ANALISIS PERMINTAAN DAGING SAPI
DI AMERIKA SERIKAT
(Periode 1990 - 2012)
Paper ini diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah : Ekonometrika
Dosen Pembimbing :
Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec., Ph.D.
Ditulis oleh :
Muhammad Wahyu Syahputra - 1111046100133
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
BAB I
PENDAHULUAN
Amerika Serikat merupakan salah satu negara produsen dan konsumen daging sapi terbesar di dunia. Industri daging sapi dan unggas adalah segmen terbesar dari Agrikultur Amerika Serikat. Total produksi daging sapi dan unggas di tahun 2011 mencapai lebih dari 92.3 miliar pon, meningkat 200 juta pon dari tahun 2010. Walaupun konsumsi daging sapinya tergolong tertinggi di dunia Amerika Serikat masih mampu memenuhi kebutuhan dalam negerinya dengan tidak banyak mengimpor daging sapi dari luar negeri.
Sebagai salah satu negeri dengan konsumsi daging sapi terbesar di dunia, permintaan akan daging sapi di Amerika Serikat amatlah besar. Banyak faktor yang mempengaruhi permintaan daging sapi di Amerika Serikat. Faktor yang paling utama adalah faktor harga. Harga daging sapi di Amerika Serikat memiliki harga yang lebih murah dibandingkan harga daging sapi di Indonesia. Dalam hal ini Amerika Serikat berhasil menekan harga daging sapi di negerinya dengan besarnya jumlah produsen daging sapi sehingga harga daging di Amerika Serikat pun dapat ditekan, dan warganya dapat menikmati daging yang bergizi dengan harga murah.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hukum Permintaan
Dalam hukum permintaan dijelaskan sifat hubungan antara permintaan suatu barang dengan tingkat harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan; makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Permintaan di pengaruhi oleh beberapa faktor, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi ke dalam dua faktor utama yaitu faktor harga dan faktor non harga. Pada penelitian kali ini penulis akan menganalisis permintaan terhadap daging sapi di Amerika Serikat.
2.2 Faktor Harga
Jumlah permintaan daging sapi dan tingkat harga daging sapi memiliki sifat hubungan seperti yang baru saja dinyatakan di atas. Sifat hubungan tersebut dapat terjadi karena dua hal :
a) Kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang dapat digunakan sebagai pengganti terhadap barang yang mengalami kenaikan harga. Sebaliknya apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian terhadap barang lain yang sama jenisnya dan menambah pembelian terhadap barang yang mengalami penurunan harga.
b) Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil para pembeli berkurang. Pendapatan yang merosot tersebut memaksa pembeli untuk mengurangi pembeliannya terhadap berbagai jenis barang, dan terutama barang yang mengalami kenaikan harga.
2.3 Faktor Non Harga
Hukum permintaan terutama memperhatikan sifat hubungan antara harga sesuatu barang dengan jumlah barang yang diminta. Sedangkan dalam kenyataan sebenarnya banyaknya permintaan terhadap suatu barang juga ditentukan oleh banyak faktor lain. Faktor-faktor tersebut antara lain :
2.3.1 Harga Barang Substitusi
Harga barang substitusi adalah harga barang lain yang dapat menggantikan nilai suatu barang semula, apabila barang semula tidak dapat diperoleh atau dimiliki. Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan dalam permintaan. Pada penelitian kali ini penulis menggunakan harga daging babi sebagai substitutsi.
2.3.2 Harga Barang Pelengkap
2.3.3 Pendapatan penduduk per kapita
Pendapatan menunjukkan jumlah seluruh uang yang diterima oleh setiap rumah tangga selama jangka waktu tertentu. Pendapatan per kapita merupakan hasil bagi PDB dengan jumlah penduduk dalam suatu daerah (bila ruang lingkupnya daerah). Besarnya pendapatan per kapita akan mempengaruhi daya beli setiap rumah tangga. Apabila pendapatan per kapita tinggi maka, maka daya beli terhdapat barang tinggi dan sebaliknya. Pada penelitian kali ini penulis akan menggunakan pendapatan penduduk per kapita di Amerika Serikat.
