• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN - Garden Living : Pengaruh Taman Terhadap Sosialisasi Penghuni Apartemen dan Masyarakat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN - Garden Living : Pengaruh Taman Terhadap Sosialisasi Penghuni Apartemen dan Masyarakat"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek

Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan

rancangan arsitektural model permukiman menengah atas (apartemen & rumah bandar) di

lokasi tapak, yang berbatasan dengan tepi sungai Deli, Jl. Mangkubumi dan jembatan di

Jl. Letjen. Suprapto. Proyek ini adalah proyek revitalisasi kawasan muka sungai Deli,

untuk menghidupkan kembali wilayah ini dari segi budaya, sosial, ekonomi, dan politik.

Wilayah muka sungai yang biasanya identik dengan kawasan kumuh, terlantar, kotor dan

tidak tertata. Juga dipenuhi dengan bangunan tempat tinggal yang ilegal dan menjadi

tempat pembuangan sampah bagi masyarakat sekitar. Dalam mengerjakan proyek ini ada

beberapa tahap yang diperlukan.

Gambar 1.1 Lokasi proyek

Tahap pertama yang akan dijelaskan adalah pendataan awal masalah. Masalah yang

terdapat pada site ini cukup banyak, yaitu sungai yang kotor dan menjadi tempat

pembuangan utama bagi masyarakat yang tinggal disekitarnya sehingga banyak sampah

(2)

liar yang dibangun tepat pada pinggir sungai melewati batas tanggul yang seharusnya

sudah tidak boleh lagi ada bangunan pada daerah itu membuat daerah ini pada musim

hujan selalu terkena banjir. Hal ini menjadikan lingkungan ini kurang menarik jika

dijadikan sebagai tempat pembangunan apartemen untuk masyarakat kelas menengah

keatas. Sehingga disini akan dilakukan revitalisasi lahan untuk menghidupkan kembali

lahan ini agar menarik dan agar sungai Deli bisa dimanfaatkan lagi keberadaannya untuk

area penyerapan air dan area hijau. Pada saat survey lapangan, data yang didapatkan

cukup memadai karena bantuan dari masyarakat sekitar yang sangat ramah dan mengenal

daerah itu dengan baik. Suasana yang didapat saat survey juga sejuk, cukup banyak angin

yang bertiup di pinggir sungai, kebisingan dari jalan utama disekitar site tidak terlalu

terdengar karena cukup teredam oleh suasana site yang masih asri dan terdapat banyak

penghijauan.

Tapak ini berlokasi di antara Jl. Mangkubumi dan Jl. Badur dan terletak di antara

sungai Deli. Spesifikasi luas lahan ini ± 2,5 Ha dan memiliki kontur lahan yang menurun

mulai dari jalan raya menuju ke arah sungai. Letak geografis 3°34’ 58” utara dan

98°40’47” timur. Daerah ini memiliki iklim tropis dengan suhu minimum berkisar antara

23,3°C – 24,4° C dan suhu maksimum berkisar antara 30,7°C – 33,2°C.

Pada pinggiran sungai Deli terdapat cukup banyak pohon sebagai area penghijauan.

Jenis pohon yang banyak terdapat di pinggir sungai Deli adalah pohon bambu, pohon

trembesi dan beberapa jenis pohon peneduh lainnya. Pada sisi sebelah utara site ini

merupakan lahan kosong yang terdapat cukup banyak penghijauan, tetapi sebagian dari

lahan kosong ini dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah bagi masyarakat

sekitar. Di bagian Jl. Letjend Suprapto terdapat cukup banyak penghijauan berupa

pohon-pohon peneduh yang terletak di sepanjang jalan ini. Di Jl. Mangkubumi kurang terdapat

(3)

kaki lima yang terdapat di pinggir jalan dan tidak terdapat trotoar ataupun jalan setapak

pada bagian jalan ini. Tidak ada ruang terbuka hijau di sekitar site ini untuk tempat

masyarakat sekitar berkumpul. Masyarakat biasa berkumpul di pinggir sungai dan di

depan rumah mereka. Hanya terdapat satu taman umum di sekitaran site ini, yaitu taman

Ahmad Yani yang terdapat di Jl. Imam Bonjol.

