PENGARUH LINGKUNGAN, MOTIVASI DAN AKSES INTERNET TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA PASCASARJANA
Vidriana O. Bano
Universitas Kristen Satya Wacana 942016033@student.uksw.edu
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan, motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kuesioner. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP, Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) angkatan 2016 sebanyak 30 orang. Analisis data dilakukan dengan perhitungan dari statistik dengan Software SPSS (Statistical Program Smart Solution)
Ver.22.0 For Windows. Hasil pengujian menunjukkan besarnya lingkungan belajar pada mahasiswa terdapat pada kategori tinggi, sebesar 79,33%, besarnya motivasi pada mahasiswa terdapat pada kategori sangat tinggi, sebesar 81,33%; besarnya penggunaan akses internet pada mahasiswa terdapat pada kategori sangat tinggi, sebesar 82%, dan besarnya kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana pada kategori tinggi, sebesar 72,67%. Hasil uji hipotesis menunjukkan: 1) terdapat pengaruh antara lingkungan belajar terhadap kemandirian belajar mahasiswa; 2) terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa; 3) tidak terdapat pengaruh antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa; 4) terdapat pengaruh antara lingkungan belajar, motivasi dan penggunaan akses internet secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016. Uji Normalitas: distribusi data adalah normal. Uji Autokorelasi: model ini tidak ada autokorelasi. Uji MultikolinieritasUji VIF: model regresi ini tidak memiliki masalah Multikolinieritas. Uji Multikolinieritas Partial Correlation: seluruh variabel penjelas terbebas dari masalah Multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas: model ini mengalami masalah heteroskedastisitas.
Kata kunci: lingkungan, motivasi, akses internet, kemandirian belajar, pascasarjana
I. PENDAHULUAN
Istilah yang berkaitan dengan kemandirian belajar diantaranya adalah self regulated learning. Menurut Hargis (2000) mendefinisikan kemandirian belajar sebagai self regulated
learning yakni upaya
memperdalam dan memanipulasi jaringan asosiatif dalam suatu bidang tertentu, dan memantau serta meningkatkan proses pendalaman yang bersangkutan (http:/www.jhargis.com). Hal ini menunjukkan bahwa self regulated
learning merupakan proses
perancangan dan pemantauan diri yang seksama terhadap proses kognitif dan afektif dalam menyelesaikan suatu tugas akademik.
menentukan sendiri masa depannya tanpa tergantung dengan orang lain. Orang yang mandiri akan selalu berusaha untuk maju, penuh ketekunan, merencanakan dan mewujudkan apa yang menjadi keinginannya. Menurut Haris Mujiman (2009:7) “Dalam kegiatan pembelajaran, kemandirian sangat penting karena kemandirian merupakan sikap pribadi yang sangat diperlukan oleh setiap individu. Hal yang sama juga diutarakan oleh Utari Sumarmo (2006:5) “Dengan kemandirian, siswa cenderung belajar lebih baik, mampu memantau, mengevaluasi, dan mengatur belajarnya secara efektif, menghemat waktu secara efisien, akan mampu mengarahkan dan mengendalikan diri sendiri dalam berfikir dan bertindak, serta tidak merasa bergantung pada orang lain. Namun tidak sedikit
mahasiswa yang masih
menghiraukan kemandirian belajar, padahal dalam belajar sangat dibutuhkan sikap kemandirian belajar karena adanya sikap kemandirian belajar yang tertanam dalam diri seorang siswa maka tujuan yang akan dicapai dapat diraihnya.
Mahasiswa merupakan manusia dewasa yang diharapkan dapat menempatkan diri sebagai pembelajar mandiri yang dapat menentukan strategi pembelajaran serta sumber belajar yang relevan yang memungkinkannya untuk dapat mengoptimalkan kemampuan belajarnya. Tuntutan akan kemandirian belajar mahasiswa semakin tinggi dengan hadirnya
teknologi informasi dalam pembelajaran, seperti internet yang memberikan sejumlah fasilitas untuk sumber pustaka terkini, dan dapat diakses secara tak terbatas oleh ruang dan waktu. Melalui internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan sesuai kebutuhan yang relevan dengan subjek mata kuliah. Sehingga pemanfaatan jaringan internet sebagai sumber belajar, akan membantu, mempermudah dan mempercepat penyelesaian tugas-tugas perkuliahan, termasuk penyelesaian tugas akhir dan kemandirian belajarnya. Selain adanya akses internet, kemandirian belajar mahasiswa juga didukung oleh beberapa faktor diantaranya motivasi belajar (faktor internal) dan lingkungan belajar mahasiswa itu sendiri (faktor eksternal).
