• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERSAINGAN DAN PENERAPAN STRATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PERSAINGAN DAN PENERAPAN STRATE"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang disusun untuk menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan oleh berbagai pihak

seperti para pemegang saham, investor dan pemerintah. Laporan keuangan juga

menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban

manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Maka informasi keuangan

yang tercantum di dalam laporan keuangan tersebut harus wajar dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Di dalam suatu perusahaan investasi aktiva tetap merupakan faktor yang cukup

dominan untuk memperoleh pendapatan. Dengan demikian ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam kaitannya dengan aktiva tetap tersebut.

Pertama, perencanaan dan pengendalian antara pengeluaran modal dan

pengeluaran pendapatan, dimana perencanaan dan pengendalian antara pengeluaran

modal dan pengeluaran pendapatan bagi suatu perusahaan sangat penting. Di dalam

suatu perusahaan hal tersebut bisa terjadi sehubungan dengan keinginan untuk

melakukan investasi atas aktiva tersebut. Dan apabila kekeliruan dalam mengambil

keputusan untuk investasi aktiva tetap sekarang, akan berpengaruh cukup berarti di

masa yang akan datang dalam arti memberi kesulitan keuangan atau kepailitan

perusahaan untuk mengambil keputusan.

Kedua, sehubungan dengan kebijaksanaan perusahaan itu sendiri baik

mengenai kebijaksanaan penyusutan maupun kebijaksanaan dalam pengkapitalisasi

antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan selama masa penggunaan aktiva

tersebut, karena ketepatan kebijaksanaan perusahaan akan berpengaruh terhadap

kewajaran penyajian laporan keuangan, yaitu laporan keuangan yang disajikan menjadi

tidak layak. Apabila Laporan Keuangan yang tidak layak tersebut digunakan sebagai

dasar pengambilan keputusan, maka akan menghasilkan keputusan yang kurang tepat,

baik dalam pengelolaan suatu perusahaan oleh manajemen maupun dalam hal yang

menyangkut kepentingan pihak luar.

(2)

dimiliki perusahaan dan semakin kompleks masalah yang dihadapi. Seperti pada

Perusahaan Taksi PT. Blue Bird Surabaya yang bergerak dalam bidang usaha jasa

transportasi dimana aktiva tetap merupakan sarana untuk memperoleh pendapatan.

Masalah yang dihadapi oleh perusahaan belum dipisahkannya antara pengeluaran

modal dan pengeluaran pendapatan atas biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa

kegunaan aktiva. Hal ini dikarenakan pimpinan perusahaan kadang-kadang untuk

alasan kepraktisan, dilakukan penyimpangan, yaitu apabila : (a) jumlah pengeluaran itu

relatif kecil, (b) manfaat di masa yang akan datang tidak bagitu berarti, atau (c) sulit

untuk dikelompokkan dalam pengeluaran pendapatan. Sedangkan metode penyusutan

yang dipakai dengan menggunakan metode garis lurus terhadap aktiva tetap (kendaraan

taksi) maka akan kurang akurat, karena tarif yang ditetapkan bisa terlalu besar atau

terlalu kecil, sehingga pencatatan penilaian aktiva tetap dapat dicatat terlalu tinggi atau

terlalu rendah, akibatnya akan mempengaruhi kewajaran penyajian laporan keuangan.

Karena pentingnya perlakuan akuntansi atas aktiva tetap dan sangat

mempengaruhi penyajian laporan keuangan, khususnya neraca dan laba rugi maka

penulis tertarik untuk meneliti mengenai :

”PENGARUH PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP TERHADAP

LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TAKSI PT. BLUE BIRD

SURABAYA.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah ada pengaruh perlakuan akuntansi aktiva tetap terhadap laporan keuangan pada

perusahaan taksi PT. Blue Bird Surabaya ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tujuan yaitu

sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya.

1.3.2 Tujuan Khusus

(3)

laporan keuangan pada perusahaan taksi PT. Blue Bird Surabaya.

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Memperluas pandangan penulis terhadap ilmu pengetahuan yang diperoleh

selama kegiatan perkuliahan khususnya mengenai perlakuan akuntansi aktiva

tetap yang efektif dalam perusahaan.

1.4.2 Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai suatu masukan dalam

pengambilan keputusan tentang penerapan perlakuan akuntansi aktiva tetap yang

dapat menunjang aktivitas perusahaan dan pengaruhnya terhadap laporan

keuangan perusahaan tersebut.

(4)

TELAAH PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Nyoman (2001:28) melakukan penelitian dengan judul “Perencanaan dan

Pengendalian biaya pemeliharaan Aktiva tetap (mesin) untuk menjaga kelancaraan

produksi pada PT. Sindopex Perotama Sidoarjo“. Hasil dari kesimpulan bahwa

pemilihan metode penyusutan aktiva tetap berpengaruh secara signifikan terhadap

laporan keuangan yang dilaporkan.

Ani (2005:75), melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perlakuan

akuntansi terhadap aktiva tetap (peralatan) dalam penyajian laporan keuangan pada

Akademi kebidanan siti khodijah sepanjang”. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan

bahwa biaya penyusutan yang disajikan terlalu rendah maka laporan keuangan yang

dilaporkan tidak wajar sehingga dapat menyesatkan pemakainya.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan

Akuntansi mempunyai fungsi untuk mencatat transaksi-transaksi yang terjadi

serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang, modal, hasil dan biaya-biaya dalam

perusahaan. Transaksi-transaksi yang terjadi ini diklasifikasikan dan dilaporkan dalam

laporan yang dinamakan Laporan keuangan, sehingga laporan merupakan hasil akhir

dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi yang terjadi selama tahun buku yang

bersangkutan.

Menurut Zaki Baridwan (2004:17) “Laporan Keuangan merupakan ringkasan

dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringaksan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.” Sedangkan menurut J.

Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1995:24) “Laporan Keuangan merupakan kartu

angka untuk mencatat dan mengevaluasi kinerja suatu organisasi.”

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan

keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi yang

terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang berisikan informasi tentang prestasi

perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan

di masa yang akan datang.

(5)

Unsur Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:16)

sebagai berikut :

Laporan Keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain

yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar karakteristik ekonominya. Unsur

yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva,

kuajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinerja

dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan perubahan posisi

keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan

dalam berbagai unsur neraca. Dengan demikian, kerangka dasar ini tidak

mengidentifikasikan unsur laporan perubahan posisi keuangan secara khusus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui posisi keuangan dari suatu

perusahaan dapat kita lihat pada neraca, dimana unsur yang terkait di dalamnya adalah

aktiva, kewajiban dan ekuitas.

a.

Aktiva

Adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan

diperoleh perusahaan.

b.

Kewajiban

Merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,

penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya

perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.

c. Ekuitas

Adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

Sedangkan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dapat kita

lihat pada laporan laba rugi, dimana unsur yang terkait didalamnya adalah pendapatan

dan beban.

a.

Penghasilan

Adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk

pemasukan atau penambahan aktiva atau pengurangan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari konstribusi penanam

modal.

(6)

Adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalan bentuk

arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang

mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada

penanam modal.

2.2.3 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:11) “Laporan keuangan mempunyai

beberapa sifat dan keterbatasan sebagai berikut : (a) Tepat waktu,(b) Keseimbangan

antara biaya dan manfaat, (c) Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif.”

Berikut penjelasan dari masing-masing sifat dan keerbatasan tersebut diatas:

a.

Tepat Waktu

Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi

yang dihasilkan akan kehilangam relevansinya. Untuk menyediakan informasi

tepat waktu, seringkali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau

peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.

Sebaliknya, jika pelaporan ditunda kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.

Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan

pengambilan keputusan merupakan perimbangan yang menentukan.

b.

Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Manfaat yang dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.

Namun demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses pertimbangan

yang substansial. Biaya tersebut juga tidak perlu harus dipikul oleh pemakai

informasi yang menikmati manfaat. Manfaat mungkin juga dinikmati oleh

pemakai lain disamping mereka yang menjadi tujuan informasi; misalnya,

penyediaan informasi lanjutan kepada kreditor mungkin mengurangi biaya

pinjaman yang dipakai perusahaan. Karena alasan inilah maka sulit untuk

mengaplikasikan uji biaya-biaya pada kasus tertentu.

c.

Keseimbangan diantara Karakterisrik Kualitatif

(7)

Penjelasan tentang sifat dan keterbatasan laporan keuangan dapat disimpulkan

bahwa laporan keuangan itu harus disajikan tepat waktu, sehingga laporan keuangan itu

dapat di andalkan. Disamping itu harus dipertimbangkan juga mengenai biaya dan

manfaat dari penyusunan laporan keuangan tersebut, dan karakteristik kualitatif juga

harus seimbang sehingga memenuhi kualitas laporan yang diharapkan.

2.3 Aktiva Tetap

2.3.1 Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva dalam pengertian sehari-hari sering diartikan sebagai sesuatu yang

bermanfaat, yang akan memberikan faedah di masa yang akan datang. Aktiva tetap

dapat bersifat berwujud dan tidak berwujud. Aktiva tetap berwujud adalah kekayaan

yang dimiliki perusahaan yang fisiknya kongkrit atau nampak. Aktiva tetap yang

tidak berwujud adalah aktiva yang mencerminkan hak-hak istimewa atau posisi

menguntungkan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Aktiva tetap berwujud

yang berumur lebih dari satu periode akuntansi dikelompokan sebagai aktiva tetap

berwujud dengan bermacam-macam bentuk seperti : tanah, bangunan, mesin-mesin,

kendaraan.

Pengertian aktiva tetap menurut Soemarso S.R (2002:23) didefinisikan

sebagai berikut : “Aktiva tetap adalah aktiva yang : (1) jangka waktu pemakaiannya

lama; (2) digunakan dalam kegiatan perusahaan; (3) dimiliki tidak untuk dijual

kembali dalam kegiatan normal perusahaan; (4) nilainya cukup besar. Selanjutnya

menurut Al Haryono Yusuf (1993:155) adalah sebagai berikut: “Yang dimaksud

dengan aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam keadaan siap pakai

atau dengan dibangun lebih dahulu, tidak dijual dalam rangka kegiatan normal

perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.”

Sedangkan menurut Mulyadi (1992:535) dalam bukunya Pemeriksaan Akuntan

didefinisikan sebagai berikut :

Aktiva tetap adalah kelayakan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat

ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan

perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kelayakan ini mempunyai wujud,

seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tanginle fixed assets).

(8)

aktiva dapat dikategorikan sebagai aktiva tetap apabila kriteria-kriteria dibawah ini

dipenuhi, kriterian tersebut adalah :

1.

Bersifat relatif permanen, artinyan tersebut digunakan untuk jangka panjang (lebih

dari satu tahun).

2.

Tidak dimaksud untuk diperjual-belikan, artinya aktiva itu memang dipergunakan

dalam operasi perusahaan bukan untuk diperjual-belikan.

3.

Digunakan dalam operasi perusahaan, artinya aktiva itu adalah benar-benar aktiva

yang digunakan dalam operasi perusahaan dan bersifat memperlancar aktivitas

perusahaan.

2.3.2 Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang dimiliki oleh suatu perusahaan dapat mempunyai

macam-macam bentuk, misalnya : tanah, bangunan, mesin-mesin, kendaraan dan lain-lain. Dari

macam-macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akuntansi menurut Zaki

Baridwan (2004 : 272) dikelompokan sebagai berikut :

a.

Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,

pertanian dan peternakan.

b.

Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya

bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat – alat,

mebel, kendaraan dan lain – lain.

c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya

tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber – sumber alam

seperti tambang, hutan dan lain – lain.

Setiap perusahaan mempunyai salah satu dari tiga jenis aktiva tersebut, baik

yang tidak terbatas umurnya, yang terbatas umurnya tetapi bisa diganti, maupun yang

tidak dapat diganti. Untuk aktiva yang tidak terbatas umurnya yaitu aktiva yang dapat

dipakai secara terus menerus maka aktiva tersebut tidak memerlukan alokasi harga

perolehan, karena dianggap sampai kapanpun nilai aktiva tersebut tidak berkurang.

Sedangkan untuk aktiva yang umurnya terbatas yaitu aktiva yang tidak dapat dipakai

lagi karena pada suatu saat akan rusak, maka harus dialokasikan harga perolehannya.

(9)

Prinsip-prinsip dasar dari akuntansi merupakan suatu landasan dimana

prinsip dan praktek akuntansi dikembangkan. Maka dengan demikian perlu dilandasi

pula dengan suatu kerangka teori yang baik. Mengenai akuntansi aktiva tetap terdapat

prinsip dasar (basis principle) yang mempengaruhinya adalah :

1.

Cost principle

2.

Matching of Cost and Revenue Principle

3.

Consistency principle

4.

Conservatism principle

5.

Material principle

6.

Going concern principle

7.

Full disclosure

Zaki Baridwan (2004:10-12)

Berikut penjelasan dari masing-masing prinsip dasar yang mempengaruhi akunatnsi

aktiva tetap :

1.

Cost principle

Prinsip Cost ini menyatakan bahwa aktiva tetap dinilai berdasarkan harga

perolehannya (acuquistion cost), yaitu terjadinya pengeluaran-pengukuaran guna

memperoleh dan menempatkan aktiva tetap tersebut dakam keadaan siap pakai di

perusahaan. Aktiva tetap ini dicatat sebesar harga perolehannya dan disajikan

dalam neraca. Cost ini bukan hanya merupakan pengorbanan ekonomis yang

dinyatakan dengan satu harga saja dalam laporan dan neraca kecuali jika ada

penurunan harga karena kerugian atau kenaikan penilaian kembali. Cost ini diukur

dengan jumlah investasi.

2.

Matching of Cost and Revenue Principle

Prinsip ini mengatakan bahwa biaya harus diakui pada periode yang sama

dengan revenue. Caranya ialah revenue ini diakui lebih dahulu kemudian barulah

biaya-biaya yang berhubungan diakui.

(10)

bukanlah merupakan suatu proses penurunan nilai tetapi merupakan suatu proses

pengalokasian biaya secara sistematis pada periode dimana aktiva tetap

dioperasikan.

Tujuan dari penyusutan adalah mengalokasikan biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam memperoleh aktiva tetap, pada periode dimana aktiva tetap, pada

periode dimana aktiva tetap itu turut menciptakan pendapatan. Prinsip ini juga

menghendaki adanya pertemuan yang layak antara biaya dan pendapatan dalam

suatu periode. Bila biaya yang lebih dari satu peiode akuntansi maka harus

dikapitalisir.

3. Consistency principle

Prinsip ini menghendaki supaya prinsip-prinsip akuntansi digunakan, dan

diterapkan secara konsisten. Dimana kejadian ekonomi harus dilaporkan sama dari

satu periode ke periode lain. Laporan keuangan akan dapat dibandingkan dan lebih

bermanfaat dengan diterapkannya prinsip ini. Prinsip ini tidak menghalangi

pertukaran prosedur akuntansi, jika terjadi demikian maka harus diungkapkan

dalam laporan keuangan, begitu juga akibat dari perubahan tersebut.

4. Conservatism principle

Prinsip ini menghendaki agar praktek akuntansi mencatat sebagai kerugian

terhadap kemungkinan penurunan nilai aktiva dan rugi yang masih diperkirakan

akan terjadi. Tetapi sebaliknya kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan

tidak boleh dicabut sebelum direalisasikan, dalam arti dijual. Sebagai contoh bila

perusahaan itu dalam mendapatkan aktiva dengan membuat sendiri maka apabila

biaya pembuatannya melebihi harga pasar bila diandingkan dibeli diluar, dengan

demikian perusahaan harus mencatat rugi apabila pembuatannya lebih besar

daripada harga pasarnya.

5. Material principle

Prinsip ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi akan semua

peristiwa yang mempunyai efek pada segi ekonomi bisa dilakukan menyimpang

dari prinsip akuntansi, dan tidak harus diperlakukan secara konsekuen dengan

prinsip akuntansinya. Prinsip ini kurang memberi aturan pelaksanaan mengenai

penentuan sampai tingkat mana sesuatu dianggap material atau tidak.

(11)

Prinsip dasar ini mengasumsikan bahwa suatu badan usaha atau kesatuan

ekonomi biasanya didirikan untuk waktu yang terbatas atau untuk selamanya.

Sebagai akibat dari prinsip ini, maka biaya-biaya yang dibebankan pada

kegiatan-kegiatan untuk masa yang akan datang disajikan dalam neraca berdasarkan harga

perolehannya, dan dalam laporan laba rugi suatu periode hanya dibebankan

biaya-biaya yang menjadi bagian atau beban periode itu. Maka dalam aplikasi asumsi

going concern ini menimbulkan masalah penilaian dan penyajian bahwa aktiva tetap

disajikan berdasarkan cost yang asli (original cost) dan bukan nilai ganti

(replacement cost).

7. Full disclosure

Prinsip ini mengehndaki agar semua yang cukup material dan relevan harus

dilaporkan dalam laporan keuangan. Semua ini diharapkan agar laporan keuangan

tidak menyesatkan pihak yang berkepentingan. Hal-hal yang perlu diuangkapkan

meliputi :

a. Adanya aktiva tetap dipakai sebagai jaminan hutang.

b. Adanya aktiva tetap diperoleh karena hubungan istimewa.

2.3.4 Harga Perolehan Aktiva Tetap

Harga perolehan suatu aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang terjadi sejak

aktiva itu dibeli hingga aktiva itu siap dipakai. Mengingat jenis dari aktiva yang

dimiliki perusahaan bermacam -macam maka masing – masing jenis mempunyai

masalah – masalah khusus. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing dari aktiva

tersebut.

1.

Tanah

Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan

dibukukan dalam rekening tanah dan apabila tanah tersebut tidak digunakan

dalam operasi perusahaan, maka dibukukan dalam rekening investasi jangka

panjang.

Harga perolehan tanah menurut Zaki Baridwan (2004:274) adalah sebagai berikut:

1. Harga beli

2. Kondisi pembelian

3. Bea nama

(12)

5. Iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai

6. Biaya merobohkan bangunan lama

7. Biaya perataan tanah, pembersihan dan pembagian

8. Pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah

Tanah yang termasuk dalam kategori diatas tidak disusutkan, sumber

material tambang minyak dan lain sebagainya dibukukan terpisah dengan tanah.

Jika tanah tersebut dimiliki untuk tujuan investasi maka semua biaya-biaya yang

timbul selama pemilikan dikapitalisir.

2.

Bangunan

Bangunan adalah gedung-gedung yang dimilki perusahaan dan

dipergunakan untuk kegiatan utama perusahaan, seperti : bangunan pabrik,

bangunan gedung, bangunan kantor, bangunan garasi, dan semua fasilitas

bangunan. Maka harga perolehan dari bangunan ini meliputi biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan bangunan itu hingga bangunan tersebut siap

dipakai sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Apabila bangunan gedung dibangun sendiri maka harga perolehannya

menurut Zaki baridwan (2004 : 274) adalah sebagai berikut :

a. Biaya-biaya pembuatan gedung

b. Biaya perencanaan gambar dan lain-lain

c. Biaya pengurusan izin bangunan

d. Pajak-pajak selama masa pembangunan gedung

e. Bunga selama masa pembuatan gedung

f. Asuransi selama masa pembangunan

Dan apabila bangunan diperoleh dari pembelian maka harga perolehannya

menurut Zaki Baridwan (2004 : 274 ) adalah sebagai berikut :

a. Harga beli

b. Biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai

c. Komisi pembelian

d. Bea balik nama

e. Pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada pembelian

(13)

Mesin dan peralatan yang dimaksudkan adalah mesin-mesin besar yaitu mesin

yang ada dipabrik dan menurut fungsinya digunakan untuk produksi.

Adapun unsur harga perolehan dan alat-alat menurut Zaki Baridwan (2004 :

275) adalah sebagai berikut :

a. Harga beli

b. Pajak-pajak yang menjadi beban pembeli

c. Biaya angkut

d. Asuransi selama dalam perjalanan

e. Biaya pemasangan

f. Biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin

Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehanya terdiri dari

semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Mesin yang disewa dari

pihak lain, biaya sewanya tidak di kapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya

pada periode terjadinya. Zaki Baridwan (2004 : 275)

4.

Perabot dan alat – alat kantor

Pembelian atau pembuatan alat – alat ini harus di pisahkan menurut fungsinya

yakni untuk produksi, penjualan dan administrasi, sehingga deprisiasinya dapat di

bebankan pada masing – masing fungsi tersebut. Perabot yang dimiliki suatu

perusahaan dapat berupa meja, kursi, lemari sedangkan yang termasuk alat – alat

kantor adalah mesin tik, mesin hitung dan lain – lain. Harga perolehan perabot

atau alat – alat kantor adalah harga beli, biaya angkut dan pajak-pajak yang

menjadi tanggungan pembeli.

5.

Kendaraan

Seperti halnya perabot, kendaraan juga harus di pisahkan untuk setiap fungsi yang

berbeda. Yang termasuk harga perolehan kendaraan menurut Zaki Baridwan

(2004 : 276 ) adalah :

Harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak – pajak yang dibayar setiap

periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja dan lain – lain di bebankan

sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini

dideprisiasi selama masa kegunaanya.

(14)

Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh aktiva tetap menurut Zaki

Baridwan (2004: 278-288) meliputi :

1.

Pembelian tunai

2.

Pembelian Angsuran

3.

Ditukar dengan surat – surat berharga

4.

Ditukar dengan aktiva tetap yang lain

5.

Aktiva yang dibangun sendiri

6.

Aktiva yang diperoleh dari hadiah / Donasi

Berikut penjelasan masing – masing cara perolehan aktiva tetap:

1.

Pembelian tunai

Aktiva tetap yang dibeli secara tunai harga perolehannya dibukukan

sebesar pengeluaran yang dilakukan perusahaan. Jumlah uang yang dikeluarkan

untuk memperoleh aktiva tetap termasuk harga faktur dan semua biaya yang

dikeluarkan agar aktiva tersebut siap untuk dipakai seperti : ongkos angkut, premi

asuransi dalam perjalanan dan biaya percobaan. Apabila dalam pembelian aktiva

tetap ada potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadap harga faktur.

2.

Pembelian Angsuran

Pembelian angsuran yang di maksudkan adalah pembelian aktiva tetap

yang pembayaranya tidak dilakukan sekaligus, akan tetapi berangsur – amgsur

dan pelunasanya memerlukan waktu lebih dari satu periode akuntansi. Dalam

pembelian angsuran, harga beli aktiva tetap menjadi lebih mahal jika

dibandingkan dengan harga beli yang dilakukan secara tuani. Kelebihan harga

tersebut diakibatkan karena adanya beban bunga yang diperhitungkan dalam

pembelian aktiva tetap secara angsuran.

Menurut Zaki Baridwan (2004 : 284 ) dikatakan bahwa harga perolehan

aktiva tetap yang di beli dengan cara angsuran ditentukan dengan cara sebagai

berikut :

Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga

perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran

baik jelas – jelas dinyatakan maupun tidak dinyakatakan tersendiri, harus

dikeluarkan dari harga perolehan dan di bebankan sebagai biaya bunga.

(15)

dengan cara angsuran ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Harga angsuran aktiva tetap, yang didapat dari transaksi pembelian angsuran

diukur dengan jumlah uang (harga) yang dibayarkan apabila aktiva itu di beli

secara tunai (Cash equivalent price). Unsur bunga financing cost yang terdapat

didalamnya harus dikelurakan dan diperlakukan sebagai biaya dalam periode

dimana pembayaran itu terjadi.

Dari kedua pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa aktiva tetap

yang diperoleh dari pembelian angsuran akan di catat dalam buku perusahaan

sebesar harga yang di bayarkan apabila aktiva tersebut dibeli secara tunai.

Sedangkan unsur bunga tidak boleh di masukan sebagai bagian dari harga

perolehan aktiva tetap karena bunga bukan merupakan pengorbanan untuk

memperoleh aktiva tetap, melainkan merupakan pengorbanan untuk

menggunakan dana pihak lain.

3.

Ditukar dengan surat – surat berharga

Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap dengan cara menukar saham

atau obligasi perusahaan dengan aktiva tetap. Menurut Zaki Baridwan (2004 :

279-280) harga perolehan aktiva tetap yang ditukar dengan surat – surat harga

surat berharga ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau obligasi

perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang

digunakan sebagai penukar. Apabila harga pasar saham atau obligasi itu tidak di

ketahui, harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva

tersebut.

Dalam hal ini yang di maksud dengan harga pasar surat berharga adalah

harga yang terjadi dalam bursa sura – surat berharga atau dalam transaksi dengan

pihak lain.

4.

Ditukar dengan aktiva tetap yang lain

Aktiva tetap perusahaan dapat diperoleh dengan menukar aktiva meiliknya

dengan yang baru. Pertukaran aktiva tetap ini sering disebut dengan tukar tambah,

dimana harga aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik

seluruhnya atau sebagian dimana kekurangan dibayar tunai.

(16)

memiliki sifat dan fungsi yang sama, misalnya pertukaran antara jenis kendaraan

Truk A dengan Truk B. Sedangakan pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis

adalah pertukaran aktiva tetap yang sifat dan fungsinya tidak sama, misalnya

petukaran tanah dengan kendaraan atau kendaraan dengan mesin.

5.

Aktiva yang dibangun sendiri

Perusahaan seringkali melakukan sendiri kontruksi sebuah bangunan

gedung dan peratalatnnya. Menurut Harnanto ( 1992 : 529 ) di katakan bahwa ada

beberapa alasan yang mendorong perusahaan untuk membangun sendiri aktiva

tetap yang di perlukanya, antara lain yaitu :

a. Memanfaatkan fasilitas

b. Adanya penghematan ( cost saving ) yang di harapkan

c. Untuk memenuhi kebutuhan karena pihak lain tidak sanggup memenuhinya,

tepat pada saat diperlukan

Menurut Zaki Baridwan ( 2004 : 288 ) dikatakan bahwa harga perolehan

aktiva tetap yang dibangun sendiri meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan sehubungan dengan dengan adanya pembangunan aktiva tersebut

yakni terdiri dari : biaya bahan baku, upah tenaga kerja dan biaya overhead

pabrik.

6.

Aktiva yang diterima sebagai hadiah / Donasi

Aktiva tetap juga bisa diperoleh sebagai hadiah, atau sumbangan,

misalnya dari pemerintah, investor, dan lembaga – lembaga laianya. Menurut

Baridwan ( 2004 : 286 – 287 ) harga perolehan aktiva yang diperoleh dari hadiah

atau sumbangan dicatat dengan cara sebagai berikut :

Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah / donasi, pencatatanya bisa dilakukan

menyimpang dari prinsip harga perolehan. Untuk menerima hadiah, mungkin

dikeluarkan biaya – biaya, tetapi biaya – biaya tersebut jauh lebih kecil dari nilai

aktiva yang diterima. Apabila aktiva dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan, maka

hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal terlalu kecil. Juga beban

depresiasi menjadi terlalu kecil. Untuk mengatasi keadaan ini, maka aktiva yang

diterima sebagai hadiah dicatat harga pasarnya.

(17)

berikut :

Apabila dalam penerimaan hadiah ini perusahaan mengeluarkan biaya – biaya

tertentu seperti ongkos angkut, biaya pemasangan dan lain – lain, biaya – baiya

ini tidak ditambahkan ke harga pasar aktiva untuk menentukan harga perolehanya

tetapi diperkurangan dari modal hadiahnya.

2.3.6. Pengeluaran Modal dan Pengeluaran Pendapatan

Selama penggunaan aktiva tetap memerlukan biaya baik yang bersifat rutin

maupun yang bersifat non rutin. Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran uang

atau kewajiban yang timbul dalam rangka pemilikan dan penngunaan aktiva tetap

memerlukan adanya pemisahan yang jelas antara pengeluaran modal dan

pengeluaran pendapatan yang harus dibebankan sebagai biaya periode-periode.

Pengeluaran modal dan pengeluran pendapatan menurut pendapat Zaki

Baridwan ( 2004 : 272 ) adalah sebagai berikut :

a.

Pengeluaran modal (capital expenditure), adalah pengeluaran-pengeluaran

untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode

akuntansi. Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva

(dikapitalisasi).

b.

Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure), adalah

pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam

periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu

pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening biaya.

Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik pengertian sebagai berikut :

Pengeluaran-pengeluaran yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi

dicatat sebagai aktiva dan dilaporkan dalam neraca, serta pengeluaran-pengeluaran

yang mempunyai manfaat kurang dari satu periode akuntansi dibebankan sebagai

biaya dilaporkan dalam perhitungan laba rugi.

Pengeluaran-pengeluaran selama masa penggunaan aktiva dimaksudkan untuk

mempertahankan aktiva tetap agar dalam keadaan seperti semula.

Zaki Baridwan (2004: 289 – 291 ) menggolongkan biaya tersebut sebagai berikut :

(18)

Biaya pemeliharaan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memelihara

aktiva agar tetap berada dalam kondisi yang baik. Misalnya biaya-biaya tersebut

adalah biaya penggantian oli, pembersihan, pengecatan, dan biaya lain yang

serupa. Biaya ini biasanya besifat rutin dan tidak meningkatkan kapasitas sebagai

pengeluaran pendapatan. Sedangkan biaya reparasi merupakan biaya yang

jumlahnya kecil jika reparasinya biasa dan jumlahnya cukup besar jika

reparasinya besar. Biaya reparasi kecil seperti penggantian baut, mur, dan

lain-lain, karena biaya reparasi kecil dan pemeliharaan sering terjadi ( berulang –

ulang ), sehingga dapat disimpulkan bahwa manfaat – manfaat biaya – biaya

tersebut hanya dalam periode terjadinya sehingga dicatat sebagai biaya

(Pengeluaran pendapatan). Sedangkan reparasi besar biasanya terjadi selang

beberapa tahun, sehingga manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam

beberapa periode. Ada dua cara untuk mencatat biaya reparasi besar yaitu :

a. Menambah harga perolehan aktiva tetap,apabila biaya ini dikeluarkan

untuk menaikkan nilai kegunaan aktiva dan tidak menambah umurnya.

b. Mengurangi akumulasi dipresiasi, apabila biaya ini dikeluarkan untuk

memperpanjang umur aktiva tetap dan mungkin juga nilai residunya.

Karena jumlah akumulasi berkurang berarti nilai bukunya menjadi

bertambah besar. Perhitungan depresiasi untuk tahun – tahun berikutnya

harus direvisi sesuai dengan perubahan nilai buku aktiva dan umur

ekonomis yang baru.

2. Penggantian

Yang dimaksud dengan penggantian adalah biaya yang dikeluarkan

untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang

tipenya sama yang disebabkan oleh kerusakan, misalnya penggantian dinamo

mesin. Penggantian bagian – bagian aktiva yang biayanya kecil diperlakukan

dengan cara sama seperti reparasi kecil. Apabila bagian bagian – bagian yang

diganti itu biaya cukup besar, maka harga perolehan bagian itu dihapuskan dari

rekening aktiva dan diganti dengan harga perolehan yang baru. Begitu juga

dengan akumulasi depresiasi untuk bagian yang diganti dihapuskan.

(19)

Yang dimaksud perbaikan disini adalah penggantian suatu aktiva

dengan aktiva baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar. Perbaikan

yang biayanya kecil dapat diperlakukan seperti reparasi biasa, tetapi perbaikan

yang memakan biaya yang besar di catat sebagai aktiva yang baru. Aktiva yang

lama diganti dan akumulasi depresiasinya di hapuskan dari rekening –

rekeningnya.

4.

Penambahan

Yang dimaksud penambahan disini adalah memperbesar atau memperluas

suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan, tempat parkir, dan lain

– lain.

5.

Penyusunan kembali aktiva tetap

Yang dimaksud sebagai penyusunan kembali aktiva tetap adalah biaya –

biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau perubahan route

produksi, atau untuk menggurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti

dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode

akuntansi maka harus dikapitalisasi

6.

Pemberhentian Aktiva

Aktiva yang bisa dihentikan pemakainya dengan cara dijual, ditukarkan,

ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka

semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan. Apabila

aktiva itu dijual maka selisih antara harga jual dengan nilai buku atau nilai

residu dicatat sebagai laba atau rugi.

2.3.7 Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Definisi penyusutan menurut Soegeng Soetedjo (1991:57) adalah sebagai

berikut : “Penyusutan adalah merupakan program pembedaan biaya secara sistematis

atas harga perolehan aktiva tetap selama umum penggunaan.” Selanjutnya definisi

penyusutan menurut Kieso dan Weygandt (1995:2) adalah sebagai berikut :

“Penyusutan didefinisikan sebagai proses akuntansi untuk mengalokasikan harga

pokok (cost) aktiva berujud pada beban dengan cara yang sistematis dan rasional

dalam periode-periode yang mengambil manfaat dari penggunaan aktiva tersebut.”

(20)

harta tersebut.”

Dari definisi -definisi diatas dapat ditarik kesimpulam bahwa yang dimaksud

dengan penyusutan itu adalah suatu proses pengalokasian biaya (harga perolehan)

secara sistematis dan rasional dalam periode-periode yang mengambil manfaat.

Yang menjadi sebab-sebab berkurangnya nilai aktiva tetap atau penyusutan,

menurut Zaki baridwan (2004 : 306) adalah sebagai berikut :

1. Faktor – faktor fisik

Faktor faktr fisik yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus karena dipakai

(wear and tear), aus karena umur (deterioration and decay) dan kerusakan –

kerusakan.

2. Faktor – faktor fungsional

Faktor – faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara lain,

ketidak mampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehinga perlu

diganti dan krena adanya perubahan permintaan terhadap barang atau jasa yang

dihasilkan. Atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak

ekonomis lagi jika dipakai.

Disamping dua sebab penyusutan diatas , ada faktor-faktor yang perlu

diperhatikan dalam menentukan biaya penyusutan menurut Smith - Skousen

(1990:452) yaitu : “1. nilai perolehan harta (assets cost), 2. nilai residu atau nilai

sisa (residual or salvagevalue), 3. usia manfaat (useful life), 4. pola penggunaan

(pattern of use).”

Nilai perolehan harta meliputi semua pengeluaran yang timbul untuk

memperoleh aktiva hingga aktiva tersebut siap digunakan. Nilai residu atau nilai

sisa adalah merupakan nilai jual aktiva apabila aktiva tersebut habis masa pakainya.

Usia manfaat artinya berapa lama suatu aktiva dapat dipakai secara ekonomis oleh

perusahaan. Sedangkan pola penggunaan adalah bagaimana sebenarnya aktiva

tersebut digunakan di dalam perusahaan.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung beban

depresiasi. Menurut Zaki baridwan (2004 : 308 ) adalah sebagai berikut :

1. Metode garis lurus ( Straight-line method )

2. Metode jam jasa ( Service-hours method )

(21)

a. Jumlah angka tahun ( sum of years-digits method)

b. Saldo menurun ( declining balance method )

c.

Saldo menurun ganda ( Double declining balance method)

d. Tarif menurun ( declining rate on cost method)

Penjelasan mengenai setiap metode adalah sebgai berikut :

1. Penyusutan garis lurus

Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan banyak

digunakan. Dalam metode ini beban depresiasi tiap periode jumlahnya sama

(kecuali kalau ada penyesuaian – penyesuaian ).

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Depresiasi : D =

HP - NS n

Keterangan :

HP = Harga perolehan

NS = Nilai sisa (Residu)

n = Taksiran tahun

D = Depresiasi per periode

2. Metode jam jasa

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva ( terutama mesin –

mesin ) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya ( Full time) dibanding

dengan penggunaan yang tidak sepenuhnya ( part time). Dalam cara ini beban

depresiasi dihitung dengan dasar jam jasa. Beban depresiasi periodik besarnya

sangat tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

Penetapaan tarif ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Depresiasi per jam=

n = Taksiran jam jasa

(22)

Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva tetap dibeli karena

diharapkan jasanya dalam bentuk hasil produksi. Sehingga beban penyusutannya

juga diukur berdasarkan pada jumlah produk yang dihasilkan. Dalam metode ini

umur aktiva tetap ditentukan sebesar satuan karena bervariasinya produksi. Beban

penyusutan tiap periode akan berbeda-beda karena bervariasinya produksi.

Penetapaan tarif ini dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Depresiasi per unit

=

HP

n = Taksiran hasil produksi (unit)

3. Metode beban berkurang

Dalam metode ini beban depresiasi tahun – tahun pertama akan lebih besar

dari pada beban depresiasi tahun – tahun berikutnya. Motode ini di dasarkan pada

teori bahwa aktiva yang baru akan dapat di gunakan dengan lebih efisien

dibandingkan dengan aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan

pemeliharaanya. Biasanya aktiva yang memerlukan reparasi dan pemeliharaan

yang lebih sedikit dibanding dengan aktiva yang lama. Ada 4 cara untuk

menghitung beban depresiasi yang menurun dari tahun ke tahun, yaitu :

a. Metode jumlah angka tahun

Metode ini mengalokasikan harga perolehan periode ke periode dengan

jumlah yang semakin menurun, alokasi ini beranggapan bahwa daya guna

aktiva semakin lama semakin menurun dan biaya reparasi serta pemeliharaan

akan semakin tinggi. Dasar perhitungan pada periode pada ini adalah jumlah

jumlah angka – angka tahun.

Rumus perhitungan metode ini adalah :

Jumlah angka tahun =

n

(

n + 1

2

)

n = umur ekonomis

b. Metode Saldo menurun

(23)

dengan cara mengalikan nilai buku aktiva dengan tarif yang tetap. karena ada

penurunan aktiva secara terus-menerus tentu saja beban penyusutan juga akan

semakin menurun. Penetapaan tarif ini dapat menggunakan rumus sebagai

berikut :

T =

1 -

NS

HP

Keterangan :

T = Tarif penyusutan

n = Taksiran umur

S = taksiran nilai sisa

HP = Harga perolehan

c. Metode saldo menurun ganda

Dalam metode ini beban depresiasi tiap tahun akan menurun

sedangkan dasar yang digunakan adalah prosentase ini dikalikan dua setiap

tahun dan seterusnya dikalikan dengan nilai buku setiap tahun. Karena nilai

buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun. Cara

menghitung depresiasi dengan prosentase.

d. Tarif menurun

Metode ini merupakan cara perhitungan depresiasi untuk kelompok

aktiva tetap sekaligus. Metode ini adalah metode garis lurus yang

diperhitungkan terhadap sekelompok aktiva. Tarif yang sudah dihitung akan

dipakai terus, kecuali kalau ada perubahan umur atau ada penggantian aktiva

yang mempengaruhi tarif tersebut.

BAB III

(24)

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan variabel – variabel

dan hubungan yang telah di rumuskan dalam rumusan masalah berdasarkan teori dan

konsep yang ada. Secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat di

gambarkan sebagai berikut :

Kerangka Konseptual

Gambar 3.1

Perlakuan Akuntansi aktiva tetap merupakan kebijaksanaan – kebijaksanaan

yang di buat oleh perusahaan dalam menanggani dan mengelolah aktiva tetapnya

yang merupakan salah satu unsur laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan

merupakan suatu laporan yang di buat oleh manajemen dengan tujuan memberikan

informasi keuangan suatu badan usaha yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan

ekonomi.

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pemecahan masalah

perilaku yang derajat kebenarannya paling tinggi. Adapun hipotesis yang peneliti

ajukan berdasarkan perumusan masalah di atas sebagai berikut :

“Ada pengaruh antara perlakuan akuntansi aktiva tetap terhadap laporan

keuangan pada perusahaan Taksi PT. Blue Bird Surabaya”

BAB IV

METODE PENELITIAN

Perlakuan Akuntansi

Aktiva Tetap

(25)

4.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu desain atau program penelitian yang

merupakan tahapan proses yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian. Rancangan

penelitian ini mutlak diperlukan oleh setiap orang yang akan melakukan penelitian

karena rencana penelitian merupakan suatu acuan atau pedoman bagi penelitian. Dengan

berpedoman pada rancangan penelitian maka peneliti akan terhindar dari penyimpangan

– penyimpangan dengan demikian kesalahan dalam penelitian dapat di tekan seminimal

mungkin.

(26)

4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.

4.2.1 Populasi

Variabel Bebas (X)

Perlakuan Aktiva Tetap

Variabel Terikat (Y)

Laporan Keuangan

Simpulan dan Saran

Hasil Penelitian

Analisis Data

Menggunakan Analisis kuantitatif komporatif

Metode Pengumpulan Data :

-

Wawancara

-

Dokumentasi

Populasi dan Sampel

-

Neraca tahun 2007 – 2009

-

Laporan Rugi / Laba tahun 2007 – 2009

-

Daftar Penyusutan Kendaraan tahun 2005 - 2009

(27)

Dalam kegiatan penelitian diperlukan populasi yang merupakan keseluruhan

obyek yang akan di teliti. Populasi dalam penelitian ini adalah Laporan keuangan PT.

Blue Bird Surabaya yang meliputi laporan Neraca, Laporan Rugi Laba dan Daftar

Penyusutan Kendaraan.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang di teliti. Dalam penelitian

ini, peneliti memakai data laporan keuangan tahun 2007 – 2009 dan daftar penyusutan

kendaraan tahun 2005 – 2009 di PT. Blue Bird Surabaya sebagai sampel penelitian.

4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam teknik pengambilan sampel ini peneliti menggunakan purposive

sampling yaitu dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan di dasarkan atas

strata, random atau daerah tetapi di dasarkan atas adanya tujuan tertentu.

4.3 Variabel dan Definisi Operasional Variabel

4.3.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu konsep yang mengandung dua

atau lebih nilai yang berbeda. Variabel dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh perlakuan aktiva tetap terhadap laporan keuangan

perusahaan di PT. Blue Bird Surabaya, yang terdiri dari :

a. Variable Bebas ( Independent Variable) adalah variable yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel bebas. Dalam

penelitian ini yang menjadi variable bebasnya adalah perlakuan akuntansi

aktiva tetap (X).

b. Variable Terikat ( Dependent Variable) adalah variable yang di pengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variable bebas. Dalam penelitian ini yang

menjadi variable terikatnya adalah Laporan keuagan (Y).

4.3.2 Definisi Operasional Variabel

(28)

a.

Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap

Perlakuan akuntansi aktiva tetap adalah kebijaksanaan-kebijaksanaan yang

diterapkan perusahaan dalam rangka menangani dan mengelola aktiva

tetapnya dimana kebijaksanaan yang perlu diperhatikan dalam akuntansi

aktiva tetap meliputi :

1. Penetapan biaya-biaya sehubungan dengan perbaikan aktiva tetap

2. Penggunaan metode penyusutan

b.

Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi yang mewujudkan kondisi keuangan

perusahaan yang berisikan menegnai : Neraca dan perhitungan Laba Rugi.

Dalam hal ini difokuskan pada penyajian aktiva tetap dalam laporan keuangan

sehubungan dengan pemakaian akan aktiva tetap.

4.4 Instrumen Penelitian

4.4.1 Alat Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh langsung dari

objek yang diteliti dan berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi

perusahaan. Bentuk data primer yang digunakan adalah :

1. Data Kuantitatif

Merupakan data yang terdiri dari bilangan-bilangan yang dapat dihitung dan

diukur, yang meliputi :

a. Laporan Neraca selama 3 tahun terakhir

b. Laporan Rugi Laba selama 3 tahun terakhir

c. Daftar penyusutan kendaraan selama 5 tahun terakhir.

2. Data Kualitatif

Merupakan data yang berupa kalimat-kalimat yang menggambarkan keadaan

umum suatu perusahaan, yang meliputi :

a. Sejarah Perusahaan

b. Lokasi Perusahaan

c. Struktur Organisasi

d. Jenis Usaha

(29)

4.4.2 Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara (Interview)

Yaitu suatu cara atau metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara tanya jawab langsung kepada pihak yang mempunyai hubungan

dengan topik pembahasan, yaitu :

a. Pimpinan perusahaan : Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data

mengenai sejarah dan perkembangan perusahaan serta struktur

organisasi.

b. Kepala bagian keuangan : Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

data tentang laporan keuangan perusahaan.

2. Dokumentasi

Cara untuk mengumpulkan data dengan menggandakan, mengcopy, melihat

dan mencatat data yang berhubungan dengan penelitian. Metode

dokumentasi ini digunakan untuk mengambil data tentang laporan

keuangan yaitu neraca dan laporan rugi – laba dari PT. Blue Bird Surabaya

yang di mulai dari tahun 2007 - 2009 dan Daftar penyusutan kendaraan

mulai tahun 2005 – 2009.

4.5 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisa data dalam penelitian ini akan mengunakan metode

analisis kuantitatif komperatif yaitu suatu cara pembahasan suatu masalah dengan

menggunakan perbandingan laporan keuangan dengan penerapan penilian aktiva tetap

khususnya kendaraan.

Adapun langkah-langkah pemecahan masalahnya adalah

sebagai berikut :

1. Menganalisis pemisahan antara pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan

sehubungan dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan selama masa

manfaat aktiva tetapnya.

2. Menganalisis metode penyusutan yang diterapkan perusahaan atas aktiva tetapnya.

(30)

Penelitian di laksanakan pada PT. Blue Bird Surabaya yang berlokasi di Jl. Raya

Darmo Kali No. 2-6, Surabaya.

4.6.2 Waktu Penelitian

Gambar

Gambar 4.1Rancangan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

H 1A : Ada pengaruh positif pendekatan pembelajaran menggunakan model kooperatif metode jigsaw terhadap prestasi belajar Geografi. Hipotesis berbunyi : Ada pengaruh

Pada tahun 2019 capaian sasaran kinerja Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kepulauan Riau dapat dicapai dengan capaian target 100% pada capaian periode rencana

Hasil kajian ini menunjukkan bahawa kesan intervensi RVBT adalah sebanding dengan senaman konvensional terhadap ketahanan berjalan golongan warga emas yang menghidap OA

Dalam mencapai pembangunan pemerintah daerah diperlukan kerjasama dan peran aktif masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi kepatuhan dan kesadaran dalam

Tidak akan ada 2 atau lebih lagu dengan judul yang sama yang berada pada sebuah koleksi lagu.. Apabila lagu favoritmu adalah “Apuse”, “Cublak-Cublak Suweng”, dan “Sayang

Di Tunisia, salah satu negara di mana kebebasan pers sudah lebih baik dari masa lalu, tetapi indeks terakhirnya turun 1 poin, jurnalis ARIJ melakukan investigasi dengan Al

Secara khusus sistem pengisian recycle tinta spidol white board (bagian pengisian tinta) dibutuhkan peralatan dan bahan yaitu (1) Rangkaian catu daya, (2) Rangkaian sistem minimum

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis di Program Pendidikan Dokter