DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Definisi Akuntansi 1
Siklus Akuntansi 2
Persamaan Dasar Akuntansi 2
Analisis Transaksi 3
Basis Akuntansi 5
BAB II AKUN/PERKIRAAN
Pengertian 6
Aturan Pencatatan 6
Saldo Normal 7
Kelompok Akun/Perkiraan 8
Bagan Akun/Perkiraan 9
Pencatatan Transaksi ke Dalam Bukti 10
BAB III JURNAL
Pengertian 11
Fungsi 11
Bentuk 11
Contoh 11
BAB IV BUKU BESAR
Pengertian 14
Bentuk 14
Contoh 14
BAB V NERACA SALDO
Pengertian 18
Fungsi 18
Bentuk 18
BAB VI PENCATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN
Pencatatan Beban Dibayar Dimuka 20
Pencatatan Pendapatan Diterima Dimuka 21
BAB VII JURNAL PENYESUAIAN
Pengertian 23
Akun yang Harus Disesuaikan 23
BAB VIII NERACA LAJUR
Pengertian 26
Bentuk 26
Contoh 27
BAB IX LAPORAN KEUANGAN
Tujuan 30
Laporan Keuangan 30
Contoh 30
BAB X JURNAL PENUTUP DAN JURNAL BALIK
Pengertian 34
Jurnal Penutup 34
Contoh 35
Jurnal Balik 36
BAB XI AKUNTANSI KAS
Pengertian Kas 39
Rekonsiliasi Saldo Kas 39
Ilustrasi Akuntansi Transaksi Perusahaan Dan Bank 41
Ilustrasi Rekonsiliasi 43
Ilustrasi Bentuk Rekonsiliasi 43
Ilustrasi Jurnal untuk Mencatat Hasil Rekonsiliasi 44
Kas Kecil 44
Penyajian di Neraca 46
BAB XII AKUNTANSI PIUTANG
Pengertian Piutang 47
BAB XIII AKUNTANSI PERSEDIAAN
Pengertian Persediaan dan Cara Pencatatan 57
Menentukan Nilai Persediaan Akhir 58
Menaksir Nilai Persediaan 61
Menyajikan Nilai Persediaan di Neraca 62
BAB XIV AKUNTANSI ASET TETAP
Klasifikasi 64
Pengeluaran Aktiva Tetap 64
Pencatatan Perolehan Aktiva Tetap 64
Perolehan Secara Gabungan 64
Perolehan Aktiva dengan Pembayaran Berkala 65
Penggunaan Aktiva Tetap 66
Metode Depresiasi 67
Pengafkiran Aktiva Tetap 69
Penjualan Aktiva Tetap 70
Pertukaran Aktiva Tetap 71
BAB XV AKUNTANSI UTANG
Pengertian 74
Klasifikasi Utang 74
PengukuranUutang 75
Akuntansi Utang Jangka Pendek 76
Akuntansi Utang Jangka Panjang 76
BAB XVI AKUNTANSI UNTUK EKUITAS
Pengertian Ekuitas 77
Bentuk Perusahaan 77
Karakteristik Perseroan Terbatas 77
Pembagian Dividen 77
Pembatasan Saldo Laba 78
BAB XVII LAPORAN ARUS KAS
Pengertian Laporan Arus Kas 79
Bentuk/Metode Penyajian Laporan Arus Kas 79
Data untuk Menyusun Laporan Arus Kas 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI AKUNTANSI
Definisi akuntansi dapat dilihat dari 2 (dua) sudut pandang yaitu:
1. Fungsi dan Kegunaan
Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.
2. Proses Kegiatan
Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi-ttransaksi kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.
Akuntansi dan Tata Buku
Akuntansi lebih luas dari Tata Buku sebab Tata Buku hanyalah pencatatan secara sistimatis transaksi/kejadian yang dinyatakan dengan nilai uang.
Cabang Akuntansi
Terdapat 3 (tiga) cabang akuntansi yaitu: 1. Akuntansi keuangan
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak ekstern seperti investor, kreditor, dan Bapepam.
2. Akuntansi manajemen
Adalah cabang akuntansi yang menghasilkan laporan keuangan bagi pihak intern organisasi atau manajemen.
3. Akuntansi Pemerintah
B. SIKLUS AKUNTANSI
Berdasar gambar di atas dapat kita uraikan bahwa siklus akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pencatatan Data ke dalam dokumen sumber/bukti transaksi.
b. Penjurnalan, yaitu menganalisis dan mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian) c. Melakukan posting ke Buku Besar yaitu memindahkan debet dan kredit dari jurnal
ke akun Buku Besar.
d. Penyusunan Neraca Saldo yaitu menyiapkan Neraca Saldo unttuk mengecek keseimbangan Buku Besar.
e. Membuat ayat jurnal penyesuaian dan memasukkan jumlahya pada Neraca Saldo. f. Membuat ayat-ayat penutup yaitu menjurnal dan memindahbukukan ayat-ayat
penutup.
g. Penyusunan Laporan Keuangan yaitu Laporan Rugi Laba, Laporaan Perubahan Modal dan Neraca.
C. PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Aktiva = harta yang dimiliki perusahaan yang merupakan sumber
ekonomi. Contoh: kas, piutang, gedung dsb.
Utang = kewajiban yang menjadi beban perusahaan Contoh: utang pembelian kredit
Modal = hak atau klaim pemilik atas aktiva perusahaan Contoh: Setoran modal oleh pemilik
Bukti Transak
si
Jurnal Buku
Besar
Neraca Saldo
Jurnal Penutup
Jurnal Penyesuaia
n
Laporan Keuanga
n
D. ANALISIS TRANSAKSI
1. Transaksi yang mempengaruhi Aktiva 1. Pembellian aktiva/aset secara tunai
Contoh = suatu perusahaan produsen minuman membeli sebuah kendaraan seharga Rp 100.000.000,00 secara tunai
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan berkurang sebesar Rp 100.000.000,00 dan
kendaraan bertambah senilai Rp 100.000.000,00
2. Pembelian aktiva/aset secara kredit
Contoh = suatu perusahaan jasa foto copy membeli mesin foto kopi seharga Rp 50.000.000,00 secara kredit.
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu
peralatan bertambah senilai Rp 50.000.000,00 dan hutang berkurang senilai Rp 50.000.000,00
3. Penjualan aktiva/aset secara tunai
Contoh = suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga Rp 80.000.000,00 secara tunai
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu kas perusahaan bertambah sebesar Rp 80.000.000,00 dan
kendaraan perusahaan berkurang senilai Rp 80.000.000,00
4. Penjualan aktiva/aset secara kredit
Contoh = suatu perusahaan minuman menjual kendaraan seharga Rp 150.000.000,00 secara kredit
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi aktiva yaitu
kendaraan berkurang senilai Rp 150.000.000,00 dan piutang perusahaan bertambah sebesar Rp 150.000.000,00
2. Transaksi yang mempengaruhi Utang 1. Pembelian aktiva/aset secara kredit
Contoh = suatu perusahaan membeli sebuah mesin secara kredit seharga Rp 200.000.000,00
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi utang yaitu
2. Pembayaran utang
Contoh = suatu perusahaan membayar utang sebesar Rp 50.000.000,00
Analisis = transaksi tersebut mempengaruhi utang yaitu
Utang perusahaan berkurang sebesar Rp 50.000.000,00 dan kas berkurang sebesar Rp 50.000.000,00.
3. Transaksi yang mempengaruhi Modal 1. Penambahan investasi pemilik
Contoh = Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp 50.000.000,00 ke kas perusahaan sebagai tambahan modal.
Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal perusahaan bertambah sebesar Rp 50.000.000,00 dan kas perusahaan bertambah sebsesar Rp 50.000.000,00.
2. Pengurangan investasi pemilik
Contoh = Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk keperluan pribadi sebesar Rp
25.000.000,-Analisis = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal perusahaan berkurang sebesar Rp 25.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp 25.000.000,-.
Latihan 1
Analisislah transaksi-transaksi sebagai berikut:
1. Pembelian aktiva tetap secara tunai senilai Rp 2.000.000,00 2. Penerimaan kas atas piutang perusahaan senilai Rp 200.000,00 3. Pembelian aktiva tetap secara kredit senilai Rp4.000.000,00 4. Pembayaran utang senilai Rp 100.000,00
E. BASIS AKUNTANSI
Basis akuntansi menyatakan saat pengakuan atas transaksi yang merupakan dasar pencatatan transaksi tersebut.
Terdapat 2 (dua) basis akuntansi yaitu basis kas dan basis akrual.
Basis Kas
Suatu transaksi yang diakui dan dicatat berdasarkan saat kas diterima dan dikeluarkan.
Basis Akrual
Suatu transaksi diakui dan dicatat berdasarkan pengaruh transaksi pada saat kejadian dan dicatat serta dilaporkan pada periode yang bersangkutan.
Latihan 2
Hotel SEPITRUS pada tanggal 2 Agustus 2002 menerima pembayaran dimuka sewa kamar dari seorang tamu hotel sebesar Rp 1.000.000,- untuk sewa kamar selama 4 hari.
Bagaimana pencatatan dan pelaporan transaksi tersebut dengan basis kas dan basis akrual?
Latihan 3
Pada tanggal 1 Januari 2000 telah dilakukan pembayaran biaya iklan untuk periode 24 bulan sebesar Rp. 24.000.000,-.
BAB II
AKUN/PERKIRAAN
A. PENGERTIAN
Adalah suatu media untuk mengklasifikasikan dan mencatat penambahan dan pengurangan dari tiap unsur-unsur laporan keuangan.
Bentuk akun/perkiraan yang paling sederhana adalah akun/perkiraan “T”, dimana sisi kiri adalah Debet dan sisi kanan adalah Kredit. Dasar pencatatan untuk mendebet dan mengkredit adalah persamaan akuntansi dengan tambahan beban dan pendapatan.
Bentuk perkiraan “T” adalah sebagai berikut:
D K
B. ATURAN PENCATATAN
Untuk menghindari terjadinya salah pengertian yang sering terjadi bahwa debet diartikan sebagai penambahan dan kredit diartikan sebagai pengurangan perlu kita uraikan arti dari pendebetan dan pengkreditan.
Pendebetan
yang dimaksud dengan mendebet atau pendebetan adalah memasukkan sejumlah angka dalam sisi debet. Mendebet tidak selalu berarti menambah.
Pengkreditan
yang dimaksud dengan mengkredit atau pengkreditan adalah memasukkan sejumlah angka dalam sisi kredit. Mengkredit tidak selalu berarti mengurangi.
C. SALDO NORMAL
Perkiraan Saldo Normal Menambah Mengurangi
Aktiva Debet Debet Kredit
Utang Kredit Kredit Debet
Modal Kredit Kredit Debet
Pendapatan Kredit Kredit Debet
Beban Debet Debet Kredit
Latihan 4
Analisislah, transaksi berikut ini, perkiraan-perkiraan apa saja yang terpengaruh? 1. Pembelian aktiva tetap dengan tunai sebesar Rp.
500.000,-2. Penjualan aktiva tetap dengan cicilan sebesar Rp. 400.000,-3. Pelunasan Utang Dagang sebesar Rp.
300.000,-4. Pembelian Aktiva secara kredit sebesar Rp.
250.000,-5. Penjualan barang dagang secara kredit sebesar Rp. 100.000,-6. Pembayaran biaya gaji pegawai sebesar Rp.
200.000,-7. Penjualan barang dagangan dengan tunai sebesar Rp. 1.000.000,-8. Penambahan investasi modal oleh pemilik sebesar Rp. 250.000,-9. Pengambilan kas oleh pemilik sebesar Rp. 50.000,-
Jawab:
1. Debet : ………
Kredit : ………
2. Debet : ………
Kredit : ………
3. Debet : ………
Kredit : ………
4. Debet : ………
Kredit : ………
5. Debet : ………
Kredit : ………
6. Debet : ………
7. Debet : ………
Kredit : ………
8. Debet : ………
Kredit : ………
9. Debet : ………
Kredit : ………
D. KELOMPOK AKUN/PERKIRAAN
Terdapat 2 (dua) kelompok akun/perkiraan yaitu akun riil/permanen dan akun nominal/sementara.
Akun Riil/Permanen
Akun-akun yang terdapat dalam Neraca yaitu Aktiva, Utang dan Modal. Akun ini menyatakan posisi saldo keuangan pada Neraca.
Akun Nominal/Sementara
Adalah akun-akun yang terdapat dalam peerhitungan Rugi Laba yaitu akun Pendapatan dan akun Beban. Akun-akun pada akhir periode akuntansi harus ditutup sehingga saldonya nol pada awal periode akuntansi.
Latihan 5
Berdasarkan data di bawah ini, kelompokkan masing-masing akun/perkiraan ke dalam kelompok akun riil dan kelompok akun nominal.
1. Penjualan 2. Kas
3. Utang Sewa 4. Beban Iklan 5. Modal
9. Beban Penyusutan
10. Beban Gaji Bagian Administrasi 11. Perlengkapan Kantor
12. Beban Asuransi 13. Beban Pajak 14. Utang Pajak
15. Sewa Dibayar Di Muka 16. Beban Listrik, Air dan Telepon 17. Piutang Bunga
18. Persediaan
19. Beban Sewa Kantor
20. Beban Gaji Pegawai Penjualan 21. Pendapatan Bunga
E. BAGAN AKUN/PERKIRAAN
Merupakan daftar lengkap dari akun-akun yang dipakai oleh suatu perusahaan dengan penggolongan tertentu menurut unsur laporan keuangan.
Akun Riil/Permanen a) Aktiva
(1) Aktiva Lancar (2) Aktiva Tidak Lancar (3) Aktiva Tetap
(4) Aktiva Lain-lain b) Utang
(1) Utang Lancar/jangka pendek
(2) Utang Tidak Lancar/jangka panjang
Latihan 6
Berdasarkan soal Latihan 5 di atas kelompokkan akun-akun tersebut sesuai dengan bagan akun sebagai berikut:
Akun Riil/Neraca a) Aktiva
(1). Aktiva Lancar (2). Aktiva Tidak Lancar
b) Utang
Akun Nominal/Sementara a) Pendapatan
(1) Pendapatan Operasi (2) Pendapatan Non Operasi b) Beban
(1) Beban Operasi (2) Beban Non Operasi
F. PENCATATAN TRANSAKSI KE BUKTI TRANSAKSI
Pencatatan transaksi ke dalam bukti/dokumen dilakukan untuk tiap transaksi dan setiap transaksi dicatat serinci mungkin yang menampung semua informasi yang perlu. Bukti transaksi sekurang-kurangnya memuat data mengenai jumlah nilai uang yang tercakup dalam transaksi, tanggal terjadinya transaksi, dan pihak yang terlibat di dalamnya.
BAB III
JURNAL
A. PENGERTIAN
Jurnal adalah catatan sistematis dan kronologis dari transaksi-transaksi keuangan dengan menyebutkan akun yang akan didebet atau dikredit disertai jumlahnya masing-masing dan referensinya.
B. FUNGSI
Jurnal bagi suatu perusahaan mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Fungsi Analisis
Yaitu untuk menentukan perkiraan yang di debet dan perkiraan yang dikredit serta jumlahnya masing-masing.
2. Fungsi Pencatatan
Yaitu untuk mencatat transaksi keuangan dalam kolom debet dan kredit serta keterangan yang perlu
3. Fungsi Historis
Yaitu untuk mencatat aktivitas perusahaan secara kronologis.
C. BENTUK
Bentuk jurnal adalah sebagai berikut:
Hal:….
Tanggal Akun & Keterangan Referensi Debet Kredit
CONTOH
Berikut ini adalah contoh jurnal dari transaksi-transaksi:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
05-01-Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
06-01-Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
15-01-5.
Pada tanggal 18 Januari 2002 diterima pendapatan dari jasa foto
kopi sebesar Rp. 8.000.000,-.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
18-01-Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
20-01-(membayar beban asuransi)
7. Pada tanggal 21 Januari 2002 perusahaan telah menyelesaikan jasa foto kopi sebesar Rp.5.000.000,- tetapi uangnya belum diterima
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
21-01-2002
Piutang
Pendapatan
(penerimaan pendapatan foto kopi)
-5.000.000
5.000.000
Latihan 7
Buatlah jurnal untuk transaksi-transaksi berikut ini:
1. Tanggal 5 Maret 2002 Tuan Rangga menyetorkan uang ke perusahaan sebesar Rp. 50.000.0000,- sebagai setoran modal.
2. Tanggal 7 Maret 2002 dibeli perlengkapan sebesar Rp. 2.000.000,- secara tunai. 3. Tanggal 15 Maret 2002 dibeli sebuah mobil seharga Rp. 90.000.000,- secara kredit
dengan uang muka sebesar Rp. 10.000.000,-.
4. Tanggal 17 Maret 2002 dibeli mesin fotokopi seharga Rp. 30.000.000,- tunai. 5. Tanggal 20 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp. 15.000.000,-6. Tanggal 22 Maret 2002 dibayar beban telepon sebesar Rp.
500.000,-7. Tanggal 25 Maret 2002 dibayar angsuran pembelian mobil sebesar Rp.3.000.000,-8. Tanggal 26 Maret 2002 diterima pendapatan sebesar Rp.
10.000.000,-9. Tanggal 27 Maret 2002 dijual sebuah mesin fotokopi seharga Rp.25.000.000,-secara kredit.
Rp.2.000.000,-BAB IV
BUKU BESAR
A. PENGERTIAN
Buku Besar adalah buku yang berisi semua akun-akun (kumpulan akun) yang ada dalam laporan keuangan.
Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing akun dan pada akhir periode akan tampak saldo dari akun-akun tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
B. BENTUK
Bentuk Buku Besar yang sederhana adalah bentuk T, sebagai berikut:
Buku Besar ……….. Buku Besar ………….
Debet Kredit Debet Kredit
Bentuk Buku Besar T yang cukup lengkap berbentuk sebagai berikut:
Nama Akun No. ………
Debet Kredit
Tgl. Keterangan Ref. Jumlah Tgl. Keterangan Ref. Jumlah
Proses posting mengacu ke pencatatan Debet atau Kredit pada jurnal yaitu bila dalam jurnal dicatat dalam sisi debet dari suatu perkiraan tertentu maka dalam perkiraan Buku Besar untuk perkiraan yang sama juga harus didebet.
C. CONTOH
D K D K 01-Jan 500.000.000 05-Jan 150.000.000 01-Jan 500.000.000 18-Jan 8.000.000 15-Jan 1.000.000
20-Jan 750.000 508.000.000
151.750.000
saldo 356.000.000 saldo 500.000.000
D K D K
05-Jan 150.000.000 15-Jan 1.000.000
saldo 150.000.000 saldo 1.000.000
D K D K
06-Jan 50.000.000 18-Jan 8.000.000 21-Jan 5.000.000
saldo 50.000.000 Saldo 13.000.000
D K D K
06-Jan 50.000.000 20-Jan 750.000
saldo 50.000.000 saldo 750.000
D K
21-Jan 5.000.000
saldo 5.000.000 Piutang
Peralatan Pendapatan
Hutang Beban Asuransi
Kas Modal
Kendaraan Beban Telepon
Latihan 8
Berdasarkan soal Latihan 7 pada BAB III postinglah ke Buku Besar sebagai berikut:
Jawab:
D K D K
D K D K
D K D K
D K D K
D K D K
Kas Hutang
Piutang Modal
Peralatan
Perlengkapan Pendapatan
Kendaraan Beban Telepon
BAB V
NERACA SALDO
A. PENGERTIAN
Neraca Saldo adalah daftar yang berisi kumpulan seluruh akun/perkiraan Buku Besar. Neraca Saldo biasanya disiapkan pada akhir periode atau dapat juga disiapkan kapan saja untuk memastikan keseimbangan Buku Besar. Untuk menyiapkan Neraca Saldo, saldo tiap perkiraan harus ditentukan terlebih dahulu.
B. FUNGSI
Neraca Saldo disusun untuk memastikan bahwa Buku Besar secara matematis adalah akurat dengan pengertian bahwa jumlah saldo debet selalu sama dengan saldo-saldo kredit. Namun keseimbangan bukan berarti catatan-catatan akuntansi benar-benar akurat.
C. BENTUK
NERACA SALDO
Nama Akun No. Akun Debet Kredit
Saldo setiap akun disusun berurutan dari akun Neraca dan akun Rugi Laba sebagai berikut:
a) Aktiva Lancar b) Aktiva Tetap c) Aktiva Lain-lain d) Utang Lancar
g) Pendapatan Operasi h) Pendapatan Non Operasi i) Beban Operasi
j) Beban Non Operasi
D. CONTOH
Berdasar contoh Buku Besar pada BAB IV dapat disusun Neraca Saldonya sebagai berikut:
NERACA SALDO
Nama Akun No. Akun Debet Kredit
Kas 356.250.000
-Piutang 5.000.000
-Kendaraan 150.000.000
-Peralatan 50.000.000
Utang - 50.000.000
Modal - 500.000.000
Pendapatan - 13.000.000
Beban Telepon 1.000.000
-Beban Asuransi 750.000
-Saldo 563.000.000 563.000.000
Latihan 9
BAB VI
PENCATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN
A. PENCATATAN PEMBAYARAN BEBAN DIBAYAR DIMUKA
Perusahaan kadangkala membayar suatu biaya yang belum terjadi yang lazim disebut “biaya dibayar dimuka”. Misalnya pada tanggal 1 Oktober 2002, perusahaan membayar sewa ruangan untuk masa satu tahun ke depan sebesar Rp 1.200.000,00. Pada saat dibayar, belum seluruh manfaat pembayaran tersebut dirasakan oleh perusahaan. Terdapat dua pendekatan untuk mencatat pembayaran itu yaitu ”pendekatan harta” dan ”pendekatan beban”.
Dengan adanya pembayaran tersebut, uang perusahaan berkurang oleh karena itu menurut kedua pendekatan tersebut, akun ”Kas” dikredit sebesar Rp 1.200.000,00. Perbedaannya terletak pada akun yang didebet.
1. Pendekatan Harta
Akun harta yaitu ”Sewa dibayar di Muka” didebet.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Oktober 1 Sewa Dibayar di Muka Kas
- 1.200.000
1.200.000
Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2002, perusahaan baru
menggunakan ruangan selama 3 bulan, sehingga sewa untuk 3
bulan (Rp 300.000,00) harus dicatat di akun ”Biaya Sewa” untuk
dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Untuk itu dibuat ayat jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Akun beban/biaya yaitu ”Beban/Biaya Sewa” didebet.
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Oktober 1 Beban Sewa Kas
- 1.200.000
Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2002, perusahaan baru
menggunakan ruangan selama 3 bulan, sehingga sewa untuk 3
bulan (Rp 300.000,00) harus dicatat di akun ”Biaya Sewa” untuk
dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Untuk itu dibuat ayat jurnal
penyesuaian sebagai berikut:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 31 Sewa Dibayar di Muka Beban Sewa
- 900.000
900.000
B. PENCATATAN PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA
Perusahaan jasa seperti maskapai penerbangan dapat saja suatu saat menerima uang harga tiket pesawat yang pada saat itu penumpangnya belum diberankatkan. Jumlah uang yang diterima tersebut nantinya akan menjadi pendapatan setelah penumpang tersebut diberangkatkan ke tujuan sesuai perjanjian. Dalam akuntansi, penerimaan uang yang jasanya belum diberikan kepada pihak pembayar disebut ”Pendapatan Diterima Dimuka”. Terdapat 2 cara pencatatan atas ”Pendapatan Diterima Dimuka”, yaitu: Pendekatan Utang dan Pendekatan Pendapatan. Misalkan untuk pembahasan berikut, Maskapai Penerbangan SA pada tanggal 1 Desember 2002 menjual tiket pesawat dengan total harga Rp 15.000.000,00. Sampai dengan 31 Desember 2002 harga tiket atas penumpang yang sudah diberangkatkan berjumlah Rp 9.000.000,00.
1. Pendekatan Utang
Jurnal yang dibuat adalah mendebet akun Kas dan mengkredit akun
Pendapatan Diterima Dimuka. Jurnal yang dibuat untuk mencatat
penjualan tiket pada tanggal 1 Desember 2002 adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Kas
Pendapatan Tiket Diterima Dimuka
- 15.000.000
15.000.000
pendapatan tiket sebesar Rp 9.000.000,00. Jumlah ini akan
dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Sementara itu harga tiket
sebesar Rp 6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih
berstatus ”Pendapatan Diterima Dimuka” dan jumlah ini akan
dilaporkan dalam neraca. Untuk itu jurnal yang dibuat adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Pendapatan Tiket Diterima Dimuka
Pendapatan Tiket
- 9.000.000
9.000.000
2. Pendekatan Pendapatan
Dengan pendekatan ini, pada tanggal 1 Desember 2002 dan 31
Desember 2002 adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
2002
Des 1 Kas
Pendapatan Tiket
- 15.000.000
15.000.000 Pendapatan tiket
Pendapatan Tiket Diterima Dimuka
- 6.000.000
6.000.000
JURNAL PENYESUAIAN
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo akun-akun ke saldo yang sebenarnya sampai dengan periode akuntansi, atau untuk memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.
B. AKUN YANG HARUS DISESUAIKAN Saldo akun yang perlu disesuaikan adalah :
1. Penyusutan/depresiasi aset tetap
Seluruh aset tetap kecuali tanah yang dimiliki perusahaan harus disusutkan/didepresiasi. Terdapat beberapa metode untuk menyusutkan aset tetap, salah satunya adalah metode garis lurus.
Contoh :
Sebuah mobil seharga Rp 90.000.000,- diperkirakan umur ekonomisnya adalah 10 tahun, apabila disusutkan menggunakan metode garis lurus maka beban depresiasinya per tahun adalah:
90.000.000 = Rp 9.000.000; per tahun 10
Jurnal untuk mencatat beban depresiasi tersebut adalah:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
31-12-02 Beban depresiasi
Akumulasi depresiasi kendaraan
(mencatat depresiasi kendaraan)
9.000.000
9.000.000
Beban dibayar di muka Contoh :
Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
31-12-2. Beban yang masih harus dibayar Contoh :
Suatu perusahaan membayar gaji karyawan setiap awal bulan sebesar Rp 2.000.000; (gaji dibayar di muka)
Jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
31-12-3. Pendapatan diterima di muka Contoh :
Tanggal 31 Desember 2002 sebuah hotel menerima pembayaran dari tamu hotel sebesar Rp 750.000 untuk 5 hari.
Jurnal penyesuainnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
Jurnal penyesuainnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Akun & Keterangan Ref Debet Kredit
31-12-2002
Piutang Pendapatan
Pendapatan
-500.000
500.000
Latihan 10
Buatlah jurnal penyesuaian berdasarkan data-data sebagai berikut:
1. Perlengkapan yang digunakan pada tahun ini adalah sebesar Rp.500.000;
2. Gaji karyawan yang masih harus dibayar oleh perusahaan sebesar Rp.1.000.000; 3. Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan jasa foto copy sebesar Rp.750.000;
tetapi belum diterima pembayarannya.
4. Tanggal 2 Januari 2002 perusahaan membayar sewa gedung kantor untuk 2 tahun sebesar Rp 10.000.000. (Asumsi: pencatatan awal menggunkan pendekatan beban).
NERACA LAJUR
A. PENGERTIAN
Neraca Lajur adalah kertas kerja berkolom-kolom untuk memudahkan dalam membuat penyesuaian dan penyusunan laporan keuangan.
B. BENTUK
Berikut ini adalah bentuk Neraca Lajur 10 (sepuluh) kolom.
NERACA LAJUR Perkiraan Neraca
Saldo
Penyesuain Neraca Saldo setelah Penyesuain
Rugi-Laba Neraca
D K D K D K D K D K
C. CONTOH
Berdasarkan contoh Neraca Saldo pada BAB V dan contoh jurnal penyesuaian pada BAB VI dapat disusun Neraca Lajur sebagai berikut:
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain Neraca Saldosetelah Penyesuain
Rugi-Laba Neraca
D K D K D K D K D K
Kas 356.250 356.250 356.250
Piutang dagang 5.000 5.000 5.000
Kendaraan 150.000 150.000 150.000
Peralatan 50.000 50.000 50.000
Utang dagang 50.000 50.000 50.000
Modal 500.000 500.000 500.000
Pendapatan 13.000 600 500 12.900 12.900
Beban telepon 1.000 1.000 1.000
Beban asuransi 750 500 250 250 563.000 563.000
Beban depresiasi
Ak. Depr. 9.000 9.000 9.000
Asuransi dibyr dimk 500 500 500
Beban gaji 2.000 2.000 2.000
Utang gaji 2.000 2.000 2.000
Pendptan diterima dimk
600 600 600
Piutang pendapatan 500 500 500
12.250 12.250 574.500 574.500 12.250 12.900 650
Laba 650
12.900 12.900 562.250 562.250
Latihan 11
Buatlah jurnal penyesuaian untuk transaksi-transaksi berikut ini:
1. Perusahaan telah membayar sewa gedung kantor untuk 3 tahun ini sebesar Rp 12.000.000;
2. Perusahaan telah menyelesaikan pekerjaan perbaikan mobil senilai Rp 10.000.000; tetapi uangnya belum diterima.
3. Asuransi yang telah jatuh tempo sebesar Rp 1.000.000; dari Rp 2.000.000; 4. Perusahaan masih harus membayar gaji pegawai sebesar Rp 750.000; 5. Sisa perlengkapan yang ada sebesar Rp 500.000;
6. Beban depresiasi kendaraan sebesar Rp 1.000.000;
Jawab :
JURNAL PENYESUAIAN
Berdasarkan data neraca saldo berikut ini dan jurnal penyesuaian di atas buatlah neraca lajurnya!
NERACA LAJUR
(Dalam Ribuan)
Perkiraan Neraca Saldo Penyesuain NeracaSaldo setelah Penyesuain
Rugi-Laba Neraca
D K D K D K D K D K
Kas 100.000
Piutang 50.000
Perlengkapan 1.000
Peralatan 75.000
Kendaraan 80.000
Utang 80.000
Modal 200.000
Pendapatan 41.000
Beban telepon 500
Beban gaji 500
Beban Asuransi 2.000
Beban sewa 12.000
BAB IX
LAPORAN KEUANGAN
A. TUJUAN
Berdasar Neraca Lajur dapat disusun laporan keuangan perusahaan. Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya.
Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
B. LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :
1. Laporan Laba Rugi
yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.
2. Laporan Perubahan Modal
yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.
3. Neraca
yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
C. CONTOH
TUAN RAKA LAPORAN LABA RUGI
untuk periode yang berakhir 31 Desember 2002
TUAN RAKA
- Beban telepon Rp 1.000.000 - Beban asuransi Rp 250.000 - Beban depresiasi Rp 9.000.000 - Beban gaji Rp 2.000.000 (+)
Rp 12.250.000 (-)
Laba Rp 650.000
Kendaraan 150.000.000 periode 1 Januari 2002 sampai dengan 31 Desember 2002.
1. Beban Perlengkapan kantor ………. 2. Beban iklan ……… 3. Beban gaji pegawai ……… 4. Beban sewa kantor ……… 5. Beban asuransi ……… 6. Pendapatan……… 7. Beban telepon……… 8. Beban listrik dan air ……… 9. Beban penyusutan mesin……… 10. Beban penyusutan mobil ……… 11. Pendapatan bunga ……… Modal PT TAKSAKA per 31 Desember 2002 dengan asumsi Modal 1 Januari 2002 sebesar Rp. 1.200.000,- dan pengambilan oleh pemilik sebesar Rp. 300.000,-.
Latihan 14
Berdasarkan data di bawah ini dan data Laporan Perubahan Modal dalam Latihan 13, susunlah Neraca untuk PT TAKSAKA per tanggal 31 Desember 2002.
Asuransi dibayar di muka……… Peralatan ……… Kendaraan ……… Akumulasi penyusutan peralatan ……… Piutang ……… Akumulasi penyusutan kendaraan ……….. Sewa yang masih harus dibayar ……… Perlengkapan kantor ………
160.000,-BAB X
JURNAL PENUTUP DAN JURNAL BALIK
A. PENGERTIAN
Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup akun-akun nominal/sementara.
Akibat penutupan ini maka akun–akun ini pada awal periode akuntansi saldonya nol.
B. JURNAL PENUTUP
Terdapat 4 (empat) jurnal penutup yang harus dibuat yaitu:
1.
Menutup akun Pendapatan
Akun Debet Kredit
Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba
xxx
xxx
2.
Menutup akun Beban
Akun Debet Kredit
Ikhtisar Rugi/Laba Beban
xxx
xxx
3.
Menutup akun Ikhtisar Rugi/Laba
Akun Debet Kredit
Ikhtisar Rugi/Laba Modal
xxx
xxx
4.
Menutup akun Prive
Akun Debet Kredit
Modal Prive
xxx
C. CONTOH
Berikut adalah data laporan Rugi laba suatu perusahaan:
Pendapatan………. Beban pendapatan……… Beban asuransi……… Beban depresiasi……… Beban gaji..………
Rp. 12.900.000,- Rp. 1.000.000,-Rp. 250.000,-Rp. 9.000.000,-Rp.
2.000.000,-Jurnal penutup yang harus dibuat pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut:
JURNAL PENUTUP
Akun Debet Kredit
Menutup Pendapatan:
Pendapatan
Ikhtisar Rugi/Laba
12.900.000
12.900.000
Menutup Beban:
Ikhtisar Rugi/Laba Beban telepon Beban asuransi Beban depresiasi Beban gaji
12.250.000
1.000.000 250.000 9.000.000 2.000.000
Menutup Ikhtisar Rugi/Laba:
Ikhtisar Rugi/Laba Modal
650.000
Latihan 15
Buatlah jurnal penutup berdasarkan data-data sebagai berikut:
Pendapatan ………. Beban telepon ……… Beban asuransi……… Beban depresiasi……… Beban gaji …….……… Beban perlengkapan……… Prive…..……….
Rp. 20.000.000,- Rp. 1.500.000,-Rp. 1.000.000,-Rp. 10.000.000,-Rp. 4.000.000,-Rp. 2.000.000,-Rp.
5.000.000,-Jawab:
JURNAL PENUTUP
Akun Debet Kredit
E. REVERSING ENTRIES (JURNAL BALIK)
Jurnal balik adalah jurnal yang dibuat pada awal periode sebagai kebalikan dari sebagian jurnal penyesuaian pada akhir periode sebelumnya. Jurnal ini bersifat opsional namun jika dilakukan memberikan manfaat. Tidak semua ayat jurnal penyesuaian dilakukan reversing entries. Jurnal penyesuian yang dibalik adalah:
1. Utang biaya
3. Pendapatan Diterima Dimuka jika digunakan pendekatan pendapatan 4. Biaya Dibayar Dimuka jika digunakan pendekatan beban (biaya)
Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini disajikan ikhtisarnya saja sebagai berikut:
No. Jenis AJP Ayat Jurnal Penyesuian Jurnal Balik
1. Utang Biaya Biaya gaji
Utang gaji
2. Piutang Bunga Piutang bunga
BAB XI
AKUNTANSI KAS
A. PENGERTIAN KAS
Kas adalah harta yang dapat digunakan untuk membayar kegiatan operasional perusahaan atau dapat digunakan untuk membayar kewajiban saat ini. Wujud dari kas dpat berupa uang kertas/logam, simpanan bank yang sewaktu-waktu dapat ditarik, dana kas kecil, cek, bilyet giro, dsb. Item yang tidak dapat dikatakan kas adalah cek mundur, cek yang tidak cukup dananya/not sufficient fund (NSF) check, saldo dana yang kegunaannya dibatasi, saldo rekening koran yang diblokir.
B. REKONSILIASI SALDO KAS
Untuk pengendalian, kas dapat disimpan di bank dalam bentuk simpanan giro. Jika hal ini terjadi maka masing-masing fihak yaitu perusahaan (nasabah) dan bank akan melakukan pencatatan atas saldo dan perubahan dari saldo kas tersebut. Perusahaan melakukan pencatatan atas uang yang disimpan di bank di perkiraan (akun) cash atau cash in bank. Selanjutnya berdasarkan catatan bank, secara berkala bank biasanya mengirimkan laporan ke nasabah yang lazim disebut rekening koran (bank statement). Dengan demikian dapat dilakukan perbandingan antara data menurut perusahaan dengan informasi yang dilaporkan bank.
Rekonsiliasi adalah tindakan membandingkan dua data untuk mencari kesesuaiannya. Jika rekening koran bank tersebut dibandingkan dengan catatan perusahaan, kemungkinan ada perbedaan yang dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Transaksi sudah dicatat oleh perusahaan, tetapi belum dilaporkan oleh bank, seperti:
- setoran dalam perjalanan (deposit in transit), yaitu setoran yang dilakukan oleh perusahaan (biasanya pada akhir suatu periode yang dicakup oleh rekening koran) dan uang setoran tersebut telah diterima oleh bank tetapi belum masuk dalam rekening koran bank karena rekening koran bank dibuat mendahului setoran tersebut.
periode cek tersebut belum diuangkan di bank. Akibatnya perusahaan telah mencatat pengeluaran tetapi bank belum.
2. Transaksi sudah dilaporkan di rekening koran bank, tetapi belum dicatat oleh perusahaan, seperti:
- Biaya bank, yang dibebankan kepada nasabah dengan cara langsung mengurangi saldo simpanan nasabah. Nasabah biasanya baru mengetahui hal itu pada saat menerima rekening koran.
- Penerimaan tagihan oleh bank, jika bank telah menerima uang dari pelanggan perusahaan , kadangkala bank memberi tahu hal tersebut bersamaan dengan rekening koran.
3. Kesalahan, baik yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh bank, misalnya cek untuk membayar gaji sebesar Rp 192.000.000,00 oleh petugas akuntansi perusahaan dicatat sebesar Rp 129.000.000,00.
Berikut adalah ikhtisar tindakan dalam proses rekonsiliasi:
(a) Transaksi sudah dicatat oleh salah satu pihak tetapi belum dicatat oleh pihak lain.
No. Item Keterangan Perlakuan 1. Setoran dalam
perjalanan
Perusahaan sudah mencatat penambahan kas tetapi bank
Perusahaan telah mencatat sebagai pengeluaran kas tetapi bank belum mencatat
Saldo bank dikurangi
3. Biaya bank Bank telah mengurangi saldo kas perusahaan, tetapi perusahaan belum mencatat
Saldo kas menurut perusahaan dikurangi
4. Bunga/jasa giro Bank telah menambah saldo kas perusahaan, tetapi perusahaan belum mencatat
Saldo kas menurut perusahaan
ditambah 5. Debitur perusahaan
menyetor ke rekening perusahaan di bank
Bank telah menambah saldo kas perusahaan, tetapi perusahaan belum mencatat
Saldo kas menurut perusahaan
(b) Adanya kesalahan oleh bank atau oleh perusahaan.
5. Debitur perusahaan menyetor ke rekening perusahaan di bank
Bank telah menambah saldo kas perusahaan, tetapi perusahaan belum mencatat
Saldo kas menurut perusahaan
ditambah
C. ILUSTRASI AKUNTANSI TRANSAKSI PERUSAHAAN DAN BANK Berikut ini adalah daftar transaksi antara bank dan perusahaan selama bulan tertentu:
Perusahaan Bank
1. Salon Eliza didirikan dan Eliza setor uang ke Bank Rp 1.000
1. Menerima setoran dari Eliza Rp 1.000
2. Diterbitkan cek no. 1 untuk membayar beban sewa Rp 100
2. Membayar cek no. 1
3. Menerima pembayaran piutang Rp 500 dan langsung disetor ke bank
3. Menerima setoran dari Salon Eliza Rp 500
4. Diterbitkan cek no. 2 untuk membayar honor
5. 5. Menerima setoran dari Tn. A untuk Salon Eliza Rp 300
6. 6. Akhir bulan bank memberi jasa giro Rp 50 dan membebani Salon Eliza Rp 25 dan dibuat rekening koran.
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan dan bank adalah sebagai berikut:
Buku besar Kas di Bank yang disusun oleh Eliza adalah sebagai berikut:
Kas di Bank
Tgl Uraian Debet Kredit Saldo D/K
2007
Des 1 Penyetoran 1.000 1.000 D
2 Cek No.1 100 900 D
10 Setoran 500 1.400 D
15 Cek No.2 100 1.300 D
31 Setoran 1.500 2.800 D
Buku besar Giro-Salon Eliza dan rekening koran untuk Salon Eliza yang disusun oleh bank adalah sebagai berikut:
Salon Eliza
Tgl Uraian Debet Kredit Saldo D/K
2007
Des 1 Penyetoran 1.000 1.000 K
2 Cek No.1 100 900 K
10 Setoran 500 1.400 K
15 Setoran Tn. A 300 1.700 K
31 Jasa Giro 50 1.750 K
D. ILUSTRASI REKONSILIASI
Rekonsiliasi dilakukan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
2. Transaksi yang dilaporkan di Rekening Koran sisi Kredit dibandingkan dengan transaksi yang dicatat di Buku Besar Kas di Bank sisi Debet. Maka akan didapat data sebagai berikut:
- setoran Tn. A Rp 300 dan jasa giro Rp 50 belum dicatat oleh perusahaan, sehingga harus ditambahkan ke saldo menurut perusahaan.
- Perusahaan sudah mencatat setoran Rp 1.500 tetapi di Rekening Koran belum ada, sehingga harus ditambahkan ke saldo bank sebagai setoran dalam perjalanan.
3. Transaksi di sisi Debit Rekening Koran dibandingkan dengan sisi Kredit akun ”Kas di Bank”, maka akan menghasilkan:
- Cek No. 2 sebesar Rp 200 belum tampak di Rekening Koran, sehingga cek tersebut harus dikurangkan ke saldo menurut Rekening Koran.
- Di Rekening Koran telah ada biaya bank Rp 25, sementara di akun ”Kas di Bank” belum ada, saldo menurut perusahaan harus dikurangi dengan biaya bank tersebut.
E. ILUSTRASI BENTUK REKONSILIASI
Hasil perbandingan di atas dituangkan sebagai berikut:
Salon Eliza Rekonsiliasi Saldo Kas Untuk Bulan Desember 2007
Saldo menurut Rekening Koran Rp1,725
Ditambah: Setoran dalam Perjalanan Rp1,500
Rp3,225
Dikurangi: Cek yang beredar Rp 100
Rp3,125
Saldo menurut Perusahaan Rp2,800
Ditambah: Setoran Tn. A Rp 300
Jasa Giro Rp 50
Rp3,150
Dikurangi: Biaya Bank Rp 25
F. ILUSTRASI JURNAL UNTUK MENCATAT HASIL REKONSILIASI
Dana Kas Kecil adalah kas yang disediakan untuk membayar pengeluaran kecil. Terdapat dua metode pencatatan atas dana kas kecil yaitu:
1. Metode Imprest Fund (Metode Saldo Tetap)
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Saldo rekening ini tetap jumlahnya. Oleh karena itu jika ada pengeluaran kas kecil pengeluaran ini tidak dibuat jurnal. Jurnal pengeluaran dilakukan pada saat pengisian kembali (replenishment) yang biasanya dilakukan dengan menerbitkan cek sesuai bukti-bukti pengeluaran dari petugas kas kecil.
Jika pada akhir tahun ada pengeluaran kas kecil yang belum diisi kembali, dengan sistem ini pengeluaran ini tentu belum dicatat, maka pada akhir tahun dibuat jurnal penyesuaian dengan men-debet biaya atau aset dan meng-kredit rekening ”Kas Kecil”. Selanjutnya pada awal tahun berikutnya jurnal penyesuaian ini dijurnal balik (direverse), agar pembukuan waktu pengisian kembali atas pengeluaran tersebut konsisten dengan pembukuan pada waktu yang lain.
Akuntansi untuk dana kas kecil meliputi akuntansi saat pembentukan, pengisian kembali, dan ayat jurnal penyesuian jika pada akhir tahun ada pengeluaran yang belum diisi kembali.
1) Misalkan perusahaan membentuk dana kas kecil dan menyerahkan sebuah cek nominal Rp 500 kepada petugas akuntansi khusus yang menangani kas kecil. Jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Akun Debet Kredit
Jan 31 Kas Kecil Kas
500
2) Petugas kas kecil mengeluarkan kas kecil untuk membeli supplies kantor Rp 200, membayar ongkos angkut barang yang dibeli Rp 150 serta biaya lain-lain Rp 75. petugas akan menerima bukti-bukti pengeluaran. Transaksi ini dicatat dalam catatan petugas tetapi tidak dalam bentuk jurnal.
3) Karena uang hampir habis maka petugas kas kecil menyerahkan bukti-bukti pengeluaran sebesar Rp 425 ke bagian keuangan, kemudian petugas
4) Pada akhir tahun petugas kas kecil mengeluarkan kas untuk biaya lain-lain sebesar Rp 50, namun belum diisi kembali, maka dibuat jurnal penyesuaian oleh bagian akuntansi sebagai berikut:
Tgl. Akun Debet Kredit
Des 31 Biaya Lain-lain Kas Kecil
50
50
5) Pada awal tahun berikutnya dibuat jurnal balik sebagai berikut:
Tgl. Akun Debet Kredit
Jika metode ini yang digunakan, maka di dalam buku besar disediakan satu rekening untuk mempertanggungjawabkan dana kas kecil. Petugas kas kecil membuat catatan atas kas kecil. Untuk membuat jurnal dianalisis dengan seksama transaksi yang berkaitan dengan kas kecil. Pada hakikatnya hanya ada dua transaksi yaitu: (1) transaksi yang menambah Kas Kecil, dan (2) transaksi yang mengurangi Kas Kecil.
Transaksi yang menambah kas kecil adalah transaksi pengisian kas kecil atau replenishment. Transaksi yang mengurangi kas kecil umumnya adalah untuk pembayaran biaya tertentu atau pembelian harta tertentu.
H. PENYAJIAN DI NERACA
Kas disajikan di neraca sebesar nilai nominal.
SOAL LATIHAN
PT Agung menyimpan uang di Bank Amal. Pada tanggal 31 Januari 2006 perusahaan menerima rekening Koran bulan Januari 2006. Saldo menurut rekening koran Rp 4.500.000,00 sementara itu saldo kas menurut perusahaan Rp 2.977.000,00. Setelah diteliti perbedaan tersebut disebabkan oleh:
a. Terdapat setoran tanggal 31 Januari 2006 Rp 1.000.000,00 yang belum masuk dalam rekening koran;
b. Cek yang sedang beredar Rp 500.000,00
c. Sebuah cek untuk membayar hutang nominal Rp 252.000,00
d. Dalam rekening Koran terdapat pengkreditan Rp 2.000.000,00 yang merupakan setoran pelanggan PT. Agung langsung ke Bank Amal
e. Bank memberi bagi hasil Rp 100.000,00 pada perusahaan dan telah dikreditkan di rekening Koran
f. Bank membebani perusahaan dengan biaya bank sebesar Rp 50.000,00
BAB XII
AKUNTANSI PIUTANG
A. PENGERTIAN PIUTANG
Piutang merupakan klaim (hak untuk mendapatkan) uang dari entitas lain. Piutang juga disebut tagihan atau receivable. Menurut bukti pendukungnya piutang dapat dikelompokkan menjadi:
1. Piutang Wesel/Notes Receivable atau Wesel Tagih, yaitu tagihan yang didukung oleh instrument kredit resmi seperti Promes. Promes adalah janji tertulis untuk membayar uang pada tanggal tertentu tanpa syarat.
2. Piutang Usaha Biasa yaitu tagihan yang didukung oleh bukti usaha biasa biasa seperti faktur atau bukti bahwa perusahaan telah menjual barang/jasa ke fihak yang berhutang (debitur).
Mempertimbangkan relevansinya dengan praktek akuntansi piutang pada instansi pemerintah khususnya pada kementerian negara/lembaga, bab ini akan lebih banyak membahas mengenai piutang usaha biasa.
B. PIUTANG USAHA BIASA
1. Timbulnya piutang dan akuntansinya
Piutang dapat timbul karena menjual barang/jasa atau karena perusahaan memberi pinjaman ke perusahaan lain. Umumnya piutang dicatat pada saat timbulnya yaitu setelah perusahaan menyerahkan baran/jasa yang dijual. 1) Penjualan barang/jasa
Jika perusahaan menjual jasa secara kredit, misalkan perusahaan pada tanggal 5 Januari 2006 telah menjual jasa sebesar Rp 5.000.000,00. Karena perusahaan sudah menyerahkan jasa, maka perusahaan dapat mengakui piutang dan pendapatan jasa dengan membuat jurnal sebagai berikut:
Tgl. Akun Debet Kredit
2006
Jan 5 Piutang Usaha
Pendapatan Usaha
5.000.000
2) Pemberian Pinjaman
Piutang juga dapat timbul karena perusahaan memberi pinjaman uang pada perusahaan lain. Misalnya pada tanggal 15 Januari 2006 PT Angkasa Pura II telah memberi pinjaman kepada pegawai sebesar Rp 500.000,00 maka jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah:
Tgl. Akun Debet Kredit
2006
Jan 15 Piutang Pegawai kas
500.000
500.000
2. Kerugian Piutang
Piutang memiliki resiko tidak tertagih sehingga timbul kerugian. Terdapat dua metode dalam akuntansi kerugian piutang, yaitu:
1) Metode Langsung
Jika metode ini yang digunakan, perusahaan tidak membentuk cadangan. Jika ada piutang yang dihapus, Kerugian Piutang didebet, dan rekening Piutang dikredit. Saldo rekening Kerugian Piutang pada akhir tahun disajikan dalam Laporan Laba Rugi.
2) Metode Cadangan/Penyisihan
Jika metode ini yang digunakan perusahaan pertama-tama membentuk cadangan atau penyisihan kerugian piutang dengan mendebet Beban Kerugian Piutang dan mengkredit Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Pada akhir tahun, saldo rekening Beban Kerugian Piutang disajikan dalam Laporan Laba Rugi, sedangkan saldo rekening Penyisihan disajikan di neraca sebagai pengurang Piutang.
Jika ada piutang yang dihapus, perusahaan tidak mengakui kerugian, sebab kerugian sudah diakui pada saat membentuk cadangan. Perusahaan mengurangi Cadangan dengan mendebet rekening Cadangan dan mengkredit rekening Piutang.
Jika banyak penghapusan piutang, saldo Cadangan dapat habis, oleh karena itu setiap akhir tahun Cadangan disesuaikan. Jadi pencatatan kerugian piutang dilakukan pada saat:
- pembentukan Cadangan; dan - penyesuaian saldo Cadangan.
Berikut ini contoh ikhtisar akuntansi kerugian piutang dengan metode Cadangan:
b. Pada tanggal 19 September 2006 dihapuskan piutang sebesar Rp 3.000,00
c. Pada tanggal 14 Desember 2006 diterima piutang yang telah dihapus Rp 2.500
Transaksi Jurnal
Membentuk Cadangan Beban Kerugian Piutang
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
5.000
5.000
Menghapus Piutang Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
Piutang
Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang
2.500
Pada akhir tahun dilakukan penyesuian berdasarkan:
a. Penjualan b. Saldo Piutang
c. Menyesuaian saldo rekening Cadangan Kerugian Piutang 1) Dasar Penjualan
Pertama, tentukan besarnya penjualan kredit selama setahun, jika tidak ada data gunakan total penjualan selama satu periode. Besarnya taksiran kerugaian ditentukan dengan mengalikan % kerugian dengan penjualan tersebut, lalu dijurnal. Misalkan penjualan kredit selama tahun 2005 sebesar Rp 1.000.000.000,00 dan ditaksir kerugian piutang adalah 5% x Rp 1.000.000.000,00 = Rp 50.000.000,00. Jurnal yang dibuat adalah:
Tgl. Akun Debet Kredit
2005
Des 31 Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang
50.000.000
50.000.000
2) Dasar Piutang
Terdapat tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu: (a) Menentukan besarnya taksiran kerugian piutang;
(b) Membandingkan taksiran kerugian piutang dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan;
(c) Membuat jurnal jika hasil perbandingan pada poin b tidak sama.
Langkah pertama:
Untuk menentukan besarnya taksiran kerugian piutang dikemudian hari, dapat didasarkan pada: (1) Total piutang pada akhir tahun, atau (2) Umur masing-masing tagihan.
(1) Didasarkan pada Total Piutang
sebagai berikut dan taksiran kerugaian piutang adalah 15% dari total piutang.
DEBITUR JUMLAH TGL FAKTUR TGL JATUH TEMPO PT A 2.000 20/12/2005 20/01/2006 PT B 2.500 15/10/2005 15/11/2005 PT ABC 1.000 15/11/2005 15/12/2005 PT X 3.000 3/10/2005 3/11/2005 PT Y 2.500 3/7/2005 3/8/2005 PT Z 1.000 3/8/2005 3/9/2005 JUMLAH 12.000
Taksiran kerugian piutang = 15% x Rp 12.000,00 = Rp 1.800,00.
(2) Didasarkan pada Umur Piutang
Caranya hampir sama, namun saldo rekening piutang dianalisis terhadap tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo, kemudian dikelompokkan menurut umurnya. Kemudian saldo masing-masing kelompok piutang dikalikan dengan prosentase yang telah ditetapkan berdasarkan pengalaman. Cara menentukan umur piutang dapat dicari (a) dari tanggal faktur ke 31 Desember atau (b) dari tanggal jatuh tempo ke 31 Desember.
(a) Umur piutang dihitung dari tanggal jatuh tempo ke tanggal 31 Desember
Karena ada kemungkinan terdapat piutang yang belum jatuh tempo maka biasanya pengelompokannya meliputi piutang yang belum jatuh tempo dan yang sudah lewat waktu. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:
Umur Piutang % Taksiran Kerugian Piutang
Belum jatuh tempo 10%
Lewat waktu s.d. 30 hari 15%
Lewat waktu lebih dari 30 hari 20%
Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:
Nama Debitur Jumlah Belum Jatuh
PT ABC 1.000 1.000
PT X 3.000 3.000
PT Y 2.500 2.500
PT Z 1.000 1.000
Jumlah 12.000 2.000 1.000 9.000
% Penyisihan 10% 15% 20%
Jumlah Penyisihan 2.150 200 150 1.800
(b) Umur piutang dihitung dari tanggal faktur ke tanggal 31 Desember
Karena umur piutang dihitung dari tanggal faktur, maka biasanya pengelompokan umur piutang berdasarkan jumlah hari. Misalkan prosentase kerugian ditaksir sebagai berikut:
Umur Piutang % Taksiran Kerugian Piutang
s.d. 30 hari 10%
31 s.d. 60 hari 15%
lebih dari 60 hari 20%
Untuk mempermudah menentukan besarnya taksiran kerugian dibuat daftar umur piutang sebagai berikut:
Nama Debitur Jumlah s.d. 30
hari
Jumlah 12.000 2.000 1.000 9.000
% Penyisihan 10% 15% 20%
Jumlah Penyisihan 2.150 200 150 1.800
Langkah kedua:
Membandingkan antara jumlah taksiran kerugian piutang yang telah dihitung dengan saldo rekening Cadangan/Penyisihan Kerugian Piutang. Dari perbandingan ini akan ada 4 kemungkinan, yaitu:
(a) Rekening Cadangan bersaldo Kredit yang sama dengan taksiran kerugian piutang hasil perhitungan, tidak ada penyesuaian.
(b) Rekening Cadangan bersaldo Kredit lebih kecil dari taksiran kerugian piutang hasi perhitungan, perlu ditambah dengan membuat jurnal penyesuaian.
(d) Jika Cadangan bersaldo debet, berarti Cadangan yang dihitung tahun lalu kurang, sehingga rekening Cadangan harus dikredit sejumlah saldo debet ditambah dengan jumlah taksiran kerugian piutang hasil perhitungan.
Langkah ketiga:
Kasus I
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.150,00, maka tidak perlu ayat jurnal penyesuaian.
Kasus II
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan kredit Rp 2.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. Akun Debet Kredit
2005
Des 31 Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang
150
150
Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah
Des 31 2.000
31 AJP 150
Beban Kerugian Piutang
Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah
Des 31 AJP 150
Kasus III
Tgl. Akun Debet Kredit 2005
Des 31 Penyisihan Ker. Piutang Beban Kerugian Piutang
850
850 Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah
31 AJP 850 Des 31 3.000
Beban Kerugian Piutang
Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah
Des 31 AJP 850
Kasus IV
Misalkan dalam langkah kedua telah dihasilkan bahwa taksiran kerugian piutang adalah Rp 2.150,00 dan saldo rekening Cadangan debet Rp 1.000,00, maka tidak ayat jurnal penyesuaian yang dibuat adalah:
Tgl. Akun Debet Kredit
2005
Des 31 Beban Kerugian Piutang Penyisihan Ker. Piutang
3.150
3.150 Jika jurnal ini diposting ke Buku Besar maka rekening Cadangan akan tampak sebagai berikut:
Penyisihan/Cadangan Kerugian Piutang
Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah
Des 31 1.000 Des 31 AJP 3.150
Beban Kerugian Piutang
Tgl Uraian Jumlah Tgl Uraian Jumlah
Des 31 AJP 3.150
d. Penyajian di Neraca
piutang yang telah dibentuk dan disesuaikan setiap akhir tahun. Dengan demikian jumlah tersebut merupakan jumlah yang diharapkan dapat ditagih. Dengan data di atas, Neaca PT ABC akan tampak sebagai berikut:
PT ABC Neraca 31 Desember 2005
Harta Lancar:
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00
Penyisihan Kerugian Piutang (Rp 2.150,00) Rp 9.850,00
Kadangkala perusahaan memberikan potongan tunai dan kesempatan untuk mengembalikan barang (retur penjualan). Jika perusahaan telah menjual barang dengan syarat di atas, maka ada kemungkinan pembeli akan membayar dalam masa diskon atau bahkan pembeli dapat saja mengembalikan barang ke perusahaan. Agar perusahaan dapat menyajikan nilai piutang sebesar nilai realissi, maka pada akhir tahun perusahaan membuat jurnal untuk mengakui retur dan pemberian potongan penjualan walaupun belum terjadi retur dan pemberian potongan tunai penjualan. Jurnal itu juga dmaksudkan untuk mengurangi nilai piutang sehingga nilai yang disajikan adalah sebesar nilai yang dapat direalisir. Misalkan pada akhir tahun 2005 diperkirakan bahwa debitur akan membayar dengan diskon Rp 20,00 dan melakukan retur Rp 100,00, maka perusahaan pada tanggal 31 Desember 2005 akan membuat jurnal:
Tgl. Akun Debet Kredit
2005
Des 31 Potongan Tunai Penjualan
Cadangan Pot. Tunai Penjualan
20
20 Retur Penjualan
Cadangan Retur Penjualan
100
100
Harta Lancar:
Kas xx
Piutang Rp 12.000,00 Cadangan Pot Tunai & Retur Rp 120,00
Penyisihan Kerugian Piutang Rp 2.150,00 (Rp 2.270,00) Rp 9.730
SOAL LATIHAN SOAL 1
Pada tanggal 1 Januari 2005 saldo akun piutang dangan Rp 2.000.000,00 dan saldo akun Penyisihan Kerugian Piutang Dagang Rp 250.000,00. Selama tahun 2005 telah terjadi transaksi sebagai berikut:
a. Dijual secara kredit barang dagangan Rp 15.000.000,00 b. Diterima uang hasil penagihan piutang Rp 14.000.000,00 c. Dihapuskan piutang Rp 400.000,00
d. Diterima piutang yang telah dihapus Rp 50.000,00 Diminta: Buat jurnal untuk mencatat transaksi di atas!
SOAL 3
Saldo akun Piutang per 31 Desember 2005 Rp 100.000.000,00 sementara itu saldo akun Cadangan Piutang (K) Rp 6.000.000,00. Ditaksir, dimasa datang piutang yang tak dapat ditagih 10% dari Piutang.
Diminta: Jurnal penyesuaian yang diperlukan.
SOAL 4
Saldo akun Piutang per 31 Desember 2005 Rp 100.000.000,00 sementara itu saldo akun Penjualan (K) Rp 600.000.000,00, Cadangan Kerugian Piutang (K) Rp 2.000.000,00. Ditaksir, dimasa datang piutang yang tak dapat ditagih 1% dari Penjualan.
Diminta: Jurnal penyesuaian yang diperlukan.
BAB XIII
A. PENGERTIAN PERSEDIAAN DAN CARA PENCATATAN
Persediaan merupakan barang yang diperoleh untuk dijual kembali atau bahan untk diolah menjadi barang jadi atau barang jadi yang akan dijual atau barang yang akan digunakan. Persediaan ini dapat dicatat dengan dua sistem yaitu: Sistem Periodik dan Sistem Perpetual.
Dalam Metode Perpetual, pada waktu membeli barang dibuat jurnal yang men-debet akun Persediaan Barang Dagangan dan meng-kredit akun Hutang atau Kas. Pada waktu menjual barang dibuat jurnal yang mendebet akun Harga Pokok Penjualan dan mengkredit akun Persediaan sehingga akun Persediaan akan menunjukkan harga pokok dari persediaan yang ada di gudang.
Jika menggunakan Sistem Periodik, jika ada penjualan barang tidak dibuat jurnal untuk harga pokok dari barang yang dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan yang ada di gudang penyimpanan dihitung jumlah kuantitasnya dan ditentukan nilai/harga belinya. Untuk menentukan persediaan yang dipakai/dijual, persediaan yang pernah ada (persediaan awal ditambah pembelian selama satu periode) dikurangi dengan persediaan akhir periode. Kemudian dibuat dua ayat jurnal penyesuaian. Jurnal yang pertama mendebet akun Ikhtisar Laba Rugi dan mengkredit akun Persediaan sejumlah persediaan awal. Jurnal yang kedua didasarkan atas hasil inventarisasi fisik barang pada akhir tahun. Jurnalnya mendebet akun Persediaan Barang Dagangan dan mengkredit akun Ikhtisar Laba Rugi. Ayat jurnal ini dibuat sekaligus dalam satu periode.