Motivasi adalah suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan (Wasty Soemanto, 1998:212). Oleh sebab itu, motivasi dalam belajar merupakan faktor yang sangat penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong siswa melakukan belajar.
Lingkungan belajar merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi kemandirian belajar mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP
melakukan kegiatan belajar dan bersosialisasi dengan orang lain yang ada di dalam lingkungan tersebut. Oleh karena itu, sekolah dalam hal ini universitas dapat dikatakan sebagai lingkungan belajar. Kondisi lingkungan yang baik akan mempengaruhi semangat belajar dan mengakibatkan hasil pencapaian belajar maksimal. Sebaliknya, lingkungan yang kurang kondusif akan membuat mahasiswa tidak nyaman dalam proses kegiatan belajar mengajar. Faktor lingkungan tidak saja dari segi lingkungan non sosial (fisik) tetapi juga lingkungan sosial. Faktor fisik meliputi tempat belajar, alat belajar, suasana belajar dan sumber belajar. Sedangkan faktor sosial meliputi lingkungan keluarga, dosen dan karyawan, pergaulan teman sebaya, pergaulan di luar kampus, dan lain sebagainya. Keadaan lingkungan belajar ini dapat terjadi di dalam lingkungan keluarga, kampus, masyarakat dan sebagainya.
Kemandirian belajar mahasiswa menjadi syarat untuk membentuk lulusan yang profesional. Kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) masih perlu diperhatikan lagi, hal ini terlihat dari kondisi beberapa mahasiswa yang kadang tidak mempersiapkan diri terhadap materi kuliah yang akan diajarkan dosen sehingga terkesan sangat asing karena mahasiswa belum pernah mempelajari sebelumnya, ada beberapa mahasiswa yang tidak
mengulang kembali materi kuliah yang telah diberikan dosen sesegera mungkin dengan alasan masih banyak kesempatan di waktu lain untuk mengulang materi tersebut, atau menggunakan alasan sibuk dengan pekerjaan atau hal-hal lainnya. Berpijak dari gambaran diatas, penulis bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Lingkungan, Motivasi Dan Akses Internet Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa” ini dipandang penting dan cukup perlu untuk segera dilaksanakan.
Adapun rumusan masalah yang ingin diangkat adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana pengaruh lingkungan terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016?; 2) Bagaimana pengaruh motivasi belajar terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016?; 3) Bagaimana pengaruh akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016?; 4) Bagaimana pengaruh lingkungan, motivasi belajar dan akses internet secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016?
mengetahui seberapa besar pengaruh akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016; 4) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh lingkungan, motivasi belajar dan akses internet secara bersama-sama terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
II. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode analitik deskripsi kuantitatif yaitu metode yang menggambarkan fakta dan kejadian pada objek yang diteliti.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) angkatan 2016 sebanyak 30 orang. Analisis data menggunakan perhitungan statistik dengan
Software SPSS (Statistical Program Smart Solution) Ver.22.0 For Windows. Variable yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu: Variable Independent (X) adalah lingkungan (X1), motivasi belajar (X2) dan akses internet (X3). Sedangkan untuk variabel Dependent (Y) adalah kemandirian belajar mahasiswa. Untuk mendeskripsikan data digunakan nilai rerata sebagai norma perbandingan dengan lima kategori sebagai berikut:
1. Kategori sangat tinggi/sangat bagus: > X + 1,5 SD
2. Kategori tinggi/bagus: (X+0,5 SD) – (X+1,5 SD)
3. Kategori cukup/cukup bagus: (X-0,5 SD) – (X+0,5 SD)
4. Kategori rendah/buruk: (X-0,5 SD) – (X-1,5 SD)
5. Kategori sangat rendah/sangat buruk: < X – 1,5 SD
Dalam penelitian ini, dilakukan lima asumsi, yaitu: Uji Linieritas, Uji Normalitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas. Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda. Sebagai kriteria penerimaan dan penolakan digunakan tingkat signifikansi 5%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data
Hasil perhitungan melalui statistik deskriptif pengaruh lingkungan, motivasi belajar dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016 di sajikan pada Gambar 1 dan Tabel 1.
X1 Y 0 20 40 60 80 100 120
Chart Title
Sangat
tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat rendah
Gambar 1. Distribusi lingkungan (X1), motivasi belajar (X2) dan akses internet (X3)
terhadap kemandirian belajar (Y
Tabel 1. Distribusi lingkungan (X1), motivasi belajar (X2) dan akses internet (X3) terhadap kemandirian belajar (Y)
Kategori X1 X2 X3 Y
Frek Frek(%) Frek Frek(%) Frek Frek(%) Frek Frek(%)
Tinggi 29 96,67 20 66,67 25 83,33 16 53,33
Cukup 1 3,33 4 13,33 1 3,33 11 36,67
Rendah 0 0 0 0 0 0 1 3,33
Sangat
rendah 0 0 0 0 0 0 0 0
Lingkungan belajar pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 yang memiliki kategori sangat tinggi sebanyak 0%, kategori tinggi sebanyak 29 orang atau 96,67%, kategori cukup sebanyak 1 orang atau 3,33%, kategori rendah dan sangat rendah sebanyak 0%. Jadi secara umum lingkungan belajar pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 mempunyai kecenderungan dalam kategori tinggi atau sebesar 79,33%.
Motivasi belajar pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 yang memiliki kategori sangat tinggi sebanyak 0%, kategori tinggi sebanyak 20 orang atau 66,67%, kategori cukup sebanyak 4 orang atau 13,33%, kategori rendah dan sangat rendah sebanyak 0%. Jadi secara umum motivasi belajar pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 mempunyai kecenderungan dalam kategori sangat tinggi atau sebesar 81,33%.
Akses internet pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 yang memiliki kategori sangat tinggi sebanyak 4 orang atau 13,33%, kategori tinggi sebanyak 25 orang atau 83,33%, kategori cukup sebanyak 1 orang atau 3,33%, kategori rendah dan sangat rendah sebanyak 0%. Jadi secara umum akses internet pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 mempunyai kecenderungan dalam kategori sangat tinggi atau sebesar 82%.
Kemandirian belajar pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 yang memiliki
kategori sangat tinggi sebanyak 2 orang atau 6,67%, kategori tinggi sebanyak 16 orang atau 53,33%, kategori cukup sebanyak 11 orang atau 36,67%, kategori rendah sebanyak 1 orang atau 3,33% dan kategori sangat rendah sebanyak 0%. Jadi secara umum kemandirian belajar pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 mempunyai kecenderungan dalam kategori tinggi atau sebesar 72,67%.
B. Analisis Data Uji Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama, terdapat pengaruh antara lingkungan belajar terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar mahasiswa digunakan analisis regresi linear sederhana. Berikut ini adalah tabel hasil analisis regresi linier sederhana untuk pengaruh lingkungan belajar (X1) terhadap kemandirian belajar mahasiswa (Y).
Tabel 2. Model Summary Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Kemandirian Belajar mahasiswa
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,470a ,221 ,193 9,457
a. Predictors: (Constant), Lingkungan_Belajar
Tabel 3. Koefficients Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Kemandirian Belajar mahasiswa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4,976 27,523 -,181 ,858
Lingkungan_
Belajar 1,672 ,594 ,470 2,814 ,009
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
terhadap hubungan antara lingkungan terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Koefisien Determinasi (KD) = (0,470)2 =
0,2209 atau 22,09%, yang artinya lingkungan belajar memberikan pengaruh sebesar 22,09% terhadap kemandirian belajar mahasiswa sedangkan 77,91% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji t dengan menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Dari data diatas untuk lingkungan belajar, nilai Signifikansi sebesar 0,009 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara lingkungan terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
Hal ini menunjukkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara lingkungan terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan demikian hipotesis yang pertama pada penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.
Uji Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua, terdapat pengaruh motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa digunakan analisis regresi linear sederhana. Berikut ini adalah tabel hasil
analisis regresi linear sederhana untuk pengaruh motivasi (X2) terhadap kemandirian belajar mahasiswa (Y).
Tabel 4. Model Summary Pengaruh Motivasi Terhadap Kemandirian Belajar
a. Predictors: (Constant), Motivasi
Tabel 5. Coefficients Pengaruh Motivasi Terhadap Kemandirian Belajar B Std. Error Beta
1(Constant) 14,03
1,049 ,230 ,652 4,55 2
, 000 a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
Koefisien korelasi antara motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa sebesar 0,652 yang artinya terhadap hubungan antara motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Koefisien Determinasi (KD) = (0,652)2 = 0,425 atau
42,5%, yang artinya motivasi memberikan pengaruh sebesar 42,5% terhadap kemandirian belajar mahasiswa sedangkan 57,5% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji t dengan menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Dari data diatas untuk motivasi, nilai Signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara motivasi terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan demikian hipotesis yang kedua pada penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.
Uji Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga, terdapat pengaruh penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa digunakan analisis regresi linear sederhana. Berikut ini adalah tabel hasil analisis regresi linear sederhana untuk pengaruh penggunaan akses internet (X3) terhadap kemandirian belajar mahasiswa (Y).
Tabel 6. Model Summary Pengaruh Akses Internet terhadap Kemandirian Belajar
a. Predictors: (Constant), Akses_Internet
Tabel 7. Coefficients Pengaruh Akses Internet terhadap Kemandirian Belajar B Std. Error Beta
1 (Constant) 25,297 24,857 1,018 ,318
Akses_Inte
rnet 1,138 ,600 ,338 1,898 ,068
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
Koefisien korelasi antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa sebesar 0,338 yang artinya terhadap hubungan antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Koefisien Determinasi (KD) = (0,338)2 = 0,114 atau 11,4%, yang
artinya penggunaan akses internet
memberikan pengaruh sebesar 11,4% terhadap kemandirian belajar mahasiswa sedangkan 88,6% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji t dengan menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Dari data diatas untuk penggunaan akses internet, nilai Signifikansi sebesar 0,068 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
pengaruh lingkungan belajar (X1), motivasi (X2), penggunaan akses internet (X3) terhadap kemandirian belajar mahasiswa (Y).
Tabel 8. Model Summary Pengaruh Lingkungan, Motivasi, Akses Internet terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,686a ,470 ,409 8,090
a. Predictors: (Constant), Akses_Internet, Lingkungan_Belajar, Motivasi
Tabel 9. ANOVA Pengaruh Lingkungan, Motivasi, Akses Internet terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Model
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regression 1510,806 3 503,602 7,694 ,001b
Residual 1701,861 26 65,456
Total 3212,667 29
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
b. Predictors: (Constant), Akses_Internet, Lingkungan_Belajar, Motivasi
Tabel 10. Coefficients Pengaruh Lingkungan, Motivasi, Akses Internet terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa
Model
1 (Constant) -22,111 27,669 -,799 ,431 Lingkungan_
Belajar ,700 ,579 ,197 1,209 ,237 Motivasi ,840 ,269 ,522 3,122 ,004 Akses_Intern
et ,372 ,515 ,110 ,722 ,477
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
Koefisien korelasi antara pengaruh lingkungan, motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa sebesar 0,686 yang artinya terhadap hubungan antara pengaruh lingkungan, motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa. Koefisien Determinasi (KD) = (0,686)2 =
0,470 atau 47%, yang artinya lingkungan, motivasi dan akses internet memberikan pengaruh sebesar 47% terhadap kemandirian belajar mahasiswa sedangkan 53% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti.
Untuk menguji hipotesis pertama digunakan uji t dengan menggunakan significance level
0,05 (α = 5%). Dari data diatas untuk motivasi, nilai Signifikansi sebesar 0,001 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara lingkungan, motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
Hal ini menunjukkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara lingkungan, motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 dapat diterima dengan tingkat kepercayaan 95%, dengan demikian hipotesis yang keempat pada penelitian ini dapat dibuktikan kebenarannya.
Dugaan Persamaan
Regresi: Y= -22,111 + 0,700X1 +
0,840X2 + 0,372X3
Uji Normalitas
Tabel 11. Descriptive Statistics Uji Normalitas
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.
Error Statistic Std. Error Unstandardiz
ed Residual 30 -24,36156 15,52967 ,0000000 7,66060419 -,670 ,427 2,394 ,833 Valid N
(listwise) 30
Terlihat bahwa rasio skewness = -0,670/0,427 = - 1,569; sedang ratio kurtosis= 2,394/0,833 = 2,873. Karena rasio skewness dan rasio kurtosis berada diantara -2 hingga +2, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah normal.
Uji Autokorelasi
Lakukan regresi untuk data di atas seperti pada Uji Normalitas. Setelah itu pilih Statistics akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Kemudian centang pilihan Durbin-Watson setelah itu pilih tombol Continue dan akhirnya pada tampilan selanjutnya pilih OK. Maka akan muncul output sebagai berikut:
Tabel 12. Model Summary Uji Autokorelasi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,686a ,470 ,409 8,090 1,882
a. Predictors: (Constant), Akses_Internet, Lingkungan_Belajar, Motivasi
b. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah:
- Bila nilai DW berada di antara dU sampai dengan 4 - dU maka koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi.
- Bila nilai DW lebih kecil daripada dL, koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi positif. - Bila nilai DW terletak di antara dL dan dU, maka tidak dapat disimpulkan. - Bila nilai DW lebih besar daripada 4 - dL, koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya ada autokorelasi negatif.
- Bila nilai DW terletak di antara 4 – dU dan 4- dL, maka tidak dapat disimpulkan.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan nilai dL dan dU. Caranya adalah dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, sampel (n) yang kita miliki sebanyak 30 observasi, dan variabel penjelas sebanyak 3 maka dapatkan nilai dL dan dU sebesar 1,214 dan 1,649. Maka dapat disimpulkan bahwa model ini tidak ada autokorelasi.
Uji Multikolinieritas a. Uji VIF
Cara ini sangat mudah, hanya melihat apakah nilai VIF untuk masing-masing variabel lebih besar dari 10 atau tidak. Bila nilai VIF lebih besar dari 10 maka diindikasikan model tersebut memiliki gejala Multikolinieritas.
LANGKAH-LANGKAH DALAM SPSS Kembali Lakukan regresi seperti pada Uji Normalitas. Setelah itu pilih Statistics kemudian centang pilihan Collinearity Diagnostics setelah itu pilih tombol Continue dan akhirnya pada tampilan selanjutnya pilih OK. Hasilnya sebagai berikut.
Tabel 13. Coefficients Uji Multikolinieritas (uji VIF)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
Lingkungan_Belajar ,700 ,579 ,197 1,209 ,237 ,770 1,298
Motivasi ,840 ,269 ,522 3,122 ,004 ,728 1,374
Akses_Internet ,372 ,515 ,110 ,722 ,477 ,873 1,145
a. Dependent Variable: Kemandirian_Belajar
Dapat dilihat bahwa seluruh variabel penjelas memiliki nilai VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak memiliki masalah Multikolinieritas.
b. Partial Correlation
Buka data kemudian pilih Analize – Correlate – Partial - masukkan variabel lingkungan, motivasi, akses internet ke kotak Variables dan kemandirian belajar ke kotak Controlling for – OK. Muncul output sebagai berikut:
Tabel 14. Correlations Uji Multikolinieritas (Partial Correlation)
Control Variables
Lingkungan_Belaja
r Motivasi Akses_Internet Kemandirian_B
elajar
Lingkungan_Be lajar
Correlation 1,000 ,243 ,114
Significance (2-tailed) . ,204 ,558
df 0 27 27
Motivasi Correlation ,243 1,000 ,168
Significance (2-tailed) ,204 . ,384
df 27 0 27
Akses_Internet Correlation ,114 ,168 1,000
Significance (2-tailed) ,558 ,384 .
df 27 27 0
Untuk menentukan apakah hubungan antara dua variabel bebas memiliki masalah multikoliniaritas adalah melihat nilai Significance (2-tailed), jika nilainya lebih kecil dari 0,05 (α=5%) maka diindikasikan memiliki gejala Multikolinearitas yang serius. Dari seluruh nilai Significance (2-tailed) di atas, dapat disimpulkan seluruh variabel penjelas terbebas dari masalah Multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Kita sudah memiliki variabel Unstandardized Residual (RES_1), selanjutnya pilih Transform Compute Variable. Pada kotak Target Variable ketik
abresid, pada kotak Function group pilih All dan dibawahnya akan muncul beberapa pilihan fungsi. Pilihlah Abs. Kemudian klik pada tombol tanda panah arah ke atas, dan masukkan variabel Unstandardized Residual (RES_1) ke dalam kotak Numeric Expression dan tampilannya akan menjadi seperti berikut. Dan akhirnya pilih OK. Kemudian dilanjutkan dengan regresi dengan cara, Analyze – Regression -Linear. Masukkan variabel abresid pada kotak sebelah kiri ke kotak Dependent, dan variabel X1, X2,dan X3 ke kotak Independent(s) dengan mengklik tombol tanda panah dan OK Muncul output sebagai berikut:
Tabel 15. Coefficients Uji Heteroskedastisitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6,750E-15 27,669 ,000 1,000
Lingkungan_Bel
ajar ,000 ,579 ,000 ,000 1,000 ,770 1,298
Motivasi ,000 ,269 ,000 ,000 1,000 ,728 1,374
a. Dependent Variable: Abresid
Nilai t-statistik dari seluruh variabel pejelas tampak signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini mengalami masalah heteroskedastisitas.
Hasil keseluruhan dari perhitungan data diatas adalah sebagai berikut:
1) Lingkungan berpengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. Hasil pengujian menunjukkan besarnya pengaruh lingkungan terhadap kemandirian belajar sebesar 22,09%. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara lingkungan terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. Kampus telah mengkondisikan lingkungan yang sangat mendukung untuk belajar mahasiswa. Hal ini menandakan bahwa lingkungan belajar yang termasuk dalam faktor eksternal merupakan salah satu faktor pendukung kemandirian belajar mahasiswa. Lingkungan Belajar yang kondusif untuk belajar akan memudahkan mahasiswa dalam menyerap ilmu, begitu juga sebaliknya. Lingkungan belajar yang tidak kondusif menyebabkan mahasiswa tidak dapat berkonsentrasi untuk belajar dan cenderung membuat prestasi belajar mahasiswa menurun. Lingkungan belajar yang terbagi dalam lingkungan sosial dan lingkungan non sosial (fisik) dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Hal ini senada dengan teori dari Hutabarat E.P. (1995:203), Bimo Walgito (2003:127), dan Sultan
Zanti Arbi (1991:31) yang menyatakan bahwa lingkungan belajar terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial (fisik) yang dapat berpengaruh terhadap pencapaian kemandirian belajar. Lingkungan belajar terutama kampus sangat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa, karena di kampus mahasiswa dapat menghabiskan waktunya untuk belajar. Kampus telah menyediakan layanan yang kondusif bagi mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 antara lain dengan mengatur jadwal belajar dan jadwal kelas yang sistematis, menciptakan suasana tenang di kampus, melengkapi buku-buku pendukung di perpustakaan, memberikan fasilitas belajar mengajar yang memadai, dosen yang selalu mengerti karakter belajar mahasiswa, staf administrasi yang selalu siap melayani dan membantu mahasiswa, serta selalu menciptakan kondisi bersih dan asri di dalam lingkungan kampus.
yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan pendapat, menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, mempraktekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Di dalam aktivitas belajar mandiri, motivasi individu dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran, kesungguhan dan ketelatenan dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Sebaliknya siswa-siswa yang tidak atau kurang memiliki motivasi, umumnya kurang sungguh-sungguh di dalam mengerjakan tugas. Sikap yang kurang positif di dalam belajar ini semakin nampak ketika tidak ada orang lain (dosen, orang tua) yang mengawasinya. Oleh karena itu, rendahnya motivasi merupakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberikan dampak bagi ketercapain kemandirian hasil belajar yang diharapkan.
3) Akses internet tidak berpengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. Penggunaan akses internet mahasiswa memberikan pengaruhnya hanya sebesar 11,4% terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW dengan nilai Signifikansi sebesar 0,068 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. Hal ini menunjukkan hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 dapat ditolak, dengan demikian hipotesis yang ketiga pada penelitian ini tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Nampak bahwa penggunaan akses internet belum sepenuhnya membuat kemandirian belajar bagi mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. Ada faktor-faktor lain yang dapat mendorong kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW. Faktor-faktor tersebut antara lain: penggunaan buku/literasi fisik/jurnal yang tersedia di perpustakan UKSW. Faktor yang
menghambat mahasiswa
sumber-sumber informasi tanpa batas dan aktual dengan sangat cepat. Adanya internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat dalam bentuk Digital Library. Sudah banyak pengalaman tentang kemanfaatan internet dalam penelitian dan penyelesaian tugas akhir mahasiswa. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat juga dilakukan melalui internet. Tanpa teknologi internet banyak tugas akhir dan thesis atau bahkan desertasi yang mungkin membutuhkan waktu lebih banyak untuk menyelesaikannya. Para akademisi merupakan salah satu pihak yang paling diuntungkan dengan kemunculan internet. Berbagai referensi, jurnal, maupun hasil penelitian yang dipublikasikan melalui internet tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Para mahasiswa tidak lagi harus mengaduk-aduk buku di perpustakaan sebagai bahan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahnya. Cukup memanfaatkan search engine, materi-materi yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Selain menghemat tenaga dan biaya dalam mencarinya, materi-materi yang dapat ditemui di internet cenderung lebih up to date. Bagi para pengajar, internet bermanfaat dalam mengembangkan profesinya, karena dengan internet dapat : (a) meningkatkan pengetahuan, (b) berbagi sumber diantara rekan sejawat, (c) bekerjasama dengan pengajar di luar negeri, (d) kesempatan mempublikasikan informasi secara langsung, (e) mengatur komunikasi secara teratur, dan (f) berpartisipasi dalam forum-forum lokal maupun internasional. Di
samping itu para pengajar juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber bahan mengajar dengan mengakses rencana pembelajaran atau silabus online dengan metodologi baru, mengakses materi kuliah yang cocok untuk mahasiswanya, serta dapat menyampaikan ide-idenya. Sementara itu mahasiswa juga dapat menggunakan internet untuk belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memeperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian.
4) Lingkungan, motivasi belajar dan akses internet secara bersama-sama memberi pengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 sebesar 47%. Disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara lingkungan, motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
47% terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 sedangkan 53% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti, artinya variabel lingkungan, motivasi belajar dan akses internet dapat dijadikan indikator keberhasilan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa disamping variabel-variabel lainnya yang juga berpengaruh besar terhadap kemandirian belajar mahasiswa.
c. PENUTUP A. KESIMPULAN
Dari hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Besarnya lingkungan belajar pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 terdapat pada kategori tinggi, sebesar 79,33%. Hasil pengujian menunjukkan besarnya pengaruh lingkungan terhadap kemandirian belajar sebesar 22,09%. Kampus telah mengkondisikan lingkungan yang sangat mendukung untuk belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. 2. Besarnya motivasi pada mahasiswa
pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 terdapat pada kategori sangat tinggi, sebesar 81,33%. Motivasi berpengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 sebesar 42,5%.
3. Besarnya penggunaan akses internet pada mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016 terdapat pada kategori sangat tinggi, sebesar 82%. Akses internet tidak berpengaruh terhadap kemandirian belajar
mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016. Penggunaan akses internet mahasiswa memberikan pengaruhnya hanya sebesar 11,4% terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW dengan nilai Signifikansi sebesar 0,068 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh antara penggunaan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
4. Besarnya kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP angkatan 2016 pada kategori tinggi, sebesar 72,67%. Lingkungan, motivasi belajar dan akses internet secara bersama-sama memberi pengaruh terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016 sebesar 47%. Disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh antara lingkungan, motivasi dan akses internet terhadap kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemandirian belajar mahasiswa pascasarjana FKIP-MMP UKSW angkatan 2016, yaitu:
1. Beberapa langkah bagi mahasiswa untuk dapat meningkatkan motivasi belajar:
a. Buat sasaran belajar
c. Visualisasikan ketika Anda meraih sasaran
d. Bertindak sedikit demi sedikit setiap hari
e. Tetap fokus pada sasaran
2. Ketua Program Studi FKIP-MMP UKSW beserta para Dosen lebih memotivasi dan mengoptimalkan mahasiswanya dalam keberlangsungan kemandirian belajar mahasiswa di kampus.
3. Mahasiswa lebih mengoptimalkan lagi peran internet sebagai sarana pembelajaran, internet sebagai sarana untuk belajar sendiri secara cepat, sehingga akan meningkatkan dan memperluas pengetahuan, belajar berinteraksi, dan mengembangkan kemampuan dalam bidang penelitian. Informasi yang terdapat di internet itu sendiri beragam, ada yang positif, negatif, membangun, merusak dan lain sebagainya. Mahasiswa perlu memfilter sendiri sekian jenis informasi yang ada di dunia maya.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro Dwi Listyanto dan Sudji Munadi. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Internet, Lingkungan Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa SMK. Jurnal Pendidikan
Vokasi,Vol 3, Nomor 3. Yogyakarta.
Aunurrahman. 2009. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta.
Bimo Walgito. (2004). Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta: Andi Offset.
Hargis, J. (http:/www.jhargis.com/). The Self-Regulated Learner Advantage: Learning Science on the Internet.
Haris,Mujiman. 2007. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Hutabarat, E.P. 1995. Cara Belajar. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Laila Hadri Nasution. 2006. Pemanfaatan Internet Guna Mendukung Kegiatan Perkuliahan Mahasiswa Program
Pascasarjana Unimed. USU
Repository©2006
Iik Novianto. PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET DI KALANGAN MAHASISWA (Studi deskriptif tentang perilaku penggunaan internet dikalangan mahasiswa perguruan tinggi negeri (FISIP UNAIR) dengan perguruan tinggi swasta (FISIP UPN) untuk memenuhi kebutuhan informasinya). Akademia.edu
Mustofa Setyo Ariwibowo. 2012.
Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
PPKn Angkatan 2008/2009
Universitas Ahmad Dahlan Semester Ganjil Tahun Akademik 2010/2011.
Jurnal Citizenship, Vol. 1 No. 2, Januari 2012.
Rahmat Hidayat. 2010. Analisis Tingkat Penggunaan Internet Dikalangan Mahasiswa Dan Hubungannya Dalam Peningkatan Nilai Akademik (Studi Kasus pada Mahasiswa di Kota Medan). Jurnal Mediasi, Vol. 2, No. 2, pp. 55-63 Desember 2010, ISSN: 2085-6342
Riduwan dan Akdon. 2008. Rumus dan Data dalam Analisis Statistik. Bandung: Alfa Beta.
Setyo Nugroho.2014. Kreativitas Belajar
Mahasiswa Ditinjau Dari
Kemandirian Belajar Dan
Kedisiplinan Belajar Pada
Mahasiswa Program Studi
Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2011. Naskah Publikasi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sumarmo, Utari. 2006. Berpikir Matematika Tingkat Tinggi Apa,
Mengapa dan Bagaimana
Dikembangkan pada Siswa Sekolah
Menengah dan Mahasiswa Calon
Guru. Makalah pada Seminar
Pendidikan Matematika di FMIPA Universitas Pajajaran Tahun 2006. Bandung.
Sultan Zanti Arbi. 1991. Dasar-Dasar
Kependidikan. Yogyakarta:
Depdikbut.