2.3.4 Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk tidak dengan sendirinya menyebabkan pertambahan permintaan. Tetapi biasanya pertambahan penduduk diikuti oleh perkembangan dalam kesempatan kerja. Dengan demikian lebih banyak orang yang menerima pendapatan dan ini menambah daya beli dalam masyarakat. Pertambahan daya beli ini akan menambah permintaan. Pada penelitian kali ini penulis akan menggunakan jumlah penduduk di Amerika Serikat
2.4 Kerangka Pemikiran
Permintaan
Daging
sapi(Y)
Harga Daging
Sapi (X.1)
Harga Daging
Babi (X.2)
Harga Tepung
Gandum (X.3)
Pendapatan
penduduk per
2.5 Hipotesis
Berdasarkan teori yang telah dipaparkan maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :
a) Harga daging sapi diduga berpengaruh signifikan. Kenaikan dalam harga daging sapi akan menurunkan permintaan daging sapi di Amerika Serikat.
Ho:β1 = 0 Artinya, Harga daging sapi tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan
daging sapi di Amerika Serikat.
Ha:β1 ≠ 0 Artinya, Harga daging sapi berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging
sapi di Amerika Serikat.
b) Harga daging babi diduga berpengaruh signifikan. Penurunan dalam harga daging babi tidak akan menurunkan permintaan daging sapi di Amerika Serikat.
Ho:β2 = 0 Artinya, Harga daging babi tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan
daging sapi di Amerika Serikat.
Ha:β2 ≠ 0 Artinya, Harga daging babi berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging
sapi di Amerika Serikat.
c) Harga tepung gandum diduga berpengaruh signifikan. Kenaikan dalam harga tepung gandum akan menurunkan permintaan daging sapi di Amerika Serikat.
Ho:β3 = 0 Artinya, tepung gandum tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging
sapi di Amerika Serikat.
Ha:β3 ≠ 0 Artinya, tepung gandum berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging sapi
di Amerika Serikat.
d) Pendapatan perkapita diduga berpengaruh signifikan. Kenaikan dalam Pendapatan perkapita akan meningkatkan permintaan daging sapi di Amerika Serikat.
Ho:β4 = 0 Artinya, Pendapatan perkapita tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan
daging sapi di Amerika Serikat.
Ha:β4 ≠ 0 Artinya, Pendapatan perkapita berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging
sapi di Amerika Serikat.
e) Harga daging sapi, Harga daging babi, Harga tepung gandum dan pendapatan per kapita diduga berpengaruh signifikan. Kenaikan dalam Harga daging sapi, Harga daging babi, Harga tepung gandum, pendapatan per kapita, dan jumlah penduduk diduga akan meningkatkan permintaan daging sapi di Amerika Serikat.
Ho:β1, β2, β3, β4, β5 = 0 Artinya, Harga daging sapi, Harga daging babi, Harga tepung
gandum dan pendapatan per kapita diduga tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan daging sapi di Amerika Serikat.
Ho:β1, β2, β3, β4, β5 ≠ 0 Artinya, Harga daging sapi, Harga daging babi, Harga tepung gandum
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Ruang lingkup penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang bersifat numerik atau angka. Penelitian ini menggunakan variabel yang terdiri sebagai berikut:
Variabel Dependen : Permintaan daging sapi
Variabel Independen : Harga daging sapi, harga daging babi, harga tepung gandum, pendapatan penduduk per kapita, dan jumlah penduduk
3.2 Metode Pengumpulan data
Dalam penelitian ini data dihimpun menggunakan data sekunder. Dimana data sekunder adalah data yang didapat dari hasil pengolahan pihak kedua atas penelitiannya di lapangan baik berupa data kualitiatif maupun kuantitatif. Jenis data yang digunakan adalah time series yang berupa data tahunan dari tahun 1990 - 2012. Sumber data diperoleh dari :
Permintaan daging sapi : United States Department of Agricultures (http://www.indexmundi.com/)
Harga daging Sapi : United States Department of Agricultures (http://www.usda.gov)
Harga daging babi : United States Department of Agricultures (http://www.usda.gov)
Harga tepung gandum : United States Department of Agricultures (http://www.usda.gov)
Pendapatan penduduk : U.S. Bureau of Economic Analysis
per kapita (http://www.measuringworth.com/usgdp/) 3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan model regresi berganda (multiple regression) yang akan diestimasi dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan rumusan model penelitian sebagai berikut :
PDS = - 1HDS + 2HDB - 3HTG + 4PPK + +
Dimana :
PDS = Permintaan daging sapi = konstanta
HDS = Harga daging Sapi 1 = koefisien dari variabel HDS
HDB = Harga daging babi 2 = koefisien dari variabel HDB
HTG = Harga tepung gandum 3 = koefisien dari variabel HTG
PPK = Pendapatan per kapita 4 = koefisien dari variabel PPK
Metode pangkat kuadrat terkecil biasa (OLS) adalah metode untuk mengestimasi suatu garis regresi dengan jalan meminimalkan jumlah kuadrat kesalahan dari setiap observasi terhadap garis
tersebut. Garis regresi yang baik terjadi bila nilai prediksinya sedekat mungkin dengan data aktualnya. Metode OLS adalah metode mencari nilai residual sekecil mungkin dengan menjumlahkan kuadrat residual. Metode kuadrat terkecil akan menghasilkan estimator yang mempunyai sifat tidak bias, linier dan mempunyai varian yang minimum atau BLUE, yaitu:
a) Best adalah yang terbaik.
b) Linier adalah kombinasi linier dari data sampel. Jika ukuran sampel ditambah maka hasil nilai estimasi akan mendekati parameter populasi yang sebenarnya.
c) Unbiased adalah rata-rata atau nilai harapan atau estimasi sesuai dengan nilai yang sebenarnya. d) Efficient estimator adalah memiliki varians yang minimum diantara pemerkira lain yang tidak bias. Untuk memenuhi analisis regresi tersebut perlu uji asumsi klasik dan inferensi hasil regresi sehingga hasil estimasi tersebut dapat terhindar dari masalah regresi lancung.
3.3.1 Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka peneliti melakukan uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedasitsitas, dan uji normalitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah residual variabel dependen dan independen berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini menggunakan normality histogram atau dengan metode One Sample Kolmogorov Smirnov
b) Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna antarvariabel independen. Cara untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinieritas antara lain dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila nilai VIF < 10 dan Tolerance > 0,1 maka dinyatakan tidak terjadi Multikolinieritas.
c) Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan uji Heteroskedastistas yaitu Spearman’s Rho testing, glejser testing, dan grafik regresi.
d) Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan di mana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan Durbin - Watson (Uji DW) atau Run Test
3.3.2 Uji Statistik
a) Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Statistik)
b) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien detrminasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, nilai R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas dan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependennya
c) Uji Signifikansi Individual (Uji t-Statistik)
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Deskriptif
4.1.1 Permintaan Daging Sapi
Konsumsi daging sapi di Amerika Serikat merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Daging sapi agaknya telah menjadi makanan pokok di Amerika Serikat. Permintaan terhadap daging sapi di Amerika Serikat bisa dikatakan Inelastis, artinya perubahan harga tidak terlalu signifikan dalam mempengaruhi permintaan daging sapi di Amerika Serikat.
19901991199219931994199519961997199819992000200120022003200420052006200720082009201020112012
10000 10500 11000 11500 12000 12500 13000
Konsumsi Daging Sapi Eceran (1000 MT CWE)
sumber : United States Department of Agricultures (http://www.indexmundi.com)
Grafik di atas merupakan konsumsi daging di Amerika Serikat sejak tahun 1980 - 2010. Konsumsi daging sapi merupakan cerminan dari permintaan daging sapi warga Amerika Serikat. Konsumsi daging sapi di Amerika dinyatakan dalam satuan 1.000 MT CWE. MT sendiri merupakan singkatan dari Metric Ton yang setara dengan 1.000 KG jadi 1000 MT berarti 1.000.000 KG sedangkan CWE adalah singkatan dari Carcass Weight Equivalent yaitu berat dari potongan daging dan kerangka sapi termasuk tulang, lemak, urat, sendi tulang dan bongkrek.
