UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1948
BAHAYA. KEADAAN BAHAYA.
Perat uran t ent ang mempersamakan "keadaan bahaya" dengan "t i j d van oor l og" sepert i yang dimaksud dalam Kit ab Undang-undang Hukum Pidana dan Kit ab
Undang-undang Hukum Pidana Tent ara.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa perl u menambah Undang-undang Keadaan Bahaya t ert anggal 6 Juni 1946 No. 6 dengan ket ent uan yang menyamakan "Keadaan Bahaya" dengan "t ij d van oor l og" dal am Kit ab Undang-undang Hukum Pidana dan Kit ab Undang-undang Hukum Pidana Tent ara;
Mengingat : a. Undang-undang t ert anggal 6 Juni 1946 No. 6 dan
b. Pasal 5 ayat 1, pasal 20 ayat 1, pasal 21 ayat 1, pasal IV At uran Peralihan Undangundang Dasar, ser t a Maklumat Wakil Presiden Republik Indonesia t ert anggal 16 Okt ober 1945 No. X;
Dengan perset uj uan Badan Pekerj a Komit e Nasional Pusat ;
MEMUTUSKAN :
Menet apkan perat uran sebagai berikut :
UNDANG-UNDANG TENTANG PENAMBAHAN UNDANG-UNDANG KEADAAN BAHAYA.
Undang-undang Hukum Pidana Tent ara.
Pasal 2.
Undang-undang ini mulai berl aku pada hari diumumkan.
Dit et apkan di Yogyakart a. pada t anggal 9 Januari 1948.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SOEKARNO.
Ment eri Muda Pert ahanan,
AROEDJI KARTAWINATA.
Ment eri Kehakiman,
KASMAN SINGODIMEDJO.
Diumumkan
pada t anggal 10 Januari 1948.
Sekret aris Negara,