• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah ini membahas tentang Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah ini membahas tentang Indonesia"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah ini membahas tentang Akuntansi Sektor Publik,dari sejarahnya sampai Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia

Sejarah Akuntansi Sektor Publik

Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam bukunya, Vernon Kam (1989) menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor publik sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi.

Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi yang terjadi pada masyarakat dan kekuatan sosial didalam masyarakat. Kekuatan sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk pemerintahan. Organisasi sektor publik ini, dapat diklasifkasikan dalam:

1. Semangat kapitalisasi (Capitalistic Spirit).

2. Peristiwa politik dan ekonomi (Economic and Politic Event). 3. Inovasi teknologi (Technology Inovation).

Aspek Filosof Sektor Publik

Dari berbagai buku Anglo Amerika, akuntansi sektor publik diartikan sebagai mekanisme akuntansi swasta yang diberlakukan dalam praktik-praktik organisasi publik. Dari berbagai buku lama terbitan Eropa Barat, akuntansi sektor publik disebut akuntansi pemerintahan. Dan diberbagai kesempatan disebut juga sebagai akuntansi keuangan publik. Berbagai perkembangan terakhir, sebagai dampak penerapan daripada accrual base di Selandia Baru, pemahaman ini telah berubah. Akuntansi sektor publik didefnisikan sebagai akuntansi dana

masyarakat. Akuntansi dana masyarakat dapat diartikan sebagai: “…

mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat”. Dari defnisi diatas perlu diartikan dana masyarakat sebagai dana yang dimiliki oleh masyarakat - bukan individual, yang biasanya dikelola oleh organisasi -organisasi sektor publik, dan juga pada proyek-proyek

kerjasama sektor publik dan swasta. Di Indonesia, akuntansi sektor publik dapat didefnisikan: “… mekanisme teknik dan analisis akuntansi yang diterapkan pada pengelolaan dana masyarakat di lembaga-lembaga tinggi negara dan

departemen-departemen dibawahnya, pemerintah daerah, BUMN, BUMD, LSM dan yayasan sosial, maupun pada proyek- proyek kerjasama sektor publik dan swasta”.

JENIS-JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah:

1. Anggaran tradisional atau anggaran konvensional

2. Pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.

1.ANGGARAN TRADISIONAL

Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan

(2)

berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur yang dapat

digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.

CIRI-CIRI ANGGARAN TRADISIONAL : Incrementalism

Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat

incrementalism, yaitu hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.

Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efsiensi dan efektivitas seringkali tidak dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan tidak adanya perhatian terhadap konsep value for money ini, seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi kelebihan anggaran yang

pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.

Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item, program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun sebenarnya item tersebut sudah tidak relevan dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya menyentuh jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat infasi, jumlah penduduk, dan penyesuaian lainnya.

Line-item

Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item

penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena sifatnya yang demikian, penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan adalah semata-mata pada ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.

Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol

pengeluaran. Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak, atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.

2.ANGGARAN PUBLIK DENGAN PENDEKATAN NPM Era New Public Management

(3)

masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.

New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang

berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efsiensi,

pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.

Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah:

1. Pemerintahan katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan, pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh pihak non-pemerintah.

2. Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani. Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help community).

3. Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.

4. Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi. 5. Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan.

Pada pemerintah tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan oleh kompleksitas masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi, semakin besar pula dana yang dialokasikan.

6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi.

7. Pemerintahan wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar membelanjakan.

8. Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah tradisonal yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk memecahkan masalah publik.

9. Pemerintah desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja.

10.Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan

perubahan dengan mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme

administratif. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang terbaik dalam mengalokasi sumberdaya. Pemerintah tradisional

(4)

tersebut). Pemerintah wirausaha menggunakan mekanisme pasar yaitu tidak memerintahkan dan mengawasi tetapi mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar orang tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.

