• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Mikrobiologi Terapan Tentang Mik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Mikrobiologi Terapan Tentang Mik"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel.

Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memung-kinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi. Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang, seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kesehatan, mikrobiologi lingkungan dan lain-lain.

(2)

penyakit infeksi, penyebarannya serta cara pengobatannya dengan berbagai cara seperti pemberian antibiotika.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi kedokteran?

2. Bagaimana cara pemindahan sebaran penyakit? 3. Bagaimana infeksi nosokomial?

4. Bagaimana mikroflora normal tubuh manusia?

5. Bagaimana jalan masuknya mikroorganisme ke tubuh inangnya? 6. Bagaimana mekanisme patogenitas?

7. Bagaimana interaksi antara flora normal dengan inangnya?

8. Bagaimana peran virus, bakteri, alga, protozoa dalam bidang kesehatan?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi kedokteran. 2. Untuk mengetahui cara pemindahan sebaran penyakit. 3. Untuk memahami infeksi nosokomial.

4. Untuk mengetahui mikroflora normal tubuh manusia.

5. Untuk mengetahui jalan masuknya mikroorganisme ke tubuh inangnya. 6. Untuk mengetahui mekanisme patogenitas.

7. Untuk mengetahui interaksi antara flora normal dengan inangnya.

(3)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikrobiologi Kedokteran

Mikrobiologi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari mikroorganisme sebagai penyebab penyakit infeksi, cara mendiagnosis, pengobatan, pencegahan dan pengendalian infeksi.

Suatu mikroorganisme yang membuat kerusakan atau kerugian terhadap tubuh inang disebut sebagai patogen. Sedangkan kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit disebut pathogenesis. Ketika suatu mikroorganisme memasuki inang yang memasuki jaringan tubuh dan memperbanyak diri, mikroorganisme dapat menimbulkan infeksi. Jika keadaan inang rentan terhadap infeksi dan fungsi biologinya rusak, maka hal ini dapat menimbulkan penyakit. Patogen merupakan beberapa jenis mikroorganisme atau organisme lain yang berukuran yang lebih besar yang mampu menyebabkan penyakit.

Derajat kemampuan suatu pathogen oportunistik untuk menyebabkan penyakit disebut virulensi. Komponen mikroorganisme yang meningkatkan pathogenesis disebut factor virulensi. Jika suatu mikroorganisme lebih mampu menyebabkan suatu penyakit, dikatakan lebih virulen dari yang lain. Factor virulensi beberapa pathogen mudah diidentifikasi. Sebagai contoh, sel Streptococcus pnemoniae yang memiliki kapsul bersifat virulen dan menyebabkan pneumonia, sebaliknya yang tidak berkapsul bersifat avirulen. Strain virulen dari Corynebacterium diptheriae menghasilkan suatu toksin yang menyebabkan diphtheria. Untuk kebanyakan pathogen, factor virulensi tidak begitu nyata.

Mekanisme suatu pathogen untuk menyebabkan penyakit infeksi, adalah melalui tahapan sebagai berikut :

(4)

d. Harus merusak inang.

2.2 Cara Pemindahan Sebaran Penyakit

Suatu patogen yang sangat virulen akan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri apabila membunuh inang yang menghidupinya atau melalui resistensi inang yang menghancurkannya. Penyebaran atau penularan tergantung pada dua faktor penting, yaitu terlepasnya patogen dari inang dan masuknya patogen ke dalam inang yang rentan. Cara terlepasnya patogen tergantung pada situs infeksi pada inang. Patogen penyebab penyakit saluran pernapasan seperti, S. Pneumoniae, M. Tuberculosis, meninggalkan tubuh melalui eksudat dari mulut, hidung serta tenggorokkan. Bersin dan batuk mempercepat penyebarluasan mikroorganisme patogen dan menambah peluang untuk memasuki inang lain (Kusnadi, dkk., 2003).

Berikut ada beberapa proses penyebaran mikroorganisme ke dalam tubuh, baik pada manusia maupun hewan dapat melalui berbagai cara diantaranya melalui:

1. Kontak Tubuh

Kuman masuk ke dalam tubuh melalui proses penyebaran secara langsung maupun tidak langsung. Penyebaran secara langsung melalui sentuhan dengan kulit. Kontak langsung melalui hubungan seksual juga merupakan salah satu penyebab terjadinya pemindahan penyakit sepeerti sifilis, gonorhoe, trakoma. Sedangkan secara tidak langsung dapat melalui benda yang terkontaminasi kuman.

2. Makanan dan Minuman

Penyakit yang disebarkan melalui makanan dinamakan penyakit asal makanan. Pemindah sebaran melalui makanan terjadi dengan dua mekanisme yaitu:

a. Mikroba yang terdapat dalam makanan menginfeksi hospes

(5)

Staphylococcus menyebabkan keracunan makanan.

Terjadinya penyebaran dapat melalui makanan dan minuman yang telah terkontaminasi, seperti pada penyakit tifus abdominalis penyakit infeksi cacing, dan lain-lain.

3. Serangga

Arthropoda merupakan sumber pemindah sebaran mikroba pada manusia. Jenis-jenis athropoda tertentu penting dari segi medik tidak hanya mampu menyebabkan kerusakan nekrotik dan alergi, tetapi diantaranya dapat berfungsi sebagai inang intermidiet bagi parasit atu sebgai vektor mikroba patogenik. Kebanyakan penyakit-penyakit utama manusia yang dipindah sebarkan oleh arthropoda sebagai vektor biologis. Salah satu contohnya adalah demam tifus klasik akibat bakteri Rickettsia prowazekki dengan vektor biologis kutu badan (Pediculus humanus), patogen berkembang biak dalam epitel usus tengah kutu. Manusia di infeksi lewat gigitan, tinja atau karena menghancurkan kutu di kulit (Waluyo, 2012).

