• Tidak ada hasil yang ditemukan

POLA KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "POLA KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG TUA DA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

POLA KOMUNIKASI ANAK DENGAN ORANG

TUA DALAM UPAYA MENGKOMUNIKASIKAN

PEKERJAAN ANAK SEBAGAI HOST PARTY

Agrey Putri Kirana

Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran No. 1, Malang, 65145

ABSTRACT

Family communication must happen in family life. This study aims to determine the patterns of communication between the parents and the student who works as a Host Party and to know the openness of communication patterns between parents and the student who works as a Host Party. In the family environment is expected forged effective communication between children and parents, so there will be a loving relationship and the harmonious relationship between children and parents, are expected to openness between children and parents in discussing the problems and difficulties experienced by children . This study used a descriptive study with a qualitative approach. Determination procedure informants in a study conducted in children or adolescents as worker's night. data collection techniques do that interview, observation and documentation. The results showed Communication Patterns Between Parents And Student Who Work As Host Party based on the difference in communication, mutual understanding attitude in Communications. While openness Between Parent and Student in Establishing Communication Communication is based on Openness and Honesty Communications.

(2)

ABSTRAK

Komunikasi keluarga pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi antara orang tua dan mahasiswi yang bekerja sebagai Host Party dan untuk mengetahui keterbukaan pola komunikasi antara orang tua dan mahasiswi yang bekerja sebagai Host Party. Dalam lingkungan keluarga diharapkan terbina komunikasi yang efektif antara anak dan orang tua, sehingga akan terjadi hubungan yang penuh kasih sayang dan dengan adanya hubungan harmonis antara anak dan orang tua, diharapkan adanya keterbukaan antara anak dan orang tua dalam membicarakan masalah dan kesulitan yang dialami oleh anak. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Prosedur penentuan informan dalam penelitian yang dilakukan pada anak atau remaja sebagai pekerja dunia malam. teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan Pola Komunikasi Antara Orang Tua Dan Mahasiswi Yang Bekerja Sebagai Host Party didasarkan pada Perbedaan dalam Komunikasi, Sikap saling memahami dalam Komunikasi. Sedangkan Keterbukaan Antara Orang Tua dan Mahasiswi dalam Menjalin Komunikasi didasarkan pada Keterbukaan Komunikasi dan Kejujuran Komunikasi.

Kata Kunci : Komunikasi Keluarga, Komunikasi Interpersonal, Pola Komunikasi, Pekerjaan,

Host Party

PENDAHULUAN

Komunikasi keluarga pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa adanya komunikasi, kehidupan keluarga akan sepi dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran. Kondisi tersebut akan mengakibatkan kerawanan hubungan antara anggota keluarga, oleh karena itu komunikasi antara suami dan istri, komunikasi antara orang tua dengan anak perlu dibangun secara harmonis dalam rangka membangun hubungan yang baik dalam keluarga (Djamarah, 2004, h. 38).

Komunikasi antara orang tua dengan anak dikatakan berkualitas apabila kedua belah pihak memiliki hubungan yang baik dalam arti bisa saling memahami, saling mengerti, saling mempercayai dan menyayangi satu sama lain, sedangkan komunikasi yang kurang berkualitas mengindikasikan kurangnya perhatian, pengertian, kepercayaan dan kasih sayang di antara keduanya (Hopson dan Hopson, 2002, h.96).

Beberapa permasalahan yang ada di masyarakat saat ini adalah kurang harmonisnya hubungan antara orang tua dan anak, salah satu penyebabnya adalah antara orang tua dan anak yang tinggal berjauhan, anak harus merantau jauh dari orang tua untuk melanjutkan sekolah. Kondisi tersebut menyebabkan komunikasi yang dilakukan menjadi kurang. Permasalahan komunikasi keluarga lainya disebabkan karena orang tua sibuk dengan pekerjaannya, orang tua yang tidak peduli perkembangan anaknya (Permata, 213).

Fenomena banyaknya anak atau remaja yang bekerja tidak semata-mata sebagai karyawan yang kuliah guna memperoleh jabatan atau mempertahankan posisi mereka dalam dunia kerja, namun ada pula anak yang bekerja guna membiayai sekolah atau kuliah mereka. Terlepas dari prioritas mereka adalah sekolah atau kerja, anak atau remaja yang bekerja tetap harus mempertahankan prestasi akademis, menyelesaikan pendidikannya, dan memperoleh manfaat dari pendidikan yang dijalaninya (Orszag, Orszag, & Whitmore, 2001, h.4).

(3)

untuk menemani minum-minuman keras dan ada beberapa yang rela dicekoki minuman keras hingga mabuk. Saat mabuk inilah mereka diminta menghibur para tamu dengan cara menari bersama hingga melakukan tindakan asusila. Sedangkan dikota Surabaya istilah Host Party ini artinya berbeda, di Surabaya Host Party ini diartikan sebagai pembawa acara DJ (Disk Jokey). Tetapi seperti istilah “Host Party” yang ada di kota Malang, di kota Surabaya disebut dengan “Purel”, sedangkan di Jakarta disebut dengan “Sexy Dancer”. Istilah “Host Party”, “Purel”,

Sexy Dancer” pada umumnya disebut Lady Escort. Istilah Lady Escort berasal dari bahasa inggris yang artinya ialah pendamping wanita. Tapi Lady Escort identik dengan artian wanita malam yang sering menemani pria hidung belang.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pola komunikasi antara anak dengan orang tua dalam upaya mengkomunikasikan pekerjaan anak sebagai Host Party?

2. Bagaimana keterbukaan pola komunikasi antara anak yang bekerja sebagai Host Party

dengan orang tua?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pola komunikasi antara anak dengan orang tua dalam upaya mengkomunikasikan pekerjaan anak sebagai Host Party

2. Untuk mengetahui keterbukaan pola komunikasi antara anak yang bekerja sebagai Host Party dengan orang tua

Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan akan mendapat suatu hal yang berguna bagi semua pihak dan sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berkaitan dengan pola komunikasi interpersonal dalam keluarga.

LANDASAN TEORI Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal (Mulyana, 2000, h. 73).

Pengertian komunikasi interpersonal dapat dibedakan menjadi dua, yakni dalam arti luas dan sempit. Komunikasi interpersonal dalam arti luas adalah interaksi antara dua orang atau lebih tanpa mempersoalkan kenal atau tidak dengan lawan bicaranya, dan terjadi dalam segala

setting kehidupan sosial. Komunikasi interpersonal dalam arti sempit adalah interaksi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang sudah saling mengenal dengan baik dan terjadi di lingkungan keluarga atau di suatu masyarakat.

Prinsip Komunikasi Interpersonal

Dalam mempelajari komunikasi interpersonal, prinsip-prinsip yang terkandung didalamnya merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Setiap bentuk komunikasi memiliki prosedur, baik formal maupun informal ketika mengarah pada mekanismenya masing-masing. Dengan begitu, komunikasi bisa berjalan dengan lancar dan sesuai yang diharapkan. Untuk menuju pada efektivitas berkomunikasi, komunikasi interpersonal memiliki beberapa prinsip.

Pesan Dalam Komunikasi Interpersonal

Pesan yang disampaikan dalam komunikasi keluarga merupakan lambang-lambang yang bersifat verbal maupun nonverbal. Ada beberapa jenis pesan, antara lain information message

(4)

Teori Pola Komunikasi Keluarga

Keluarga menciptakan berbagi realitas melalui komunikasi dua perilaku: orientasi percakapan dan kesesuaian orientasi, yang pada gilirannya mempengaruhi hubungan keluarga dan hasil. Orientasi Conversation mengacu pada sering dan tak terkendali komunikasi antara orang tua dan anak-anak dengan tujuan codiscovering makna simbol dan benda-benda yang merupakan lingkungan sosial. Hal ini terkait dengan hubungan yang hangat dan mendukung ditandai oleh saling menghormati dan perhatian untuk satu lain. Orientasi Kesesuaian, sebaliknya, mengacu komunikasi lebih terbatas antara orang tua dan anak-anak di mana orang tua menentukan sosial kenyataan bagi keluarga. Hal ini terkait dengan lebih orangtua yang otoriter dan perhatian lebih sedikit untuk pikiran dan perasaan anak-anak.

