• Tidak ada hasil yang ditemukan

aplikasi herbisida pada tanaman padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "aplikasi herbisida pada tanaman padi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PESTISIDA PERTANIAN

Acara : Aplikasi Herbisida pada Tanaman Padi Tanggal : 12 Oktober 2015

Tempat : Laboratorium HPT

Tujuan : Mengetahui efektifitas herbisida dalam mengendalikan gulma pada tanaman padi

Nama : Miftachul Hudah NIM : 141510501192 Golongan : C

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman pangan yang banyak dibududayakan di Indonesia adalah tanaman padi. Hal tersebut karena hampir seluruh penduduk Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai bahan pangan pokok. Guna memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia khususnya maka kuantitas dari hasil panen tanaman pagi harus tinggi. Apabila hasil menurun maka akan menyebabkan kekurangan stok pangan komoditas padi atau beras. Oleh karena itu untuk menjaga kualitas dan kuantitas hasil panen padi diperlukan upaya perlindungan tanaman pada tanaman padi.

Faktor utama yang menyebabkan penurunan tingkat produksi padi adalah organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu jenis organisme pengganggu tanaman adalah gulma. Gulma dikatakan penganggu karena keberadaannya akan menyebabkan kompetisi unsur hara, ruang, dan cahaya dengan tanaman utama. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan mekanis maupun dengan cara lain seperti penggunaan herbisida. Penggunaan herbisida merupakan cara cepat dalam mengatasi populasi gulma yang berkembang cepat sehingga mngganggu tanaman utama. Herbisida dapat membunuh gulma secara cepat sehingga mengefisiensi waktu pengendalian.

(3)

baik, melakukan kegiatan lain setelah penyemprotan sebelum membersihkan diri, dan lain-lain. Oleh karena itu petani perlu menambah wawasannya mengenai insektisida baik cara pengaplikasian maupun pengaruh yang ditimbulkan agar dampak negatif yang timbul dapat diminimalisir atau dihindari.

Pengaplikasian herbisida perlu dipelajari mengenai teknis yag benar serta tipe pestisida yag digunakan, sehingga pengendalian bisa tepat sasaran. Penggunaan herbisida secara sembarangan tanpa memperhatikan peraturan yang ada akan membehayakan tanaman maupun pengguna. Oleh karena itu perlu dilakukan pembelajaran serta pengarahan yang tepat agar penggunaan herbisida dapat dilakukan dengan bijaksana.

1.2 Tujuan

(4)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai jenis OPT dapat menyebabkan gangguan pada proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. organisme tersebut meliputi serangga, tanaman, gulma, moluska, burung, mamalia, ikan, nematoda (cacing gelang) dan mikroba yang bersaing dengan tanaman budidaya. Umumnya tanaman budidaya akan kalah ketika terjadi kompetisi dengan organisme pengganggu dalam penyerapan makanan. Gangguan-gangguan ini perlu dilakukan penedalaian atau yang disebut dengan upaya perlindungan tanaman (Agrawal et al, 2010).

Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan manusia. Keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya menimbilkan kerugian baik dari segi kualitas maupun kuantitas produksi. Kerugian yang dihasilkan gulma adalah penurunan hasil pertanian akibat persaingan air, cahaya, dan nutrisi dalam tanah. Gulma juga dapat berperan sebagai inang pengganti dari hama dan penyakit, serta sebagian jenisnya memiliki sifat alelopati yang dapat meracuni tanaman budidaya (Visitia R., dan Indah P., 2013).

Gulma merupakan salah satu faktor pembatas produksi tanaman padi, oleh karena gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok. Dalam system pengendalian OPT gulma seringkali diabaikan kerena dianggap tidak memiliki pengaruh terhadap produktifitas. Padahal kenyataannya gulma dapat menurunkan hasil sebesar 20-40% dari hasl produksi. Penurunan produksi dikarenakan gulma dapat menurunkan aktivitas tanaman pokok akbibat perebutan sumberdaya (Antralia, 2012).

(5)

Penggunaan herbisida untuk mengendalikan gulma dapat dilakukan dalam waktu yang berbeda-beda diantaranya adalah pengaplikasian pra-tanam. Herbisida pra-tanam yaitu herbisida yang diaplikasikan sebelum tanaman ditumbuhkan. Contoh jenis herbisida pra-tanam adalah atrazine. Herbisida ini bersifat selektif dan dapat diaplikasikan sebelum tanam dan tidak meracuni tanaman. Herbisida selektif adalah herbisida yang hanya bersifat racun terhadap jenis gulma tertentu sehingga tidak meracuni tanaman utama (Muatajab dkk., 2014).

Penggunaan herbisida yang ideal yaitu tidak meracuni tanaman, efektif mengendalikan gulma, dan tidak berdampak negatif terhadap lingkungan. Herbisida yang diaplikasikan pada awal sebelum tanam disebut herbisida pra-tanam. Herbisida ini merupakan herbisida yang tidak menghambat perkecambahan tanaman. Tidak semua jenis herbisida dapat diaplikasikan sebelum tanam karena masih adanya resiko fitotoksik oleh beberapa herbisida yang sifatnya kurang selektif (pujisiswanto, 2014).

Herbisida memiliki hasil yang memuaskan apabila digunakan dalam pengendalian gulma, namun penggunaan herbisida juga menimbulkan efek berupa komposisi spesies dan kepadatan (density) gulma disuatu tempat dalam waktu yang lama. Penggunaan hebisida keefektifannya dipengaruhi oleh beberapahal seperti adanya trikoma pada daun, tajuk tanaman yang kuat dan berkayu yang sulit ditembus oleh pestisida yang sifatnya sistemik khususnya (Supawan dan Hariyadi, 2014).

Dampak penggunaan herbisida secara terus menerus yaitu akan membawa kerugian berupa resistensi beberapa jenis gulma. Alternative yang dapat diambil guna mengurangi resiko tersebut adalah dengan melakukan pencampuran beberapa bahan aktif herbisida. Pencampuran herbisida dapat meningkatkan pengendalian gulma menjadi efektif dan ekonomis, sehingga dois aplikasi dapat ditekan lebih rendah disbanding dosis herbisida yang diaplikasikan secara terpisah (Hasanuddin, 2013).

(6)

maka perlu dilakukan penyuluhan kepada pihak petani agar dapat memakai bahan racun tersebut sesuai ketentuan dan standart keamanan. Dengan demikian maka berbagai kerugian yang mungkin muncul dikemudian hari dapat ditekan seminimal mungkin (Adnan dkk., 2012).

(7)

BAB 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum mata kuliah Pestisida Pertanian acara “Aplikasi Herbisida pada Tanaman Padi” ini dilakukan pada hari Senin tanggal 12 Oktober 2015 pukul 12.30 – selesai di Laboratorium Hama Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

3.2 Bahan dan Alat 3.2.1 Bahan

1. Hebisida DMA dan Ally plus 2. Benih kedelai

3. Benih kacang tanah 4. Benih jagung 5. Tanah tegalan

3.2.2 Alat

1. Timba plasitik 2. Gelas ukur 3. Hand sprayer

4. Penutup hidung dan mulut 5. Kaos tangan

6. Polybag 20 cm 7. Mangkuk

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan media tanaman untuk kedelai, jagung, kacang tanah pada polybag dengan menggunakan tanah tegal yang diperkirakan terdapat biji-biji gulma.

(8)

3. Membuat larutan herbisida DMA dan Ally plus deengan konsentrasi yang disesuaikan.

(9)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

a. Tabel Perlakuan dengan Herbisida

No Gambar Keterangan Jumlah

1. Benih Jagung Perlakuan 1 dan 2 pada benih jagung kondisi benih yang 2. Benih Kacang Tanah Perlakuan 1 dan 2

(10)

- U 1 : 1 3. Benih Kedelai Perlakuan 1 dan 2

pada benih kedelai

1. Benih Jagung (kontrol) Perlakuan kontrol pada benih jagung kondisi benih yang tidak disemprot tidak tumbuh atau berkecambah.

(11)

2. Benih Kacang Tanah (kontrol) Perlakuan kontrol

3. Benih Kedelai (kontrol) Perlakuan kontrol pada benih kedelai

(12)

kecambah benih. Benih dengan perlakuan herbisida tingkat perkecambahannya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan tanpa perlakuan yang mencapai 50% dari total benih yang ditanam. Herbisida secara langsung menghambat pertumbuhan gulma pada pengujian kali ini namun daya kecamba semua jenis benih mengalami penurunan sangan drastis setelah terpapar herbisida.

Bedasarkan ciri gulma yang ditemukan pada perlakuan kontrol praktikum kali ini adalah jenis gulma berdaun sempit. Morfologi dari gulma ini menunjukkan gulma ini adalah rumput mutiara (Hedyitis Corymbosa). Morfologi dari gulma jenis ini yaitu tumbuh rindang dan berserak, agak lemah, tinggi 15-50 cm, batang berbentuk persegi dan memiliki banyak percabangan. Daun berhadapan bersilang, tulang daun satu ditengah. Klasifikasi gulma ini yaitu dari keluarga Rubisceae. Gulma jenis ini mempengaruhi perkembangan tanaman dan menyebabkan kopetisi unsur hara. Hal ini dikarenakan gulma ini memiliki akar yang dangkal sehingga menyebabkan persaingan dengan akar tanaman utama dibagian top-soil. Menurut Visitia R., dan Indah P. (2013), kerugian yang dihasilkan gulma adalah penurunan hasil pertanian akibat persaingan air, cahaya, dan nutrisi dalam tanah. Gulma juga dapat berperan sebagai inang pengganti dari hama dan penyakit, serta sebagian jenisnya memiliki sifat alelopati yang dapat meracuni tanaman budidaya.

(13)

sebanyak mungkin, tetapi biasanya pertumbuhan akan terganggu, sedangkan dalam sistem aplikasi setelah tanam biasanya menyebabkan tanaman utama beresiko terkena pengaruh racun, namun keuntungannya tanaman tidak mengalami hambatan pertumbuhan saat proses perkecambahan.

Pengaruh herbisida dalam mengendalikan gulma secara pra tumbuh maupun pasca tumbuh yaitu dengan cara kerja menghambat transpor elektron pada fotosistem II, da n ada juga yang bekerja dengan menghambat fungsi dari enzim yang esensial bagi kehidupan tanaman yaitu enzim HPPD (p-hidroksi-fenil-piruvat dehidrogenase) yang menyebabkan pigmen karotenoid tidak terbentuk, sehingga mengganggu fotosin-tesis yang pada akhirnya akan menimbul-kan gejala bleaching kemudian mati (Hasanuddin, 2013). Ketika metabolisme suatu tumbuhan gulma terganggu maka secara signifikan populasinya akan menurun sehingga memberikan dampak baik bagi tanaman utama karena tidak ada persaingan nutrisi, ruang dan cahaya.

(14)

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Herbisida berpengaruh nyata terhadap penghambatan tumbuhnya gulma, namun juga menurunkan daya perkecambahan suatu benih.

2. Herbisida yang bersifat selektif akan lebih besar tingkat keberhasilan pengendaliannya karena tidak berpengaruh terhadap tanaman utama.

3. Mekanisme herbisida dalam mempengaruhi tanaman gulma adalah dengan menghambat transpor elektron pada fotosistem II, dan ada juga yang bekerja dengan menghambat fungsi dari enzim yang esensial bagi kehidupan tanaman yaitu enzim HPPD (p-hidroksi-fenil-piruvat dehidrogenase).

