• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komputasi dan Komunikasi Multimedia (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Komputasi dan Komunikasi Multimedia (1)"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Representasi Video

Video adalah teknologi yang digunakan

untuk menangkap, merekam, memproses,

mentransmisikan dan menata ulang gambar

bergerak.

Biasanya menggunakan Film seluloid,

Sinyal elektronik, atau media degital.

(3)

Video Analog :

-U

kuran/jumlah foto terbatas

-Menggunakan roll film, kemungkinan

rusak/gagal lebih besar)

Contoh video analog : Betamax, Video8, Hi8

.

Video Digital :

sistem video recording menggunakan

sistem digital untuk representasi videonya.

Direkam dalam tape, kemudian di

distribusikan melalui optical disc, misalnya

VCD dan DVD.

alat yang digunakan untuk menghasilkan

(4)

Pengambilan dan

(5)

Selama setiap scan line, output listrik dari

(6)

Horizontal Blanking

Interval

Adalah perioda titik

scanning

bergerak dari sisi kanan ke sisi kiri

citra.

it is common to turn off

the sensor so a

(7)

Raster / Frame

Sinyal keseluruhan hasil scan gambar

berupa urutan sinyal line yang dipisahkan

oleh

horizontal blanking intervals

.

Kumpulan lines membentuk satu

raster

(8)

Cathode ray tube (CRT)

Digunakan pada perangkat televisi dan monitor

komputer untuk display citra.

Permukaan dalam CRT dilapisi

fluorescent

phosphors

yang di scanned oleh electron

beam spt proses scanning di kamera.

Ketika beam menyentuh phosphors,

phosphors akan memancarkan cahaya

untuk waktu singkat.

The brightness of the light depends on the

(9)

Reproduksi

Selama display citra, sinyal listrik

yang dihasilkan oleh proses scanning

di dalam camera digunakan untuk

memodulasi kekuatan electron beam,

sehingga citra asli yang di captur

(10)

Implementasi Praktis

Sinyal listrik yang dikirim dari

kamera ke

display device

berisi informasi tambahan

(

sync information)

untuk

menjamain displaying

scanning sinkron dengan

(11)

Frame Rate

Faktor untuk menentukan frame rate dari

motion video.

1.

1.

Frame

Frame

rate harus cukup tinggi untuk deliver

rate harus cukup tinggi untuk deliver

motion smoothly (typical 25 frame per detik).

motion smoothly (typical 25 frame per detik).

Jika tdk terjadi aliasing.

Jika tdk terjadi aliasing.

2.

2.

Frame Rate berbanding lurus degan bandwidth

Frame Rate berbanding lurus degan bandwidth

yang diperlukan untuk mentransmisikan sinyal

yang diperlukan untuk mentransmisikan sinyal

video.

video.

3.

3.

Waktu refresh/redisplay tidak boleh terlalu lama,

Waktu refresh/redisplay tidak boleh terlalu lama,

karena ketika phosphors kena electron beam,

karena ketika phosphors kena electron beam,

akan memancarkan cahaya pada waktu singkat.

akan memancarkan cahaya pada waktu singkat.

Jika interval refreshing terlalu besar, display

Jika interval refreshing terlalu besar, display

akan mengalami annoying flicker appearance.

(12)

Interlace

Kajian memperlihatkan bahwa display

akan di refresh sedikitnya 50 kali per

detik untuk mencegah flicker.

Jika melebihi 50 frames per detik,

bandwidth transmission yang diperlukan

meningkat.

Masalah ini diatasi dengan teknik display yang

(13)

interlace displays

Lebih dari satu

vertical scan

digunakan

untuk mereproduksi satu frame.

Setiap vertical scan disebut

field.

Broadcast television menggunakan

intrerlace 2:1.

2 vertical

scan (fields) untuk satu

complete

frame

.

With a 2:1 interlace,

(14)

Dengan 25 frames per detik,

field ratenya adalah 50 fields per detik.

•Mata tidak mudah melihat small flicker objects, the 25 per second

repetition rate of any line is not seen as flicker, but rather the entire

picture appears to be refreshed 50 times per second.

(15)

Frame rates pada

television broadcasting

25 frames (50 fields) per second rate

digunakan pada television systems (PAL)

negara European, China, and Australia.

30 frames (60 fields) per second rate

digunakan pada television system (NTSC)

of North America and Japan.

The field numbers 50 and 60 were

chosen to match the frequencies of

electricity power distribution networks in

the respective countries to reduce

(16)

Aspect Ratio

The ratio of an image’s width to its

height

.

Mempengaruhi efek aesthetic pada

appearance of the picture.

The original motion picture aspect

(17)

High-Definition

Television systems

employ wide-screen displays.

Belum distandarisasi yg umum

(18)

Ukuran display screen

Ukuran display screen adalah

diagonal measurement.

television set 25 inches

dengan 4:3 aspect ratio

mempunyai display 20

(19)

Resolusi dari Citra atau

display

Di

spesifikasikan dengan resolusi

horizontal dan resolusi vertikal.

Resolusi horizontal mengukur capability

untuk menghasilkan

horizontal fine detail

.

In practice, diukur dengan jumlah

maximum white-and-black vertical

alternating lines

yang dapat direproduced

pada

horizontal distance yang

berhubungan dengan raster height.

Lines that can be displayed berbanding

(20)

contoh

Sistem mempunyai resolusi horizontal

480 lines dapat mendisplay 240 white

dan 240 black lines bergantian melintasi

jarak horizontal berhubungan dengan

tinggi citra.

If this system has an aspect ratio of 4:3,

(21)

Vertical resolution

Menspesifikasikan jumlah

horizontal

scan lines didalam

frame.

The more lines there are, the higher the

vertical resolution.

Broadcast television systems use either

(22)

Color Video/Television

All color television systems are based on

the

tristimulus theory of color

reproduction,

which states that any color

can be reproduced by appropriate mixing

of three

primary colors.

The primary colors used in television systems

are red, green, and blue.

With

these three colors, we can reproduce

almost all colors in nature.

As color specification and reproduction are an

(23)

Capture color images

color camera splits the incoming light

into red, green, and blue components

using certain optical devices.

These three color components are

focused on the red sensor, green sensor,

and blue sensor respectively, which

(24)

Color display

Menggunakan 3 fluorescent phosphors yang

mengemisikan masing2 cahaya RGB ketika

terkena electron beam.

phosphors disusun sehingga

setiap posisi dari

display mempunyai tiga type phosphors

.

The mixing of the lights emitted from these three

phosphors produces a color point.

Tiga electron guns digunakan untuk scan lapisan

phosphor. Masing2 hanya menyentuh 1 type

phosphor.

Intensity setiap gun dikontrol oleh signal electric

dari proses scanning kamera.

(25)

composite formats

The three major formats are NTSC,

PAL, and SECAM.

All composite formats use the

luminance / chrominance principle

for their basic structure.

This principle states that the three

primary

colors can be converted into

two parts:

luminance and

(26)

luminance and

chrominance

luminance adalah sinyal video

monochrome yang hanya mengontrol

brightness

or luminance of the image.

Chrominance berisi informasi warna

dari citra.

Because the human eye is not very

sensitive to color information, the

bandwidth of these two color

(27)

Transmisi sistem

komposit

luminance and chrominance are

combined by a scheme of frequency

multiplexing to transmit them on a

single channel.

The luminance signal is transmitted as a

normal monochrome signal on a

(28)

Keuntungan Sistem

composit

A composite system is able to transmit

a color signal on a single channel that

has the same bandwidth as each of the

three red, green, and blue signals.

It also solves the backward

(29)
(30)

Viewing Ratio

Menentukan Kualitas gambar yang diterima.

viewing ratio adalah perbandingan jarak

antara

viewer dan display, dan image height.

Contoh : for a

display height of 15 inches

and a

viewing distance of 90 inches

, the viewing ratio is 6.

The common television systems are designed for a

viewing ratio between 5 and 6.

