1 DUGAAN KORUPSI ALOKASI DANA DESA
indowarta.com
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB),
Semuel Paulus alias Raymond Puttileihalat dan Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olah Raga (Dikpora) Kabupaten SBB, Bonjamina Dortje Puttileihalat alias Lou,
diperiksa tim penyidik Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku hari Senin 24 Agustus 2015. Dua
kakak kandung Bupati SBB, Jacobus F. Puttileihalat ini diperiksa dalam kasus dugaan
korupsi berbeda. Raymond diperiksa terkait dugaan korupsi Alokasi Dana Desa (ADD) tahun
2013 di Badan Pemberdayaan dan Masyarakat Desa (BPMD). Sedangkan Lou diperiksa
dalam dugaan korupsi Dana Pembinaan Kelompok Kerja Guru/Musyawarah Kerja Guru Mata Pelajaran Kegiatan Pengembangan Mutu dan Kualitas Program Pendidikan dan
Pelatihan Bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Kegiatan Pengembangan
Implementasi Kurikulum di Dikpora Kabupaten SBB tahun 2013. Kegiatan ini dialokasikan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) senilai Rp 5 Miliar lebih.
Raymond Puttileihalat kemudian diperiksa kembali pada tanggal 25 Agustus 2015.
Dalam kasus ADD tahun 2013 di BPMD, selain Raymond penyidik juga memeriksa
Sekretaris Daerah Kabupaten SBB, Mansur Tuharea. Tuharea dan Puttileihalat diinterogasi di
ruang Perdata dan Tata Usaha (Datun) Kejati Maluku, namun di jam yang berbeda. Tuharea
diinterogasi dari pukul 14.00 hingga 17.00 WIT, sementara Puttileihalat yang adalah kakak
kandung Bupati SBB, Jacobus F. Puttileihalat diperiksa pukul 10.00 hingga pukul 13.30
WIT. Kemudian dilanjutkan lagi pukul 14.00 hingga pukul 17.00 WIT. Sejumlah wartawan yang menunggu untuk mewancarai mereka namun gagal. Keduanya menghindari wartawan
dengan kabur melalui pintu samping Kantor Kejati Maluku. Kepala Seksi dan Penerangan
Hukum (Kasi Penkum) dan Humas Kejati Maluku, Bobby Palapia yang dikonfirmasi,
mengaku kasus ini sementara diusut, namun ia enggan menjelaskannya lebih jauh dengan
alasan masih dalam penyelidikan. “Iya kasus ini sementara diusut jaksa, tapi masih di
tingkatkan penyelidikan,” ujarnya singkat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Perwakilan Provinsi
Maluku Tahun 2014, ditemukan dana senilai Rp 900 Juta dari total dana ADD yang
2 dipertanggungjawabkan. Saat pemeriksaan BPK, Kepala BPMD Kabupaten SBB yang kala
itu dijabat Daniel Selano buka-bukaan soal menguapnya dana sebesar Rp 900 juta itu, dan ke
kantong siap dana tersebut mengalir. “Jadi saat BPK melakukan pemeriksaan Kepala BPMD
dipanggil untuk dimintai keterangannya dan saat itulah ia buka-bukaan, bahwa dari anggaran
Rp 900 juta itu ada yang mengalir kepada sejumlah pejabat Pemkab SBB,” ujar sumber di
Kejati.
Palapia menambahkan, pemeriksaan saksi masih terus dilakukan. Ia berharap
saksi-saksi yang nantinya diperiksa bersikap kooperatif. Penyidik sudah mengantongi bukti kuat
dalam kasus ini, dan dalam waktu dekat menetapkan tersangka.“Kita sudah mengantongi dua
alat bukti yang cukup sehingga kasus dugaan korupsi ini resmi kita tingkatkan ke penyidikan
setelah dilakukan ekspos di depan Kajati dan seluruh petinggi Kejati Maluku,” ungkap
Palapia, kepada wartawan, di Kantor Kejati Maluku, hari selasa 18 Agustus 2015 lalu.
Sumber berita:
Berdasarkan ketentuan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Alokasi Dana Desa merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota. Alokasi Dana Desa paling sedikit 10% (sepuluh perseratus) dari
dana perimbangan yang diterima Kabupaten/Kota dalam Anggaran Pendapatan
Belanja Daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
Sedangkan berdasarkan regulasi sebelumnya, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 72
Tahun 2005 tentang Desa Pasal 1 angka 11, pengertian Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk desa, yang bersumber
dari bagian dana perimbangan keuangan mpusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten/Kota
Tindak pidana korupsi adalah setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara; setiap orang yang dengan
tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena
jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian
negara (vide: Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 20
3 Penyidikan menurut ketentuan Pasal 1 angka 2 KUHAP adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang
tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Sedangkan saksi
adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat