• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan Teknologi Electronic. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Penerapan Teknologi Electronic. pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Penerapan Teknologi Electronic Commerce Dengan Menggunakan UTAUT Model

(Studi Pada Indonesia Flight Ticket)

Ganda Sirait

Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Putera Batam

ganda.srt@gmail.com

Salah satu faktor yang dapat menentukan kinerja perusahaan adalah penggunaan

teknologi electronic commerce(e-commerce). Dengan menerapkan teknologi informasi

e-commerce dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan, dan efisiensi

pertukaran informasi dalam rutin dan komplek. Peranan teknologi e-commerce dalam perusahaan

adalah sebagai alat yang mampu mengoptimalkan dan meningkatkan profitabilitas sehingga

dengan demikian kinerja perusahaan akan naik juga. UTAUT menunjukkan bahwa niat untuk

berperilaku (behavioral intention) dipengaruhi oleh persepsi orang-orang terhadap

ekspektansi kinerja (performance expectancy), ekspektansi usaha (effort expectancy), dan

pengaruh sosial (social influence). Serta perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use

behavior) dipengaruhi oleh persepsi orang-orang terhadap niat untuk berperilaku (behavioral

intention) dan kondisi yang membantu (facilitating conditions). Persepsi-persepsi ini juga yang

dimoderatori oleh jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience) dan kesukarelaan

(voluntariness). Berkaitan dengan praktik e-commerce di Indonesia khusunya Batam yang relatif

masih baru tersebut, fenomena yang menarik untuk diteliti adalah sejauhmana pelanggan

e-commerce dalam melakukan transaksi online dan bagaimana kaitannya dengan tingkat

partisipasi pelanggan e-commerce.

Keywords: Electronic Commerce, UTAUT Model

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang selalu berinovasi tidak dapat kita

sangkal menyumbangkan kontribusi yang membangun bagi perkembangan dunia bisnis. Bagi

perusahaan telah memanfaatkan teknologi informasi sebagai aset untuk bersaing dengan

kompetitor mereka. Dengan serba teknologi, untuk mempermudah melakukan berbagai kegiatan

dalam menjalankan usahanya. Semakin meluasnya dan mudahnya pemanfaatan internet di

masyarakat saat ini, maka hampir semua sistem informasi sudah berbasis web atau yang dikenal

dengan sistem informasi electronic salah satunya adalah electronic commerce ( disebut juga

e-commerce).

Salah satu faktor yang dapat menentukan kinerja perusahaan adalah penggunaan teknologi

informasi electronic commerce(e-commerce). Dengan menerapkan teknologi informasi

e-commerce dapat meningkatkan transformasi bisnis melalui kecepatan, ketepatan, dan efisiensi

pertukaran informasi dalam rutin dan komplek. Peranan teknologi e-commerce dalam perusahaan

adalah sebagai alat yang mampu mengoptimalkan dan meningkatkan profitabilitas sehingga

dengan demikian kinerja perusahaan akan naik juga. Penggunaan transaksi internet untuk bisnis

dikenal dengan istilah e-commerce (Mcleod dan Shell, 2004:50). Perdagangan Elektronik (

(2)

commerce) adalah bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan transaksi jual beli dilakukan

secara online dari sudut tempat mana pun (Hidayat, 2008:5).

Sebagai sebuah media e-commerce, harus dapat diterima dan digunakan oleh para

penggunanya sehingga dapat meningkatkan kinerja. Salah satu model terbaru untuk

menjelaskan penerimaan pengguna (user acceptance) dalam bidang sistem informasi

dikembangkan oleh Venkatesh, et al. Model ini diberi nama the Unified Theory of Acceptance

and Use of Technology (UTAUT).

Menurut Venkatesh, et al dalam Sedana dan Wijaya (2010:29), UTAUT menunjukkan

bahwa niat untuk berperilaku (behavioral intention) dipengaruhi oleh persepsi orang-orang

terhadap ekspektansi kinerja (performance expectancy), ekspektansi usaha (effort expectancy),

dan pengaruh sosial (social influence). Serta perilaku untuk menggunakan suatu teknologi (use

behavior) dipengaruhi oleh persepsi orang-orang terhadap niat untuk berperilaku (behavioral

intention) dan kondisi yang membantu (facilitating conditions). Persepsi-persepsi ini juga yang

dimoderatori oleh jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience) dan

kesukarelaan (voluntariness).