With a larger viewing ratio

, the general

picture quality

(31)

High-Definition Television

Systems

Television standards saat ini telah ada sejak

30 tahun yll.

The

ultimate performance objectives

of HDTV

systems are

to generate image quality that is

sufficiently high

so that further improvement

would be unnoticeable to the human eye.

The quality level at which this occurs depends on

the viewing ratio: the lower the ratio, the more

stringent the requirements on the system.

HDTV systems are designed for a viewing

(32)

Parameters of HDTV

systems

Parameters ini digunakan untuk

menentukan kebutuhan bandwidth dan

storage.

Three regions—Japan, Europe and the

United States—are competing to

establish a world standard for HDTV.

The main differences among them are in

(33)

Among these proposals, scanning

parameters are similar.

They all agree on the aspect ratio of

16:9.

The Japanese and American proposals

have 30 frames per second and 1,125

lines per frame.

The European proposal has 25 frames

(34)

Bandwidth Requirements

of Analog Video

scanning parameters.

frame rate (

F)

scanning lines per frame ( N),

horizontal resolution (

H)

the fraction of the horizontal scanning

interval devoted to signal

transmission(

C)

(35)

Bandwidth

B = F x (cycles per frame)

Cycles per frame =

N x (cycles per

line)

Cycles per line = 0.5 x

A x H/C,

where 0.5 is the ratio of the number of

cycles to the number of lines

distinguishable.

(36)

For example

for the PAL system,

A = 4/3, F=25,

H=409, N=625, and C=0.80, so

we

have

B= 5.3 MHz.

For Japan’s HDTV, A= 16/9, F=30,

(37)

Analog Video Storage

and Transmission

Perangkat penyimpan video analog adalah

magnetic tapes dan laser discs.

recording devices.

Professional tape

can record at about 500 lines

resolution, whereas consumer-quality VHS tapes

can only record at about 240 lines resolution.

Most tapes can hold 2 to 3 hours’ video.

Laser discs

can store about one hour of

high-quality video. Most are read-only, and

(38)

Transmisi video Analog

Ditransmisikan dalam bentuk

gelombang electronic-magnetic

melalui satelite atau kabel tembaga.

Sebelum ditransmisikan dimodulasi

terlebih dahulu.

Bandwidth transmisi minimum equal

(39)

REPRESENTATION OF

(40)

Proses konversi Analog

ke Digital

The basic parameters to be defined

(41)

Sampling Rate

The sampling rate can be derived dari

parameter scanning parameters.

the minimum sampling rate

S can be

calculated as follows:

S= AFHN/C

(42)

For example

PAL system,

A = 4/3, F=25, H=409,

N=625, and C=0.80, we

have

S=

10.6 MHz.

Of course, we can calculate the

sampling rate directly from the video

signal bandwidth according to the

Nyquist Theorem: if the analog video

bandwidth is

f MHz, the

sampling

(43)

smallest picture

element/

pixel

Each sample represents the smallest

(44)

pixellation

If the sampling rate is lower than the

above specification, the horizontal

resolution is not retained: the

maximum number of white-and-black

vertical alternating lines that can be

distinguished is reduced.

Visually, a lower sampling rate causes

an effect called pixellation: distinct

(45)

visibility of

pixellation

Tergantung pada viewing ratio.

The larger the viewing ratio, the less

(46)
(47)

Quantization Levels

the number of quantization levels

required is directly proportional to the

signal amplitude range and inversely

proportional to the quantization step

size.

(48)

Contrast ratio

Contrast ratio is defined as the ratio

of luminance between the brightest

and darkest elements of a

scene.

The higher the contrast ratio, the

sharper the image appears. Ambient

lighting on the screen has a severe

effect on the contrast ratio: the

(49)

discrimination

capacity /

contrast

sensitivity

Within the 100:1 range, the discrimination

capacity of vision is about 1%.

This means we can detect that two intensities are

different if they differ more than 1%.

Adalah

ratio luminances antara dua

just-distinguishable patches dari similar

luminance.

Untuk menjaga

original image quality

, the

quantization noise, or quantization step,

(50)

Based on the vision range of 1 to 100

and a quantization step of 1% of the

luminance value, we need a total of

about 460 quantization steps.

This is calculated in the same way as a

compound interest calculation:

H = L (1+p)

n

where

H represents high end of intensity

level, L is the low end of intensity level,

p is the

step size represented as the

percentage of the current intensity level

n is the number

of quantization steps

(51)

To represent 460 levels, nine bits per

sample are required.

Images of current broadcasting

quality television have a typical

contrast ratio of about 10:1 to 20:1.

For this type of image, eight bits per

(52)

Areas of gradual luminance change

appear as distinct bands; this effect is

called contouring .

The contouring effect happens when

too few quantization levels are used.

It commonly appears in the dark

regions because the luminance

(53)

Color Video Digitization

So far, we have dealt with the digital

representation of monochrome

(luminance component of) video.

For color video represented by three

primary colors, we need to digitize

separately each primary color

component using the same principle of

luminance digitization.

In this case, each pixel is represented by

(54)

Masing-masing komponen warna

mempunyai bandwidth yang sama

dari

luminance signal d

an

membutuhkan level kuantitas yang

sama dengan

luminance signal

.

Sehingga

digital color video

di

representasikan dengan

primary

colors memerlukan

three times the

amount of data than that of the

(55)

For example,

a PAL video signal has a bandwidth of

5.5 MHz, so we need to sample it at a

rate slightly higher than 11 MHz,

normally at 13.5 MHz. Eight bits per

sample per color components are

(56)

When we digitize luminance and chrominance

separately, the chrominance components can be

sampled at half the sampling rate of the

luminance component.

Digital television standards Consultant Committee

of International Radio telecommunication (CCIR)

601 4-2-2 and Society of Motion Picture and

Television Engineers (SMPTE) D- 1 specify

digitizing parameters for PAL and NTSC.

The numbers 4-2-2 indicate that luminance will be

sampled at four times of the subcarrier frequency

and two chrominance components will be sampled

at twice the subcarrier frequency.

Table 2.3 shows digitizing parameters and bit

(57)
(58)
(59)

Representasi sinyal video

Representasi visual ini bertujuan agar orang yang melihat merasa berada di scene (lokasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan. Oleh sebab itu suatu kumpulan gambar

(60)

Vetical Detail dan Viewing Distance

Aspek rasio adalah perbandingan lebar dan Tinggi, yaitu 4:3

Tinggi Gambar digunakan untuk menentukan jarak pandang (D)

dengan menghitung rasio viewing distance dengan tinggi gambar (H) … D/H

Setiap detail image pada video di tampilkan dalam pixel-pixel. Total detail isinya adalah :

1.Resolusi vertikal (Jumlah elemen pada tinggi gambar),

2.Resolusi Horizontal (Jumlah element pada lebar gambar dikali aspek rasio).

(61)

Digitalitation

Dalam aplikasi multimedia sinyal video harus diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk digital agar dapat

disimpan dalam memory komputer dan dapat ddilakukan pengeditan.

Sama seperti digitalization pada audio, pada video juga dilakukan proses sampling rate yaitu dengan cara mencari nilai resolusi horisontal, vertikal, frame rate untuk di

sample.

(62)

Aspek Representasi sinyal video

1. Representasi Visual 2. Transmisi

3. Digitalization

Representasi Visual

1. Tujuan utamanya adalah agar orang yang melihat merasa berada di scene (lokasi) atau ikut berpartisipasi dalam kejadian yang ditampilkan.

2. Syarat utamanya gambar harus dapat menyampaikan informasi spatial dan temporal dari suatu scene.

Transmisi

1. Sistem broadcast menggunakan channel yang sama untuk mentransmisikan gambar berwarna maupun hitam putih.

2. Untuk gambar berwarna sinyal video dibagi menjadi 2 sinyal, 1 untuk luminance dan 2 untuk chrominance. Sehingga masing-masing sinyalharus ditransmisikan

bersama-sama (composite video signal). • Digitalization

1. Dalam aplikasi multimedia sinyal video harus diubah ke dalam bentuk digital agar dapat disimpan dalam memory komputer dan dapat dilakukan pengeditan. 2. Sampling rate: mencari nilai resolusi horisontal, vertikal, frame rate untuk disample.

