• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Kovergensi Simbolik dalam filsafat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teori Kovergensi Simbolik dalam filsafat "

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Teori Kovergensi Simbolik

Definisi Konvergensi Simbolik

Teori konvergensi simbolik dipelopori oleh Ernest Brooman, teori ini menjelaskan tentang proses pertukaran pesan yang menimbulkan kesadaran kelompok yang menghasilkan hadirnya makna, motif dan juga persamaan bersama. Kesadaran kelompok yang terbangun dalam suatu kelompok dapat membangun semacam makna, motif untuk bertindak bagi orang-orang dalam kelompok tersebut.

Menurut Ernest Brooman kata lain untuk proses konvergensi simbolik adalah tema fantasi. Tema fantasi adalah pesan yang didramatisi seperti permainan kata-kata, cerita,analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok. Setiap individu akan saling berbagi fantasi karena kesamaan pengalaman atau karena orang yang mendramatisi pesan memiliki kemampuan retoris yang baik. Sekumpulan individu ini dapat berasal dari orang-orang yang sudah lama saling mengenal dan berinteraksi ataupun bisa juga dari orang-orang yang baru saling kenal, lalu saling berinteraksi dan bertukar pengalaman yang sama sehingga menimbulkan proses konvergensi simbolik.

Symbolic Convergence Theory (SCT), menjelaskan bahwa makna, emosi, nilai, dan motif untuk tindakan di retorika yang dibuat bersama oleh orang yang mencoba untuk memahami dari pengalaman yang umum, seperti keragaman kehidupan.

Teori ini mengupas tentang fenomena pertukaran pesan yang memunculkan kesadaran kelompok yang berimplikasi pada hadirnya makna, motif, dan perasaan bersama. Artinya teori ini berusaha menerangkan bagaimana orang–orang secara kolektif membangun kesadaran simbolik bersama melalui suatu proses pertukaran pesan. Kesadaran simbolik yang terbangun dalam proses tersebut kemudian menyediakan semacam makna, emosi dan motif untuk bertindak bagi orang-orang atau kumpulan orang yang terlibat didalamnya.

Tujuan Teori Konvergensi Simbolik

Fungsi dari teori ini adalah menganalisa interaksi yang terjadi di dalam skala kelompok kecil. Kelompok di sini dapat berupa kelompok sosial, kelompok tugas, atau kelompok dalam sebuah pergaulan. Secara proses, teori ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya sense of community dan group consciousness dalam sebuah kelompok.

(2)

anggota lainnya, mereka sedang membicarakan tentang kesalahan susunan acara yang dibuat oleh seksi acara, karena suasana semakin menegang dan diantara anggota kelompok sudah terjalin sense of belonging maka vina berbicara tentang rencananya yang ingin mentraktir mereka di tempat favoritnya. Dari analogi diatas, saat mereka mebicarakan tentang audit susunan acara yang salah bukanlah fantasi, tapi yang fantasi adalah saat vina ingin mentraktir teman-temanya untuk makan di tempat favoritnya.

Kesimpulan dari penerapan fantasi di dalam interaksi suatu kelompok adalah untuk mencairkan suasana dan mempermudah dalam hal pengambilan keputusan. Keterbukaan tiap-tiap individu dalam kelompok juga mendukung terjadinya fantasi dalam konvergensi simbolik.

Contoh fantasi I :

Di dalam sebuah kelompok, ketika salah satu anggotanya mengatakan instagram . Maka ada salah satu anggota kelompok itu yang merespon dan mengatakan “kemarin cowo yang aku suka follow instagram aku loh”. Dan teman –teman lainnya pun merespon terus menerus. Sehingga, itu dinamakan rantai fantasi. Yang bisa merubah suasana menjadi lebih menyenangkan. Apabila salah satu teman mereka tidak memiliki akun twitter maka tidak akan menimbulkan respon yang sama. Karena tidak memiliki kesamaan makna yang bisa saling di mengerti dan tidak terjadi rantai fantasi.

A. Kelompok tersebut sudah memiliki tema fantasi yang sama sehingga membentuk rantai fantasi.

Contoh 2 :

Fantasi yang ditanggapi secara positif akan membuat rantai fantasi. Contohnya saat tadi si Esya berkata tentang pacar, tiba-tiba teman yang lain bercerita kalau dia baru saja membeli hadiah ulang tahun untuk pacarnya dan cerita itu akan terus berantai. Ini mengubah suasana kerja yang serius menjadi lebih energik dan positif. Dengan adanya saling berbagi fantasi ini, kohesi dalam sebuah kelompok semakin terbentuk.

 Kohesi yang terbentuk dalam sebuah kelompok mempermudah terjadinya pengambilan keputusan dalam kelompok tersebut. Keterbukaan adalah bagian penting dalam membentuk kohesi dalam kelompok.

(3)

elemen pokok diatas yang dalam istilah Bormann (Morris & Buchanan, 2000) disebut dengan istilah Dramtistic Structural Elements memang terasa mirip dengan elemen-elemen pokok dalam teori Dramatisme dari Kenneth Burke. Pada kenyataannya memang demikian, Bahkan Morris dan Buchanan (2000) lebih lanjut menyatakan bahwa kajian-kajian komunikasi yang bersifat humanistik memang cenderung menggunakan sudut pandang dramatistik. Bormann menggunakan sudut pandang Dramatistik secara berbeda yakni dengan memusatkan perhatiannya kepada Pesan sebagai unit analisisnya serta proses komunikasi diantara partisipan yang memunculkan konvergensi fantasi, makna dan realitas simbolik diantara mereka. Jadi dalam perspektif Bormann yang menjadi premis pokoknya adalah bagaimana orang –orang berbagi realitas bersama.

Yang membentuk proses konvergensi simbolik

1. — Individu dan karakteristik 2. — Perhatian Umum

3. — Kemampuan retorika dari masing – masing anggota kelompok

Asumsi teori

Ø Bormann (1985) menyatakan bahwa teorinya dibangun dalam kerangka paradigma Narratif yang meyakini bahwa manusia merupakan Homo Narrans Yakni makhluk yang saling bertukar cerita atau narasi untuk menggambarkan pengalaman dan realitas sosialnya. Ø Bormann menyatakan bahwa Teori Konvergensi Simbolik adalah teori umum(general theory) yang mengupas tentang fenomena pertukaran pesan yang memunculkan kesadaran kelompok yang berimplikasi pada hadirnya makna, motif dan perasaan bersama. Ø Bormann mengartikan istilah konvergensi(convergence) sebagai suatu cara dimana dunia simbolik pribadi dari dua atau lebih individu menjadi saling bertemu, saling mendekati satu sama lain atau kemudian saling berhimpitan (the way in which the private symbolic worlds of two or more people begin come together or overlap). Sedangkan istilah simbolik sendiri terkait dengan kecenderungan manusia untuk memberikan penafsiran dan menanamkan makna kepada berbagai lambang, tanda, kejadian yang tengah dialami, atau bahkan tindakan yangdilakukan manusia. Dalam kaitan ini Bormann juga menyatakanbahwa manusia adalah symbol-users dalam arti bahwa manusia menggunakan symbol dalam komunikasi secara umum dan dalam storytelling (bercerita). Lewat simbol-simbolinilah manusia saling mempertemukan pikiran mereka.Ketika kelompok berbagi simbol bersama , komunikasi menjadi lebih mudah dan efisien.

Ø Penggunaana symbol-simbol yang hannya dipahami oleh sekelompok orang yang tergabung dalam suatu kelompok tertentu, penggunaan bahasa ini berupa bahasa gaul ( argot), dan bahasa ini

digunakan sebagai bahasa pergaulan sehari-hari

https://plus.google.com/116780837235503989896/posts/j9X5qPj5bR1

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata abnor,al return saham selama 5 hari sesudah pengumuman right issue (t+1 hingga t+5) diperoleh hanya 1 hari yang menunjukkan adanya abnormal return

Dari berbagai pendapat-pendapat di atas, jelaslah bahwa kemitraan efektif adalah sesuatu yang mutlak dilakukan oleh sekolah dalam membetuk karakter siswa karena dengan

Dalam penggunaannya perlu diperhatikan apakah sumberdaya alam tersebut dapat diperbaharui atau tidak dapat diperbaharui, jika sumber daya alam itu tidak dapat di perbaharui maka

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mengetahui motivasi dan peningkatan hasil belajar IPA peserta didik kelas IV di

Tasawuf sunni, yaitu aliran yang membatasi para pengikutnya dengan Al Quran dan Hadist, serta mengaitkan ajaran mereka, terutama keadaan dan tingkat rohani mereka dengan kedua

Diskusi ini dilakukan oleh guru kelas (observer) dan peneliti. Dalam diskusi berisi tentang evaluasi bagaimana penerapan model pembelajaran discovery pada mata

Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Discovery Pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 01 Ngombak Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan

Kasus perkosaan yang sering terjadi di Indonesia, menunjukkan bahwa pelaku tidak hanya terjerat pelanggaran hukum namun juga terkait pada akibat yang akan dialami