Gambar 1.2 Keadaan sungai Deli ( Dokumentasi : Pribadi )

Kawasan muka sungai Deli didominasi oleh pemukiman kumuh yang terletak pas di

pinggiran sungai Deli. Permukiman ini merupakan rumah-rumah kumuh yang bersifat

semi permanen dikarenakan letaknya yang di pinggiran sungai sehingga bangunan ini

tidak memiliki izin bangunan. Karena bangunan di pinggir sungai ini ilegal, maka

masyarakat yang tinggal disini tidak didata oleh kantor kelurahan setempat. Masyarakat

yang tinggal disini menggunakan air sungai untuk mencuci dan kegiatan rumah tangga

lainnya. Untuk kebutuhan air bersih mereka membeli air isi ulang karena rumah mereka

(4)

mereka mencuri dari tiang listrik yang berasal dari pinggir jalan, tidak semua rumah di

pinggir sungai ini dilengkapi dengan listrik yang berasal legal dari PLN.

Bangunan dan struktur fisik yang terdapat di sekitaran site adalah pada daerah Jl.

Badur didominasi oleh rumah tinggal 1-3 lantai. Sedangkan pada daerah Jl. Mangkubumi

didominasi oleh rumah toko atau ruko 1-5 lantai, beberapa kantor swasta dan kantor

imigrasi kota medan. Pada daerah Jl. Letjend Suprapto didominasi oleh rumah tinggal

yang berarsitektur kolonial atau klasik, beberapa kantor milik perusahaan swasta, kantor

PTPN IV, dan kantor Polisi Militer (PM). Di Jl. Palang Merah didominasi oleh ruko dan

toko-toko milik perseorangan, juga terdapat kantor Palang Merah Indonesia (PMI).

Disekitaran site ini terdapat bangunan komersil lainnya seperti Royal Apartment, Hotel

Danau Toba, terdapat beberapa sekolah seperti Harapan dan Immanuel, terdapat beberapa

rumah ibadah seperti gereja dan mesjid, rumah sakit seperti Rumah Sakit St. Elisabeth,

dan terdapat taman terbuka hijau umum yaitu taman Ahmad Yani.

Gambar 1.3 Kantor PTPN IV dan Kantor Polisi Militer (PM) ( Dokumentasi : Pribadi )

(5)

Karena letak site yang terletak di tengah kota Medan, akses kendaraan untuk menuju

ke arah site ini cukup banyak. Banyak kendaraan umum maupun kendaraan pribadi yang

melewati daerah ini sehingga untuk akses kendaraan dan akses manusia atau pejalan kaki

menuju site ini cukup mudah dicapai. Pada Jl. Badur yang memiliki lebar ± 7 m, bisa

dilewati oleh 2 kendaraan yang berlawanan arah secara bersamaan. Jl. Mangkubumi

memiliki lebar ± 20 m juga bisa dilewati oleh 2 kendaraan sekaligus dengan aman karena

jalan ini cukup lebar. Untuk menuju ke arah site ini juga bisa dengan melewati Jl. Letjend

Suprapto dan melalui Jl. Palang Merah.

Fasilitas umum di sekitaran site kurang memadai. Pada Jl. Badur, memiliki trotoar di

salah satu sisi jalannya, tetapi keadaan trotoar di jalan ini kurang terawat karena pada

beberapa titik terdapat bolong yang cukup besar sehingga berbahaya bagi masyarakat

untuk berjalan pada malam hari. Pada bagian Jl. Mangkubumi letak trotoarnya sudah

tidak kelihatan lagi karena trotoarnya sudah rusak dan tidak terawat. Jikapun ada terdapat

trotoar maka trotoar tersebut sudah dialihfungsikan menjadi tempat berjualan bagi

pedagang kaki lima. Disekitaran site juga tidak terdapat halte untuk tempat berhentinya

kendaraan umum. Lampu jalan disekitaran site juga dirasa kurang memadai karena tidak

terdapat cukup penerangan pada malam hari sehingga daerah ini terkesan gelap dan

kurang aman bagi masyarakat pada malam hari. Walaupun terdapat lampu jalan, tetapi

kebanyakan lampu jalannya sudah mati karena tidak dirawat lagi oleh pemerintah.

Tempat pembuangan sampah pada daerah ini juga kurang jelas letaknya. Karena

kebanyakan masyarakat sekitar membuang sampah mereka di sungai Deli. Dan lahan

kosong yang terletak di sisi Jl. Mangkubumi juga beralih fungsi menjadi tempat

pembuangan sampah sementara sebelum di bawa ke tempat pembuangan sampah akhir

(6)

1.2 Faktor Manusia, Ekonomi, Undang-Undang dan Peraturan di Sekitar Tapak

Lahan dari proyek kasus C ini terletak di Kecamatan Medan Maimun dan terletak di

dua kelurahan yang berbeda, yaitu Kelurahan Hamdan dan Kelurahan Aur. Pada

Kelurahan Hamdan tapak berada di Lingkungan X dan di Kelurahan Aur tapak berada di

Lingkungan IX. Sehingga data survey yang didapat yang berasal dari dua sumber kantor

kelurahan yang berbeda bisa dipersempit dengan hanya membahas tentang Kel. Hamdan

Ling. X dan Kel. Aur Ling. IX. Dari hasil survey tentang masyarakat disekitar tapak di

dua kelurahan ini bisa didapatkan kesimpulan sebagai berikut.