Penerapan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia

Salah satu bentuk penerapan teknik akuntansi sektor publik adalah di organisasi BUMN. Di tahun 1959 pemerintahan orde lama mulai melakukan kebijakan-kebijakan berupa nasionalisasi perusahaan asing yang ditransformasi menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tetapi karena tidak dikelola oleh manajer profesional dan terlalu banyaknya politisasi’ atau campur tangan pemerintah, mengakibatkan perusahaan tersebut hanya dijadikan ‘sapi perah’ oleh para birokrat. Sehingga sejarah kehadirannya tidak memperlihatkan hasil yang baik dan tidak menggembirakan. Kondisi ini terus berlangsung pada masa orde baru. Lebih bertolak belakang lagi pada saat dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang fungsi dari BUMN. Dengan memperhatikan beberapa fungsi tersebut, konsekuensi yang harus ditanggung oleh BUMN

sebagai perusahaan publik adalah menonjolkan keberadaannya sebagai agent of development daripada sebagai business entity. Terlepas dari itu semua, bahwa keberadaan praktik akuntansi sektor publik di Indonesia dengan status hukum yang jelas telah ada sejak beberapa tahun bergulir dari pemerintahan yang sah. Salah satunya adalah Perusahaan Umum Telekomunikasi (1989)

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

Akuntansi Pusat dan Akuntansi Daerah. Untuk Akuntansi Pemerintahan , yang menjadi standarnya adalah Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang disingkat PSAP nomor 1 sampai dengan nomor 11.

Berikut akan dikemukakan satu persatu Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) terdiri atas kerangka konseptual dan 11 pernyataan (lihat Maliala, dkk, 2011 : 31 – 168).

1. Penyajian Laporan Keuangan

Tujuan umum laporan keuangan, yaitu : (1) Menunjukkan posisi keuangan; (2) Menunjukkan arus kas; dan (3) Menunjukkan kinerja keuangan. Sedangkan tujuan spesifk laporan keuangan, adalah : (1) Menyajikan informasi untuk pengambilan keputusan; dan (2) Menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan sebagai pertanggungjawaban.

Tanggung jawab pelaporan ini ada pada pimpinan entitas. Komponen yang terdapat dalam 1 set laporan keuangan, yaitu : (1) Laporan realisasi anggaran; (2) Neraca; (3) Arus kasa; dan (4) Catatan atas laporan keuangan..

2. Laporan Realisasi Anggaran

Anggaran terdiri dari angaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran pembiayaan.Struktur anggaran tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut.

a. Pendapatan : (1) Pendapatan Asli Daerah; (2) Pendapatan transfer; dan (3) Lain-lain pendapatan yang sah.

(5)

tak terduga; dan (3) Klasifkasi ekonomi.

c. Surplus/Defsit ( a – b ) : Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan belanja selama satu priode pelaporan. Sedangkan defsit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja selama satu priode pelaporan.

d. Pembiayaan : pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam pengangaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defsit dan atau memanfaatkan surplus anggaran.

e. Pembiayaan Netto :adalah selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan.

f. Sisa lebih/kurang Pembiayaan Anggaran : dalam penyusunan APBD, akan selalu nihil karena jumlah surplus/defsit harus ditetapkan rencana

pemanfaatannya atau penutupannya. 3. Laporan Arus Kas.

Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum Negara/kas daerah selama priode tertentu.Isi laporan arus kas yaitu menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Arus kas masuk dapat berasal dari penerimaan tunai pendapatan, penjualan aset tetap, pencairan dana cadangqan, penjualan

kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman bank, penerimaan atas potongan pembayaran yang dilakukan pemerintah.

Laporan arus kas disajikan dengan mengelompokkan berdasarkan aktivitas yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi aset non keuangan, aktivitas pembiayaan, dan aktivitas non anggaran.

4. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan menyajikan penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan keuangan. Isi catatan atas laporean keuangan adalah : (1) Informasi tentang kebijakan

fskal/keuangan; (2) Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan yang merupakan indikator pencapaian kinerja kegiatan operasional; (3) Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih para

transaksi yang penting; (4) Informasi yang diharuskan oleh PSAP yang

belumdisajikan dalam lembar muka laporan keuangan; (5) Informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul karena penerapan basis akrual atas

pendapatan dan belanja dan rekonsiliasi basis kas; dan (6) Informasi tambahan untuk penyajian yang wajar yang tidak disajikan dalam lembaran muka laporan keuangan

5. Persediaan

Persediaan merupakan aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan masyarakat.

Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar pada neraca pemerintah berdasarkan harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan

(6)

donasi/rampasan. Persedian disajikan di dalam neraca dengan akun lawan cadangan persediaan yang merupakan bagian dari ekuitas dana lancar.

Disamping penyajian di atas, juga dipandang perlu untuk diungkapkan dalam laporan keuangan sehubungan dengan persediaan, meliputi : (1) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan; (2) Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk di jual atau diserahkan kepada

masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk di jual atau diserahkan kepada masyarakat; dan (3) Kondisi persediaan. 6. Akuntansi Investasi

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, dividen, dan royalty, atau manfaat sosial, sehingga dapat

meningkatklan kemampuan pemerintah dalam pelayanan kepada masyarakat. Investasi disajikan sesuai dengan klasifkasi investasi. Investasi jangka pendek disajikan pada pos aset lancar di neraca, sedangkan investasi jangka panjang disajikan pada pos investasi jangka panjang sesuai dengan sifatnya , baik yang bersifat permanen maupun non permanen.

Dalam akuntansi pemerintah digunakan pendekatan “self balancjng group of account“sehinggasetiap akun di neraca mempunyai akun pasangan masing-masing. Investasi jangka pendek yang berasal dari managemen kas mempunyai pasangan akun SILPA dan investasi jangka panjang mempunyai pasangan

diinvestasikan dalam investasi jangka panjang.Investasi jangka pendek yang disajikan pada aset lancar disajikan pula dengan jumlah yahng sama pada pois ekuitas dana lancar pada akun SILPA.

7. Akuntansi Aset Tetap

Aset tetap yaitu aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh

masyarakat umum.

Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah : (1) Tanah; (2)

Peralatan dan Mesin; (3) Gedung dan Bangunan; (4) Jalan, irigasi, dn jaringan; (5) Aset tetap lainnya; (6) Konstruksi dalamn pengerjaan; dan (7) Akumulasi

penyusutan.

Selain disajikan pada lembar muka neraca, aset tetap juga harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).Pengungkapan ini sangat penting sebagai penjelasan tentang hal-hal penting yang tercantum dalam neraca.Tujuan pengungkapan ini adalah untuk meminimalisasi kesalahan persepsi bagi

pembaca laporan keuangan.

(7)

digunakan, serta nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir priode.

Selain itu, dalam CALK juga harus diungkapkan : (1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap; (2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap; (3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam

konstruksi; dan (4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap. 8. Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan adalah aset yang sedang dalam proses pembangunan oleh kontraktor yang merupakan entitas yang mengadakan kontrak untuk membangun aset atau jasa konstruksi untuk entitaslain sesuai spesifkasi dalam kontrak konstruksi.

Kontrak konstruksi meliputi : (1) Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan perencanaan konstruksi aset seperti jasa

arsitektur ; (2) Kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset ; (3) Kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan pengawasan konstruksi aset meliputi manajemen konstruksi dan value engineering; dan (4) Kontrak untuk membongkar atau merestorasi aset dan lingkungannya.

Informasi mengenai Konstruksi dalam Pengerjaan yang harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan pada akhir priode akuntansi adalah : (1) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya; (2) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan; (3) Uang muka kerja yang diberikan; dan (4) Retensi.

9. Akuntansi Kewajiban

Tujuan dari Akuntansi Kewajiban yaitu mengatur perlakuan akuntansi kewajiban meliputi saat pengakuan, penentuan nilai tercatat, amortisasi, dan biaya

pinjaman yang dibebankan terhadap kewajiban tersebut.

Untuk meningkatkan kegunaan analisis, informan-informan yang harus disajikan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan adalah : (1) Jumlah saldo kewajiban jangka pendek dan jangka panjang yang diklarifkasikan berdasarkan pemberi pinjaman; (2) Jumlah saldo kewajiban berupa utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas utang pemerintah dan jatuh temponya; (3) Bunga pinjaman yang terutang pada priode berjalan dan tingkat bunga yang berlaku; (4) Konstruksi dilakukannya penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo; (5) Perjanjian restrukturisasi meliputi : (a) Pengurangan pinjaman; (b) Modifkasi persyaratan utang; (c) Pengurangan tingkat bunga pinjaman; (d) Pengunduran jatuh tempo pinjaman; ((e) Pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman; dan (f) Pengurangan jumlah bunga terutang sampai dengan priode pelaporan; (6) Jumlah tunggakan pinjaman yang disajikan dalam bentuk daftar umur utang berdasarkan kridetur; dan (7) Biaya pinjaman : (a) Perlakuan biaya pinjaman; (b) Jumlah biaya

pinjaman yang dikapitalisasi pada priode yang bersangkutan; dan (c) Tingkat kapitalisasi yang dipergunakan.

10. Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan, Akuntansi, Dan Peristiwa Luar Biasa

(8)

biasayaitu meningkatkan relevansi, keandalan dan daya banding Laporan Keuangan suatu perusahaan atau entitas dan mengatur perlakuan akuntansi atau koreksi kesalahan, perubahan kebijakan akuntansi dan peristiwa luar biasa. Dalam situasi tertentusuatu kesalahan mungkin mempunyai pengaruh signifkan bagi suatu atau lebih Laporan Keuangan itu tidak dapat diandalkan.Agar

informasi Laporan Keuangan bebas dari unsurkesalahan, maka PSAP Nomor 10 mengatur perlakuan tentang koreksi kesalahan.Menurut paragraf 11,

menetapkan bahwa koreksi kesalahan yang tidak berulang yang terjadi pada priode berjalan, baik yang mempengaruhi kas maupun yang tidak, dilakukan dengan pembetulan pada akun yang bersangkutan dalam priode yang berjalan. Kesalahan dalam jenis belanja dan pendapatan akan dilakukan koreksi terhadap jenis belanja dan pendapatan yang bersangkutan dengan memperhatikan

pengaruh kesalahan itu terhadap kas.

Apabila terdapat kesalahan yang terjadi pada priode sebelum atau priode berjalan yangt bersifat material terhadap posisi aset, kewajiban dan ekuitas, maupun pendapatan, belanja dan pembiayaan harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan secara memadai sehingga pengguna laporan dapat memahami kejadian itu.

Dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perlu memperhatikan Peraturan Kepala Daerah tentang Kebijakan Akuntansi yang merupakan dasar pengakuan, pengukuran dan pelaporan atas aset, kewajiban ekuisitas,

pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta lapoiran keuangan.

Adakalanya kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam suatu priode akuntansi berbeda dengan priode sebelumnya. Paragraf 26 PSAP 10 menyatakan : suatu perubahan kebijakan akuntansi harus dilakukan hanya apabila penerapan suatu kebijakan akuntansi yang berbeda diwajibkan oleh peraturan

perundang-undangan atau standar akuntansi pemerintah yang berlakuatau apabila

diperkirakan bahwa perubahan itu akan menghasilkan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, atau arus kas yang lebih relevan dan lebih andal dalam penyajian laporan keuangan entitas. Paragraf 29 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi dan pengaruhnya harus diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

Peristiwa Luar Biasa :adalah kejadian atau transaksi secara jelas berbeda dari aktivitas biasa atau normal suatu entitas karenanya tidak diharapkan terjadi dan berada di luar kendali atau pengaruh entitas sehingga memiliki dampak yang signifkan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.

Pada fparagraf 35 , menyatakan bahwa peristiuwa luar biasa harus memenuhi seluruh persyaratan berikut : (1) Tidak merupakan kegiatan normal dari entitas ; (2) Tidak diharapkan terjadi dan tidak diharapkan terjadi berulang; (3) Berada diluar kendali atau pengaruh entitas; dan (4) Memiliki dampak yang signifkan terhadap realisasi anggaran atau posisi aset/kewajiban.

Selanjtnya pada paragraf 36 dinyatakan bahwa hakikat, jumlah dan pengaruh yang diakibatkan oleh Peristiwa Luar Biasa harus diungkapkan secara terpisah dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.

(9)

Tujuan dari Laporan Keuangan Konsolidasian adalah penyusunan laporean keuangan konsolidasian pada unit pemerintahan dal;am rangka menyajikan general purpose fnancialstatement demi meningkatkan kualitas dan

kelengkapan laporan keuangan.

General purpose fnancial statement adalah laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan bersama user termasuk lembaga legislatif sesuai yang ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan .General purpose fnancial statement yang ditetapkan sebagai entitas pelaporan di sajikan secara terkonsolidasi agar mencerminkan satu kesatuan entitas .

Laporan keuangan pemerintah pusat atau daerah untuk masing-masing entitas akuntansi setidak-tidaknya terdiri dari : (1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA); (2) Neraca ; dan (3) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK).

Prosedur konsolidasian yang dilakukan oleh entitas pelaporan pada instansi pemerintah pusat/daerah berbeda dengan konsolidasian yang dilakukan oleh perusahaan swasta, karena konsolidasian pada instansi pemerintah bukan merupakan konsolidasian antara induk dan cabang .“Konsolidasian sebagaimana yang dimaksud oleh PSAP 11 paragraf 17“ dilakukan dengan cara

menggabungkan dan menjumlahkan akun yang diselenggarakan oleh entitaspelaporan dengan entitas pelaporan lainnya dengan atau tanpa mengeliminasi akun timbal balik.

Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian : Pemerintah pusat/daerah

menyampaikan laporan keuangan konsolidasian dari gabungan semua laporan entitas pelaporan kepada lembaga legislatif.

Laporan keuangan konsolidasian itu disusun sesuai dengan priode pelaporan masing-masing entitas pelaporan sebagaimana disebutkan dalam PSAP 11 paragraf 7 bahwa “ Laporan Keuangan Konsolidasian disajikan untuk priode pelaporan keuangan entitas pelaporan dan berisi jumlah komparatif dengan priode sebelumnya “.

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dan dirinci menurut organisasi, fungsi, sub fungsi, program dan jenis belanja sehingga dapat diperbandingkan dengan anggaran dan realisasi tahun sebelumnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya dayah-dayah yang ada di Aceh baik salafy maupun terpadu berjalan dengan baik, namun belakangan ini peran serta masyarakat dalam “ menjaga ” dayah sudah mulai

Teramati dengan jelas bahwa tegangan tidak berubah atau konstan dengan perubahan nilai volume elektrolit ekstrak buah nanas baik tanpa (sampel A) maupun melalui penyaringan

Diantaranya adalah Title bar,Menu bar (file, edit, view, dll), Tool bar(new, open, view, dll), Math bar merupakan menu-menu khusus yang fungsinya adalah membantu kita dalam

Pendapat di atas memberi gambaran bahwa pembelajaran Inkuiri memaksimalkan daya pikir intelektual siswa, mereka dituntut untuk menemukan sendiri, dituntut untuk

Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai NPCO usahatani kentang di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah sebesar 1,174 (NPCO>1), artinya harga domestik untuk

Konten-konten yang terdapat dalam media pembelajaran ini juga masih sangat tergantung dari buku-buku yang biasa digunakan siswa untuk belajar, sehingga apabila memungkinkan,

Organ Target yang dimaksud adalah jantung, otak dan ginjal.Tindakan yang harus dilakukan untuk mengatasi hipertensi emergensi adalah menurunkan tekanan darah dengan

Disisi lain menjadi anggota koperasi batik juga mendapatkan keuntungan- keuntungan dalam hal pemasaran produk batik, pinjaman modal, dan pelayanan lainnya.Masa kejayaan