• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tekstur Tanah dan Pengaruhnya Terhadap P (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tekstur Tanah dan Pengaruhnya Terhadap P (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Sifat Fisika Tanah

Tekstur Tanah dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan

Tanaman

Dosen Pengampu: Lutfy Ditya Cahyanti, SP.MP

Ir. Herawan Widodo

Disusun oleh: Kholqin Jadid 35.2014.6.3.0907

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR

(2)

Tekstur Tanah Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Tanaman

1. Pendahuluan

Pembelajaran mengenai tanah sudah banyak dilakukan karena berbagai alasan, yang paling penting adalah cakupannya dengan sector pertanian. Sebab, berkaitan langsung dengan potensi pertanian yang menunjang kelangsungan hidup manusia dan seluruh makhluk hidup lainnya. (Wirosoedarmo, 2010)

Saat ini, ilmu tentang tanah sudah sangat luas mulai dari kajian tentang bahan induk pembentuk tanah, sifat dasar tanah, fisika tanah, biologi tanah, kimia tanah, bahan organic tanah, hingga hal-hal lain yang berkaitan dengan tanah, seperti iklim, aktivitas organisme yang hidup diatasnya, dan lain sebagainya. Pengetahuan tentang aspek-spek tersebut pada kenyataanya sangat membantu dalam kegiatan pertanian.

(3)

Maka tanah memiliki dua fungsi utama yaitu; 1. Sebagai sumber hara bagi tumbuhan, 2. Sebagai matrik tempat akar tumbuh berjangkar dan air tanah tersimpan, serta tempat unsure-unsur hara dan air ditambatkan. (Sudomo, 2007)

Oleh karena itu, penting kiranya untuk kita mengetahui dan memahami sifat-sifat dasar tanah khususnya tekstur tanah karena berkaitan dengan kamampuan tanah dalam menahan air, kandungan air tanah, dan bahan organic serta mineral tanah yang sangat esensial dalam dunia pertanian. Maka dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang tekstur tanah dan kaitanya dengan sector pertanian.

2. Introduction to Soil (menegenal tanah) a. Definisi tanah

Saat ini begitu banyak pengertian dan definisi tentang tanah yang telah dikemukakan oleh banyak ahli dalam bidang ilmu tanah. Pada awalnya pengertian tentang tanah hanya sebatas hamparan permukaan bumi yang dipakai oleh sebagian besar makhluk hidup untuk melakukan segala aktivitasnya. Namun demikian pengertian tentang tanah semakin berkembang seiring dillihat dari proses pembentukanya, bentuk fisiknya dan menfaatnya.

Secara sederhana Hndayanto dan Hairiah (2009) mendefinisikan tanah sebagai “bahan lepas tersusun dari batuan yang telah melapuk, mineral lainya, dan bahan organic yag sebagian telha melapuk, yang menyelimuliti sebagian besar permukaan bumi”1.

Menurut Yulipriyanto (2010), tanah adalah benda alam yang terdapat dipermukaan kulit Bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan, dan bahan organic sebagai hasil pelapukan sisa-sisa

(4)

tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium bagi tumbuhnya tanaman dengan sifat-sifat tertentu, yang terjadi akibat dari pengaruh kombinasai factor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu pembentukan2.

Lebih kompleks, Hanafiah (2013) mendefinisikan tanah sebagai : “lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organic dan anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N,P,K,Ca,Mg, S,Cu,Zn,Fe,Mn,B,Cl, dan lain-lain); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman”, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan, industry perkebunan maupun kehutanan3.

Dengan demikian tanah dapat didefinisikan sebagai lapisan permukaan Bumi yang terbentuk dari lapukan mineral bebatuan dan organism hidup, memliki sifat-sifat tertentu yang dipengaruhi oleh factor iklim, bahan induk, organism, dan waktu pembentukan, yang berfungsi sebagai habiat makhluk hidup, tempat tumbuhnya perakaran tanaman dan penopang tegaknya tanaman, penyedia unsure hara dan nutrisi bagi tanaman, serta organism dan mikroorganisme yang berperan dalam penyediaan unsure hara dan zat aditif bagi tanaman.

b. Fungsi tanah bagi tanaman

(5)

Seperti yang kita ketahui bahwasanya tanah merupakan media bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Namun tidak begitu saja menunjang keberhasilan penanaman. Ada kalanya penanaman berhasil dan ada kalanya gagal. Dengan kata lain, tanaman yang kita tanam tidak dapat hidup sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini disebabkan fungsi lain tanah bagi tanaman yaitu; sebagai penyuplai air dan unsure hara. Menurut Sutedjo dan kartasapoetra (2005) tanah sangat berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman. Diantara factor yang mempengaruhi pertubuhan tanaman, mereka menyebutkan bahwa temperature tanah, kelembaban tanah, tersedianya unsure hara dalam tanah, kegiatan hidup jasad renik dan sifat-sifat tanah lainya, sengat perlu diperhatikan demi menunjang kehidupan dan perkembangan tanaman4.

Dalam beberapa keadaan temperature perkecambahan dan pertumbuhan akar tanaman akan dapat berlangsung dengan baik. Pada tanaman jagung suhu yang dibutuhkan untuk perkecabahan yang efektif antara 70C sampai

100C dan mencapai optimum pada suhu sekitar 380C. Perkecamhan Jati suhu

rata-ratanya berkisar pada 300C. Suhu tanah yang baik bagi pekembangan

umbi kentang antara 160C sampai 21 0C.

Temperature tanah berkaitan juga dengan warna tanah yang pada dasarnya di pengaruhi oleh kelembaban tanah, kadar bahan organic tanah, serta kadar dan kualitas mineral. Perbedaan pada warna tanah akan berakibat pada temperature tanah yang berbeda. Warna tanah yang gelap akan lebih mampu menyerap sinar matahari sehingga mempunyai temperature yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanah yang berwarna terang.5

4 Sutedjo, M.M., dan Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. (Jakarta; Rineka Cipta). Hal. 55

(6)

Selain itu, komponen-koponen tanah yang berupa; bahan padatan (mineral dan Organik), air dan udara, memiliki peran penting dalam kaitanya dengan fungsi tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman. Misalnya udara tanah, berfungsi sebagai sumber gas yang dibutuhkan tanaman, seperti; O2 yang

dibutuhkan akar untuk proses respirasi, CO2 bagi mikrobia fotosintetik, dan

N2 bagi mikrobia pengikat N. Namun, apabila gas-gas tersebut berkadar

relative tinggi akan menjadi racun bagi tanaman ataupun mikrobia tanah. Dengan sirkulasi udara tanah yang baik memungkinkan gas-gas yang berpotensi untuk menjadi racun dapat bertukar dengan O2 dari atmosfer,

sehingga penyediaan unsure hara oleh aktivitas mikrobia autotrofik berjalan baik dan toksisitas gas beracun ternetralisir.

Pada kondisi tanah yang baik, dengan kandungan air, udara, dan bahan organic tanah (BOT) yang tersedia cukup bagi tanaman, perakaran tanaman dapat tumbuh dengan baik sehingga penyerapan air dan unsure hara semakin banyak, pertumbuhan dan produktifitas tanaman menjadi ideal.6

3. Tekstur tanah

Secara umum tanah merupakan susunan dari bahan padat, cair, dan gas. Bahan padat penyusun tanah barasal dari bahan organik dan anorganik (mineral). Bahan organik tanah merupakan lapukan dari organisme hidup sedangkan bahan mineralnya berasal dari lapukan batuan. Dari lapukan batuan itu sediri terdapat dalam bermacam-macam bentuk dan ukuran. Berdasarkan besar ukurannya tanah dibagi kedalam beberapa fraksi, yaitu; batu >10 mm, kerikil 2-10 mm, pasir 0,05-2 mm, debu 0,00,05-2-0,05 mm liat <0,00,05-2 mm. Dan yang merupakan partikel primernya adalah pasir debu dan liat7.

(7)

Menurut Wirosoedarmo (2010) penggolongan partikel mineral tanah menurut ukurannya ini dapat disebut sebagai tekstur tanah8. Yulipriayanto (2010)

mengatakan bahwa tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel tanah primer berupa frkasi liat, debu dan pasir dalam suatu masa tanah. Dengan demikian tekstur tanah berorientasi pada besaran bitir-butir mineral tanah, terutama perbandingan relatif berbagai golongan dari tanah tertentu9.

Klasifikasi tekstur tanah yang paling umum digunakan dalam pertanian adalah sistem klasifikasi menurt USDA (1975) dimana materi yang lebih besar dari diameter 7.5 cm disebut sebagai batu, antara 7.5cm dan 2 mm disebut kerikil. Sedangkan materi yang ukuranya dibawah 2 mm didefinisikan sebagai materi yang tersusun dari pasir, lumpur dan tanah liat yang terurai, sesuai dengan batas ukuran partikel pada tabel 1.

Tabel 1. Batas Ukuran Partikel (USDA 1975)

Tanah Terurai Diameter Batas (mm)

Pasir

8 Wirosoedarmo, R. 2010. Drainase Pertanian. (Malang; UB-Press). Hal. 36

(8)

Menurut Wirosoedarmo (2010) batas ukuran partikel berdasarkan USDA (1975) tersebut merupakan perbandingan relatif pasir, endapan lumpur dan tanah liat dimana jumlah kombinasinya pasti. Namun, untuk tujuan praktisnya dibuat pembagian tertentu dengan menerapkan nama dekriptif.

Sedangkan Kartasapoetra (2010) dan Sutedjo (2005) mengatakan; untuk penggolongan tekstur tanah secara umum adalah berdasarkan kandungan pasir, debu dan liat yang dinyatakan dalam jumlah persen (%) dan dibagi kedalam tiga golongan dasar, yaitu; 1) Tanah berpasir, dimana kandungan pasir pada tanah >70% atau sekitar 85%, 2) Tanah berlempung; pada golongan tanah ini kandungan debu dan liat relatif sama sehingga tanah tidak terlalu lekat dan tidak terlalu lepas. Dan 3) Tanah liat,dimana kandungan liatnya >35%, namun <40%10

sehingga dapat dikatakan bahwa perbandingan antara ketiga fraksinya hampir seimbang.

4. Pengaruh tekstur tanah terhadap pertumbuhan tanaman

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang paling penting. Sebab tanah mempunyai dua fungsi utama, yaitu; (1) sebagai sumber hara bagi tumbuhan, dan (2) sebagai matrik tempat akar tumbuhan berjangkar dan air tanah tersimpan, serta sebagai tempat unsur-unsur hara dan air ditambatkan. Kedua fungsi tersebut dapat menurun atau hilang, yang dikenal sebagai kerusakan tanah atau degradasi tanah. Baik degradasi secara fisik maupun kimia.

Pertumbuhan tanaman tidak hanya tergantung pada persediaan unsur hara yang cukup dan seimbang tetapi juga harus ditunjang oleh keadaan fisik tanah yang baik. Sifat fisik tanah berpengaruh langsung terhadap mintakat perakaran, air dan udara tanah, yang kemudian mempengaruhi aspek-aspek

(9)

biologi dan kimia tanah. Pentingnya sifat fisik tanah dalam menunjang pertumbuhan tanaman sering tidak disadari karena kesuburan tanah dititikberatkan pada segi kesuburan kimianya. Salah satu sifat fisik tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman adalah tekstur tanah.

Tanah memiliki tekstur yang dapat dirasakan dengan indera perasa. Tekstur tanah terdiri atas fraksi pasir yang memiliki diameter 2,00- 0,20 mm, debu yang memiliki diameter 0,20 – 0,002 mm, liat yang memiliki diameter < 0,002 mm, dan fraksi kerikil (grave) yang memiliki diameter > 2 mm( lihat gambar 1). Umumnya fraksi kerikil tidak digolongkan dalam fraksi tanah, namun fraksi kerikil masih tetap diperhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah. Fraksi pasir sangat didominasi oleh mineral kuarso yang tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk. Fraksi liat lebih berperan secara kimiawi dalam tanah karena bersifat koloid atau bermuatan listrik yang aktif (Hanafiah, 2005). Tekstur tanah yang relatif kasar dapat berpengaruh terhadap terjadinya pencucian hara, dan kemampuan meretensi air akan lebih rendah)11.

11Kurniawan, F. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam. Bogor Agricultural University -

(10)

Gambar 1. Grafik tekstur tanah

Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah yang didominasi debu akan mempunyai pori-pori meso (sedang), sedangkan didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Hal ini berbanding terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan tanah.

(11)

tanaman, namun dari segi nutrisi tanah lempung lebih baik ketimbang tanah bertekstur debu (Hanafiah, 2005).

Fraksi pasir umumnya didominasi oleh mineral kuarsa yang sangat tahan terhadap pelapukan, sedangkan fraksi debu biasanya berasal dari mineral feldspar dan mika yang cepat lapuk, pada saat pelapukannya akan membebaskan sejumlah hara, sehingga tanah bertekstur debu umumnya lebih subur ketimbang tanah bertekstur pasir. Berikut karakteristik tekstur tanah dan kemampuanya dalam mendukung pertumbuhan tanaman.

a. Tanah pasir

Tanah pasir termasuk kedalam kelompok tanah bertekstur kasar (Yulipriyanto, 2010). Tanah pasir yang didominasi oleh mineral-mineral primer terutama kuarsa (SiO2) tahan terhadap pelapukan dan tidak mampu menyerap unsur-unsur hara sehingga tidak mampu menyediakan unsur hara bagi tanaman. Kemampuan menahan air rendah pada tanah pasir juga menjadikan banyak unsur hara terlarut hilang lewat pencucian (leaching). Mineral-mineral lambat tersedia misalnya Ca-P atau Mg-P dapat menyediakan unsur hara fosfor apabila unsur P lepas dari ikatan mineralnya. Mikorhiza dapat membebaskan unsur fosfor dari ikatan tidak tersedia sehingga menjadi tersedia bagi tanaman dengan enzim fosfatase yang dihasilkannya.

Tanah pasir selain miskin akan hara fosfor juga miskin hara N. Nitrogen yang tersedia dalam tanah dalam bentuk NO3- dan NH4+ seringkali hilang terlarut

(12)

ketersediaan unsur hara N dalam tanaman yang ditumbuhkan pada tanah pasir12.

Namun, pada tanah pasir memiliki aerasi yang baik dan pori makro cukup banyak sehingga mendukung perkembangan akar tanaman dan mendukung respirasi yang dilakukan oleh akar. Dengan kondisi tersebut maka pembentukan metabolit primer maupun sekunder akan meningkat dan mendukung pertumbuhan tanaman.

b. Tanah liat

Berbeda halnya dengan tanah pasir, Tanah liat dicirikan dengan porositasnya yang rendah, sehingga tanah liat adalah tanah yang kurang produktif. Hanafiah (2005), menjelaskan bahwa tanah liat merupakan tanah yang memiliki banyak pori mikro atau tidak porus. Pori mikro pada tanah liat disebabkan karena struktur tanahnya yang padat. Antara agregat-agregat tanah sangat sedikit terdapat celah atau ruang. Hal tersebut menyebabkan udara sangat terbatas dan air mudah terperangkap, sehingga tanah liat sulit untuk meloloskan air atau dengan kata lain permeabilitasnya rendah.

Tanah liat kurang mendukung perkembangan akar tanaman karena porositasnya rendah sehingga berpengaruh mengganggu respirasi yang dilakukan oleh akar. Terganggunya respirasi oleh akar akan mengurangi laju pembentukan fotosintat oleh tanaman, sehingga berat kering rendah, karena berat kering tanaman berasal dari hasil metabolisme tanaman, baik hasil dari metabolisme primer maupun sekunder.

12 Saptiningsih, E. 2007. Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir untuk Pertumbuhan Tanaman

(13)

Tanah liat yang memiliki banyak pori mikro akan menyulitkan akar untuk tumbuh, sehingga mengurangi daya serap air oleh akar yang akan berakibat sedikitnya air yang diperoleh tanaman untuk mensintesis fotosintat. Kozlowsky (1991) menyatakan dengan ketersediaan air yang lebih besar akan mengahasilkan pertumbuhan yang lebih besar. Artinya ketersediaan air bagi tanaman akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tersebut. Apibila air tersedia bagi tanaman dalam keadaan cukup pertumbuhan tanaman akan baik sebaliknya bila tanaman kekurangan air maka dapat menyebabkan pertumbuhanya terganggu bahkan dapat menyebabkan kematian pada tanaman.

5. Kesimpulan

(14)

Daftar Pustaka:

Hanafiah,K.A. 2013. Dasar-Dasar Ilmu tanah. –ed. 1-cet.6.-Jakarta; Rajawali Press. Hanafiah, K. A. 2005. Dasar –Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Handayanto, E., dan Hariah, K. 2009. Biologi Tanah, Landasan Pengelolaan Tanah

Sehat. Yogyakarta; Pustaka Adipura

Kartasapoetra dkk. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. (Jakarta: Rineka Cipta).

Kurniawan, F. Mengenal Tanah Sebagai Media Tanam. Bogor Agricultural University - http://www.ipb.ac.id (4 Desember 2015)

Kozlowsky,T.T. 1991.Water Deficit And Plant Growth. vol. VI. Woody Plant Communities. Academic Press. New York.

Saptiningsih, E. 2007. Peningkatan Produktivitas Tanah Pasir untuk Pertumbuhan Tanaman Kedelai dengan Inokulasi Mikorhiza dan Rhizobium. BIOMA. 9(2): 58-61

Sudomo, A. 2007. pengaruh tanah pasir berlempung terhadap pertumbuhan sengon dan nilam pada system agroforestry. Journal pemuliaan tanaman hutan. Balai Besar penelitian bioteknologi dan pemuliaan tanaman hutan. (BPK; Ciamis). 1 (2)

Sutedjo, M.M., dan Kartasapoetra, A.G. 2005. Pengantar Ilmu Tanah Terbentuknya Tanah dan Tanah Pertanian. (Jakarta; Rineka Cipta).

Gambar

Gambar 1. Grafik tekstur tanah

Referensi

Dokumen terkait

Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan Pemeriksaan Pajak, Penagihan Pajak, Norma Moral dan Kebijakan Sunset Policy terhadap Peningkatan

Dilihat dari nilai T indikator ini memiliki nilai T yang positif yang menunjukkan bahwa semakin sesuainya volume pekerjaan yang diberikan dengan kemampuan tim maka

Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas V yang termasuk dalam kelompok status sosial ekonomi menengah di MIN Sungai Lulut tahun

Berdasarkan hasil uji reabilitas menunjukkan bahwa masing-masing nilai Cronbach Alpha pada setiap variabel lebih besar dari 0,60 yakni kecanduan internet sebesar 0,906,

Sesungguhnya pernintaan akan ikan kalengan masih - jauh lebih besar dari supplynya yang mana dapat dilihat -. dari terjualnya produk^prodok perusahaan tanpa marketings effort

Dari jawaban yang dilontarkan subjek maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswa akselerasi tidak jauh berbeda dengan siswa-siswa yang berada pada kelas regular

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal)

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan nilai-nilai Islam yang terkandung dalam novel “Sujudku yang Tersembunyi” karya Garina