82,54 sedangkan nilai terendah 55 dari nilai tertinggi 100. Berarti dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pemahaman belajar siswa meningkat pada materi yang telah disajikan oleh guru serta indikator kinerja pada penelitian siklus II telah berhasil tercapai

Penilaian hasil belajar tidak hanya kognitif tetapi mencakup juga afektif. Penilaian afektif yaitu menilai tentang sikap siswa. Penilaian hasil belajar afektif IPA terdapat beberapa kriteria yaitu kerjasama kelompok, toleransi, mendengarkan pendapat orang lain, memberikan solusi. Rubik penilaian sikap didapat hasil belajar

No Nilai

Jumlah Siswa

Frekuensi Presentase

1 95-100 4 17,2

2 85-94 9 34,5

3 75-84 10 31

4 65-74 5 13,8

5 55-64 1 3,5

Jumlah 29 100%

Tuntas 27 93%

Tidak tuntas 2 7%

Rata-rata 82,54

Nilai Tertinggi 100

(17)

afektif berdasarkan kriteria ketuntasan minimal pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.8

Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif IPA siklus II

Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa data rekapitulasi hasil belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPA siklus II menunjukkan pencapaian nilai afektif pada aspek kerjasama kelompok nilai rata-ratanya adalah 77,58 (82,75%), toleransi dengan kelompok nilai rata-ratanya adalah 82,75 (86,20%), ketelitian dalam mengarjakan tugas nilai rata-ratanya adalah 81,03 (86,20%), sedangkan kemampuan dalam menjelaskan materi pada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 62,93 (68,96%). Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa hasil belajar afektif siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 50.

Penilaian psikomotor yaitu menilai tentang ketrampilan siswa. Penilaian hasil belajar psikomotor IPA terdapat beberapa kriteria yaitu Ketepatan dalam menjawab materi, ketelitian dalam menuliskan tugas, Kemampuan dalam menjelaskan

materi pada kelompok lain dan Kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban kelompok

lain.Rubik penilaian ketrampilan didapat hasil belajar psikomotor berdasarkan

(18)

Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor IPA siklus II

Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

No Aspek

Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor siswa kelas V mata pelajaran IPA siklus II dengan jumlah aspek yang dinilai yaitu ketetapan menjawab materi yang sudah ditentukan oleh kelompok nilai rata-ratanya adalah 80,17 (82,75%) ketelitian dalam menuliskan materi jawaban pada lembar kerja kelompok

nilai rata-ratanya adalah 78,44 (89,65%), kemampuan siswa dalam menjelaskan materi kepada kelompok lain nilai rata-ratanya adalah 79,31 (86,20%) dan aspek terakhir kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban nilai rata-ratanya adalah 76,74 (79,31%). Dari data tersebut diketahui nilai tertinggi yang diperoleh siswa

hasil belajar psikomotor siklus II dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation yaitu 100, sementara nilai terendah yang diperoleh siswa 50.

(19)

dilakukan dengan observer yang sama agar pengamatan dapat diketahui perkembangannya dengan baik.

Tabel 4.10

Rekapitulasi Lembar Observasi Siswa siklus II

Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

No Aspek Skor Presentase

1 Keaktifan 13 92,85%

2 Perhatian 12 85,71%

3 Kedisiplinan 13 92,85%

4 Penugasaan 13 92,85%

5 Performa 12 85,71%

Pada tabel di atas hasil lembar observasi siswa pada siklus II dapat dilihat bahwa keaktifan siswa mendapatkan jumlah 13 (92,85%) menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran ”sangat tinggi”, perhatian siswa berjumlah 12 (85,71%) menunjukkan bahwa perhatian siswa dalam pembelajaran “tinggi”, kedisiplinan berjumlah 13 (92,85%) menunjukkan bahwa kedisplinan siswa dalam proses pembelajaran “sangattinggi”, penugasan berjumlah 13 (92,85) menunjukkan bahwa siswa saat diberi tugas pada proses pembelajaran ”sangat tinggi” dan performance siswa berjumlah 12 (85,71%) menunjukkan performance dalam proses pembelajaran “tinggi.