Di Kelurahan Hamdan, Lingkungan X dengan jumlah penduduk ± 1769 orang

dengan jumlah KK ± 467 kepala keluarga. Pada lingkungan ini lebih banyak terdapat

masyarakat yang beragama Islam, diikuti dengan masyarakat beragama Kristen, Budha,

dan Hindu. Fasilitas untuk beribadah hanya terdapat satu mesjid dan satu mushola. Etnis

masyarakat di lingkungan ini didominasi dengan etnis Aceh.

Sedangkan pada Kelurahan Aur, Lingkungan IX memiliki jumlah penduduk

sebanyak ± 758 orang dengan KK ± 170 kepala keluarga. Di daerah ini didominasi

dengan masyarakat etnis Minang, dikuti oleh etnis Jawa, Melayu, dan Aceh. Dari hasil

survey juga didapat bahwa jenis mata pencaharian penduduk sekitar cukup beragam,

yaitu sebagai pegawai swasta, pedagang, buruh dan pegawai negri sipil (PNS).

Data masyarakat yang tinggal tepat di pinggiran sungai Deli, tidak didapatkan

dengan jelas dari kantor Kelurahan karena masyarakat yang tinggal disini dianggap

penghuni liar karena menurut peraturan yang ada sebenarnya ilegal untuk tinggal di

(7)

Nomor 10/ 2009 tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Perda Nomor 10/2009

tersebut dijabarkan bahwa untuk membangun atau mendirikan bangunan di sekitar daerah

aliran sungai (DAS), minimal jaraknya 25 meter dari bibir sungai tertinggi (sumber

referensi Google). Tetapi dari hasil survey yang didapat dengan turun langsung kelapangan dan bertanya langsung pada masyarakat penghuni pinggiran sungai Deli, didapatkan data

bahwa mata pencaharian masyarakat ini didominasi oleh kuli dan pedagang kecil.

Untuk budaya dan perilaku sosial dari masyarakat disekitar site, didapat

kesimpulan bahwa masyarakat disekitar site memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi.

Terutama bagi masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai Deli. Pada sore hari

masyarakat yang tinggal di pinggir sungai sering berkumpul bersama di daerah depan

rumah mereka. Mereka bersosialisasi bersama dengan tetangga sekitar dan anak-anak

kecil bermain bersama di sekitaran sungai. Tetapi untuk masyarakat yang tinggal di Jl.

Mangkubumi, tingkat sosialisasinya terasa kurang. Karena pada daerah jalan ini terdapat

banyak ruko dan tempat perdagangan lainnya, hal tersebut membuat para penghuni yang

tinggal disini menjadi kurang berkomunikasi dan bersosialisasi dengan tetangga

disekitarnya, seperti masyarakat di kota besar pada umumnya. Masyarakat disekitar lahan

ini juga memiliki beberapa organisasi masyarakat seperti karang taruna dan IPK.

Lahan ini terletak tepat di tengah kota yang memiliki banyak akses untuk menuju

ke site ini. Hal ini seharusnya menjadikan tingkat ekonomi yang tinggi pada daerah ini.

Tapi pada kenyataannya letak daerah yang di tengah kota tidak bisa menjadi titik ukur

perekonomian masyarakatnya. Seharusnya pada daerah tengah kota seperti ini tidak

terdapat lagi pemukiman kumuh atau pemukiman liar. Sedangkan pada kenyataannya

pada pinggir sungai Deli masih terdapat cukup banyak bangunan liar dan kumuh.

Masyarakat yang tinggal di pinggir sungai Deli termasuk masyarakat menengah ke bawah

(8)

kecil dan kuli bangunan. Tetapi masyarakat yang tinggal di Jl. Mangkubumi bisa

termasuk ke dalam masyarakat menengah ke atas karena kebanyakan mata

pencahariannya adalah pegawai swasta, PNS, dan pengusaha dengan tingkat

perekonomian yang lebih baik dibandingkan masyarakat yang tinggal di pinggir sungai.

Hal ini didukung juga dengan lokasi yang strategis berada di pusat kota, memiliki banyak

akses dan dipenuhi oleh sarana publik. Sehingga untuk pembangunan sebuah apartemen

kelas menengah keatas sangat mendukung di daerah ini.

