18 BAB II
LANDASAN TEORI
A. PEMIMPIN
1. Definisi Pemimpin
Terdapat banyak definisi mengenai pemimpin. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2007), pemimpin memiliki kata dasar “pimpin” yang sering
disebut sebagai pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, penggerak,
ketua, kepala, penuntun, raja atau tua-tua yang dalam konteks perannya
berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai
cara dalam sistem tertentu.
Sunindhia (2003) menyatakan bahwa pemimpin merupakan seseorang
yang diberikan kepercayaan untuk memberikan arahan kepada masyarakat
dalam sistem tertentu. Teori ini sejalan menurut McShane (2004) yang
menyatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang mampu memberi arahan
dan mempengaruhi aktivitas terkait dengan tugas dari anggota kelompok.
Selanjutnya, peneliti berfokus pada pengertian pemimpin menurut Kartono
(1994), bahwa pemimpin ialah seorang yang memimpin dengan jalan
memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengorganisir, mengarahkan usaha
atau upaya orang lain sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk
bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau
beberapa tujuan.
19
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemimpin adalah
seseorang yang menjadi panutan dalam memberikan arahan kepada masyarakat
atau individu, bertindak memimpin dengan cara memprakarsai tingkah laku
sosial dan bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk
pencapaian satu atau beberapa tujuan bersama.
2. Karakteristik Pemimpin
Menurut Yukl (1998), karakteristik pemimpin merupakan ciri-ciri atau
sifat yang dimiliki oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinannya, dapat dilihat dengan mengenal dan mengidentifikasi atasan
melalui interaksi antara bawahan dengan atasan, artinya karakteristik ini
berpengaruh terhadap persepsi bawahan terhadap pemimpin. Menurut Stogdill
(dalam Yukl, 1998), menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa
karakteristik, yaitu:
a. Memiliki kharisma
Menjadi pemimpin itu tidak semudah yang dibayangkan orang. Ia harus
siap secara intelektual dan moral. Karena ia akan menjadi figur yang
diharapkan banyak orang. Perilakunya harus menjadi teladan atau patut
diteladani. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai
kemampuan di atas kemampuan rata-rata orang biasanya. Singkatnya
bahwa seorang pemimipin harus mempunyai kharisma. Pemimpin yang
punya karisma memiliki:
20 2. Jujur dan dapat dipercaya
3. Memegang komitmen
4. Konsisten dengan ucapan
5. Memiliki moral agama yang cukup.
b. Memiliki keberanian
Sangat tidak masuk akal apabila seorang pemimpin tidak memiliki
keberanian. Sekurang-kurangnya keberanian berbicara, mengemukakan
pendapat, beradu argumentasi dan berani membela kebenaran. Secara
lebih khusus keberanian itu ditunjukkan dalam komitmen berani membela
yang benar, memegang teguh pada pendirian yang benar, tidak takut gagal,
berani ambil resiko, dan berani bertanggungjawab.
c. Memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain
Salah satu ciri bahwa seseorang memiliki jiwa pemimpin adalah
kemampuannya mempengaruhi seseorang untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Dengan kemampuannya berkomunikasi, ia dapat mempengaruhi
orang lain. Adapun cara-cara untuk mempengaruhi orang lain yaitu :
1. Membuat orang lain merasa penting
2. Membantu kesulitan orang lain
3. Mengemukakan wawasan dengan cara pandang yang positif
4. Tidak merendahkan orang lain
21 d. Mampu membuat strategi
Seorang pemimpin semestinya identik dengan seorang ahli strategi.
Strategi yang dirancang banyak ditentukan untuk mengetahui
maju-mundurnya suatu kota atau wilayah. Adapun seorang pemimpin yang
mampu menyusun strategi adalah:
1. Menguasai medan
2. Memiliki wawasan luas
3. Berpikir cerdas
4. Kreatif dan inovatif
5. Mampu melihat masalah secara komprehensif
6. Mampu menyusun skala prioritas
7. Mampu memprediksi masa depan.
e. Memiliki moral yang tinggi
Banyak orang berpendapat bahwa moralitas merupakan ukuran berkualitas
atau tidaknya hidup seseorang khususnya bagi seorang pemimpin yang
akan menjadi panutan. Seorang pemimpin adalah seorang panutan yang
secara moral dapat dipertanggungjawabkan. Tanda-tanda seorang
pemimpin yang bermoral tinggi yakni :
1. Tidak menyakiti orang lain
2. Menghargai siapa saja
3. Bersikap santun
22 5. Tidak gegabah
6. Tidak mau memiliki yang bukan haknya
7. Perkataannya terkendali dan penuh perhitungan
8. Perilakunya mampu dijadikan contoh.
f. Mampu menjadi mediator
Seorang pemimpin yang bijak mampu bertindak adil dan berpikir secara
objektif. Dua hal tersebut akan menunjang tugas pemimpin untuk menjadi
seorang mediator. Pemimpin sebagai mediator meliputi:
1. Berpikir positif
2. Setiap ada masalah selalu berada di tengah
3. Mampu mendudukkan masalah secara proporsional
4. Mampu membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
g. Mampu menjadi motivator
Seorang pemimpin adalah sekaligus seorang motivator. Pemimpin adalah
titik sentral dan titik awal sebuah langkah akan dimulai. Motivasi akan
lahir jika pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator. Tanda-tanda
seorang pemimpin menyadari fungsinya sebagai motivator yaitu :
1. Memiliki kepedulian kepada orang lain
2. Mampu menjadi pendengar yang baik
3. Mengajak kepada kebaikan
23
5. Berusaha mengerti keinginan orang lain.
h. Memiliki rasa humor
Seorang pemimpin akan lebih mudah melaksanakan tugas
kepemimpinannya - jika didukung sifat humoris ataupun memiliki humor
yang tinggi. Termasuk kategori pemimpin yang memiliki rasa humor
adalah sebagai berikut :
1. Murah senyum
2. Mampu memecahkan kebekuan suasana
3. Mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan
4. Kaya akan cerita dan kisah-kisah lucu
5. Mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.
Dari beberapa hal yang telah dikemukakan diatas mengenai karakteristik
pemimpin, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pemimpin dalam
kepemimpinannya sangat tergantung pada sejauh mana pemimpin tersebut
berhasil memiliki karakteristik-karakteristik tersebut, memberikan perubahan,
serta dapat diaplikasikan kepada pemimpin kelompok maupun masyarakat
(Gibson, 2000).