Tabel 4.11

Rekapitulasi Lembar Observasi Guru siklus II

Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017

No Aspek Skor Presentase

1. Pemberian motivasi 10 90,90%

2. Sistematika penyajian 11 100%

(20)

4. Penerapan model 10 90,90%

5. Penggunaan media 11 100%

6. Performa 10 90,90%

Pada tabel di atas hasil lembar observasi guru pada siklus II dapat dilihat bahwa pemberian motivasi guru mendapatkan jumlah 10 (90,90%) menunjukkan bahwa pemberian motivasi guru dalam proses pembelajaran ”Sangat tinggi”, sistematika penyajian berjumlah 11 (100%) menunjukkan bahwa sistematika penyajian guru dalam pembelajaran “Sangat tinggi”, penugasan berjumlah 9 (81,81%) menunjukkan bahwa saat guru memberikan tugas pada siswa dalam proses pembelajaran “tinggi”, penerapan model 10 (90,90%) menunjukkan bahwa saat guru menggunakan model pada proses pembelajaran “sangat tinggi”, penggunaan media guru mendapatkan jumlah 11 (100%) menunjukkan bahwa penggunakan media guru pada proses pembelajaran “sangat tinggi” dan performa berjumlah 10 (90,90%) dalam proses pembelajaran guru memiliki performan “sangat tinggi.

4.4.3 Refleksi siklus II

(21)

indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti sudah tercapai. Sehingga tindakan perbaikan hasil belajar siswa dapat diakhiri pada siklus II.

4.5 Analisis komparatif

Hasil belajar siswa siswa kelas V SD Negeri 04 Jambangan dengan menggunakan model kooperatif type Group Investigation dapat dilihat dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat bahwa siswa mengalami perubahan yang signifikan. Hasil belajar siswa pada kondisi awal siswa menunjukkan menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Pada kondisi awal 19 dari 29 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70 yang ditentukan, tetapi pada siklus II hasil belajar siswa mengalami kenaikan dari siklus sebelumnya yang berjumlah 27 siswa mampu mencapai batas kriteria ketuntasan minimal (KKM)≥70. Berikut ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II yang disajikan pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kognitif IPA Kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II

Tabel 4.12 tentang perbandingan ketuntasan belajar IPA, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus I terlihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa (65,52%), sementara 3 siswa lainnya masih memperoleh nilai di bawah KKM (34,48%), pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA 71,20 dari hasil pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa nilai rata-rata siswa belum tercapai, ketuntasan belajar siswa belum mampu mencapai indikator keberhasilan tindakan penelitian yang telah ditentukan sehingga masih diperlukan perbaikan pada siklus II.

No Nilai

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

F Persen (%)

Hasil Tes Hasil Tes

F Persen (%) F Persen (%)

1 Tuntas 10 34,48 19 65,52 27 93,10

2 Belum

Tuntas

19 65,52 10 34,48 2 6,90

(22)

Kemudian tindakan dilanjutkan dengan pelaksanaan tindakan siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa bisa mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan yaitu sejumlah 90% dari total keseluruhan siswa. Setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus II jumlah siswa yang memperoleh nilai mencapai KKM ≥ 70 yaitu sebanyak 27 siswa (93%), nilai rata-rata hasil belajar IPA siklus II mencapai 82,54. Dari hasil belajar IPA dan ketuntasan belajar siswa siklus II tersebut dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model kooperative type Group Investigation yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai (ketuntasan belajar siswa ≥ 90%). Dengan peningkatan hasil belajar sebesar 11,34 didapat dari rata-rata nilai siklus II dikurangi rata-rata nilai siklus I dibagi rata-rata siklus I, sehingga analisis di atas membuktikan bahwa model kooperatif type Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penilaian hasil belajar tidak hanya kognitif tetapi mencakup juga afektif. Penilaian hasil belajar afektif yaitu menilai tentang sikap siswa. Penilaian hasil belajar afektif IPA terdapat beberapa kriteria yaitu memberikan gagasan, memberikan solusi, dan mendengarkan pendapat orang lain. Berikut ini merupakan hasil belajar afektif siswa mata pelajaran IPA pada siklus I, dan siklus II yang disajikan pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Afektif IPA Siklus I dan Siklus II Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017 No

Ketuntasan

Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata

Nilai Klasikal

Nilai rata-rata

Nilai Klasikal 1 Kerjasama dengan

Kelompok

68,96 67,24 77,58 93,10

2 Toleransi 77,58 79,31 82,75 96,55

3 Mendengarkan pendapat orang lain

64,65 67,24 81,03 89,65

(23)

Nilai tertinggi 75 100

Nilai terendah 25 50

Tabel 4.13 tentang perbandingan ketuntasan belajar afektif IPA, dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar afektif dari siklus I ke siklus II. pada Pelaksanaan tindakan siklus I terlihat pada aspek kerjasama dengan kelompok dengan nilai rata-rata 75 dan pada siklus II meningkat menjadi 79,31, toleransi pada siklus I memiliki nilai rata-rata 73,27 pada siklus II mengalami kenaikan berjumlah 82,75, mendengarkan pendapat orang lain pada siklus I dengan nilai 65,47 pada siklus II meningkat menjadi 79,31, aspek memberikan solusi pada siklus I dengan nilai 73,27 pada siklus II meningkat menjadi 81,03. Dari hasil belajar afektif IPA dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran Group Investigation yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai.

Penilaian hasil belajar tidak hanya kognitif, afekti tetapi juga mencakup psikomotor. Penilaian hasil belajar psikomotor yaitu menilai tentang ketrampilan siswa. Penilaian hasil belajar psikomotor IPA terdapat beberapa kriteria yaitu Ketepatan dalam menjawab materi yang sudah ditentukan bersama kelompok, Ketelitian dalam menuliskan materi di lembar kerja siswa yang akan dilaporkan, Kemampuan siswa dalam menjelaskan materi pada kelompok lain,Kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban kelompok lain. Berikut ini merupakan hasil belajar psikomotor sisaw mata pelajaran IPA pada siklus I, dan siklus II yang disajikan pada tabel 4.14

Tabel 4.14

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Psikomotor IPA Siklus I dan Siklus II Kelas V SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan

Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017

No Ketuntasan

Siklus I Siklus II

Nilai rata-rata

Nilai Klasikal

Nilai rata-rata

Nilai klasikal

1. Ketepatan menjawab materi 78,44 79,10 80,17 93,10

2. Ketelitian dalam menuliskan materi

(24)

3. Kemampuan siswa dalam menjelaskan materi

61,20 64,65 79,31 86,20

4. Kemampuan dalam menanggapi jawaban

68,10 67,24 76,74 86,20

Nilai tertinggi 100 100

Nilai terendah 50 75

Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa hasil belajar psikomotor siswa kelas V mata pelajaran IPA siklus I dan siklus II dengan jumlah aspek yang dinilai yaitu ketetapan menjawab materi yang sudah ditentukan oleh kelompok pada siklus I 73,27, pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 79,31, ketelitian dalam menuliskan materi jawaban pada lembar kerja kelompok pada siklus I nilai nya 73,27, pada siklus II menjadi 82,75, kemampuan siswa dalam menjelaskan materi kepada kelompok lain pada siklus I nilai rata – ratanya 65,37 pada siklus II menjadi 79,31, dan aspek terakhir kemampuan siswa dalam menanggapi jawaban pada siklus

I nilainya adalah 75 pada siklus II mengalami kenaikan menjadi 81,03. Dari hasil belajar psikomotor IPA dapat diketahui bahwa indikator keberhasilan tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran Group Investigation yang telah ditentukan oleh peneliti sudah tercapai.

Observasi aktifitas guru dan aktivitas siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation juga dilakukan pada siklus I dan siklus II. Observasi dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation yang dilaksanakan pada siklus I dan II terjadi peningkatan aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa. Adapun tabel perbandingan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa terhadap model pembelajaran Group Investigation dapat dilihat pad tabel berikut:

Tabel 4.15

Analisis Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I dan Siklus II Kelas V SD Negeri 04 Jambangan KecamatanGeyer Kabupaten Grobogan

Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017 No Aspek

Siklus I Siklus II Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1. Keaktifan 11 78,57% 13 92,85%

2. Perhatian 10 71,43% 12 85,71%

(25)

4. Penugasaan 11 78,57% 13 92,85%

5. Performa 11 78,57% 12 85,71%

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa kektifan siswa pada siklus I berjumlah 11 (78,57%) sedangkan pada siklus II menjadi 13 (92,85%), perhatian pada siklus I berjumlah 10 (71,43) sedangkan pada siklus II menjadi 12 (85,71%), kedisiplinan pada siklus I berjumlah 11 (78,57%) sedangkan pada siklus II menjadi 13 (92,58%), penugasan pada siklus I berjumlah 11 (78,57%) pada siklus II berjumlah 13 (92,58%) dan performa pada siklus I 11 (78,57%) sedangkan pada siklus II menjadi 12 (85,71%).

Tabel 4.16

Analisis Hasil Observasi Aktifitas Guru siklus I dan siklus II

Kelas IV SD Negeri 04 Jambangan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pembelajaran 2016/2017

No Aspek Siklus I Siklus II

Frekuensi Persen Frekuensi Persen

1. Pemberian motivasi 10 90,90% 10 90,90%

2. Sistematika penyajian 10 90,90% 11 100%

3. Penugasan materi 9 81,82% 9 81,82%

4. Penerapan model 9 81,82% 10 90,90%

5. Penggunaan media 10 90,90% 11 100%

6. Performa 9 81,82% 10 90,90%

(26)

4.6 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk perbaikan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Peneliti mampu menyampaikan dan menyajikan materi dengan lebih baik pada siklus II, pada kondisi awal atau pra siklus masih terbilang rendah kemampuan siswa karena pada hasil nilai tes menunjukkan siswa yang tuntas adalah 10 siswa dan yang tidak tuntas adalah 19 siswa sehingga presentase menunjukkan 35% ketuntasan. Pada siklus I masih ada siswa yang berbicara sendiri dengan teman sebangku atau teman belakangnya ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, dalam penerapan model Group Investigation banyak siswa yang tidak berani mengungkapkan pendapatnya dan masih belum terbiasa dengan model diskusi, sehingga hasil dari penilaian menunjukkan bahwa yang penilaian belum mencapai indikator baik 80%.

(27)

Penilaian kognitif pada siklus I siswa yang tuntas mencapai 19 siswa dengan presentase 65,51% dari 29 siswa, sedangkan pada siklus II, sudah mendapatkan kemajuan atau peningkatan yaitu siswa yang tuntas mencapai 27 siswa dengan presentase 93,10% dari 29 siswa, dapat disimpulkan bahwa peningkatan penilaian kognitif dari siklus I ke siklus II adalah 28,6%.

Pada rekapitulasi nilai psikomotorik siswa kelas I mata pelajaran IPA siklus I dan siklus II dengan jumlah rata-rata aspek yang dinilai yaitu ketepatan menjawab materi pada siklus I totalnya 78,44 ( 68,96%) sedangkan pada siklus II menjadi 80,17 ( 82,75%) peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 13,79%. Ketelitian dalam menuliskan materi pada siklus I berjumlah 63,62 (72,41%) sedangkan pada siklus II menjadi 78,44 (89.65%) peningkatan pada siklus I ke siklus II adalah 17,24%. Kemampuan menjelaskan materi siklus I berjumlah 61,20 (65,51%) dan pada siklus II menjadi 79,31 (86,20%) peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 20,69%. Kemampuan dalam menanggapi jawaban siklus I berjumlah 68,10 (72,41%) pada siklus II menjadi 76,74 (79,31%) peningkatan dari siklus I ke siklus II adalah 6,9%. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang mulai meningkat selain itu siswa juga merasa termotivasi dan mudah mengikuti dalam diskusi.

(28)

belajar secara konvensional. Hal ini membuktikan bahwa model kooperative type Group Investigation memiliki kelebihan dapat meningkatkan kerjasama siswa dalam kelompok, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Istarani (2010: 87) kelebihan dari model pembelajaran ini adalah dapat memadukan antara siswa yang berbeda kemampuan melalui kelompok heterogen, melatih siswa untuk meningkatkan kerjasama dalam kelompok, melatih siswa untuk memepertanggungjawabkan sebab ia diberi tugas untuk diselesaikan dalam kelompok, siswa dilatih untuk menemukan hal-hal baru dari hasil investigasi kelompok yang dilakukan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian tindakan kelas yang pernah dilakukan oleh Asviati (2012), Sutanto (2012) dan Rutinah (2012) yang menunjukkan adanya keberhasilan. Berdasarkan penelitian diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe Group Investigation terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena hasil yang diperoleh dalam penelitian dapat meningkatkan hasil yang signifikan. Kondisi ini berdampak pada peningkatan nilai akademik siswa.

Gambar

Tabel 4.1 Kondisi Awal Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 04 Jambangan
tabel berikut
Tabel 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif IPA siklus I
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor IPA siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data primer dalam penelitian ini akan diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden yang dalam hal ini adalah para anggota komunitas TDA dengan

Rasio Likuiditas terhadap Financial Distress adalah positif tidak signifikan artinya rasio tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Pribadi Sosial Berdasarkan Profil Percaya Diri Siswa Sebelum Validasi ... Rancangan Program Hipotetik Bimbingan Pribadi Sosial

Dengan peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Indonesia dilihat dari PDB tahun 2010-2012 khususnya sektor industri pertambangan dan galian serta konstruksi bisa

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kukurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Furthermore, women with low education level had 86% greater risk of (pre-)eclampsia (RRa=1.86, P=0.005), while middle education level had 72% greater risk of

Selain itu masalah yang timbul lainnya yaitu mengenai ketimpangan atau ketidakadilan bagi salah satu pihak dalam hal pendapatan (penghasilan) yang diperoleh

(RIBA), robot nurse yang membantu pasien untuk mobilisasi dalam ruangan (DO-U-MI),robot nurse untuk melayani pasien yang tidak bisa bepergian jauh namun butuh konsultasi