Dalam Kusnadi, dkk., (2003) dijelaskan bahwa tubuh hewan termasuk manusia menyediakan lingkungan yang dicocok bagi pertumbuhan beberapa mikroorganisme. Hal ini karena tubuh hewan atau manusia kaya akan nutrisi organik dan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan oleh mikroorganisme heterotrof. Walaupun demikian tubuh hewan tidak harus dianggap sebagai suatu lingkungan bagi pertumbuhan mikroorganisme yang umum. Setiap daerah atau organ berbeda secara kimia dan fisik dari daerah lain, jadi menyediakan suatu lingkungan yang selektif diaman lebih disukai bagi mikroorganisme tertentu. Kulit, saluran pernapasan, saluran gastrointestin, dan yang lainnya menyediakan kondisi kimia dan fisik yang sangat beragam dimana mikroorganisme yang berbeda dapat tumbuh secara selektif. Hewan memiliki suatu perbedaan mekanisme pertahanan yang berbeda yang bertindak untuk mencegah atau menghambat masuk dan tumbuhnya mikroorganisme.

(6)

Mikroorganisme hampir selalu ditemukan pada bagian ditemukan pada bagian tubuh yang terbuka ke arah luar seperti, rongga mulut, saluran pernapasan, intestin, genetourinari (Kusnadi, dkk., 2003).

Serangga bekerja sebagai vektor biologi, contoh proses penyebaran penyakit malaria dan demam berdarah oleh plasmodium pada nyamuk aedes, dan serangga bekerja sebagai vektor mekanik contohnya disentri dan demam tifoid (penyakit saluran pencernaan) yang dapat ditularkan melalui lalat rumah.

4. Udara

Mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara.

a. Mikroba Di Luar Ruangan

Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu yang tertiup angin. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus.

Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-lain.

b. Mikroba di dalam Ruangan

(7)

berkisar antara 10.000 sampai 100.000. Banyak patogen tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.

Mikroorganisme yang ditemukan di udara dapat berasal dari tanah, air, tumbuhan, hewan dan sumber lainnya. Di udara terbuka, kebanyakan mikroba berasal dari tanah. Sedangkan di dalam ruangan jumlah mikroba dianggap lebih banyak dibandingkan dengan udara di luarnya, dan kebanyakan ditemukan dalam saluran pernafasan manusia (Pediatri, 2001).

Tanah sebenarnya merupakan sumber asal bakteri di udara. Angin berdebu membawa populasi mikroba yang dapat menyebar secara luas. Dalam ruangan, sumber utama mikroba adalah saluran pernafasan manusia. Hanya sebagian kecil dari mikroba tersebut yang dapat bertahan di udara, sehingga dapat menular secara efektif kepada habitat yang sesuai (manusia lain), terjadi dalam waktu yang singkat. Walaupun demikian, patogen manusia tertentu (Staphylococcus dan Streptococcus) dapat bertahan dalam keadaan kering dan tetap hidup pada debu dalam periode waktu yang lama. Bakteri gram-positif umumnya lebih resisten terhadap kekeringan dibandingkan dengan bakteri gram-negatif, hal ini dapat menjadi alasan mengapa bakteri gram-positif sering terlibat dalam penyebarannya melalui udara. Sumber lain dari mikroba yang ditemukan berasal dari tanah juga bakteri gram positif (contohnya Micrococcus). Bakteri gram-positif lebih resisten terhadap kekeringan karena dinding selnya lebih rigid dan tebal dibandingkan dengan bakteri gram-negatif (Pediatri, 2001).

Menurut Waluyo(2012) penyebaran penyakit yang melalui udara yaitu, 1. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan penyakit difteri. Difteri dalah

penyakit saluran pernapasan bagin atas. Penyakit difteri baru nampak biasanya 2-5 hari sesudah penularan.

(8)

glomerulonefritis (peradangan ginjal; glomerulus). Kuman Streptococcus pyogenes disebarkan terutama melalui bersin dan batuk. Kuman ini dapat bertahan berminggu-minggu di dalam dahak atau sekresi tubuh yang lain, sehingga membantu penyebarannya.

3. Mycobacterium tubercolusis menyebabkan penyakit menular tuberkulosis pada manusia, disamping itu dapat menginfeksi primata dan kera. Penularan TBC melalui yang terutama terdapat dalam dahak. TBC pada manusia menyerang jaringan tubuh manapun, tetapi yang paling umum terinfeksi adalah paru-paru.

4. Streptococcus pneumoniae dahulu namanya Diplococcus pneumoniae dan biasanya disebut pneumokokus. Kuman ini penyebab penyakit pneumonia. Hal ini karena penyebab pneumonia yang lain adalah Haemophilus influenzae aureus.

5. Neisseria meningitidis menyebabkan penyakit meningitis (radang selaput otak dan sum-sum tulang belakang). Pada manusia kuman dapat menjalar ke selaput otak lewat darah dari nesofaring. Menimbulkan luka-luka patogenik pada kulit, tulang, dn kelenjar adrenalin yang diduga karena endotoksin yang di keluarkan kuman tersebut. Masa inkubasi rata-rata seminggu setelah terkena kuman. 6. Bordetella pertussis berbentuk batang, kokobasilus kecil-kecil dan terdapat

sendiri-sendiri, berpasangan atau membentuk kelompok kecil serta bersifat aerobik. Kuman ini meneyebabkan penyakit pertusis atau batuk rejan (whoping cough). Penularan penyakit pertusis dengan menghisap droplet yang terinfeksi, kuman berkembangbiak dalam saluran pernapasan. Masa inkubasi antara 5-21 hari.

