• Tidak ada hasil yang ditemukan

J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "J.D.I.H. - Dewan Perwakilan Rakyat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1946

TENTANG KEADAAN BAHAYA.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

Menimbang : bahwa perl u diadakan perat uran yang dapat menj amin kesel amat an Negara Republ ik Indonesia dal am menghadapi keadaan bahaya;

Mengingat : pasal 12 Undang-Undang Dasar;

Mengingat pul a : Akan pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Dasar, pasal IV At uran Peral ihan Undang-Undang Dasar sert a Makl umat Wakil Presiden Republ ik Indonesia t ert anggal 16 Okt ober 1945 No. X.

Dengan perset uj uan Badan Pekerj a Komit e Nasional Pusat ;

Memut uskan : Menet apkan perat uran sebagai berikut :

UNDANG-UNDANG KEADAAN BAHAYA.

Pasal 1.

(1) Presiden dapat menyat akan sel uruh at au sebagian dari daerah Negara Republ ik Indonesia berada dal am keadaan bahaya.

(2) Keadaan bahaya dinyat akan, j ika t erj adi : a. serangan,

b. bahaya serangan,

c. pemberont akan at au perusuhan, hingga dikhawat irkan pemerint ah sipil t idak sanggup menj al ankan pekerj aannya,

d. bencana al am.

(3) Dal am pernyat aan keadaan bahaya dit erangkan sebab-sebabnya sepert i yang dimaksudkan dal am ayat 2.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(2)

Pasal 2.

(1) Pernyat aan keadaan bahaya disahkan dengan Undangundang.

(2) Pernyat aan t ersebut disampaikan kepada Dewan Perwakil an Rakyat (Badan Pekerj a Komit e Nasional Pusat ) pada hari pengumumannya unt uk mendapat pengesahan.

(3) Dengan t idak mengurangi yang dimaksudkan dal am pasal 1 perat uran-perat uran dal am Undang-undang ini berl aku sej ak hari pernyat aan, dengan t idak menunggu pengesahan.

(4) Penghapusan keadaan bahaya dinyat akan ol eh Presiden dan hal it u disampaikan kepada Dewan Perwakil an Rakyat (Badan Pekerj a Komit e Nasional Pusat ) pada hari pengumumannya, unt uk mendapat pengesahan.

Pasal 3.

(1) Set el ah pernyat aan keadaan bahaya dil akukan unt uk sebagian maupun unt uk sel uruh Daerah Negara, maka kekuasaan yang menj al ankan

perat uran-perat uran dal am Undang-undang ini, ial ah suat u Dewan Pert ahanan Negara yang t erdiri dari :

a. Perdana-Ment eri, Ment eri Pert ahanan, Ment eri Dal am Negeri, Ment eri Keuangan, Ment eri Kemakmuran dan Ment eri Perhubungan.

b. Pangl ima Besar.

c. 3 wakil -wakil organisasi rakyat .

(2) Dewan Pert ahanan Negara bert anggung j awab kepada Dewan Ment eri.

(3). Anggaut a-anggaut a Dewan Pert ahanan Negara sub a dan b menj adi anggaut a karena j abat annya, anggaut a sub c diangkat ol eh Presiden, set el ah mendengar organisasi-organisasi rakyat .

(4) Ket ua Dewan Pert ahanan Negara ial ah Perdana Ment eri, Wakil Ket uanya Ment eri Pert ahanan.

Pasal 4.

(1) Jika sel uruh negara dinyat akan dal am keadaan bahaya, maka di t iap-t iap Karesidenan dibent uk suat u Dewan Pert ahanan Daerah.

(2) Jika hanya sebagian at au beberapa bagian dari negara dinyat akan dal am keadaan bahaya, di bagian-bagian it u saj a diadakan Dewan Pert ahanan Daerah. (3) Dewan Pert ahanan Daerah t erdiri dari :

a. Residen dan 2 anggaut a Badan Execut ief dari Badan Perwakil an Rakyat Daerah Karesidenan,

b. Komandan Tent ara t ert inggi dal am daerah it u, c. 3 wakil organisasi rakyat di daerah it u.

(4) Residen dan Komandan menj adi anggaut a karena j abat annya dan anggaut a-anggaut a l ainnya diangkat ol eh Ket ua Dewan Pert ahanan Daerah at as

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(3)

(5) Ket ua Dewan Pert ahanan Daerah ial ah Residen, Wakil Ket uanya, Komandan t ersebut dal am ayat 3 sub b.

(6) Dewan Pert ahanan Daerah menerima perint ah dari, dan bert anggung j awab kepada Dewan Pert ahanan Negara.

Pasal 5.

(1) Jika dal am suat u Karesidenan t erj adi hal -hal yang t ersebut dal am pasal 1 ayat 2, sedang perhubungan ant ara Pemerint ah Karesidenan dengan Pemerint ah Pusat t erput us sehingga Pemerint ah Karesidenan t idak dapat menyampaikan hal -hal it u kepada Pemerint ah Pusat , maka Residen bersama-sama dengan pemimpin Tent era t ert inggi di daerah it u dan Badan Execut ief dari Badan Perwakil an Rakyat Daerah Karesidenan t ersebut , dapat menyat akan daerah it u dal am keadaan bahaya.