Pemimpin dalam penelitian ini berfokus pada pemimpin kota yakni
Walikota Medan. Menurut Data Pemko Medan (2012), Kota Medan berstatus
kota di provinsi Sumatera Utara, yang dipimpin oleh Walikota Medan dengan
24
memiliki fungsi sebagai pemberian pelayanan, fungsi pengaturan (penetapan
peraturan daerah), fungsi pembangunan, fungsi perwakilan, serta fungsi
koordinasi dan perencanaan pembangunan kota (Kansil, 1996).
B. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERSPEKTIF DALAM MEMILIH PEMIMPIN
Dalam memilih pemimpin, perspektif seseorang turut dipengaruhi beberapa
faktor dalam pengkategorian responden, antara lain (Ross dalam Siagian, 1999):
1. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi partisipasi seseorang
dalam memilih pemimpin. Mereka dari kelompok usia menengah ke atas
dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma lingkungan yang lebih
kuat, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari
kelompok usia lainnya.
2. Jenis Kelamin
Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan
bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti
bahwa dalam banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah
mengurus rumah tangga. Akan tetapi, semakin berkembang zaman peran
perempuan telah bergeser kearah yang baik melalui adanya gerakan
emansipasi dan pendidikan. Jenis kelamin laki-laki menjadi faktor dominan
25 3. Status Tempat Tinggal
Lingkungan dimana seseorang tinggal dianggap dapat menjadi pengaruh
untuk mengetahui situasi yang terjadi di sekitarnya sehingga akan
berpengaruh pada partisipasi seseorang dalam memilih pemimpin.
Seseorang yang tinggal sendiri kurang memperoleh masukan dan informasi
tentang kondisi di wilayahnya terutama tentang karakteristik pemimpin,
beda dengan seseorang yang tinggal bersama orangtua yang akan banyak
mendapatkan informasi tentang pemimpin baik yang telah memimpin dan
pemimpin yang diharapkan untuk kedepannya dengan cara memberikan
pandangan bahkan saling berdiskusi diantara keluarga. Sedangkan yang
tinggal kost memiliki waktu terbatas dan kadangkala berpindah-pindah atau
tidak tinggal lama sehingga informasi pun kurang diperoleh.
4. Lama Tinggal
Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dapat menjadi
pengaruh. Hal ini dikarenakan individu tersebut mengetahui situasi yang
terjadi di sekitarnya dan pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan
tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang dalam memilih
pemimpin. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa
memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat dan ada rasa
keinginan dan harapan memilih pemimpin yang terbaik untuk memimpin
26
C. MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2004), mahasiswa
adalah individu atau sekelompok orang yang bekerja aktif mendorong, pelaksana
sesuatu di berbagai bidang. Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of
social control adalah penyambung lidah rakyat (Koran Media Indonesia, 2009: 8).
Kata Mahasiswa, yang terdiri dari dua komponen yaitu maha dan siswa. Maha
memiliki makna “di atas“( sifat ) dan siswa yang memiliki makna “orang yang terpelajar,”. Dari dua komponen kata di atas di gabung menjadi kata “mahasiswa”
yang dapat kita terjemahkan dalam pemahaman yang sederhana yaitu sekelompok
orang yang memperoleh tingkat pendidikan yang paling atas (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007). Dapat disimpulkan bahwa mahasiswa merupakan orang
terpelajar yang dapat mengecap pendidikan yang tertinggi dalam tingkatan
pendidikan formal.
Di Universitas Sumatera Utara terdapat lebih dari 33.000 orang mahasiswa
yang terbagi di 14 fakultas yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik,
Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi,
27
D. KARAKTERISTIK PEMIMPIN KOTA MEDAN DALAM PERSPEKTIF MAHASISWA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Mahasiswa sebagai kalangan akademik, khususnya di Universitas Sumatera
Utara, diharapkan untuk lebih selektif dan lebih teliti lagi dalam menentukan
karakteristik pemimpinnya (Burns dalam Gabriel, 2003). Hal ini menjadi penting
demi kemajuan pembangunan dan mengubah sistem di kota Medan menjadi lebih
baik dan terarah. Khususnya mahasiswa sebagai agent of change dapat melakukan
pembaharuan di segala bidang terlebih memberi sumbangan pemikiran untuk
mewujudkan pemimpin yang memiliki karakteristik pemimpin dalam kebaikan
dan kebenaran (Koran Online Media Indonesia, 2011). Hal ini menjadi sejalan
dengan perlunya perspektif terhadap keseluruhan karakteristik pemimpin untuk
mewujudkan pemimpin yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme,
khususnya dalam perspektif mahasiswa Universitas Sumatera Utara sebagai
28
Dengan adanya pemimpin
kemamanan lingkungan dapat terjaga dari aksi-aksi premanisme.
Perhatian pemimpin kepada
masyarakat perkotaan maupun pedesaan
Pembangunan yang dapat