4.1.2 Harga Daging Sapi
19901991199219931994199519961997199819992000200120022003200420052006200720082009201020112012
0 100 200 300 400 500 600
Harga Daging Sapi Eceran (Cents/Pon)
sumber : United States Department of Agricultures (http://usda.gov)
Harga daging sapi di Amerika Serikat cenderung mengalami kenaikan tiap tahunnya. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 2003, harga daging sapi melonjak 25, 44 % dari US $ 3,38 menjadi US $ 4,24. Sementara penurunan harga daging sapi terbesar terjadi pada tahun 1991, harga daging menurun 5,42 % dari US $ 2,95 menjadi US $ 2,79.
4.1.3 Harga Daging Babi
19901991199219931994199519961997199819992000200120022003200420052006200720082009201020112012
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Harga Daging Babi Eceran (Cents/Pon)
di Amerika Serikat cenderung mengalami kenaikan tiap tahunnya. Kenaikan terbesar terjadi pada tahun 1996, harga daging babi melonjak 14,49 % dari US $ 2,14 menjadi US $ 2,45. Sementara penurunan harga daging babi terbesar terjadi pada tahun 1991, harga daging menurun 9,75 % dari US $ 2,36 menjadi US $ 2,13.
4.1.4 Harga Tepung Gandum
0 200 400 600 800 1000 1200
Harga Tepung Gandum (Cents/Bushels)
sumber : United States Department of Agricultures (http://usda.gov)
Tepung gandum merupakan barang komplementer dari daging sapi, di Amerika Serikat tepung gandum dapat diolah menjadi berbagai makanan pokok pendamping seperti roti, mi atau pasta.Harga tepung gandum dinyatakan dalam Bushel atau Gantang dalam Bahasa Indonesia. Satu bushel setara dengan 14,652 KG. Harga tepung gandum mengalami kenaikan terbesar pada tahun 2007 sebesar 78,51 % dari harga US $ 5,49 menjadi US $ 9,80. Sementara penurunan harga terjadi pada tahun selanjutnya yaitu 2008 dari US $ 9,80 menjadi US $ 6,06.
4.1.5 Pendapatan per Kapita
19901991199219931994199519961997199819992000200120022003200420052006200720082009201020112012
0 10000 20000 30000 40000 50000 60000
sumber : U.S. Bureau of Economic Analysis (http://www.measuringworth.com/usgdp/)
Pendapatan per kapita AS cenderung meningkat setiap tahunnya dan mengalami kenaikan terbesar pada tahun 1999 sebesar 3.66 % dari US $ 28.953,24 menjadi sebesar US $ 41.691,95 dan mengalami penurunan terbesar di tahun 2009 sebesar 3,66 % dari US $ 48.707,74 menjadi sebesar US $ 46.927,16
4.2 Analisis Uji Asumsi Klasik
4.2.1 Uji Nomalitas
Grafik diatas menunjukkan data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2 Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6463.264 407.026 15.879 .000
HDS -4.850 1.513 -.622 -3.206 .005 .112 8.937
Masing-masing variabel memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan nilai VIF ( Variance Inflation Factor ) tidak lebih dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independent maka model regresi terbebas dari masalah multikolineritas
4.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heterokedastisitas pada model regresi.