(2) Pernyat aan t ersebut berl aku pada hari pengumumannya.

(3) Segera sesudah perhubungan baik kembal i Residen harus memberit ahukan pernyat aan keadaan bahaya t ersebut kepada Pemerint ah Pusat disert ai dengan al asan-al asannya unt uk disahkan dengan Undang-undang.

(4) Perat uran-perat uran dal am ayat 1, 2 dan 3, pasal ini, hanya berl aku unt uk daerah di l uar pul au Jawa.

(5) Semua at uran-at uran dal am Undang-undang ini berl aku unt uk daerah yang dimaksudkan dal am pasal ini.

Pasal 6.

Sel ama perhubungan t erput us Dewan Pert ahanan Daerah t ermaksud dal am pasal 5 mempunyai hak-hak Dewan Pert ahanan Negara.

Pasal 7.

(1) Dal am Keadaan Bahaya Kekuasaan membent uk Undang-undang t et ap dit angan Presiden dan Dewan Perwakil an Rakyat .

(2) Dewan Pert ahanan Negara berhak menet apkan perat uran yang mempunyai kekuasaan sama dengan Undang-undang dal am daerah yang berada dal am keadaan bahaya dengan al asan yang dimaksud dal am pasal 1 ayat 2 sub a.

(3) Dal am wakt u sel ambat -l ambat nya 10 hari, perat uran t ersebut dimint akan perset uj uan ol eh Presiden kepada Dewan Perwakil an Rakyat .

Pasal 8.

Dewan Pert ahanan Negara berhak membat asi at au menghapuskan kemerdekaan berserikat dan berkumpul at au kemerdekaan mengel uarkan pikiran, menurut at uran-at uran yang dit et apkan ol ehnya.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(4)

Pasal 9.

Dewan Pert ahanan Negara berhak membat asi at au mel arang pencet akan at au pengumuman menurut at uran-at uran yang dit et apkan ol ehnya.

Pasal 10.

Dewan Pert ahanan Negara berhak membat asi at au mel arang pengiriman berit a, dengan perant araan pos, t il pon, t il gram dan radio menurut at uran-at uran yang dit et apkan ol ehnya.

Pasal 11.

(1) At uran-at uran yang dimaksud dal am pasal 7, 8 dan 9 berl aku sel ama-l amanya 3 bul an.

(2) Memperpanj ang wakt u berl akunya at uran-at uran t ersebut diat ur dengan Undang-undang.

Pasal 12.

(1) Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak menahan seseorang sel ama-l amanya 15 hari.

(2) Dal am 3 hari set el ah dit ahan, maka orang it u harus diperiksa.

(3) Al asan-al asan penahanan sert a t urunan surat -surat pemeriksaan sel ekas-l ekasnya dikirimkan kepada Kej aksaan Agung.

Pasal 13.

Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak menyuruh at au mel arang seseorang at au segerombol an orang meninggal kan sesuat u daerah, dengan j aminan perumahan dan makanan.

Pasal 14.

Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak membat asi at au mel arang perhubungan dengan al at kendaraan darat , l aut at au udara.

Pasal 15.

Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak membat asi at au mel arang pengel uaran, pemasukan, pemakaian at au perdagangan senj at a api disesuat u daerah.

Pasal 16.

(1) Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak mel akukan pemeriksaan dal am t empat -t empat mil ik seseorang dal am daerah yang dinyat akan dal am keadaan bahaya.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(5)

Pasal 17.

(1) Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak menggunakan barang, t anah, bangunan dan perusahaan, kepunyaan part ikul ir at au yang dikuasai ol eh Jawat an Negeri.

(2) Juml ah kerugian penggunaan t ersebut dit et apkan ol eh sebuah panit ya t erdiri dari beberapa ahl i.

(3) Orang-orang yang karena rumahnya digunakan t idak mempunyai kediaman l agi, diberi kediaman l ain.

(4) Orang-orang yang bekerj a di perusahaan yang digunakan menurut ayat (1), harus t et ap bekerj a, sedangkan upahnya dij amin dari semul a.

Pasal 18.

Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak mel arang segal a perubahan bent uk t anah, bangunan, perusahaan at au perubahan t ent ang hak-hak yang ada diat asnya.

Pasal 19.

(1) Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak menut up at au membat asi wakt u-buka bal ai pert emuan, rumah bol a, rumah makan dan l ain-l ain t empat penghiburan.

(2) Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak mengadakan j am mal am.

Pasal 20.

(1) Di dal am daerah yang dinyat akan dal am keadaan bahaya, Pol isi, pembant u pol isi, barisan pemadam api dan Penj aga Bahaya Udara, dianggap sebagai t ent era.

(2) Menganggap gol ongan at au j awat an l ain dari pada yang t ersebut dal am ayat (1) sebagai t ent era, harus diat ur dengan Undang-undang.

Pasal 21.

Berhubung dengan al asan-al asan yang dimaksudkan dal am pasal 1 ayat 2, maka dit et apkan :

1. Jika yang menj adi al asan keadaan bahaya adal ah yang disebut kan dal am sub b, maka pasal 18 dari Undang-undang ini t idak berl aku.

2. Jika yang menj adi al asan keadaan bahaya adal ah yang disebut kan dal am sub c, maka pasal 17 dan pasal 18 dari Undang-undang ini t idak berl aku.

3. Jika yang menj adi al asan keadaan bahaya adal ah yang disebut kan dal am sub d, maka pasal -pasal 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16 dan 19 dari Undang-undang ini t idak berl aku.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(6)

Pasal 22.

(1) Jika seseorang dal am pel aksanaan pasal -pasal 8 sampai 19 merasa diperl akukan mel ampaui bat as, ia at au orang l ain berhak mengadu dengan l isan at au surat kepada Ket ua Pengadil an Negara pada t empat it u.

(2) Pengaduan dengan surat it u dapat dil akukan dengan t idak dit anda t angani. (3) Pengaduan-pengaduan it u diperiksa sel ambat -l ambat nya dal am 5 hari sesudah

menerimanya.

(4) Jikal au dal am pemeriksaan it u t erbukt i kebenaran pengaduan, perkara harus diadil i sel ambat -l ambat nya dal am wakt u 2 bul an.

Pasal 23.

(1) Jika seseorang dal am pel aksanaan pasal -pasal 16, 17, 18 dan 19 merasa menderit a kerugian benda, ia at au wakil nya berhak mengadu kepada panit ya yang diadakan ol eh Dewan Pert ahanan Negara.

(2) Panit ya t ersebut menet apkan besarnya kerugian yang diderit a dan kedua pihak t unduk pada put usan panit ya it u.

Pasal 24.

(1) Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) berhak memaksa, sekal ipun dengan kekerasan agar Undang-undang ini at au perat uran-perat uran yang dit et apkan berdasar at as Undang-undang ini di-indahkan sert a dipenuhi.

(2) Jika unt uk mel akukan t indakan t ersebut di at as Pemerint ah t erpaksa mengel uarkan ongkos maka pel anggar-pel anggar it u dapat diharuskan memikul ongkos-ongkos t ersebut .

Pasal 25.

Jawat an-j awat an pemerint ahan sipil dengan segenap pegawainya t unduk pada perint ah yang dikel uarkan ol eh Dewan Pert ahanan Negara (Daerah) menurut perat uran yang disusun ol eh Presiden.

Pasal 26.

(1) Segal a sesuat u yang harus diat ur unt uk menj al ankan Undang-undang ini dit et apkan ol eh Dewan Pert ahanan Negara.

(2) Sebel um t erbent uknya Dewan Pert ahanan Negara, segal a sesuat u yang harus diat ur unt uk menj al ankan Undang-undang ini dit et apkan ol eh Presiden.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

(7)

mengenai perat uran-perat uran dal am Undang-undang dan perat uran-perat uran ol eh Dewan Pert ahanan Negara (Daerah), ial ah :

a) 3 bul an hukuman kurungan. b) 20 t ahun hukuman penj ara. c) f 50. 000, - hukuman denda.

(2) Barang-barang yang l angsung bersangkut an dengan pel anggaran, baik mil ik pel anggar perat uran, maupun mil ik orang l ain, bol eh dirampas at au dirusak.

Pasal 28.

(1) Undang-undang ini disebut "Undang-undang keadaan bahaya". (2) Undang-undang ini berl aku sej ak hari pengumumannya.

Dit et apkan di Yogyakart a pada t anggal 6 Juni 1946. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SOEKARNO.

Ment eri Pert ahanan

AMIR SJARIFOEDIN.

Diumumkan

pada t anggal 6 Juni 1946. Sekret aris Negara.

A. G. PRINGGODIGDO.

ditje n Pe

ratu ran

Peru nda

ng-u ndang

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh berkas asli yang tercantum didalam dokumen kualifikasi perusahaan yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut di atas (Khusus Ijazah, cukup menunjukan

[r]

Pimpinan Per usahan dapat mew akilkan kehadir annya selama pr oses pembuktian kualifikasi kepada pengur us per usahaan yang namanya ter cantum dalam Akte Pendir ian/ Per ubahan

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat intrakurikuler sehingga harus dilaksanakan

Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri yogyakarta menerangkan dengan sesungguhnya, bahwa nama-nama tim pelaksana di bawah ini

Astari, 2012, “ Pengembangan Sistem Informasi Penyewaan Bus Pariwisata Berbasis Web Pada Big Tour And Travel Tangerang ”, AMIK BSI,.. Tangerang, Jurnal

dicapai ialah pengetahuan tentang keefektivan tindakan digunakan dalam penelitian. Tujuan penelitian diruskan berkaitan dengan fokus masalah penelitian yang

Tenaga pendidik (guru) merupakan sumber daya manusia yang sangat penting dalam sebuah lembaga pendidikan. Hal ini dikarenakan, mereka adalah front-liner yang berhubungan