Perusahaan-perusahaan Indonesia khususnya Batam, telah menerapkan e-commerce

kira-kira 5 tahun terakhir, tentunya memiliki beberapa perbedaan dengan negara-negara maju yang

telah lama mempraktikkan e-commerce. Perbedaan tersebut setidaknya menyangkut masalah

regulasi, perangkat hukum, dan perilaku konsumen. Berkaitan dengan praktik e-commerce di

Indonesia yang relatif masih baru tersebut, fenomena yang menarik untuk diteliti adalah

sejauhmana pelanggan e-commerce dalam melakukan transaksi online dan bagaimana kaitannya

dengan tingkat partisipasi pelanggan e-commerce.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Bagaimanakah

pengaruh performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating condition

terhadap behavioral intention pada e-commerce; (2) Bagaimakah pengaruh facilitating

conditions dan behavioral intention terhadap use behavior pada e-commerce; (3) Faktor

manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap behavioral intention dan use

behavior pada e-commerce.

Batasan Masalah

Peneliti membatasi penelitian supaya lebih fokus dan karena keterbatasan yang dimiliki

pelitian yaitu keterbatasan waktu, tenaga, biaya dan pengetahuan. Adapun batasan dalam

penelitian ini sebagai berikut: (1) Objek penelitian ini dilakukan pada website Indonesia Fligt

Ticket; (2) Variabel yang diteliti teknologi e-commerce dan the Unified Theory of Acceptance

and Use of Technology (UTAUT).

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dijabarkan diatas, maka tujuan penelitian ini

(3)

influence, dan facilitating condition terhadap behavioral intention pada e-commerce; (2) Untuk

menganalisis pengaruh facilitating conditions dan behavioral intention terhadap use behavior

pada e-commerce; (3) Untuk menganalisis faktor manakah yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap behavioral intention dan use behavior pada e-commerce.

TINJAUAN PUSTAKA

Electronic Commerce(E-Commerce)

Perdagangan Elektronik (E-Commerce = electronic commerce) adalah bagian dari

e-lifestyle yang memungkinkant ransaksi jual beli dilakukan secara online dari sudut

tempat manapun (Hidayat, 2008: 5). E-Commerce juga dapat diartikan sebagai suatu

proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan

antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik dan

pertukaran atau penjualan barang, servis, dan informasi secara elektronik (Munawar,

2009: 1). Sedangkan pengertian E-Commerce (Perdagangan Elektronik) menurut Jony

Wong (2010: 33) adalah pembelian, penjualan dan pemasaran barang serta jasa melalui

sistem elektronik. Seperti televisi, radio dan jaringan komputer atau internet.

Media yang populer dalam aktivitas e-commerce adalah world wide web (WWW).

Menurut Aberg dan Shahmehri (dalam Rofiq, 2007: 25) bahwa perbaikan terus menerus

mengenai pelayanan yang disediakan oleh sistem web e-commerce akan mempunyai pengaruh

yang besar pada tingkat penjualan dan kepuasan konsumen. Adapun struktur sistem

e-commerce berbasis web sebagaimana disajikan pada gambar berikut.

Gambar 1 Struktur Sistem E-Commerce Berbasis Web

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa konsumen dapat berinteraksi

dengan perusahaan penyedia layanan e-commerce melalui tiga jalur (interface), yaitu web

browser, telepon atau fasilitas chating (chat window). Semua informasi mengenai konsumen

akan disimpan pada user model dan informasi ini dijadikan oleh perusahaan sebagai database

profil konsumen. Informasi profil konsumen tersebut sangat berarti bagi perusahaan dalam

kaitannya untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan konsumen.