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun definisi pendekatan kualitatif menurut Bogdan dan Taylor adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2000, h. 3).

Paradigma Penelitian

Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epitemologis yang panjang (Mulyana, 2003, h. 9).

Fokus Penelitian

1. Pola komunikasi antara mahasiswi yang bekerja sebagai Host Party dan orang tua dalam membina dan membimbing mahasiswi.

2. Pentingnya keterbukaan antara anak dan orang tua dalam menjalin komunikasi yang merupakan penyampaian pesan verbal dan non verbal secara terbuka tidak dirahasiakan, sehingga komunikasi mudah dilakukan sesuai dengan apa yang disampaikanya.

Teknik Pemilihan Informan

Informan penelitian dalam penelitian ini adalah adalah pihak-pihak yang dianggap dapat memberikan informasi dalam penulisan skripsi ini. Pihak-pihak yang dimaksud adalah mahasiswi sebagai pekerja Host Party.

Teknik Pengumpulan Data

(5)

Teknik Analisis Data

Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara mendalam, pengamatan yang dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokmen resmi, gambar, foto dan sebagainya (Moleong, 2012, h. 247).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Djamarah (2004, h.38) komunikasi keluarga adalah suatu kegiatan yang pasti terjadi dalam kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi, sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan berbicara, berdialog, bertukar pikiran akan hilang. Komunikasi dikatakan efektif apabila kedua belah pihak saling dekat, saling menyukai, dan komunikasi diantara keduanya merupakan hal yang menyenangkan. Pada komunikasi keluarga, kesetaraan atau kesamaan terjadi antara orang tua dan mahasiswi dalam proses komunikasi ditandai dengan bagaimana orang tua maupun mahasiswi dapat menerapkan konsep kesamaan perilaku, kesukaan, sikap, pengalaman antara orang tua dan mahasiswi. Berdasarkan hasil penlitian terungkap bahwa untuk menghindari permasalahan atau kesalahpahaman penyampaian pesan, sebagai mahasiswi lebih memilih mengalah, dengan cara mencari kesempatan di lain waktu untuk menyampaiakan pesan kembali kepada orang tuanya. Dengan demikian komunikasi keluarga antara orang tua dan mahasiswi secara umum belum berjalan dengan baik. Pada kondisi seperti ini orang tua akan bijaksana memberikan pengertian pada perbedaan sikap tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan sedikit memberi dukungan pada mahasiswi.

Menurut Mulyana (2003:73) Komunikasi interpersonal atau yang disebut juga komunikasi

terapeutik adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non-verbal. Penyampaian pesan yang penting, dengan cara yang baik dengan emosi yang terkendali, namun bila tidak dilakukan pada waktu yang tepat, maka pesan yang disampaikan tidak diterima oleh orang tua maupn mahasiswi. Berdasarkan hasil peneltian terungkap bahwa untuk menciptakan komunikasi yang baik antara mahasiswi dengan orang tua, sebagai mahasiswi dengan segala kesibukanya berusaha mencari waktu yang tepat yaitu pada saat santai berkumpul bersama. Untuk mendapatkan waktu yang tepat untuk kumpul keluarga perlu dikomunikasikan dengan anggota keluarga, sehingga semua anggota keluarga merasa nyaman.