(63)

Format Video

– Betacam: format untuk broadcast dengan kualitas tertinggi. – DV dan miniDV untuk camcorder

ASF (Advanced System Format)

– Dibuat oleh Microsoft sebagai standar audio/video streaming format – Bagian dari Windows Media framework

– Format ini tidak menspesifikasikan bagaimana video atau audio harus di encode, tetapi sebagai gantinya menspesifikasikan struktur video/audio stream.

(64)

MOV (Quick Time) sehingga masing-masing track dapat terdiri dari file-file yang terpisah.

(65)

DivX

– Salah satu video codec yang diciptakan oleh DivX Inc.

– Terkenal dengan ukuran filenya yang kecil karena menggunakan MPEG4 Part 2 compression.

– Versi pertamanya yaitu versi 3.11 diberi nama “DivX ”

– DivX bersifat closed source

(66)

Windows Media Video (WMV)

– Codec milik Microsoft yang berbasis pada MPEG4 part 2 – Software: Windows Media Player, Mplayer, FFmpeg.

(67)

Software Pemutar Video

• QuickTime

• Windows Media Player

• ZoomPlayer

• DivXPro,

(68)

Animation

Animation adalah “illusion of motion” yang dibuat dari image statis yang ditampilkan secara berurutan.

• Pada video atau film, animasi merancu pada teknik dimana setiap frame dalam film dibuat secara terpisah.

(69)

Jenis-jenis Animasi

1.

Animasi Cel

= Kata cel berasal dari kata “celluloid” yang merupakan

materi yang digunakan untuk membuat film gambar bergerak pada

tahuntahun awal animasi.

2.

Animasi Frame

=

Animasi frame adalah bentuk animasi paling

sederhana.Contohnya ketika kita membuat gambar-gambar yang

berbedabeda gerakannya pada sebuah tepian buku kemudian kita buka

buku tersebut dengan menggunakan jempol secara cepat maka gambar

akan kelihatan bergerak.

3.

Animasi Sprite

= Pada animasi sprite, gambar digerakkan dengan

latar belakang yang diam.Sprite adalah bagian dari animasi yang

bergerak secara mandiri, seperti misalnya: burung terbang, planet yang

berotasi, bola memantul, ataupun logo yang berputar.

4.

Animasi Path

= Animasi path adalah animasi dari obyek yang

bergerak sepanjang garis kurva yang ditentukan sebagai

(70)

5.

Animasi Spline

= Spline adalah representasi

matematis dari kurva. Sehingga gerakan obyek tidak

hanya mengikuti garis lurus melainkan berbentuk kurva.

6.

Animasi Vektor

= Vektor adalah garis yang memiliki

ujung-pangkal, arah, dan panjang.Animasi vektor mirip

dengan animasi sprite, tetapi animasi sprite

menggunakan bitmap sedangkan animasi vektor

menggunakan rumus matematika untuk

menggambarkan sprite-nya.

7.

Animasi Character

= Animasi karakter biasanya

terdapat di film kartun. Semua bagian dalam film kartun

selalu bergerak bersamaan.Software yang biasa

(71)

Ada 3 kategori bahasa animasi:

• 1. Linier-list Notations. Semua event dalam animasi

ditulis dengan sebuah awal dan akhir nomor frame dan

sebuah aksi yang akan dilakukan pada suatu koordinat

tertentu.

• 2. General Purpose Language. Dilakukan dengan

menempelkan animasi pada bahasa pemrograman biasa.

Nilai dari variabel pada bahasa pemrograman tersebut

dijadikan sebagai parameter untuk prosedur, untuk

membuat animasi.

(72)

Anime

• Animasi buatan Jepang.