Faktor-faktor yang menjadi pendorong implementasi e-commerce, menurut Desruelle dan

Burgelman (2001) dalam Rofiq (2007: 26) meliputi: Globalisasi dan liberalisasi perdagangan,

Kompetisi yang semakin tajam, Perkembangan teknologi, Pengurangan tujuan secara fisik, dan

Publisitas. Sedangkan faktor penghambatnya adalah: Faktor investasi, Faktor teknis, Faktor

organisasi, dan Faktor jaringan.

(4)

empiris permasalahan yang dapat diidentifikasi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian

e-commerce meliputi: Keuangan dan penjualan, Pembelian, Kenyamanan dan informasi, dan

Administrasi dan komunikasi.

Model UTAUT

The Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT) merupakan

salah satu model penerimaan teknologi terkini yang dikembangkan oleh Venkatesh, et., al.

Venkatesh et al. (2003) mengacu kepada Sedana dan Wijaya (2010), menyatakan

bahwa UTAUT mensintesis elemen-elemen pada delapan model penerimaan teknologi

terkemuka untuk memperoleh kesatuan pandangan mengenai adalah theory of reasoned action

(TRA), technology acceptance model (TAM), motivational model (MM), theory of planned

behavior (TPB), combined TAM and TPB, model of PC utilization (MPTU), innovation

diffusion theory (IDT) dan social cognitive theory (SCT). UTAUT terbukti lebih berhasil

dibandingkan kedelapan teori yang lain dalam menjelaskan hingga 70 persen varian niat

(intention).

UTAUT menunjukkan bahwa niat untuk berperilaku (behavioral intention) dan perilaku

untuk menggunakan suatu teknologi (use behavior) dipengaruhi oleh persepsi orang-orang

terhadap ekspektansi kinerja (performance expectancy), ekspektansi usaha (effort expectancy),

pengaruh sosial (social influence) dan kondisi yang membantu (facilitating conditions) yang

dimoderatori oleh jenis kelamin (gender), usia (age), pengalaman (experience) dan kesukarelaan

(voluntariness).

Gambar 2. Model UTAUT

Sumber: Sedana dan Wijaya (2010:29)

Teori ini menyediakan alat bagi para manajer untuk menilai kemungkinan keberhasilan

pengenalan teknologi baru dan membantu mereka memahami penggerak penerimaan dengan

tujuan untuk proaktif mendesain intervensi (termasuk pelatihan, sosialisasi, dan lain lain.) yang

ditargetkan pada populasi pengguna yang mungkin cenderung kurang untuk mengadopsi dan

menggunakan sistem baru, menurut Venkatesh et al. (2003) mengacu kepada Sedana dan Wijaya

(2010: 28). Dan berikut adalah tabel yang menjelaskan definisi dari determinan UTAUT.

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran sebagai alur pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

(5)

Gambar 3 : Kerangka Pemikiran

Hipotesis

Berkaitan dengan rumusan masalah yang sudah ditetapkan untuk diteliti dan tujuan yang

ingin dicapai penulis, maka hipotesis di dalam penelitian ini sebagai berikut: (1) Terdapat

pengaruh performance expectancy, effort expectancy, social influence, dan facilitating condition

terhadap behavioral intention pada e-commerce; (2) Terdapat pengaruh facilitating conditions

dan behavioral intention terhadap use behavior pada e-commerce; (3) Faktor behavioral

intention yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap behavioral intention dan use

behavior pada e-commerce.

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oeh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya. (Riduwan, 2008: 10). Dengan demikian populasi adalah orang yang

memili ki informasi yang menjadi fokus penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah

masyarakat kota batam.

Sedangkan Sampel adalah sebagian dari populasi yang di ambil sebagai sumber data dan

dapat mewakili seluruh populasi (Riduwan, 2008:12). Sehubungan dengan hal tersebut, maka

untuk menyederhanakan pengolahan data dalam penelitian ini penulis tidak langsung

menyelidiki seluruh populasi, akan tetapi mengunakan sampel yang diambil dari jumlah populasi

masyarakat Batam yang pengambilan sampelnya dengan metode akcendential. Artinya siapa saja

yang tidak sengaja bertemu dengan peneliti, yang penting peneliti bahwa paham bahwa sampel

yang mau diambil datanya dianggap cocok.

Metode Analisis Data

Structural Equation Model (SEM) adalah sekumpulan teknik-teknik statistikal yang

memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan

(Ferdinand, 2005:7). Hubungan yang rumit itu dapat dibangun antara satu atau beberapa

variabel dependen dengan satu atau beberapa variabel independen. Masing-masing variabel

dependen dan independen dapat berbentuk faktor atau konstruk yang dibangun dari beberapa

variabel indikator atau berbentuk variabel tunggal yang diobservasi langsung dalam sebuah

proses penelitian. Pada dasarnya SEM adalah kombinasi antara analisis faktor dan analisis

regresi berganda (Ferdinand,2005:8, Santoso,2007:1).

(6)

dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu:

a) Measurement Model, yaitu bagian dari model SEM yang menggambarkan

hubungan antara variabel laten dengan indikator-indikatornya. Variabel konstruk atau

laten (unobserved variabel) adalah variabel yang tidak dapat diukur secara langsung,

kecuali dengan cara mengukur variabel manifest atau indikator (observed variabel).

Sedangkan variabel manifest atau indikator (observed variabel) adalah variabel yang

digunakan untuk menjelaskan atau mengukur sebuah variabel laten.

b) Structural Model, yaitu model yang menggambarkan hubungan antar variabel- variabel laten atau antar variabel eksogen dan endogen. Variabel eksogen adalah variabel independent

yang mempengaruhi variabel dependen atau ditunjukkan dengan adanya anak panah yang

berasal dari variabel tersebut menuju ke variabel endogen. Variabel endogen merupakan

variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen (variabel eksogen).

Data diolah dengan menggunakan analisis SEM dengan teknik MaximumLikelihood

(ML) menggunakan software Analysis of Moment Structure (AMOS) versi 21. Proses

pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan permodalan SEM harus memenuhi

asumasi-asumsi berikut ini: (a) Asumsi kecukupan sampel, secara umum sampel yang harus

dipenuhi dalam model SEM menurut Hair et al., (1998) adalah berjumlah minimal

100-200 sampel. Kriteria ukuran sample yang dapat digunakan untuk analisis SEM adalah: (a)

100-200 sampel untuk teknik estimasi Maximum Likelihood (ML), (b) 5-10 kali jumlah

parameter yang diestimasi, (c) 5-10 kali jumlah seluruh indikator variabel laten; (b) Asumsi

Normalitas, asumsi paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas yang

merupakan bentuk distribusi data pada variabel matriks tunggal yang menghasilkan distribusi

normal (Hair et al.,1998). Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan CR skewness

dan kurtosis sebaran data. Menurut Santoso (2006:67) uji normalitas yang dilakukan pada SEM

menggunaakan dua tahapan: (1) Univariate Normality, yaitu merupakan tahapan menguji

normalitas pada setiap variabel. (2) Multivariate Normality, yaitu pengujian normalitas secara

bersama-sama. Kedua tahapan ini disebabkan apabila setiap variabel normal secara individu jika

diuji secara bersama-sama belum tentu pasti berdistribusi normal. Curran et al., (dalam Ghozali

dan Fuad, 2005) membagi distribusi data menjadi tiga bagian:

Tabel 1. Distribusi Data

Data yang tidak normal akan menyebabkan menurunnya nilai indeks goodness-of-fit dari

model dan mengakibatkan hasil uji statistik menjadi bias. Apabila distribusi data tidak normal,

maka sebelum diambil treatment-treatment tertentu, dapat dilihat terlebih dahulu sebaran data

apakah terdapat data outliers atau tidak (Santoso, 2007:67). (c) Asumsi Outliers, asumsi

outliers digunakan untuk mengidentifikasi tingkat sebaran data diluar titik normal. Outliers

adalah observasi yang muncul dengan nilai0nilai ekstrim karena kombinasi karakter unik yang

dimilinmya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya (Ferdinanad,

(7)

univariate outliers, (2) terhadap multivariate outliers (Ferdinand, 2005:142).

Uji terhadap multivariate outliers dilakukan dengan menggunakan kriteria Jarak

Mahalanobis (Mahalanobis Distance Squared) pada tingkat signifikansi p < 0.001. Jarak

Mahalanobis dievaluasi menggunakan chi-square (x2) pada derajat bebas sebesar jumlah

variabel indikator yang digunakan dalam penelitian. Apabila data diindikasikan merupakan

data outliers, maka penanganan yang dapat dilakukan terhadap data outliers adalah dengan

menghapus satu atau beberapa data yang dianggap outliers (Ferdinand, 2005). (d) Uji

Goodness-of-fit.

Indeks Goodness-of-fit digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang

dihipotesiskan dengan data yang disajikan atau dengan kata lain mengukur kebenaran

sebuah model yang diajukan (Ferdinand, 2005). Model struktural dikategorikan sebagai

“good fit”, bila memenuhi beberapa persyaratan berikut ini : (1) Likelihood Ratio Chi-Square

Statistic (Χ2)Nilai chi square yang rendah terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa

korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi tidak berbeda secara signifikan (nyata). Nilai

yang diharapkan adalah kecil, dan nilai chi-square ( c 2 ) sangat sensitif terhadap besarnya

sampel dan hanya sesuai untuk ukuran sampel antara 100 – 200. Jika lebih dari 200, maka

chi-square (c2) statistic ini harus didampingi alat uji lainnya (Hair et.a.l; Tabachnick dan

Fidell dalam Ferdinand, 2006). (2) Significance Probability, Nilai level probabilitas minimum

yang disyaratkan adalah 0,1 atau 0,2, tetapi untuk level probabilitas sebesar 0,05 masih

diperbolehkan (Hair et.al,1998), (3) Normed Chi Square(CMIN/DF), CMIN/DF adalah nilai

yang diperoleh dari pembagian nilai chi-square terhadap degree of freedom. Indeks ini

mengukur hubungan goodness-of-fit model dengan jumlah koefisien-koefisien estimasi yang

diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang diharapkan adalah lebih kecil dari 2

atau 3 (Arbuckle dalam Ferdinand, 2006).

Menguji kesesuaian model dengan beberapa indeks tambahan, seperti: Goodness of Fit

Index (GFI), Adjusted Goodness of Fit Index (AGFI), Tucker- Lewis Index (TLI), Comparative

Fit Index (CFI), dan Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA).

Indeks-indeks yang digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model dapat diringkas

(8)

Hasil dan Pembahasan Penelitian

Modifikasi Model

Gambar 4. Modifikasi Model

Modifikasi model hanya dilakukan satu tahap, hasil pengujian Good of Fit (GOF) dari

model modifikasi yang dirangkum dalam tabel berikut ini:

Tabel 3 Model Modifikasi Good Of Fit

Kriteria Hasil Model Nilai Kritis Kesimpulan

Chi-Square 177,119 Kecil Good Fit

Probability 0,668 ≥0,05 Good Fit

RMSEA 0,000 ≤0,08 Good Fit

GFI 0,872 ≥0,90 Acceptable Fit

AGFI 0,825 ≥0,90 Acceptable Fit

CMIN/DF 0,952 ≤2,00 Good Fit

TLI 1,006 ≥0,95 Good Fit

CFI 1,000 ≥0,95 Good Fit

Sumber : Hasil Data Penelitian

Berdasarkan tabel 4.10 nilai chi-squarerelative kecil (177,119), nilai probabilitas 0,668 >

0,05, nilai RMSEA sebesar 0,00 < 0,08, nilai GFI sebesar 0,872 < 0,90 tetapi nilai GFI sudah

diatas 0,80 sehingga dapat diterima, AGFI sebesar 0,825 < 0,90, CMIN/DF sebesar 0,952 < 2,

nilai TLI sebesar 1,006 > 0,95, dan nilai CFI sebesar 1,00 > 0,95. Secara keseluruhan model

adalah fit.

Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan pengujian tentang analisis proses penerapan teknologi e-commerce pada

Indonesia Flight Ticket di kota Batam dengan mengamati probability (p) < 0,05.

Tabel 3.Estimasi Regression Weights Model

Estimate S.E. C.R. P

BI <--- PE 0.054 0.21 0.257 0.797

BI <--- EE 0.846 0.337 2.506 0.012

BI <--- SI 0.021 0.201 0.103 0.918

BI <--- FC 0.076 0.133 0.57 0.569

UB <--- BI 1.004 0.133 7.554 ***

(9)

Dari ouput estimasi regresi weight pada tabel 4.15 diatas, maka dapat dilakukan hipotesis

dalam penelitian ini, yaitu: Hipotesis 1, Ho diterima: menyatakan bahwa performance

expectancy(PE) tidak berpengaruh positif terhadap behavioral intention (BI) dengan nilai

probability 0,797 > 0,05; Hipotesis 2, H1 diterima: menyatakan bahwa effort expectancy (EE)

berpengaruh signifikan terhadap behavioral intention (BI) dengan nilai probability 0,012 < 0,05;

Hipotesis 3, Ho diterima: menyatakan bahwa social influence (SI) tidak berpengaruh signifikan

terhadap behavioral intention (BI) dengan nilai probability 0,918 > 0,05; Hipotesis 4, Ho

diterima: menyatakan bahwa facilitating condition (BU) tidak berpengaruh signifikan terhadap

behavioral intention (BI) dengan nilai probability 0,569> 0,05; Hipotesis 5, H1 diterima:

menyatakan bahwa behavioral intention (BI) tidak berpengaruh signifikan terhadap use behavior

(UB) dengan nilai probability 0,000> 0,05; Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi

behavioral intention (BI) adalah effort expectancy dengan nilai estimasi 0,846 atau 84,6%.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penulis

membuat beberapa kesimpulan, sebagai berikut : Sistem informasi strategis berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keunggulan kompetitif perusahaan di Kota Batam.

DAFTAR PUSTAKA

Ferdinand, Agusty. (2005). Struktural Equation Modeling: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Penerbit:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

_______________. (2006). Metode Penelitian Manajemen, Edisi kedua, Penerbit: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang

Hapzi Ali,Tonny Wangdra. (2010). Sistem informasi bisnis, Baduose Media: Yogyakarta

Hasan, Iqbal (2009). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia

Indonesia: Bogor

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2008). Manajemen Pemasaran(Edisi Ketiga Belas), PT.

Indeks, Jakarta

Riduwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D).

Edisi 3. Penerbit Alfabeta. Bandung.

Wahyono, Teguh.(2004). Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis, Desain dan Implementasi. G

raha Ilmu, Yogyakarta.

Wijaya, Tony. (2011). Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Olah Data dan Interpretasi, Cahaya

Gambar

Gambar 1 Struktur Sistem E-Commerce Berbasis Web
Gambar 2. Model UTAUT
Gambar 3 : Kerangka Pemikiran
Tabel 1. Distribusi Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

F (0,000) ≤ 0,05, maka H 0 ditolak dan H1 diterima yang artinya faktor harga telur ayam ras, pendapatan rata-rata keluarga/bulan, jumlah tanggungan, dan harga tempe

Banyak tulisan telah membicarakan tentang kaedah dan pendekatan pengajaran bahasa kedua seperti yang dibincangkan oleh Mora (2008) dalam tulisannya, iaitu “Second- Language

Bentuk imperialisme budaya Amerika atau imitasi budaya melalui musik video Girls Generation terbagi menjadi beberapa hal, yang pertama terlihat dari segi fashion

Dashboard telah dibuat berdasarkan kriteria- kriteria yang telah ditentukan pada saat melakukan wawancara dengan pihak Perpustakaan Universitas Andalas. Dashboard ini

Penelitian Gottman dan Joan Declaire (1997: 74) memperlihatkan bahwa orang dapat sadar secara emosional, dan dengan demikian siap menjadi pelatih emosi tanpa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan bakteri pelarut fosfat dan rock phosphate mempengaruhi karakter fisiologi tanaman tomat, terutama

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, secara umum dapat disimpulkan bahwa implementasi kompetensi pedagogik guru dalam

Dari perbedaan rata-rata nilai pretest dan posttest tersebut dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas