APLIKASI PENILAIAN OTENTIK PADA ASPEK SIKAP
BERBASIS .NET FRAMEWORK 4.5
Dilson,S.Kom, M.Kom
Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh
email: dilsonpyk2013@gmail.com
Abstrak
Penilaian otentik pada kurikulum 2013 mencakup aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Salah satu penilaian otentik yang masih sulit dipahami oleh guru dan tenaga pendidik adalah penilaian pada aspek sikap. Penilaian pada aspek sikap yang dilakukan secara manual mengakibatkan guru sulit melaksanakan program remedial dan program pengayaan terhadap peserta didik. Penelitian ini bertujuan untuk membangun aplikasi penilaian otentik pada aspek sikap. Metodologi yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah metodologi RUP, bahasa pemrograman dan database yang digunakan pada pembuatan sistem ini berbasis .Net Framework 4.5 (VB Net) dan MySQL. Dengan dibangunnya sistem ini dapat membantu guru dan tenaga pendidik dalam melaksanakan program remedial dan program pengayaan terhadap peserta didik, disamping itu juga dapat membantu Kepala Sekolah dalam melakukan pembinaan terhadap guru dan tenaga pendidik.
Kata kunci : Aplikasi, Penilaian, .Net Framework 4.5, RUP
Abstract
Authentic assessment in 2013 curriculum includes aspects of attitudes, knowledge and skills. One of authentic assessment that is still difficult to be understood by teachers and educators are the aspects of attitude. Assessment of the aspects of attitude that is done manually lead teacher program difficult to implement remedial and enrichment program to learners. This study aims to build on aspects of the application of authentic assessment attitude. The methodology used to design this system is the RUP methodology, programming languages and databases that are used in the manufacture of this system is based on .Net Framework 4.5 (VB .Net) and MySQL. With the construction of this system can help teachers and educators in implementing remedial and enrichment programs for students, and also it can assist the Principal in to provide guidance to teachers and educators.
Keywords : Aplikasi, Penilaian, .Net Framework 4.5, RUP
1. PENDAHULUAN
Mulai tahun pelajaran 2013/2014,
Pemerintah telah memberlakukan
kurikulum baru yang disebut dengan
Kurikulum 2013. Kurikulum, proses
pembelajaran, dan penilaian proses dan hasil belajar merupakan komponen penting dalam program pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain yang saling terkait antara satu dengan yang lain.
Salah satu proses pembelajaran adalah penilaian kelas yang merupakan kegiatan guru dalam mengambil keputusan terhadap hasil belajar peserta didik yang mencerminkan pencapaian kompetensi selama proses pembelajaran tertentu.
Penilaian guru dan tenaga pendidik dilakukan secara otentik terkait aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik
selama pembelajaran berlangsung
(penilaian proses) maupun setelah
pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian hasil belajar).
Salah satu penilaian secara otentik yang sering membuat bingung para guru dan tenaga pendidik adalah penilaian terhadap aspek sikap dan kriteria yang diamati setiap tema, dan sub tema pada kelas dan semester bersangkutan.
akhirnya berdasarkan total skor yang diperoleh dari hasil penilaian secara a) observasi, b) penilaian diri sendiri, c) penilaian antar teman, dan d) penilaian dari jurnal guru. Setiap penilaian tersebut
masing-masing siswa akan dinilai
berdasarkan kriteria atau aspek yang diamati, sehingga nilai akhir yang diperoleh adalah nilai sikap tiap kriteria.
Dalam melakukan penilaian pada aspek sikap, setiap guru harus melakukan observasi terhadap beberapa sikap yang perlu diamati secara langsung atau tidak langsung, dan memberikan nilai secara manual pada lembar observasi. Hasil akhir dari penilaian tersebut hanya menampilkan deskripsi dari kesimpulan masing-masing aspek yang diisikan kedalam buku rapor. Kadang-kadang guru sering melakukan kesalahan pengisian deskripsi pada nilai rapor peserta didik tersebut.
Berdasarkan permasalahan yang
dihadapi oleh guru dan tenaga pendidik, maka dirancanglah sebuah sistem yang dapat memberikan deskripsi otomatis pada Laporan Hasil Belajar Peserta Didik/ buku rapor, ketika guru tersebut melakukan pengisian nilai pada aspek sikap.
2. TEORI DASAR
2.1. Penilaian
Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan PP. Nomor 66 tahun
2013 tentang Standar Nasional
Pendidikan bahwa penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. Penilaian hasil belajar oleh pendidik; b. Penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan;
c. Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Setiap satuan pendidikan selain melakukan perencanaan dan proses pembelajaran, juga melakukan penilaian hasil pembelajaran sebagai upaya terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Penilaian pengetahuan merupakan
penilaian akan Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti 3 (KI-3) dengan cara melakukan analisis substansi materi atau materi pokok yang ada pada KD dari KI-3. menggunakan daftar KI KD pada permendikbud No. 67. 69, 69 atau 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SD/MI,
SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK.
2.2. Teknik Penilaian Sikap
Berdasarkan Buku Panduan Teknis
Penilai dan pengisian rapor SD
kurikulum 2013, bagan teknik penilaian aspek sikap dapat dilihat pada gambar 1.
Aspek Sikap
Gambar.1 Bagan Teknik Penilaian Sikap
2.3. Metodelogi Pengembangan Sistem Metode penelitian yang digunakan dalam aplikasi penilaian otentik pada aspek sikap adalah menggunakan RUP (Rational Unified Process).
RUP adalah pendekatan
pengembangan perangkat lunak yang dilakukan berulang-ulang (iterative), fokus pada arsitektur ( architecture-centric), lebih diarahkan berdasarkan penggunaan kasus (use case driven) (Rosa A.S, 2011, h.105).
Adapun 4 tahapan kerja dari RUP sebagai berikut:
1) Fase Inception (Permulaan)
Tahap ini lebih pada
2) Fase Elaboration (Perluasan /Perencanaan)
Tahap juga dapat mendeteksi
apakah arsitektur sistem yang
diinginkan dapat dibuat atau tidak. Mendeteksi resiko yang mungkin terjadi dari arsitektur yang dibuat.
Tahap ini lebih pada analisis dan desain sistem serta implementasi sistem yang fokus pada purwarupa sistem (prototype).
3) Fase Construction (Konstruksi)
Tahap ini difokuskan pada
pengembangan komponen dan fitur-fitur sistem. Tahap ini lebih pada implementasi dan pengujian sistem
yang fokus pada implementasi
perangkat lunak pada kode program.
4) Fase Transition (Transisi)
Tahap ini lebih kepada
deployment atau instalasi sistem agar dapat dimengerti oleh user. Aktifitas pada tahap ini termasuk pada pelatihan user, pemeliharaan dan
pengujian sistem apakah sudah
memenuhi harapan user.
2.4. .Net Framework
Microsoft .Net Framework
merupakan suatu lingkungan kerja untuk
memudahkan pengembangan dan
eksekusi berbagai macam bahasa
pemrograman dan kumpulan pustaka-pustaka (library) agar dapat bekerja sama dalam menjalankankan aplikasi berbasis Windows.
.Net Framework mempunyai dua
komponen utama yaitu Common
Language Runtime (CLR )dan .Net Framework Class Library
2.5. MySQL
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user, serta menggunakan perintah standar SQL (Structured Query Language) (Bunafit Nugroho, 2005, h.1).
3. METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan diteliti, maka metode
penelitian ini menggunakan metode
analisa dan perancangan sistem. Tahap analisa menggunakan kerangka PIECES
(Performance, Information, Economics, Control, Efficiency, dan Service) menggunakan model use case, sedangkan tahap perancangan sistem dilakukan dengan cara perancangan secara logis menggunakan diagram activity diagram,
sequence diagram, dan class diagram, perancangan interface dan terakhir tahap implementasi sistem.
3.1. Analisis Kebutuhan Sistem
Untuk membantu mengidentifikasi, menganalisa dan memecahkan masalah maka digunakanlah kerangka PIECES. Adapun tahap-tahap kerangka PIECES adalah sebagai berikut:
1. Performance (Kinerja)
Proses pembuatan rapor memakan waktu yang lama.
2. Information (Informasi)
Guru dan tenaga pendidik sulit melaksanakan program remedial dan program pengayaan terhadap peserta didik, karena penilaian dilakukan secara tertulis dalam bentuk formulir isian nilai aspek sikap tiap peserta didik, sehingga butuh waktu yang lama untuk menentukan peserta didik
yang harus diremedial ataupun
dilakukan pengayaan.