• Anime biasanya menggunakan

tokoh-tokoh karakter dan background yang digambar

menggunakan tangan dan sedikit bantuan

komputer.

• Cerita anime biasanya

bermacam-macam jenis (adventure, science fiction,

children, romance, medieval fantasy,

(73)

Genre anime:

Bishojo = 'beautiful girl', digunakan untuk mendeskripsikan anime yang menceritakan tentang karakter gadis cantik yang gagah.

Bishonen = 'beautiful boy', digunakan untuk mendeskripsikan anime yang menceritakan tentang pemuda tampan dan elegan.

Ecchi = 'indecent sexuality'. Seperti: humor seks remaja.

Hentai = 'abnormal', 'perverted', digunakan untuk meracu pada pornografi.

Josei = 'young woman', Anime yang bercerita tentang wanita muda. Jarang ada, contoh dorama (drama) adalah Oshin,

(74)

TEKS, GAMBAR & GRAFIK

TEKS (TEXT)

Jenis-jenis Teks

1. Plain Text (Unformatted Text)

Teks adalah data dalam bentuk karakter.

Teks dalam hal ini adalah kode ASCII (American Standard Code for Information Interchange) dan ASCII extension seperti UNICODE murni. Tiap-tiap karakter direpresentasikan oleh 7 bit “binary digit” (desimal = 0-127).

Contoh plain text adalah pada saat kita mengetik dengan menggunakan notepad (.txt).

2.Formatted Text (Rich Text Format)

Serangkaian karakter format yang telah didefinisikan. Contoh rich text adalah pada saat kita mengetik dengan menggunakan Wordpad (.rtf).

Pada Wordpad plain teks telah diformat sedemikian rupa dengan menggunakan aturan (tag/tanda) tertentu sehingga teks tersebut dapat dibold, italics,

underline, diwarna, diganti font, dan lain-lain. 3. Hypertext

Diperkenalkan oleh Ted Nelson (1965)

Hypertext adalah teks yang memiliki fasilitas linking. Contoh hypertext :

(75)

GAMBAR (IMAGE)

Gambar (image) merupakan suatu representasi spatial dari suatu obyek, dalam pandangan 2D atau 3D. Gambar digital merupakan suatu fungsi dengan nilai-nilai yang berupa intensitas cahaya pada tiap-tiap titik pada bidang yang telah diquantisasikan (diambil sampelnya pada interval diskrit).

Format gambar digital memiliki 2 parameter: spatial resolution = pixels X pixels

(76)

GRAFIK (GRAPHICS)

Ada 2 jenis grafik:

Raster: dimana setiap pixel didefinisikan secara terpisah.

Referensi

Dokumen terkait

Instansipun harus dapat memadukan karakterkarakter budaya organisasi yang ada untuk menciptakan suatu instansi atau perusahaan dengan keanekaragaman tinggi dan pada akhirnya

memanfaatkan sumberdaya alam dalam jangka waktu untuk memberi kesempatam kepada flora dan fauna untuk memperbaharui dirinya, memelihara mutu dan memperbanyak

Pola kemitraan ini pada hakekatnya merupakan hubungan antara Pemerintah sebagai pembuat program, BUMN sebagai pelaksana dan perpanjangan tangan dari pihak pemerintah dan Industri

Tujuan Penelitian : untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Picky Eater (Sulit Makan) Pada Anak Balita Di TK Negeri Pembina Kecamatan Simpang

Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang yang menjadi bagian atau terlibat

Dari persamaan (2.2) dapat dilihat bahwa, kecepatan ataupun percepatan sudut dari satelit tidak akan sama dengan kecepatan atau percepatan rotasi dari RW. Hal ini disebabkan

„ Penyusunan dokumen UKL dan UPL, meliputi deskripsi rencana kegiatan (jenis kegiatan, rencana lokasi dan posisinya dengan rencana umum tata ruang, jarak lokasi kegiatan dengan

Dalam proses scanning untuk mendapat SSID dengan aplikasi Wiggle Wi- Fi yang akan secara otomatis melakukan scanning wireless network yang telah dilalui oleh penulis dan