Prinsip tersebut dalam komunikasi interpersonal adalah gabungan dari adegan-adegan yang terpilah-pilah. Setiap orang masing-masing memilah rangkaian kejadian yang berkelanjutan yang menjadi stimulus (sebab) dan respon (tanggapan,efek) untuk memudahkan pemprosesan komunikasi. Komunikasi di dalam keluarga sebaiknya merupakan komunikasi dua arah, yaitu saling memberi dan saling menerima di antara anggota keluarga. Dengan komunikasi dua arah akan terdapat umpan balik, sehingga dengan demikian akan tercipta komunikasi hidup, komunikasi yang dinamis. Pada beberapa kasus sebagai mahasiswi menerima dan memahami perbedaan dalam penyampaian pesan pada orang tua, hal tersebut dilakukan apabila masih dianggap pada perbedaan yang wajar dan tidak meengakibatkan konflik yang berkepanjangan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagai orang tua sangat memahami perbedaan yang terjadi saat melakukan komunikasi. Berbeda dengan anak adalah hal yang wajar bahkan dapat menambah indahnya hubungan dengan keluarga khususnya anak, karena pada dasarnya setiap orang yang berbeda dan segala sesuatu yang dibawanya juga berbeda, maka perbedaan atau konflik pasti akan timbul.

(6)

terhadap apa yang akan disampaiakan mahasiswi. Perhatian dari keluarga sangat erat hubungannya dengan perilaku mahasiswi dalam menjalankan interaksi dengan lingkungan keluarga maupun dengan lingkungan sekitar. Dalam melakukan interaksi sosial dengan keluarga sebaiknya mahasiswi maupun orang tua selalu terbuka sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung tepat sasaran apa yang hendak dikomunikasikan.

Keterbukaan Host Party yang terjadi dalam lingkungan keluarga diawali dengan hal-hal yang sederhana seperti masalah pendidikan, masalah dengan teman dan sebagainya. Dalam hal ini terjadi akan membawa ke arah keterbukaan komunikasi, yang mana para mahasiswi sebagai

Host Party akan mendapat tempat dan diakui oleh anggota keluarga lainnya sebagai bagian dari anggota keluarga. Ketepatan waktu saat melakukan interaksi dan komunikasi akan menjadikan komunikasi antara remaja dan orang tua terjalin dengan baik.

Hasil penelitian menujukkan interaksi antara mahasiswi dengan orang tua masih terjaga dengan baik dan terus dilakukan secara berkesinambungan berdasarkan adanya waktu dan kesempatan yang ideal. Waktu sangat mempengaruhi hubungan komunikasi yang hanya mempunyai batasan dan kondisi-kondisi yang terkait bagi orang tua dan mahasiswi. Bagi orang tua yang bekerja masalah waktu berkomunikasi dengan mahasiswi merupakan hal yang sangat berharga. Dengan adanya waktu yang cukup dan sesuai antara orang tua dan mahasiswi akan tercipta komunikasi tanpa hambatan dan terbuka.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan pola komunikasi konsesual ditandai dengan saling menerima segala kekurangan antara orang tua dan mahasiswi. Antara orang tua dan anak saling menerima apa adanya dan bersikap bijak terhadap feedback apa yang telah disampaikan. Sebagai orang tua sangat memahami perbedaan yang terjadi saat melakukan komunikasi. Berbeda dengan anak adalah hal yang wajar bahkan dapat menambah indahnya hubungan dengan keluarga khususnya anak, karena pada dasarnya setiap orang yang berbeda dan segala sesuatu yang dibawanya juga berbeda, maka perbedaan atau konflik pasti akan timbul. Yang terpenting ialah bagaimana menanggapi dan menyelesaikannya perbedaan tersebut tentunya dengan berusaha menerimanya. Mahasiswi dalam melakukan komunikasi dengan orang tua berusaha memahami apa yang menjadi pembicaraan orang tua. Sebagai orang tua juga diharapkan dapat semaksimal mungkin memahami apa yang menjadi keinginan mahasiswi komunikasi terbuka adalah masing-masing anggota keluarga antara mahasiswi dengan orang tua saling membuka diri atas hal-hal yang bisa menjadikan ketidaksejalanan anggota keluarga. Membuka diri dalam artian tetap memberikan pemahaman apabila arah pembicaraan yang disampaikan mahasiswi kurang sesuai.

Saran

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arwani. (2002). Komunikasi dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Djamarah, S. B. (2004). Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Renika Cipta

Devito, J. (2004). Komunikasi Antar Manusia(5th ed). Tangerang selatan : Karisma Publishing

Group

Donsbach, Wolfgang. (2008). The international encyclopedia of communication. Australia, Blackwell Publishing Ltd

Effendy, O.U. (2003). Ilmu Komunikasi “Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Emzir. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Analisis Data. Rajawali Pers. PT. Grafindo Persada.Jakarta

Galvin, K.M. dan Bromrl, B.J. (1982). Family communication, Cohesion and Change.

Glenview, Illionis : Scott Foresman and Company

Gunarsa, S. (2002). Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Hopson, D. P dan Hopson, D. S. (2002). Menuju Keluarga Kompak : 8 Prinsip Praktis Menjadi Orang Tua Yang Sukses(Terjemahan : Muhammad Ilyas). Bandung : Kaifa

Hurlock, E. B. (1997). Psikologi Perkembangan. Terjemahan Istiwidiyanti.. Jakartas : Erlangga

Irwanto. (2001). Psikologi umum.Jakarta : PT Prenhallindo

Littlejohn, S. W dan Karen. F. A. (2012). Teori Komunikasi. Theories of Human Communacation. (9th ed 9). Salemba Humanika. jakarta

Kartini, K. (1994). Patologi Sosial Kenakalan Remaja, CV. Rajawali, Jakarta

Khairudin, H.S. (2002). Sosiologi Keluarga. Liberty Yogyakarta.

Kriyantono, R. (2012). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Surabaya: Kencana Prenada Media Group

Kusumaningrum Dan Wahyuningsih. (2008). Hubungan Komunikasi Orangtua-Remaja Dengan Identity Achievement Pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologika Vol 14 no 1 tahun 2009.

Liliweri, A.(1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Moleong, L. J. (2012). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

Mulyana, D. (2000). Ilmu Komuniksi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulandar, S. (2003). Dehumanisasi Anak Marjinal: Berbagai Pengalaman-Pemberdayaan, Bandung: Yayasan Akatiga Pusat Analisis Sosial

(8)

Perdana. (2004). Dugem: Ekspresi, cinta, seks, dan jati diri. Yogyakarta: Bina Press

Rakhmat, J. (2007). Psikologi Komunikasi. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Bandung

Soekanto, Soerjono. (2003). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:Raja Grafindo Persada

Tangkudung, J.P.M. 2014. PERANAN Komunikasi Keluarga Dalam Mencegah Kenakalan Remaja Di Kelurahan Malalayang I Kecamatan Malalayang. Journal Volume III. No.1. Tahun 2014 .

Referensi

Dokumen terkait

Provinsi Lampung merupakan salah satu wilayah penghasil udang terbesar di Indonesia. Rata-rata produksi dan konsumsi udang Lampung cenderung mengalami

bahwasanya Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara komputer-komputer

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan pelayanan prima administrasi kependudukan di Kecamatan Cinambo Kota Bandung (1) Ukuran dan tujuan

Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi adalah suatu energi. Besaran torsi adalah besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung

Golongan parameter yang dapat digunakan sebagai parameter penelitian kualitas air, antara lain: (1) biological oxygent demand (BOD) yang merupakan kadar senyawa organik

In this paper is focused on the manufacture of pneumatic systems and processes to obtained the rotation and voltage with aluminum for piston tube material, buoys made of

Manusia memiliki dua belahan otak yakni otak kiri dan otak kanan dan yang baru-baru ini masih hangat di perbincangkan adalah otak tengah otak tengah berfungsi sebagai

Algoritme tersebut dinilai cukup baik jika diterapkan dalam query expansion , karena hasil pencarian dari query asli yang dikombinasikan dengan query tambahan akan