4.2.4 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .961a .924 .907 181.70509 1.372
a. Predictors: (Constant), PPK, HTG, HDS, HDB
b. Dependent Variable: PDS
4.3 Analisis Uji Statistik
4.3.1 Uji R2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .961a .924 .907 181.70509 1.372
a. Predictors: (Constant), PPK, HTG, HDS, HDB
b. Dependent Variable: PDS
Hasil olah data menunjukkan bahwa adj. R2 yang diperoleh dari hasil estimasi adalah sebesar 0,907
Hal ini berarti bahwa 90,7 persen dari variasi permintaan daging sapi mampu dijelaskan oleh keempat variabel. sedangkan 9,3 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
4.3.2 Uji F-Test
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 7242193.630 4 1810548.408 54.837 .000a
Residual 594301.326 18 33016.740
Total 7836494.957 22
a. Predictors: (Constant), PPK, HTG, HDS, HDB
b. Dependent Variable: PDS
4.3.3 Uji T-Test
LN HDS -.132 .053 -.550 -2.514 .022 .114 8.776
LN HDB -.204 .070 -.626 -2.906 .009 .117 8.515
LN HTG -.017 .016 -.121 -1.114 .280 .462 2.166
LN PPK .796 .073 1.874 10.898 .000 .184 5.434
a. Dependent Variable: LN PDS
Tabel distribusi t dicari pada α = 5 % : 2 = 2,5 % (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 23 - 4 - 1 = 18 (n adalah jumlah data dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar + 2.101/ -2.110
a) Variabel Harga Daging sapi
Dari tabel uji t yang telah dilakukan pada variabel harga daging sapi, diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel (-2.514 < -2.110) artinya -2.110 lebih besar daripada -2.514 yang berarti tidak signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Harga daging sapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan daging sapi. Hal ini dikarenakan karena daging sapi di Amerika Serikat merupakan makanan pokok utama yang bersifat Inelastis, sehingga berapapun harga daging sapi tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap permintaan daging sapi.
b) Variabel Harga Daging Babi
Dari tabel uji t yang telah dilakukan pada variabel Harga daging babi, diketahui bahwa nilai t hitung < t tabel (-2.906 < -2.110) artinya -2.110 lebih besar diketahui bahwa nilai t hitung > t tabel (-1.114 > -2.110) artinya -2.110 lebih kecil daripada -1.114 yang berarti signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Harga tepung gandum mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap permintaan daging sapi.
d) Variabel pendapatan per kapita
4.3.3 Analisis linier berganda
HDS -4.850 1.513 -.622 -3.206 .005 .112 8.937
HDB -8.247 2.858 -.563 -2.886 .010 .111 9.029
HTG -.349 .294 -.114 -1.188 .250 .455 2.198
PPK .222 .017 1.849 13.078 .000 .211 4.743
a. Dependent Variable: PDS
Dari tabel coefficients di atas maka persamaan regresinya adalah :
Y^ = a + b
1X1+b2X2+b3X3+b4X4 + e
Y^ = 6.463,264 - 4,850 HDS - 8,247 HDB - 0,349 HTG + 0,222 PPK + e
Penjelasan persamaan di atas adalah sebagai berikut :
Konstanta sebesar 6.463,264 artinya jika keempat variabel nilainya nol, maka permintaan daging sapi adalah sebesar 6.463,264.
Koefisien regresi harga daging sapi sebesar - 4,850; artinya jika harga daging sapi mengalami kenaikan satu satuan, maka permintaan daging sapi akan mengalami penurunan sebesar -4,850
Koefisien regresi harga daging babi sebesar -8,247; artinya jika harga daging babi mengalami kenaikan satu satuan, maka permintaan daging sapi akan mengalami penurunan sebesar -8,247
Koefisien regresi harga tepung gandum sebesar - 0,349; artinya jika harga tepung gandum mengalami kenaikan satu satuan, maka permintaan daging sapi akan mengalami penurunan sebesar -0,349
Koefisien regresi pendapatan penduduk per kapita sebesar - 0,222; artinya jika pendapatan penduduk per kapita mengalami kenaikan satu satuan, maka permintaan daging sapi akan mengalami peningkatan sebesar 0,222
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh harga daging sapi, harga daging babi, harga tepung gandum dan pendapatan per kapita penduduk terhadap permintaan daging sapi di Amerika Serikat selama periode 1990-2012. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
a) Variabel harga daging sapi, harga daging babi, harga tepung gandum dan pendapatan per kapita penduduk secara bersama–sama mampu menjelaskan pengaruh pada inflasi dengan F hitung adalah sebesar 54.837. ini menunjukkan bahwa nilai tersebut tersebut lebih besal dari F Tabelyang telah ditentukan sebesar 2.928..
b) Secara individu harga daging sapi mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan daging sapi. Hal ini terbukti dari hasil t hitung < t tabel (-2.514 < -2.110). Nilai koefisien variabel HDS adalah -4,850, dapat diartikan jika harga daging sapi mengalami kenaikan sebesar 1 persen maka permintaan daging sapi akan turun sebesar 4,850 persen.
c) Secara individu harga daging babi mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap permintaan daging sapi. Hal ini terbukti dari hasil t hitung < t tabel (-2.906 < -2.110). Nilai koefisien variabel HDB adalah 8,247, dapat diartikan jika harga daging babi mengalami kenaikan sebesar 1 persen maka permintaan daging sapi akan naik sebesar 8,247 persen,
d) Secara individu harga tepung gandum mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan daging sapi. Hal ini terbukti dari hasil t hitung > t tabel (-1.188 > -2.110). Nilai koefisien variabel HTG adalah -0,349, dapat diartikan jika harga tepung gandum mengalami kenaikan sebesar 1 persen maka permintaan daging sapi akan turun sebesar 0,349 persen,
Lampiran
a) Konsumsi Daging Sapi di AS 1990 - 2012
Tahun Konsumsi Daging Sapi (1000 MT CWE)
1990 11.048
1991 11.076
1992 11.146
1993 11.019
1994 11.528
1995 11.726
1996 11.903
1997 11.768
1998 12.051
1999 12.325
2000 12.502
2001 12.351
2002 12.737
2003 12.340
2004 12.667
2005 12.664
2006 12.833
2007 12.830
2008 12.403
2009 12.239
2010 12.038
2011 11.744
2012 11.476
b) Harga Daging Sapi di AS 1990 - 2012
Tahun Harga Daging Sapi ($/Pon)
1990 $
2,95
1991 $ 2,79
1992 $ 2,87 1993 $ 2,88 1994 $ 2,79 1995 $ 2,84 1996 $ 2,87 1997 $ 2,81 1998 $ 2,84 1999 $ 3,02 2000 $ 3,10 2001 $ 3,30 2002 $ 3,38 2003 $ 4,24 2004 $ 4,08 2005 $ 4,06 2006 $ 3,92 2007 $ 4,11 2008 $ 4,38 2009 $ 4,29 2010 $ 4,44 2011 $ 4,98 2012 $ 5,07
c) Harga Daging Babi di AS 1990 - 2010
Tahun Harga Daging Babi ($/Pon)
1990 $ 2,36 1991 $ 2,13 1992 $ 2,08 1993 $ 2,13 1994 $ 1,99 1995 $ 2,14 1996 $ 2,45 1997 $ 2,40 1998 $ 2,38 1999 $ 2,46 2000 $ 2,63 2001 $ 2,71 2002 $ 2,61
2003 $ 2,68
2004 $ 2,79
2005 $ 2,79
2006 $ 2,77
2007 $ 2,86
2008 $ 3,01
2009 $ 2,82
2010 $ 3,19
2011 $ 3,46
2012 $ 3,42
d) Harga Tepung Gandum di AS 1990 - 2012
Tahun Harga Tepung Gandum ($/Bushels)
1990 $ 2,78 1991 $ 4,06
1992 $ 3,81 1993 $ 4,15 1994 $ 4,27 1995 $ 5,51 1996 $ 4,70 1997 $ 3,72 1998 $ 3,31 1999 $ 2,81 2000 $ 3,47 2001 $ 3,26 2002 $ 4,39 2003 $ 4,31 2004 $ 4,22 2005 $ 4,52 2006 $ 5,49 2007 $ 9,80 2008 $ 6,06 2009 $ 5,37 2010 $ 8,04 2011 $ 7,46 2012 $ 9,36
e) Pendapatan per Kapita di AS 1990 - 2012
Tahun Pendpatan per Kapita ($)
1990 $ 35.755,71 1991 $ 35.257,76
1992 $ 36.029,22 1993 $ 36.540,37 1994 $ 37.557,46 1995 $ 38.125,12 1996 $ 39.113,65 1997 $ 40.383,14 1998 $ 41.691,95 1999 $ 43.215,86 2000 $ 44.494,65 2001 $ 44.471,56 2002 $ 44.832,35 2003 $ 45.660,06 2004 $ 46.968,24 2005 $ 48.094,38 2006 $ 48.910,04 2007 $ 49.310,56 2008 $ 48.707,74 2009 $ 46.927,16 2010 $ 47.709,96 2011 $ 48.239,31 2012 $ 49.226,16