7. Rhinovirus, tergolong piconavirus, mengandung ARN merupakan penyebab sindror. Gejala-gejala salesma disebabkan oleh infeksi peradangan virus ini yang jelas pada hidung, tenggorokan, sinus, trakhea, dan bronkhi, disertai oleh eksudasi fluida, dan tidak dijumpai demam. Masa inkubasi 12-72 jam.

8. Influenzavirus merupakan penyebab penyakit influenza. Virus ini tergolong Orthomyxoviridae.

(9)

· Virus variola, meyebabkan penyakit cacar (variola)

· Virus Varisela-zoster, suatu herpesvirus, menyebabkan penyakit cacar air (vrisela)

· Virus rubela, suatu toga virus, penyebb penyakit campak jerman (rubela) · Virus gondong, suara paramyxovirus menyebabkan penyakit gondong dan · Virus polio suatu suatu Piconvirus, menyebabkan penyakit polio.

10. Beberapa jamur yang dipindah sebarkan melalui udara yaitu:

· Cryptococcus neofarmans (filobasidiella), menyebabkan kriptokokosis · Candida albicans menyebabkan penyakit moniliasis

· Blastomyces dermatitidis, menyebabkan blastomikosis Amerika Utara. · Blastomyces brasiliensis menyebabkan blastomikosis Amerika Selatan. · Histoplasma capsulatum penyebab histoplasmosis

· Coccidiodes immitis menyebabkan koksidiodomikosis · Sporothrix schenchii menyebabkan penyakit sporotrikosis

5. Infeksi melalui laboratorium klinik.

Infeksi dapat terjadi melalui kelalaian pekerja medis di rumah sakit atau tempat praktek, sebagai contoh, dalam penyuntikan, fungsi lumbal, katerterisasi, dan lain-lain, yang dilakukan tidak menurut ketentuan kesehatan. Melalui tusukan benda tajam seperti penyakit tetanus, rabies (gigitan anjing gila), hepatitis, AIDS (jarum untuk transfusi darah).

6. Air

(10)

Mikroba-mikroba sebagai penyebab infeksi asal air antara lain Salmonella typhi penyebab demam tifoid, Sigella spp. penyebab penyakit disentri basiler.

2.3 Infeksi Nosokomial

Kata nosokomial berasal dari kata dalam bahasa yunani nosokomien yang artinya rumah sakit atau tempat perawatan. Kata itu sendiri berasal dari norus artinya penyakit, komeion berarti merawat. Nosokomial diartikan segala sesuatu yang berasal atau berhubungan dengan rumah sakit atau tempat perawatan.

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi dirumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lainnya.

Penyebab Infeksi nosokomial akan menjadi kuman yang berada di lingkungan rumah sakit atau oleh kuman yang sudah dibawa oleh pasien sendiri, yaitu kuman endogen. Dari batasan ini dapat disimpulkaan bahwa kejadian Infeksi nosokomial adalah infeksi yang secara potensial dapat dicegah atau sebaliknya dapat juga merupakan infeksi yang tidak dapat dicegah.

Infeksi yang terjadi dirumah sakit atau dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses penyebaran disumber pelayanan kesehatan, baik melalui : 1. Pasien

Pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebarkan infeksi kepada pasien lainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alat kesehatan yang lainnya.

2. Petugas kesehatan

Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung yang dapat menularkan berbagai kuman ke tempat lain.

3. Pengunjung

Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan rumah sakit, atau sebaliknya yang dapat dari dalam rumah sakit keluar rumah sakit.

(11)

Yang dimaksud disini adalah lingkungan rumah sakit yang meliputi lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yang ada dirumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada pasien dan sebaliknya.

Pada umumnya infeksi nosokomial yang mendapat perhatian hanyalah infeksi yang terjadi pada penderita yang sedang dirawat dirumah sakit. Infeksi yang tidak diketahui masa inkubasinya yang timbul pada penderita yang dirawat inap, harus dianggap sebagai infeksi nosokomial sampai dapat dibuktikan secara klinis ataupun epidemiologis bahwa infeksi dapat dibuktikan secara klinis ataupun epidiomiologis bahwa infeksi tersebut berasal dari masyarakat.

Infeksi nosokomial dapat secara eksogen atau endogen yaitu:

a. Infeksi eksogen didapat dari mikroorganisme eksternal terhadap individu, yang bukan merupakan flora normal, contohnya adalah organisme Salmonella dan Clostridium tetani.

b. Infeksi endogen dapat terjadi bila sebagian flora normal klien berubah dan terjadi pertumbuhan yang berlebihan. Contohnya adalah infeksi yang disebabkan enterokokus, ragi, dan steptokokus. Bila organisme dalam jumlah cukup yang normalnya ditemukan dalam salah satu rongga atau lapisan tubuh dipindahkan kebagian tubuh lain, terjadi infeksi endogen. Misalnya penularan dari enterokokus, normalnya ditemukan dalam feses, dari tangan kekulit sering mengakibatkan infeksi luka. Jumlah mikroorganisme yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi nosokomial bergantung pada virulensi organisme, kerentanan hospes dan daerah yang diinfeksi.

Jumlah tenaga pelayanan kesehatan yang kontak langsung dengan pasien, jenis dan jumlah prosedur invasif terapi resiko yang diterima dan lama perawatan mempengaruhi resiko terinfeksi. Tempat utama untuk infeksi nosokomial piratorius, dan pembuluh darah.

(12)

dan badan pemberian dana (misalnya medicare). Seringkali biaya untuk infeksi nosokomial tidak diganti, oleh sebab itu pencegahan memiliki pengaruh finansial yang menguntungkan dan merupakan bagian penting dalam penatalaksanaan perawatan.