5.2 Saran

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, Hasanuddin, dan Manfarizah. 2012. Aplikasi Beberapa Dosis Herbisida Glifosat Dan Paraquat Pada Sistem Tanpa Olah Tanah (Tot) Serta Pengaruhnya Terhadap Sifat Kimia Tanah, Karakteristik Gulmadan Hasil Kedelai. Agrista, 16(3): 135-145.

Agrawal, A. dan B. Sharma. 2010. Pesticides Induced Oxidative Stress in Mammalian Systems. Biological & Medical Research, 1(3): 90-104.

Antralina, M. 2012. karakteristik gulma dan komponen hasil tanaman padi sawah (oryza sativa l.) sistem sri pada waktu keberadaan gulma yang berbeda. Agribisnis dan pembagian wilayah, 3(2): 9-16.

Guntoro, D., K. agustina, Yursida. 2013.

Efikasi Herbisida Penoksulam

pada Budidaya Padi Sawah Pasang Surut untuk Intensifikasi

Lahan Suboptimal. Lahan Suboptimal, 2(2): 144-150.

Hasanuddin. 2013. Aplikasi beberapa Dosis Herbisida Campuran Atrazina dan Mesotriona pada Tanaman Jagung: I. Karakteristik Gulma. Agrista, 17(1): 36-44.

Mustajab, D.R.J. Sembodo, san H. Hamim. 2014. Efikasi Herbisida Atrazin terhadap Gulma Umum pada Lahan Budidaya Tanaman Jagung (Zea mays L.). Pertanian Terapan, 15(1): 8-14.

Pujisiswanto, H., Prapto Y., Endang S., dan Bambang H.S. 2014. Pengaruh Asam Asetat Sebagai Herbisida Pratumbuh Terhadap Perkecambahan Jagung. Pertanian Terapan,15(1): 61-67.

Supawan, I.G. dan Hariyadi. 2014. Efektivitas Herbisida IPA Glifosat 486 SL Untuk Pengendalian Gulma Pada Budidaya Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg) Belum Menghasilkan. Bul. Agrohorti, 2(1) : 95 – 103.

Visitia R., D., K.I. Purwani. 2013. Studi Potensi Studi Potensi Bioherbisida Ekstrak Daun Ketapang (Terminalia catappa) terhadap Gulma Rumput Teki (Cyperus rotundus). Sains dan Seni Pomits, 2(2): 2337-3520.

Gambar

Tabel Perlakuan dengan Herbisida
Tabel Perlakuan Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian pernah dilakukan oleh Rocky Aji Wibowo (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Sistem Informasi Keluar Masuk Barang Pada Inside Distro Jakarta”, yang membahas tentang:

UKM yang mana pada kemudian hari sistem pencatatan tersebut dapat membantu atau mendukung usahanya dalam pengembangan usaha tersebut baik dari segi pengambilan

Aplikasi sikap ikhlas dalam pendidikan Islam adalah memberikan dan membekali pendidikan agama kepada setiap muslim, membina dan menanamkan Iman ke dalam jiwa setiap

Dengan mempertimbangkan hal melalui proses perhitungan production rate sulphuric acid plant, steam turbine generator, dan coal boiler plant , ditemukan kebutuhan produksi

Sebagian besar pembiayaan berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN Netto Rp85,92 triliun). Dari penarikan SBN ini sudah dapat diperhitungkan berapa beban

a. Adanya bank sampah diakui oleh sebagian warga telah memberikan perbaikan kebersihan lingkungan dan juga memberikan manfaat langsung dengan berkurangnya tumpukan

menyatakan bahwa, hasil analisis data secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel kepuasan kerja terhadap komitmen

Klasifikasi Rumah Sakit Jenis Pelayanan A B C D Medik 18 dokter umum untuk pelayanan medik dasar 12 dokter umum untuk pelayanan medik dasar 9 dokter umum untuk