• Tidak ada hasil yang ditemukan

9LKJIP DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "9LKJIP DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU 2016"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

DI N AS PERH U BU N GAN PROV I N SI RI AU

LAPORAN

K I N ERJ A

I N ST AN SI

PEM ERI N T AH

T AH U N 2 0 1 6

LK jI P

(2)

2016

DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

JLl.Jend. Sudirman 474 Pekanbaru Telp: (0761) 34245-33992 Fax: (0761) 21850 Email: dinasperhubungan@riau.go.id Website: www.dishub.riau.go.id Kode Pos: 28126

LAPORAN KINERJA

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sampai saat ini kita masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Beberapa sasaran yang belum tercapai menggambarkan masih banyak tugas dan tanggung jawab yang harus diselesaikan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Riau dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya pada sector Perhubungan. Tugas dan tanggung jawab tersebut akan terus diupayakan untuk dapat diselesaikan di tahun-tahun yang akan dating dengan cara meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi serta kinerja dari seluruh pegawai di lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi Riau. Semoga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Pekanbaru, Februari 2017

KEPALA DINAS PERHUBUNGAN

PROVINSI RIAU

Drs. H. ARLIZMAN AGUS, MM Pembina Utama Madya

(4)

DAFTAR ISI

1.5.3 Subbagian Perencanaan Program ... 9

1.5.4 Subbagian Keuangan dan Perlengkapan ... 10

1.5.5 Subbagian Umum ... 12

1.5.6 Kepala Bidang Perhubungan Darat ... 14

1.5.7 Kepala Bidang Perhubungan Laut ... 14

1.5.8 Kepala Bidang Perhubungan Udara... 15

1.5.9 Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi ... 14

1.6 ASPEK STRATEGIS DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU ... 16

1.6.1 Kondisi Saat Ini ... 17

1. Pelayanan Bidang Transportasi ... 17

2. Anggaran ... 18

3. Sumber Daya Aparatur ... 18

4. Pelayanan Publik ... 19

5. Pengawasan dan Akuntabilitas ... 19

1.6.2 Kondisi yang Diharapkan ... 20

1. Kondisi Saat Ini ... 20

2. Anggaran ... 21

3. Sumber Daya Aparatur ... 21

4. Pelayanan Publik ... 22

5. Pengawasan dan Akuntabilitas ... 22

1.7 SISTEMATIKA PELAPORAN ... 22

BAB II. PERENCANAAN KINERJA ... 25

2.1RENCANA STRATEGIS ... 25

2.1.1 Visi dan Misi ... 25

2.1.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator ... 26

1. Tujuan ... 26

2. Sasaran ... 26

2.1.3 Strategi dan Kebijakan ... 29

2.1.4 Program ... 30

2.2PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2016 ... 31

(5)

BAB III. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ... 36

3.1PENGUKURAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016 ... 36

3.2PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016 ... 39

3.3KINERJA KEUANGAN TAHUN 2016... 39

BAB IV. TINJAUAN UMUM KEBERHASILAN ... 42

4.1TINJAUAN UMUM KEBERHASILAN ... 42

4.2PERMASALAHAN YANG BERKAITAN DENGAN PENCAPAIAN KINERJA... 43

4.3RENCANA TINDAK LANJUT ... 44

(6)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Transportasi adalah barang umum (public goods) yang berarti menjadi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pelayanan transportasi yang baik, dan penyediaan transportasi yang baik adalah kewajiban pemerintah.

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan amanat Undang-undang Dasar Negara RI Tahun 1945, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam Undang – Undang Dasar RI 1945 Bab VI telah diatur dasar penyelenggaraan Pemerintah Daerah, pada perubahan kedua tahun 2000 Bab VI pasal 18 ayat (5) Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan

“Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali

urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ditentukan sebagai urusan pemerintahan pusat.

(7)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 2

Disatu sisi transportasi diperlukan untuk memberikan jawaban terhadap pembangunan yang sedang berlangsung (how to answer development) dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan pembangunan. Sedangkan pada sisi yang lain sektor transportasi diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam merangsang pertumbuhan pembangunan (how to initiate development).

Kewajiban pemerintah (baik di tingkat pemerintah pusat maupun pemerintah daerah) di sektor transportasi tidak berbeda dengan sektor lainnya seperti pendidikan dan kesehatan saat ini terhambat masalah minimnya anggaran yang tersedia.

Sasaran pajak dan retribusi transportasi saat ini belum dapat sepenuhnya dikembalikan untuk pengembangan sektor transportasi karena masih banyak sektor prioritas yang lebih mendukung pembangunan wilayah.

Pembangunan sarana dan prasarana Perhubungan di Provinsi Riau pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perangsang pertumbuhan ekonomi dan mendukung berbagai sektor pembangunan lainnya. Untuk bisa menjalankan peran tersebut, pembangunan perhubungan perlu dilakukan terintegrasi antar moda transportasi darat, laut dan udara yang mengacu kepada Tataran Transportasi Wilayah (TATRAWIL) Riau dan Sistem Transportasi Nasional (SISTRANAS) yang merupakan keharusan sebagai pedoman pembangunan perhubungan secara nasional serta RPJMD Provinsi Riau 2014 – 2019.

Dinas Perhubungan Provinsi Riau dalam kedudukannya sebagai salah satu SKPD dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau dituntut untuk dapat mewujudkan kinerja aparatur pemerintah dan kelembagaan daerah dalam menghadapi tuntutan masyarakat atas pelayanan yang cepat, mudah, transparan dan akuntabel.

(8)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 3

Sehingga Dinas Perhubungan Provinsi Riau di dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunannya dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Hal ini diharapakan berdampak pada penyusunan laporan kinerja yang sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dinas Perhubungan Provinsi Riau merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dibidang perhubungan darat, laut, udara, dan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur Riau melalui Sekretaris Daerah Provinsi Riau.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau tahun 2016 disusun dalam rangka melaporkan kinerja Kepala Dinas dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi, baik dalam hal keberhasilan maupun kegagalan. Laporan ini juga dapat menentukan atau mengubah arah, kebijaksanaan, perencanaan dan evaluasi serta bahan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan.

(9)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 4

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Aparatur Negara dan Reformasi nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Teknis Instansi Pemerintah, bahwa pada lampiran II disebutkan bahwa laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran.

Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Sedangkan tujuan pelaporan kinerja yaitu:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandate atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai.

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Maka dokumen LKjIP ini disusun dengan maksud agar setiap unsur penyelenggara negara dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dimandatkan kepada organisasi berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan.

(10)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 5

1.3 DASAR HUKUM

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) yang merupakan system pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur dan litimate untuk mendukung berlangsungnya pemerintahan dan pembangunan yang berdaya guna, berhasil, bersih dan bertanggung jawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. LKjIP ini disusun dengan dasar hokum sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Negara;

3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah;

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pengganti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 tentang laporan Keuangan dan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

(11)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 6

Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah pengganti Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

10. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2009 no 9);

11. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riaun Tahun 2014-2019 (Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2014 no 7);

12. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 Tentang Organisasi Pemerintah Daerah;

13. Peraturan Gubernur Nomor 38 Tahun 2016 tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Riau Tahun 2016;

1.4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Menurut Peraturan Gubernur Riau No. 16 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau adalah:

1.4.1Tugas

Untuk melaksanakan urusan sebagaimana dimaksud, Dinas Perhubungan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan otonomi daerah sesuai dengan kewenangan provinsi di bidang Perhubungan serta tugas manajerial dan teknis lingkup Dinas Perhubungan.

1.4.2 Fungsi

(12)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 7

pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;

3. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporantugas manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;

4. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

1.5 STRUKTUR ORGANISASI SKPD

Susunan organisasi telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi Riau dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Riau Nomor 16 Tahun 2014 tentang Rincian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau, terdiri dari :

1. Kepala Dinas;

2. Sekretariat, terdiri dari:

a. Subbagian Perencanaan Program;

b. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan; c. Subbagian Umum.

3. Bidang Perhubungan Darat, terdiri dari: a. Seksi Keselamatan;

b. Seksi Angkutan;

c. Seksi Perkeretaapian/Jalan Khusus. 4. Bidang Perhubungan Laut, terdiri dari:

a. Seksi Kepelabuhan;

b. Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut; c. Seksi Penjagaan dan Penyelamatan. 5. Bidang Perhubungan Udara, terdiri dari:

a. Seksi Angkutan Udara;

b. Seksi Keamanan Penerbangan; c. Seksi Bandar Udara.

(13)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 8

b. Seksi Fasilitas Sarana dan Prasarana Transportasi; c. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Transportasi

1.5.1 Kepala Dinas

Dinas Perhubungan dipimpin Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur.

Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan otonomi daerah sesuai dengan kewenangan provinsi di bidang Perhubungan serta tugas manajerial dan teknis lingkup Dinas Perhubungan.

Untuk melaksanakan tugas Kepala Dinas Perhubungan menyelenggarakan fungsi:

1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;

2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;

3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporantugas manajerial dan teknis pada Dinas Perhubungan;

4. pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

1.5.2 Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporantugas manajerial dan teknis pada Subbagian yang dibawahinya serta membantu kepala dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis.Untuk melaksanakan tugas, Sekretaris mempunyai fungsi:

1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial pada Subbagian yang dibawahinya;

2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial pada Subbagian yang dibawahinya;

(14)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 9

4. Pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya. Susunan Organisasi Sekretariat, terdiri atas:

1. Subbagian Perencanaan Program;

2. Subbagian Keuangan dan Perlengkapan; 3. Subbagian Umum.

1.5.3 Subbagian Perencanaan Program

Rincian tugas Subbagian Perencanaan Program:

1. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran SubbagianPerencanaan Program berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;

2. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran SubbagianPerencanaan Program berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;

3. membagi tugas kepada bawahan dengan disposisi tugas dan secara lisan agar tugas terbagi habis;

4. memberi petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas;

5. memeriksa hasil pekerjaan bawahan dengan membandingkan antara hasil kerja dengan petunjuk kerja untuk penyempurnaan hasil kerja;

6. menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;

7. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan SubbagianPerencanaan Program secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan;

(15)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 10

diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan;

9. menginventarisasi permasalahan-permasalahan sesuai bidang tugas SubbagianPerencanaan Program secara rutin maupun berkala sebagai bahan dasar pemecahan masalah;

10. mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Sub bagian Perencanaan Program berdasarkan disposisi atasan agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;

11. mengevaluasi hasil kegiatan per Tahun Anggaran Sub bagian Perencanaan Program berdasarkan capaian

pelaksanaan kegiatan sebagai bahan

penyempurnaannya;

12. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub bagian Perencanaan Program kepada Sekretariat, secara periodik sebagai bahan pertanggung jawaban;

13. menghimpun data dan menyiapkan bahan koordinasi penyusunan program;

14. melaksanakan pengelolaan data base perhubungan; 15. melaksanakan penyusunan program;

16. menyiapkan bahan dukungan operasional pelaksanaan pengadaan barang dan jasa;

17. menghimpun data dan menyiapkan penyusunan program anggaran;

18. melaksanakan monitoring dan evaluasi program kegiatan;

19. melaksanakan penyusunan laporan;

20. melaksanakan koordinasi usulan program pembangunan dengan kabupaten/kota dan pemerintah;

1.5.4 Subbagian Keuangan dan Perlengkapan

Rincian tugas Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan:

(16)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 11

fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;

2. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;

3. membagi tugas kepada bawahan dengan disposisi tugas dan secara lisan agar tugas terbagi habis;

4. memberi petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas;

5. memeriksa hasil pekerjaan bawahan dengan membandingkan antara hasil kerja dengan petunjuk kerja untuk penyempurnaan hasil kerja;

6. menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;

7. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan, kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan;

8. memberikan saran pertimbangan kepada Sekretariat tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan;

9. menginventarisasi permasalahan-permasalahan sesuai bidang tugas Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan secara rutin maupun berkala sebagai bahan dasar pemecahan masalah;

(17)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 12

11. mengevaluasi hasil kegiatan per Tahun Anggaran Sub bagian Keuangan dan Perlengkapan berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan sebagai bahan penyempurnaannya; 12. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan Sub

bagian Keuangan dan Perlengkapan kepada Sekretariat, secara periodik sebagai bahan pertanggung jawaban;

13. melaksanakan pengelolaan Keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai;

14. melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan Keuangan;

15. menyusun laporan pertanggung jawaban atas pelaksanaan pengelolaan Keuangan;

16. melakukan penyusunan kebutuhan perlengkapan, pengadaan dan perawatan peralatan kantor, pengamanan, usulan penghapusan asset dan penyusunan laporan pertanggungjawaban atas barang-barang inventaris.

1.5.5 Subbagian Umum

Rincian tugas Subbagian Umum:

1. merencanakan program kegiatan per tahun anggaran Sub bagian Umum berdasarkan tugas, fungsi dan renstra sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan;

2. membagi tugas kepada bawahan dengan disposisi tugas dan secara lisan agar tugas terbagi habis;

3. memberi petunjuk kepada bawahan baik secara lisan maupun tertulis untuk menghindari penyimpangan dan kesalahan dalam pelaksanaan tugas;

4. memeriksa hasil pekerjaan bawahan dengan membandingkan antara hasil kerja dengan petunjuk kerja untuk penyempurnaan hasil kerja;

5. menilai kinerja bawahan berdasarkan hasil kerja yang dicapai sebagai bahan dalam pembinaan dan peningkatan karier;

(18)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 13

dengan Sub bagian Umum secara rutin maupun berkala untuk pengembangan wawasan pengetahuan dan kemampuan;

7. memberikan saran pertimbangan kepada Sekretaris tentang langkah-langkah atau tindakan yang perlu diambil baik secara tertulis maupun lisan sebagai alternatif pilihan dalam pengambilan keputusan;

8. menginventarisasi permasalahan-permasalahan sesuai bidang tugas Sub bagian Umum secara rutin maupun berkala sebagai bahan dasar pemecahan masalah;

9. mengonsep naskah dinas sesuai bidang tugas Subbagian Umum berdasarkan disposisi atasan agar tersedia konsep naskah dinas yang dibutuhkan;

10. mengevaluasi hasil kegiatan per Tahun Anggaran Subbagian Umum berdasarkan capaian pelaksanaan kegiatan sebagai bahan penyempurnaannya;

11. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan kegiatan Subbagian Umum kepada Sekretaris, secara periodik sebagai bahan pertanggung jawaban;

12. melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, penggandaan naskah-naskah dinas, kearsipan dan perpustakaan Dinas;

13. menyelenggarakan urusan rumah tangga dan keprotokolan;

14. melaksanakan tugas dibidang hubungan masyarakat; 15. mempersiapkan seluruh rencana kebutuhan kepegawaian

mulai dari penempatan formasi, pengusulan dalam jabatan, usulan pensiun, peninjauan masa kerja, pemberian penghargaan, Kenaikan pangkat, DP-3, DUK, Sumpah / Janji Pegawai, Gaji Berkala, kesejahteraan, mutasi dan pemberhentian pegawai, diklat, ujian dinas, izin belajar, pembinaan kepegawaian, dan disiplin pegawai;

(19)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 14

budaya kerja, hukum, organisasi, tatalaksana, keamanan, dan tugas umum dan tata usaha kepegawaian lainnya; 17. melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan

hukum, kelembagaa dan ketataksanaan di lingkup Dinas Perhubungan.

1.5.6 Kepala Bidang Perhubungan Darat

Kepala Bidang Perhubungan Darat mempunyai tugas mengkoordinasikan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

Untuk melaksanakan tugas, Kepala Bidang Perhubungan Darat menyelenggarakan fungsi;

1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

4. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya. Bidang Perhubungan Darat terdiri dari:

1. Seksi Keselamatan; 2. Seksi Angkutan;

3. Seksi Perkeretaapian/Jalan Khusus.

1.5.7 Kepala Bidang Perhubungan Laut

Kepala Bidang Perhubungan Laut mempunyai tugas mengkoordinasikan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya.

(20)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 15

1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

4. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Kepala Bidang Perhubungan Laut terdiri atas :

1. Seksi Kepelabuhan;

2. Seksi Lalu Lintas Angkutan Laut; 3. Seksi Penjagaan dan Keselamatan.

1.5.8 Kepala Bidang Perhubungan Udara

Kepala Perhubungan Udara mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya.

Untuk melaksanakan tugas,Kepala Bidang Perhubungan Udara menyelenggarakan fungsi :

1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan

pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

4. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya.

Susunan organisasi Bidang Perhubungan Udara terdiri atas: 1. Seksi Angkutan Udara;

(21)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 16

1.5.9 Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi

Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi mempunyai tugas mengkoordinasikan penyelenggaraan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan pada seksi-seksi yang dibawahinya. Untuk melaksanakan tugas,Kepala Bidang Bina Sistem Transportasi menyelenggarakan fungsi :

1. pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

2. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya; 3. pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan

tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

4. pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya;

5. pelaksanakan tugaslain sesuai tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Bidang Bina Sistem Transportasi terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan Transportasi;

b. Seksi Fasilitasi Sarana dan Prasarana Transportasi; c. Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasaran Trasnportasi.

1.6 ASPEK STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI RIAU

(22)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 17

1.6.1 Kondisi Saat Ini

1. Pelayanan Bidang Transportasi

(23)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 18

dan reposisi kelembagaan pemerintah di bidang transportasi untuk lebih memperjelas peran dan fungsi pemerintah, perlu lebih ditekankan pada peran regulator, serta penciptaan iklim yang kondusif bagi peranserta swasta dan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam penyelenggaraan jasa transportasi yang efisien, akuntabel, kompetitif dan professional.

2. Anggaran

Pelaksanaan program pembangunan sektor perhubungan masih dihadapkan pada terbatasnya dana pemerintah untuk pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan sarana yang ada saat ini, sehingga masih dijumpai beberapa kondisi prasarana dan sarana yang kurang mendapatkan perawatan, terutama transportasi jalan, sarana ASDP serta sarana transportasi laut dan udara.

3. Sumber Daya Aparatur

Kinerja sumber daya aparatur Dinas Perhubungan yang tidak optimal dapat mempengaruhi produktivitas dan keberhasilan dalam pelaksanaan tugas di bidang Perhubungan. Pada sisi lain Perhubungan, dihadapkan pula pada berbagai tantangan perubahan antara lain : nuansa birokratis sangat mempengaruhi pola kerja sumber daya aparatur Dinas Perhubungan dewasa ini, yang diindikasikan kecilnya pangsa sumber daya aparatur Perhubungan yang memiliki kemampuan teknis yang memadai. Sebagian besar sumber daya aparatur Dinas perhubungan khususnya di level operator berpendidikan menengah ke bawah dengan tingkat kompetensi yang rendah.

Keadaan dan masalah yang dihadapi dalam bidang sumber daya manusia aparatur antara lain adalah :

(24)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 19

dan belum adanya perencanaan SDM yang komprehensif, terintegrasi serta berbasis kinerja.

b. Sistem Pengukuran Kinerja PNS belum dapat mengukur kinerja aktual PNS sehingga belum dapat mencerminkan produktivitas PNS baik secara individu, unit maupun organisasi

c. Gambaran mengenai kompetensi aparatur pemerintah yang diperlukan tidak jelas dan pola serta perencanaan karir belum mantap program diklat teknis dan diklat fungsional belum mendapat perhatian dan penghargaan yang setara dibandingkan dengan diklat struktural

Sebagai pertanggung jawaban kepada masyarakat atas pelayanan jasa transportasi maka Dinas Perhubungan dituntut atas pelayanan yang cepat, mudah, transparan dan akuntabel maka Rencana Strategis ini diuraikan menjadi kegiatan yang akan dilakukan.

4. Pelayanan Publik

Manajemen pelayanan publik masih bersifat birokratis, Hal ini mengakibatkan birokrasi lebih mengedepankan sikap dan perilaku ingin dilayani daripada melayani. Masyarakat sebagai obyek pelayanan bukan menjadi fokus utama manajemen pelayanan. Hal ini diakibatkan karena belum adanya akuntabilitas dalam pelayanan publik. Selain itu juga belum adanya sistem yang dapat menilai kinerja pelayanan publik yang akurat yang bermanfaat bagi evaluasi pelayanan publik.

5. Pengawasan dan Akuntabilitas

(25)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 20

b. Manajemen dan teknologi informasi serta otomasi dalam aparatur pemerintahan pusat dan daerah belum dapat menunjang proses pengambilan keputusan secara optimal, serta dapat mempercepat pengurangan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam penyelenggaraan pemerintahan.

1.6.2 Kondisi yang Diharapkan

Kondisi aparatur negara yang diharapkan, sesuai dengan arah kebijakan dalam RPJMD secara rinci dijabarkan sebagai berikut:

1. Pelayanan Bidang Transportasi

Sesuai dengan Visi Dinas Perhubungan Provinsi Riau sebagaimana yang tertuang didalam Rencana Strategis Dinas Perhubungan Provinsi Riau, Visi pembangunan Pemerintah Provinsi Riau untuk urusan perhubungan adalah Terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, terintegrasi dan berkelanjutan yang mendukung Visi Riau 2020.

Pelayanan transportasi yang handal, berkelanjutan dan terintegrasi diindikasikan oleh penyelenggaraan transportasi yang aman (security), selamat (safety), nyaman (confortable), tepat waktu (punctuality), terintegrasi, terpelihara, mencukupi kebutuhan, menjangkau seluruh wilayah Provinsi Riau serta mampu mendukung pemerataan pembangunan daerah dalam mendukung Visi Riau.

(26)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 21

2. Anggaran

Terpenuhinya anggaran yang mampu mencukupi kebutuhan minimal yang akan dicapai selama kurun waktu selama tahun 2014-2019. Mencermati proyeksi besaran pagu indikatif sebagaimana ditetapkan didalam RPJMD Provinsi Riau tahun 2014-2019, alokasi pagu indikatif yang ditetapkan selama 5 (lima) tahun masih jauh dari kebutuhan terutama mengingat pada tahun 2015 Provinsi Riau menargetkan dimulainya pembangunan kereta api serta pemenuhan program merangkai pulau termasuk diantaranya rencana pembangunan bandara baru pengganti bandara SSK II Pekanbaru. dalam pelaksanaan program pembangunan sektor perhubungan untuk pemeliharaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana yang ada saat ini, sehingga dijumpai beberapa kondisi sarana dan prasarana yang kurang mendapatkan perawatan, terutama transportasi jalan, sarana dan prasarana perkeretaapian, sarana ASDP serta sarana transportasi laut, udara.

3. Sumber Daya Manusia Aparatur

a. Komposisi, jumlah dan distribusi pegawai yang rasional, etika, moral, disiplin yang tinggi, netral, kompetensi dan kemampuan profesional sesuai dengan tantangan zaman serta produktivitas yang tinggi dan tingkat penghasilan yang wajar sesuai dengan peran, tugas, tanggung jawab, kinerja, dan biaya hidup.

b. Tingkat penghasilan yang proporsional sesuai dengan peran, tugas, tanggung jawab dan kinerja, sehingga PNS mampu menopang kehidupan keluarga mereka baik pada masa aktif maupun setelah pensiun.

(27)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 22

d. Distribusi penempatan pegawai menurut wilayah yang proporsional, dan dapat dipenuhi oleh daerah sesuai kewenangan, kebutuhan, dan kemampuan Keuangan daerah.

e. Gambaran mengenai jenis dan persyaratan kompetensi aparatur, pola karir, serta sistem penghargaan dan sanksi yang jelas; perencanaan karir yang mantap dengan memperhatikan kemampuan baik manajerial, teknis maupun fungsional, serta kinerja dan produktivitas.

f. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program diklat serta kurikulum diklat yang mantap, dukungan Fasilitator/Tenaga Didik yang sesuai dengan kebutuhan kualitas dan kuantitas serta pemanfaatan alumni Diklat Teknis Perhubungan.

4. Pengawasan dan akuntabilitas

Sistem dan proses pengawasan (internal dan eksternal) terkoordinasi dengan baik, transparan, dan menjamin adanya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih.

5. Pelayanan publik

Manajemen pelayanan publik dilandasi dan menerapkan secara konsisten prinsip-prinsip pelayanan prima dan mengedepankan sikap melayani serta bersih dari unsur KKN melalui sistem akuntabilitas dalam pelayanan publik. Evaluasi kinerja pelayanan publik penting dilakukan untuk peningkatan kualitas pelayanan publik.

1.7 SISTEMATIKA PELAPORAN

(28)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 23

Kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 berpedoman pada peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengganti Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:

Bab I-Pendahuluan

Menjelaskan secara ringkas latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan, tugas pokok dan fungsi, struktur organisasi, data kepegawaian Dinas Perhubungan Provinsi Riau dan sistematika penulisan:

Bab II-Perencanaan Kinerja

Pada bab ini diuraikan ringkasan ikhtisar perjanjian kinerja (PK) tahun 2016 pada Dinas Perhubungan Provinsi Riau.

Bab III-Akuntabilitas Kinerja Tahun 2016

1. Capaian kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016

Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategi organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut:

a. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;

b. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;

(29)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 24

d. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional yang ada;

e. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan;

f. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;

g. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

2. Realisasi Anggaran

Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV-Penutup

(30)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 25

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 RENCANA STRATEGIS

Perencanaan jangka menengah Dinas Perhubungan Provinsi Riau tertuang dalam Renstra Tahun 2015-2019 yang didalamnya terdapat visi, misi, tujuan, sasaran dan indicator yang akan dicapai dalam jangka waktu lima tahun.

2.1.1 Visi dan Misi

Dalam upaya mendukung pencapaian visi pemerintah Provinsi Riau dan sebagai upaya mewujudkan arah, peran dan

kewenangan serta tugas pokok dan fungsi Dinas Perhubungan Provinsi Riau , maka Dinas Perhubungan Provinsi Riau

menetepkan visi yaitu: ‘’ Terwujudnya pelayanan

transportasi yang handal, terintegrasi dan berkelanjutan

yang mendukung Visi Riau 2020”.

Dalam upaya pencapaian visi Dinas Perhubungan Provinsi Riau tersebut, Dinas Perhubungan Provinsi Riau menetapkan 5 (lima) misi yang akan dilaksanakan, yaitu:

1. Meningkatkan kinerja pelayanan transportasi yang handal, berkelanjutan dan terintegrasi;

2. Meningkatkan keselamatan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi;

3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan

konektivitas antar wilayah;

4. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perhubungan;

(31)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 26

2.1.2 Tujuan, Sasaran dan Indikator

1. Tujuan

Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi harus dapat menunjukkan suatu kondisi yang akan dicapai di masa mendatang. Tujuan akan mengarahkan perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan misi.

Adapun tujuan pembangunan urusan perhubungan yang diselenggarakan oleh Dinas Perhubungan Provinsi Riau adalah mewujudkan penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien, aman, nyaman, tertib, berkelanjutan dan terintegrasi yang didukung oleh ketersediaan sarana, prasarana dan layanan transportasi, penegakan hukum yang konsisten serta kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang handal.

2. Sasaran

Sasaran pembangunan urusan perhubungan berdasarkan visi, misi dan tujuan pembangunan adalah sebagai berikut.

a. Sasaran dan Indikator Misi Pertama

Meningkatkan kinerja pelayanan transportasi yang

handal, terintegrasi dan berkelanjutan, adalah:

(32)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 27

kemampuan pembangunan infrastruktur transportasi, rehabilitasi.

Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di Provinsi Riau, perlu diupayakan peningkatan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, khususnya di daerah pesisir dan kepulauan, melalui pembangunan infrastruktur, rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi serta layanan transportasi keperintisan.

Indikator keberhasilan dari misi ini adalah: prosentase keikiutsertaan kabupaten/kota dalam WTN, prosentase ketersediaan AKDP di Provinsi Riau.

b. Sasaran dan Indikator Misi Kedua

Meningkatkan keselamatan transportasi dalam upaya

peningkatan pelayanan jasa transportasi, adalah: Dalam upaya mengurangi/menurunkan tingkat kecelakaan dan pelanggaran norma, standar, prosedur di sektor transportasi Pemerintah Provinsi Riau terus berupaya secara bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to accident. Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada penyediaan fasilitas keselamatan namun juga melalui pemeliharaan fasilitas keselamatan yang ada sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

(33)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 28

c. Sasaran dan Indikator Misi Ketiga

Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap

pelayanan jasa transportasi untuk mendukung

pengembangan konektivitas antar wilayah, adalah: Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di kawasan pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang menjadi tanggungjawab Pemerintah Provinsi Riau. Selain itu guna memperlancar mobilitas manusia khususnya di wilayah hinterland Kota Pekanbaru sebagai Ibu Kota Provinsi Riau, perlu didukung pola transportasi mikro melalui aglomerasi sistem angkutan umum massal yang berbasis kendaraan bus konvensional maupun kedepan akan dikembangkan lebih lanjut melalui implementasi Riau Railway.

Indikator keberhasilan dari misi ini adalah prosentase ketersediaan dermaga/pelabuhan ASDP, prosentase ketersediaan prasarana transportasi udara (Bandara SSK II, Bandara Japura dan Bandara Tuanku Tambusai)

d. Sasaran Misi Keempat

Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM)

perhubungan, adalah:

Peningkatan kapasitas dan reformasi di bidang SDM perhubungan diarahkan kepada pembentukan kompetensi dan profesionalisme insan perhubungan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki wawasan global dengan tetap mempertahankan jatidirinya sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(34)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 29

sektor Perhubungan memiliki kompetensi di bidang Perhubungan.

e. Sasaran Misi Kelima

Penegakan peraturan di bidang perhubungan secara

konsisten, adalah:

Penegakan hukum dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peran serta instansi penegak hukum lainnya dengan tetap mengedepankan upaya preventif dan edukasi kepada masyarakat.

Indikator keberhasilan dari misi ini adalah prosentase kendaraan umum laik jalan di Provinsi Riau, prosentase penurunan tingkat pelanggaran lalu lintas.

2.1.3 Strategi dan Kebijakan

(35)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 30

Tabel 2.1

Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dalam Pencapapaian Visi Dinas Perhubungan Provinsi Riau

Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

Misi I Meningkatkan Kinerja Pelayanan Transportasi Yang Handal, Berkelanjutan dan Terintegrasi

Misi II Meningkatkan keselamatan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi

Misi III Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah

Meningkatkan

Misi IV : Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) perhubungan

Meningkatkan

Misi V : Penegakan peraturan di bidang perhubungan secara konsisten

Meningkatkan

Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa instansi pemerintah ataupun dalam rangka kerjasama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu.

(36)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 31

Perhubungan Provinsi Riau secara keseluruhan ada sebanyak 13 (tiga belas) program sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tabel Program Dinas Perhubungan Provinsi Riau

No Kode

Program Program

1 00.00.01 Program pelayanan administrasi perkantoran

2 00.00.02 Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur 3 00.00.03 Program peningkatan disiplin aparatur

4 00.00.05 Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur

5 00.00.06

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan

6 1.02.09.15

Program pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan

7 1.02.09.16

Program rehabilitasi dan pemeliharaan prasarana dan fasilitas perhubungan

8 1.02.09.17 Program peningkatan pelayanan angkutan Umum 9 1.02.09.18

Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan

10 1.02.09.19 Program peningkatan dan pengamanan lalu lintas 11 1.02.09.20

Program peningkatan kelaikan pengoperasian kendaraan Bermotor

12 1.02.09.21 Program pengembangan sarana penunjang transportasi 13 03.00.01.15 Program Data/Informasi

2.2 PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2016

Tahun 2016 merupakan tahapan ke-2 pada rangkaian pembangunan jangka menengah tahun 2014-2019. Prioritas dan sasaran pembangunan Provinsi Riau tahun 2016 ditujukan untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Perencanaan pembangunan berdasarkan kerangka kebijakan pembangunan jangka menengah 2014-2019 yang telah ditetapkan, maka kebijakan pembangunan tahunan daerah yang dituangkan dalam dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Riau, harus tetap memperhatikan konsistensi dan sinkronisasi terhadap kerangka kebijakan pembangunan jangka menengah 2014-2019.

(37)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 32

Sub Sektor Perhubungan Darat

1. Meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas di jalan Nasional di wilayah Provinsi Riau;

2. Masih adanya wilayah yang belum terakomodir oleh angkutan jalan terutama trayek angkutann bus perintis serta bus sekolah; 3. Belum optimalnya pengembangan sistem angkutan umum massal; 4. Potensi beberapa sungai (Sungai Siak, Sungai Rokan, Sungai Kampar dan Sungai Indragiri) belum termanfaatkan secara maksimal untuk angkutan Inland Water Ways;

5. Peningkatan konektivitas transportasi penyeberangan dalam rangka mewujudkan program merangkai pulau di pulau-pulau terluar;

6. Pembentukan tim percepatan pembangunan kereta api di Provinsi Riau melalui Surat Keputusan Gubernur Riau Nomor: Kpts.360/V/2015 tentang pembentukan tim percepatan pembangunan kereta api di Provinsi Riau;

7. Trase kereta api di Kota Dumai bersinggung dengan lokasi satuan radar TNI AU di Dumai.

Sub Sektor Perhubungan Laut

1. Lanjutan pembangunan Pelabuhan Buton Kabupaten Siak terkendala dengan belum dibangunnya fasilitas sisi darat;

2. Belum berfungsinya pelabuhan penumpang Dumai disebabkan belum adanya bangunan sisi darat;

3. Dukungan akses jalan menuju Pelabuhan Kuala Enok;

4. Pembangunan sisi darat pelabuuhan Selat Panjang dan Pelabuhan Bagan Siapiapi;

5. Terjadi over capacity dan lamanya waktu penanganan muatan kapal dikarenakan dwelling time mencapai waktu lebih dari 3 hari; 6. Belum optimalnya fungsi pelabuhan penumpang Bandar Seribu

Kubah di Rokan Hilir;

(38)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 33

mengandalkan alur pelayaran Selat Rupat bagian selatan, hal ini menyebabkan tingginya arus lalu lintas pelayaran sehingga meningkatkan resiko kecelakan kapal.

Sub Sektor Perhubungan Udara

1. Belum dipindahkannya Instrument Landing System (ILS) OLEH pt. Angkasa Pura II dan pihak Air Navigasi Indonesia (LPPNPI) di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru; 2. Belum optimalnya pengoperasian Bandara Tempuling di

Kabupaten Indragiri Hilir;

3. Terdapat 2 (dua) Bandara yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan, yaitu Bandara Pasir Pangaraian dan Bandara Japura. Namun sampai saat ini baru difungsikan hanya untuk pesawat-pesawat latih Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STIP);

4. Pengoptimalan fungsi Bandara Pinang Kampai di Kota Dumai yang memiliki runway 1800 meter x 30 meter.

2.3 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

(39)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 34

Tabel 2.3

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

1 Terpenuhinya kuantitas dan phb darat, laut, maupun udara yang terpenuhi secara kualitas

Sumber: PK Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016

Program yang terdapat dalam lampiran perjanjian kinerja Tahun 2016 tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Program dan Anggaran Tahun 2016

Program Anggaran Keterangan

I

Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran Rp4.363.849.600,00 APBD II

Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur Rp2.705.085.418,00 APBD III

Program Peningkatan Disiplin Aparatur Rp366.932.000,00 APBD

IV

Program Peningkatan Kapasitas Sumber

Daya Aparatur Rp643.699.000,00 APBD V Program Peningkatan Pengembangan

Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Rp616.772.000,00 APBD

VI

Program Pembangunan Prasarana dan

(40)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 35

VII

Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan

Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Rp1.397.255.000,00 APBD VIII

Program Peningkatan Pelayanan

Angkutan Umum Rp666.431.000,00 APBD IX

Program Peningkatan dan Pengamanan

Lalu Lintas Rp2.321.950.000,00 APBD X

Program Peningkatan Kelaikan

Pengoperasian Kendaraan Bermotor Rp1.318.487.500,00 APBD XI

Program Pengembangan Sarana

Penunjang Transportasi Rp850.657.400,00 APBD

(41)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 36

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau merupakan perwujudan dari pelaksanaan kewajiban Dinas Perhubungan Provinsi Riau dalam mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan kinerja pelayanan transportasi sesuai misi dalam Rencana Strategi Dinas Perhubungan Provinsi Riau yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2014-2019.

Keberhasilan/kegagalan kinerja tersebut diukur berdasarkan pencapaian sasaran strategi yang berpengaruh terhadap pencapaian visi misi dan tujuan (goal) yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan jangka menengah.

3.1 PENGUKURAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2016

Akuntabilitas adalah suatu wujud pertanggungjawaban dari suatu instansi Pemerintah atas kegiatan yang telah dilaksanakan dalam waktu satu tahun yang disusun melalui media pelaporan. Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 disusun dalam rangka mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan, sasaran, kebijakan, program, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Provinsi Riau Tahun 2014 - 2019.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016 menyajikan data capaian kinerja setiap sasaran yang tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan (Rencana Kerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau Tahun 2016).

(42)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 37

digunakan untuk mengukur kinerja setiap kegiatan meliputi Indikator Masukan (Input), Keluaran (Output) dan Hasil (Outcome).

Penetapan indikator kinerja pada tingkat sasaran dan kegiatan merupakan prasyarat bagi pengukuran kinerja. Kriteria yang dipakai adalah target kinerja yang ditetapkan pada awal tahun melalui Perencanaan Kinerja (Performance Plan). Selanjutnya pada akhir Tahun 2016 target kinerja tersebut dibandingkan dengan realisasinya, sehingga diketahui celah kinerja (Performance Gap). Selanjutnya selisih yang timbul akan dianalisis guna menetapkan strategi untuk peningkatan kinerja di masa datang (Performance Improvement).

Pada Tahun Anggaran 2016 Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Perhubungan Provinsi Riau mendapat alokasi anggaran Pembangunan Perhubungan sebesar Rp. 38.013.798.122,- (Pagu Perubahan) yang terdiri atas Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung dengan Realisasi anggaran sebesar Rp. 36.098.030.807,-.

Seluruh anggaran tersebut diatas digunakan untuk mencapai 4 (Empat) sasaran dari 4 (Empat) sasaran pembangunan Perhubungan yang tercantum dalam Penyempurnaan Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Perhubungan Provinsi Riau periode 2014-2019 4 (Empat) sasaran tersebut adalah:

1. Terpenuhinya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perhubungan.

2. Terkendalinya kegiatan operasional perhubungan.

3. Terpenuhinya sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi di bidang perhubungan.

(43)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 38

Tabel 3.1

Capaian Indikator Kinerja Tahun 2016 di Lingkungan Dinas Perhubungan Provinsi Riau

Sasaran Jenis Pengadaan Target Realisasi Tingkat

Capaian Terpenuhinya

kualitas dan

kuantitas sarana dan prasarana

(44)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 39

3.2 PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015 DAN TAHUN 2016

Hasil pengukuran indikator kinerja terhadap target dan realisasi tahun 2015 dan tahun 2016 sebagai berikut:

Tabel.3.2

Perbandingan Target dan Realisasi Sasaran Kinerja

Tahun 2015-2016

Berdasarkan table target dan realisasi sasaran dan indikator tersebut, bahwa realisasi tahun 2016 rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi tahun 2015.