Lokasi site ini berbatasan langsung dengan beberapa jalan utama, yaitu Jl.

Mangkubumi, Jl. Letjend Suprapto, dan Jl. Badur. Pada Jl. Badur bangunan didominasi

oleh bangunan rumah tinggal satu sampai tiga lantai. Pada Jl. Mangkubumi didominasi

oleh bangunan ruko dan perkantoran, seperti swalayan, kantor pajak dan Palang Merah

Indonesia (PMI). Pada Jl. Letjend Suprapto terdapat beberapa bangunan kantor yang

berarsitektur kolonial seperti kantor PTPN IV dan kantor Polisi Militer (PM).

Berdasarkan ketentuan dari peraturan daerah dan RTRW, bahwa kawasan Medan

Maimun merupakan pusat pelayanan kota. Kawasan ini diperuntukkan untuk kegiatan

perdagangan atau bisnis, pusat kegiatan jasa, kegiatan provinsi dan kota, pusat pelayanan

ekonomi dan daerah komersil. Pada keadaan di lapangan hal ini sudah sesuai dengan

peraturan yang berlaku. Pada daerah ini terdapat banyak kantor-kantor, milik pemerintah

dan juga milik swasta. Terdapat banyak toko-toko dengan skala kecil sampai besar

sebagai tempat kegiatan perdagangan. Dan terdapat beberapa bank, seperti bank BNI,

Mandiri, dan BCA sebagai pusat kegiatan ekonomi. Pembangunan ini juga harus

mengikuti Peraturan Daerah Kota Medan No. 5 tahun 2012 tentang retribusi Izin

(9)

Karena lahan yang berada di antara sungai Deli, maka harus mengikuti Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 38 tahun 2011 tentang sungai. Menurut pasal 9 untuk

garis sempadan sungai tidak bertanggul di dalam kawasan perkotaan, yaitu :

Paling sedikit berjarak 10 m (sepuluh meter) dari tepi kiri dan kanan

palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai kurang

dari atau sama dengan 3 m (tiga meter).

Paling sedikit berjarak 15 m (lima belas meter) dari tepi kiri dan kanan

palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih

dari 3 m (tiga meter) sampai dengan 20 m (dua puluh meter).

Paling sedikit berjarak 30 m (tiga puluh meter) dari tepi kiri dan kanan

palung sungai sepanjang alur sungai, dalam hal kedalaman sungai lebih

dari 20 m (dua puluh meter).

Pembangunan apartemen ini juga mengikuti peraturan lain yang telah ditentukan

oleh pemerintah, seperti peraturan tentang koefisiensi dasar bangunan (KDB), garis

sempadan bangunan (GSB), garis sempadan sungai (GSS), koefisiensi lantai bangunan

(KLB), dan ketinggian bangunan yang dapat dibangun. Dari peraturan yang telah

dijelaskan di atas tentang kawasan kota medan, hal tersebut sangat sesuai dengan kasus

proyek yang akan dikerjakan yaitu pembangunan apartemen kelas menengah atas yang

memiliki fasilitas pendukung seperti mall dan taman terbuka hijau umum agar masyarakat

sekitar memiliki tempat untuk berkumpul bersama dan bisa berekreasi menikmati taman

terbuka hijau dan sungai Deli. Bangunan seperti apartemen dan mall memang sudah

(10)

ini, agar tata ruang kota Medan bisa lebih tertata lagi dan mengikuti peraturan yang

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi proyek
Gambar 1.2 Keadaan sungai Deli
Gambar 1.3 Kantor PTPN IV dan Kantor Polisi Militer (PM)

Referensi

Dokumen terkait

Kekuatan Perkerasan Bandar Udara Soekarno-Hatta mampu menahan berat pesawat Airbus A-380, hal ini dapat dilihat dari nilai grafik sebesar 80.000 lbs, sedangkan berat

[r]

(2015).Hubungan Antara Mutu Pelayanan Perawat Dan Tingkat Pendidikan Dengan Kepuasan Pasien Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Kesehatan Di Ruang Rawat Inap

Selain branding melalui website dan sosial media lainnya, branding perusahaan juga dapat dilakukan dengan cara membuat desain interior yang menarik pada kantor.. Selain

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan remaja awal tentang perubahan fisik pubertas dalam kategori baik sebanyak 18 orang (78,3%), dan pengetahuan kurang 5

Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan

Hubungan pengaruh yang lemah antara asupan vitamin E terhadap fungsi paru diduga karena pada saat proses pengolahan makanan sumber vitamin E tersebut diolah dengan suhu

Such problems are commonly found among English learners in Asia, especially where English is a foreign language and access to English natural environment and