3. Economics (Ekonomi)
Biaya bertambah, karena banyak menggunakan media kertas dalam pembuatan format penilaian aspek sikap masing-masing peserta didik
4. Control (Kontrol atau Keamanan)
Belum adanya wewenang khusus bagi kepala sekolah untuk melakukan validasi terhadap nilai rapor masing-masing guru dan tenaga pendidik sebelum dicetak dan dibagikan ke orang tua peserta didik.
5. Efficiency (Efisiensi)
Tidak dapat melakukan koreksi terhadap nilai aspek sikap yang salah secara cepat.
6. Service (Servis atau Layanan)
Belum ada layanan yang
hasil akhir pembelajaran dalam
bentuk pencapaian kompetensi
(rapor) peserta didik.
3.2. Analisis Kebutuhan
Dalam menganalisis suatu
kebutuhan untuk mengembangkan suatu sistem informasi. Analisis kebutuhan dalam penelitian ini menggunakan pemodelan use case.
Bentuk diagram use case aplikasi penilaian otentik pada aspek sikap dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Use Case Diagram
3.3. Perancangan Sistem
3.3.1. Perancangan Sistem Logis
Perancangan sistem logis terdiri dari 3 (tiga) diagram, yaitu activity diagram, sequence diagram, dan
class diagram.
1. Activity Diagram
Activity diagram pemeriksaan penggunaan sistem dilakukan pada saat user guru memilih
menu login. Diagram ini
menunjukkan interaksi guru
dengan sistem saat mengisikan nilai pada aspek sikap.
Bentuk activity diagram sistem penilaian sikap seperti gambar 3.
Gambar 3. Activity Diagram
2. Sequence Diagram
Diagram ini menggambarkan aktor melakukan penambahan data ke dalam sistem yang bernama tambah nilai.
Bentuk Sequence diagram sistem penilaian sikap seperti gambar berikut :
Gambar 4. Sequence Diagram
3. Class Diagram
3.4. Rencana Implementasi
Setelah menganalisis dan mendesain sistem secara rinci, maka langkah
berikutnya adalah merencanakan
implementsasi. Rencana implementasi dimaksudkan terutama untuk mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan selama tahap implementasi sistem
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada saat aplikasi penilaian otentik dijalankan, maka tampil layar menu utama yang memiliki 4 (empat) buah button untuk menjalankan sub menu halaman power admin, halaman tata usaha, halaman guru dan sub menu halaman kepala sekolah. Tampilan menu utama dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Tampilan Menu Utama Aplikasi Penilaian Otentik Aspek Sikap
Untuk menjalankan aplikasi penilaian otentik pada aspek sikap, maka guru harus memilih tombol halaman guru untuk login. Tampilan form login guru dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Tampilan Form Login Guru
Pada tampilan form login ini, guru harus mengisikan NUPTK, dan password yang didapat dari admin, jika NUPTK sudah terdaftar dan password benar, maka button masuk akan aktif. Klik tombol masuk, maka akan tampil halaman menu utama guru. Tampilan form menu utama guru dapat dilihat pada gambar 8.
Gambar 8. Tampilan Form Menu Utama Guru
Dari tampilan menu utama guru di atas terdapat 14 buah buton yang berfungsi untuk pengolahan data penilaian otentik pada aspek sikap. Buton yang terdapat pada tampilan menu utama guru tersebut sebagai berikut :
a. Buton lengkapi identitas guru
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data guru. Tampilan form isian data guru dapat dilihat pada gambar 9.
b. Buton Kompetensi Inti
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian referensi kompetensi inti. Tampilan form isian kompetensi inti dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10. Tampilan Form Isian Kompetensi Inti
c. Buton Tema
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data tema. Tampilan form isian data tema dapat dilihat pada gambar 11.
Gambar 11. Tampilan Form Isian Tema
d. Buton Sub Tema
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data sub tema. Tampilan form isian data sub tema dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 12. Tampilan Form Isian Sub Tema
e. Buton Matapelajaran
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data matapelajaran.
Tampilan form isian data
matapelajaran dapat dilihat pada gambar 13.
Gambar 13. Tampilan Form Isian Matapelajaran
f. Buton Kompetensi Dasar
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data kompetensi dasar. Tampilan form isian data kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 14.
Gambar 14. Tampilan Form Isian Kompetensi Dasar
g. Buton Indikator Kompetensi Dasar Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data indikator kompetensi dasar. Tampilan form isian data indikator kompetensi dasar dapat dilihat pada gambar 15.
h. Buton Aspek Yang Dinilai
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data aspek sikap yang dinilai. Tampilan form isian data aspek sikap yang dinilai dapat dilihat pada gambar 16.
Gambar 16. Tampilan Form Isian Aspek Yang Dinilai
i. Buton Aspek Sikap Yang Diamati Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data aspek sikap yang diamati. Tampilan form isian data aspek sikap yang diamati dapat dilihat pada gambar 17.
Gambar 17. Tampilan Form Isian Aspek Yang Diamati
j. Buton Penilaian Observasi
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data penilaian observasi. Tampilan form isian data penilaian observasi dapat dilihat pada gambar 18.
Gambar 18. Tampilan Form Isian Penilaian Observasi
k. Buton Penilaian Diri
Buton ini berfungsi untuk memanggil form isian data penilaian diri. Tampilan form isian data penilaian diri dapat dilihat pada gambar 19.
Gambar 19. Tampilan Form Isian Penilaian Diri
Salah satu bentuk laporan hasil penilaian observasi aspek sikap dapat dilihat pada gambar 20.
Gambar 20. Laporan Observasi Penilaian Aspek Sikap
5. KESIMPULAN
Aplikasi penilaian otentik pada aspek sikap telah berhasil dibangun dan dapat membantu guru dan tenaga pendidik dalam memberikan nilai pada aspek sikap
berdasarkan penilaian observasi
sikap/karakter yang dikembangkan setiap tema dan sub tema yang terdapat pada Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI) yang berpasangan setiap semester baik terhadap penilaian observasi, penilaian diri sendiri, penilaian antar teman dan jurnal catatan guru/jurnal guru.
Dengan menggunakan kode program berbasis .net framework (VB.net) guru dan tenaga pendidik lebih mudah memahami sistem penilaian otentik pada aspek sikap karena sistem dirancang secara user friendly. Sedangkan untuk media penyimpanan data aplikasi penilaian otentik menggunakan database MySQL, selain gratis, database MySQL juga dapat menampung data dalam jumlah besar.
Kelemahan yang peneliti temui dalam
penelitian ini adalah kurangnya
pemahaman guru dan tenaga pendidik terhadap sistem penilaian otentik pada
kurikulum 2013, sehingga untuk
menerapkan aplikasi ini perlu diadakannya pelatihan secara bertahap khususnya pada
penilaian aspek sikap, sedangkan
kelemahan dari sistem adalah aplikasi tidak dapat dijalankan jika belum terpasang .net framework didalam sistem operasinya.
Diharapkan aplikasi ini dapat
membantu guru dan tenaga pendidik dalam memahami beberapa bagian dari sistem penilaian otententik yang ada pada kurikulum 2013 sehingga memperlancar penerapan kurikulum 2013 untuk guru dan tenaga pendidik Sekolah Dasar.
Penelitian lanjutan yang dapat dikembangkan adalah dengan melengkapi
aplikasi penilaian otentik pada aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
6.
REFERENSI
AS, Rosa dan M. Shalahuddin 2011, Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak, Modula, Bandung
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2014),
Buku Panduan Teknis Penilai dan pengisian rapor SD kurikulum 2013
Hendrayudi. (2008). Komputer dan VB
Pemrograman. Elex Media Komputindo : Jakarta
Jogiyanto. (2005). Analisis dan Disain Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Andi Offset : Yogyakarta.
Munawar. (2005), Pemodelan Visual dengan UML. Graha Ilmu : Yogyakarta
Nana Sudjana. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, M.A. (2008). Kurikulum dan Pengajaran. Bumi Aksara : Jakarta
Nugroho, Adi. (2005). Analisis dan
Perancangan Sistem Informasi Dengan Metodologi Berorientasi Objek. Informatika : Bandung.
Peraturan Menteri Pendidikan dan