3.3 KINERJA KEUANGAN TAHUN 2016

Dalam rangka melaksanakan program kegiatan pengembangan dan peningkatan sarana dan prasarana fasilitas perhubungan untuk mencapai pelayanan transportasi yang handal melalui sistem manajemen transportasi berbasis prestasi kerja. Pada tahun 2015 Dinas Perhubungan Provinsi Riau didukung anggran belanja daerah dengan realisasi sebagai berikut:

Rambu Rambu Tiang F 308 308 100% 212 212 100% Delineator Marka Jalan 678 unit 678 unit 100% 2,085 m 2,085 m 100% LPJU Tenaga Surya Paku Jalan Bulat 8 unit 8 unit 100% 200 200 100%

SBNP - 1 paket 1 paket 100% - -

-LPJU Tenaga Surya - 7 unit 7 unit 100% - - -Terkendalinya kegiatan operasional

perhubungan 5 Kab/Kota 5 Kab/Kota 100% 5 Kab/Kota 6 Kab/Kota 90% Terpenuhinya sumber daya

(45)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

1 Rapat-rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah 1.281.905.600,00 1.232.701.307,00 96,16 95,80 7,40 2 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 22.000.000,00 21.849.510,00 99,32 80,90 0,11 3 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik 650.900.000,00 575.646.035,00 88,44 100,00 3,92 4 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor 400.000.000,00 380.223.550,00 95,06 100,00 2,41 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor 232.637.000,00 231.559.900,00 99,54 100,00 1,40 6 Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan 260.435.000,00 258.992.948,00 99,45 100,00 1,57 7 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan

Bangunan Kantor 50.000.000,00 49.998.700,00 100,00 100,00 0,30 8 Penyediaan Makanan Dan Minuman 209.000.000,00 208.477.350,00 99,75 100,00 1,26 9 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor 247.200.000,00 243.427.200,00 98,47 100,00 1,49 10 Penyediaan Jasa Sosialisasi, Informasi, Publikasi Dan

Kehumasan SKPD 335.382.000,00 283.635.050,00 84,57 89,86 1,82 11 Penyediaan Jasa Keamanan Untuk Pelabuhan Penyeberangan

Dumai Dan Tanjung Kapal 485.090.000,00 432.287.000,00 89,11 100,00 2,92 12 Penyediaan Jasa Keamanan Untuk Pelabuhan Penyeberangan

Mengkapan Dan Kampung Balak 189.300.000,00 184.470.000,00 97,45 100,00 1,14

P Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

13 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 343.105.418,00 337.651.000,00 98,41 100,00 2,07 14 Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 1.042.200.000,00 1.027.827.000,00 98,62 100,00 6,28 15 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor 250.400.000,00 248.723.000,00 99,33 100,00 1,51 16 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional 904.580.000,00 857.791.005,00 94,83 100,00 5,45 17 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan Gedung Kantor 164.800.000,00 164.797.300,00 100,00 100,00 0,99

P Program Peningkatan Disiplin Aparatur

18 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Kelengkapannya 137.634.000,00 137.320.000,00 99,77 100,00 0,83 19 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan 49.998.000,00 49.930.000,00 99,86 100,00 0,30 20 Pembinaan Fisik Dan Mental Aparatur 179.300.000,00 173.579.100,00 96,81 100,00 1,08

P Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

21 Pendidikan Dan Pelatihan Formal 490.992.000,00 473.297.755,00 96,40 100,00 2,96 22 Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan 152.707.000,00 147.155.925,00 96,36 100,00 0,92

P Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Dan Keuangan

23 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja Dan Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD 96.104.000,00 92.694.000,00 96,45 100,00 0,58 24 Penyusunan Rencana Kerja SKPD 188.304.000,00 170.055.900,00 90,31 95,00 1,08 25 Rapat Koordinasi Pada Setiap SKPD 249.008.000,00 226.091.135,00 90,80 100,00 1,50 26 Pameran (RIAU EXPO Dan NAKERTRAN EXPO Di Jakarta) 83.356.000,00 76.254.450,00 91,48 100,00 0,50

NO Program Kegiatan Jumlah Anggaran

Realisasi

(46)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 41

P Program Pembangunan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan

27 Pengendaliian, Pengawasan, Evaluasi Dan Pelaporan

Kegiatan Dinas Perhubungan Provinsi Riau 149.530.000,00 149.115.500,00 99,72 100,00 0,90 28 Pemeliharaan Fasilitas LLAJ Se Provinsi Riau 200.000.000,00 194.560.000,00 97,28 100,00 1,21 29 Pelaksanaan Pengawasan Dan Pengendalian Bandara Khusus

Heliped Dan KKOP 150.000.000,00 149.210.200,00 99,47 100,00 0,90 30 Pembinaan Dan PengawasanFasilitas Pelabuhan Laut 255.220.000,00 251.791.250,00 98,66 100,00 1,54 31 Pembinaan Dan Pengawasan Operasional Jembatan Timbang 282.360.000,00 280.680.000,00 99,41 100,00 1,70 32 Pembinaan Dan Pengawasan Perusahaan Penunjang

Angkutan Laut 176.652.000,00 173.262.750,00 98,08 100,00 1,07 33 Pembinaan Dan Pengawasan Keselamatan Pelayaran 121.082.000,00 119.720.000,00 98,88 100,00 0,73

P Program Rehabilitasi Dan Pemeliharaan Prasarana Dan Fasilitas Perhubungan

34 Rehabilitasi Pelabuhan Laut 4.615.000,00 4.615.000,00 100,00 100,00 0,03 35 Pemeliharaan Dermaga Penyeberangan Mengkapan Dan

Kampung Balak 160.300.000,00 159.210.000,00 99,32 100,00 0,97 36 Pemeliharaan Pelabuhan Penyeberangan Dumai Dan Tanjung

Kapal 293.320.000,00 284.341.700,00 96,94 100,00 1,77 37 Pembinaan Dan Pengawasan Operasional Pelabuhan

Penyeberangan Wilayah I 205.000.000,00 200.517.500,00 97,81 100,00 1,24 38 Pembinaan Dan Pengawasan Operasional Pelabuhan

Penyeberangan Wilayah II 215.570.000,00 215.209.420,00 99,83 100,00 1,30 39 Pelayanan Angkutan Penyeberangan Wilayah I 221.650.000,00 220.879.000,00 99,65 100,00 1,34 40 Pelayanan Angkutan Penyeberangan Wilayah II 296.800.000,00 296.118.000,00 99,77 100,00 1,79 41 Pengadaan SBNP Di Pelabuhan Parit 21 Tembilahan - -

-P Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum

42 Kegiatan Pemilihan Dan Pemberian Penghargaan Sopir/Juru

Mudi/Awak Kendaraan Angkutan Umum Teladan 123.635.000,00 113.165.550,00 91,53 100,00 0,75 43 Monitoring Dan Evaluasi Angkutan Lebaran, Natal Dan Tahun

Baru 354.883.000,00 337.664.871,00 95,15 100,00 2,14 44 Wahana Tata Nugraha (WTN) 187.913.000,00 130.370.000,00 69,38 90,00 1,02

P Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan

45 Pembangunan Halte Bus Trans Metro Pekanbaru - - -46 Pembangunan Rumah Dinas Pejabat Pelabuhan

Penyeberangan T.50 (esl.3) - -

-P Program Peningkatan Dan Pengamanan Lalu Lintas

47 Pengadaan Rambu-rambu Lalu Lintas 614.100.000,00 577.223.952,00 94,00 100,00 3,70 48 Pengadaan Marka Jalan 707.850.000,00 574.727.000,00 81,19 100,00 4,27 49 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan

Sorek-Teluk Meranti 200.000.000,00 188.909.000,00 94,45 100,00 1,21 50 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan

Pangkalan Kasai - Lubuk Kandis 200.000.000,00 191.248.000,00 95,62 100,00 1,21 51 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan

Taluk Kuantan - Cerenti 200.000.000,00 197.949.000,00 98,97 100,00 1,21 52 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan

Peranap - Sp. Japura 200.000.000,00 197.355.000,00 98,68 100,00 1,21 53 Pengadaan Dan Pemasangan Fasilitas LLAJ Pada Ruas Jalan

Provinsi Dalam Kota Pekanbaru 200.000.000,00 197.168.000,00 98,58 100,00 1,21

P Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

54 Pelaksanaan Uji Petik Kendaraan Bermotor 1.318.487.500,00 1.288.757.060,00 97,75 100,00 7,95

P Program Pengembangan Sarana Penunjang Transportasi

55 Penyusunan Rencana Induk Perkeretaapian (RIP) Provinsi

Riau - -

-56 Studi Angkutan Laut Perintis Di Provinsi Riau - - -57 Perencanaan Pelabuhan Rakyat Di Provinsi Riau - - -58 Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Pembangunan Kereta 314.671.000,00 286.079.640,00 90,91 100,00 1,90 59 Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Kuala Gaung 2.832.400,00 2.832.400,00 100,00 100,00 0,02 60 Penyusunan Dokumen UKL-UPL Pelabuhan Mandah 7.046.000,00 7.046.000,00 100,00 100,00 0,04 61 DED Mooring Dolphin Pelabuhan Parit 21 Tembilahan 148.420.000,00 145.003.000,00 97,70 100,00 0,89 62 Forum LLAJ Dan RSPA Provinsi Riau 264.568.000,00 260.946.900,00 98,63 100,00 1,60 63 Survey Inventarisasi Jalan Khusus Di Provinsi Riau 113.120.000,00 108.968.830,00 96,33 100,00 0,68

(47)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 42

BAB IV

PENUTUP

4.1 TINJAUAN UMUM KEBERHASILAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban Dinas Perhubungan Provinsi Riau terkait dengan penyelenggaraan pemerintah pada tahun 2016 sebagai bahan pengambilan keputusan dalam perencanaan tahun berikutnya. Dari hasil evaluasi terhadap kinerja Dinas Perhubungan Provinsi Riau dapat disimpulkan bahwa rata-rata Indikator Kinerja Utama pada tiap-tiap sasaran pada tiap-tiap tujuan yang ditetapkan dikategorikan baik, dengan nilai rata-rata sebesar 97,5% berdasarkan nilai standar penilaian skala ordinal sebagai komitmen kinerja.

Berdasarkan uraian capaian kinerja sasaran yang merupakan capaian kinerja dari pengukuran indikator kinerja utama atau indikator kinerja sasaran Dinas Perhubungan Provinsi Riau tahun 2014-2019, yang merupakan capaian sasaran pada setiap tujuan tahun 2016 dalam mencapai Misi dan Visi Dinas Perhubungan Provinsi Riau, dapat diuraikan pada tabel 3.1

Pada tahun 2016 beberapa keberhasilan yang dicapai Dinas Perhubungan Provinsi Riau antara lain:

1. Keikutsertaan kebupaten/kota dalam WTN makin meningkat, pada tahun 2015 terdapat 4 (empat) kabupaten/kota yang mendapatkan penghargaan piala WTN dan pada tahun 2016 dapat ditingkatkan menjadi 6 (enam) kabupaten/kota. Sehingga pada tahun 2016 Pemerintah Provinsi Riau mendapatkan penghargaan WTN untuk yang ketiga kalinya dari Pemerintah Pusat yang penyerahannya langsung dilakukan Presiden Republik Indonesia kepada Gubernur Riau. Sehingga diharapkan nantinya transportasi publik di Riau semakin baik; 2. Prosentase ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan (rambu,

(48)

Dinas Perhubungan Provinsi Riau

LKjIP Tahun 2016 43

ditargetkan. Sehingga diharapkan ketercapaian ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan di jalan Provinsi semakin baik dan segera terpenuhi, yang berdampak pada keselamatan bagi pengguna jalan yang semakin meningkat pula;

3. Pembangunan dalam rangka peningkatan penyediaan dermaga/pelabuhan ASDP di Riau juga mengalami peningkatan, hal ini tentu dapat meningkatkan pelayanan transportasi ASDP khususnya di daerah terpencil yang hanya dijangkau oleh angkutan perairan di Danau atau di Sungai;

Melihat capaian dan kategori penilaian , baik kinerja sasaran maupun kinerja kegiatan menunjukkan kinerja yang sangat baik, hal tersebut menunjukkan keberhasilan Dinas Perhubungan Provinsi Riau dalam melaksanakan seluruh urusan Pemerintah Riau di bidang Perhubungan , dan menjadikan Dinas Perhubungan Provinsi Riau merupakan sektor transportasi yang strategis dalam kerangka menunjang pembangunan daerah Riau khususnya pembangunan di sektor Perhubungan.

4.2 PERMASALAHAN YANG BERKAITAN DENGAN PENCAPAIAN

KINERJA

Secara umum tidak terdapat permasalahan dalam pencapaian kinerja yang mempengaruhi program pembangunan maupun program kegiatan. Namun kami menyadari bahwa segala upaya untuk pencapaian kinerja yang lebih baik sekecil apapun selalu mendapatkan hambatan dan pelaksanaannya tidak sempurna sesuai dengan harapan. Hal ini akan berakibat terjadinya keterlambatan dalam pencapaian visi dan misi serta implementasinya di dalam Rencana Strategis yang telah ditetapkan. Beberapa kendala dan hambatan tersebut antara lain adalah:

Gambar

Tabel 2.1 Keterkaitan Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan Dalam
Tabel Program Dinas Perhubungan Provinsi Riau
Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2016
Tabel 3.1
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan dan model pengembangan menggunakan Define, Design, Develop, Deseminate (4-D). Subjek dalam penelitian ini

Tugas Pokok Kantor Pendapatan Daerah Kota Pematangsiantar menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di bidang Perpajakan, Retribusi, dan Pendapatan Asli Daerah lainnya yang berada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mengetahui kemampuan SDM kearsipan dan mengetahui pelestarian arsip statis yang ada di Badan Arsip Dan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini, yaitu: menguji apakah fungsi transisi LSTAR sesuai untuk meramalkan return harga saham Bank Mandiri, menentukan model

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Bank Ina Perdana pada tanggal 31

penilaian hasil belajar teknik olah tubuh yang diaplikasikan pada gerak tari piring.. terhadap kualitas gerak belajar siswa secara individu dan observasi hasil

Akta yang dibuat di hadapan notaris bentuk dan formatnya telah ditentukan oleh undang-undang jabatan notaris, yang memuat identitas para pihak atau bagi para penghadap,

Saran yang dapat diberikan peneliti, yaitu (1) guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model investigasi kelompok dengan media berita dalam surat kabar