• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) H a n a fi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI PUPUK GANDASIL D TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) H a n a fi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

the form on Random Group Design. Consisting of eight rates, i.e: control, 0.5 g.l water-1, 1.0 g.l water-1, 1.5 g.l water-1, 2.0 g.l water-1, 2.5 g.l water-1, 3.0 g.l water -1

, and 3.5 g.l water-1.

The result of research is shows that Gandasil D fertilizer consentration 2,5 g.l water-1give the best result on plant heath 2 and 4 week after planting and harvest moment, number of leaves 2 week after planting and mustard fresh weight.

Key Word: Gandasil D, Growth and Production, Mustard Plant. *)

Staf Pengajar Pada Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar.

PENDAHULUAN

Tanaman sawi merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia, karena rasanya enak, segar dan mudah didapat serta harganya terjangkau. Oleh karena itu sangat memungkinkan pengembangan tanaman sawi dalam skala komersial guna memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat.

Sawi merupakan bahan makanan pelengkap yang dikonsumsi baik setelah diolah maupun sebagai lalapan. Sawi mengandung nilai gizi yang cukup tinggi terutama vitamin A sebesar 3600 SI yang berdaya guna untuk mengatasi penyakit rabun ayam dan mengandung vitamin C sebesar 74 mg serta berserat. Selain itu daun sawi berkhasiat untuk memperbaiki kerja ginjal sehingga sangat baik jika dikonsumsi oleh penderita penyakit ginjal (Rahmat, 2006).

Berdasarkan data pada Badan Pusat Statistik, luas panen sawi di Indonesia pada tahun 2007 adalah 54.973 ha dengan produksi 564.912 ton dan produktivitas 10,28 ton.ha-1. Sedangkan di Sulawesi Selatan luas panen sawi adalah 1.611 ha dengan produksi 12.736 ton dan produktivitas 7.91 ton.ha-1. Pada hal potensi produksi pada skala penelitian dapat mencapai 40 ton.ha-1. Data tersebut me-nunjukkan bahwa budidaya tanaman sawi perlu mendapat perhatian yang serius untuk dikembangkan karena memiliki potensi dan prospek yang cukup cerah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat (Anonim, 2008).

(4)

Pemupukan lewat daun dianggap menguntungkan, karena rspon tanaman terhadap unsur hara yang diberikan lebih cepat terlihat terutama pemunculan tunas-tunas baru, lebih ekonomis dari segi jumlah dan biaya yang diperlukan untuk pemupukan (Djoehana, 2006). Sedangkan kekurangan dari pupuk daun adalah bila dosis pemupukannya terlalu tinggi maka daun akan rusak, terutama sering terjadi pada musim kemarau dan apabila terlalu rendah dosisnya maka pengaruhnya tidak Nampak, sehingga kita harus lebih selektif memilih jenis pupuk daun yang sesuai bagi tanaman (Pinus, 2006).

Pupuk Gandasil D merupakan salah satu produk pupuk daun yng dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk Gandasil D me-ngandung unsur hara makro yaitu N 14 %, P 12 %, K 14 % dan Mg 1 %, serta dilengkapi beberapa unsur hara mikro seperti Mn, Bo, Cu, Co dan Zn. Untuk memperoleh hasil yang terbaik dianjurkan menggunakan 1 3 g.l-1air, kemudian disemprotkan secara merata ke bagian-bagian tanaman dengan intensitas 12 kali dalam satu minggu.

Aplikasi pupuk daun harus memperhatikan waktu, cara dan konsentrasi yang tepat, agar tanaman dapat terhindar dari resiko akibat kelebihan unsur hara tertentu dalam jaringan tanaman. Sebaliknya penggunaan konsentrasi yang rendah akan memberikan hasil yang kurang efektif dan membutuhkan aplikasi yang lebih sering untuk mencukupkan kebutuhan tanaman dan hal ini menjadi tidak efisien dalam hal waktu dan biaya aplikasi pupuk. Untuk itu setiap jenis pupuk mempunyai konsentrasi tertentu untuk setiap jenis tanaman yang juga berkaitan dengan periode tumbuh dan umur tanaman (Pinus, 2006).

Berdasarkan hal tersebut dilaksanakan penelitian dengan tujuan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi pupuk Gandasil D terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sawi.

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di desa Pana, Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang. Terletak pada ketinggian 700 m dpl, curah hujan rata-rata 700 1000 mm per tahun, tipe iklim B menurut Schmidt dan Ferguson, tekstur tanah liat dan pH 5,9. Berlangsung pada Oktober hingga Desember 2008.

Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk percobaan yang disusun menurut rancangan acak kelompok, terdiri atas delapan taraf, yaitu: G0 = Tanpa pupuk (kontrol), G1 = 0,5 g.l air-1, G2 = 1,0 g.l air-1, G3= 1,5 g.l air-1, G4= 2,0 g.l air-1, G5= 2,5 g.l air-1, G6= 3,0 g.l air-1, dan G7= 3,5 g.l air-1. Setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 24 unit penelitian.

Penelitian dimulai dengan mengolah tanah hingga gembur dan membuat petak persemaian ukuran 1,5 m x 1,2 m, tinggi 0,2 m. Media semai terdiri atas campuran tanah, pasir dan pupuk kandang yang dicampur secara merata lalu digemburkan.

Benih sawi Green pak Choy disebar secara merata lalu ditutup dengan tanah halus kemudian disiram air hingga mencapai kapasitas lapang. Pada saat bibit berumur 15 hari dipindahkan ke petak penelitian yang telah disiapkan.

(5)

kemudian pangkal akar ditutup tanah hingga rata dengan permukaan tanah.

Pemeliharaan tanaman seperti penyiraman, penyiangan, penyulaman dilakukan secara berkala, sedangkan aplikasi pupuk Gandasil D dilakukan saat tanaman berumur satu minggu setelah dipindahkan ke petak-petak penelitian dengan konsentrasi sesuai perlakuan. Aplikasi selanjutnya dilaksanakan dengan interval waktu 7 hari hingga menjelang satu minggu sebelum panen.

Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot segar sawi.petak-1.

HASIL Tinggi Tanaman

Hasil pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, 4 MST, dan berpengaruh sangat nyata saat panen.

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman umur 2, 4 MST dan saat panen

Perlakuan Tinggi tanaman (cm) pada umur

2 MST 4 MST Saat Panen

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji BNJ tarafα= 0,05.

(6)

Jumlah daun

Hasil pengamatan dan sidik ragam jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh nyata terhadap jumlah daun.

Tabel 2. Rata-rata jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam

Perlakuan Jumlah daun (helai) NP BNJα= 0,05 G0

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji BNJ tarafα= 0,05.

Hasil uji beda nyata jujur pada tabel 2, menunjukkan bahwa pada umur 2 minggu setelah tanam, konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air-1 (G5) meng-hasilkan jumlah daun tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan G0 dan G7, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

Selanjutnya hasil pengamatan dan sidik ragam saat panen menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun.

Gambar 1. Diagram rata-rata jumlah daun (helai) saat panen.

Diagram pada gambar 1 memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 1,5 g.l air-1(G3) cenderung menghasilkan rata-rata jumlah daun terbanyak (18,50 helai) sedang perlakuan kontrol (G0) cenderung menghasilkan rata-rata jumlah daun terkecil (14,67 helai).

14,67

17,50 16,42 18,50 16,42 18,25 17,08 17,17

(7)

Gambar 2. Diagram rata-rata luas daun (cm2).

Diagram pada gambar 2 memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air-1 (G5) cenderung menghasilkan rata-rata luas daun terluas yaitu 255,06 cm2, sedang perlakuan kontrol (G0) cenderung menghasilkan rata-rata luas daun tersempit yaitu 175,79 cm2.

Bobot sawi segar per petak

Hasil pengamatan dan sidik ragam bobot segar per petak pada akhir penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh sangat nyata terhadap bobot sawi segar.

Tabel 3. Rata-rata bobot sawi segar per petak

Perlakuan bobot sawi segar (g/petak) NP BNJα= 0,05 G0

G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7

924,04a 891,00ab 825,64ab 822,98ab 795,72abc 683,86bc 590,08cd 425,14d

231,70

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti dengan huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada uji BNJ tarafα= 0,05.

Hasil uji beda nyata jujur pada tabel 3, menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air-1 (G5) menghasilkan bobot sawi segar tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuan G2, G1, dan G0, tetapi berbeda tidak nyata dengan perlakuan lainnya.

0 50 100 150

G0 G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7

R

at

a-ra

ta

l

ua

s da

(8)

Berdasarkan data tersebut, maka dapat diperoleh suatu model regresi, yaitu dengan persamaan regresi kuadratik sebagai berikut:

Y = 412,1 + 395,36 x82,091 x2.

Gambar 3. Grafik rata-rata bobot segar sawi (g) setelah regresi.

Grafik pada gambar 3 memperlihatkan hubungan antara bobot sawi segar dengan konsentrasi pupuk Gandasil D menunjukkan pola parabola kuadratik dimana bobot sawi segar yang terberat yaitu 924,05 g diperoleh pada perlakuan pupuk Gandasil D 2,5 g.l air-1 dengan nilai Y maksimum = 395,36 164,142x sehingga konsentrasi optimum pemberian pupuk Gandasil D yaitu sebesar 2,41 g.l air-1.

PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman saat panen dan bobot sawi segar, berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dan jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam serta berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun umur 4 minggu setelah tanam saat panen dan luas daun.

Hasil uji BNJ taraf α = 0,05 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air-1memberikan pengaruh yang terbaik terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, 4 MST dan saat panen, jumlah daun umur 2 MST dan bobot sawi segar dibanding dengan perlakuan lainnya. Hal ini diduga disebabkan adanya kandungan unsur hara pupuk gandasil D pada konsentrasi tersebut merupakan konsentrasi yang optimum, sehingga memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi sawi. Adapun kandungan unsur hara yang terdapat dalam pupuk daun Gandasil D yaitu unsure hara makro yang terdiri atas N 14 %, P 12 %, K 14 %, Mg 1 %, dan unsur hara mikro Mn, Bo, Cu, Co, Zn yang disemprotkan pada saat tanaman berumur satu minggu setelah tanam sampai satu minggu sebelum panen. Hal ini dapat memacu pertumbuhan vegetatif tanaman sawi terutama tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot sawi segar.

(9)

klorofil yang akan mempengaruhi meningkatnya laju fotosintesis sehingga menghasilkan karbohidrat sebagai bahan baku respirasi dan pertumbuhan tanaman.

Berdasarkan persamaan regresi diketahui bahwa konsentrasi optimum untuk mendapatkan hasil yang optimal pada pemberian pupuk Gandasil D terbaik dicapai pada konsentrasi 2,41 g.l air-1. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk pada tanaman harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, sebab degan pemberian dosis rendah maka pengaruhnya pada tanaman tidak Nampak, begitu pula halnya jika dosis yang diberikan terlalu tinggi akan menimbulkan keracunan pada tanaman, tetapi dengan pemberian pupuk dengan dosis yang sesuai kebutuhan tanaman akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk Gandasil D 2,5 g.l air-1memberikan pengaruh terbaik terhadap tinggi tanaman umur 2 dan 4 minggu setelah tanam dan saat panen, jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam dan bobot sawi segar.

SARAN

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang terbaik disarankan menggunakan pupuk Gandasil D dengan konsentrasi 2,5 g.l air-1 yang diaplikasikan mulai umur satu minggu setelah tanam selanjutnya dengan interval 10 hari sekali hingga satu minggu sebelum panen.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008. Bercocok Tanam Sayuran. Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan, Direktorat Bina Produksi Hortikultura, Jakarta.

Djoehana Setyamidjaya, 2006. Pupuk dan Pemupukan, Simpleks, Jakarta.

Hari Suseno, 1974. Fisiologi Tumbuhan, Metabolisme Dasar dan Beberapa Aspeknya. Fakultas Pertanian Institut Pertanian bogor, Bogor.

Pinus Lingga, 2006. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Rahmat Rukmana, 2006. Bertanam Petsai dan Sawi. Penerbit Kanisius,

Yogyakarta.

Sri Setyati, 2006. Pengantar Agronomi. Gramedia, Jakarta.

Gambar

Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman umur 2, 4 MST dan saat panen
Tabel 2. Rata-rata jumlah daun umur 2 minggu setelah tanam
Tabel 3.  Rata-rata bobot sawi segar per petak
Gambar 3.  Grafik rata-rata bobot segar sawi (g) setelah regresi.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi tanaman 2 dan minggu setelah tanam (MST), jumlah daun 2, 3, dan 5 MST, bobot akar dan bobot segar jual berbeda nyata pada pemberian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pupuk hayati cair Azotobacter maupun konsorsium berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi namun tinggi dan bobot

Aplikasi C juncea L sebagai pupuk hijau berpengaruh positif terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun dan bobot segar tanaman sawi.. Ucapan terima kasih kami

Hasil penelitian ini adalah perlakuan konsentrasi nutrisi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada semua umur tanaman, serta berpengaruh sangat

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa konsentrasi pupuk daun Gandasil D berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter kepala bunga,

Hasil penelitian ini adalah perlakuan konsentrasi nutrisi berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman pada semua umur tanaman, serta berpengaruh sangat

Masa inkubasi pada pupuk air cucian beras berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, bobot basah dan jumlah klorofil total tetapi tidak berpengaruh nyata

Pemberian berbagai jenis pupuk organik berpengaruh nyata terhadap parameter jumlah daun, biomassa per sampel, bobot segar jual per sampel, biomassa per plot, bobot segar