Berikut ini adalah ilustrasi jurnal untuk sistem perpetual dan sistem periodic, namun belum mencakup seluruh transaksi berkaitan dengan persediaan, seperti pembayaran ongkos angkut, penerimaan dan pemberian diskon.
Transaksi Sistem Periodek Sistem Perpetual
1. Membeli barang
4. Pada akhir tahun Mutlak harus dilakukan inventarisasi fisik karena tanpa inventarisasi fisik barang, tidak dapat diketahui persediaan yang ada
Misalkan menurut sama tidak perlu membuat jurnal.
B. MENENTUKAN NILAI DARI PERSEDIAAN AKHIR
Jika perusahaan sering membeli barang dan harga beli masing-masing pembelian berbeda, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok barang yang dipakai/dijual dan harga pokok barang yang masih ada di
Setelah dilakukan inventarisasi fisik, jumlah pesediaan per 31 Januari 2006 adalah 300 unit. Tentukan:
a. Persediaan per 31 Januari 2006.
b. Harga pokok persediaan yang dijual dalam bulan Januari 2006.
Barang yang tersedian untuk dijual selama bulan Januari adalah 200 + 400 + 300 + 100 = 1.000 unit, maka barang yang dijual adalah 1.000 – 300 = 700 unit. Karena harga belinya berbeda-beda, maka perlu asumsi arus barang yang akan digunakan sebagai dasar penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir sebagai berikut:
a. FIFO (First In First Out), barang yang masuk terlebih dahulu dianggap yang pertama kali dijual/keluar sehingga persediaan akhir akan berasal dari pembelian yang termuda/terakhir.
b. LIFO (Last In First Out), barang yang terakhir masuk dianggap yang pertama kali keluar, sehingga persediaan akhir terdiri dari pembelian yang paling awal.
Penerapan asumsi ini berlaku baik dalam sistem periodik maupun dalam sistem perpetual.
a. Jika perusahaan menggunakan Sisem Periodik 1) FIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang digunakan sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang pertama kali dibeli, yaitu:
200 unit @ Rp 10 = Rp 2.000 400 unit @ Rp 12 = Rp 4.800 100 unit @ Rp 11 = Rp 1.100 Harga pokok penjualan Rp 7.900
Selanjutnya persediaan yang 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 dan 30 Januari 2006 dengan rincian sebagai berikut:
200 unit @ Rp 11 = Rp 2.200 100 unit @ Rp 13 = Rp 1.300 Persediaan akhir Rp 3.500
2) LIFO
Dengan metode ini jumlah barang yang dijual sebanyak 700 unit diasumsikan berasal dari barang yang terakhir dibeli, yaitu:
100 unit @ Rp 13 = Rp 1.300 300 unit @ Rp 11 = Rp 3.300 300 unit @ Rp12 = Rp 3.600 Harga pokok penjualan Rp 8.200
Selanjut persediaan akhir 300 unit dianggap berasal dari pembelian tanggal 1 dan 12 Januari 2006, yaitu:
200 unit @ Rp 10 = Rp 2.000 100 unit @ Rp 12 = Rp 1.200 Persediaan akhir Rp 3.200
3). Metode Rata-rata
Untuk menghitung persediaan akhir dan harga pokok penjualan perlu dibuat perhitungan sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit Jumlah Jan 1 Persediaan 200 Rp 10 Rp 2.000
Jumlah 1,000 Rp 11.400 Rata-rata = Rp11.400 : 1.000 Rp 11,4
Harga pokok penjualan = 700 x Rp 11,4 = Rp 7.980 Persediaan akhir = 300 x Rp11,4 = 3.240
b. Jika perusahaan menggunakan Sistem Perpetual
Jika perusahaan menggunakan sistem perpetual, penentuan harga pokok barang yang dijual dan persediaan akhir dilakukan setiap perusahaan menjual barang. Untuk mempermudah pekerjaan menentukan harga pokok ini digunakan suatu kartu yang lazim disebut Kartu Persediaan. Satu jenis barang disediakan satu Kartu. Dengan demikian sistem ini baru cocok untuk persediaan yang nilainya tinggi.
Misalkan atas satu jenis barang diperoleh informasi sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Unit Harga Beli per Unit Jan. 1 Persediaan 200 Rp 10
12 Pembelian 400 Rp 12
17 Dijual 300
26 Pembelian 300 Rp 11
27 Dijual 200
28 Dijual 300
30 Pembelian 100 Rp 13
Berikut ini hanya diberikan contoh metode FIFO:
Tgl Ket
Dibeli Dipakai Persediaan
Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah Unit Cost Jumlah
Jan 1 Persediaan 200 10 2.000
12 Pembelian 400 12 4.800 200
400
26 Pembelian 300 11 3.300 300
300
12 11
3.600 3.300
27 Dijual 200 12 2.400 100
300
30 Pembelian 100 13 1.300 100
100
macam jenis persediaan mungkin akan terganggu operasionalnya jika setiap bulan harus melakukan penghitungan fisik persediaan dalam rangka menyusun laporan keuangan bulanan. Perusahaan asuransi dalam menentukan besarnya kerugian atas persediaan yang terbakar tidak mungkin menghitung secara fisik barang yang terbakar karena barangnya sudah rusak bahkan habis.
Keadaan di atas mendorong dilakukan penaksiran cost dari persediaan. Terdapat dua metode yang sering digunakan yaitu metode harga eceran dan metode laba kotor.
1. Metode Harga Eceran
Cost persediaan ditentukan dengan mengkonversi persediaan menurut harga eceran menjadi cost dengan mengggunakan prosentase cost terhadap harga eceran. Contoh:
Harga Pokok (Cost) Harga Eceran Persediaan 1 Januari 2005 Rp 60.000 Rp 100.000 Pembelian Januari 2005 Rp 540.000 Rp 900.000 Barang tersedia untuk dijual Rp 600.000 Rp 1.000.000 % Cost thd Harga Eceran=
(600.000 : 1.000.000) x 100% = 60%
Penjualan Rp 700.000
Persediaan akhir Rp 300.000
Nilai cost persediaan akhir = 60% x Rp 300.000 = Rp 180.000 2. Metode Laba Kotor
Persediaan akhir ditentukan dengan cara persediaan awal ditambah dengan pembelian selama satu periode kemudian dikurangi dengan harga pokok barang yang dijual pada periode yang bersangkutan. Untuk menentukan harga pokok penjualan, penjualan yang telah dicatat dalam rekening penjualan dikurangi dengan laba kotornya. Umumnya laba kotor ini sudah diketahui %-nya. Jika belum diketahui, % laba kotornya digunakan % laba kotor tahun-tahun sebelumnya. Misalkan persediaan awal tahun 2005 Rp 100.000 pembelian selama bulan Januari Rp 1.200.000 dan penjualan selam bulan Januari menurut rekening buku besar Rp 90.000 dan laba kotor 20% dari harga jual, maka persediaan akhir dapat dihitung sebagai berikut:
Penjualan Rp 900.000 Laba Kotor (20% x Rp 900.000) Rp 180.000
Harga pokok barang yang dijual Rp 720.000 Persediaan akhir Rp 580.000
D. MENYAJIKAN NILAI PERSEDIAAN DI NERACA
Nilai yang disajikan di neraca dapat saja nilai costnya seperti yang telah ditentukan dengan berbagai asumsi arus barang. Nilai yang disajikan di neraca dapat juga nilai pasarnya. Atau dapat juga dipilih yang terendah antara cost dengan harga pasarnya.
Biasanya nilai yang disajikan di neraca adalah nilai yang terendah antara cost dengan harga pasarnya. Misalnya dalam perusahaan mempunyai persediaan dengan cost Rp 1.000. Pada akhir tahun harga pasar dari persediaan tersebut adalah Rp 900, maka yang disajikan di neraca adalah Rp 900. Jika harga pasar barang tersebut adalah Rp 1.100, maka yang disajikan di neraca adalah costnya yaitu Rp 1.000.
SOAL LATIHAN
SOAL 1
Berikut ini disajikan data persediaan dari PT ABC untuk bulan Januari 2006:
Tanggal Keterangan Unit Harga per Unit Jan 1 Persediaan 10 Rp 50
5 Pembelian 20 Rp 55 10 Pembelian 30 Rp 60 15 Penjualan 15
20 Pembelian 20 Rp 65 25 Penjualan 25
Diminta:
a. Susun kartu persediaan dengan metode FIFO, LIFO, dan Average.
b. Buat jurnal transaksi tanggal 15 dan 25 Januari dengan masing-masing metode di atas.
SOAL 2