Terjadinya infeksi nosokomial adalah karena beberapa factor-faktor yaitu: 1. Agen penyakit

Macam-macam agen penyakit dapat berupa kuman, virus, jamur, parasit atau rickettsia. Dan macam-macam agen penyakit ini ditentukan pula oleh patogenitasnya, virulensinya, daya invasifnya dan dosis infeksinya.

2. Reservoir/sumber

Semua kuman ada reseviornya/sumbernya seperti virus, reseviornya adalah manusia, kuman positif gram manusia, tetapi kuman negatif dapat manusia dapat juga alam seperti Pseudomonas. Apabila reseviornya manusia, maka dapat berasal dari traktus respiratorius, traktus digestivus, traktus urogenitalis, kulit (variola) atau darah (hepatitis B).Kuman itu akan ada diudara pada debu seperti Salmonella, pada droplet seperti Mycrobacterium atau pada kulit yang lepas.

3. Lingkungan

Keadaan udara sangat mempengaruhi seperti kelembapan udara, suhu dan pergerakan udara atau tekanan udara.

4. Penularan

Penularan adalah perjalanan kuman patogen dari sumber ke hospes. Ada 4 jalan yang dapat ditempuh:

a. Kontak langsung (perawat) b. Alat (endoskop)

c. Udara

d. Vektor (lalat) 5. Hospes

Tergantung port d'entree (tempat masuknya penyakit) a. Melalui kulit seperti Leptospira atau Staphylococcus.

(13)

c. Melalui traktus respiratoris bagian atas partikel =5µ. Apakah melalui traktus respiratorius bagian bawah partikel =5µ.

d. Melalui traktus urinarius seperti Klebsiel la pneumoniae.

2.4 Mikroflora Normal Tubuh Manusia

Flora normal sangat penting bagi kehidupan manusia karena dapat berperan membantu melindungi tubuh dari infeksi bakteri patogen dengan cara berkompetisi dalam memperebutkan nutrien dan ruang hidup, membantu membuat vitamin K dalam usus besar dan merangsang pembentukan sistem imunitas tubuh. Bahkan dalam suatu penelitian disebutkan bahwa flora normal membantu terbentuknya mukosa usus yang normal. Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi kehadiran flora normal pada tubuh manusia yaitu:

v nutrisi

v kebersihan seseorang (berapa seringnya dibersihkan) v kondisi hidup

v penerapan prinsip-prinsip kesehatan

Mikroflora pada tubuh berdasarkan bentuk dan sifat kehadirannya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1) Mikroorganisme tetap/normal (resident flora/indigenous) yaitu mikroorganisme jenis tertentu yang biasanya ditemukan pada bagian tubuh tertentu dan pada usia tertentu. Keberadaan mikroorganismenya akan selalu tetap, baik jenis ataupun jumlahnya, jika ada perubahan akan kembali seperti semula. Flora normal/tetap yang terdapat pada tubuh merupakan organisme komensal. Flora normal yang lainnya bersifat mutualisme. Flora normal ini akan mendapatkan makanan dari sekresi dan produk-produk buangan tubuh manusia, dan tubuh memperoleh vitamin atau zat hasil sintesis dari flora normal. Mikroorganisme ini umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk dari lingkungannya. Contohnya: Streptococcus viridans, S. faecalis, Pityrosporum ovale, Candida albicans.

(14)

selama kurun waktu beberapa jam, hari, atau minggu. Keberadaan mikroorganisme ini ada secara tiba-tiba (tidak tetap) dapat disebabkan oleh pengaruh lingkungan, tidak menimbulkan penyakit dan tidak menetap. Flora sementara biasanya sedikit asalkan flora tetap masih utuh, jika flora tetap berubah, maka flora normal akan melakukan kolonisasi, berbiak dan menimbulkan penyakit.

Penyakit menular umumnya disebabkan oleh mikroba, yaitu bakteri, virus, jamur, dan protozoa. Penularan suatu penyakit dapat berlangsung dalam 3 cara : Ø Berdasarkan Jalur Kompleks Dua Faktor, yaitu dari mikroba patogen langsung

ke manusia.

Ø Berdasarkan Jalur Kompleks Tiga Faktor, yaitu mikroba patogen ke vektor ke manusia

Ø Berdasarkan Jalur Kompleks Empat Faktor, yaitu mikroba patogen, vektor pertama, vektor kedua, manusia.

Masuknya penyakit menular ke dalam tubuh dapat terjadi dalam tiga (3) tahapan yaitu :

Ø Masuknya penyebab (mikroba patogen) yang dapat menginfeksi tubuh melalui rongga mulut, air, bahan makanan, dsb.

Ø Pertumbuhan mikroba patogen di dalam jaringan inang

Ø Timbulnya gangguan/kerusakkan pada tubuh inang oleh jasad mikroba patogen baik secara langsung maupun tidak langsung

Flora normal biasanya ditemukan di bagian-bagian tubuh manusia yang kontak langsung dengan lingkungan misalnya kulit, hidung, mulut, usus, saluran urogenital, mata, dan telinga . Organ-organ dan jaringan biasanya steril.

1) Kulit

(15)

nonpatogen pada kulit namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat -tempat tertentu seperti katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104 mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum. Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik, selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari flora normal.

2) Hidung dan Nasofaring (nasopharynx)

Flora utama hidung terdiri dari korinebakteria, stafilokokus dan streptokokus. Dalam hulu kerongkongan hidung, dapat juga dijumpai bakteri Branhamella catarrhalis (suatu kokus gram negatif) dan Haemophilus influenzae (suatu batang gram negatif).

Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan over growth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus, Pseudomonas atau jamur.

3) Mulut

Kelembapan yang paling tinggi, adanya makanan terlarut secara konstan dan juga partikel-partikel kecil makanan membuat mulut merupakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan bakteri. Mikrobiota mulut atau rongga mulut sangat beragam; banyak bergantung pada kesehatan pribadi masing-masing individu.

Pada waktu lahir, rongga mulut pada hakikatnya merupakan suatu inkubator yang steril, hangat, dan lembab yang mengandung sebagai substansi nutrisi. Air liur terdiri dari air, asam amino, protein, lipid, rongga mulut menjadi mantap. Jasad-jasad renik ini tergolong ke dalam genus Streptococcus, Neisseria, Veillonella, Actinomyces,da n Lactobacillus.

4) Orofaring (oropharinx)

(16)

dari orofaring juga akan memperlihatkan adanyaBranchamella catarrhalis, spesies Haemophilus, serta gular-galur pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).

5) Perut

Isi perut yang sehat pada praktisnya steril karena adanya asam hidroklorat di dalam sekresi lambung. Setelah ditelannya makanan, jumlah bakteri bertambah tetapi segera menurun kembali dengan disekresikannya getah lambung dan pH zat alir perut pun menurun.

6) Usus Kecil

Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri. Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam jejunum atau usus halus kos ong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum), mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.

7) Usus Besar

Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B. oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies Clostridium(serta spesies-spesies Lactobacillus.

Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.

8) Saluran Kemih

(17)

pada pria maupun wanita. Tetapi jumlahnya berkurang di dekat kandung kemih, agaknya disebabkan efek antibakterial yang dilancarkan oleh selaput lendir uretra dan seringnya epitelium terbilas oleh air seni. Ciri populasi ini berubah menurut variasi daur haid. Penghuni utama vagina dewasa adalah laktobasilus yang toleran terhadap asam. Bakteri ini mengubah glikogen yang dihasilkan epitelium vagina, dan didalam proses tesebut menghasilkan asam. Penumpukan glikogen pada dinding vagina disebakan oleh kegiatan indung telur; hal ini tidak dijumpai sebelum masa akil balig ataupun setelah menopause (mati haid). Sebagai akibat perombakan glikogen, maka pH di dalam vagina terpelihara pada sekitar 4.4 sampai 4,6.

Mikrooganisme yang mampu berkembang baik pada pH rendah ini dijumpai di dalam vagina dan mencakup enterokokus, Candida albicans , dan sejumlah besar bakteri anaerobik. Sistem urinari dan genital secara anatomis terletak berdekatan, suatu penyakit yang menginfeksi satu sistem akan mempengaruhi siste m yang lain khususnya pada laki-laki. Saluran urin bagian atas dan kantong urine steril dalam keadaan normal. Saluran uretra mengandung mikroorganisme seperti Streptococcus, Bacteriodes, Mycobacterium, Neisseria dan enterik. Sebagian besar mikroorganisme yang ditemukan pada urin merupakan kontaminasi dari flora normal yang terdapat pada kulit. Keberadaan bakteri dalam urine belum dapat disimpulkan sebagai penyakit saluran urine kecuali jumlah mikroorganisme di dalam urine melebihi 105 sel/ml.

9) Mata (Konjungtiva) dan Telinga

Mikroorganisme konjungtiva terutama adalah difteroid (Coynebacterium xerosis), S. epidermidis dan Streptokukus non hemolitik. Neiseria dan basil gram negatif yang menyerupai spesies Haemophilus (Moraxella) seringkali juga ada. Flora konjungtiva dalam keadaan normal dikendalikan oleh aliran air mata, yang mengandung lisozim.

(18)

10) Bakteri di Darah dan jaringan

Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih. Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.

2.5 Jalan Masuknya Mikroorganisme Ke Tubuh Inang

Mikroorganisme patogen dapat memasuki tubuh inang melalui berbagai macam jalan, misalnya melalui membran mukosa, kulit, ataupun rute parental. Banyak bakteri dan virus memiliki akses memasuki tubuh inang melalui membran mukosa saluran pernafasan, gastrointestinal, saluran genitourinari, konjungtiva, serta membran penting yang menutupi bola mata dan kelopak mata.

a) Saluran pernafasan : Saluran pernafasan merupakan jalan termudah bagi mikroorganisme infeksius. Mikroorganisme terhirup melalui hidung atau mulut dalam bentuk partikel debu. Penyakit yang muncul umumnya adalah pneumonia, campak, tuberkulosis, dan cacar air.

b) Saluran pencernaan : Mikroorganisme dapat memasuki saluran pencernaan melalui bahan makanan atau minuman dan melalui jari tangan yang terkontaminasi mikroorganisme patogen. Mayoritas mikroorganisme tersebut akan dihancurkan oleh asam klorida (HCL) dan enzim-enzim di lambung, atau oleh empedu dan enzim di usus halus. Mikatroorganisme yang berahan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya demam tifoid, disentri amoeba, hepatitis A, dan kolera. Patogen ini selanjutnya dikeluarkan melalui feses dan dapat ditransmisikan ke inang lainnya melalui air, makanan, atau jari-jari tangan yang terkontaminasi.

(19)

mikroorganisme. Beberapa mikroorganisme memasuki tubuh melalui daerah terbuka pada kulit, folikel rambut, maupun kantung kelenjar keringat. Mikroorganisme lain memasuki tubuh inang pada saat berada di jaringan bawah kulit atau melalui penetrasi atau perlukaan membran mukosa. Rute ini disebut rute perenteral. Suntikan, gigitan, potongan, luka, atau pembedahan dapat membuka rute infeksi parenteral.

d) Rongga mulut: Pada permukaan rongga mulut terdapat banyak koloni mikroorganisme. Salah satu penyakit yang umum pada rongga mulut akibat kolonisasi mikroorganisme adalah karies gigi. Karies gigi diawali akibat pertumbuhan Streptococcus mutans dan spesies Streptococcus lainnya pada permukaan gigi. Hasil fermentasi metabolism menghidrolisis sukrosa menjadi komponen monosakarida, fruktosa, dan glukosa. Enzim glukosiltransferasi selanjutnya merakit glukosa menjadi dekstran. Residu fruktosa adalah gula utama yang difermentasi menjadi asam laktat. Akumulasi bateri dan dekstran menempel pada permukaan gigi dam membentuk plak gigi.

Populasi bakteri plak didominasi oleh Streptococcus dan anggota Actinomyces. Karena plak sangat tidak permeabelm terhadap saliva, maka asam laktat yang diproduksi oleh bakteri tidak dilarutkan atau dinetralisasi dan secara perlahan akanmelunakkan enamel gigitepat plak tersebut melekat.

2.6 Mekanisme Patogenitas

(20)

Flora yang menetap diselaput lendir (mukosa) dan kulit dapat mencegah kolonialisasi oleh bakteri patogen dan mencegah penyakit akibat gangguan bakteri. Mekanisme gangguan ini tidak jelas. Mungkin melalui kompetisi pada reseptor atau tempat pengikatan pada sel penjamu, kompetisi untuk zat makanan, penghambatan oleh produk metabolik atau racun, penghambatan oleh zat antibiotik atau bakteriosin (bacteriocins). Supresi flora normal akan menimbulkan tempat kosong yang cenderung akan ditempati oleh mikroorganisme dari lingkungan atau tempat lain pada tubuh. Beberapa bakteri bersifat oportunis dan bisa menjadi patogen. Selain itu, diperkirakan bahwa stimulasi antigenik dilepaskan oleh flora adalah penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh normal.

Sebaliknya, flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu. Berbagai organisme ini tidak bisa tembus (non-invasive) karena hambatan-hambatan yang diperankan oleh lingkungan. Jika hambatan dari lingkungan dihilangkan dan masuk le dalam aliran darah atau jaringan, organisme ini mungkin menjadi patogen.

(21)

2.7 Interaksi Antara Flora Normal Dengan Inangnya

Pada kenyataannya, tidak banyak yang diketahui tentang sifat hubungan antara manusia dan flora normal mereka, tetapi mereka dianggap sebagai interaksi dinamis daripada saling asosiasi ketidak pedulian. Baik host dan bakteri berpikir untuk memperoleh manfaat dari satu sama lain, dan asosiasi, untuk sebagian besar, mutualistik. Flora normal berasal dari host mereka pasokan nutrisi, lingkungan yang stabil, perlindungan dan transportasi. Host memperoleh dari flora normal tertentu manfaat nutrisi dan pencernaan, stimulasi dari kegiatan pembangunan dan sistem imun, dan perlindungan melawan kolonisasi dan infeksi oleh mikroba patogen.

Sementara sebagian besar kegiatan manfaat flora normal tuan rumah mereka, sebagian dari flora normal adalah parasit (hidup di atas biaya tuan rumah mereka), dan beberapa bersifat patogen (mampu menghasilkan penyakit). Penyakit yang dihasilkan oleh flora normal di tuan rumah mereka dapat disebut penyakit endogen. Kebanyakan endogen bakteri penyakit infeksi oportunistik, yang berarti bahwa organisme harus diberi kesempatan khusus kelemahan atau membiarkan-down dalam pertahanan host untuk menginfeksi . Contoh dari infeksi oportunistik bronkitis kronis pada perokok dimana bakteri flora normal dapat menyerang paru-paru melemah.

(22)

2.8 Virus Dalam Mikrobiologi Kesehatan 1. Virus yang merugikan

1) Influenza

Penyebab influenza adalah virus golongan orthomyxovirus yang bebbentuk seperti bola. Virus influenza ditularkan lewat udara dan masuk ke tubuh manusia melalui alat pernapasan.

2) Flu burung

Flu burung atau Avian Influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti unggas dan ammalia. Penyebab penyakit ini termasuk influenza tipe A, Strain H5N1.

3) Campak

Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus. Gejala campak adalah demam tinggi, batuk, dan rasa nyeri di seluruh tubuh.masa inkubasinya sekitar 10 hingga 12 hari. Di awal masa inkubasi virus berlipat ganda di saluran pernapasan atas yang menyebabkan gejala batuk kering dan radang tenggorokan. Di akhir masa inkubasi, virus menuju darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh, terutama kulit, sehingga terlihat bercak-bercak merah di kulit.

4) Cacar Air dan Herpes Zoster

Cacar air dan herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama, yaitu varicella zoster virus (VCV). Virus ini dapat langsung menyebabkan penyakit atau dapat menetap selama beberapa tahun, baru kemudian menimbulkan penyakit.

5) Hepatitis

Hepatitis (pembegkakan hati) disebabkan oleh virus hepatitis. Beberapa virus hepatitis yang diekenali adalah virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Gejala umumnya adalah demam, mual, dan muantah, serta perubahan warna kulit dan selaput lender terlihat kuning.

6) Polio.

(23)

7) Papilonia.

Disebabkan oleh salah satu virus yang diduga dapat menimbulkan tumor di kulit, alat kelamin, tenggorokan, dan saluran utama pernapasan. Infeksi terjadi melalui kontak langsung dan hubungan seksual dengan penderita.

8) Gondong.

Penyakit gondong disebabkan oleh golongan paramyxovirus. Virus ini hanya memiliki RNA. Paramyxovirus dapat tumbuh di jaringan otak, selaput otak, pancreas, testis, galndula parotid, dan kadang di hati.

9) AIDS

AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) adalah penularan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh HIV (human immunodeficiency virus). 10) Ebola

Virus ebola ditemukan pada tahun 1976 di Sudan dan Zaire. Habitatnya di alam belum diketahui. Demikian pula prosesnya menjai epidemic. Virus ebola dapat hidup di atmosfer selama beberapa menit, kemudian aka mati oleh sinar ultraviolet. Virus ebola merusak jaringan dan sel tubuh dan menyebabkan kematian dalam jangka kurang dari dua minggu.

11) Herpes Simpleks

Penyakit ini disebabkan oleh virus anggota famili Herpesviridae, yang menyerang kulit dan selaput lender. Virus herpes simpleks dapat menyerang bayi, anak-anak, dan orang dewasa.

12) Rabies

Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies. Rabies sebenarnya merupakan penyakit yang menyerang hewan, misalnya anjing, kucing, dan kelelawar penghisap darah. Hewan yang terkena rabies menunjukkan perilaku agresif atau kelumpuhan.

13) SARS

(24)

seperti penderita pneumonia sehingga SARS disebut juga CVP (coronavirus pneumonia).

14) Virus Dengue penyebab demam berdarah

Demam berdarah adalah infeksi penyakit tropis yang disebabkan oleh virus dengue . Gejalanya meliputi demam , sakit kepala , otot dan nyeri sendi , dan karakteristik ruam kulit yang mirip dengan campak . Dalam sebagian kecil kasus penyakit berkembang menjadi demam berdarah mengancam kehidupan hemoragik, mengakibatkan pendarahan , rendahnya tingkat trombosit darah dan kebocoran plasma darah, atau ke sindrom syok dengue, di mana tekanan darah sangat rendah terjadi.

2. Virus yang menguntungkan

Namun demikian, tidak berarti bahwa virus hanya memiliki peran yang merugikan. Dengan kemajuan bioteknologi dan rekayasa genetika, ilmuan telah dapat memanfaatkan virus untuk tujuan yang menguntungkan manusia. Misalnya, untuk penghasil vaksin. Virus juga dapat dimanipulasi agar membawa gen untuk suatu sifat yang menguntungkan (misalnya gen yang menghasilkan antitoksin). 1. Membuat Antitoksin

Salah satu fase daur hidup virus adalah fase penggabungan. Pada fase ini, DNA virus menyambungkan diri ke DNA bakteri, sehingga di dalam DNA bakteri terkandung profag (DNA virus). Dengan kata lain, di dalam bakteri terkandung materi genetic virus. Ketika profag aktif dan DNA bakteri hancur ada yang terbawa DNA virus. Misalnya di dalam DNA virus terkandung DNA bakteri pertama. Apa bila virus ini menginfeksi bakteri kedua, dan kemudian mengikuti daur lisogenik, maka di dalam DNA bakteri kedua ini terkandung DNA virus dan DNA bakteri pertama.

2. Pembuatan vaksin

(25)

Vaksin Hepatitis B dan malaria adalah contoh pembuatan vaksin melalui bioteknologi modern. Secara konvensional pelemahan kuman dilakukan dengan pemanasan atau pemberian bahan kimia. Dengan bioteknologi dilakukan fusi atau transplantasi gen.

Vaksin dimasukkan (dengan disuntikkan atau oral) ke dalam tubuh manusia agar sistem kekebalan tubuh manusia aktif melawan mikroorganisme tersebut. Vaksin telah membantu berjutajuta orang di dunia dalam pencegahan serangan penyakit yang serius.

2.9 Bakteri Dalam Mikrobiologi Kesehatan

Bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:

Streptomyces griseus, menghasilkan antibiotik streptomycin

Streptomyces aureofaciens, menghasilkan antibiotik tetracycline

Streptomyces venezuelae, menghasilkan antibiotik chloramphenicol

Penicillium, menghasilkan antibiotik penisilin

Bacillus polymyxa, menghasilkan antibiotik polymixin.

Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan antibiotik, banyak jenis bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri yang sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah:

· Salmonella enterica sub spesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus,

· Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus.

· Bakteri patogen juga dapat menyerang hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan

(26)

Pernah lihat iklan minuman kesehatan, susu, atau yoghurt yang menghubung-hubungkan pencernaan kita dengan bakteri bersahabat. Bakteri-bakteri baik itu adalah sahabat dan pelindung perut kita.

· Lactobacillus acidophilus dan bifidobacteria (bifidus). Sebenarnya bakteri baik ini jumlahnya paling banyak di usus kita dibanding bakteri lainnya. Jumlah yang berkurang, akan membuat keseimbangan tubuh terganggu. Karena terjadi pembusukan dan penimbulan toksin di kolon. Kita pun jadi rentan terhadap penyakit dan akan semakin sering mengalami gangguan fisik yang diakibatkan bakteri tak bersahabat.

· Asidofilusdan bifidus sangat penting dijaga karena dapat meningkatkan metabolisme tubuh dan menjaga pencernaan kita agar selalu prima. Selain itu bakteri ini menghasilkan vitamin B esensial.

Fungsi paling sakti lainnya adalah kemampuannya menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.

Manfaat bakteri bersahabat yang paling sentral untuk tubuh manusia : v Memulihkan dan mengatur usus dari kerja berat. Bakteri ini sangat baik bagi

mereka yang mengalami sembelit dan sindrom iritasi usus. Bakteri ini juga mencegah dan mengobati diare yang ditimbulkan oleh antibiotik.

v Sebagai eliminator racun. Bakteri ini menonaktifkan senyawa toksik seperti nitrat, yang dihasilkan mikroorganisme lain dan makanan.

v Membantu pembentukan enzim laktase. Enzim ini berfungsi mencerna susu dan produk susu yang merupakan makanan tak bersahabat bagi perut. Banyak orang yang dapat mulai menoleransi produk susu dalam jumlah terbatas, jika mereka menambahkan bakteri bersahabat ke dalam diet mereka.

v Pelindung sistem imun. Bakteri ini membantu merangsang pembentukan antibodi yang mencegah pertumbuhan kelebihan mikroorganisme berbahaya seperti kandida, H.pylori, E.coli, dan salmonela, yang dapat mengambil alih usus dan menimbulkan kekacauan dalam pencernaan kita.

(27)

v Meningkatkan perlindungan terhadap patogen, virus, dan bakteri (flu, masuk angin, keracunan makanan).

v Memulihkan keseimbangan usus setelah pemberian antibiotik, obat, kemoterapi/radiasi, pemilihan makanan yang salah.

v Mencegah pembentukan gas akibat proses pembusukan dan peragian.

v Mengharumkan napas. Jika kolon Anda dipenuhi bakteri tak bersahabat, gas-gas yang dihasilkan oleh mereka dapat diserap ke dalam aliran darah dan dibawa ke paru-paru untuk dikeluarkan. Ubahlah keseimbangan bakteri usus Anda dan napas Anda akan menjadi lebih segar.

v Memperindah dan menghaluskan kulit. Kulit kita bermasalah salah satunya juga karena manifestasi bakteri. Toksin yang terangkat ke kulit sumber penyebab jerawat, melasma, diskolorasi kulit, dan psoriasis. Dengan berjayanya bakteri bersahabat, kelainan-kelainan kulit ini akan mereda.

2. 10 Jamur Dalam Mikrobiologi Kesehatan

1. Peran menguntungkan seperti berperan dalam industri antibiotik, antibiotik ini dihasilkan oleh fungi Penicllium notatu.

2. Peran merugikan berperan sebagai agen penyebab penyakit. Fungi pada umumnya lebih sering menyebabkan penyakit pada tumbuhan dibanding pada hewan atau manusia.

Fungi dapat menghasilkan racun, racun yang dihasilkan beberapa fungi seperti seperti Amanita phalloides, A. muscaria maupun Aspergillus flavus (menghasilkan aflatoksin), dapat sangat berbahaya bagi manusia karena dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kanker dan bahkan kematian

2. 11 Alga Dalam Mikrobiologi Kesehatan

Dalam bidang kesehatan, protista fotosintetik telah dikenal memiliki berbagai khasiat dan digunakan dalam pembuatan berbagai obat-obatan. Contoh: Ø Chlorella : yang telah diketahui mengandung klorofil 2–3 persen dari beratnya,

(28)

tinggi, memperbaiki pencernaan, mendorong pertumbuhan bakteri yang bermanfaat dalam usus, menanggulangi sembelit, mencegah sakit maag, dan mencegah tumor.

Ø Porphyra tenerakijellum : yang bermanfaat untuk suplemen kesehatan,

Ø Laminaria digitalis dan Macrocystis pyrifera: sebagai penghasil iodium untuk mengobati penyakit gondok,

Ø Laminaria sp. : sebagai bahan pembuatan pil, tablet antibiotik, dan salep, Ø Eucheuma spinosum, Gelidium, Gracillaria lichenoides, Agardhiella : sebagai

obat pencahar (laksatif), dan

Ø Dunaliella sp. : yang digunakan sebagai sumber beta-karoten yang bermanfaat untuk mencegah berbagai kanker termasuk kanker paru-paru.

Ø Kombu yang berasal dari Laminaria japonica memiliki kandungan serat, zat besi, kalsium dan iodium yang cukup tinggi serta konon dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah diabetes melitus.

2.12 Protozoa Dalam Mikrobiologi Kesehatan 1. Peran yang menguntungkan

Protozoa yang hidup di air tawar dan air laut merupakan zooplankton yang menjadi salah satu sumber makanan bagi hewan air termasuk udang, ikan, kepiting yang secara ekonomis bermanfaat bagi manusia. Peran protozoa lainnya adalah dalam mengontrol jumlah bakteri di alam karena protozoa merupakan pemangsa bakteri.Foraminifera, kerangkanya yang telah kosong mengendap di dasar laut membentuk tanah globigerina, yang berguna sebagai petunjuk adanya minyak bumi. Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria yang dapat digunakan sebagai bahan penggosok.

2. Peran yang merugikan

Protozoa dapat ditemukan di mana-mana karena termasuk organisme kosmopolit. Oleh karena itu, beberapa jenis protozoa dapat mengancam kesehatan manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Protozoa yang merugikan manusia sebagai penyebab penyakit antara lain:

(29)

– Plasmodium sp, penyebab penyakit malaria;

– Trypanosoma gambiense dan Trypanosoma rhodosiense, penyebab penyakit tidur;

– Leishmania sp, penyebab penyakit kalaazar;

Referensi

Dokumen terkait

Integrating the generated nodes and edges is the last process to convert BIM/IFC information to IndoorGML dual space model.. It is further separated into two steps: mapping

Waktu Percepatan Konstan untuk membedakan gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan Menanya  Mendiskusikan perbedaan gerak lurus dengan

 Menulis makalah sebagai hasil studi literatur dari berbagai sumber tentang pemanfaatan induksi Faraday pada berbagai produk teknologi Observasi Lembar pengamatan kegiatan

Contoh dari mitigasi struktural adalah pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi akitivitas gunung yang masih aktif, bangunan yang tahan gempa,

 Video adalah teknologi yang digunakan untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak.  Biasanya menggunakan Film seluloid,

atau akan ditahan dalam bentuk laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk

Untuk kemudian dapat memberikan gambaran mengenai preferensi nasabah non-muslim dalam memilih produk pembiayaan rumah, apa saja faktor-faktor yang melatarbelakangi

PENGARUH TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING DAN DIRECT INSTRUCTION DALAM PERMAINAN BOLABASKET TERHADAP KREATIVITAS SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu